FISIS
OPTIK GEOMETRI
1. Pemantulan Cahaya
Seseorang dapat melihat benda
karena
benda
tersebut
fisika
yang
terjadinya
mempelajari
cahaya,
cahaya
bagaiamana
yang
meliputi
perambatannya,
alat-alat
yang
ukurannya
relatif
lebih
besar
Seorang
ahli
matematika
berkebangsaan
belanda
yang
Gambar
1.
Diagram
pemantulan
cahaya,
dengan keterangan (1)
garis normal, (2) sinar
datang, dan (3) sinar
pantul. Sudut b adalah
sudut datang, sudut c
adalah sudut pantul.
Secara garis besar pemantulan cahaya terbagi menjadi dua
yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (pemantulan difus).
Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar sejajar jatuh pada
permukaan halus sehingga berkas sinar tersebut akan dipantulkan
sejajar dan searah, sedangkan pemantulan baur terjadi jika sinar
sejajar jatuh pada permukaan yang kasar sehingga sinar tersebut
akan dipantulkan ke segala arah.
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya
dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar
yang datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar
sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda.
Pemantulan
semacam
ini
disebut
pemantulan
teratur
atau
pemantulan biasa .
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada
saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-
digunakan
sama
sekali
masih
sama
dengan
besar
kamu
yang
Gambar
2.b.
Melukis
pembentukan
bayangan
sebuah benda garis pada
cermin datar.
Ubahlah
sudut
cermin
hingga
membentuk
sudut
600,
Gambar
4.
Dengan
mempertemukan
dua
permukaan sermin A dan B
di titik C membentuk sudut
apit
sebesar
60
menghasilkan
jumlah
bayangan
sebanyak
lima
dengan
360
1
: Jumlah bayangan
Gambar 5. Panjang
minimal cermin yang
diperlukan
agar
bayangan
anak
tampak
seluruhnya
dari
ujung
kaki
sampai ujung rambut
di
dalam
cermin
adalah cukup L =
h, dimana h sebagai
tinggi badan anak
tersebut.
Perubahan jarak badan dari cermin datar, hanya merubah besar sudut
datang (i). Akan tetapi karena sudut pantul (r) selalu sama dengan
sudut datang (i), maka besar sudut-sudut pantul akan berubah sesuai
dengan perubahan besar sudut-sudut datang sehingga tidak merubah
bayangan yang terbentuk.
dengan
R
2
: jarak fokus
( C ),
titik pusat
titik fokus
sumbu utama.
Menurut dalil Esbach jarak antara dua titik tertentu pada
cermin cekung dapat diberi nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang OF
diberi nomor ruang I, sepanjang FC diberi nomor ruang II, lebih jauh
dari C diberi nomor ruang III dan dari O masuk ke dalam cermin diberi
nomor ruang IV. Ruang I sampai III ada di depan cermin cekung
(daerah nyata) dan ruang IV ada di belakang cermin cekung (daerah
maya).
Gambar 7. Penomoran
ruang
pada
cermin
cekung. Daerah di depan
cermin disebut daerah
nyata, dan daerah di
belakang cermin disebut
daerah maya.
Gambar 8. Pemantulan
berkas
cahaya
sejajar
sumbu utama pada cermin
cekung
cermin
cekung
dapat
menggunakan
bantuan
sinar-sinar
mudah
karena
sinar-sinar
tersebut
mudah
diingat
2. Sinar yang datang melalui titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
fokus
utama
sehingga
cermin
pula.
bayangan
yang
terbentuk ?
cekung
akan
menghasilkan bayangan
di
cermin
cekung
akan
menghasilkan bayangan di
ruang
II.
sebutkan
Cobalah
kamu
sifat-sifat
sering
bayangan yang
terbentuk
merupakan
perpotongan
perpanjangan
dari
sinar-sinar
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
bayangan
selalu
lebih
besar
daripada
bendanya
(diperbesar).
-
bayangan
(diperkecil).
selalu
lebih
kecil
daripada
bendanya
Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak
bayangan (s) pada cermin cekung dapat ditentukan dengan bantuan
geometrik.
Perhatikan
perbandingan-perbandingan
geometri
dan
GO
FO
sehingga
h' s'-f
h
f
Pada gambar tampak juga bahwa segitiga ABO dan A'B'O sebangun
sehingga diperoleh,
A' B' OA'
AB
OA
sehingga
h' s'
h s
Substitusikan
s' s'-f
s
f
kedua
, gunakan
atau
2
1
1
R
s
s'
Dalam menggunakan persamaan tersebut perlu diperhatikan
kesepakatan tanda yang telah disepakati bersama yaitu :
a. Jarak benda s bernilai positif (+) jika benda nyata terletak di depan
cermin.
Jarak benda s bernilai negatif (-) jika benda maya terletak di
belakang cermin.
b. Jarak bayangan s bernilai positif (+) jika bayangan nyata di depan
cermin.
Jarak bayangan s bernilai negatif (-) jika bayangan maya di
belakang cermin.
c. R dan f bertanda positif (+) untuk cermin cekung dan bertanda (-)
untuk cermin cembung.
Berbeda dengan cermin datar besar bayangan yang dibentuk
oleh cermin lengkung berbeda-beda sesuai dengan letak benda
tersebut terhadap cermin. Untuk mengetahui perbesaran linier pada
pembentukan
bayangan
pada
cermin
lengkung
maka
dapat
h'
s'
h
s
dengan
M
: perbesaran linier
: tinggi bayangan
: tinggi benda
biasnya.
Pembiasan
cahaya
mempengaruhi
penglihatan
n medium
c
v
dengan
nmedium
Udara (1 atm, 0 C)
1,00029
Udara (1 atm, 0 C)
1,00028
Udara (1 atm, 0 C)
1,00026
Air
1,33
Alkohol
1,36
Gliserin
1,47
Kaca kuarsa
1,46
Kaca kerona
1,52
Kaca flinta
1,65
Intan
2,42
n12
n1
n2
n 21
atau
n2
n1
dengan
n12
n21
n1
n2
cahaya
yang
melewati
dua
medium
yang
berbeda
sin i n 2
sin r n1
Menurut teori muka gelombang rambatan cahaya dapat
digambarkan sebagai muka gelombang yang tegak lurus arah
rambatan dan muka gelombang itu membelok saat menembus
bidang batas medium 1 dan medium 2 seperti diperlihatkan gambar
18.
Cahaya
datang
sudut i
dengan
dan dibiaskan
DE
menjadi
gelombang
pada
medium 2.
Sin i =
BD v1.t
AD AD
Sin r =
AE v 2 .t
AD AD
sin i v1
sin r v 2
Pada peristiwa pembelokan cahaya dari medium 1 ke medium 2
ini besaran frekuensi cahaya tetap atau tidak mengalami perubahan.
Karena v = .f maka berlaku pula,
sin i 1
sin r 2
sin i n 2 v1 1
sin r n1 v 2 2
Dengan keterangan,
n1
n2
v1
v2
Gambar
19.
sinar
merambat dari medium
kurang rapat ke medium
lebih
rapat
akan
dibiaskan
mendekati
garis normal, sudut r < i
Pemantulan Total
Pada saat cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke
medium optik kurang rapat dengan sudut datang tertentu, cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis normal. Artinya sudut bias akan selalu
lebih besar dibandingkan sudut datang. Apabila sudut datang cukup
besar, maka sudut bias akan lebih besar lagi, Apa yang terjadi, bila
sudut datang terus diperbesar?
Bila sudut datang terus diperbesar, maka suatu saat sinar bias
akan sejajar dengan bidang yang berarti besar sudut biasnya (r) 90.
Tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan, seluruhnya akan dipantulkan.
Sudut datang pada saat sudut biasnya mencapai 90 ini disebut sudut
kritis atau sudut batas. Pemantulan yang terjadi disebut pemantulan
total atau pemantulan sempurna. Persamaan sudut kritis sebagai
berikut.
sin i n 2
sin r n 1
Keterangan
ik = sudut kritis medium lebih rapat (asal sinar datang)
n1 = indeks bias medium kurang rapat (tempat sinar
bias)
n2 = indeks bias bahan lebih rapat (asal sinar datang)
n1> n2
sin i k
n
2
0
n1
sin 90
n2
n1
sin ik =
garis
normal.
Pengamat
dari
sisi
pembias
yang
i1
r2
A
d
t
B
d
s
maka
d
cos r1
t
s
t s. sin
maka
d
.sin .
cosr1
i1 r1
i1 r1
Karena
maka
d.sin(i 1 r1 )
cosr1
i1 = r2
r1 = i2
dengan keterangan
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, ()
r = sudut bias, ()
t = pergeseran cahaya, (cm)
r1 i 2
i1 r2
sini 1 n k
sinr 1 n ud
sini 1 n ud
sinr 2 n k
).
i1 r2
Karena i1 = r2
m i1 i1
m 2i1
i1
dan r1 = i2
m
2
r1 i 2
r1 r1
2r1
r1
sini 1 n 2
sinr 1 n 1
sehingga :
m
)
n
2
2
n1
sin( )
2
sin(
n1
sin( )
2
sin(
m
)
n
2
2
n1
( )
2
m n 2
n1
n2
n1
m (
n2
1)
n1
Silinder kaca
Tabung Elenmeyer
yang
indeks
bias
mutlaknya
akan
dibiaskan
sehingga
Dengan keterangan,
n1 = indeks bias medium di sekitar permukaan lengkung
n2 = indeks bias permukaan lengkung
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
R = jari-jari kelengkungan permukaan lengkung
Syarat :
cembung
R = (-) jika sinar datang menjumpai permukaan cekung
Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga
ada perjanjian tanda berkaitan dengan persamaan-persamaan pada
permukaan lengkung seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Jika benda nyata/sejati (di depan permukaan
s+
lengkung)
s-
s'+
lengkung)
s'-
R+
letak benda
R-
Pembiasan
pada
permukaan
lengkung
tidak
harus
tan i =
tan r =
h
s
h'
s'
atau h = s tan r
M=
h'
h
s' tan r
s tan r
Bila i dan r merupakan sudut-sudut kecil, maka harga tan i = sin i dan
M=
sin i n 2
sin r n 1
Karena
s' sin r
s sin i
sin r n 1
sin i n 2
atau
M=
sehingga
n1
n n1
0 2
f1
di peroleh
n1 n 2
n n1
2
~
R
f1
atau
1 n 2 n1
f
n 1R
n 1R
Sehingga jarak fokus pertamanya sebesar, f1 =
n 2 n1
n 2 n1
Lensa
Cembung
(lensa
positif/lensa konvergen)
Yaitu lensa yang mengumpulkan sinar.
Gambar
27.
Lensa
cembung
bersifat
mengumpulkan
sinar
di satu bidang fokus
Lensa
Cekung
(lensa
negatif/lensa devergen)
Yaitu lensa yang menyebarkan sinar .
Lensa cekung dibagi lagi menjadi tiga:
Gambar
29.
Lensa
cekung
bersifat
menyebarkan sinar dari
arah bidang fokus
(1). Sinar datang sejajar sumbu utama lensa, dibiaskan melalui titik
fokus.
(2). Sinar datang melalui titik fokus lensa, dibiaskan sejajar sumbu
utama.
(3). Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan melainkan
diteruskan.
(1).
Sinar
datang
seolah-olah
menuju
titik
fokus
lensa
melainkan diteruskan.
2. Penomoran ruang pada Lensa Tipis
benda
(untuk
benda
maya) ada
di
benda
+R
bayangan
=5
Sifat-sifat bayangan
yang terbentuk:
Nyata, terbalik,
diperkecil
Sifat-sifat bayangan
yang terbentuk:
maya, tegak,
diperbesar
Sifat-sifat bayangan
yang terbentuk:
Maya, tegak,
diperkecil
33.
Lensa
sferis, permukaannya
merupakan
permukaan bola.
n1 n 2 n 2 n1
s s' R
maka
n1
n n1
n
2 2
OB BI 1
R1
- DI 1 DI 2
- R2
maka
OB DI 2
R2
n 2 n1
n1 n1
s s' R
n 2 n1
n1 n1
s s' R
n1 n1 n 2 n1
s' R 2
s
n1 n 2
R1
n1 n 2
R1
n 2 n1
R1
1
1
R
R
1
2
s s' n 1
R1 R 2
Dengan keterangan,
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
1 1 n 2
1
s s' n 1
1
1
R1 R 2
1
1
1 1 n2
R
R
~ f n1
1
2
Karena
1
~
Bila persamaan
persamaan
1
1
1 1 n2
R
R
s s' n 1
1
2
1
1 n2
1
f n1
R
R
1
2
1
1 n2
1
f n1
R
R
2
1
disubstitusikan dengan
5. Perbesaran bayangan
Untuk menentukan perbesaran bayangan lensa tipis dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut.
s1
h'
M
s
h
Dengan keterangan,
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
h = tinggi benda
h' = tinggi bayangan
M > 1 = bayangan diperbesar
M < 1 = bayangan diperkecil
s1 (+) = bayangan nyata
s1 () = bayangan maya
6. Daya / Kekuatan Lensa
Daya Lensa adalah kekuatan lensa dalam memfokuskan lensa.
Daya lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas
sinar) dan divergen (menyebarkan sinar) suatu lensa. Untuk Lensa
positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu
untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk lensa negatif, semakin kecil
jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk menyebarkan
berkas sinar. Oleh karena itu kuat lensa didefinisikan sebagai
kebalikan dari jarak fokus,
Rumus kekuatan lensa (power lens)
P=
1
f
dengan satuan
1
meter
= Dioptri
Gambar 34.
Diagram lensa
gabungan
lensa
dengan
sumbu
utamanya
berhimpit
dan
disusun
berdekatan satu sama lain sehingga tidak ada jarak antara lensa yang
satu dengan lensa yang lain (d = 0).
1 1 1
....
f1 f 2 f 3
dan
daya
lensa
sebagai
berikut.
Pgab P1 P2 P3 ....
Berlaku ketentuan untuk lensa positif (lensa cembung), jarak fokus (f)
bertanda plus, sedangkan untuk lensa negatif (lensa cekung), jarak
fokus bertanda minus.
Lensa I :
1
1 1
1
f 1 s1 s1
Lensa II :
1
1 1
1
f 2 s2 s2
M1
s11
s1
M2
s 12
s2
d s11 s 2
Perbesaran bayangan akhir :
M = M1 . M2
s11 s 12
M .
s1 s 2
Rangkuman
1. Ada dua jenis pemantulan yaitu pemantulan baur dan pemantulan
teratur. Pemantulan baur terjadi karena sinar-sinar sejajar yang
datang ke suatu permukaan yang tidak rata dipantulkan oleh
permukaan itu tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Akibatnya kita
dapat melihat benda dari berbagai arah.
2. Pemantulan teratur terjadi karena sinar-sinar sejajar yang datang
ke suatu permukaan rata dipantulkan oleh permukaan itu dalam
arah sejajar pula sehingga membentuk bayangan benda yang
hanya dapat dilihat pada arah tertentu saja.
3. Cermin adalah benda yang dapat memantulkan cahaya. Cermin
dibedakan atas cermin datar dan cermin lengkung. Cermin
pantul,
sedangkan
bayangan
maya
dibentuk
oleh
sama
besar
dengan
bendanya,
cermin
cembung
n=
8.
360 0
1
9.
1
S
1
S1
biasnya.
11. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan
cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut.
12. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua
medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium
pertama adalah perbandingan indeks bias antara medium kedua
dengan indeks bias medium pertama.
13. Pembiasan cahaya menyebabkan pemantulan sempurna.
14. Pada balok kaca, prisma dan lensa, berkas cahaya mengalami dua
kali pembiasan. Pembiasan menyebabkan berkas sinar yang masuk
pada balok kaca mengalami pergeseran saat keluar dari balok kaca
tersebut.
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca
t
15.
Pada
prisma
berkas
cahaya
mengalami
deviasi
atau
Dm = 2 i1
m = (n2-1 1)
s ' n1
sn 2
M=
17. Lensa tipis merupakan salah satu bentuk permukaan lengkung
yang memiliki dua bidang batas dengan ketebalan yang diabaikan.
Lensa tipis dibedakan berdasarkan kemampuannya mengumpulkan
atau menyebarkan berkas sinar yang melewatinya. Dikenal adanya
lensa positif (lensa cembung atau lensa konvergen) dan lensa negatif
(lensa cekung atau lensa divergen).
Persamaan lensa tipis
+
s1
h'
s
h
1
f
P=
18. Bayangan sebuah benda di depan lensa dapat bersifat nyata atau
maya, tegak atau terbalik, diperbesar atau diperkecil bergantung
posisi benda dan jenis lensanya.
GLOSARIUM
Bayangan
maya
Bayangan
nyata
Benda maya
Dalil Esbach
Indeks bias
relatif
Jarak fokus
Jari-jari
kelengkungan
Kekuatan
lensa :
Lensa
bikonkaf
cekung.
Lensa
bikonvek :
cembung
Lensa
divergen :
Lensa
gabungan :
Lensa
konvergen:
Lensa sferis
:
Lensa tipis
:
Pemantulan
baur
Pemantulan
biasa
Pembiasan
cahaya
Pusat
kelengkungan
Sinar
istimewa
Sudut datang : sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal
Sudut deviasi
Sudut pantul : sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal
Sumbu utama : garis yang menghubungkan pusat kelengkungan dan
pusat cermin