Anda di halaman 1dari 31

PENATALAKSANAAN INFEKSI

TUBERCULOSIS PARU

PENDAHULUAN

Patofisiologi
TB disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis complex
Kuman TB masuk kedalam tubuh manusia
melalui saluran pernafasan
Kuman TB bersarang di jaringan paru dan
membentuk sarang pneumonik / sarang
primer
Terjadi peradangan saluran getah bening
menuju hilus (limfangitis lokal)
pembesaran kelenjar getah bening di hilus
( limfadenitis regional )

Patofisiologi

Sumber Penularan TB
Pada

waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan


kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet
nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana
percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Ventilasi mengurangi jumlah percikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuh kuman.
Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin
tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin
menular pasien tersebut.

GEJALA UMUM TB
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu

(dapat disertai dengan darah)


Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat
Gejala seperti influenza dan bersifat hilang
timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Perasaan tidak enak (malaise), lemah
(fatique0

DIAGNOSIS TB
Anamnesa baik terhadap pasien maupun

keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak,
cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin

PERMASALAHAN DALAM
PENGOBATAN TB

TERAPI TB

Dalam
penelitian

BENTUK SEDIAAN

Goal of Therapy

Goal of Therapy
Pemberian obat antituberkulosis yang

benar dan pengawasan yang baik,


merupakan salah satu kunci penting
mencegah resisten ganda.
Konsep Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) merupakan salah satu
upaya penting dalam menjamin keteraturan
berobat.
Prioritas yang dianjurkan bukan pengobatan
MDR, tetapi pencegahan MDR-TB

Jenis dan Dosis Obat


Obat

Dosis
(Mg/Kg
BB/Hari)

Dosis yg dianjurkan
Harian
(mg/
kgBB
hari)

DosisMak
s (mg)

Intermitten
(mg/Kg/BB
/ /kali)

Dosis (mg) / berat badan (kg)


< 40

40-60

>60

8-12

10

10

600

300

450

600

4-6

10

300

150

300

450

20-30

25

35

750

1000

1500

15-20

15

30

750

1000

1500

15-18

15

15

Sesuai
BB

750

1000

1000

Kombinasi (fixed drug combination)

Dosis Fixed Dose


Combination
Fase intensif

BB

30-37

Fase lanjutan

2bulan

Harian

Harian

3x/minggu

Harian

3x/minggu

RHZE

RHZ

RHZ

RH

RH

150/150/500

150/75

150/150

150/75/400/ 150/75/400
275
2
2

4bulan

38-54

55-70

>71

Tata laksana TB pada kondisi


khusus
TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada

foto toraks: lesi luas Paduan obat yang


dianjurkan :
2 RHZE / 4 RHatau 2 RHZE / 6 HE atau 2

RHZE / 4R3H3
TB paru BTA (+), kasus baru ; TB Paru (kasus

baru), BTA negatif, pada foto toraks: lesi


minimal
2 RHZE / 4 RH atau 6 RHE atau 2 RHZE/ 4R3H3

Tata laksana TB pada kondisi


khusus
TB Paru kasus gagal pengobatan :
Sebelum ada hasil uji resistensi seharusnya

diberikan obat lini 2. Dalam keadaan tidak


memungkinkan pada fase awal dapat diberikan 2
RHZES / 1 RHZE. Fase lanjutan sesuai dengan hasil
uji resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji resistensi
dapat diberikan obat RHE selama 5 bulan.
TB paru kasus kambuh :
Sebelum ada hasil uji resistensi dapat diberikan 2

RHZES / 1 RHZE. Fase lanjutan sesuai dengan hasil


uji resistensi.
Bila tidak terdapat hasil uji resistensi dapat
diberikan obat RHE selama 5 bulan.

Pengobatan TB Kasus Putus


Obat
Lama pengobatan < 4 bulan :
BTA positif, pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang

lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama


BTA negatif, gambaran foto toraks positif TB aktif pengobatan
diteruskan jika memungkinkan seharusnya diperiksa uji resistensi
terhadap OAT.
Lama pengobatan > 4 bulan :
BTA saat ini negatif : Klinis dan radiologi tidak aktif atau ada

perbaikan maka pengobatan OAT dihentikan. Bila gambaran


radiologi aktif, lakukan analisis lebih lanjut, bila terbukti TB maka
pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat
dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama.
BTA saat ini positif : Pengobatan dimulai dari awal dengan paduan
obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama

Efek Samping OAT : Rifampisin


Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni,
keringat, air mata dan air liur. Warna merah tersebut terjadi
karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya. Hal ini
harus diberitahukan kepada pasien agar mereka mengerti dan
tidak perlu khawatir.
Efek samping ringan :
Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang
Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan,

muntah kadang-kadang diare


Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan
Efek samping yang berat :
Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut OAT
harus distop
Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal.
Bila salah satu dari gejala ini terjadi, rifampisin harus segera
dihentikan dan jangan diberikan lagi walaupun gejalanya telah
menghilang
Sindrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas

Efek Samping OAT :


Pirazinamid
Efek samping utama ialah hepatitis imbas

obat
Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin)
dan kadang-kadang dapat menyebabkan
serangan arthritis Gout, hal ini
kemungkinan disebabkan berkurangnya
ekskresi dan penimbunan asam urat.
Reaksi demam, mual, kemerahan dan
reaksi kulit yang lain ( jarang terjadi )

Efek Samping OAT :


Etambutol
Menyebabkan gangguan penglihatan

berupa berkurangnya ketajaman, buta


warna untuk warna merah dan hijau.
Keracunan okuler tergantung pada dosis
yang dipakai, jarang sekali terjadi bila
dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30
mg/kg BB yang diberikan 3 kali seminggu
( bersifat reversible )
Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada
anak karena risiko kerusakan okuler sulit
untuk dideteksi

Efek Samping OAT :


Streptomycin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang

berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.


Risiko efek samping meningkat pada : dosis >>, umur
pasien, pasien dengan gangguan fungsi ekskresi ginjal.
Gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging
(tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan
Reaksi hipersensitiviti kadang terjadi berupa demam yang
timbul tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan eritema
pada kulit. Efek samping sementara dan ringan (jarang
terjadi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang
mendenging dapat terjadi segera setelah suntikan dosis
dapat dikurangi 0,25gr.
Streptomisin dapat menembus sawar plasenta sehingga tidak
boleh diberikan pada perempuan hamil sebab dapat merusak
syaraf pendengaran janin.

Efek Samping OAT : Isoniazid


Kesemutan dan rasa terbakar diberikan

bersama piridoxin ( Vit. B6) 100 mg perhari


Terapi suportif : makan makanan yang
bergizi, mengkonsumsi susu.
Jika ada demam berikan obat antipiretik

Evaluasi Pengobatan

Evaluasi Pengobatan

Terapi MDR-TB
Rasio kadar
puncak serum
terhadap MIC

Tingkatan

Obat

Dosis harian

Aktiviti antibakteri

Aminoglikosid
a.Streptomisin
b.Kanamisinatau
amikasin
c.Kapreomisin

15mg/kg

Bakterisidmenghambat
organismeyang
multiplikasiaktif

Thiomides
(Etionamidprotionamid)

10-20mg/kg

Bakterisid

Pirazinamid

20-30mg/kg

BakterisidpadapHasam

7.5-10

Ofloksasin

7.5-15mg/kg

Bakterisidmingguan

2.5-5

Etambutol

15-20mg/kg

Bakteriostatik

2-3

Sikloserin

10-20mg/kg

Bakteriostatik

2-4

PASasam

10-12g

Bakteriostatik

100

20-30
5-7.5
10-15
4-8

Terapi HIV co infeksi TB


Jumlah sel CD4

Rejimen yang dianjurkan

Keterangan

CD4<200/mm3

MulaiterapiTB

DianjurkanART:

MulaiARTsegerasetelahterapiTBdapat
ditoleransi(antara2mingguhingga2
bulan)

EFVmerupakankontraindikasiuntukibu
hamilatauperempuanusiasuburtanpa
kontrasepsiefektif.

PaduanyangmengandungEFVb,c.d

EFVdapatdigantidengan:

-SQV/RTV400/400mg2
kalisehari
-SQV/r1600/2004kali
sehari(dalamformulasoft
gel-sgc)atau
-LPV/RTV400/400mg2
kalisehari
ABC

Terapi HIV co Infeksi TB


Jumlah sel CD4

Rejimen yang dianjurkan

Keterangan

CD4200-350/mm3

MulaiterapiTB

PertimbanganART
-Mulaisalahsatupaduandibawahini
setelahselesaifaseintensif(mulailebih
dinidanbilapenyakitberat):
PaduanyangmengandungEFV:b
(AZTataud4T)+3TC+EFV(600atau800
mg/hari)atau
-PaduanyangmengandungNVPbila
paduanTBfaselanjutantidak
menggunakanrifampisin(AZTataud4T)+
3TC+NVP

CD4>350mm3

MulaiterapiTB

TundaART

CD4tidakmungkin
diperiksa

MulaiterapiTB

PerimbanganART

6 Elemen Kunci Rekomendasi WHO


untuk Stop TB
Peningkatan dan ekspansi DOTS yang bermutu, meningkatkan

penemuan kasus dan penyembuhan melalui pendekatan yang


efektif terhadap seluruh pasien terutama pasien tidak mampu
Memberikan perhatian pada kasus TB-HIV, MDR-TB, dengan
aktiviti gabungan TB-HIV, DOTS-PLUS dan pendekatan lain yang
relevan
Kontribusi pada sistem kesehatan, dengan kolaborasi bersama
program kesehatan yang lain dan pelayanan umum
Melibatkan seluruh praktisi kesehatan, masyarakat, swasta dan
nonpemerintah dengan pendekatan berdasarkan Public-Private
Mix (PPM) untuk mematuhi International Standards of TB Care
Mengikutsertakan pasien dan masyarakat yang berpengaruh
untuk berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan yang efektif
Memungkinkan
dan
meningkatkan
penelitian
untuk
pengembangan obat baru, alat diagnostik dan vaksin. Penelitian
juga dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan program

Pengawasan Pengobatan TB
Pasien Rawat Inap :
PMO perawat

Pasien Rawat Jalan :


PMO ( pengawas minum obat )
Keluarga
Kader kesehatan

Penutup

Anda mungkin juga menyukai