Anda di halaman 1dari 16

ACARA II

REAKSI ASAM BASA I


A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mempelajari penggunaan ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai
Indikator pH.
b. Menentukan pH larutan dengan indikator dan larutan buffer.
c. Mengetahui perubahan warna yang terjadi pada larutan asam dan basa setelah diuji
dengan indikator.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 23 Mei 2014
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Teori-teori untuk asam basa yang telah dikenal hanya teori Archenius. Asam
didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung hidrogen yang bereaksi dengan basa.
Basa adalah senyawa yang mengandung ion

+
H

atau menghasilkan

OH

ketika

bereaksi dengan air. Basa bereaksi dengan asam untuk membentuk garam dan air. Teori
bronsted memperluas definisi asam dan basa dengan menjelaskan mengapa suatu larutan
amonium klorida bersifat asam dan larutan natrium asetat bersifat basa. Dalam teori
Bronsted, asam didefinisikan sebagai zat yang proton kepada zat lain. Dalam hal ini,
proton merupakan atom hidrogen yang kehilangan elektronya. Basa adalah zat yang
menerima proton dari zat lain (Golberg,2004:113).

11

pH suatu larutan dinyatakan sebagai Log

+
H , dengan

adalah

konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Dalam air murni, konsentrasi ion hidrogen
ditentukan dengan keseimbangan ka dan Kw. Ka adalah tetapan disosiasi untuk
keseimbangan tersebut, dikenal sebagai Kw jika yang berdisosiasi adalah air. Karena
konsentrasi air tidak banyak berubah sebagai hasil ionisasi, konsentrasinya dapat
dianggap tidak memiliki efek terhadap keseimbangan dan dapat diabaikan dan hal ini
berarti bahwa dalam air murni (Watson,2009:30).
Adapun pengertian pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman (kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan). Yang
dimaksud dengan keasaman disini adalah derajat keadaan konsentrasi ion hidrogen

dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0-14. Suatu larutan dikatakan netral

apabila memiliki pH=7, nilai pH<7 menunjukkan larutan bersifat asam sedangkan pH>7
menunjukkan larutan bersifat basa. Umumnya indikator yang digunakan adalah kertas
lakmus. Indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan
prinsip elektrolit atau konduktivitas atau larutan (Nordstom,2006:266).
Ekstrak dan uji stabilitas zat warna alami dari bunga kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L) dan bunga rosela (hibiscus sabdariffa L) telah dilakukan. Hasil ekstraksi
optimum menggunakan metode maserasi dengan perlarut air adalah pada temperatur 90
c dan dengan perlarut etanol pada konsentrasi 96%. Kondisi penyimpanan, sinar
matahari dan sinar lampu dapat mempengaruhi stabilitas zat warna ekstrak. Penambahan
oksidator, H2O2 dapat mempengaruhi stabilitas zat warna ekstrak dengan perubahan dari
ekstrak berwarna menjadi ekstrak tidak berwarna karena menghasilkan turunan asam
benzoat (Siregar, 2011).
Dalam penelitian ini diusulkan untuk penggunaan kotak bjerum sebagai
metode pengganti metode spektrometri. Hasil optimasi kotak bjerum diperoleh dimensi
yang tepat adalah 10cm x 3cm x 4cm dengan ukuran sel 1cm x 3cm x 4cm, sedangkan
12

jangkauan konsentrasi yang didapatdigunakan adalah antara 10 ppm dengan persen


kesalahan 2,735% (Wedyaningsih,2011).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum :
a.
b.

Corong kaca besar 60 mm


Corong kaca kecil 60 mm

c. Gelas kimia mL
d. Gelas ukur 50 mL
e. Gelas ukur 100 mL
f. Kertas saring
g. Kotak bjerrum
h. Mortar
i. Penggaris
j. Penggerus
k. pH stick
l. Pipet tetes
m. Plat tetes
n. Rak tabung reaksi
o. Sel percobaan
p. Tabung reaksi
q. Timbangan analitik

2. Bahan-bahan praktikum :
13

a. Aquades
b. Alkohol 95 %
c. Bunga sepatu
d. Indikator Brom-Kresol hijau
e. Larutan asam borat 2%
f. Larutan buffer Asetat
g. Larutan CH3COOH 0,1 M
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Larutan CH3COOH : Na asetat ( 20 : 80 )


Larutan CH3COOH : Na asetat ( 30 : 70 )
Larutan CH3COOH : Na asetat ( 40 : 60 )
Larutan CH3COOH : Na asetat ( 50 : 50 )
Larutan CH3COOH : Na asetat ( 60 : 40 )
Larutan CH3COOH : Na asetat ( 70 : 30 )
Larutan CH3COOH : Na asetat ( 80 : 20 )

o. Larutan HCl 0,1 M


p. Larutan H2SO4 0,05 M
q. Larutan NaCl 5%
r. Larutan NaHCO3 5%
s. Larutan Na2CO3 5%
t. Larutan NaOH 0,1

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pembuatan ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai indikator
a. Disediakan beberapa tangkai bunga kembang sepatu, kemudaian diambil mahkota
bunganya saja.
b. Ditimbang mahkota bunganya hingga berat 2 gram.
c. Dipotong kecil-kecil mahkota bunga yang telah ditimbang dan dimasukkan dalam
mortar untuk digerus sampai halus.

14

d. Ditimbang etanol 10 mL kedalam mortar yang berisi potongan mahkota bunga


yang suah digerus, diaduk hingga tercampur rata.
e. Disaring dengan kertas saring dan kemudian filtratnya dimasukkan kedalam
tabung reaksi.
2. Penentuan trayek perubahan warna.
a. Disiapkan tujuh larutan baku, yaiutu CH 3COOH 0,1M , NaHCO3 5% , NaCl 5%,
Na2CO3 5%, asam borat 2%, NaOH 0,01 M, dan H2SO4.
b. Diteteskan masing-masing larutan baku dua tetes kedalam plat tetes, kemudian
diberi label
c. Ditambahkan satu tetes ekstrak indikator bunga epatu, kemudian diamati
perubahan warnanya.
d. Diamati perubahan warna pada suatu larutan.
e. Diukur pH masing-masing larutan dengan menggunakan pH stick.
3. Pemakaian ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai indikator.
a. Dimasukkan 25 tetes HCl 0,1M kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 2 tetes ekstrak indikator bunga sepatu, kemudian diamati perubahan
warnanya.
c. Ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 0,1 M, sambil dikocok pada setiap
penetesannya.
d. Dihitung banya tetesan sampai warna larutan berubah menjadi bening.
4. Penentu pH dengan indikator.
a. Diisi masing-masing bilik dari kotak bjeru dengan 25 mL larutan HCl 0,1M dan
NaOH 0,1M.
b. Ditambahkan 5 tetes indikator BCG (bromkresol hijau) pada masing-masing
larutan asan dan basa tersebut.
c. Kedalam sel percobaan, dimasukkan 25 mL larutan buffer ion asetat dengan
perbandingan (20:80)
d. Ditambahkan indikator BCG kedalam sel percobaan yang berisi larutan buffer
tersebut.
e. Kotak sel percobaan diletakkan diatas kotak bjerum, digeser sel percobaan yang
terlihat dari depan kotak bjerum sama dengan warna larutan pada sel percobaan.
f. Ditandai tempat dimana warna larutan dalam kotak bjerum sama dengan laruran
pada sel percobaan, kemudian diukur jarak dari tepi kotak bjerum ketempat sel
percobaan.
g. Diulang langkah 4C sampai dengan 4f dengan menggunakan larutan buffer ion
asetat dengan perbandingan yang berbeda-beda yaitu 30:70, 40:60, 50:50, 60:40,
70:30, 80:20.

E. HASIL PENGAMATAN
15

NO.
PROSEDUR PERCOBAAN
HASIL PENGAMATAN
1
Pembuatan
Ekstrak
Tumbuh- Setelah penambahan 10 mL warna
tumbuhan sebagai Indikator
Dipotong kelopak

mahkota bunga sepatu menjadi warna


bunga ungu.
sepatu dicampurkan dengan
5-10 ml alcohol dan digerus
di dalam mortar kemudian

disaring
Penentuan Trayek Perubahan Warna
NaCl 5 % pink, pH = 7
2 tetes larutan baku + 1 tetes ekstrak CH3COOH 0,1 M, pink,pH = 4
Asam borat 2%, Ungu, pH = 5
bunga dimasukkan ke dalam plat
NaHCO3 5%, abu, pH = 10
tetes. Dicatat hasil perubahan dan Na2CO3 5%, abu, pH = 11
H2SO4 0,05 M, pink, pH = 1
nilai PH nya
NaOH 0,01 M, abu khitaman, pH = 9
Pemakaian Ekstrak Tumbuhan
Warna 25 tetes larutan HCl 0,1 M
25-30 tetes HCl 0,1 M larutan bening, setelah ditambahkan 2 tetes
+ 2 tetes ekstrak tumbuhan ekstrak tumbuhan,warnanya berubah
dimasukkan ke dalam tabung menjadi Ungu.
reaksi.
NaOH 0,1 M tetes demi tetes Setelah ditambahkan 35 tetes larutan
dimasukkan ke larutan diatas NaOH 0,1 M warnanya bening.
sampai

warna
Penentuan PH

terjadiperubahan
dengan

Indikator Panjang kotak bjerrum = 20,5


20:80, A = 2,9 cm
Kotak Bjerrum
B = 17,6 cm
Kotak bjerrum diisi masing- 30:70, A = 3,6 cm
B =16,9 cm
masing dengan larutan HCl
40:60, A = 3,7 cm
0,1 Mdan NaOH 0,1 M
B = 16,8 cm
Ditambahkan masing-masing 50:50, A = 3,5 cm
B =17 cm
indicator brom-kresol
Dimasukkan 25 ml buffer + 5 60:40, A = 5,4 cm
B = 15,1 cm
tetes indicator kedalam sel 70:30, A = 6 cm
B = 14,5 cm
percobaan.
80:20, A = 9,6 cm
Dibandingkan warna larutan
B = 10,9 cm
dalam sel percobaan dengan
kotak bjerrum.
16

Diulangi percobaan dengan


buffer berbeda.

F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
HCl(aq) + NaOH(aq)

NaCl(aq) + H2O(l)

2. Perhitungan
a. Penentuan trayek perubahan warna dengan indikator Alami
No.

Larutan Baku

pH

pH pengamatan

Warna

1.
2.

H2SO4 0,05 M
CH3COOH 0,1 M

sebenarnya
1
3

1
4

Pink
Pink

3.
4.
5.

asam borat 2%
NaCl 5%
NaOH 0,01M

5
7
12

5
7
9

Ungu
Pink
Abu
kehitama

6.
7.

NaHCO3 5%
Na2CO3 5%

8,3
10,6

n
Abu
Abu

10
11

3. Penentuan pH dengan indikator BCG (Bromkresol Hijau).

1.

No

Ion asetat

Asam asetat

pH

a(cm)

b(cm)

.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

0,1M (mL)
20
30
40
50
60
70
80

0,1M(mL)
80
70
60
50
40
30
20

sebenarnya
4,05
4,32
4,50
4,61
4,80
5,00
5,25

2,9
3,6
3,7
3,5
5,4
6
9,6

17,6
16,9
16,8
17
15,1
14,5
10,9

Perhitungan nilai pKa


17

Diketahui :Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5


Maka
: pKa = -log Ka
= -log 1,8 x 10-5
= 5 log 1,8
= 5 0,26
= 4,74
2.

Nilai pH
a. Larutan CH3COOH : CH3COONa ( 20 : 80)
Diketahui :a = 2,9 cm
b = 17,6 cm
Ditanyakan :pH = ?
Penyelesaian :pH

= pKa + log

a
b

= 4,74 + log

2,9
17,6

= 3,96161
% error

[ pH sebenarnyapH per hitungan]


x 100%
pH sebenarnya

[ 4,053,96161]
4,05

x 100%

= 2,18247 %
b. Larutan CH3COOH : CH3COONa ( 30 : 70)
Diketahui : a = 3,6 cm
b = 16,9 cm
Ditanyakan :pH = ?
Penyelesaian :pH

% error

= pKa + log

a
b

= 4,74 + log

3,6
16,9

= 4,07315
[ pH sebenarnyapH per hitungan]
pH sebenarnya

x 100%

18

[4,324,07315]
4,32

x 100%

= 5,714 %
c. Larutan CH3COOH : CH3COONa ( 40 : 60)
Diketahui : a = 3,7 cm
b = 16,8 cm
Ditanyakan :pH = ?
Penyelesaian :pH

% error

= pKa + log

a
b

= 4,74 + log

3,7
16,8

= 4,08763
[ pH sebenarnyapH per hitungan]
pH sebenarnya

[4,54,08763]
4,5

x 100%

x 100%

= 9,163 %
d. Larutan CH3COOH : CH3COONa ( 50 : 50)
Diketahui : a = 3,5 cm
b = 17 cm
Ditanyakan :pH = ?
Penyelesaian :pH

% error

= pKa + log

a
b

= 4,74 + log

3,5
17

= 4,05835
[ pH sebenarnyapH per hitungan]
pH sebenarnya

[4,614,05835]
4,61

x 100%

x 100%

= 11,966 %
e. Larutan CH3COOH : CH3COONa ( 60 : 40)

19

Diketahui : a = 5,4 cm
b = 15,1 cm
Ditanyakan :pH = ?
Penyelesaian :pH

= pKa + log

a
b

= 4,7 + log

5,4
15,1

= 4,29815
[ pH sebenarnyapH per hitungan]
=
pH sebenarnya

% error

[4,824,29815]
4,82

x 100%

x 100%

= 10,826 %
f. Larutan CH3COOH : CH3COONa ( 20 : 80)
Diketahui :a = 6 cm
b = 14,5 cm
Ditanyakan :pH = ?
Penyelesaian :pH

% error
=

= pKa + log

a
b

= 4,7 + log

6
14,5

= 4,36163
[ pH sebenarnyapH per hitungan]
=
pH sebenarnya
[ 54,36163]
5

x 100%

x 100%

= 12,767 %
g. Larutan CH3COOH : CH3COONa ( 20 : 80)
Diketahui : a = 9,6 cm
b = 10,9 cm
Ditanyakan :pH = ?

20

Penyelesaian :pH

% error
=

= pKa + log

a
b

= 4,74 + log

9,6
109

=4,68957
[ pH sebenarnyapH per hitungan]
=
pH sebenarnya
[5,254,282]
5,25

[ 5,254,68957]
5,25

x 100%

x 100%

= 10,674 %
G. PEMBAHASAN
Menurut Arrhenius. Asam didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung
hidrogen yang bereaksi dengan basa. Basa adalah senyawa yang mengandung ion OH ketika bereaksi dengan air. Basa bereaksi dengan asam untuk membentuk garam dan air.
Teori Bronsted memperluas definisi asam dan basa dengan menjelaskan mengapa suatu
larutan amonium klorida bersifat asam dan larutan natrium asetat bersifat basa. Dalam
teori Bronsted, asam didefinisikan sebagai zat yang memberikan proton kepada zat lain.
Dalam hal ini, proton adalah atom hidrogen yang kehilangan elektronnya. Basa adalah
zat yang menerima proton dari zat lain. Reaksi asam basa menghasilkan asam dan basa
yang lain.
Praktikum kali ini yaitu reaksi asam basa I yang bertujuan untuk mempelajari
ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai indikator penentu pH larutan, untuk menentukan pH
suatu larutan dengan menggunakan indikator dan larutan buffer,serta untuk mengetahui
perubahan warna yang terjadi pada larutan asam dan basa setelah diuji dengan indikator.
Pada percobaan pertama, digunakan ekstrak bunga kembana sepatu sebagai
indikator, dimana indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda
dalam suasana yang berbeda. Jadi dengan indikator kita dapat menentukan suatu larutan
bersifat asam, basa, atau netral. Bunga sepatu awalnya dipotong kecil-kecil, kemudian
dilakukan penggerusan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi. Setelah halus, hasil
gerusan ditambahkan etanol, pemberian etanol berfungsi untuk mempercepat reaksi.
Setelah ditetesietanol filtrate larutan berwarna keunguan. Hal ini berarti bahwa bunga
sepatu dapat dijadikan sebagai indikator, karena selain warnanya yang mencolok juga
21

mengandung zat antosianin yang bisa memberikan reaksi yang berbeda terhadap asam
atau basa.
Percobaan kedua yaitu penentuan trayek perubahan warna. Pada percobaan ini
digunakan larutan baku yang sudah diketahui pH nya, yaitu H2SO4 0,1M, CH3COOH
0,1M, asam borat 2%, NaCl 5%, NaHCO 3 5%, Na2CO3 5% dan NaOH 0,01M. untuk
mengetahui skala pH dan perubahan warna, kita teteskan masing-masing larutan baku
tersebut dengan indikator ekstrak tumbuhan yang dibuat. Pada larutan H 2SO4 0,1M,
CH3COOH 0,1M, asam borat 2%, dan NaCl 5%masing-masing setelah ditetesi dengan
indikator tumbuhan warnanya berubah berturut-turut yaitu pink, pink, ungu, dan pink.
Setelah diukur pH nya dengan pH stick didapatkan pH dari keempat tersebut yaitu, 1,4,5,
dan 7, dimana larutan H 2SO4, asam borat, dan NaCl sama dengan pH sebenarnya, dan pH
sebenarnya dari larutan CH3COOH yaitu 3. Ini menandakan bahwa larutan H 2SO4 0,1M,
CH3COOH 0,1M, asam borat 2% bersifat asam karena pHnya dibawah 7, sedangkan
NaCl 5% bersifat netral karena pHnya 7. Sedangkan untuk larutan NaHCO 3 5%, Na2CO3
5% dan NaOH 0,01M perubahan warna yang terjadi adalah abu kehitaman, abu dan abu.
Nilai pH yang diperoleh setelah diukur dengan pH stick adalah masing-asing 10,11, dan
9. Nilai pH ini berbeda dengan pH sebenarnya yang berturut-turut adalah 8,3 ; 10,6 ; 12.
Hal ini disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan dalam membandingkan warna pH stick.
Dari ketiga larutan tersebut pH nya berada diatas 7, maka ini menandakan bahwa ketiga
larutan tersebut bersifat basa.
Pada percobaan ketiga, yaitu pemakaian ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai
indikator. Ekstrak bunga sepatu sebagai indikator tumbuhan juga bisa dibuktikan dalam
proses titrasi asam basa. Dalam percobaan ini digunakan larutan HCl 0,1 M sebagai
titrant dan laruta NaOH 0,1M sebagai titer. Mula-mula HCl ditetesi indikator tumbuhan,
warnanya berubah nenjadi ungu. Setelah itu diteteskan NaOH setetes demi tetes hingga
warna larutan berubah. Setelah diteteskan 22 tetes larutan NaOH, warna larutan yang
berwarna ungu berubah menjadi bening. Berubahnya warna larutan ini menunjukkan
bahwa campuran telah mencapai titik ekuivalen, artinya stoikiometri tyrant dan titer telah
habis bereaksi. Pada percobaan ini, seharusnya untuk mengubah warna 25 tetes HCl
0,1M yang telah ditambahkan 2 tetes indikator tumbuhan diperlukan seharusnya 25 tetes
NaOH 0,1M karena reaksi ini penetralan yaitu HCl sehingga menghasilkan garam yang
bersifat netral. Tetapi pada percobaan kali ini larutan HCl dengan indikator tumbuhan
22

berubah warna pada tetesan NaOH yang ke 22. Kesalahan ini disebabkan karena kurang
telitinya praktikan pada saat penetesan NaOH. Adapun juga dapat disebabkan karena
indikator yang digunakan kurang tepat.
Pada percobaan terakhir, yaitu penentuan pH indikator. Pada percobaan ini
digunakan kotak bjerum sebagai indikatornya. Penggunaan kotak bjerum merupakan cara
lain untuk menentukan pH suatu larutan. Kotak ini memiliki dua ruang yaitu ruang untuk
asam (HCl) dan ruang untuk basa (NaOH) yang berbentuk segitiga kemudian kedua
larutan tersebut dimasukkan kedalam masing-masing bagian dari kotak bjerum. Lalu
masing-masing larutan HCl 0,1M dan NaOH 0,1M ditetesi larutan indikator BCG yang
menyebabkan perubahan warna yang mencolok pada setiap medium asam maupun basa.
Larutan HCl yang awalnya bening berubah menjadi kuning setelah ditetesi larutan
indikator BCG. Warna kuning ini menandakan larutan dalam suasana asam. Larutan
NaOH yang semula bening berubah menjadi biru setelah ditetesi larutan indikator BCG.
Perubahan warna ini menandakan larutan tersebut dalam suasana basa. Larutan BCG
merupakan indikator asam basa yang memiliki rentang pH 3,8-5,4. Larutan buffer
merupakan merupakan larutan yang diperoleh dari campuran antara asam lemah dan basa
konjugasinya. Pada percobaan ini, digunakan CH3COONa sebagai basa konjugasinya dan
CH3COOH sebagai asam lemah dengan perbandingan tertentu. Penggunaan larutan
buffer dengan konsentrasinya CH3COONa nya lebih banyak dibandingkan CH3COOH
maka akan didapatkan larutan yang berwarna kurang biru dibandingkan larutan
CH3COONa yang perbandingan konsentrasinya CH3COOH yang lebih besar daripada
CH3COONa warnanya lebih biru. Setelah diperoleh panjang bjerum dari pinggir keposisi
dimana warna sel percobaan menunjukkan kesamaan maka data dianalisis. Berdasarkan
perhitungan didapatkan nilai pH yang bermacam-macam. Untuk larutan buffer
CH3COONa dan CH3COOH dengan perbandingan (20:80) didapatkan nilai pH
perhitungan sebesar 3,96161. Untuk larutan buffer dengan perbandingan (30:70)
diperoleh nilai pH perhitungan sebesar 4,07315. Lalu untuk larutan buffer dengan
perbandingan (40:60) didapatkan pH berdasarkan perhitngan sebesar 4,08763 . Larutan
buffer dengan perbandingan (50:50) besar nilai pH perhitungan adalah sebesar 4,05835.
Larutan buffer dengan perbandingan (60:40), nilai pH perhitungan sebesar 4,29815.
Untuk larutan buffer dengan perbandingan (70:30) memiliki nilai pH perhitungan sebesar
4,36163. Dan terakhir untuk larutan buffer dengan perbandingan (80:20) diperoleh nilai
pH perhitungan sebesar 4,68957. Berdasarkan analisis data, diperoleh nilai pH
23

sebenarnya yang berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dari perhitungan persen error pada
masing-masing larutan buffer dengan konsentrasi berbeda. Perbedaan pH ini disebabkan
karena ketidaktelitian praktikan dalam menyamakan intensitas warna larutan pada kotak
bjerum dengan warna larutan pada sel percobaan, sehingga nilai a dan b yang didapat
berbeda dan berpengaruh terhadap nilai pH yang dicari. Dapat dilihat bahwa semua
larutan buffer memiliki nilai pH dibawah 7 , sehingga dapat dikatakan larutan-larutan
buffer tersebut bersifat asam, dimana keasamannya lemah karena pH nya tidak terlalu
jauh dibawah 7. Pada percobaan ini dapat dikatakan bahwa nilai pH semakin berkurang
ketika volume Na-asetat (CH3COONa) diperbesar. Hal ini karena larutan tersebut
merupakan garam yang bersifat basa yang terdiri dari campuran asam lemah dan basa
kuat. Sedangkan larutan asam asetat merupakan asam lemah, sehingga ketika
ditambahkan garam kedalam larutan tersebut, maka nilai keasamannya semakin
berkurang (memperbesar pH).

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,dapat di simpulkan bahwa :
a. Pemakaian ekstrak tumbuh-tumbuhan bunga sepatu sebagai indikator penentu pH
karena bunga sepatu tersebut memiliki intensitas warna yang mencolok (mengandung
zat antosianin) sehingga dapat memberikan warna yang berbeda pada suasana asam
dan basa.
b. Penentu pH larutan dengan indikator dan larutan buffer dapat dilakukan dengan
menggunakan kotak bjerum dan sel percobaan. pH larutan yang dihasilkan dengan
indikator dan larutan buffer adalah pH>7, karena larutan buffer berasal dari asam
lemah dan garamnya.
c. Perubahan warna asam dan basa dapat diketahui dengan penambahan indikator
didalamnya, dimana jika menggunakan zat indkator biasa, warna larutan asam kuat
berwarna merah tua, sedangkan basa berwarna hijau. Sedangkan jika menggunakan
indikator dan ekstrak tumbuh-tumbuhan, warna larutan asam berwarna merah
muda(pink), untuk warna larutan basa adalah hijau hingga abu-abu.

24

DAFTAR PUSTAKA
Goldberg, David E. 2004. Kimia. Jakarta : Erlangga.
Nardstom, dkk. Negative and Extremely Audid Mine Water From Iron Mountain.
New York : Mc Grow will
25

Siregar, Yusraini. 2011. Ekstraksi Dan Uji Stabilitas Zat Warna Alami Dari Bunga
Kembang Sepatu (Hisbiscus rosa-sinensi L.) Dan Bunga Rosela (Hisbiscus
sabdariffa L). Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Watson, David G. 2009. Analisis Farmasi Edisi 2. Jakarta : EGC.
Wedyaningsih, Reni. 2011. Optimasi Kotak Bjerum Sebagai Alternatif Penentuan
Kadar Kolestrol dari Daging Domba.

26

Anda mungkin juga menyukai