Anda di halaman 1dari 4

TARA MEKANIK PANAS

Dewi Amalia Ardianti (140310140010)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjdjaran
Kamis, 12 November 2015
Dosen Pengampu : Dra. Mariah Kartawidjadja, M.S.

Abstrak
Tara Mekanik-Panas adalah suatu nilai perbandingan antara energi mekanik dengan energi panas (kalor). Secara
bahasa, dapat dikatakan bahwa Tara Mekanik Panas adalah pembanding antara mekanik dan panas. Sedangkan
secara matematis adalah hasil bagi antara panas yang dihasilkan dari energi mekanik dengan panas yang bekerja
dalam usaha. Dan secara Fisis adalah Suatu konstanta yang membandingkan Panas dengan Mekanik. Dengan
kata lain, tara mekanik panas adalah suatu pembanding dari satu kalori yang bekerja dalam setiap satu satuan
usaha, yang ditimbulkan melalui peristiwa mekanik.
Percobaan ini berjudul Tara Mekanik-Panas yang bertujuan untuk mempelajari konsep pertukaran energi,
menentukkan tara mekanik panas dan menghitung kalor yang diserap. Dengan pesawat schurholtz, dapat
diketahui tara mekanik panasnya dan dengan menggunakan tara mekanik panas yang didapat dari grafik, dapat
dihitung berapa besar kalor yang diserap.
Kata kunci : Tara Mekanik Panas, Kalor, Pertukaran Energi, Pesawat Shurholtz

I.

Pendahuluan
Perbandingan
antara
energi
mekanika dan energi panas dapat
ditentukan oleh suatu konstanta
pembanding
yang
disebut
tara
mekanika panas. Selain itu energi kalor
yang dilepas suatu benda akan sama
dengan energi kalor yang diterima.
Dalam tara mekanika panas dikenal
pesawat
schurlhotz.
Alat
ini
berprinsipkan pada gesekan suatu benda
terhadap
benda
lain
yang
mengakibatkan panas. Panas yang
dihasilkan akan diperkuat oleh pegas
yang ditempelkan pada pita nilon
berbeban, karena gesekan akan semakin
diperkecil tetapi sering terjadi.
.

II. Teori Dasar


II.1.
Hukum Kekekalan Energi
Bunyi hukum kekekalan energi,
yaitu Energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan, energi hanya
dapat diubah dari 1 bentuk energi ke
bentuk energi yang lain. Energi

alam semesta adalah tetap, sehingga


energi yang terlibat dalam suatu
proses kimia dan fisika hanya
merupakan
perpindahan
atau
perubahan bentuk energi. Contoh :
1. Energi radiasi diubah menjadi
energi panas.
2. Energi potensial diubah menjadi
energi listrik.
3. Energi kimia menjadi energi
listrik.

II.2.

Tara Mekanika Panas

Energi Mekanik dalam fisika


didefinisikan sebagai usaha,
yang
merupakan
perkalian
antara gaya dengan jarak yang
ditempuh oleh benda tersebut,
yaitu :
W F s
W M g n Dk

Sedangkan Energi Kalor


didefinisikan sebagai perkalian
antara massa benda kapasitas

panas jenis dan perubahan suhu,


yaitu :
Q m c T
Q m a c a m k c k T

Pesawat Schurholtz didasarkan


pada asas Black yang menyatakan
bahwa kalor yang diberikan akan
sama dengan kalor yang diterima
jika sistem tersebut dalam kondisi
adiabatik. Tara antara energi
mekanik dan energi panas dapat
diketahui dengan persamaan :
Q
W
(m a c a + m k c k ) T
e
n M g Dkal
e

IV.

Data dan Analisa


6.1. Tabel Massa Kalorimeter

III. Percobaan
Pada percobaan tara mekanik panas
yang diawali dengan pengukuran
massa kalorimeter alumunium 40 ml
dan 60ml sebelum diisikan oleh air
dan
mengukur
diameter
luar
kalorimeter.
Kemudian
dengan
memasukkan air ke dalam kalorimeter
diperoleh massa kalorimeter, dengan
diketahui massanya pada kalorimeter
alumunium 40 ml sebesar gr dan 60
ml sebesar gr. Dengan menggunakan
pesawat schrholtz dan memasang
kalorimeter pada engkol yang tersedia
dan pita nilon sebanyak 2 lilitan yang
kemudian 3 lilitan, memasang beban 5
kg pada ujung pita tembaga bagian
bawah dan memasukkan ujung probe
termometer ke dalam kalorimeter,
sehingga dapat diperoleh perubahan
suhu dari waktu ke waktu dengan
memutarkan kalorimeter pada perioda
konstan pada setiap 20 putaran, hingga
500 putaran.

6.2. Tabel Diameter Kalorimeter

6.3. Tabel Perubahan Suhu terhadap


Jumlah Putaran

Analisa :

6.4. Grafik Perubahan Suhu terhadap


Jumlah Lilitan

Dari hasil percobaan dengan


menggunakan pesawat schurholtz
dengan memasangkan kalorimeter
berisi air dan probe termometer di
dalamnya, dengan memutar engkol
pemutar pada jumlah jumlah lilitan
yang berbeda akan dihasilkan energi
panas yang mengalir pada tali nilon,
dan akan mengalir pada kalorimeter
yang berisikan air itu, di mana sesuai
dengan
Azas
Black,
yaitu
Qlepas=Qterima,
dengan
Qlepas
adalah tali nilon dan Qterima adalah
air dan kalorimeter. Dengan memutar
engkol pemutar diperoleh suhu yang
berbeda pada setiap 20 putaran. Suhu
yang berbeda ini semakin bertambah
seiring dengan bertambahnya putaran,
sehingga perubahan suhu T juga
akan semakin besar. Dengan lilitan
yang berbeda, yakni 2 lilitan dan 3
lilitan diperoleh hasil yakni, semakin
banyak
lilitan
maka
akan
menghasilkan tara mekanik panas
yang lebih besar, pada 2 lilitan,
kalorimeter akan mengalami kenaikan
suhu yang lebih cepat karena
distribusi panas pada pita nilon 2 lebih
sedikit
daripada
panas
yang
terdistribusi pada pita nilon 3 lilitan.
Sehingga panas yang masuk ke
kalorimeter lebih banyak untuk
percobaan dengan 2 lilitan. Sedangkan
dengan semakin besar diameter
kalorimeter yang digunakan maka
akan semakin lama terjadinya
pertambahan
panas,
sehingga
perubahan suhu akan semakin kecil.
Diperoleh tara mekanik panas pada
setiap kalorimeter dengan lilitannya,
yaitu :
Kalorimeter 2 lilitan = 0,199897 Kal/J
Kalorimeter 3 lilitan = 0,225709 Kal/J
Kalorimeter 60 ml 2 lilitan = 0,019491
Kal/J

Dari hasil tara mekanik di atas


terlihat semakin besar perubahan suhu
T pada satiap 20 putaran maka akan
semakin besar tara mekaniknya, dan
semakin banyak lilitan maka akan
menghasilkan tara mekanik yang lebih
besar pula. Sedangkan semakin besar
diameter kalorimeternya, maka akan
semakin kecil tara mekaniknya.
Dari grafik kenaikan suhu terhadap
jumlah putaran (n) dapat dilihat bahwa
secara umum, kedua variabel ini
memiliki hubungan linier. Maka
kemiringan dari grafik ini dapat
digunakan untuk menentukan tara
mekanik-panas secara kasar.
V. Simpulan
V.1.
Diketahuinya
konsep
perrukaran
energi
ketika
melakukan putaran pada engkol
pemutar, di mana terjadi perubahan
energi gerak menjadi energi panas
yang mengalir pada pita nilon ke
kalorimeter+air.

V.2.
Diperoleh tara mekanik
panas, dengan semakin besar
perubahan suhu maka tara mekanik
panasnya akan semakin besar.
V.3.
Diperoleh banyaknya panas
yang diserap pita nilon melalui
putaran pada engkol pemutar yang
dipengaruhi oleh jumlah lilitan,
semakin banyak jumlah lilitan
maka akan semakin besar panas
yang diserap.
Daftar pustaka
[1] Giancoli, C. 2001. FISIKA JILID 1.
Jakarta: Erlangga
[2]www.scribd.com/doc/1239241/TaraMekanik-Panasijo (28 Oktober 2015,
20.00 WIB)
[3]www.informasi-pendidikan.com

(28

Oktober 2015, 21.00 WIB)


[4] www.4muda.com (28 Oktober 2015,

21.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai