Anda di halaman 1dari 25

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Pemadatan Tanah deep compaction :

PEMADATAN TANAH DALAM (DEEP COMPACTION).


Penggunaan dan Mekanisme Pemadatan

PEMADATAN
1. Pengertian pemadatan
adalah suatu proses dimana
udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu
cara mekanis
(menggilas/memukul/mengola
h).Pemadatan tersebut
berfungsi untuk meningkatkan
kekuatan tanah, sehingga
dengan demikian
meningkatkan daya dukung
pondasi diatasnya. Pemadatan
juga dapat mengurangi
besarnya penurunan tanah

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

yang tidak diinginkan dan


meningkatkan kemampatan
lereng timbunan.Teknik
pemadatan merupakan cara
perbaikan tanah yang relative
mudah dan sederhana.
Dengan pemadatan kuat geser
tanah akan meningkat
(improvement) sehingga
meningkatkan kuat dukung
fondasi. Tanah, kecuali
berfungsi sebagai pendukung
pondasi bangunan, juga
digunakan sebagi bahan
timbunan seperti : tanggul,
bendungan, dan jalan.
Maksud dari pemadatan tanah
antara lain :

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

- Mempertinggi kuat geser tanah


- Mengurangi sifat mudah
mampat
- Mengurangi Permeabilitas
- Mengurangi perubahan
volume sebagai akibat
perubahan kadar air, dan
yang lainnya.
Peristiwa bertambahnya berat
volume kering oleh beban
dinamis disebut pemadatan.
Pemadatan dalam deep compaction ini terutama ditujukan untuk tanah non kohesive. Seringkali
dijumpai kondisi dimana suatu lapisan tanah tak berkohesi (cohesionless soil) yang cukup tebal
dalam keadaan yang tidak cukup padat atau relative renggang (loose), atau akibat reklamasi
suatu daerah rendah dibawah air (relamasi laut/pantai waktu tambahan lahan baru). Pada cara
yang disebut belakangan ini, karena tanah reklamasi tidak mungkin di bawah permukaan air.
Jadi pengurugan dilakukan sekaligus dengan cara dumping sampai tanah urugan melampaui
tinggi muka air setempat. Sebagai akibatnya, tanah urugan tersebut berada pada kondisi
renggang (loose). Tanah-tanah seperti ini perlu dipadatkan dahulu sebelum digunakan.
Tanah tak berkohesi (dominan pasir) yang renggang harus dipadatkan dahulu karena pada
tanah-tanah seperti ini mudah terjadi peristiwa liquefaction bilamana terjadi getaran yang
cukup kuat (dari gempa bumi atau lainnya). Liquefaction ialah peristiwa dimana tanah seolaholah bersifat seperti cair dan mudah bergerak dan berubah bentuk akibat adanya getaran dan
tekanan dari tanah dan bangunan (diatas tanah). Walaupun tanah tak berkohesi tersebut
umumnya mempunyai daya dukung dengan kekuatan yang cukup baik dalam kondisi renggang
tersebut, struktur tanah tersebut mudah runtuh bilamana ada getaran atau gempa. Jadi tidak
baik mendirikan bangunan diatas tanah tak berkohesi yang renggang, kecuali dapat dipastikan
pada daerah tersebut nantinya tidak akan ada getaran yang berarti.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Pemadatan tanah untuk lapisan tanah renggang tak berkohesi yang cukup tebal juga
menggunakan

prinsip

getaran.

Teknologi

cara vibrocompaction, blasting (ledakan),

pemadatan
dan heavy

masa

kini

meliputi

tamping (penumbukan

berat). Vibrocompaction adalah cara yang menggunakan alat penggetar (menghasilkan getaran)
yang dilakukan dengan cara memasukkan alat tersebut ke dalam tanah yang renggang sampai
pada kedalaman lapisan tanah terbawah yang ingin dipadatkan. Seringkali dengan adanya cara
vibro ini diperlukan tambahan material pengisi untuk tempat-tempat/space yang kosong akibat
adanya pemadatan tanah arah ke samping. Termasuk dalam cara vibrocompaction ini adalah
penggunaan tiang-tiang pancang untuk pemadatan.
Cara blasting (ledakan)

ialah

cara

pemadatan

dengan

menggunakan

bahan

peledak;

sedangkan heavy tamping ialah pemadatan dengan menggunakan alat penumbuk super berat
yang dijatuhkan dari suatu ketinggian ke permukaan tanah. Kedua jenis pemadatan ini
menghasilkan gelombang getaran tekan dan geser (compaction wave dan shear wave) yang
cukup besar sehingga susunan partikel tanah (semula) runtuh dan membentuk susunan yang
lebih rapat.
Cara vibrocompaction, blasting, dan heavy tamping pada prinsipnya sama, yaitu menghasilkan
getaran yang dapat meruntuhkan struktur susunan partikel tanah (mula-mula) sehingga partikel
membentuk susunan yang lebih rapat dan lebih kokoh. Vibrocompaction menghasilkan energi
yang

jauh

lebih

kecil

dari

pada

kedua

cara

yang

disebut

terakhir.

Getaran

akibat vibrocompation biasanya terasa hanya sejauh jarak satu atau dua meter dari sumbernya,
sedangkan pada cara blasting dan heavy tamping, getaran dapat berpengaruh sampai 10
meter dari sumbernya.
Cara vibrocompaction lebih efektif bila digunakan untuk memadatkan tanah dominan pasir
bilamana jumlah fraksi tanah yang lolos ayakan no. 200 (persen berat). Adanya fraksi lempung
dan lanau yang lebih besar menyebabkan tanah sulit (berat) untuk dipadatkan dengan cara
vibrocompaction ini. Untuk kasus bilamana fraksi lanau dan lempung cukup tinggi sebaiknya
digunakan cara blasting atau heavy tamping.
Adapun cara-cara untuk mengukur hasil pemadatan tanah setelah di treatment dengan cara
getaran diatas, atau mengukur perubahan kepadatan dan kekuatan tanah sebelum dan sesudah
pemadatan, dapat dilakukan cara sebagai berikut :
o

Pengukuran dengan bantuan patok-patok settlement di permukaan.

Pengukuran dengan SPT (Standard Penetration Test, CPT), sebelum dan sesudah
treatment.

Pengukuran dengan alat sondir (Cone Penetration Test, CPT), sebelum dan
sesudah treatment.

Pengukuran jumlah volume bahan pengisi tambahan yang dimasukkan dalam


tanah pada cara vibrocompaction menggunakan bahan pengisi.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Pengukuran kepadatan tanah cara gelombang geser seismic (sismic shear wave
method).

Cara pemancangan tiang dan mengukur resistance tiang tersebut pada


kondisi sebelum dan sesudahtreatment.

Pengukuran dengan plate loading test.

Pengukuran dengan cara alat density meter dalam lubang bor (down-hole
density meter).

o
Dan beberapa cara lainnya.
Perlu diketahui bahwa pemadatan dengan getaran ini memang menghasilkan perubahan
kepadatan yang drastis secara berarti, tetapi perubahan kekuatan tanah tidak langsung terjadi.
Diperlukan waktu yang cukup lama untuk tanah tersebut membangun strukturnya melebihi
kekuatan tanah mula-mula.
Sebagai perkiraan kondisi tanah pasir, perkiraan kekuatan perlawanan pasir dan sifat-sifatnya
dalam berbagai tingkat kepadatan dapat dilihat pada Tabel berikut :

catatan:
*
**

pada tegangan vertikal overburden 100 Kpa


untuk pasir yang normally consolidated dan baru saja mengendap pada peristiwa

sedimentasi.
*** Menurut Seed (1979).
.

1. Pemadatan Metode Vibrocompaction


Sebagaimana telah dijelaskan, pemadatan dengan cara vibrocompaction umumnya hanya efektif
untuk tanah bergradasi pasir dan lebih kasar dari pasir. Rentang ukuran butiran tanah yang
sesuai untuk cara ini dapat dilihat pada gambar berikut :

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Cara ini umumnya dilakukan dengan bantuan alat vibrocompaction yang dapat berupa tiang
(pancang) berujung terbuka atau tertutup. Tiang tersebut dimasukkan ke dalam tanah dengan
digetar. Pada sebagian dari cara ini, tanah dipadatkan dengan menusuk-nusukkan tiang
pancang yang bergetar kedalam tanah (tanpa tambahan material pengisi) dan sebagian lagi
dengan menambahkan meterial pengisi (pasir atau kerikil).
Adapun pada prinsipnya cara vibrocompaction ini dapat dibedakan menjadi beberapa cara
berikut :
- Sistem tiang bergetar (vibrating probe)
Sistim ini mula-mula dikembangkan di USA berupa bentuk tiang pancang tertentu (diameter 0,
76 m) yang dipancang ke dalam tanah dengan bantuan alat Foster Vibrodriver, dan pile
hammer (penumbuk getar). Bentuk tiang pancang pada umumnya adalah pipa baja berujung
terbuka. Biasanya alat tersebut dioperasikan pada frekuensi getar 15 Hz dan amplitudo arah
vertikal antara 10-25 mm. Bentuk lainnya ialah bentuk bentuk Vibro-rod (batang getar)
dikembangkan oleh Saito (1977) di Jepang. Pada bentuk Vibro-rodini digunakan pipa baja
berujung tertutup.
Prinsipnya kedua cara ini dioperasikan dengan menusukkan pipa ber- getar (pergerakan pipa
arah vertikal) kedalam tanah sampai pipa mencapai kedalaman penetrasi yang diinginkan.
Kemudian pipa ditarik keatas sambil tetap digetarkan. Cara ini dilakukan berulang kali (tekan
dengan digetar kemudian ditarik dengan getar) pada titik-titik berjarak 1,0 sampai 3,0 m
diseluruh area yang dipadatkan sampai kepadatan tanah mencapai harga yang diinginkan.

2. Sistem Vibroflotation.
Sistem

Vibroflotation

ini

dikembangkan

mulanya

di

Jerman

60

tahun

yang

lalu.

Alat vibroflotation pada umumnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu : alat vibrator, pipa

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

pemanjang (extension tube), dan mobil derek/crane pemikul. Prinsip dasar kerja alat seperti
pada Gambar berikut.

Cara kerja sistem Vibroflotation


Perbedaan

sistem

ini

dengan

pada vibroflotation penggetaran bekerja

sistem vibrating
akibat

perputaran

probe ialah
pada

bahwa

poros

alat

vibrator yang tidak sentris sehingga menghasilkan gaya centrifugal pada arah horisontal
dan

menyibak

tanah

kesamping

dan

menghasilkan

lubang

pada

tanah.

Akibat

getarancentrifugal dan berat sendiri dari vibrator, alat ini dapat dengan cepat masuk kedalam
tanah. Penggetaran menyibak tanah kesamping itu juga dapat dilakukan dengan bantuan air
yang dipompa ke alat vibrator dengan tekanan (water jet). Pada saat penarikan keatas, lubang
yang ditimbulkan oleh sistem ini diisi dengan pasir atau kerikil, sambil tetap digetarkan untuk
memadatkan bahan pengisi tersebut.

3. Sistem Vibro Compozer.


Sistem

ini

mula-mula

ialah sebuah

pipa

dikembangkan
casing

di

Jepang

oleh

dipancangkan

Murayama

kedalam

(1958).

Prinsipnya

tanah

dengan

digetar (melalui alat vibrator diujung atas pipa). Kemudian pasir dimasukkan kedalam pipa
casing dengan bantuan tekanan udara. Pasir tersebut kemudian dipadatkan dengan cara
menarik turunkan pipa casing (sambil dicabut) berkali-kali sehingga terbentuk tiang pasir padat
dengan diameter yang lebih besar dari pada pipa casing tersebut. Selama pemadatan, tanah
pasir pengisi tetap dalam keadaan mendapat tekanan udara (lihat Gambar dibawah untuk
jelasnya).

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Pelaksanaan kolom-kolom pasir padat dengan cara Vibro-Compozer.

4. Sistem Soil Vibratory Stabilization


Sistem Soil

Vibratory

Stabilization (SVS)

ini

juga

dikenal

sebagai

sistem Toyomenka (dikembangkan oleh PT.Toyomenka di Jepang) merupakan kombinasi antara


vertikal vibration akibat Vibratory driving hammer (penumbuk getar arah vertikal) dan sistem
getar putar pada vibroflotation. Pemadatan ini menggunakan bahan pengisi pasir atau krikil
(pada waktu pencabutan alat ke atas), tetapi water jet tidak digunakan sama sekali.
Sistem vibrocompaction yang diuraikan diatas dapat memadatkan tanah sampai kedalam 20,0
meter, tetapi umumnya sistem ini tidak banyak digunakan untuk kedalaman > 30.0 meter.
Sistem vibroflotation, vibro-compozer dan SVS juga dapat digunakan pada tanah lempung
yang lunak. Tetapi tujuannya terutama ialah untuk pemasangan sand column atau stone
column pada

tanah

asli.

Jadi

yang

dituju

bukan

perubahan

kepadatan

tanah

asli

tetapi instalasi sand/stone column (kolom-kolom pasir dan kerikil) tersebut. Bila
kepadatan tanah asli ingin dirubah dengan penggetaran, cara vibrocompaction ini lebih efektif
untuk tanah-tanah dominan pasir.

Pemadatan Cara Ledakan (Blasting)


Ini adalah salah satu cara yang ekonomis untuk pemadatan lapisan pasir renggang yang cukup
tebal (dalam). Prosedur pamadatan pada umumnya adalah :
1.

Pembuatan/pemancang pipa dengan cara getar, jetting, auger boring atau


lainnya. Kedalaman pipa sampai sedalam ledakan yang diinginkan.

2.

Pemasangan bahan peledak (dinamit) dalam pipa tersebut.

3.

Pengurangan kembali pipa (backfilling of pipe).

4.

Peledakan bahan dinamit menurut pola ledak dan kekuatan ledak yang
direncanakan.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

5.

Peledakan akan menghasilkan gelombang getar tekan dan geser yang akan
meruntukhan susunan partikel tanah asli dan membentuk susunan yang lebih

padat.
Berdasarkan pedoman pemadatan dengan ledakan (sampai kedalaman tanah 20 meter yang
terpengaruh) sebagai berikut :
1.

Ukuran ledakan : 1 kg sampai 12 kg per hulu ledak.

2.

Kedalaman pusat ledakan : Pusat ledakan harus tertimbun pada kedalaman >
1/4 x kedalaman total (sampai kedasar lapisan tanah yang ingin dipadatkan);
tetapi letak pusat ledakan pada kedalaman 1/2 sampai 3/4 x kedalaman total
lebih umum dilakukan orang.

3.

Jarak pusat-pusat ledakan : 4 - 15 meter

4.

Jumlah kali ulangan peledakan : 1 sampai 5 kali, dan ummnya 2-3 kali. setiap
ulangan terdiri dari beberapa ledakan beruntun dari masing-masing pusat ledak.
Setiap ulangan biasanya berjarak beberapa jam sampai beberapa hari dari
ledakan sebelumnya.

5.

Jumlah total bahan explosive yang digunakan : 8 - 150 gr/m3 tanah, biasanya
sekitar 10-30 gr/m3.

6.

Settlement permukaan tanah akibat pemadatan : 2 - 10 % tebal lapisan yang

dipadatkan.
Dengan cara ini, jelas akan terlihat adanya pemadatan yang berarti dari tanah setempat, tetapi
kekuatan tanah tidak segera membaik. Perlu waktu lama untuk tanah tersebut menguat kembali.
Akan tetapi pada tanah dominan pasir, kekuatan tanah minimal biasanya sudah memenuhi
syarat untuk bangunan, hanya kepadatannya saja yang menjadi masalah bilamana ada getaran
nantinya.
Pada tanah-tanah yang tidak terletak di bawah air, akan lebih mudah dipadatkan bila tanah
tersebut lebih dahulu dijenuhkan dengan air kemudian baru diledakkan, cara ini disebut hydroblasting. Jadi kedalam tanah dipompakan air sampai lapisan tanah disitu sampai jenuh, baru
baru kemudian sistem pemadatan cara blasting dilakukan.

Pemadatan Cara Heavy Tamping (Penumbuk Berat)


Cara ini dilakukan dengan menjatuhkan suatu massa yang sangat berat dari suatu ketinggian
(dengan bantuan derek/crane) keatas permukaan tanah yang akan dipadatkan. Berat massa
penumbuk bervariasi dari yang terkecil 1-2 ton sampai 20 ton yang terbuat dari beton atau kotak
baja yang berisi beton atau pasir. Tinggi jatuh bisa sampai 40 m dari muka tanah. Bentuk
penampang penumbuk biasanya bulat atau segi empat. Pada Gambar diabawah ditunjukkan
bentuk pemadatan cara ini. Biasanya diperlukan 2-3 kali ulangan penumbukan yang sudah
direncanakan.
Untuk memprakirakan besarnya pengaruh pemadatan tanah yang didapat dengan cara ini dapat
digunakan rumus oleh Lukas (1980) sebagai berikut :

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

dimana :
D = Kedalaman maximum pengaruh pemadatan heavy tamping, dalam meter.
W = berat massa penumbuk, dalam ton.
H = tinggi jatuh massa penumbuk, dalam meter.

Gambar Pemadatan dengan cara Heavy Tamping.

PERBAIKAN TANAH DENGAN TEKNIK PEMAMPATAN


AWAL (PRECOMPRESSION).
Perbaikan tanah dengan teknik pemampatan ini terutama ditunjukkan untuk tanah-tanah yang
mengalami penurunan yang besar bila dibebani. Memampatkan tanah yang lembek
dan compressible (mudah mampat) dapat menyebabkan peningkatan kekuatan tanah (daya
dukung tanah), karena tanah yang memampat mempunyai struktur susunan partikel yang lebih
rapat dan lebih kokoh.
Pada prinsipnya bangunan tidak boleh dibangun di atas tanah yang compressible bila
dikhawatirkan nanti akan terjadi perbedaan penurunan tanah (differensial settlement) yang lebih
besar dari pada batas toleransi bangunan tersebut. Selain itu tanah lunak (biasanya juga
compressible) sering tidak memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul beban bangunan
yang didirikan diatasnya. Untuk itu perlu memampatkan tanah yang bersangkutan sebelum
bangunan

didirikan

dengan

tujuan

pokoknya

adalah

sebagai

berikut

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Menghilangkan sama sekali (atau sebagian besar), penurunan konsolidasi


yang akan terjadi akibat beban bangunan tersebut. Penghilangan penurunan
konsolidasi ini dilakukan dengan cara membebani tanah dengan beban awal yang
lebih besar atau sama dengan beban bangunan yang direncanakan. Bila total
penurunan tanah yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan, beban awal
tersebut

dapat

dihilangkan

(dibongkar).

Baru

kemudian

bangunan

yang

sebenarnya dapat dilaksanakan, dan perbedaan penurunan nantinya diharapkan


akan sangat kecil. Karena beban awal tersebut diberikan sebelum beban
sesungguhnya (hanya untuk memampatkan tanah saja), cara seperti ini juga lebih
dikenal dengan cara preloading. Sistem pemampatan ini juga disebut sebagai
precompression.
o

Meningkatkan daya dukung (tanahan geser = shear strength) dari tanah dasar.
Pemampatan dapat meningkatkan tahanan geser tanah sehingga tanah yang
semula lunak dan mempunyai daya dukung yang rendah menjadi lebih kuat dan
lebih stabil dalam mendukung beban bangunan.

Perbaikan tanah cara pemampatan awal (precompression) ini umumnya cocok untuk
tanah-tanah

lempung

yang compressible, tanah

lempung

waktu precompression, dapat


memperpendek

jenuh

panjang

air

organik

digunakan
aliran

yang
dan

lunak,

tanah

drainase

peat.

vertikal

(drainage

tanah-tanah
Untuk

(vertical

path)

lanau

mempercepat
drains)

yang

air

pori.

dari

Teknik precompression atau preloading ini telah berhasil diterapkan pada tanah-tanah yang
mendukung pondasi gedung, embankment, jalan raya, rurnway, tangki-tangki dan abutment
jembatan dengan sukses.
Jenis Teknik Pemampatan Awal (Precompression)
Teknik pemampatan awal dapat dibagi menjadi 2 (dua) cara utama yaitu :
1. Pemberian beban awal external.
Beban dapat berupa beban tanah timbunan di atas tanah asli (yang ingin dimampatkan), beban
tangki air atau kolam air buatan atau beban luar lainnya yang diletakkan diatas tanah aslinya.
Karena pemberian beban luar tersebut, tanah dasar memampat.
2. Pemberian beban awal internal. Termasuk dalam teknik ini adalah :
a. Cara pemadatan menggunakan metoda vacuum.
b. Cara pemadatan dengan menurunkan muka air tanah.
c. Cara pemadatan konsolidasi cara elektro osmosis.
Cara kedua dilakukan bila cara pertama tidak mungkin dilaksanakan karena alasan teknis
pelaksanaan, karena mahalnya bahan tanah timbunan atau karena alasan lainnya.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Cara pertama dan kedua diatas pada prinsipnya sama, yaitu memampatkan tanah
dengan cara menaikkan tegangan efektif dalam tanah. Cara vacuum dilakukan
dengan melakukan pemompaan vacuum dari lapisan tanah di bawah lapisan tipis membrane
yang kedap air sehingga tegangan air pori didalam tanah dapat dibuat negatif. Menurunkan
muka air tanah dengan pemompaan juga dapat menyebabkan penurunan konsolidasi tanah.
Tetapi kecuali disekitar daerah tersebut tidak ada bangunan yang tidak boleh ikut turun, cara
pemampatan tanah dengan penurunan muka air tanah ini dapat membahayakan
stabilitas gedung-gedung/bangunan disekitar lokasi proyek. Cara pemadatan
konsolidasi electro-osmosis adalah dengan menimbulkan tegangan negatif pada air pori (air pori
disedot dengan cara pengaliran arus listrik searah) sehingga tegangan efektif tanah meningkat.
Cara pemberian beban internal (vacuum, penurunan air tanah, dan electro-osmosis) mempunyai
kelebihan karena pada cara ini tidak didapati masalah stabilitas talud timbunan dan cara ini tidak
memerlukan bahan timbunan yang sangat banyak (seperti pada cara pembebanan external).
Tetapi, kelemahan cara pemberian beban internal ialah bahwa cara ini lebih kompleks
dan lebih sulit dilaksanakan dari pada cara pemberian beban external.
Dasar Teori Perbaikan Tanah dengan Pemampatan Awal.
Penurunan tanah yang dibebani dengan beban preloading pada waktu t dapat dituliskan
sebagai berikut :

Dimana :
St = settlement total pada waktu t.
Si = immediate settlement (settlement segera karena deformasi elastis tanah).
U = harga rata-rata derajat konsolidasi (pada waktu t)
Scons = settlement toal tanah akibat konsolidasi, dan
Ss = secondary compression settlement (pemampatan sekunder) akibat pemampatan dari
struktur partikel tanah sendiri (setelah waktu t).
Sistem precompression atau preloading ialah dengan memberikan beban awal yang
berlebih Pf+s sedemikian rupa sehingga pada waktu yang pendek tsr didapatkan penurunan
yang sama besarnya dengan totap penurunan Sf dari beban rencana Pf sebagaimana terlihat
pada

Gambar

dibawah.

Bila pada beban awal pf+s penurunan Sf terjadi pada waktu tsr, beban surcharge Ps dapat
dibongkar. Kemudian dengan asumsi bahwa tanah sudah termampatkan sampai Sf, beban pf
tidak lagi menyebabkan penurunan tambahan. Makin besar pf+s makin pendek waktu tsr.
Cara pemampatan diatas sebetulnya tidak benar-benar menghilangkan seluruh penurunan;

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

karena

akibat

beban

pf+s

berubah

menjadi

pf

sebagian

lapisan

tanah

menjadi overconsolidated dan sebagian lagi masih underconsolidated. Jadi masih akan
ada lagi penurunan tambahan, meskipun pf tetap. Cara yang betul ialah menghentikan
preloading pada waktu tm > tsr sedemikian rupa sehingga lapisan tanah sudah hampir
semuanya overconsolidated.
Pada tanah lempung organik peat, pemampatan tanah sekunder (secondary compression) relatif
cukup besar dibanding dengan primary compressionnya. Untuk jenis tanah seperti ini, waktu
preloading harus diperpanjang lagi sampai derajad konsolidasi

Uz rata-rata mencapai harga

sebagai berikut :

Dimana Ssec = besar secondary compression akibat beban Pf. Pada saat tz dimana
derajat konsolidasi minimum dalam tanah sebesar Uz, pembebanan preloading
dapat dibongkar.

Gambar Prinsip pembebanan preloading pada pemampatan tanah dengan beban


awal Pf+s>Pf.
Meskipun nantinya secara teoritis penurunan sekunder masih akan terjadi (dengan
beban Pf), tetapi besarnya sudah sangat kecil dan dapat diabaikan.
Selama

terjadinya

pemampatan

tersebut

kekuatan

geser undrained tanah

(undrained shear strength) meningkat; dan besar peningkatan kekuatan tersebut dapat
diperkirakan misalnya dengan prosedur SHANSEP.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Penggunaan Vertical Drain pada Pemampatan Tanah


Sering dijumpai dalam perencanan bahwa cara preloading (serta precompression)
masih memerlukan waktu yang terlalu lama (umumnya lebih dari 1 tahun), padahal
proyek tidak dapat menunggu selama itu. Untuk mempercepat konsolidasi,
digunakan vertical

drain.

Cara

ini

diterapkan

pada

tanah-tanah

dimana

pemampatan terjadi sebagian besar akibat konsolidasi primer (Primary consolidation).


Vertical drain umumnya berupa tiang-tiang vertikal yang mudah mengalirkan air
(berwujud sand drain/tiang pasir atau dari bahan geosynthetis yang dikenal dengan
wick drain atau juga dikenal dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD). Tiangtiang atau lubang-lubang tersebut dipasang didalam tanah pada jarak tertentu
sedemikian rupa sehingga memperpendek jarak aliran drainase air pori (drainage
path). Karena waktu yang diperlukan untuk mencapai derajat konsolidasi tertentu
adalah fungsi dari tebal/panjang lapisan aliran drainase (drainage path), maka
menurut

rumus

berikut

Dimana H = panjang drainage path, dengan adanya vertical drains waktu dapat
sangat diperpendek.
Pada Gambar dibawah ini, harga D adalah jarak antara vertical drain. Jadi adanya
vertical

drain

sangat

menyingkat

waktu

konsolidasi.

Biasanya

untuk

lebih

menyingkat waktu lagi, cara pemampatan awal (precompression) digabung dengan


penambahan vertical drains.
Jadi

waktu

tanpa

berubah

vertical

menjadi

drains

yang

kira-kira

mula-mula

(Catatan : rumus waktu untuk vertical drain agak berbeda karena masih ada faktorfaktor lainnya yang terlibat)
dimana : D = jarak antara vertical drains.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Karena

maka waktu menjadi

Gambar Pemasangan vertical drain pada tanah yang compressible.


Lapisan sand mat (sand blanket) diperlukan untuk mengalirkan air yang keluar dari
vertical drains pada permukaan tanah. Jadi pada vertical drains dapat dijaga tekanan
air tetap hidrostatis. Selain itu, pada pemampatan primer (primary consolidation)
biasa tanpa adanya vertical drain, arah pengaliran air adalah sebagian besar
vertikal, sehingga harga Cv yang dipakai adalah Cv arah vertikal. Padahal dengan
adanya vertical drains arah pengaliran air sebagian besar horisontal dan harga Ch
adalah untuk arah horisontal. Karena pada umumnya Ch > Cv, maka waktu
konsolidasi t makin bertambah pendek lagi. Umumnya harga Ch/Cv = 2 sampai 10.

Pemampatan Awal dengan Cara Electro-Osmosis.


Pada prinsipnya, air sebagai eletrolit dalam pori-pori tanah dapat dibuat mengalir
dalam tanah dari suatu kutub listrik Anoda ke kutub Katoda. Bila didalam tanah
dipasangkan batang-batang Anoda, dan kemudian setelah terjadi aliran pada
batang-batang Katoda air yang masuk di pompa keluar, maka di dalam pori tanah
tercipta tegangan negatif yang menyebabkan kenaikan tegangan efektif pada
partikel tanah yang mengakibatkan terjadinya konsolidasi.
Metode pemampatan dengan cara electro-osmosis diketahui efektif dan ekonomis
bila kondisi tanahnya sebagai berikut :
1.

Tanahnya adalah tanah lanau jenuh air atau tanah lempung berlanau yang
jenuh air.

2.

Tanahnya dalam kondisi normally consolidated.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

3.

Air pori dalam tanah mempunyai konsentrasi ion yang rendah (bukan air yang
banyak mengandung garam atau kapur).

Metode

pemampatan

cara electro-osmosis ini

juga

dapat

digunakan

untuk

mempercepat waktu konsolidasi tanah yang sedang dimampatkan dengan cara


preloading. Jadi berbagai cara pemampatan tanah dapat digabung untuk
mempercepat waktu konsolidasi.

PERBAIKAN TANAH DENGAN CARA INJEKSI DAN


GROUTING BAHAN PENGUAT KEDALAMAN TANAH
Injeksi dan grouting ini merupakan salah satu usaha untuk memperkuat tanah,
mengurangi

settlement

(compressbility)

dari

tanah,

dan

mengurangi

pergerakan-pergerakan dari tanah (ground movement). Cara ini dilaksanakan


dengan menginjeksikan bahan penguat (grouting) ke dalam tanah. Bahan penguat
tersebut kemudian bereaksi dengan partikel tanah atau mengeras dalam tanah
sehingga membentuk ikatan yang kokoh dan lebih kaku.
Bahan grouting yang paling umum adalah semen. Disamping itu juga sering
digunakan bahan lempung (bentonite, dan lain-lain), atau campuran antara semen
dan tanah. Kapur juga sering digunakan sebagai bahan grouting; biasanya kapur
tersebut dalam bentuk pasta (cair). Selain semen, kapur, dan tanah, sering pula
digunakan

bahan

kimia

(chemical

grout)

seperti silicates,

lignins, resins, acrylomides danurethanes. Bahan grouting kimiawi ini umumnya lebih
mudah diinjeksikan pada tanah-tanah yang berbutir halus, sedangkan bahan
grouting semen dan sejenisnya terutama ditujukan untuk tanah-tanah pasir.
Pada umumnya grouting dengan cara injeksi mempunyai 3 (tiga) fungsi :
1.

Permeating grouting, yaitu grouting untuk mengisi pori-pori dalam tanah.


Disini bahan grouting harus cukup encer untuk menyusup dalam pori-pori tanah
tanpa merubah volume tanah. Permeating grouting biasanya hanya terjadi pada
tanah-tanah yang lebih kasar dari pasir kasar.

2.

Displacement grouting yaitu grouting yang ditujukan untuk mengisi pori


tanah dan menyibak pori tanah menjadi besar. Grouting ini menyebabkan
terjadinya displacement dan perubahan volume pori dalam tanah.

3.

Encapsulation grouting, ditujukan untuk mengisi retakan-retakan yang


terjadi dalam tanah akibat tekanan injeksi. Grouting ini tidak menyusup ke pori-

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

pori tanah tetapi mengisi retakan-retakan sekitar gugusan tanah atau batuan,
sehingga berbentuk lensa-lensa tipis grouting yang berada disela-sela gugusan
tanah/batuan dan membungkus tanah dalam gugusan-gugusan yang cukup
besar.
Grouting dengan cara injeksi ini diprakarsai oleh seorang insinyur Prancis di tahun
1802

untuk

memperbaiki

saluran

yang

terkena

erosi

yaitu

dengan

cara

menyuntikkan campuran lempung dan kapur encer kebawah saluran tersebut. Sejak
saat itu grouting digunakan orang, dan dibanyak pemakaiannya grouting dengan
injeksi dilakukan sebagai cara mengurangi rembesan air (dibawah tubuh
bendungan) atau sebagai penahan rembesan.

Kegunaan Umum Injeksi dan Grouting pada Perbaikan Tanah


Kegunaan cara injeksi dan grouting pada perbaikan tanah, selain untuk mengontrol
rembesan dalam tanah, dapat diringkas sebagai berikut :
o

Untuk mengisi pori-pori tanah dan ruang-ruang kosong dalam tanah guna
mencegah penurunan yang berlebihan.

Untuk meningkatkan kekuatan tanah mendukung bangunan yang ada dan


mencegah adanya pergerakan tanah bila disebelah bangunan tersebut diadakan
penggalian tanah (excavation), pemancangan tiang, dan lain sebagainya.

Untuk mencegah dan mengurangi pergerakan tanah pada saat pembuatan


tunnel (terowongan). Grouting sekitar daerah lubang tunnel akan menstabilisir
tanah dan batuan sehingga dinding terowongan tidak mudah bergerak atau
runtuh.

Untuk memperkuat dan menyatukan massa tanah sehingga mengurangi


kebutuhan atas perkuatan arah horisontal (lateral support), misalnya pada galiangalian, turap dan lain sebagainya.

Untuk memperkuat tanah dan meningkatkan ketahanan tiang pancang


terhadap beban lateral (tegak lurus sumbu tiang pancang).

Untuk menyatukan dan menstabilisir lapisan pasir yang renggang sehingga


tidak mudah mengalamiLiquefaction.

Sebagai penopang

(ganjal) dibawah pondaasi (bila pondasi mengalami

penurunan atau dibawah pondasi tercipta rongga-rongga).


o

Untuk

mengurangi

perubahan

yang ekspansive (tanah mengembang).

Teknologi Injeksi dan Grouting

volume

pada

tanah-tanah

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Injeksi dan grouting dilaksanakan dengan memasukkan pipa kedalam tanah. Dengan
tekanan bahwa grouting disuntikkan kedalam tanah melalui pipa tersebut. Jarak
lubang pipa grouting umumnya antara 1,3 sampai 2,5 meter. Makin dekat jarak pipa
grouting makin baik hasilnya, tetapi harga injektor grouting menjadi sangat mahal.
Sebaliknya, jarak lubang yang terlalu jauh tidak menjamin hasil grouting yang cukup
baik.
Cara yang terbaru untuk grouting diantaranya ialah dengan bantuan tenaga listrik
sistem electrochemical injection dan jet grouting. Electrochemical injection ialah
gabungan antara cara elektro-osmosis dan grouting dengan bahan kimia. Grouting
dilewatkan Anoda sehingga akibat arah pengaliran air dari Anoda ke Katoda, bahan
grouting ikut menyebar di dalam tanah. Cara jet grouting adalah cara baru yang
dikenal di Jepang. Cara kerja jet grouting ini ialah dengan mengalirkan air
bertekanan sangat tinggi kedalam tanah untuk mencairkan tanah
sehingga tanah mudah dicampur dengan bahan grouting. Selain itu cara jet
grouting juga dapat mencampur tanah dengan bahan grouting (semen misalnya)
dalam dimensi/ukuran yang cukup besar. Dari hasil percobaan dihasilkan bahwa
dengan cara jet grouting, tanah lempung lunak dapat diperbaiki sehingga memiliki
kekuatan

tekan

unconfined

(Unconfined Compressive Strength) sebesar

30

kali kekuatan semula.

PERBAIKAN TANAH CARA PENCAMPURAN DENGAN


BAHAN LUAR (PENGUAT)
Perbaikan tanah dengan cara pencampuran adalah cara yang paling tua dan
banyak dilakukan orang. Pada prinsipnya, perbaikan tanah dilakukan dengan cara
mencampur tanah asli dengan bahan penguat dari luar secara setempat. Bahan
campur

yang

paling

umum

adalah

kapur

dan

semen.

Tujuan

utama

dari

pencampuran adalah untuk memperkuat struktur tanah, mengurangi plastisitas dan


compresibilitas tanah. Disamping kapur dan semen juga dikenal berbagai macam
bahan kimia sebagai stabilisator.
Untuk pencampuran ini dikenal cara pencampuran biasa, yaitu pencampuran
dangkal dan cara pencampuran dalam (Deep Mixing Method). Pencampuran
dangkal ialah pencampuran langsung antara bahan penguat dengan tanah sampai
kedalam yang relatif dekat

dengan permukaan tanah . Pencampuran dapat

dilakukan via alat mixer setelah tanahnya digaruk dahulu sampai kedalam yang

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

diinginkan. Setelah dicampur dengan bahan penguat, biasanya tanah dihamparkan


kembali lapis demi lapis dimana tiap lapis dipadatkan dengan baik.
Deep Mixing dilakukan dengan cara mengebor tanah dengan alat rotary drill dan
mata auger pembor tanah yang khusus. Saat Rotary Drill mencapai kedalaman yang
diinginkan, alat perlahan-lahan ditarik keatas sambil mencampur tanah diantara
rotary drill dengan bahan penguat. Sebagai hasilnya didapatkan tiang-tiang (kolomkolom) tanah yang sudah bercampur dengan bahan penguat (misalnya semen atau
kapur). Cara seperti ini di Jepang sudah berhasil dilakukan untuk stabilisasi tanah
sampai kedalam 60,0 meter.

STABILISASI TANAH CARA THERMAL


Prinsip Umum cara thermal dalam stabilisasi tanah meliputi pemanasan dan
pendinginan

tanah (sampai

beku).

Pemanasan

tanah

yang

berbutir

halus

(lempung atau lanau kelempungan) sampai temperatur diatas 100C menyebabkan


tanah mengering dan tanah menjadi keras akibat bekerjanya proses kapiler pada
saat tanah mengering. Pemanasan tanah (lempung) sampai temperatur antara 6001000C dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut terhadap lempung atau lanau :

Hilangnya

sifat

sensitivitas

tanah

terhadap

air;

kadar

air

tidak

lagi

mempengaruhi sifat material tanah.


o

Hilangnya sifat kembang-susut tanah.

Hilangnya sifat compressible dari tanah.

Jadi tanah seolah-olah membatu dan tidak lagi bersifat sebagai tanah lempung.
Pendinginan tanah yang umumnya dilakukan ialah sampai dibawah titik beku air.
Pembekuan ini menyebabkan air pori tanah mengeras jadi es padat sehingga lebih
mudah untuk ditangani. Pembekuan tanah ini dilakukan sementara sampai
bengunan permanen yang diinginkan selesai dikerjakan (misalnya pada galian
terbuka tanah saturated yang sangat lembek dimana pelaksanaan konstruksi turapsementara kurang ekonomis dari pada cara pembekuan tanah). Selain itu
proses freezing ini perlu untuk mempertahankan sifat tanah di daerah permafrost
(permanen frost).
Pemanasan dan pendinginan/pembekuan sebagai cara untuk perbaikan tanah
umumnya lebih

efektif

dilakukan

untuk

tanah

berbutir

halus

seperti

lempung atau lempung kelanauan. Pembekuan terutama dilakukan pada tanah


yang jenuh air.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

Perbaikan tanah cara thermal ini memerlukan biaya energi yang relatif
tinggi dan penggunaannya mungkin tidak dapat diterapkan dibanyak tempat di
bumi ini; karena faktor cuaca, keberadaan bahan bakar/energi, kondisi tanah dan
lain-lain. Hanya kondisi yang specifik saja yang memungkinkan penggunaan cara ini.
Karena diperkirakan cara ini mungkin tidak akan pernah digunakan di Indonesia.

PERBAIKAN TANAH CARA PEMBERIAN PERKUATAN


(REINFORCEMENT)
Soil reinforcement ini merupakan cara yang paling pesat berkembang dalam dua
dekade akhir-akhir ini dan cara ini merupakan yang paling banyak dipelajari dan
diminati orang. Metode ini dapat dibagi menjadi empat metode yaitu :
1. Metode Stone Column.
Pada metode ini, pada tanah yang lunak dipasang kolom-kolom dari batu atau kerikil
yang dipadatkan berdiameter 0,6 1,0 meter dengan jarak tertentu. Pemasangan
stone column bisa dengan cara vibroflotation atau cara pneumatic compaction.
Stone column tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan geser tanah dan
mengulangi settlement. Selain stone column juga umum dilaksanakan sand column
yang dipasang dengan cara vibro-compozer sebagaimana telah dijelaskan didepan.
2. Root Piles atau Micro Piles.
Ini adalah penggunaan tiang pancang kecil berdiameter 7,5 25 cm, yang umumnya
dari beton dengan penulangan ditengah-tengah. Tiang-tiang micro ini dipasangkan
sebagai group tiang atau tiang satu-satu secara vertikal dan miring. Fungsi tiang
micro ini disamping memberikan tambahan dukungan terhadap pondasi juga sebgai
pasak terhadap geseran pada bidang longsor geser sirkular. Di Indonesia sistem
seperti ini lebih dikenal dengan sistem cerucuk, yaitu penggunaan tiang-tiang
kayu/bambu sebagai pasak dalam tanah.
3. Paku-paku Tanah (Soil Nailing).
Cara ini terdiri dari sekelompok batang-batang dalam tanah serupa paku-paku dalam
tanah. Batang-batang tersebut umumnya digroutingkan didalam tanah. Soil nailing
ini hampir serupa dengan rock bolt pada batuan. Fungsi utamanya ialah memperkuat
tanah dengan menyatukan massa tanah disuatu bagian tanah yang kurang stabil
(misal pada talud dan lereng-lereng).
4. Earth (tanah yang diperkuat dengan bahan pengikat buatan).
Reinforced earth disini termasuk semua perkuatan-perkuatan tanah menggunakan
bahan geosynthetis, bahan-bahan khusus dari metal, ground anchor dan perkuatan

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH

sistem tie-back. Yang termasuk bahan geosynthetis untuk perkuatan tanah (soil
reinforcement) meliputi geotextile, geogrid, dan geolinear elemen.
Stone column terutama untuk mendukung beban tekan dan geser. Disamping
menaikkan daya dukung tanah, stone column juga mengurangi settlement dari
tanah yang diperbaiki. Disamping itu stone column juga berfungsi seperti vertical
drain untuk mempercepat waktu konsolidasi dari tanah yang compressible sehingga
waktu pemampatan tanah dapat dipercepat.
Micro-piles berfungsi sebagai penahan tarik, tekan dan lentur. Micro-piles juga
diperuntukkan bagi peningkatan daya dukung dan menaikkan stabilitas tanah.
Paku tanah terutama berguna untuk penahan tarik dan geser dan tujuan utama pada
perbaikan tanah ialah meningkatkan stabilitas tanah.
Perkuatan pada reinforced earth seperti bahan geotextile dan sejenisnya berfungsi
terutama untuk penahan tarik. Bahan ini dapat meningkatkan daya dukung tanah
dan memperkokoh stabilitas tanah. Besar settlement tanah umumnya tidak banyak
berubah akibat adanya bahan reinforcer tersebut.
Untuk keempat metode diatas, sebetulnya masih banyak uraian yang disampaikan,
terutama untuk metode stone column dan reinforced earth. Tetapi karena
keterbatasan waktu, penulis terpaksa tidak dapat menambah uraian lagi. Pembaca
disarankan melihat pada sumber referensi yang disebutkan di atas.

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH


Elektro osmosis :

Elektrosmosis merupakan proses osmosis yang dibantu menggunakan arus listrik.


[1]

Elektroosmosis dapat digunakan untuk mencampur dan memisahkan ion yang

terkandung dalam elektrolit dan pelarut.[1] Ketika medan listrik digunakan sepanjang
kapiler atau kanal mikro, gerakan cairan dalam jumlah besar dapat diamat. [2] Kecepatan
dari pergerakan ini berbanding lurus dengan penggunaan medan listrik dan bergantung
pada jenis bahan yang digunakan dan kontak antara cairan dan dinding kanal.

Osmosis adalah :
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian
yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.

Aplikasi
Elektroosmosis telah diaplikasikan dalam sebuah mikropori dan telah dianalisis secara
numerik dan eksperimen.[3] Pempompaan secara elektroosmosis lebih menguntungkan
daripada penekanan secara biasa.[3] Pemompaan elektroosmosis didasarkan pada
interaksi permukaan ion-ion, seperti parameter-parameter yang berhubungan dengan
muatan seperti valensi, afinitas ion, konsentrasi rasio larutan dan potensial elektrik
eksternal.[3] Penggunaan elektroosmosis dapat digunakan untuk menyaring senyawasenyawa yang dapat digunakan untuk pemberian obat, pemurnian partikel, dan
pemisahan cairan.[3]

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH


Mineral / Uji Kimiawi :

Mineralogi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika
(termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan
mineral.
Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk
batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan
organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara.
Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama
Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih
dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan
umum, 50 lainnya kadang-kadang, dan sisanya jarang sampai sangat jarang
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi
neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal
berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup
permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun
demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral
pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempungdan kerangka silikat). Secara
khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan
kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat
elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai
prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada
seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena
berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini)
kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.
DEFINISI MINERALOGI DAN MINERAL

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang
sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH


beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1.

L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atomatom yang tersusun secara teratur.
2.

D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil
suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk
didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi
kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa
mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan
berupa unsur tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis
dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik
maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai
susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa
mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak
sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut
kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak
disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida .
Kalsit, adalah sebuah mineral yang biasanya terdapat dalam batuan gamping dan merupakan
mineral pembentuk batuan yang penting. Zat yang dibuat dalam laboratorium dan
mempunyai sifat- sifat yang sama dengan mineral kalsit adalah CaCO3. Demikian pula halnya
dengan garam-garam yang terdapat sebagai lapisan-lapisan dalam batuan. Garam dapur
dalam ilmu mineralogi disebut halit sedangkan dalam laboratorium garam dapur disebut
dengan natrium-khlorida. Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang tetap dan berada
dalam hubungan yang harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral-mineral inilah yang

CATATAN LERENG DAN PERBAIKAN TANAH


merupakan bagian-bagian pada batuan-batuan dengan kata lain batuan adalah asosiasi
mineral-mineral.

Ingat ya, file diluar

Anda mungkin juga menyukai