Anda di halaman 1dari 26

A.

Judul Percobaan
: Pembuatan Iodoform
B. Hari/ Tanggal Percobaan
: Jumat/11 Maret 2016
C. Tujuan Percobaan
:
1. Mensintesis senyawa iodoform
2. Memurnikan iodoform dengan cara rekristalisasi
D. Dasar teori
Iodoform (CHI3) adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodine
dalam suasana basa dengan senyawa organic yang memiliki gugus metil keton (CH 3CO-), seperti asetaldehid dan aseton atau jika dioksidasi menghasilkan senyawa yang
memiliki gugus metil keton, seperti etanol. Hidrogen dalam senyawa karbonil lebih
asam dari pada umumnya hydrogen yang berikatan dengan atom karbon. Akibat dari
penempatan gugus karbonil disebelah proton metil sangat luar biasa, yaitu
meningkatnya keasaman sampai lebih dari pangkat 30 dari 10. Ada dua alasannya
pertama karbon karbonil membawa muatan positif parsial elektron ikatan bergeser
kearah karbon karbonil dan menjauhi hydrogen ,sehingga basa mudah mengambil
hydrogen sebagai proton(artinya tanpa mengambil elektron ikatannya. Kedua,anion
yang dihasilkan distabilkan .Anion ini disebut anion enolat, Muatan negatifnya
terdistribusi diantara karbon dan atom oksigen karbonil (Hart,2003:292-293).
Dalam reaksi iodoform digunakan iodine (I2) dan larutan alkali hidroksida (NaOH
atau KOH) sehingga menghasilkan iodoform. Dalam proses sintesis iodoform ini
dilakukan penambahan air yang banyak setelah terjadi kristal Iodoform dengan
maksud mengencerkan NaOH yang mungkin berlebihan. Jadi mengurangi kecepatan
terhidrolisisnya Iodoform yang terjadi kecepatan terhidrolisirnya Iodoform yang
terjadi dengan adanya NaOH (Reksohadiprodjo, Samhoedi, 1976; hal 56)
Persamaan reaksinya dinyatakan sebagai berikut:
O
O
RCCH3 + 3 NaOI RCCI3 + 3 NaOH
O
O
Cara lain
untuk
membuat
CHI3
RCCI
RCONa
+ 3adalah
CHI3 elektrolisis larutan yang mengandung
3 + NaOH
etanol/aseton. Natrium karbonat, dan kalium iodida. Iodoform adalah zat padat yang
berbentuk Kristal dengan warna kuning limau dam mempunyai bau yang
khas.Kegunaan iodoform adalah untuk bahan antiseptik dan membuktikanadanya etil
alcohol lain(melalui uji iodoform)(Parlan,2003:115)
Menurut Fherays(2011),sifat kimia iodoform yaitu
1. Kondensasi lipid etiodid dari alkil menghasilkan cis ( 1-etilguinolin-42.

trimetinaiomin)
Iodoform dapat dihidrogenasi(metilan iodida)

3. Iodoform bila dipanaskan dengan campuran aniline dan larutan NaOH alcoholat
4.
5.
6.
7.

karbilamin memberikan isosianida


Iodoform dan kalium poidat membentuk Cl4
Iodoform dapat dihidrolisis dengan kuat
Iodoform bial direduksi denagn Na2As2O4 akan membentuk metilen iodide
Iodoform bila direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan warna merah ungu

pada lapisanpiridin,setelah dipanaskan


8. Jika Iodoform dipanaskan dalam satu tabung kering akan timbul uap yang berwarna
violet dari iodium
9. Test larutan AgHO3 reaksi

dengan larutan AgHO3(argentum nitrat) tidak

memberikan endapan kuning perak iodida (Agl).


10. Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO.
Sedangkan sifat fisika iodoform dapat dirinci sebagai berikut :
1. Bentuk berupa kristal kuning berkilauan
2. Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya
3. Titik lebur 119-1230C
4. Berat jenis 4,00 gr/mil
5. Berat molekul 393,73
6. Komposisi C = 3,05 g ; H = 6,266 g ; I = 96,496 g
7. Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar
8. Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2, CO, I2, H2O
9. Memiliki bau yang khas
10. Sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam akohol
11. Perlahan-lahan larut dalam pentaoida atom
Senyawa iodoform dapat dibuat dengan beberapa cara, diantaranya dengan campuran pelarut
alkohol, campuran aseton, dengan elektrolisa pelarut.
a.

Alkohol
Alkohol direaksikan dengan I2 dan KOH, maka mula-mula alkohol direaksikan
dengan alkanal. Etanol kemudian bereaksi dengan I2sehingga terbentuk triiodoetanol.
Dalam lingkungan KOH maka triiodoetanal berubah menjadi iodoform dan kalium
metanoatGugus metal dari suatu metal keton (menghasilkan metode pengubahan
metal keton ini menjadi asam karboksilat) diiodinasi bertahap sampai terbentuk
iodoform (CHI3) padat berwarna kuning. Brom dan Klor juga bereaksi dengan metal
keton menghasilkan bromoform dan kloroform (pembentukan tak berguna untuk
reaksi uji karena bromoform dan kloroform merupakan cairan yang tidak mencolok.
Istilah umum untuk menyebut CHX3 ialah haloform (reaksi holoform) (Emel, 2010).
Alkohol sekunder seperti etanol dapat teroksidasi menghasilkan asetaldehid sehingga
dapat membentuk iodoform jika direaksikan dengan natrium hipoiodit.
E.

OH
O
RCHCH3 + NaOI RCCH3 + NaI + H2O
O
O

F.
RCCH3 + 3NaOI RCONa + 3 CHI3 + 2NaOH
b.

Aseton

Aseton direaksikan dengan I2 dan larutan basa (KOH atau NaOH), maka I2 akan
mengoksidasi aseton. Dalam lingkungan basa (KOH atau NaOH), H3C-C-Cl3 di ubah
menjadi iodoform dan kalium asetat.
c.

Secara elektrolisa

Aseton maupun etanol dapat di elektrolisa oleh KI dan Na 2CO3, elektrolisa dilakukan
dengan elektroda platinum. Larutan yang ada mengandung K+, Na+, I, CO2 dan H+ serta
O dari air. Ion-ion akan kehilangan muatan selama elektrolisa, H + pada katoda, dan I
serta OH yang dibebaskan pada anoda, bereaksi bersama menghasilkan iopoiodit CO.
Larutan menjadi mengandung ion NaOI yang bereaksi dengan etanol atau aseton.
Iodoform yang diperoleh berupa Kristal berwarna kuning, dengan titik leleh 120 0C
dan mempunyai bau yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan
antiseptic luar. Dengan reaksi yang serupa, natrium hipoklorit dan natrium hipobromit
masing-masing menghasilkan kloroform (CHCl3) dan bromoform (CHBr3). Reaksi-reaksi
tersebut dikenal dengan reaksi haloform

E. Rancangan Percobaan
1. Alat dan Bahan
1) Alat
- Erlenmeyer 250 ml
- Corong Buchner
- Erlenmeyer berparuh 250 ml
- Corong kaca
- Kompor listrik
- Kertas saring
- Spatula
- Pipet tetes
- Kaca arloji
- Gelas ukur
- Gelas kimia
2) Bahan
- Iodium
- Aseton
- NaOH 2 N
- Alkohol 70%

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
5 buah
1 buah
1 buah
1 gram
1 ml
18,4 ml
30 ml

Aquades

5 gram iodium
Dimasukkan dalam erlenmeyer 200 mL
Ditambahkan 5 mL aseton
Ditambahkan 5 mL air suling
F. Alur Kerja
Dikocok
Pembuatan dan Pemurnian Iodoform
Ditambahkan larutah NaOH 2 N sedikit demi sedikit
Dikocok terus menerus sampai timbul endapan

Endapan
Ditambahkan 125 mL air suling
Disaring dengan corong buncher

Residu

Filtrat

Dicuci dengan air hingga bebas dengan NaOH


Dimasukkan dalam erlenmeyer
Ditambahkan beberapa mL etanol
Dihangatkan dan dikocok diatas pemanas listri

Filtrat

Residu

Dibiarkan dingin sampai suhu ruangan


Ditambahkan 12,5 mL air suling
Di aduk
Disaring dengan corong buncher

Filtrat

Residu
Dicuci dengan etanol
Dikeringkan dengan desikator
Residu kering

Hasil pengamatan

Massa
Dihitung presentase
Kadar Residu

G. DATA PENGAMATAN
No Perc.
1.

Prosedur Percobaan
Pembuatan dan Pemurnian Iodoform

5 gram iodium

Dimasukkan dalam
erlenmeyer 200 mL
Ditambahkan 5 mL
aseton
Ditambahkan 5 mL air
suling
Dikocok
Ditambahkan larutah
NaOH 2 N sedikit demi
sedikit
Dikocok terus menerus

Endapan

Filtrat

Ditambahkan 125 mL
air suling

Residu

Hasil pengamatan
Sebelum :
-Iodium : kristal abuabu tidak berwarna
abu-abu
-Aseton(aq) : tidak
berwarna
-Aquades tidak
berwarna
-NaOH : tidak
berwarna
-Etanol (aq): tidak
berwarna
-Kertas lakmus :merah
-Berat kertas saring
pada penyaringan
kedua= 0,363 gram

Dugaan/Reaksi
3 I2(s) + CH3COCH3(aq)
3HI(aq) + CI3COCH3(aq)
CI3COCH3(aq) + NaOH(aq)
CHI3(aq) + CH3COONa(aq)
Titik leleh = 1200 C
Kristal Iodoform berwarna
kuning
Bau Iodoform : Bau obat

Sesudah :
-Iodium + aseton +
aquades = hitam
kekuningan
-Iodium + aseton +
aquades+ NaOH=
larutan berwarna
kuning ada endapan
kuning

Dibiarkan dingin
sampai suhu
ruangan
Hasil
Filtra
Resi
Ditambahkan
12,5
pengamatan
t
du

Kesimpulan
Iodoform yang
dihasilkan 0,037
gram
- Iodoform murni
dihasilkan dengan
cara rekristalisasi
dibuktikan
dengan
didapatkan
iodoform
berwarna kuning
yang memiliki
titik leleh 120o C
sesuai dengan
dasar teori
- Rendemen
Idodoform =
7,2237 %
-

KadarMassa
Residu
Dihitung presentase

-NaOH = 65 tetes atau


1 mL
-Endapan kuning +
aquades= larutan
kuning ada endapan
Dicuci dengan air
kuning
hingga bebas dengan
-Endapan + etanol (aq)
NaOH
= endapan tidak
Dimasukkan dalam
larut
erlenmeyer
-Etanol + etanol +
Ditambahkan
kalor= endapan
Filtrat
beberapa mL etanol
larut
-Endapan
yang larut +
Dibiarkan dingin sampai suhu
aquades=terbentuk
Filtrat
Residu
ruangan
endapan kembali
Ditambahkan
12,5
mLdisaring
air
-Endapan
yang
suling -- residu :endapan

Di aduk warna kuning


Dibiarkan dingin
- Filtrat : larutan
sampai suhu ruangan
berwarna jernih
Ditambahkan 12,5 mL
-Kertas lakmus tidak
air suling
berubah warna
Di aduk
tetap merah
Disaring dengan
-Berat kertas saring +
corong buncher
iodoform = 0,4
gram
-Berat Iodoform= berat
total- berat kertas
Filtrat
Residu

Dicuci dengan
etanol
Dikeringkan
dengan
desikator

saring = 0,400
gram= 0,037 gram
-Bau Iodoform : bau
betadine
-Titik leleh = 1200
-Kelarutan dalam air =
larut dalam air
-Rendemen Iodoform =
7,2237 %

Residu
kering

Dilarutkan
dalam air

Hasil
pengamatan

Ditimbang

Massa

Dihitung
presentase

Kadar Residu

Residu

H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Tujuan dari percobaan pembuatan iodoform ini untuk mengetahui sintesis senyawa
iodoform dan cara memurnikan iodoform dengan rekristalisasi. Iodoform (CHI 3) adalah senyawa
yang dibentuk dari reaksi antara iodin dalam suasana basa dengan senyawa dari organik yang
memiliki gugus metil keton (CH3-CO-) seperti asetaldehid dan aseton atau jika dioksidasi
menghasilkan senyawa yang memiliki gugus metil keton , seperti etanol. Dalam reaksi iodoform
digunakan iodin (I2) dan larutan alkali hidroksida NaOH sebagai katalisator yang akan
mempercepat jalannya reaksi, sehingga menghasilkan iodoform. Dan selanjutnya dilakukan
pemurnian iodoform melalui proses rekristalisasi.
Persamaan reaksinya :
O

R-C-CI3 (aq) + NaOH (aq) R-C-ONa (aq) + CHI3 (s)


Garam natrium alkanoat iodoform
Pada percobaan pembuatan iodoform ini, dilakukan dengan menimbang terlebih dahulu
iodium yang berbentuk serbuk warna abu-abu mengkilap sebanyak 1 gram dan memasukkannya
kedalam erlenmeyer 200 ml . Kemudian ditambahkan 1 ml aseton dan 1 ml air suling / aquadest.
Aseton merupakan senyawa organik yang memiliki gugus metil keton sehingga ketika aseton
bereaksi dengan iodin, atom hidrogen yang terikat pada atom karbon alfa dari aseton mudah
diganti oleh halogen (I2). Reaksi cepat yang terjadi antara ion enolat dengan halogen karena
pengaruh tarikan elektron dari halogen (I2), maka atom hidrogen pada atom karbon alfa akan
mudah ditukar oleh halogen (I2). Oleh karena itu gugus metil yang terikat pada gugus karbonil
mudah sekali diubah menjadi senyawa trihalometil (triiodometil CI 3). Dapat disimpulkan
bahwa penggunaan aseton adalah untuk melarutkan iodium supaya mudah terbentuk triiodiketon
yang mana apabila direaksikan dengan NaOH akan terhidrolisis menjadi iodoform. Aseton juga
berfungsi mempercepat proses penguapan selama proses pengeringan kristal karena sifat aseton
yang mudah menguap .
Lalu larutan dikocok agar dapat bercampur dengan sempurna. Setelah dicampur akan
menghasilkan larutan berwarna coklat kehitaman
dengan aseton.

ini menandakan bahwa iodium bereaksi

Persamaan reaksi :
O

H3C-C-CH3 (aq) + 3I2 (s) + 3H2O (l) H3C-C-CI3 (aq) + 3H3O+ (aq) + 3I- (aq)
Ditambahkan NaOH 2 N sedikit demi sedikit sambil dikocok sampai terbentuknya
endapan kuning . Pada tetesan NaOH ke 65 terbentuk endapan kuning . Hal ini terjadi karena
senyawa dari triiodometil bereaksi dengan senyawa alkali hidroksida (NaOH) sebagai larutan
basa (pengkondisi suasana basa) untuk menguraikan senyawa triiodometil tersebut menjadi
iodoform, tetapi endapan yang dihasilkan belum murni sebagai iodoform karena masih ada zat
lain sehingga diperlukan proses penyaringan dan rekristalisasi untuk menghasilkan iodoform
murni dalam bentuk kristal supaya bisa mengetahui rendemen yang dihasilkan.
Persamaan reaksi :
O

H3C-C-CI3 (aq) + NaOH (aq) H3C-C-ONa (aq) + CHI3 (s)


Setelah terbentuk endapan berwarna kuning ditambahkan dengan cepat 25 ml aquades.
Penambahan aquades dilakukan dengan cepat dikarenakan agar filtrat yang masih bersifat alkalis
menjadi tidak alkalis lagi, karena apabila bersifat alkalis berarti masih mengandung NaOH.
Penambahan air dapat memurnikan kristal iodoform yang telah terbentuk. Selain itu
penambahan aquades bertujuan untuk mengencerkan NaOH agar tidak berlebih dan mencegah
terhidrolisisnya iodoform yang terbentuk dengan cepat dan menyempurnakan reaksi agar kristal
yang dihasilkan bagus. Hasilnya menjadi larutan berwarna kuning dan masih terdapat endapan.
Kemudian disaring dengan corong buchner. Pemilihan corong buchner dalam praktikum
ini dikarena penyaringan menggunakan corong buchner lebih cepat di bandingkan menyaring
dengan corong gelas. Prinsip dari corong buchner adalah memisahkan padatan dari larutannya
secara cepat . Penyaringan di lakukan dengan cara meletakkan kertas saring diletakkan di dalam
corong buchner. Kemudian corong buchner dipasang pada labu hisap yang telah dihubungkan
dengan pompa vakum. Penghubungan labu hisap dengan pompa vakum bertujuan untuk
memvakumkan udara pada labu hisap sehingga membuat labu hisap menjadi vakum . Setelah
pompa vakum pada labu hisap dinyalakan larutan disaring dengan cara menuangkan larutan pada
corong buchner . Kemudian residu dicuci dengan air dengan cara meneteskan air sedikit demi
sedikit menggunakan pipet sampai residu bebas NaOH. Untuk membuktikan bahwa residu telah
bebas NaOH residu dapat diuji menggunakan kertas lakmus merah yang diletakkan pada dinding
corong buchner dan hasil pengamatan menunjukan warna lakmus merah tetap ( tidak berubah
menjadi biru) artinya sisa-sisa NaOH sudah tidak terdapat pada residu. Pencucian residu tersebut

berguna agar sisa sisa dari NaOH hilang, karena sisa NaOH pada residu menyebabkan akan
terjadi penguraian iodoform ketika direaksikan dengan etanol. Proses penyaringan pertama
menghasilkan endapan berwarna kuning pada kertas saring yang sebagai residu dan filtrat yang
dihasilkan larutan tidak berwarna terdapat sedikit endapan pada labu hisap.
Setelah proses penyaringan pertama selesai, residu yang dihasilkan dimasukkan kedalam
erlenmeyer dan ditambahkan etanol.

Penambahan etanol berfungsi untuk memurnikan

iodoform. Larutan yang dihasilkan dari penambahan etanol larutan tidak berwarna dan masih
terdapat endapan kuning. Selanjutnya larutan dipanaskan sampai endapan larut sambil dikocok.
Pemanasan bertujuan untuk melarutkan endapan. Setelah endapan larut , larutan dibiarkan
beberapa saat sampai larutan dingin. Kemungkinan jika tidak didinginkan akan larut kembali
saat diproses ke tahap selanjutnya karena suhunya masih dipengaruhi dari pemanasan
sebelumnya pada proses pelarutan.
Setelah larutan dingin di tambahkan 2,5 mL aquades terbentuk endapan kembali.
Kemudian dilakukan proses penyaringan endapan dengan corong buchner yang telah terdapat
kertas saring didalamnya, namun sebelum meletakkan kertas saring didalamnya kertas saring
ditimbang terlebih dahulu. Penimbangan kertas saring terlebih dahulu bertujuan untuk
mendapatkan massa iodoform murni dengan cara berat iodoform yang ditimbang dikurangi
dengan berat kertas saring. Penyaringan yang dilakukan sama dengan penyaringan pertama yaitu
dengan cara meletakkan corong buchner pada labu hisap kemudian disambungkan pada pompa
vakum untuk memvakumkan udara pada labu hisap . Setelah larutan disaring menghasilkan
filtrat berupa larutan berwarna kuning dan residu berupa endapan kuning .
Setelah diperoleh residu berupa endapan kuning

yang merupakan iodoform yang

murni, dilakukan proses pengristalan dengan cara dikeringkan dalam deksikator selama 2 hari.
Setelah proses pengristalan selesai kristal iodofrom yang dihasilkan ditimbang dan diperoleh
massa iodoform 0,037 gram dan dari massa yang diperoreh dapat dihitung rendemennya .
Diperoleh rendemen 7,2237% .
Setelah mengetahui massa iodoform, dilakukan uji titik leleh untuk membuktikan
bahwa iodoform yang dihasilkan murni. Iodoform murni yang dihasilkan dimasukkan pada pipa
kapiler,kemudian dilakukan pengujian titik leleh menggunakan melting block yang diletakkan
di atas kompor listrik. Pipa kapiler dimasukkan pada lubang kecil bagian atas melting blok
sedangkan lubang yang agak besar dimasukkan termometer. Fungsi termometer untuk mengukur
suhu. Setelah pipa kapiler dan termometer di pasang kedalam melting blok kompor listrik
dinyalakan. Amati skala pada termometer dan juga mengamati iodoform yang ada pada pipa
kapiler melalui lubang samping pada melting blok. Perubahan warna yang dihasilkan adalah

hitam, menandakan bahwa iodoform telah mencapai titik leleh Menurut teori titik leleh dari
iodoform 119 123 oC dan memiliki bau yang khas . Pada percobaan diperoleh 120 oC sehingga
iodoform yang dihasilkan dalam praktikum ini adalah murni karena sudah sesuai dengan teori .
Kemudian dilakukan pengujian kelarutabn iodoform dalam air, dan terbukti bahwa iodoform
memiliki kelarutan tinggi dalam air. Bau yang dihasilkan juga sudah sesuai dengan teori yaitu
berbau Iodin yang seperti terkandung dalam betadine.

I.

DISKUSI
Pada percobaan ini didapatkan rendemen 7,2237 % hal tersebut dikarenakan pemahaman

dan penguasaan analis kurang dalam percobaan ini. Dalam percobaan seharusnya setelah
endapan + etanol dipanaskan larutan langsung disaring dalam keadaan panas menggunakan
corong buchner, di ambil filtratnya kemudian filtrat yang masih panas dan dibiarkan dingin lalu
di tambah aquades. Namun, karena kurang memahami alur setelah analis memanaskan endapan
+ etanol, larutan tidak disaring melainkan larutan dibiarkan dingin kemudian di tambah aquades.
Hal tersebut berkemungkinan analis mendapatkan %resimen iodoform dalam jumlah yang
sangat sedikit. Kemudian pada proses penyaringan pertama yang mengidentifikasi masih adanya
NaOH, residu di uji dengan menggunakan kertas lakmus merah terjadi proses 2 kali
penyaringan, hal ini dikarenakan kurang pemahaman/ penguasaan analis dengan percobaan.
Proses penyaringan dua kali tersebut berkemungkinan menyebabkan %resimen yang didapatkan
hanya sedikit.
Kemudian pada penyaringan pertama dan kedua terdapat residu pada filtrat. Hal ini dikarenakan
kurang telitinya analis dalam memasang kertas saring pada corong buchner sehingga residu
dapat ikut meluruh bersama filtrat. Selain itu saat mengambil endapan dari kertas saring masih
banyak endapan yang tertinggal dalam kertas saring.
Kemudian analis terlalu kuat mengoncang goncangkan erlenmeyer saat larutan yang sudah di
dinginkan di tambahi dengan aquades.Hal tersebut menyebabkan residu menempel pada dinding
erlenmeyer dan tidak ikut tersaring pada kertas saring.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan, Iodoform dapat sintesis dengan cara
mencampurkan iodine, aseton dan NaOH dan diperoleh massa 0,037 gram. Kemudian Iodoform
murni dapat dihasilkan melalui cara rekristalisasi. Iodoform yang dihasilkan sudah mendekati
murni yang ditandai dengan terbentuk Kristal iodoform berwarna kuning yang berbau Iodin
seperti terkandung dalam betadine dengan titik leleh 1230C. Rendemennya diperoleh 7,2237% .

Jawaban Pertanyaan

1. Tulislah persamaan reaksi dalam percobaa di atas !

2. Terangkan cara halogenasi untuk pembuatan iodoform ini selain dengan iodium misal
dengan klor (Cl)!

3. Selain dengan aseton, iodoform juga dapat dibuat dari etanol. Jelaskan alasannya!
Karena Alkohol sekunder seperti etanol dapat teroksidasi menghasilkan asetaldehid
sehingga dapat membentuk iodoform jika direaksikan dengan natrium hipoiodit.
OH

RCHCH3 + NaOI RCCH3 + NaI + H2O


O
O
4. Terangkan
cara
larutnya iodium
dalam
aseton!
RCCH
3NaOI RCONa
+ 3 CHI
3 +mempercepat
3 + 2NaOH
Larutnyaiodiumdalamasetonadalahdengansedikitmenghangatkanlarutandiataspenangas
air,denganmemutar-mutarkanerlenmeyer.
SelainitubasadariNaOHdapatjugamempercepatreaksisehinggaiodiumcepatlarut.
5. Ujilah kelarutan iodoform dalam air! Apakah air dapat digunakan sebagai pelarut untuk
rekristalisasi iodoform? Jelaskan!

Kelarutaniodoformdalam

air

sangatkecilyaituhanyalarut

jaditidakbisadigunakansebagaipelarut.Selainitu
terlalutinggi,

air

1/3500

bagian

jugamempunyaititikdidih

sehinggadibutuhkanwaktuyanglamauntukmendapatkankristal

air,
yang
yang

diinginkandalamproses rekristalisasi.
6. Hitunglah presentase hasil iodoform yang anda hasilkan!
massa rendemen yang diperoleh
rendemen=
X 100
massa rendemen teoritis

0,508 gram
X 100 =19,53
2,6004 gram

7. Tulislah rumus bangun etil asetat, propanol, methanol, n-butil alcohol, sek-butil alcohol,
4-metil-2-pentanol! Apakah senyawa-senyawa tersebut positif terhadap pengujian
iodoform?
No.

Rumus Bangun

Pengujian Iodoform

1.

+
O

Etil asetat
2.

HO
OH

3.
4.

Propanol

Methanol
HO

n-butil alcohol

OH

5.

+
Sek-butil alcohol
OH

6.

+
4-metil-2-pentanon
O

7.

+
2-pentanon

8. Dimanakah letak kemungkinan kegagalan pembuatan iodoform ini!


1) endapan iodoform yang terbentuk sangat sedikit sehingga kristal iodoform yang
dihasilkan sangat sedikit pula. Ketika terdapat jumlah larutan NaOH yang berlebih
terdapat endapan warna kuning pucat iodoform yang terhidrolisis. Dan penambahan
larutan NaOH yang terlalu sedikit akan mempengaruhi kuantitas endapan ataupun
kristal iodoform yang diperoleh

2) Dapat juga disebabkan iodium menguap


3) Banyaknya Kristal yang masih tertinggal di kertas saring saat proses pemurnian

Daftar Pustaka
Fessenden RJ, Fessenden JS. 1994.Kimia Oeganik Edisi ke tiga. Jakarta: penerbit
Erlangga
Fherays.2011.Sintesisiodoform.http://fherays.Wordpress.com/2011/06/16.sintesis
iodoform/.Diakses pada tanggal 2 November 2015
Hart,Harold.2003.Kimia organik edisi kesebelas.Jakarta:Erlangga
Mc Murry J. 2000.Organik Chemistr. 5th edition. books/Cole Publishing Company
Pasific Grove. USA
Parlan dan wahjudi.2003.Kimia Organik 1.Malang:JICA
Reksohadiprodjo, Samhoedi. 1976. Kimia Farmasi Preparatif. UGM : Yogyakarta
Seran,emel.2010.Alkohol.http://wanibesak.Wordpress.com/tag/alcohol-sekunder.Diakses
pada tanggal 2 November 2015
Tim dosen kimia orgnik.2015.penuntun praktikum kimia organic I.surabaya : jurusan
kimia FMIPA UNESA

LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Diketahui :
-

Massa I2
: 1 gram
Aseton
: 1 mL = 0,001 L
NaOH
: 65 tetes = 3,25 mL = 3,25 x 10-3 L
Mr aseton
: 58 gram/mol
Mr NaOH
: 40 gram/mol
Mr I2
: 245 gram/mol
aseton : 0,79 g/cm3 = 0,79 x 10-3 gram/dm3
NaOH : 2,13 g/ cm3 = 2,13 x 10-3 gram/dm3

Ditanya : % hasil CHI3= .?


Mol I2
nI2=

gram
Mr

1 gram
= 254 gram/mol
= 0,0039 mol
Mol aseton
m
aseton= v

0,79 gram
m
= 3
3
10
10
m = 0,79 . 10-3 x 10-3 gram
= 0,79 gram
nCH3COCH3 =

gram
Mr
0,79 gram
58 gram/mol

=0,01362 mol
Mol NaOH
NaOH =

m
v

21,3 g
3
10 dm

m
3
3.25 x 10 L

= (21,3 x 103) (3,25 x 10-3) gram

= 69,225 gram
nNaOH

gram
Mr

69,225 gram
gram
40
mol

= 1,7306 mol

Perhitungan CHI3 teoritik


Reaksi :
1.
3I2 + CH3COCH3 CI3COCH3 + 3HI
m 0,0039 0,0136
r 0,0039 0,0013
0,0013
0,0039
s
0
0,0123
0,0013
0,0039
2.
m

CI3COCH3 + NaOH CHI3 + CH3COONa


0,0013
1,7306

r
s

0,0013
0

0,0013
1,7293

mol CHI3=

g ram
Mr

0,0013

gram
394

gram

= 0,5122 gram

Rendemen
%rendemen =
=

0,0013
0,0013

gram CHI 3 h asil


gramteoritis

0,0013
0,0013

x 100%

0,0370
x 100
0,5122

= 7,2237 %

LAMPIRAN FOTO

N
o
1.

Kegiatan
Alat dan Bahan

Gambar

Keterangan

1.

1 gram Iodium
ditimbang
kemudian
dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
200 mL

warna Iodoform
abu-abu
hasil timbangan 1
gram

Ditambahkan 1
mL aseton, 1 mL
air suling dan
dikocok.

1 gram iodin+ 1
mL aseton + 1
mL air suling =
warna coklat
kehitaman

3.

Ditambahkan
larutan NaOH 2 N
sedikit demi
sedikit (65 tetes),
kemudian dikocok
sampai timbul
endapan kuning

Larutan iodo +
larutan
NaOH(65 tetes)
= warna larutan
kuning terdapat
endapan

4.

Ditambahkan 25
mL air suling
kemudian disaring
dengan corong
buchner sehingga
menghasilkan
filtrat dan residu

Larutan
campuran NaOH
+25 air suling =
larutan berwarna
kuning masih
terdapat endapan
Filtrat : tidak

berwarna
Residu : endapan
warna kuning

5.

6.

Residu diambil
dan dicuci dengan
NaOH kemudian
dimasukkan ke
dalam erlenmeyer.
Residu yang
berupa endapan
ditambahkan
beberapa mL
etanol kemudian
dihangatkan dan
dikocok diatas
pemanas dibiarkan
dingin lalu
ditambahkan 2,5
mL air, di aduk
kemudian
disaring sehingga
menghasilkan
filtrat dan residu.

Residu + etanol =
larutan
berwarna
kuning masih
terdapat
endapan
Residu + etanol +
pemanasan =
endapan larut
Endapan yang
larut + aquades
25 mL :
terbentuk
endapan
kembali
Filtrat : larutan
tidak berwarna
terdapat sedikit
endapan
Residu : endapan
berwarna
kuning

9.

Residu yang
dihasilakn
dipindah ke
saringan yang
sudah ditimbang
dan dikeringkan di
desikator.

10
.

Residu kering
ditimbang
massanya serta di
uji coba titik leleh
dengan cara residu
dimasukkan
terlebih dahulu
kedalam pipa
kapiler

Massa residu
kering 0,4 g
Massa kertas
saring 0,0363 g
Massa iodoform
0,037

Kemudian diuji
kelarutannya
terhadap air

Larut dalam air

Titik leleh 1230C


berwarna hitam

Anda mungkin juga menyukai