Catatan
Catatan
PEMADATAN
1. Pengertian pemadatan
adalah suatu proses dimana
udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu
cara mekanis
(menggilas/memukul/mengola
h).Pemadatan tersebut
berfungsi untuk meningkatkan
kekuatan tanah, sehingga
dengan demikian
meningkatkan daya dukung
pondasi diatasnya. Pemadatan
juga dapat mengurangi
besarnya penurunan tanah
Pemadatan tanah untuk lapisan tanah renggang tak berkohesi yang cukup tebal juga
menggunakan
prinsip
getaran.
Teknologi
pemadatan
dan heavy
masa
kini
meliputi
tamping (penumbukan
berat). Vibrocompaction adalah cara yang menggunakan alat penggetar (menghasilkan getaran)
yang dilakukan dengan cara memasukkan alat tersebut ke dalam tanah yang renggang sampai
pada kedalaman lapisan tanah terbawah yang ingin dipadatkan. Seringkali dengan adanya cara
vibro ini diperlukan tambahan material pengisi untuk tempat-tempat/space yang kosong akibat
adanya pemadatan tanah arah ke samping. Termasuk dalam cara vibrocompaction ini adalah
penggunaan tiang-tiang pancang untuk pemadatan.
Cara blasting (ledakan)
ialah
cara
pemadatan
dengan
menggunakan
bahan
peledak;
sedangkan heavy tamping ialah pemadatan dengan menggunakan alat penumbuk super berat
yang dijatuhkan dari suatu ketinggian ke permukaan tanah. Kedua jenis pemadatan ini
menghasilkan gelombang getaran tekan dan geser (compaction wave dan shear wave) yang
cukup besar sehingga susunan partikel tanah (semula) runtuh dan membentuk susunan yang
lebih rapat.
Cara vibrocompaction, blasting, dan heavy tamping pada prinsipnya sama, yaitu menghasilkan
getaran yang dapat meruntuhkan struktur susunan partikel tanah (mula-mula) sehingga partikel
membentuk susunan yang lebih rapat dan lebih kokoh. Vibrocompaction menghasilkan energi
yang
jauh
lebih
kecil
dari
pada
kedua
cara
yang
disebut
terakhir.
Getaran
akibat vibrocompation biasanya terasa hanya sejauh jarak satu atau dua meter dari sumbernya,
sedangkan pada cara blasting dan heavy tamping, getaran dapat berpengaruh sampai 10
meter dari sumbernya.
Cara vibrocompaction lebih efektif bila digunakan untuk memadatkan tanah dominan pasir
bilamana jumlah fraksi tanah yang lolos ayakan no. 200 (persen berat). Adanya fraksi lempung
dan lanau yang lebih besar menyebabkan tanah sulit (berat) untuk dipadatkan dengan cara
vibrocompaction ini. Untuk kasus bilamana fraksi lanau dan lempung cukup tinggi sebaiknya
digunakan cara blasting atau heavy tamping.
Adapun cara-cara untuk mengukur hasil pemadatan tanah setelah di treatment dengan cara
getaran diatas, atau mengukur perubahan kepadatan dan kekuatan tanah sebelum dan sesudah
pemadatan, dapat dilakukan cara sebagai berikut :
o
Pengukuran dengan SPT (Standard Penetration Test, CPT), sebelum dan sesudah
treatment.
Pengukuran dengan alat sondir (Cone Penetration Test, CPT), sebelum dan
sesudah treatment.
Pengukuran kepadatan tanah cara gelombang geser seismic (sismic shear wave
method).
Pengukuran dengan cara alat density meter dalam lubang bor (down-hole
density meter).
o
Dan beberapa cara lainnya.
Perlu diketahui bahwa pemadatan dengan getaran ini memang menghasilkan perubahan
kepadatan yang drastis secara berarti, tetapi perubahan kekuatan tanah tidak langsung terjadi.
Diperlukan waktu yang cukup lama untuk tanah tersebut membangun strukturnya melebihi
kekuatan tanah mula-mula.
Sebagai perkiraan kondisi tanah pasir, perkiraan kekuatan perlawanan pasir dan sifat-sifatnya
dalam berbagai tingkat kepadatan dapat dilihat pada Tabel berikut :
catatan:
*
**
sedimentasi.
*** Menurut Seed (1979).
.
Cara ini umumnya dilakukan dengan bantuan alat vibrocompaction yang dapat berupa tiang
(pancang) berujung terbuka atau tertutup. Tiang tersebut dimasukkan ke dalam tanah dengan
digetar. Pada sebagian dari cara ini, tanah dipadatkan dengan menusuk-nusukkan tiang
pancang yang bergetar kedalam tanah (tanpa tambahan material pengisi) dan sebagian lagi
dengan menambahkan meterial pengisi (pasir atau kerikil).
Adapun pada prinsipnya cara vibrocompaction ini dapat dibedakan menjadi beberapa cara
berikut :
- Sistem tiang bergetar (vibrating probe)
Sistim ini mula-mula dikembangkan di USA berupa bentuk tiang pancang tertentu (diameter 0,
76 m) yang dipancang ke dalam tanah dengan bantuan alat Foster Vibrodriver, dan pile
hammer (penumbuk getar). Bentuk tiang pancang pada umumnya adalah pipa baja berujung
terbuka. Biasanya alat tersebut dioperasikan pada frekuensi getar 15 Hz dan amplitudo arah
vertikal antara 10-25 mm. Bentuk lainnya ialah bentuk bentuk Vibro-rod (batang getar)
dikembangkan oleh Saito (1977) di Jepang. Pada bentuk Vibro-rodini digunakan pipa baja
berujung tertutup.
Prinsipnya kedua cara ini dioperasikan dengan menusukkan pipa ber- getar (pergerakan pipa
arah vertikal) kedalam tanah sampai pipa mencapai kedalaman penetrasi yang diinginkan.
Kemudian pipa ditarik keatas sambil tetap digetarkan. Cara ini dilakukan berulang kali (tekan
dengan digetar kemudian ditarik dengan getar) pada titik-titik berjarak 1,0 sampai 3,0 m
diseluruh area yang dipadatkan sampai kepadatan tanah mencapai harga yang diinginkan.
2. Sistem Vibroflotation.
Sistem
Vibroflotation
ini
dikembangkan
mulanya
di
Jerman
60
tahun
yang
lalu.
Alat vibroflotation pada umumnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu : alat vibrator, pipa
pemanjang (extension tube), dan mobil derek/crane pemikul. Prinsip dasar kerja alat seperti
pada Gambar berikut.
sistem
ini
dengan
sistem vibrating
akibat
perputaran
probe ialah
pada
bahwa
poros
alat
vibrator yang tidak sentris sehingga menghasilkan gaya centrifugal pada arah horisontal
dan
menyibak
tanah
kesamping
dan
menghasilkan
lubang
pada
tanah.
Akibat
getarancentrifugal dan berat sendiri dari vibrator, alat ini dapat dengan cepat masuk kedalam
tanah. Penggetaran menyibak tanah kesamping itu juga dapat dilakukan dengan bantuan air
yang dipompa ke alat vibrator dengan tekanan (water jet). Pada saat penarikan keatas, lubang
yang ditimbulkan oleh sistem ini diisi dengan pasir atau kerikil, sambil tetap digetarkan untuk
memadatkan bahan pengisi tersebut.
ini
mula-mula
ialah sebuah
pipa
dikembangkan
casing
di
Jepang
oleh
dipancangkan
Murayama
kedalam
(1958).
Prinsipnya
tanah
dengan
digetar (melalui alat vibrator diujung atas pipa). Kemudian pasir dimasukkan kedalam pipa
casing dengan bantuan tekanan udara. Pasir tersebut kemudian dipadatkan dengan cara
menarik turunkan pipa casing (sambil dicabut) berkali-kali sehingga terbentuk tiang pasir padat
dengan diameter yang lebih besar dari pada pipa casing tersebut. Selama pemadatan, tanah
pasir pengisi tetap dalam keadaan mendapat tekanan udara (lihat Gambar dibawah untuk
jelasnya).
Vibratory
Stabilization (SVS)
ini
juga
dikenal
sebagai
tanah
asli.
Jadi
yang
dituju
bukan
perubahan
kepadatan
tanah
asli
tetapi instalasi sand/stone column (kolom-kolom pasir dan kerikil) tersebut. Bila
kepadatan tanah asli ingin dirubah dengan penggetaran, cara vibrocompaction ini lebih efektif
untuk tanah-tanah dominan pasir.
2.
3.
4.
Peledakan bahan dinamit menurut pola ledak dan kekuatan ledak yang
direncanakan.
5.
Peledakan akan menghasilkan gelombang getar tekan dan geser yang akan
meruntukhan susunan partikel tanah asli dan membentuk susunan yang lebih
padat.
Berdasarkan pedoman pemadatan dengan ledakan (sampai kedalaman tanah 20 meter yang
terpengaruh) sebagai berikut :
1.
2.
Kedalaman pusat ledakan : Pusat ledakan harus tertimbun pada kedalaman >
1/4 x kedalaman total (sampai kedasar lapisan tanah yang ingin dipadatkan);
tetapi letak pusat ledakan pada kedalaman 1/2 sampai 3/4 x kedalaman total
lebih umum dilakukan orang.
3.
4.
Jumlah kali ulangan peledakan : 1 sampai 5 kali, dan ummnya 2-3 kali. setiap
ulangan terdiri dari beberapa ledakan beruntun dari masing-masing pusat ledak.
Setiap ulangan biasanya berjarak beberapa jam sampai beberapa hari dari
ledakan sebelumnya.
5.
Jumlah total bahan explosive yang digunakan : 8 - 150 gr/m3 tanah, biasanya
sekitar 10-30 gr/m3.
6.
dipadatkan.
Dengan cara ini, jelas akan terlihat adanya pemadatan yang berarti dari tanah setempat, tetapi
kekuatan tanah tidak segera membaik. Perlu waktu lama untuk tanah tersebut menguat kembali.
Akan tetapi pada tanah dominan pasir, kekuatan tanah minimal biasanya sudah memenuhi
syarat untuk bangunan, hanya kepadatannya saja yang menjadi masalah bilamana ada getaran
nantinya.
Pada tanah-tanah yang tidak terletak di bawah air, akan lebih mudah dipadatkan bila tanah
tersebut lebih dahulu dijenuhkan dengan air kemudian baru diledakkan, cara ini disebut hydroblasting. Jadi kedalam tanah dipompakan air sampai lapisan tanah disitu sampai jenuh, baru
baru kemudian sistem pemadatan cara blasting dilakukan.
dimana :
D = Kedalaman maximum pengaruh pemadatan heavy tamping, dalam meter.
W = berat massa penumbuk, dalam ton.
H = tinggi jatuh massa penumbuk, dalam meter.
didirikan
dengan
tujuan
pokoknya
adalah
sebagai
berikut
dapat
dihilangkan
(dibongkar).
Baru
kemudian
bangunan
yang
Meningkatkan daya dukung (tanahan geser = shear strength) dari tanah dasar.
Pemampatan dapat meningkatkan tahanan geser tanah sehingga tanah yang
semula lunak dan mempunyai daya dukung yang rendah menjadi lebih kuat dan
lebih stabil dalam mendukung beban bangunan.
Perbaikan tanah cara pemampatan awal (precompression) ini umumnya cocok untuk
tanah-tanah
lempung
lempung
jenuh
panjang
air
organik
digunakan
aliran
yang
dan
lunak,
tanah
drainase
peat.
vertikal
(drainage
tanah-tanah
Untuk
(vertical
path)
lanau
mempercepat
drains)
yang
air
pori.
dari
Teknik precompression atau preloading ini telah berhasil diterapkan pada tanah-tanah yang
mendukung pondasi gedung, embankment, jalan raya, rurnway, tangki-tangki dan abutment
jembatan dengan sukses.
Jenis Teknik Pemampatan Awal (Precompression)
Teknik pemampatan awal dapat dibagi menjadi 2 (dua) cara utama yaitu :
1. Pemberian beban awal external.
Beban dapat berupa beban tanah timbunan di atas tanah asli (yang ingin dimampatkan), beban
tangki air atau kolam air buatan atau beban luar lainnya yang diletakkan diatas tanah aslinya.
Karena pemberian beban luar tersebut, tanah dasar memampat.
2. Pemberian beban awal internal. Termasuk dalam teknik ini adalah :
a. Cara pemadatan menggunakan metoda vacuum.
b. Cara pemadatan dengan menurunkan muka air tanah.
c. Cara pemadatan konsolidasi cara elektro osmosis.
Cara kedua dilakukan bila cara pertama tidak mungkin dilaksanakan karena alasan teknis
pelaksanaan, karena mahalnya bahan tanah timbunan atau karena alasan lainnya.
Cara pertama dan kedua diatas pada prinsipnya sama, yaitu memampatkan tanah
dengan cara menaikkan tegangan efektif dalam tanah. Cara vacuum dilakukan
dengan melakukan pemompaan vacuum dari lapisan tanah di bawah lapisan tipis membrane
yang kedap air sehingga tegangan air pori didalam tanah dapat dibuat negatif. Menurunkan
muka air tanah dengan pemompaan juga dapat menyebabkan penurunan konsolidasi tanah.
Tetapi kecuali disekitar daerah tersebut tidak ada bangunan yang tidak boleh ikut turun, cara
pemampatan tanah dengan penurunan muka air tanah ini dapat membahayakan
stabilitas gedung-gedung/bangunan disekitar lokasi proyek. Cara pemadatan
konsolidasi electro-osmosis adalah dengan menimbulkan tegangan negatif pada air pori (air pori
disedot dengan cara pengaliran arus listrik searah) sehingga tegangan efektif tanah meningkat.
Cara pemberian beban internal (vacuum, penurunan air tanah, dan electro-osmosis) mempunyai
kelebihan karena pada cara ini tidak didapati masalah stabilitas talud timbunan dan cara ini tidak
memerlukan bahan timbunan yang sangat banyak (seperti pada cara pembebanan external).
Tetapi, kelemahan cara pemberian beban internal ialah bahwa cara ini lebih kompleks
dan lebih sulit dilaksanakan dari pada cara pemberian beban external.
Dasar Teori Perbaikan Tanah dengan Pemampatan Awal.
Penurunan tanah yang dibebani dengan beban preloading pada waktu t dapat dituliskan
sebagai berikut :
Dimana :
St = settlement total pada waktu t.
Si = immediate settlement (settlement segera karena deformasi elastis tanah).
U = harga rata-rata derajat konsolidasi (pada waktu t)
Scons = settlement toal tanah akibat konsolidasi, dan
Ss = secondary compression settlement (pemampatan sekunder) akibat pemampatan dari
struktur partikel tanah sendiri (setelah waktu t).
Sistem precompression atau preloading ialah dengan memberikan beban awal yang
berlebih Pf+s sedemikian rupa sehingga pada waktu yang pendek tsr didapatkan penurunan
yang sama besarnya dengan totap penurunan Sf dari beban rencana Pf sebagaimana terlihat
pada
Gambar
dibawah.
Bila pada beban awal pf+s penurunan Sf terjadi pada waktu tsr, beban surcharge Ps dapat
dibongkar. Kemudian dengan asumsi bahwa tanah sudah termampatkan sampai Sf, beban pf
tidak lagi menyebabkan penurunan tambahan. Makin besar pf+s makin pendek waktu tsr.
Cara pemampatan diatas sebetulnya tidak benar-benar menghilangkan seluruh penurunan;
karena
akibat
beban
pf+s
berubah
menjadi
pf
sebagian
lapisan
tanah
menjadi overconsolidated dan sebagian lagi masih underconsolidated. Jadi masih akan
ada lagi penurunan tambahan, meskipun pf tetap. Cara yang betul ialah menghentikan
preloading pada waktu tm > tsr sedemikian rupa sehingga lapisan tanah sudah hampir
semuanya overconsolidated.
Pada tanah lempung organik peat, pemampatan tanah sekunder (secondary compression) relatif
cukup besar dibanding dengan primary compressionnya. Untuk jenis tanah seperti ini, waktu
preloading harus diperpanjang lagi sampai derajad konsolidasi
sebagai berikut :
Dimana Ssec = besar secondary compression akibat beban Pf. Pada saat tz dimana
derajat konsolidasi minimum dalam tanah sebesar Uz, pembebanan preloading
dapat dibongkar.
terjadinya
pemampatan
tersebut
kekuatan
(undrained shear strength) meningkat; dan besar peningkatan kekuatan tersebut dapat
diperkirakan misalnya dengan prosedur SHANSEP.
drain.
Cara
ini
diterapkan
pada
tanah-tanah
dimana
rumus
berikut
Dimana H = panjang drainage path, dengan adanya vertical drains waktu dapat
sangat diperpendek.
Pada Gambar dibawah ini, harga D adalah jarak antara vertical drain. Jadi adanya
vertical
drain
sangat
menyingkat
waktu
konsolidasi.
Biasanya
untuk
lebih
waktu
tanpa
berubah
vertical
menjadi
drains
yang
kira-kira
mula-mula
(Catatan : rumus waktu untuk vertical drain agak berbeda karena masih ada faktorfaktor lainnya yang terlibat)
dimana : D = jarak antara vertical drains.
Karena
Tanahnya adalah tanah lanau jenuh air atau tanah lempung berlanau yang
jenuh air.
2.
3.
Air pori dalam tanah mempunyai konsentrasi ion yang rendah (bukan air yang
banyak mengandung garam atau kapur).
Metode
pemampatan
juga
dapat
digunakan
untuk
settlement
(compressbility)
dari
tanah,
dan
mengurangi
bahan
kimia
(chemical
grout)
seperti silicates,
lignins, resins, acrylomides danurethanes. Bahan grouting kimiawi ini umumnya lebih
mudah diinjeksikan pada tanah-tanah yang berbutir halus, sedangkan bahan
grouting semen dan sejenisnya terutama ditujukan untuk tanah-tanah pasir.
Pada umumnya grouting dengan cara injeksi mempunyai 3 (tiga) fungsi :
1.
2.
3.
pori tanah tetapi mengisi retakan-retakan sekitar gugusan tanah atau batuan,
sehingga berbentuk lensa-lensa tipis grouting yang berada disela-sela gugusan
tanah/batuan dan membungkus tanah dalam gugusan-gugusan yang cukup
besar.
Grouting dengan cara injeksi ini diprakarsai oleh seorang insinyur Prancis di tahun
1802
untuk
memperbaiki
saluran
yang
terkena
erosi
yaitu
dengan
cara
menyuntikkan campuran lempung dan kapur encer kebawah saluran tersebut. Sejak
saat itu grouting digunakan orang, dan dibanyak pemakaiannya grouting dengan
injeksi dilakukan sebagai cara mengurangi rembesan air (dibawah tubuh
bendungan) atau sebagai penahan rembesan.
Untuk mengisi pori-pori tanah dan ruang-ruang kosong dalam tanah guna
mencegah penurunan yang berlebihan.
Sebagai penopang
Untuk
mengurangi
perubahan
volume
pada
tanah-tanah
Injeksi dan grouting dilaksanakan dengan memasukkan pipa kedalam tanah. Dengan
tekanan bahwa grouting disuntikkan kedalam tanah melalui pipa tersebut. Jarak
lubang pipa grouting umumnya antara 1,3 sampai 2,5 meter. Makin dekat jarak pipa
grouting makin baik hasilnya, tetapi harga injektor grouting menjadi sangat mahal.
Sebaliknya, jarak lubang yang terlalu jauh tidak menjamin hasil grouting yang cukup
baik.
Cara yang terbaru untuk grouting diantaranya ialah dengan bantuan tenaga listrik
sistem electrochemical injection dan jet grouting. Electrochemical injection ialah
gabungan antara cara elektro-osmosis dan grouting dengan bahan kimia. Grouting
dilewatkan Anoda sehingga akibat arah pengaliran air dari Anoda ke Katoda, bahan
grouting ikut menyebar di dalam tanah. Cara jet grouting adalah cara baru yang
dikenal di Jepang. Cara kerja jet grouting ini ialah dengan mengalirkan air
bertekanan sangat tinggi kedalam tanah untuk mencairkan tanah
sehingga tanah mudah dicampur dengan bahan grouting. Selain itu cara jet
grouting juga dapat mencampur tanah dengan bahan grouting (semen misalnya)
dalam dimensi/ukuran yang cukup besar. Dari hasil percobaan dihasilkan bahwa
dengan cara jet grouting, tanah lempung lunak dapat diperbaiki sehingga memiliki
kekuatan
tekan
unconfined
30
yang
paling
umum
adalah
kapur
dan
semen.
Tujuan
utama
dari
dilakukan via alat mixer setelah tanahnya digaruk dahulu sampai kedalam yang
tanah (sampai
beku).
Pemanasan
tanah
yang
berbutir
halus
Hilangnya
sifat
sensitivitas
tanah
terhadap
air;
kadar
air
tidak
lagi
Jadi tanah seolah-olah membatu dan tidak lagi bersifat sebagai tanah lempung.
Pendinginan tanah yang umumnya dilakukan ialah sampai dibawah titik beku air.
Pembekuan ini menyebabkan air pori tanah mengeras jadi es padat sehingga lebih
mudah untuk ditangani. Pembekuan tanah ini dilakukan sementara sampai
bengunan permanen yang diinginkan selesai dikerjakan (misalnya pada galian
terbuka tanah saturated yang sangat lembek dimana pelaksanaan konstruksi turapsementara kurang ekonomis dari pada cara pembekuan tanah). Selain itu
proses freezing ini perlu untuk mempertahankan sifat tanah di daerah permafrost
(permanen frost).
Pemanasan dan pendinginan/pembekuan sebagai cara untuk perbaikan tanah
umumnya lebih
efektif
dilakukan
untuk
tanah
berbutir
halus
seperti
Perbaikan tanah cara thermal ini memerlukan biaya energi yang relatif
tinggi dan penggunaannya mungkin tidak dapat diterapkan dibanyak tempat di
bumi ini; karena faktor cuaca, keberadaan bahan bakar/energi, kondisi tanah dan
lain-lain. Hanya kondisi yang specifik saja yang memungkinkan penggunaan cara ini.
Karena diperkirakan cara ini mungkin tidak akan pernah digunakan di Indonesia.
sistem tie-back. Yang termasuk bahan geosynthetis untuk perkuatan tanah (soil
reinforcement) meliputi geotextile, geogrid, dan geolinear elemen.
Stone column terutama untuk mendukung beban tekan dan geser. Disamping
menaikkan daya dukung tanah, stone column juga mengurangi settlement dari
tanah yang diperbaiki. Disamping itu stone column juga berfungsi seperti vertical
drain untuk mempercepat waktu konsolidasi dari tanah yang compressible sehingga
waktu pemampatan tanah dapat dipercepat.
Micro-piles berfungsi sebagai penahan tarik, tekan dan lentur. Micro-piles juga
diperuntukkan bagi peningkatan daya dukung dan menaikkan stabilitas tanah.
Paku tanah terutama berguna untuk penahan tarik dan geser dan tujuan utama pada
perbaikan tanah ialah meningkatkan stabilitas tanah.
Perkuatan pada reinforced earth seperti bahan geotextile dan sejenisnya berfungsi
terutama untuk penahan tarik. Bahan ini dapat meningkatkan daya dukung tanah
dan memperkokoh stabilitas tanah. Besar settlement tanah umumnya tidak banyak
berubah akibat adanya bahan reinforcer tersebut.
Untuk keempat metode diatas, sebetulnya masih banyak uraian yang disampaikan,
terutama untuk metode stone column dan reinforced earth. Tetapi karena
keterbatasan waktu, penulis terpaksa tidak dapat menambah uraian lagi. Pembaca
disarankan melihat pada sumber referensi yang disebutkan di atas.
terkandung dalam elektrolit dan pelarut.[1] Ketika medan listrik digunakan sepanjang
kapiler atau kanal mikro, gerakan cairan dalam jumlah besar dapat diamat. [2] Kecepatan
dari pergerakan ini berbanding lurus dengan penggunaan medan listrik dan bergantung
pada jenis bahan yang digunakan dan kontak antara cairan dan dinding kanal.
Osmosis adalah :
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian
yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Aplikasi
Elektroosmosis telah diaplikasikan dalam sebuah mikropori dan telah dianalisis secara
numerik dan eksperimen.[3] Pempompaan secara elektroosmosis lebih menguntungkan
daripada penekanan secara biasa.[3] Pemompaan elektroosmosis didasarkan pada
interaksi permukaan ion-ion, seperti parameter-parameter yang berhubungan dengan
muatan seperti valensi, afinitas ion, konsentrasi rasio larutan dan potensial elektrik
eksternal.[3] Penggunaan elektroosmosis dapat digunakan untuk menyaring senyawasenyawa yang dapat digunakan untuk pemberian obat, pemurnian partikel, dan
pemisahan cairan.[3]
Mineralogi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika
(termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan
mineral.
Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk
batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan
organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara.
Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama
Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih
dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan
umum, 50 lainnya kadang-kadang, dan sisanya jarang sampai sangat jarang
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi
neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal
berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup
permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun
demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral
pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempungdan kerangka silikat). Secara
khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan
kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat
elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai
prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada
seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena
berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini)
kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.
DEFINISI MINERALOGI DAN MINERAL
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang
sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atomatom yang tersusun secara teratur.
2.
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3.
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil
suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk
didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi
kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa
mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan
berupa unsur tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis
dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik
maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai
susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa
mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak
sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut
kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak
disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida .
Kalsit, adalah sebuah mineral yang biasanya terdapat dalam batuan gamping dan merupakan
mineral pembentuk batuan yang penting. Zat yang dibuat dalam laboratorium dan
mempunyai sifat- sifat yang sama dengan mineral kalsit adalah CaCO3. Demikian pula halnya
dengan garam-garam yang terdapat sebagai lapisan-lapisan dalam batuan. Garam dapur
dalam ilmu mineralogi disebut halit sedangkan dalam laboratorium garam dapur disebut
dengan natrium-khlorida. Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang tetap dan berada
dalam hubungan yang harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral-mineral inilah yang