Stomatognatic System
Stomatognatic System
PEMBAHASAN
A. Skenario
B. Step 1
Step 2
Step 3
Step 4
Step5
Step 6
Step 7
C. Pembahasan
Menurut Andriyani (2001) Stomatognasi system merupakan sistem dalam rongga mulut
yang terdiri dari jaringan pendukung, otot, persyarafan dan persendian antara maksila dan
mandibular.Fungsi sistem stomatognasi yaitu sebagai pengunyahan makanan, penelanan,
bicara dan pernafasan.
1. Pengunyahan
Menurut guyton dan hall (2002) pengunyahan merupakan proses penghancuran
makanan secara mekanik yang terjadi di dalam rongga mulut yang melibatkan gigi
geligi, rahang, lidah, paltum, dan otot-otot mastikasi yang dikontrol oleh nukleus
dalam batang otak sehingga makanan dapat terbentuk bolus yang mempermudah
proses penelanan.
a. Organ
Organ yang berperan dalam aktivitas pengunyahan adalah
1). Bibir
Bibir bagian luar ditutupi oleh kulit terdapat kelenjar minyak dan kelenjar
sebasea dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).Otot
orbicularis oris munupi bibir, levator anguli oris mengangkat dan depresor
anguli oris menekan ujung mulut. Fungsi bibir untuk menerima makanan
dan membentuk suara
2). Lidah
Lidah berperan penting dalam proses pengunyahan, karena lidah berfungsi
untuk membawa dan mempertahankan makanan diantara oklusal gigi
geligi, membawa makanan yang sudah dikunyah ke palatum sebelum
ditelan dan mempertahankan kebersihan mulut dan dasar mulut.
3). Palatum
proses
pengunyahan
adalah
sendi
Aferen (Sensorik)
n V.2 (Maksilaris)
Eferen(Motorik)
n. V: M. Temporalis, m.
Bibir
n. V.2 (Maksilaris)
maseter, m Pterigoid
N. VII : m. orbicularis
oris, m. zigomatikum,
m. levator anguli oris,
n V.2 (Maksilaris)
Lidah
n V.3 (Lingualis)
risorius, m. bucinator
n XII: m hioglosus, m
mioglosus
Tabel 2.1 Peran saraf kranial dalam pembentukan bolus fase oral
(Norton,2007)
d. Mekanisme
Proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah. Kehadiran bolus
dari makanan di mulut pertama kali menginisiasi refleks menghambat gerakan
otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun. Penurunan rahang ini
selanjutnya menimbulkan refleks regang pada otot-otot rahang bawah yang
menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan tersebut akan secara otomatis
mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan bolus lagi,
melawan dinding mulut, lalu menghambat otot rahang sekali lagi yang
membuat rahang turun dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini terjadi
secara terus menerus (Guyton dan Hall, 2002).
Mengunyah terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap membuka mandibular
dan munutup mandibular. Selama pengunyahan, proses membuka mandibula
dapat
disebabkan
oleh
dua
muskulus-muskulus palatum
lunak yaitu muskulus tensor dan muskulus levator veli palatine untuk
mengangkat faring dan muskulus palatoglossus yang menyebabkan
terangatnya uvula.
2). Muskulus di faring
Muskulus yang jalannya melingkar dan membujur. Muskulus yang
melingkar terdiri dari muskulus konstriktor faringis superior, muskulus
konstritor faringis media dan muskulus konstriktor inferior, sedangkan
muskulus-muskulus membujur faring yaitu muskulus stilofaringingeus.
Faring tertarik ke arah medial untuk saling mendekat setelah lipatan-lipatan
faring membentuk celah sagittal akan dilewati makanan menuju ke faring
posterior (Andriyani, 2001).
3). Muskulus di laring
Muskulus dalam laring terbagi menjadi dua yaitu muskulus laring intrinsik
dan muskulus laring ekstrinsik.Muskulus laring ekstrinsik yaitu muskulus
krikotiroideus, sedangkan muskulus laring intrinsik yaitu muskulus
krikotiroideus posterior, krikotiroideus lateral,muskulus tiroaritenoideus,
muskulus vokalis, muskulus tireoepiglottikus dan muskulus aritenoideus.
Pada laring terdapat dua sfingter yaitu aditus laryngitis dan rima glottides.
Aditus laryngitis berfungsi hanya pada saat menelan.Ketika bolus makanan
dipindahkan ke belakang diantara lidah dan palatum mole, laring tertarik ke
atas. Aditus laryngitis di persempit oleh muskulus arytenoideusobliqusdan
muskulus oryepiglottikus. Bolus makanan masuk ke esophagus dan
yang
berperan
adalah
muskulus
dan
muskulus
krikoaritenoideus
lateral
menyebabkan
sadar dan sering terjadi malam ketika tidur. Efek negative yang
ditimbulkan yaitu bunyi gemerutuk gigi, rasa capai pada otot saat bangun
tidur, rahang terkunci sehingga akan merasakan rasa sakit pada daerah
sendi rahang dan kecenderungan menggigit pipi, bibir, lidah. Selain itu
gigi akan menjadi cepat aus akan pengaruh pada pengunyahan dan
penelanan makanan (Andriyani,2001).
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, A., 2008, Aspek Fisiologis Pengnyahan dan Penelanan pada Sistem
Stomatognasi,Fakultas Kedokteran Gigi Universita Sumatra Utara,Medan.
Biantini,N.M., 2007, Fisiologi pengunyahan, penelanan dan Bicara, Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjajaran,Bandung.
Guyton, A.C., Hall, J.E., 2002, Bukuajar fisiologi kedokteran, Edisi 9, Diterjemahkan oleh:
Irawati Setiawan, EGC, Jakarta.
Norton, N.,2007, Netters Head And Neck Anatomy For Dentistry, Elseivier, China.
Raharja, P., 2011, Diagnosis Orthodontik, Airlangga University Press, Surabaya.
Sarnat, B, G., Laskin, D, M., 1992, The Temporomandibular Joint: A Biological Basis For
Clinical Practice, WB Saunders, Philadelphia.
Sherwood,L.,2001, Fisiologi Kedokteran Dari Sel Ke Sistem, EGC, Jakarta.