Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
11
Ind
p
pedoman penyusunan
dokumen akreditasi
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi
FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP). Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk
memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan persiapan
akreditasi baik oleh pendamping maupun pelaksana akreditasi FKTP.
Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan
seluruh kegiatan pelayanan melalui dokumentasi dan penelusuran,
karena pada prinsip akreditasi, seluruh kegiatan harus tertulis dan apa
yang tertulis harus dikerjakan dengan sesuai. Buku ini berisi contohcontoh dokumen yang dapat digunakan dalam menyusun dokumen
akreditasi.
Pada kesempatan ini perkenanan saya menyampaikan ucapan
terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam
proses penyusunan Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi FKTP.
Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah pembaca
dalam menyiapkan dokumen akreditasi FKTP.
Jakarta,
Desember 2014
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................
iii
BAB I.
Pendahuluan .............................................................
BAB II.
6
6
8
12
15
18
21
25
41
43
44
LAMPIRAN
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama merupakan upaya
peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui
membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat, dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi
standar akreditasi yang ditetapkan dan peraturan perundangan serta
pedoman yang berlaku.
Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu, sistem
pelayanan, perlu disusun pengaturan-pengaturan (regulasi) internal
yang menjadi dasar dalam pelaksanaan upaya kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama, baik upaya kesehatan masyarakat
maupun upaya kesehatan perorangan. Regulasi internal tersebut
berupa kebijakan, pedoman, standar prosedur operasional (SPO)
dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan
pedoman-pedoman eksternal yang berlaku. Untuk memudahkan dalam
mempersiapkan regulasi internal tersbut, maka perlu disusun Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan di FKTP serta sistem
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas perlu
dibakukan berdasarkan regulasi internal. Regulasi internal ini disusun
dalam bentuk dokumen akreditasi yang harus dipersiapkan oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama mandiri untuk memenuhi standar
akreditasi.
Penyusunan regulasi internal, perlu didukung regulasi eksternal
yang berupa peraturan perundangan dan pedoman-pedoman
yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi profesi,
yang merupakan acuan bagi Puskesmas dalam menyelenggarakan
manajemen Puskesmas, upaya kesehatan masyarakat, dan upaya
kesehatan perorangan. Dokumen-dokumen tersebut sebaiknya
ada di Puskesmas/Klinik, dan merupakan dokumen eksternal yang
dikendalikan, meskipun dokumen eksternal tersebut tidak merupakan
persyaratan dalam penilaian akreditasi.
Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan di Puskesmas dapat
dibedakan sebagai berikut :
1.
Dokumen Di Puskesmas
A.
2).
3).
Pedoman/manual mutu,
4).
Pedoman/panduan
manajemen
5).
tehnis
yang
Pelayanan
terkait
dengan
B.
C.
2.
6).
7).
Penyelenggaraan
Puskesmas :
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
1).
2).
3).
4).
5).
2).
3).
4).
b.
Rencana tahunan
c.
d.
Pedoman/panduan mutu
e.
f.
Panduan-panduan teknis
g.
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A.
Kebijakan
Kebijakan adalah peraturan/keputusan yang ditetapkan oleh kepala
FKTP yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/panduan dan
standar prosedur operasional (SPO) yang memberikan kejelasan
langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama.
Penyusunan peraturan/surat keputusan tersebut harus
didasarkan pada peraturan perundangan, baik Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri atau pedomanpedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Peraturan/surat keputusan kepala FKTP dapat dituangkan dalam
pasal-pasal dalam keputusan tersebut atau merupakan lampiran
dari peraturan/keputusan.
Format Peraturan/ surat keputusan disusun sebagai berikut:
1.
Pembukaan :
a.
b.
c.
d.
Konsideran, meliputi:
1)
2.
3.
Diktum :
a.
b.
c.
Batang Tubuh :
a.
KEDUA
dst
b.
c.
d.
Kaki
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir
substansi
peraturan/keputusan
yang
memuat
penanda tangan penerapan peraturan/keputusan,
pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri atas
tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda
tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang
menanda tangani.
e.
Penandatanganan
Peraturan/Keputusan kepala FKTP ditandatangani oleh
kepala FKTP, dituliskan nama tanpa gelar.
f.
Lampiran peraturan/keputusan
1).
2).
Contoh :
Lampiran 1 : Contoh Surat Keputusan Tentang Kebijakan
Mutu dan Keselamatan Pasien
B.
Manual Mutu
Manual Mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang
konsisten ke dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen
8
Pendahuluan berisi :
a.
Latar belakang
b.
c.
Tujuan
d.
Pengendalian dokumen
2.
3.
4.
5.
6.
7.
a.
Persyaratan umum
b.
Pengendalian dokumen
c.
Pengendalian rekaman
Komitmen manajemen
b.
c.
Kebijakan mutu
d.
e.
f.
g.
Komunikasi internal
Tinjauan Manajemen :
a.
Umum
b.
Masukan tinjauan
c.
Luaran tinjauan
b.
8.
c.
Infrastruktur
d.
Lingkungan kerja
Penyelenggaraan pelayanan :
1)
b)
c)
d)
Penyelenggaraan upaya:
e)
Pengendalian
upaya
proses
penyelenggaraan
Umum
Kepuasan pelanggan
Audit internal
Analisis data
Peningkatan berkelanjutan
10
2)
Tindakan korektif
Tindakan preventif
b)
c)
d)
9.
Proses pembelian
pelanggan
Umum
Kepuasan pelanggan
Audit internal
Analisis data
Peningkatan berkelanjutan
Tindakan korektif
Tindakan preventif
11
10. Penutup
Lampiran (jika ada)
Contoh :
Lampiran 2 : Contoh Template Pedoman Mutu
C.
Pendahuluan
Sejalan dengan rencana stratejik Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas perlu menyusun rencana
kinerja lima tahunan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi,
misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas berdasarkan pada
analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, kepala Puskesmas
bersama seluruh jajaran karyawan yang bertugas di
Puskesmas melakukan analisis situasi yang meliputi analisis
pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi
pendorong maupun penghambat kinerja, sehingga dapat
menyusun program kerja lima tahunan yang dijabarkan
dalam kegiatan dan rencana anggaran.
2.
Pendahuluan
A.
B.
C.
Bab II.
Bab III.
Analisis Kinerja
A.
B.
B.
Bab IV.
jenis
Program Kerja dan kegiatan : berisi programprogram kerja yang akan dilakukan yang
meliputi antara lain :
1.
2.
3.
Penutup
Lampiran : matriks rencana kinerja lima tahunan
Puskesmas/ Klinik,
3.
Langkah-langkah Penyusunan
Tahunan Puskesmas/Klinik :
Rencana
Kinerja
lima
Lima
tahunan
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
b.
c.
d.
e.
14
5.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu
Kepala Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima
tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana tahunan
dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pencapaian Kegiatan.
D.
16
2.
Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat
dalam proses penyusunan RUK agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk
melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
b.
3.
2)
3)
Merumuskan masalah,
17
4)
b.
Penyusunan RUK
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya
wajib, pengembangan dan upaya khusus setempat
yang meliputi:
4.
1)
2)
3)
b.
c.
d.
e.
Pedoman/Panduan
Pedoman/panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman
merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
18
2.
3.
4.
5.
Pendahuluan
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
Uraian Jabatan
19
Nilai
dan
Tujuan
BAB VII
b.
BAB IX
Kegiatan Orientasi
BAB X
Pertemuan/Rapat
BAB XI
Pelaporan
1.
Laporan Harian
2.
Laporan Bulanan
3.
Laporan Tahunan
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan Pedoman
C.
D.
Batasan Operasional
E.
Landasan Hukum
STANDAR KETENAGAAN
A.
B.
Distribusi Ketenagaan
C.
STANDAR FASILITAS
A.
Denah Ruang
B.
Standar Fasilitas
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
20
PENUTUP
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATALAKSANA
BAB IV
DOKUMENTASI
Pendahuluan
b.
Latar belakang
c.
d.
e.
f.
Sasaran
g.
h.
i.
Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang
bersifat umum yang masih terkait dengan upaya/
kegiatan.
b.
Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau
alasan mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya
dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
22
c.
d.
e.
f.
Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik
dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/
kegiatan.
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu.
Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi SMART yaitu :
1)
2)
g.
3)
4)
5)
h.
G.
Peningkatan
Mutu
dan
2.
3.
Prosedur Penatalaksanaan
b.
Manfaat SPO
c.
d.
e.
f.
Format SPO.
1)
2)
27
1.
2.
3.
4.
Judul SPO.
:
:
:
:
Ditetapkan Oleh
Kepala
Puskesmas
Nama. NIP.
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Referensi
5. Prosedur/ Langkahlangkah
6. Unit terkait
Penjelasan :
Penulisan SPO yang harus tetap didalam tabel/
kotak adalah : nama Puskesmas dan logo,
judul SPO, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tandatangan Kepala Puskesmas, sedangkan
untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/
langkah- langkah, dan unit terkait boleh tidak
diberi kotak/ tabel.
g.
b).
Kotak
Puskesmas/Klinik
diberi
nama
Puskesmas dan Logo pemerintah daerah,
atau logo dan nama Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama.
29
c).
Isi SPO
Isi dari SPO minimal adalah sebagai berikut:
1).
2).
3).
4).
5).
6).
30
Diagram alir makro, menunjukkan kegiatankegiatan secara garis besar dari proses yang
ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu
symbol, yaitu simbol balok :
Awal kegiatan :
Akhir kegiatan :
31
Simbol Keputusan :
Ya
?
tidak
d).
e).
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
2)
3)
2)
3)
4)
5)
6)
Identifikasi
kebutuhan,
yakni
mengidentifikasi
apakah
kegiatan
yang dilakukan saat ini sudah memiliki
SPO atau belum, dan bila sudah agar
diidentifikasi apakah SPO masih efektif
atau tidak, jika belum apakah kegiatan
tersebut perlu disusun prosedurnya.
33
f).
2)
b)
c)
(2)
(3)
(4)
Penyusunan
SPO
dilakukan
dengan mengidentifikasi kebutuhan
SPO. Untuk SPO pelayanan
dan SPO administrasi, untuk
melakukan identifikasi kebutuhan
SPO bisa dilakukan dengan
menggambarkan proses bisnis
di unit kerja tersebut atau alur
kegiatan dari kerja yang dilakukan
di unit tersebut. Sedangkan untuk
SPO klinis, identifikasi kebutuhan
dilakukan dengan mengetahui pola
penyakit yang sering ditangani di
unit kerja tersebut. Dari identifikasi
kebutuhan SPO dapat diketahui
berapa banyak dan macam SPO
yang harus dibuat/disusun. Untuk
melakukan identifikasi kebutuhan
SPO dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan elemen penilaian
pada standar akreditasi, minimal
SPO-SPO apa saja yang harus
ada. SPO yang dipersyaratkan
di elemen penilaian adalah
SOP minimal yang harus ada di
Puskesmas/FKTP.
Sedangkan
identifikasi SPO dengan menggambarkan terlebih dahulu proses
bisnis di unit kerja adalah seluruh
35
g).
(6)
(7)
keberhasilan
1)
2)
36
3)
4)
Adanya
pemantauan
dan
kemajuan penyusunan SPO.
5)
pelaporan
Penomoran
SPO
maupun
dokumen
lainnya diatur pada kebijakan pengendalian
dokumen, dengan ketentuan:
6)
a)
b)
Puskesmas/FKTP
agar
membuat
kebijakan tentang pemberian nomor
untuk SPO sesuai dengan tata naskah
yang dijadikan pedoman,
c)
b)
37
c)
7)
b)
c)
d)
8)
9)
b)
c)
d)
Evaluasi SPO.
Evaluasi SPO dilakukan terhadap isi maupun
penerapan SPO.
a)
(1)
Susun urutan
dilakukan,
Lakukan uji-coba,
kerja
yang
harus
Ya
x 100 %
Ya+Tidak
(2)
(b)
(c)
(d)
Adanya perubahan
atau kebijakan baru,
organisasi
Contoh :
Lampiran 5 : Contoh SPO Injeksi Intra Muskuler
H.
41
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Penataan Dokumen.
Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi
Puskesmas/FKTP di kelompokan berdasarkan masing-masing
bab/kelompok pelayanan/UKM dengan diurutkan setiap urutan
kriteria dan elemen penilaian dan diberikan daftar secara
berurutan.
43
BAB IV
PENUTUP
Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah TULIS YANG
DIKERJAKAN DAN KERJAKAN YANG DITULIS, BISA DIBUKTIKAN
SERTA DAPAT DITELUSURI DENGAN BUKTINYA. Namun pada
penerapannya tidaklah semudah itu. Penyusunan kebijakan, pedoman/
panduan, standar prosedur operasional dan program selain diperlukan
komitmen kepala Puskesmas/FKTP, juga diperlukan staf yang mampu
dan mau menyusun pedoman dokumen akreditasi tersebut. Dengan
tersusunnya Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi
diharapkan dapat membantu FKTP dan fasilitator pendamping
akreditasi dalam menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
oleh standar akreditasi.
44
LAMPIRAN
45
46
Menimbang : a.
b.
1.
2.
3.
4.
Mengingat :
47
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu
Kedua
Ditetapkan di :
pada tanggal : 1 April 2014
KEPALA PUSKESMAS ABCD,
Nama
48
2.
3.
4.
b.
c.
d.
e.
5.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
b.
c.
d.
e.
f.
50
tata
nilai
g.
h.
i.
6.
Seluruh kegiatan
didokumentasikan.
mutu
dan
keselamatan
7.
8.
b.
c.
Pelayanan Farmasi
d.
51
pasien
harus
Latar belakang:
1.
2.
3.
B.
Profil organisasi
a.
b.
Visi organisasi
c.
Misi organisasi
d.
Struktur organisasi
e.
Motto
f.
Tata nilai
Kebijakan mutu:
a.
b.
Penyelenggaraan
Masyarakat:..dst
Upaya
Kesehatan
b.
Ruang Lingkup:
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan
ISO 9001:2008 dan standar akreditasi pukesmas, yang
meliputi: persyaratan umum system manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya,
52
D.
E.
Pelanggan
b.
Kepuasan pelanggan
c.
Pasien
d.
Koreksi
e.
Tindakan korektif
f.
Tindakan preventif
g.
Pedoman mutu
h.
Dokumen
i.
Rekaman
j.
Efektivitas
k.
Efisiensi
l.
Proses
m.
Sasaran mutu
53
II.
n.
Perencanaan mutu
o.
Kebijakan mutu
p.
Sarana
q.
Persyaratan umum:
Puskesmas X menetapkan, mendokumentasikan, memelihara system manajemen mutu sesuai dengan standar
akreditasi Puskesmas dan standar ISO 9001:2008. Sistem ini
disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan
pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya
puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi
kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayananan, kejelasan penanggung
jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan
pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar
kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap
rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanana, dan
verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang
dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan
yang berkesinambungan.
B.
Pengendalian dokumen:
1.
C.
Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen
mutu, penanggung jawab upaya, penanggung jawab
pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh
persyaratan yang ada pada manual mutu ini
2.
3.
Kebijakan mutu:
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada pelanggan,
memperhatikan
keselamatan
pelanggan,
dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan.
Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan
Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu
pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM
4.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
5.
6.
7.
Komunikasi internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop
(minilokakarya), pertemuan, diskusi, email, sms, memo dan
media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi
8.
Tinjauan Manajemen :
a.
b.
c.
D.
Hasil audit
Kinerja proses
E.
3.
4.
PenyelenggaraanUpaya
pelayanan Klinis:
1.
Kesehatan
Masyarakat
dan
b.
Penyelenggaraan UKM
c.
Masyarakat,
Kepuasan pelanggan
b)
Audit internal
c)
d)
2)
3)
Analisis data
4)
Peningkatan berkelanjutan
5)
Tindakan korektif
6)
Tindakan preventif
58
2.
III.
Pelayanan klinis:
a.
b.
c.
Peningkatan Mutu
Keselamatan Pasien:
Pelayanan
Klinis
1)
2)
Pengukuran
pencapaian
keselamatan pasien
3)
4)
5)
Penutup
Lampiran (jika ada)
59
dan
sasaran
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dengan memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
Masih tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi dan
prevalensi gizi kurang pada balita menjadi masalah di Kecamatan
ABCD, yang tidak dapat ditangani sendiri oleh sektor kesehatan,
melainkan perlu ditangani bersama dengan sektor di luar
kesehatan dan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan
sangat penting sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan juga sebagai berikut 1) Dari
hasil kajian ternyata 70% sumber daya pembangunan nasional
berasal kontribusi/partisipasi masyarakat; 2) Pemberdayaan
masyarakat/partisipasi masyarakat berazaskan gotong royong,
merupakan budaya masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan;
3) Perilaku masyarakat merupakan faktor penyebab utama,
terjadinya permasalahan kesehatan, oleh sebab itu masyarakat
sendirilah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan
pendampingan/bimbingan pemerintah; 4) Pemerintah mempunyai
keterbatasan sumber daya dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang semakin kompleks di masyarakat, sedangkan
masyarakat mempunyai potensi yang cukup besar untuk dapat
dimobilisasi dalam upaya pencegahan di wilayahnya; 5) Potensi
60
Tujuan
Meningkatnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) sehingga masyarakat mampu mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi secara mandiri dan menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
C.
Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua pemangku kepentingan
terkait untuk bekerjasama dalam pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di Kecamatan
ABCD
61
D.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan peran
pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di Kecamatan
ABCD.
E.
Batasan Operasional
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi
yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan
dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses
pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok
(klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan atau practice).
Pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan merupakan
suatu proses aktif, dimana sasaran/klien dan masyarakat
yang diberdayakan harus berperan serta aktif (berpartisipasi)
dalam kegiatan dan program kesehatan. Ditinjau dari konteks
pembangunan kesehatan, partisipasi masyarakat adalah
keikutsertaan dan kemitraan masyarakat dan fasilitator
(pemerintah, LSM) dalam pengambilan keputusan, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan dan program
kesehatan serta memperoleh manfaat dari keikutsertaannya
dalam rangka membangun kemandirian masyarakat.
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk
atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan
62
2.
3.
4.
63
5.
6.
7.
8.
9.
64
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A.
B.
Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab UKM, UKP, dan
karyawan puskesmas dikoordinir oleh Penanggung jawab UKM
Promosi Kesehatan sesuai dengan kesepakatan.
C.
Jadual Kegiatan
Jadual pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
disepakati dan disusun bersama dengan sektor terkait dalam
pertemuan lokakarya mini lintas sektor tiap tiga bulan sekali
65
BAB III
STANDAR FASILITAS
A.
Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
dilakukan oleh Penanggung jawab UKM Promosi Kesehatan yang
menempati ruang C dari gedung Puskesmas. Pelaksanaan rapat
koordinasi dilakukan di aula Puskesmas ABCD yang terletak di
sebelah utara ruang C.
Aula
Aula
Puskesmas
Puskesmas
Ruang Tunggu
Ruang
Tunggu
R
Periks
Periks
R.C
B.
R
R
KIA
KIA
Standar Fasilitas
1.
2.
3.
4.
b.
Speaker: 2 buah
c.
LCD projektor
66
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A.
2.
3.
67
4.
B.
METODE
PEMBERDAYAAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
BIDANG
2.
3.
4.
5.
2.
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
70
LANGKAH KEGIATAN
1.
2.
3.
Persiapan
a.
b.
Membentuk
dan
mengaktifkan
kelembagaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan tingkat
Kecamatan
Perencanaan
a.
Merencanakan
teknis
kegiatan
pemberdayaan
masyarakat dengan lintas sektor terkait
b.
Mengalokasikan
anggaran
untuk
kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
bersumber dari dana pemberdayaan masyarakat dari
masing-masing sektor untuk kegiatan terintegrasi
Pelaksanaan
a.
71
b.
5.
4.
Monitoring Evaluasi
a.
Monitoring pelaksanaan
masyarakat
kegiatan
pemberdayaan
b.
Melaporkan pelaksanaan
masyarakat.
kegiatan
pemberdayaan
72
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan
yang akan dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan
puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi
risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
73
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan
dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan.
74
Pendahuluan
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit
pelayanan yang ada dan seluruh karyawan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang bermutu dan peduli terhadap
keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat, dankaryawan
yang bekerja di rumahsakit.
Program mutu dan keselamatan pasien merupakan program
yang wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, dievaluasi dan
ditindaklanjuti diseluruh jajaran yang ada di Puskesmas X, mulai
dari pemilik, direktur, penanggungjawab pelayanan klinis, dan
seluruh karyawan.
Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien . yang menjadi acuan dalam penyusunan
program-program mutu dan keselamatan pasien di unit kerja
untuk dilaksanakan pada tahun 2015.
II.
Latar belakang
A.
B.
C.
D.
Pilihan prioritas:
Berdasarkan data tersebut di atas, maka prioritas peningkatan
mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas X adalah:
III.
a.
b.
c.
Pelayanan obat
PENGORGANISASIAN :
Pelindung
Ka Puskesmas
Wakil Manjemen
Mutu
Ketua tim PMKP
Pokja rajal
B.
Pokja ranap
Pokja
penunjang
Pokja obat
Pelaporan
Tiap pokja melaporkan kegiatan setiap bulan kepada
ketua tim PMKP dalam bentuk laporan bulanan.
Ketua tim PMKP melaporkan kegiatan PMKP kepada
Kepala Puskesmas dengan tembusan kepada Wakil
Manajemen Mutu tiap bulan.
IV.
Tujuan
A.
B.
Tujuan khusus:
1.
2.
3.
Meningkatkan
pasien
pemenuhan
77
sasaran
keselamatan
V.
Kegiatan Pokok
Penilaian kinerja
pelayanan klinis
Sasaran
Keselamatan Pasien
Rincian Kegiatan
Memilih dan menetapkan indicator mutu pelayanan
klinis, Sasaran Keselamatan Pasien dan menyusun
profil indicator
Menyusun panduan penilaian kinerja pelayanan
klinis
Mencatat data melalui sensus harian
Melaksanakan penilaian kinerja pelayanan klinis
Melakukan analisis kinerja pelayanan klinis
Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis kinerja
pelayanan klinis
Membuat panduan system pencatatan dan
pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP)
Memonitor capaian sasaran keselamatan pasien
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan sentinel,
KTD, dan KNC
Melakukan analisis kejadian KTD dan KNC
Manajemen risiko
Diklat PMKP
ekternal dan internal
Peningkatan mutu
pelayanan
laboratorium
Peningkatan mutu
pelayanan obat
Peningkatan mutu
pelayanan ANC
78
VI.
Cara melaksanakankegiatan:
Secara umum dalam pelaksanaan program mutu dan
keselamatan pasien adalah mengikuti siklus Plan Do Check
Action.
B.
C.
Sasaran :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
79
KHUSUS,
CARA
Kegiatan Pokok
Sasaran Umum
Penilaian kinerja
pelayanan klinis
Kinerja pelayanan
klinis diukur pada
semua unit
pelayanan klinis
Rincian Kegiatan
Sasaran
Tersusun
indikator
pelayanan
klinis dan profil
indikator
Tersusunnya
panduan
penilaian
kinerja klinis
Terkumpulnya
data melalui
sensus harian
Terkumpulnya
data indikator
kinerja
pelayanan
klinis
Melaksanakan penilaian
kinerja pelayanan klinis
Melakukan analisis
kinerja pelayanan klinis
Melaksanakan tindak
lanjut hasil analisis
kinerja pelayanan klinis
B
Sasaran
Keselamatan
pasien
Hasil analisis
kinerja
pelayanan
klinis
Laporan
pelaksanaan
tindak lanjut
Cara
Melaksanakan
Kegiatan
Pertemuan
pembahasan
indikator
Pertemuan
pembahasan
panduan
penilaian
kinerja klinis
Pencatatan
sensus harian
Pertemuan
pembahasan
capaian
indikator
pelayanan
klinis
PDCA
PDCA
....dst
80
81
LOGO
SPO
No. Kode
: SPO/UKP/RJ/01
Terbitan
No. Revisi
Tgl. Mulai Berlaku
Halaman
: 01
: 00
: 24/11/2014
: 1- 3.
Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Nama.
NIP:.
1.
Pengertian
2.
Tujuan
3.
Kebijakan
4.
Referensi
5.
1.Alat :
a. Bak Instrumen Steril,
b. Alat tulis
2. Bahan:
a. Kapas alkohol
b. Obat injeksi
c. Spuit injeksi
6. Langkah- Langkah
Bagan Alir
82
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
8. Dokumen terkait
83
TIM PENYUSUN
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
dr. H. KM Taufik, MMR
dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH, PhD.
dr. Soenoe Joewana, MMR
Djemingin Pamungkas, SKM, MKM
dr. Ganda Raja Partogi S, MKM
Tinexcelly Simamora, SKM
dr. Dewi Irawati, MKM
drg. Naneu Retna Arfani
Ruri Purwandani, Sp
dr. Ernawati Atmaningtyas
dr. Mugi Lestari
dr. Irni Dwi Aprianti
drg. Aditia Putri
drg. Idawati Lina
Indi Susanti, SKM, M. Epid
dr. Muhamad Ilhamy, Sp.OG
84
EDITOR
dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH, PhD; dr. H. KM. Taufiq. MMR;
dr. Ganda Raja Partogi, MKM; Ruri Purwandani, SP; dr. Ernawati
Atmaningtyas; drg. Naneu Retna; Restri Rahmawati, S.Sos
KONTRIBUTOR
dr. Sri Hastuti Nainggolan, MPH; Dr. dr. Sutoto, M.Kes; dr. Djoti
Atmodjo, Sp.A, MARS; Ir. Hendrumal Pandjaitan, MSc.; Sundoyo,
SH, MH; drg. Bulan Rachmadi, M.Kes; drg. Haslinda, M.Kes; dr.
Novana Perdana Putri; dr. Eko Budi Priyatno, MARS; dr. Diar Wahyu
Indriarti, MARS; dr. B. Eka Anoegrahi Wahjoeni, M.Kes; drg. Enizar
Nurdin; Drs. Sutanto, MM; Ahmad Eru S, SKp, M.Kep, Sp.Kom;
Ns. Riyanto, M.Kes, S.Kp, M.Kep; drg. Anwarul Amin, MARS; drg.
Sudono, M.Kes; Hazna Halta, SKM, MKM; Rita Utrajani, SKM, MKM;
Endardi, SKM; drg. Roozana Medalia; dr. Nirmala; drg. Rochendah,
M.Kes; drg. Lili Apriliani, M.Kes; dr. Ribut Pantjarohana; dr. Rostina
Soehardi, M.Kes; drg. Nana; drg. Retno Lukitawati, M.Kes; dr. Ida Ayu
Merthawati; dr. Kamal Amirudin, MARS; Uud Cahyono, SH, MARS;
Prapti Widyaningsih, SH; Bayu K, SH; dr. Yayan Gusman; drg. Fara
Rosalina, Feni Melanie, SH; dr. Putu Lohita Rachmawati, MPH; Fitri
Wulandari, SH
SEKRETARIAT
Suparmo, SPd; Drs.Supriyadi; Ikbal Januar; Nanda Agung P.
85
86
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
9 786022 357308