Lapkas Panjang Pediatri
Lapkas Panjang Pediatri
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypty
masih merupakan masalah kesehatan penting di dunia. Di Indonesia, demam
berdarah dengue mulai dikenal pertama kali pada tahun 1968 di DKI Jakarta dan
Surabaya, dan terus menyebar ke seluruh tiga puluh tiga propinsi di Indonesia. Pola
epidemiologi infeksi dengue mengalami perubahan dari tahun ke tahun, jumlah kasus
memuncak setiap siklus 10 tahunan. Dari tahun 1968-2008 angka kesakitan demam
berdarah dengue terus meningkat. Pada tahun 2008 didapatkan angka kesakitan
58,85/100.000 penduduk. Empat serotipe penyebab virus dengue, yaitu DEN 1, 2, 3,
dan 4. Semua serotipe virus dengue ditemukan di Indonesia, namun serotipe virus
DEN-3 masih dominan menyebabkan kasus dengue yang berat dan fatal.1
Angka kejadian DBD pada tahun 2011 di wilayah propinsi Sulawesi Utara
khususnya Kota Manado sebesar 156 kasus dari total 1485 kasus di seluruh wilayah
propinsi Sulut. Kasus demam berdarah dengue di Sulawesi Utara pada tahun 2011
menunjukan bahwa kota Manado menempati posisi teratas dengan jumlah 156 kasus,
diikuti oleh Kotamobagu 151 kasus, Kabupaten
Kabupaten Kepulauan sangihe 120 kasus, Kabupaten minahasa 116 kasus, Kota
Tomohon 107 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 106 kasus, Kabupaten
Minahasa Selatan 98 kasus, Kota Bitung 91 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow
utara 76 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow 74 kasus, Kabupaten Sitaro 63
Kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 45 kasus, dan KabupatenPERTAMA
Talaud 44 kasus.2
Berikut ini akan dilaporkan suatu kasus, seorang anak perempuan dengan
DBD derajat III, dirawat di Ruang Perawatan Intensif E BLU RSU Prof. Dr.R.D.
Kandou Manado sejak tanggal 18 Maret 2016.
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama
: An. A. N. K
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir/umur
Lahir di
: RSU Tondano
: 2900 gram
Partus secara
Kebangsaan
: Indonesia
Suku bangsa
: Tondano
Nama Ibu/umur
Pekerjaan Ibu
Pendidikan Ibu
: SMK
Nama Ayah/umur
Pekerjaan Ayah
: Petani
Pendidikan Ayah
: SMP
Alamat
: Rewokan Lingkungan II
Rujukan Dari
: RS Tondano
Tanggal MRS
: 18 Maret 2016
Jam
: 17.00 WITA
Anak
Umur
Kesehatan
Perempuan
16 tahun
sehat
Perempuan
7 tahun
penderita
Laki - laki
3 tahun
sehat
Keluhan Utama: Kaki dan tangan dingin sejak 10 jam sebelum masuk rumah sakit
Demam tinggi sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit
Kaki tangan penderita teraba dingin sejak 10 jam sebelum masuk rumah
sakit ( SMRS ). Demam dialami penderita sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit
( SMRS ). Demam tinggi mendadak, terus menerus, dan saat di ukur orang tuanya
suhu badan mencapai 39,5 0C. Demam turun dengan obat penurun panas, namun
tidak sampai normal kemudian naik kembali. Demam tidak disertai dengan
menggigil, kejang dan BAB hitam.
:-
Varicella
:-
Pertusis
:-
Diarrhea
:+
Cacing
:-
Batuk/pilek
:+
: 2 bulan
: 3 bulan
: 4 bulan
: 5 bulan
: 6 bulan
5
: 12 bulan
: 2 bulan
: 3 bulan
: Lahir - 14 bulan
PASI
: Lahir - 24 bulan
Bubur susu
: 6 bulan - 12 bulan
: 6 bulan - 10 bulan
: 2 tahun - sekarang
Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi
BCG
Dasar
II
Polio
Ulangan
III
III
II
DTP
Campak
Hepatitis B
Anamnesis Keluarga
1. Riwayat Keluarga
Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini
2. Keadaan Sosial, ekonomi, kebiasaan dan lingkungan
Pemeriksaan Fisik
BB
: 24 kg
TB
: 115 cm
Keadaan Umum
Status Gizi
: Baik
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu badan
: 80/60 mmHg
: 105x/m (regular, kecil, tidak kuat angkat)
: 28x/menit
: 37,70 C
KEPALA:Bentuk
: Normocephali
Rambut
Mata
: Compos Mentis
Konjungtiva
: Anemis (-)
Sklera
: Ikterik (-)
Refleks Kornea
: Normal
Pupil
Refleks cahaya
: +/+
Lensa
: Jernih
Fundus/Visus
: Tidak di evaluasi
Hidung
Mulut
: Bibir
: Sianosis (-)
Lidah
: beslag (-)
Gigi
: Caries (-)
Selaput Mulut
Gusi
: Perdarahan (-)
Bau Pernapasan
: Foetor (-)
Tenggorokan : Tonsil
Faring
Leher
Thorax
: Hiperemis (-)
: Trakea
Paru-Paru
Jantung
: Letak di tengah
Kelenjar
Kaku kuduk
: (-)
Bentuk : simetris
Rachitic Rosary : (-)
Xiphosternum: (-)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Tidak Tampak
Batas kiri
Batas kanan
Batas atas
: ICS II-III
Genitalia
: Perempuan, normal
Kelenjar
: Deformitas (-)
Otot
: Eutoni
Refleks
KULIT
Warna
: Sawo matang
Turgor
: Kembali cepat
Efloresensi : (-)
Tonus
: Eutoni
Pigmentasi : (-)
Oedema
: (-)
Jaringan parut: (-)
Lapisan lemak: Cukup
Lain-lain
: (-)
RESUME
Seorang anak perempuan 7 tahun 11 bulan, BB 24 kg, TB 115 cm, MRS 18 Maret
17.00 WITA dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS. Kaki dan tangan dingin
sejak 10 jam sebelum masuk rumah sakit ( SMRS ). Mimisan, muntah bercampur
sisa makanan frekuensi 2 kali. Selain itu nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit ( SMRS ).
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
BB
: 24 kg
TB
Status Gizi
: Baik
TD
: 80/60 mmHg
RR
: 28 x/menit
Nadi
SB
: 37,7oC
Kepala
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
: 45,3 %
Hb
: 15,4 g/dl
Eritrosit
: 5.15 juta/mm3
Leukosit
: 2733 /mm3
Trombosit
: 56000/mm3
SGOT
: 242 U/L
SGPT
: 88 U/L
:(-)
: (+)
Diagnosis
Terapi
:-
O2 1-2 liter/menit
10
: 115 cm
: KU
TD
Kesadaran
: Compos Mentis
: 80/60 mmHg
RR
: 28 x/menit
Nadi
SB
: 37,0oC
PCV
: 44%
Kepala
Thoraks
Abdomen
O2 1-2 liter/menit
RSU Tondano )
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV ( skin test ) (1)
Paracetamol 3 x 250 mg
11
Rencana
PCV / 4 jam
Observasi tanda-tanda vital/jam
MRS RPI
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 90/50 mmHg
RR
: 28x/menit
SB
: 37,2oC
: Kaki dan tangan dingin (-), demam (-), nyeri perut (-)
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 100/60 mmHg
RR
: 24 x/menit
SB
: 36,5oC
Thoraks
Abdomen
Leukosit
: 2733/mm3
Eritrosit
: 5.15juta/mm3
Hemoglobin : 14.4g/dl
Hematokrit : 45,3%
Trombosit
: 56.000/mm3
SGOT
: 242 U/L
SGPT
: 88 U/L
IgG anti dengue : Positif (+)
IgM anti dengue: Negatif (-)
O2 1-2 liter/menit
: Kaki dan tangan dingin (-), demam (-), nyeri perut (-)
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 110/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,6oC
Nadi : 88x/menit
Kepala
Thoraks
13
Abdomen
O2 1-2 liter/menit
: Kaki dan tangan dingin (-), demam (-), nyeri perut (-)
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 110/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,6oC
Nadi : 80x/menit
Kepala
Thoraks
Abdomen
O2 1-2 liter/menit
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 110/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
Thoraks
Abdomen
: 34%
O2 1-2 liter/menit
: Kaki dan tangan dingin (-), demam (-), nyeri perut (-)
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
Thoraks
: 32 %
O2 1-2 liter/menit
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 110/60 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
O2 1-2 liter/menit
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
16
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
O2 1-2 liter/menit
PCV/4 jam
Rencana : DL
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
O2 1-2 liter/menit
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV ( 2 )
PCV/4 jam
- Vital sign/jam
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
- MCH
- MCHC
- MCV
: 29.5 pg
: 33.4g/dL
: 88.2 fL
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
: 7.200/mm3
: 4.51 juta/mm3
: 13.3 g/dl
: 35,5%
: 47.000/mm3
IVFD RL 24 gtt/menit
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
PCV : 33%
A
: KU
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 100/70 mmHg
RR
: 24x/menit
SB
: 36,5oC
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV ( 3 )
Oralit ad Lib
19
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus ini membahas seorang anak perempuan umur 7 tahun 1 bulan, berat badan 24
kg, didiagnosis dengan demam berdarah dengue, didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit demam berat yang sering
mematikan, disebabkan oleh virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 yang disebarkan
oleh nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari
penderita DBD lainya, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan
pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.13,14
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan demam terus-menerus sejak 5
hari sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik perdarahan spontan berupa
mimisan serta didapati kebocoran plasma pada pemeriksaan penunjang didapatkan
peningkatan hematokrit 45.3 %. Serta adanya trombositopenia 56.000/mm3. Pada uji
serologis ditemukan IgG anti dengue (+) dan IgM anti dengue (-). Hal ini sesuai
kepustakaan , dimana kriteria diagnosis demam berdarah dibagi menjadi kriteria
diagnosis klinis dan kriteria diagnosis laboratoris. 14,15,16
Berdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis DBD ditegakkan bila semua
hal ini terpenuhi : 14,15,16
1. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari biasanya bifasik.
20
2.
Petekie,
positif,
jenis kelamin.
Penurunan hematokrit
>20%
setelah
mendaptrat
terapi
cairan
hiponatremia.
perdarahan lain.
Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di
Laboratorium
pada
DBD
akan
ditemukan
trombositopenia
dan
21
disertai atau segera disusul dengan peningkatan nilai hematokrit untuk DBD, kedua
hal tersebut biasanya terjadi pada saat suhu turun atau sebelum syok terjadi. Perlu
diketahui nilai hematokrit dapat dipengaruhi oleh pemberian cairan atau oleh
perdarahan. Jumlah leukosit bisa menurun (leukopenia) atau leukositosis.
Hipoproteinemia akibat kebocoran plasma biasa ditemukan.17,18
Berdasarkan kriteria klasifikasi WHO 1997 di atas makan pasien ini termasuk
klasifikasi DBD derajat III. Adanya hipovolemik menyebabkan tubuh melakukan
mekanisme kompensasi melalui jalur neurohumoral agar tidak terjadi hiperfusi pada
organ vital. Sistem kardiovaskuler mempertahankan isi sekuncup, laju jantung dan
vasokonstriksi perifer. Apabila perembesan plasma terus berlangsung atau
pengobatan tidak adekuat, kompensasi dilakukan dengan mempertahankan sirkulasi
ke organ vital dengan mengurangi sirkulasi ke daerah perifer. Secara klinis
ditemukan ekstremitas teraba dingin dan lembab, kulit tubuh menjadi berbecakbecak, pengisian waktu kapiler memanjang lebih dari dua detik. Dengan adanya
vasokonstriksi perifer, terjadi peningkatan resistensi perifer sehingga tekanan
diastolik meningkat sedang tekanan sistolik tetap sehingga nadi akan menyempit
kurang dari 20 mmHg. Pada tahap ini sistem pernapasan melakukan kompensasi
berupa quite tachypnea (takipnea tanpa peningkatan kerja otot pernapasan ).17,19
Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil IgG (+) dan IgM (-)
yang menunjukkan bahwa pasien ini terkena infeksi sekunder DBD. Berdasarkan
kepustakaan, untuk dapat membuktikan etiologi DBD dapat dilakukan serologi anti
Ig-G dan Ig-M. Pada infeksi primer, antibodi IgM dapat terdeteksi pada hari ke lima
setelah onset penyakit, yakni setelah jumlah virus dalam darah berkurang. Kadar IgM meningkat dengan cepat dan mencapai puncaknya dalam 2 minggu dan menurun
hingga tak terdeteksi lagi setelah 2-3 bulan. Antibodi Ig-G lebih rendah dibandingkan
22
IgM, namun dapat bertahan beberapa tahun dalam sirkulasi. Sedangkan pada infeksi
sekunder, kadar IgG meningkat lebih banyak dibandingkan IgM dan muncul sebelum
atau bersamaan dengan IgM. IgG merupakan antibodi predominan pada infeksi
sekunder.4,5
Pada pasien ini dilakukan loading RL 20 ml/kgBB/jam secepatnya dan
terdapat perbaikan sirkulasi yakni tekanan darah naik, frekuensi nadi teraba cukup,
akral hangat, tidak pucat, dan diuresis dicatat. Kemudian cairan RL di kurangi
menjadi 10 ml/kgBB/jam. Setelah dievaluasi dan terjadi perbaikan, pemberian cairan
diberikan 7ml/kgBB/jam, kemudian dikurangi lagi 5ml/kgBB dan kemudian
diberikan 3ml/kgBB/jam. Selain cairan pasien ini juga di berikan oksigen 1 - 2 liter
per menit dan diberikan terapi simptomatik yakni inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr iv.
Berdasarkan kepustakaan, syok pada demam berdarah dengue merupakan syok
hipovolemik akibat terjadi perembesan plasma, fase awal berupa syok terkompensasi
dan fase selanjutnya fase dekompensasi. Diagnosis dini syok terkompensasi disertai
dengan pengobatan yang cepat dan tepat mempunyai prognosis yang jauh lebih baik
dibandingkan apabila pasien sudah jatuh ke dalam fase syok dekompensasi. Pasien
yang mengalami syok terkompensasi harus segera mendapat pengobatan sebagai
berikut: 19
23
SSD
Oksigenasi (berikan O2 2-4 L/menit)
Penggantian volume plasma segera
(cairan kristaloid isotonis) Ringer Laktat
10-20 mL/kgBB dalam waktu 1 jam
Ya
Syok teratasi
Tidak
Ht Meningkat
Ht Menurun
Perdarahan
jelas
Bila tidak teratasi koloid
10-20 mL/kgBB dalam 10-20
Menit, jika syok menetap
Dianjurkan transfusi darah
24
Transfusi
darah
Berikan resusitasi cairan kristaloid isotonic intravena dengan jumlah cairan 10-20
mL/kgBB dalam waktu 1 jam. Periksa hematokrit.
Bila syok teratasi berikan cairan dengan dosis 10 mL/kgBB/jam selama 1-2 jam.
Bila keadaan sirkulasi tetap stabil jumlah cairan dikurangi secara bertahap
menjadi 7, 5, 3, 1 mL/kgBB/jam. Pertimbangkan untuk mengurangi cairan yang
diberikan secara intravena bila masukan cairan melalui oral sudah membaik.
Pada pasien ini terlihat tanda perbaikan yaitu, suhu badan yang normal,
Buang air besar normal, serta sudah tidak mengeluh nyeri perut dan nyeri kepala. Hal
ini sesuai dengan kepustakaan, tata laksana pada fase pemulihan (recovery phase). 16
Fase pemulihan ditandai dengan perbaikan klinis, nafsu makan membaik, dan
cukup.
Pemberian cairan intravena tidak boleh dilanjutkan lagi untuk mencegah
kelebihan cairan karena pada fase pemulihan cairan dari ekstravaskular kembali
Tanda-tanda penyembuhan16
2 hari perawatan dimana pasien tidak terdapat tanda-tanda syok, tidak demam
minimal 24 jam tanpa terapi antipiretik, nafsu makan baik, perbaikan klinis yang
jelas, tidak tampak distres pernapasan yang disebabkan efusi pleura atau asites.
26
Pada kasus ini tidak ditemukan adanya komplikasi dari demam berdarah
dengue. Berdasarkan kepustakaan, beberapa komplikasi Demam Berdarah Dengue,
yaitu sebagai berikut. 17
Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD dengan atau tanpa syok.
Edema paru dan/ atau gagal jantung seringkali terjadi akibat overloading
pemberian cairan pada masa perembesan plasma
Hipoglikemia/hiperglikemia,hiponatremia,
hipokalsemia
akibat
syok
Prognosis pada penderita ini, Dubia ad bonam bila diagnosis cepat dan terapi
adekuat.
tajin. Cukup minum ditandai dengan frekuensi buang air kecil setiap 4-6 jam.
Parasetamol 10 mg/kgBB/kali diberikan apabila suhu >380C dengan interval 4-6
Pasien harus segera dibawa ke RS jika ditemukan 1 atau lebih keadaan berikut :
Pada saat suhu turun keadaan anak memburuk, nyeri perut hebat, muntah terusmenerus, tangan dan kaki dingin dan lembab, letargi atau gelisah/rewel, anak
tampak lemas, perdarahan (misalnya BAB berwarna hitam atau muntah hitam),
sesak napas, tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam, atau kejang).
DAFTAR PUSTAKA
1.
3.
4.
5.
28
6.
7.
8.
9.
2008.
Jontari H, Halim W. Demam Berdarah Dengue di Provinsi Sumatera Barat
11.
12.
13.
10:1;17-23.
Hartoyo E. Spektrum Klinis Demam Berdarah Dengue pada Anak. Sari
14.
15.
17.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di
16.
17.
Indonesia. Departemen
Kesehatan
RI
dan
Direktorat
Jenderal
29
18.
Soedarmo SSP, Herry G, Rezeki S. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. 2012.
19.
30