Anda di halaman 1dari 35

Perkembangan Fisik dan

Pertengahan Masa Dewasa

Kognitif

di

Usia Pertengahan: Sebuah Konstruksi Sosial


Istilah paruh baya pertama kali diperkenalkan dalam kamus pada tahun 1895 (Lachman,
2004). Saat harapan kehidupan mulai memanjang. Saat ini, di masyarakat industri,
pertengahan masa dewasa dianggap merupakan tahap yang berbeda dari kehidupan dengan
norma-norma, peran, kesempatan, dan tantangan sosial tersendiri. Bagaimanapun, beberapa
masyarakat tradisional, seperti masyarakat Hindu kasta tinggi di pedesaan India. (Menon,
2001) dan Gusii di Kenya, tidak mengenal tahap pertengahan masa dewasa sama sekali.
Selanjutnya, beberapa ilmuwan menggambarkan usia pertengahan sebagai konstruksi sosial.
Kami mendefinisikan pertengahan masa dewasa dalam istilah kronologis sebagai
waktu antara usia 40 dan 65 tahun, tetapi ini merupakan definisi bebas. Tidak ada konsesus
kapan usia pertengahan dimulai dan berakhir atau peristiwa-peristiwa khusus yang
berhubungan dengan fisik dan biologis yang menandai batas tersebut. Dengan peningkatan
pada kesehatan dan panjangnya kehidupan, subjektivitas batas atas usia pertengan meningkat
(Lachman, 2001, 2004). Sepertiga dewasa di Amerika Serikat yang berusia 70 tahunan dan
separuh dari usia 65 dan 69 tahun, berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai usia
pertengahan (National Council on Aging, 2000). Bagaimanapun individu dengan status sosial
ekonomi yang rendah ceenderung mengalami usia pertengahan lebih awal dan titik akhir
kehidupan, mungkin karena kesehatan yang buruk atau masa peralihan pensiun lebih awal
atau menjadi kakek/nenek (Lachman, 2004).
Sebagaimana Amerika Serikat memasuki abad 21, lebih dari 80 juta ledakan bayi lahir
di tahun 1946 dan 1964, yang berusia antar 54 dan 35 tahun dan merupakan 30 persen dari
jumlah seluruh populasi (U.S. Census Bureau, 2000). Secara keseluruhan, hal ini merupakan
kohor yang terdidik dan makmur yang pernah ada untuk mencapai usia pertengahan di
manapun, dan hal ini mengubah pandangan kita akan waktu kehidupan (Enggeben &
Sturgeon, 2006; Willis & Reid, 1999).
Studi paruh baya di Amerika Serikat (Midlife in United States/MIDUS), sebuah survei
sampel nasional komprehensif dari 7.189 individu dewasa nonindustri berusia 25 hingga 75
1

tahun, telah memberi kesempatan para peneliti untuk mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas di paruh baya dan bagaimana
individu dewasa mengarahkan masa transisi ke usia yang lebih tua (Brim, Ryff, & Kessler,
2004). Menurut kata MIDUS, kebanyakan individu paruh baya ada dalam kondisi fisik,
kognitif dan emosi yang baik, serta perasaan yang menyenangkan mengenai kualitas
kehidupan mereka (Fleeson, 2004: Figur 15-1). Bagaimanapun, pengalaman di usia
pertengahan beragam mulai dari kesehatan, gender, ras/suku, kondisi sosial ekonomi, kohor,
dan budaya, begitu juga dengan kepribadian, status pernikahan, dan pengasuh serta pekerjaan
(Lachman, 2004). Selanjutnya, pengalaman, peran, dan isu-isu di usia pertengahan berbeda
dari mereka yang di akhir usia pertengahan (Keegan, Gros, Fischer, & Remez, 2004).
Menurut penelitian MIDUS, penuaan, setidaknya hingga usia pertengahan tujuh
puluhan tampaknya menjadi fenomena yang positif (Fleeson, 2004, hlm. 269). Pada saat
yang sama, tahun pertengahan di tandai dengan tumbuhnya perbedaan individual dan
banyaknya jalur kehidupan (Lachman, 2004). Beberapa individu di usia pertengahan merasa
memiliki kontrol diri yang stabil di kehidupan mereka (Skaff, 2006) sebagaimana mereka
mengatasi beratnya dan beragamnya tanggung jawab, tuntutan peran; menjalankan rumah
tangga, departmen, atau perusahaan; membesarkan anak; dan barangkali merawat orang
tuanya atau memulai karier baru. Beberapa ada pada kondisi kreativitas atau karier yang
bagus; yang alin lambat memulai atau berakhirnya kehidupan. Tetap saja yang lain bermimpi
atau mengejar tujuan tantangan yang lebih dan baru. Apa yang individu lakukan dan
bagaimana mereka hidup berhubungan dengan usia mereka. Usia pertengahan bukanlah
waktu utama untuk menurun dan menghilang, tetapi waktu untuk menguasai, kompetensi,
dan pertumbuhanwaktu mengevaluasi kembali tujuan dan aspirasi serta memutuskan
seberapa bagus menggunakan bagian-bagian yang masih ada dalam rentang kehidupan.

PERKEMBANGAN FISIK
Perubahan Fisik
Gunakan atau kehilangan! penelitian menggunakan kebijaksanaan dari kepercayaan
populer tersebut. Meskipun beberapa perubahan fisiologis merupakan hasil langsung dari
penuaan biologis dan pembentukan genetis, faktor perilaku dan gaya hidup yang ada sejak
muda dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya perubahan fisik. Dengan cara yang sama,
2

kesehatan dan kebiasaan gaya hidup di tahun pertengahan mempengaruhi apa yang terjadi di
tahun selanjutnya (Lachman, 2004; Whitebourne, 2001).
Semakin banyak individu melakukan, semakin banyak yang bisa mereka lakukan.
Individu yang aktif di awal keidupannya menuai mafaat akan stamina dan mampu bertahan
setelah usia 60 tahun (Spirduso & MacRae, 1990). Individu yang melakukan kegiatan yang
mononton dan menetap kehilangan kekuatan otot-otot dan energinya serta bahkan menjadi
kehilangan banyak kekuatan fisiknya. Tetap saja, tidak pernah ada kata terlambat untuk
mengadopsi gaya hidup sehat.

FUNGSI-FUNGSI SENSORIS DAN PSIKOMOTORIK


Dari dewasa muda hingga tahun-tahun pertengahan, perubahan sensoris dan motorik hampir
tidak dapat diamatihingga satu hari seoranglaki-laki berusia 45 tahun menyadari bahwa dia
tidak dapat membaca nomor telepon secara langsung tanpa kacamata, atau perempuan usia 60
tahun yang mengaku bahwa dia tidak bisa menggerakan kakinya secepat dulu. Dengan
bertambahnya usia, hal ini menjadi hal yang umum bagi orang dewasa untuk penurunan
persepsi, termaksud pendengaran dan kesulitan penglihatan (Pleis & Lucas, 2009).
Usia di hubungkan dengan masalah penglihatan yang terjadi di lima area; pandangan
dekat, pandangan dinamis (membaca tanda yang bergerak), sensitivitas terhadap cahaya,
pencarian visual (mancari lokasi tanda), dan kecepatan memproses informasi visual. Hal yang
juga umum adalah kehilangan sedikit ketajaman visual, atau ketajaman pandangan. Karena
perubahan di pupil dalam mata, individu usia pertengahan memerlukan sekitar lebih sepertiga
penerangan untuk menggantikan berkurangan pencahayaan yang di terima oleh retina
(Belbin, 1967; Troll, 1985). Secara keseluruhan, sekitar 12 persen individu dewasa yang
beusia 45 hingga 64 tahun mengalami penurunan dalam penglihatan mereka (Pleis & Lucas,
2009).
Karena lensa mata menjadi kurng fleksibel secara progresif, kemampuannya untuk
mengalihkan fokus berkurang. Perubahan ini biasanya tidak diperhatikan di awal usia
pertengahan dan perlahan-lahan menjadi lengkap di usia 60 tahun (Kline & Scialfa, 1996).
Banyak individu di usia 40 tahun dan yang lebih tua memerlukan kacamata baca bagi
penderita rabun dekat (presbiopia), berkurangnya kemampuan fokus pada objek-objek dekat
kondisi yang dihubungkan dengan penuaan (awalan presbi- berarti dengan usia).
3

Kejadian rabun jauh (miopia) juga meningkat di usia pertengahan (Merril &
Verbrugge,1999). Bifokal dan trifokalkacamata korektif yang digunakan untuk membaca
yang lensanya di kombinasikan dengan lensa penglihatan untuk jarak jauhuntuk membantu
mata dalam menyesuaikan objek yang dekat maupun objek yang jauh.
Berkurangnya fungsi pendengaran secara bertahap, jarang dikenali lebih dini dalam
kehidupan, akan cepat terjadi di usia 50-an (Merril & Verbrugge, 1999). Kondisi ini
presbikusis, normalnya adalah keterbatasan pada daya tangkap suara dibandingkan yang
digunakan dalam berbicara (Kline & Scialfa, 1996). Berkurangnya fungsi pendengaran
berjalan terus dua kali lipat lebih cepat pada laki-laki dibandingkan pada perempuan (Peason
dkk, 1995). Saat ini, peningkatan pencegahan berkurangnya fungsi pendengaran terjadi di
antara usia 45 sampai 66 tahun karena berlanjutnya atau tiba-tiba terpapar suara-suara yang
bising di lingkungan kerja, di natar konser yang berisik, melalui earphones, dan yang lain
(Wallhagen, Strawbridge, Cohen, & Kaplan, 1997). Hampir 18 persen orang dewasa ini
mengalami masalah berkurangnya fungsi pendengaran (Pleis & Lucas, 2009). Berkurangnya
pendengaran pada berisiknya lingkungan dapat dihindari dengan memakai alat perlindungan
pendengaran, seperti penyumbat atau alat penutup telinga khusu.
Sensitivitas pada rasa dan bau umumnya menurun mulai paruh baya (Clin, Reid, &
Stevens, 1990; Stevens, Cain, Demarque, & Ruthruff, 1991). Sebagaimana tombol rasa
menjadi kurang sensitif dan jumlah sel-sel penciuman menurun, makanan dapat terasa
menjadi tawar. (Merril & Verberugge, 1999; Troll, 1985). Perempuan cenderung menahan
rasa tersebut lebih lama di bandingkan laki-laki. Ada perbedaan individual, bagaimanapun.
Satu individu bisa menjadi kurang sensitif pada makanan asin, yang lainnya manis, pahit,
atau masam. Dan individu yang sama jadi lebih sensitif pada beberapa rasa tertentu
dibandingkan individu lain (Stevens, Cruz, Hoffman, & Patterson, 1995; Whitbourne, 1999).
Individu dewasa mulai berkurang sensitifnya pada sentuhan setelah usia 45 dan tahap
rasa sakit yang ringan setelah usia 50 tahun. Bagaimanapun, rasa sakit mrlindungi fungsi
yang tesisa dan karenanya, individu deawasa yang lebih tua masa sensitif pada tingkat rasa
sakit yang tinggi dan juga cenderung untuk melaporkan menghilangkan rasa sakit secara
tidak adekuat. Masalah ini memberitahukan bahwa rasa sakit adalah akibat banyak penyakit
kronis seperti artritis atau kanker, yang dialami dalam tingkat tinggi sebagai individu dewasa
memasuki tahun-tahun selanjutnya (Gloth, 2000). Kekutan dan koordinasi menurun bertahap
dari puncak selama kurun waktu usia dua puluh tahun. Beberapa kehilangan kekuatan otot4

otot biasanya tidak diperhatikan hingga usia 45 tahun; 10 hingga 15 persen kekuatan
maksimum bisa hilang sama sekali di usia 60 tahun. Alasan berkurangnya adalah serat otot
digantikan oleh lemak. Kekuatan menangkap atau memegang mencerminkan berat lahir dan
pertumbuhan otot-otot di awal kehidupan sebagaimana kondisi status sosial ekonomi orang
tua di masa anak-anak dan hal ini merupakan prediktor penting mengenai kecacatan di masa
depan, hilangnya fungsi-fungsi di kematian (Guralnik, Butterworth, Wadsworth, & Kuh,
2006; Kuh dkk., 2006). Tetap saja, penurunan tidak dapat dielakkan; latihan kekuatan diusia
pertengahan dapat mencegah hilangnya otot-otot dan bahkan mendapatkan kekuatan kembali
(Whitebourne, 2001).
Ketahanan sering sekali bertahan lebih baik dibandingkan kekuatan (Spirduso &
MacRae, 1990). Kehilangan ketahanan merupakan hasil dari penurunan bertahap pada angka
metabolisme basal (menggunakan energi untuk mengelola fungsi-fungsi vital) setelah usia 40
tahun. Sering sekali melatih keterampilan lebih resisten terhadap pengaruh usia dibandingkan
yang kurang melatihnya; jadi atlet menunjukan lebih kecildari pada rata-rata kehilangan
dalam pertahanan.
Ketangkasan manual umumnya menjadi kurang efisien setelah pertengahan 30
tahunan (Vercruyssen, 1997), meskipun beberapa pianis, seperti Vladimir Horowitz, tetap
tampil memukau di usianya yang ke-80. Waktu reaksi sederhana (seperti menekan tombol
ketika angka yang sama muncul dilayar) pelan terhadap sepanjang masa dewasa.

OTAK PADA PARUH BAYA


Penuan pada pengalaman otak menurun di beberapa area, dan hal ini khususnya benar untuk
tugas-tugas yang meminta waktu reaksi yang cepat atau menghadapi tugas yang beragam.
Contohnya, tugas yang melibatkan pilihan untuk merespons sesuatu (seperti memukul tombol
ketika cahaya berkedip dan tombol yang lain ketika suara terdengar) serta keterampilan
motorik kompleks yang mengikutsertakan banyak stimulan, respons, dan keputusan (seperti
mengendarai mobil) lebih menurun. Sebagian alasan untuk hal ini adalah kemampuan untuk
tidak memedulikan gangguan menurun sesuai usia, membuat beragam tugas lebih menantang
(Maden & Langley, 2003 , Stevens, Hasher, Chiew, Grady, 2008). Beberapa penurunan
tersebut mungkin berdasarkan pada perubahan fisik secara aktual dalam otak. Contohnya
fenomena TOT (tip-of-the-tounge), yakni individu tahu akan sebuah kata, tapi tidak dapat
mengaksesnya melalui memori, menjadi sering terjadi di usia paruh baya. Dan individu yang
5

mengalami TOT sangat sering mungkin menunjukan besarnya jumlah pertumbuhan yang
terhenti pada insula sebelah kiri, dan sebuah area di otak yang dihubungkan dengan produksi
tuturan (Shafto dkk., 2007). Lebih jauh lagi, mielin, sarung gemuk yang menghubungkan
saraf akson kita dan membantu impuls untuk bergerak lebih cepat melalui otak kita, mulai
rusak bertambahnya usia (Bartzoki dkk., 2008). Otak kita tidak hanya terlihat bekerja lebih
lamban, mereka sebenarnya memang bekerja lebih lamban.
Pada banyak kasus, bahkan dalam menghadapi penurunan beberapa kemampuan,
pengetahuan didasarkan pada pengalaman mungkin lebih dari pembentukan untuk perubahan
fisik. Umumnya, dewasa usia pertengahan lebih baik dalam mengemudi dibdandingkan yang
lebih muda (McFarland, Tune, & Welford, 1964) dan tukang ketik berusia 60 tahun mengetik
jauh lebih baik dibandingkan usia yang masih 20 tahun (Salthouse, 1984; Spirduso &
MacRae, 1990). Para pekerja industri yang terampil di usia 40 dan 50 tahun mereka sering
kali lebih produktif dibandingkan usia sebelumnya, sebagian karena mereka cenderung lebih
teliti dan hati-hati.
Penurunan bahkan tidak dapat dielakkan dan juga berlaku secara permanen. Bahkan,
ketika otak kita makin menua masih saja tetap fleksibel dan dapat merespons secara positif.
Contohnya, ketika kelompok aging couch potatoes dimasukan kedalam program
pendidikan fisik, mereka menunjukan perubahan korespondensi di kedua volume wilayah
abu-abu dan putih dari otak. Secara khusus, melakukan senam aerobik ternyata memberikan
manfaat bagi fungsi-fungsi otak (Colcombe dkk., 2006).

PERUBAHAN STRUKTURAL DAN SISTEMATIK


Perubahan penampilan dapat menjadi nyata selama tahun-tahun pertengahan. Pada dekade
ke-5 atau ke-6, kulit menjadi kurang kencang dan lembut karena permukaan lemak di bawah
permukaan kulit menjadi lebih tipis, molekul kolagen lebih kaku dan serat elastisitas lebih
mudah rusak. Rambut mulai menipis karena melambatnya pergantian, dan area abu-abu yang
memproduksi melanin serta pigmentasi menurun. Individu usia pertengahan cenderung
memperoleh peningkatan berat sebagai hasil akumulasi lemak tubuh dan kehilangan tinggi
karena penyusutan bentuk intervertebal.
Kepadatan pada tulang normalnya memuncak di usia 20 atau 30 tahun. Stelah itu
individu umumnya mengalami hilanganya beberpa tulang-tulang menjadi lebih tipis dan lebih
6

mudah rusak. Tulang kehilangan akselerasinya di usia 50 dan 60 tahun; hal ini terjadi dua kali
lebih pada perempuan dibandingkan laki-laki, kadang kala menyebabkan osteoporosis (Merril
& Verbrugge, 1999; Whitebourne, 2001). Merokok, mengonsumsi alkohol, dan pola makan
yang buruk diawal masa dewasa cenderung mempercepat keropos tulang; hal ini dapat di
perlambat dengan latihan aerobic, latihan untuk melawan berat badan, meningkatkan
penambahan kalsium, dan vitamin C.
Proporsi besar dari usia pertengahan dan bahkan dewasa yang lebih tua menunjukan
penurunan yang sedikit atau tidak sama sekali pada fungsi-fungsi orga (Gallagher, 1993).
Pada beberapa orang. Bagaimanapun, jantung mulai memompa lebih lambat dan tidak teratur
di pertengahan usia 50 tahun; di usia 65 tahun, mungkin kehilangan sekitar 40 persen
kekuatan beraerobic. Dinding arteri menjadi lebih tebal dan lebih kaku. Penyakit jantung
menjadi yang umum terjadi di mulai diakhir usia 40 tahun atau 50 tahun. Kapasitas vital
volume maksimum udara dalam paru-paru dapat di pompa dan dikeluarkandapat berkurang
sekitar usia 40 tahun dan berkurang tajam sampai 40 persen diusia 70 tahun.

FUNGSI-FUNGSI SEKSUAL DAN REPRODUKSI


Seksualitas bukan hanya tanda dari pada pemuda. Meskipun kedua jenis kelamin mengalami
kehilangan kapasitas reproduksi kadang selama pertengahan masa dewasaperempuan
menjadi tidak bisa melahirkan anak kesuburan laki-laki menurunkenikmatan seksual dapat
berlanjut melalui kehidupan dewasa. (Perubahan sitem reproduksi pada perempuan dan lakilaki diringkas di tabel 15-1). Tetap saja, banyak individu usia pertengahan sangat perhatian
pada fungsi-fungsi seksual dan reproduksi. Mari kita lihat.
TABEL 15-1 Perubahan dalam Sistem Reproduksi Manusia Selama Usia Pertengahan

Perubahan Hormon

Perempuan
Menurunya

Gejala

progesteron
Sensasi panas secara tiba-tiba dan Tak tentu
pendek

(hot

mengering,
Perubahan Seksual

kencing
Berkurangnya

estrogen

flashes),
disfungsi
intesintas

Laki-laki
dan Menurunnya testoteren

vagina
saluran
gairah, Kehilangan

orgasme yang sering, dan lebih berkurangnya


7

gairah

psikologis,

frekuensi

ereksi,

cepat

melambatnya orgasme, pemulihan


yang lebih lama antar ejakulasi,
meningkatnya

Kapasitas

resiko

disfungsi

ereksi.
Berlanjut, beberapa di antaranya

Berakhir

Reproduksi

menurunnya kesuburan.

Menoupause dan Artinya, menoupause mulai terjadi ketika perempuan secara menetap
berhenti menghasilkan sel telur dan menstruasi serta tidak mampu lagi mengandung anak; ini
pada umumnya terjadi setahun setelah periode menstruasi terakhir. Ini terjadi rata-rata pada
usia 50 hingga 52 tahun, dan kebanyakan perempuan mengalaminya di usia 45 dan 55 tahun
(Avis & Crawford, 2006).
Menoupause bukanlah peristiwa tunggal, tapi merupakn proses yang disebut masa
transisi menopause. Dimulai di pertengahan usia 30 hingga 40 tahun, prudyksi sel telur yang
matang pada perempuan mulai menurun, dan roduksi hormon dan ovulsi ini melemah, yang
pertama kali dan selama tahun pertama setelah menopause, disebut perimonopause, yang juga
dikenal sebagai klimakterik, atau perubahan kehidupan. Selama perimonopause, menstruasi
menjadi tidak teratur, yang keluar sedikit dibanding sebelumnya, dan waktunya berjalan lama
antara periode menstruasi, sebelum pada akhirnya berhenti semua.
Sikap-sikap terhadap masa menopause, selama awal abad kesembilan belas dibudaya
barat, menopause dilihat sebagai sebuah penyakit, kegagalan ovarium menunjukan fungsi
alamiahnya.
Gejala-gejala dan mitos kebanyakan perempuan mengalami beberapa gejala selama
masa transisi menopause. Beberapa diantaranya tidak mengalami sama sekali, dan variasi
pada tiap ras/etnis tetap ada. Tabel 15-2 meringkas bukti-bukti terkini terkait gejala-gejala
yang dilaporkan.
Kebanyak diantaranya mengalami hot flashes dan berkeringat pada malam hari,
sensasi mendadak akan panas yang dirasakan di seluruh tubuh oleh karena perubahan yang
tidak dapat di prediksi pada hormon sekresi yang memengaruhi kontrol suhu di otak pusat.
Ada bukti kuat bahwa masa transisi pada menopause yang bertanggung jawab pada gejala
tersebut.

Menurunnya tingkat esterogen belum ditemukan pengaruhnya pada keinginan seksual


mereka (American Medical Assosiation, 1998; NIH, 2005). Bagiamanapun, beberapa
perempuan menemukan bahwa mengalami kesakitan saat hubungan intim karena menipisnya
jarigan dalam vagina dan kurangnya lubrikasi (NIH, 2005). Gel yang dapat dilarutkan dalam
air dapat mencegah atau membantu masalah ini.
Mudah tersinggung, gugup, tertekan, dan depresi meningkat pada perempuan dalam
usia menopause, tapi penelitian tidak menetapkan hubungan yang jelas antara gangguan dan
perubahan biologis normal tersebut. Banyak perempuan pada saat ini menghadapi perubahan
yang penuh stres pada peran, hubungan, dan tanggung jawab, dan perubahan tersebut
berpengaruh pada keadaan mental mereka (Avis, 1999; Lachman, 2004; NIH, 2005; Rossi,
2004; Whitebourne, 2001).
Mereka juga mencerminkan pandangan sosial akan perempuan dan penuaan (kotak
15.1). dalam budaya tempat perempuan memandang menopause sebagai hal yang positif atau
ketika perempuan yang lebih tua memeroleh kekuatan sosial, agama, atau politik setelah
menopause, sedikit masalah dihubungkan dengan kejadian alamiah ini (Aldwin & Levenson,
2001; Avis, 1999). Bagaimanapun, perubahan fisik kepadatan tulang dan fungsi jantung
setelah menopause dapat memengaruhi kesehatan perempuan, seperti yang kita bahas di bab
selanjutnya.

TABEL 15-2 Mana Gejala-Gejala Menopause yang Memiliki Dukungan Penelitian?


Gejala
Dukungan Penelitian
Hot flashes, keringat pada malam hari
Dukungan kuat
Kekeringan pada vagina dan hubungan Dukungan kuat
seksual yang menyakitkan
Gangguan tidur
Dukungan sedang
Gangguan suasana hati (depresi, kecemasan, Dukungan lemah
dan mudah marah)
Ketidakmampuan

untuk

mengontrol Hasil yang bercampur, tidak akudet untuk

kencing
Gangguan kognitif (misal; mudah lupa)

menunjukan hubungan sebab akibat


Bukti-bukti yang tidak cukup
memisahkan

Gejala-gejala

somatis

efek

penuaandari

untuk
efek

menopause
(sakit punggung, Menunjukan tidak ada asosiasi dengan

kelelahan, kaku, atau nyeri sendi)

status menopause
9

Disfungsi seksual

Menunjukan tidak ada asosiasi dengan


status menopause

Penanganan gejala Menopause Penggunaan esterogen buatan jangka pendek atau


dosis minim merupakan cra efektif untuk meringankan hot flashes, tetapi menimbulkan risiko
yang serius (Avis & Crawford, 2006; NIH, 2005). Terapi nonhormal yang beragam telah
dicoba. Banyak studi menemukan beberapa bukti akan efektivitas penggunaan obat
antidepresan seperti antihypertensive clonidine, dan obat anticonvulsive gebepentin dalam
mengobati hot flashes pada perempuan dengan gejala parah, tapi efeknya kurang baik dan
harganya mahal sehigga penggunaannya dibatasi pada perempuan (Nelson dkk., 2006).
Beberapa perempuan melakukan pengobatan alternative, seperti phytomedicine, St. Jhon
wort, vitamin E, cohosh hitam, dan pengobatan natural atau herbal lainnya, seperti terapi
pikiran-tubuh, terapi energi, dan pengobatan non-Barat, tetapi semua tidak ditemukan
efektifitasnya (Avis & Crawford, 2006; Nedrow dkk., 2006; NIH, 2005).
Perubahan dalam Fungsi Seksual Laki-laki, Laki-laki tidak memiliki pengalaman yang
bisa dibandingkan dengan pengalaman menopause. Mereka tidak menjalani penurunan tibatiba produksi hormon secara tiba-tiba diparuh baya seperti yang dialami oleh perempuan, dan
mereka dapat melanjutkan bereproduksi hingga akhir hidupnya. Laki-laki tampaknya
memiliki jam biologis. Tingkat testosteren turun secara perlahan setelah usia 30-ansekitar 1
persen tiap tahun, dengan variasi yang luas pada tiap individu. Kualitas genetis sperma juga
menurun, seperti yang kita bahas di bab 3, usia paternal yang lanjut merupakan sumber
kelahiran cacat (Lewis dkk., 2006).
Penurunan testosteron dihubungkan dengan berkurangnya kekuatan tulang dan massa
otot (Asthana dkk., 2004) sebagaimana menurunnya energi, dorongan seksual yang rendah,
kelebihan berat badan, emosi yang gampang marah, dan suasana hati depresi.
Turunnya tingkat testosteron bukannlah hal yang berarti sebagi bentuk berakhirnya
aktivitas seksual. Bagaimanapun, laki-laki usia pertengahan dan yang lebih tua mengalami
disfungsi ereksi (erectile dysfunction/ED, umumnya disebut impotensi); ketidakmampuan
yang menetap untuk mencapai atau menjaga ereksi penis untuk kepuasan performa
seksualnya. Sekitar 39 persen dari laki-laki berusia 40 tahun dan sekitar 67 persen laki-laki
yang berusia 70 tahun kadang kala mengalami ED. Diabetes, hipertensi, kolestrol tinggi,
gagal ginjal, depresi, gangguan saraf, dan banyak penyakit kronis lainnya dihubungkan
10

dengan disfungsi ereksi. Konsumsi alkohol, merokok, teknik seksual yang buruk, kurangnya
pengetahuan, ketidakpuasan hubungan, kecemasan, dan stres merupakan faktor yang dapat
berkonstrubusi (Lewis dkk., 2006; Utiger, 1998).
Sildenafil (Viagra) dan terapi testosteren lainnya yang serupa telah diketahui aman
dan efektif (Goldstein dkk., 1998; Nurnberg dkk., 2003; Utiger, 1998), dan penggunaannya
menjamur.
Aktivita Seksual Mitos seksualitas diparuh bayacontohnya, ide bahwa kepuasan seksual
berakhir saat menopausekadang kala menjadi ramalan pada diri sendiri. Saat ini kemajuan
dalam perawatan kesehatan dan sikap liberal terhadap seks mebuat individu menyadari
bahwa seks bisa menjadi bagian vital kehidupan selama tahun-tahun tersebut dan bahkan
tahun-tahun selanjutnya.
Frekuensi aktivitas dan kepuasan dengan kehiduopan seksual cenderung menghilang
bertahap selama usia 40-an dan 50-an. Dalam stusi MIDUS, 61 persen perempuan
pramenopause yang menikah atau berkeluarga tanpa menikah hanya 41 persennya
pascamenopause yang melakukan hubungan seks seminggu sekali atau lebih. Penurunan ini
dihubungkan, tidak pada menopausenya, tapi pada usia dan kondisi fisik (Rossi, 2004).
Kemungkinan penyebab fisik termaksud penyakit kronis, pembedahan, pengobatan, dan
terlalu banyak makanan dan alkohol yang dikonsumsi. Mengobati penyebab tersebut
membawa vitalisasi baru pada kehidupan seks pasangan.

KESEHATAN FISIK DAN MENTAL


Kebanyakan individu usia pertengahan di Amerika Serikat, seperti halnya individu usia
pertengahan di negara-negara industri lainnya, cukup sehat. Sekitar 12 persen dari individu
berusia 45 hingga 54 tahun dan 18 persen individu berusia 55 hingga 64 tahun merasa bahwa
diri mereka dalam kondisi kesehatan prima. Hanya sekitar 12,5 persen individu berusia 45
hingga 54 tahun dan 20 persen individu yang berusia 55 hingga 60 tahun terbatas aktivitasnya
karena kondisi kronis (terutama artritis dan kondisi peredaran), yang meningkat sesuai usia
(National Center for Health Statistics (NCHS), 2006; Schiller & Bernadel, 2004).
Bagaimanapun, ledakan kelahiran bayi mungkin kurang sehat dibandingkan generasi
sebelumnya. Dalam perbandingan tiga kohor kelahiranusi 60 hingga 69 tahun, 70 hingga
79 tahun dan 80 tahun serta yang lebih tuakohor yang lebih muda menunjukan peningkatan
11

tajam dalam masalah kesehatan termasuk aktivitas dasar yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari, tugas-tugas rumah tangga sehari-hari seperti memasak makan malam
atau menggunakan kamar mandi, dan isu mobilitas lainnya. Penelitian ini menyatakan bahwa
individu yang saat ini memasuki usia 60 tahun dapat menghadapi ketidakmampuan secara
signifikanjauh lebih baik dibandingkan sebaya mereka digenerasi sebelumnyadan
berusaha memakai biaya dasar pada sistem perawatan kesehatan yang sudah kelebihan beban
(Seeman, Merkin, Crimmins, & Karlamangla, 2009). Tidak mengejutkan, penelitian juga
menunjukan peningkatan dalam penggunaan pelayanan medis. Presentasi pemakaian obatobat medis sekitar lima atau lebih yang menggunakan resep, jumlahnya telah berganda
hingga 25 persendi 10 tahun terakhir. Lebih lanjut lagi, rata-rata opmname untuk bedah
jantung koroner dan penggantian kembali pinggang dan lutut meningkat tajam, sebagaimana
jenis prosedur pembedahan lainnya (Freid & Bernstein, 2010).

TREND KESEHATAN DI USIA PERTENGAHAN


Terlepas kesehatan mereka secara umum bagus, banyak individu di usia pertengahan,
terutama dengan SSE rendah mengalami peningkatan masalah kesehatan (Lachman, 2004)
atau khawatir pada tanda-tanda penurunan pada potensial. Mereka mungkin memiliki energi
yang kurang dibandingkan ketika mereka muda dan cenderung mengalami rasa sakit pada
saat tertentu atau luka kronis dan kelelahan. Prevalensi keterbatasan fisik meningkat sesuai
dengan usia, dari sekitar 16 persen usia 50 hingga 59 tahun, ke hampir 23 persen di akhir usia
60 tahun; dan efek ini hampir semua ditandai pada perempuan Afro Amerika (Holmes,
Powel-Griner, Lerthbridge-Cejku, & Heyman, 2009). Mereka lebih mungkin mengalami
penyakit eperti hipertensi dan diabetes, dan mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk
pulih dari sakit atau tenaga yang ekstrim (Merri & Verbrugge, 1999; Siegler, 1997).
Hipertensi (tekanan darah tinggi kronis) adalah perhatian penting yang meningkat diparuh
baya pada faktor-faktor berisiko terhadap penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal.
Hampir 41 persen individu dewasa berusia 55-64 tahun menderita hipertensi (Schoenboen &
Heyman, 2009). Ketidaksabaran dan sikap bermusuhan meningkat risiko jangka panjang akan
perkembangan hipertensi (Yan dkk., 2003). Hipertensi dapat dikontrol melalui skrining
tekanan darah, diet rendah garam dan pengobatan.
Hipertensi terjadi pada sekitar 60 persen prevalensi lebih di Eropa dibandingkan di
Ameriak Serikat dan Kanada (Wolf-Maier dkk., 2005). Perbandingan populasi di dunia
12

dengan tekanan darah tinggi diharapkan meningkat dari seperempat ke sepertiga di tahun
2025, memimpin para prediksi epidemik penyakit kardiovaskular, yang suadah bertanggung
jawab pada 30 persen kematian di seluruh dunia (Kearney dkk., 2005).
Di Amerika Serikat, kanker telah menggantikan penyakit jantung sebagai penyebab
kematian diantara usia 45 hingga 64 tahun (Minino, Xu, & Kochanek, 2010). Secara
keseluruhan, angka kematian menurun tajam sejak tahun 1970 bagi individu di usia ini,
sebagian besar karena perbaikan perawatan terhadap pasien serangan jantung (Hoyert, Arias,
Smith< Murphy, & Kochanek, 2001; Rosamond dkk., 1998).
Pravelensi diabetes meningkat dua kali lipat ditahun 1990-an. Tipe paling umum,
diabetes yang muncul pada saat dewasa/mature onset (tipe 2), umumnya berkembang setelah
usia 30 tahun dan lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia. Tidak seperti diabetes
remaja (tipe 1), atau diabetes ketergantungan insulin, yang tingkat gula dalam darah naik
karena tubuh tidak cukup memproduksi insulin, yang tingkat gula dalam darah naik karena
tubuh tidak cukup memproduksi insulin, di diabetes tipe 2 tingkat gula meningkat karena sel
kehilangan kemampuan untuk menggunakan insulin yang diproduksi oleh tubuh. Hasilnya,
tubuh mencoba menggantikan produksi insulin tersebut dengan memproduksi secara
berlebihan. Individu dengan diabetes tipe 2 sering kali tidak menyadari bahwa mereka
mengidap hal tersebut hingga mereka mengembangkan komplikasi serius seperti penyakit
jantung, stroke, kebutaan, penyakit ginjal, atau kehilangan tungkai (American Diabetes
Association, 1992).

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Sebagaimana dalam masa dewasa muda, nutrisi, merokok, alkohol, dan penggunaan obatobatan serta aktivitas fisik berpengaruh terhadap kesehatan di usia pertengahan dan
selanjutnya. Rata-rata, individu Amerika yang merorok, kelebihan berat badan, dan memiliki
tekanan darah tinngi serta gula dalam darah yang tinggi cenderung memotong 4 tahun
harapan hidup mereka. Individu yang tidak merokok, berolahraga teratur, kadang kala minum
alkhol, dan makan banyak buah dan sayur memiliki 4 kali lipat terhindar dari risiko kematian
di paruh baya dan usia yang lebih tua dibandingkan individu yang tidak melakukan perilaku
tersebut. Kenyataannya, mereka tidak hanya hidup lebih lama, tapi memiliki periode
ketidakmampuan yang lebih pendek di akhir kehidupannya. Laki-laki dan perempuan usia

13

pertengahan yang berhenti merokok mengurangi risiko mereka akan serangan jantung dan
stroke.
Kelebihan berat badan di usia pertengahan meningkatkan risiko rusaknya kesehatan
dan kematian, bahkan pada individu yang sehat dan tidak pernah merokok. Dalam sebuah
studi prospektif selama 12 tahun pada 1.213.929 dewasa korea berusia 30 hingga 95 tahun
yang kelebihan berat badan atau berat badannya kurang mengalami angka kematian yang
tinggi dibandingkan yang berat badannya normal. Bahkan perubahan kecil dalam berat badan
bisa membuat perbedaan yang besar.
Kompleks ras atau etnis tertentu tampak berisiko tinggi terhadap kelebihan berat
badan dan obesitas, meskipun pola-polanya berbeda tergantung pada kategori yang
ditampilkan. Contohnya, ketika membicarakan tentang kelebihan berat badan, individu
Hispanik memiliki angka pravelensi tertinggi sekitar 84,2 persen, dibandingkan kulit putih
non-Hispanik sekitar 70,8 persen dan kulit hitam non-Hispanik sekitar 76 persen.
Aktifitas fisik di paruh baya dapat meningkatkan kesempatan untuk terus bergerak di
usia lanjut, menghindari kenaikan berat badan, dan tetap sehat lebih lama. Hal ini juga dapat
membantu menunda kematian. Di antara tahun 1992 sampel represntif nasional sebnayak
9.824 dewasa di Amerika Serikat berusia 51 hingga 61 tahun, mereka yang berolahraga
secara teratur, sedang, atau berlebihan, mengurangi kematian sekitar 35 persen dan kecil
kemungkinan untuk meninggal di 8 tahun kemudian dibandingkan yang hanya hidup dengan
gerakan terbatas/mononton (sedentary). Olahraga sedikitnya selama 72 menit setiap minggu
dapat meningkatkan keadaan kesehatan bagi perempuan yang hanya memiliki aktifitas
mononton. Menurunnya kondisi kebugaran kardiovaskular perlahan-lahan terjadi setelah usia
45 tahun.
Pengaruh tidak langsung, seperti kondisi sosial ekonomi, ras/etnis, dan gender, juga
berlanjut memengaruhi kesehatan. Begitu pula dengan hubungan sosial. Contohnya,
kesendirian di pertengahan masa dewasa memperkirakan penurunan aktifitas fisik (Hawkley,
Thisted, & Cacioppo, 2009).

KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN KESEHATAN


Individu dengan kondisi sosial ekonomi rendah cenderung memiliki kesehatan yang buruk,
harapan hidup yang pendek, kebanyakan aktivitas dibatasi oleh penyakit kronis,
kesejahteraan yang rendah, dan terbatasnya akses kesehatan dibandingkan individu dengan
14

SSE yang tinggi. Dalam studi MIDUS, individu dengan SSE rendah dihubungkan dengan
pelaporan kondisi kesehatan diri sendiri, kelebihan berat badan, dan kesejahteraan psikologis.
Dal studi tindak lanjut dari 2.606 pasien stroke, SSE berpengaruh terhadap kemungkinan
kematian, kemandirian penyakit stroke yang parah.
Selain itu, alasan yang berhubungan antara SSE dan kesehatan adalah kondisi
psikososial. Individu dengan SSE rendah cenderung memiliki emosi negatif dan pikiranpikiran serta tinggal dalam lingkungan yang penuh tekanan. Individu dengan SSE tinggi,
sebaliknya, cenderung memiliki kontrol diri yang tinggi terhadap apa yang terjadi pada
mereka sesuai usianya. Mereka cenderung memilih gaya hidup yang lebih sehat dan mencari
perhatian medis serta dukungan sosial ketika mereka membutuhkan dan mereka cenderung
menunjukan gaya hidup yang lebih bagus untuk memperbaiki kesehatannya.
Seperti yang telah kita sebutkan di bab 13, banyak individu miskin tidak memiliki
asuransi kesehatan. Dalam studi prospektif nasional dari 7.577 individu dewasa berusia 51
hingga 61 tahun pada tahun 1992, yang tidak memiliki asuransi kesehatan sebanyak 63
persen lebih mungkin menunjukan menurunnya kesehatan di 4 tahun kedepannya dan 23
persen lebih mungkn mengalami masalah berjalan serta menaiki tangga.

RAS/ETNIS DAN KESEHATAN


Perbedaan ras/etnis dalam kesehatan di Amerika Serikat telah menerjun sejak 1990, tapi
perbedaan yang mendasar masih ada. Sebagaimana di masa dewasa muda, keseluruhan angka
kematian di usia pertengahan lebih tinggi pada individu Afrika Amerika dibandingkan kulit
putih, hispanik, Asia, dan penduduk asli Amerika.
Hipertensi terjadi sebanyak 50 persen pravelansi lebih dikalangan individu Afro
Amerika dibandingkan kulit putih Amerika. Selama kurun waktu 1999-2007, sebanyak 31,7
persen penduduk kulit hitam Amerika menderita hipertensi jika dibandingkan dengan 22,2
persen penduduk kulit putih dan 20,6 persen penduduk Latin.
Kemungkinan faktor besar yang mendasari masalah kesehatan pada penduduk Afro
Amerika adalah kemiskinan, yang berhubungan dengan gizi buruk, rumah yang dibawah
standar dan minimnya akses perawatan kesehatan.

15

Penduduk Hispanik Amerika, seperti halnya penduduk Afro Amerika, mengalami


ketidakseimbangan kejadian menderita stroke, penyakit lever, diabetes, infeksi HIV,
pembunuhan, dan kanker serviks serta penyakit perut. Mereka juga kecil kemungkinan
mengalami penyakit kolestrol dan kanker payudarah, serviks, serta kanker kolorektum atau
menerima vaksin influenza dan radang paru-paru.
Peneliti pada genom manusia telah menemukan variasi yang berbeda dalam kode
DNA masing-masing di individu Eropa, Amerika, dan China. Variasi tersebut dihubungkan
pada penyakit tertentu, mulai kanker hingga obesitas.

GENDER DAN KESEHATAN


Perempuan memiliki kesempatan hidup jauh lebih lama yang dihubungkan dengan
perlindungan genetis dari kromosom X kedua (laki-laki tidak memilikinya) dan, sebelum
menopause, memberika efek keuntungan pada hormon eksterogen perempuan, terutama pada
kesehatan kardiovaskular. Bagaimanapun, faktor-faktor psikososial dan budaya, seperti
kecendurangan laki-laki untuk mengambil risiko, juga ikut berperan dalam hal ini.
Terlepas jangka waktu hidup mereka lebih lama, perempuan lebih mungkin daripada
laki-laki melaporkan mengalami kesehatan yang baik atau kurang, dan mereka pergi ke
dokter atau menjadi pasien rawat jalan atau masuk ruang UGD lebih sering. Laki-laki kecil
kemungkinan mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan, tapi mereka dirawat di
rumah sakit jauh lebih kronis mungkin mengancam hidup mereka.
Perempuan memiliki kecenderungan besar mencari perawatan medis yang tidak selalu
berarti bahwa mereka memiliki kesehatan yang buruk dibandingkan laki-laki, atau mereka
mengimajinasikan sakit atau menghadapi beragam penyakit. Laki-laki merasa bahwa
mengakui sakit itu tidak maskulin, dan mencari bantuan berarti kehilangan kontrol. Hal ini
bisa disimpulkan bahwa perempuan yang lebih perduli akan perawatan kesehatan membantu
mereka memperpanjang rentang waktu hidupnya dibandingkan laki-laki.
Kesadaran publik akan isu-isu kesehatan laki-laki meningkat. Ketersediaan penangan
impotensi dan tes skrining bagi penderita kanker prostat membawa lebih banyak laki-laki
pergi ke dokter. Dalam studi kohor perspektif dalam 40 tahun dari 5.820 laki-laki jepang
Amerika paruh baya di Honolulu, sebanyak 42 persen bertahan hingga usia 85 tahun.
Pemahaman yang baik akan kesehatan menghindarkan mereka dari kelebihan berat badan,
16

merokok, hipertensi, dan tekanan gula yang tinggi (yang menuntun pada diabetes)
meningkatkan kesempatan akan kehidupan yang sehat dan lama.
Kesenjangan gender dalam kematian dai penyakit jantung telah menyempit terutama
karena angka serangan jantung meningkatnpada perempuan. Tren ini menjelaskan mengapa
perbedaan hidupan antara laki-laki dan perempuan menciut dari 7,6 ditahun 1970 ke 5,2 di
tahun 2005.
Perempuan meningkatkan risiko setelah menopause, terutama bagi penderita
osteoporosis, kanker payudara, dan serangan jantung. Dengan harapan hidup yang lebih
panjang, perempuan di banyak negara maju saat ini dapat mengharapkan untuk hidup
setengah dari kehidupan di masa dewasanya setelah menopause.
Tulang Keropos dan Osteoporosis pada perempuan, kropos tulang terjadi secara cepat di 5
tahun atau 10 tahun pertama setelah menopause sebagaimana tingkat esterogen, yang dapat
membantu penyerapan kalsium, menurun. Keropos tulang yang ekstrim dapat mengaruh pada
terjadinya osteoporosis, kondisi saat tukang menipis dan rapuh karena kalsium yang
berkurang. Tanda-tanda umum dari osteoporosis adalah berkurangnya tinggi badan dan postur
yang membungkuk yang merupakan hasil dari tekanan dan runtuhnya tulang belakang yang
makin melemah. Dalam sebuah studi observasi nasional lebih dari 200.000 perempuan
pascamenopause, hampir seluruh yang awalnya tidak terdeksi memiliki kepadatan mineral
tulang yang rendah, dan sekitar 7 persen dari para perempuan tersebut mengalami
osteoporosis (Siris dkk., 2011).
Hampir 3 dari 4 kasus osteoporosis terjadi pada perempuan kulit putih, kebanyakan
seringkali dengan kulit yang lebih cerah, wajah kecil, dan berat badan dan BMI rendah, serta
sejarah kesehatan keluarga, dan yang ovariumnya telah diambil dengan cara pembedahan
sebelum menopause (NIA, 1993; NIH Consensus Development Panel, 2001; Should You
Take, 1994; Siris dkk., 2001). Bagaimanapun, kebiasaan gaya hidup yang baik membuat
perbedaan secara signifikan terutama jika dimulai di awal kehidupan.
Bahkan, jika keropos tulang dimulai, hal ini dapat diperlambat atau dapat di cegah
dengan gizi yang baik, olahraga untuk mengatur berat badan, dan menghindari merokok.
Perempuan berusia lebih dari 40 tahun seterusnya mendapatkan 1.000 hingga 1.500 miligram
kalsium perhari, sesuai dnegan pemberian vitamin D yang di rekomendasikan, yang dibantu
tubug menyerap kalsium.

17

Alendronate (Fosamax) dan Risrodenate (Actonel) telah ditemukan untuk mengurangi


retaknya tulang pinggul (black dkk., 2007). Raloxifene, satu dari kelompok esterogen,
ternyata mempengaruhi kepadatan tulang dan kemungkinan tingkat kolestrol serta
mengurangi risiko kanker payudara genetis (Barrett-Connor dkk., 2002). Pengobatan dengan
persetujuan FDA lainnya untuk osteoporosis termaksud teriparatide (Forteo) dan calcitonin
(Miacalcin atau Calcimar). Bagaimanapun, kebanyakan obat-obatan tersebut memiliki efek
samping dan efek jangka panjangnya belum diketahui.

Kanker payudara dan Mommografi Satu dari 8 perempuan Amerika dan 1 dari perempuan
inggris menderita kanker payudara dalam satu titik di kehidupan mereka (American Cancer
SOCIETY, 2001: Pearson, 2002). Sebagaimana dengan kanker yang lain, kemungkinan
berkembangnya kanker payudara bersamaan dengan bertambahnya usia (Barret-Connor dkk,
2002)
Sekitar 5 hingga 10 persen kasus kanker payudara ternyata bersifat hereditas, hasil
dari mutasi hereditas. Yang paling umum disebabkab oleh mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2.
Perempuan yang memiliki mutasi BRCA 1 dan BRCA 2 memiliki sebesar 80 persen
kesempatan mengembangkan kanker payudara ( American Cancer Society, 2007)
Bagaimanapun, mayoritas luas kasus kanker payudara di pengaruhi lingkungan.
Kebanyakan terjadi di Negara-negara makmur, kanker payudara menjadi masalah di seluruh
dunia sebagaimana gaya hidup barat mulai memasuki dunia yang berkembang (porter, 2008).
Perempuan dengan kelebihan berat badan, yang mengkonsumsi alcohol, yang mengalami
menarche lebih dini dan menopause paling akhir, dengan sejarah kanker payudara dalam
keluarga, dan mereka yang tidak memiliki anak atau melahirkan anak di akhir payudara
memiliki resiko yang besar akan kanker payudara, mereka yang memiliki aktivitas dan
mengonsumsi makanan rendah lemak serta pola makan berserat tinggi berada dalam resiko
yang rendah (ACS, 2007; Barrett-Conor dkk, 2002; Clavel-Chapelton dkk, 2002; McTiernan
dkk, 2003; U.S Preventive Service Task Force, 2002).
Kemajuan diagnosis dan penanganan memiliki prospek perbaikan dramatis untuk
pasien kanker payudara. Sebanyak 98 persen perempuan Amerika dengan kanker payudara
saat ini bertahan setidaknya hingga 5 tahun jika kaker bisa terdeteksi sebelum menyebar
(Ries dkk, 2009).

18

Manfaat Mammografi, diagnostik sinar X untuk menguji payudara, tampaj menjadi


kebutuhan besar pada perempuan usia di atas 50 tahun. Tamoxifen , sebuah obat yang
menghambat aksi estrogen, digunakan untuk merawat kanker payudara. Ini dapat mencegah
perempuan berisiko tinggi akan penyakit kanker payudara. Perempuan yang sudah memiliki
kanker payudara, dapat mengurangi resiko akan kanker payudara yang akan datang lagi atau
kanker baru yang muncul di payudara lainnya (National Cancer Institute, 2002)

Terapi Hormon (Hormone Therapy) Salah satu sisi positif HT (Hormone Therapy) ketika
menopause dimulai dan berlanjut setidaknya selama 5 tahun, dapat mencegah atau
menghentikan keropos tulang setelah menopause (Barrett-Connor dkk, 2002; Lindsay,
Gallagher, Kleerekoper & Pickar, 2002) dan dapat mencegah retaknya tulang pinggang serta
tulang yang lain (Writing Group for the Womens Health Initiative Investigator, 2002).
Bagaimanapun, keropos tulang terjadi dalam kurun waktu 3 tahun jika dan ketika HT
berhenti ( Barrett-Connor dkk., 2002; Heiss dkk., 2008) dan, sebagaimana yang telah kita
bahas, dapat di rawat dengan cara yang lebih aman.

STRES DI USIA PARUH BAYA


Stress adalah kerusakan yang terjadi ketika merasakan tuntutan lingkungan, atau stresor,
melebihi kapasitas individu untuk mengatasinya. Kapasitas tubuh untuk menyesuaikan diri
kelenjar adrenal, yang memetabolisasi tubuh untuk melawan; dan sistem imun, yang
menyediakan pertahanan.
Individu di awal usia pertengahan cenderung mengalami tingkat stress yang lebih
tinggi dan sering serta macam-macam stresor yang berbeda dibandingkan individu yang lebih
muda atau lebih tua. Menurut survey representative nasional (American Psychological
Association, 2007), 39 persen dari individu berusia 35tahun hingga 54tahun di Amerika
mengalami stress ekstrem sekali dalam 4hari di setiap bulan. Stresor utama dalam kelompok
usia 35-54 adalah hubungan keluarga, pekerjaan, uang dan urusan rumah tangga. Responden
yang lebih muda lebih stress oleh karena perilaku yang tidak sehat, seperti merokok, kurang
tidur, dan menghapus kegiatan makan.
Individu paruh baya mungkin mempersiapkan diri dengan baik untuk mengatasi stress
dibandingkan individu dalam kelompok usia lain (Lachman, 2004). Mereka memiliki rasa
19

yang lebih baik akan apa yang dapat mereka lakukan untuk mengubah situasi yang membuat
stress dan lebih mampu untuk menerima apa yang tidak dapat diubah. Mereka juga beajar
strategi yang lebih efektif untuk menghindari dan meminimalkan stres. Contohnya, daripada
khawatir akan kekurangan bahan bakar selama dalam perjalanan, mereka memeriksa lebih
dulu memastikan tangki bahan bakar penuh sebelum melakukan perjalanan (Aldwin &
levenson,2001)
Perempuan cenderung melaporkan lebih mengalami stress ekstrem dibandingkan lakilaki dan lebih khawatir akan stress (American Psyhological Association, 2007)

EMOSI DAN KESEHATAN


Pepatah kuno dari Solomon, Hati yang riang adalah obat yang baik (proverbs, 17:22),
menjadi acuan bagi penelitian setiap saat. Emosi negative, seperti kecemasan dan putus asa,
sering kali dihubungkan dengan kesehatan fisik dan mental yang buruk. Dan emosi positif,
seperti harapan, dihubungkan dengan kesehatan yang baik dan kehidupan yang lebih lama
(Ray, 2004; Salovey, Rothman, Detweiler, 7 Steward, 2000; Spiro, 2001).
Emosi positif dapat melindungi perlawanan terhadap perkembangan penyakit. Ketika
relawan dewasa terpapar virus yang dapat menyebabkan flu, mereka yang memiliki
pandangan emosi positif kecil kemungkinan menjadi sakit (Cohen, Doyle, Turner, Alper, &
Skoner, 2003). Dalam studi pasien dalam perawatan medis, dua emosi positifharapan dan
rasa ingin tahu, telah ditemukan untuk mengurangi kecenderungan memiliki atau
mengembangkan hipertensi, diabetes atau infeksii saluran pernapasan (Richman dkk, 2005).

KESEHATAN MENTAL
Orang dewasa paruh baya lebih mungkin mengalami distres psikologis serius; kesedihan
yang berlebihan, rasa gugup, putus asa, dan rasa tak berharga sepanjang waktu daripada
orang dewasa yang lebih muda atau yang lebih tua. Individu dewasa dengan tekanan
psikologis yabg serius lebih mungkin dibandingkan sebayanya di diagnosis menderita
penyakit jantung, diabetes, arthritis, atau stroke dan melaporkan perlu bantuan di kehidupan
sehari-hari seperti mandi dan berpakaian ( Pratt, Dey, & Cohen, 2007)

20

Bagaimana stress berpengaruh terhadap kesehatan, semakin besar kesempatan stress


berkembang dalam kehidupan manusia, semakin besar kemungkinannya terjangkit penyakit
serius dalam kurun waktu setahun atau dua tahun. Bahkan perubahan positif dapat
menyebabkan stress, dan beberapa individu yang bereaksi terhadap stres kemudian sakit.

Tabel 15-3 Stres dari perubahan hidup, Amerika Tahun 1967 dan 2007
UNIT PERUBAHAN HIDUP (LIFE CHANGE
UNITS/LCUS)
2007
1967
Kematian pasangan
100
80
Kematian anggota keluarga
63
70
Perceraian/perpisahan
73/65
66
Kehilangan pekerjaan/dipecat
47
62
Kelahiran anak/kehamilan
40
60
Kematian teman
37
58
Pernikahan
50
50
Pensiun
45
49
Rekonsiliasi pernikahan
45
48
Perubahan lapangan kerja
36
47
Anak meninggalkan rumah
29
43
Catatan : komparasi dari temuan 30 hari pertama dan skala penilaian penyesuaian social.
Thomas H. Holmes dan Richard H. Rahe, Journal of psychosomatic Research. Tingkat stress
dari banyak perubahan kehidupan telah meningkat. Karena metode studi berbeda, temuan
seharusnya diinterpretasikan sebagai relatif dan direksional.
Tipe-tipe yang berbeda dari stresor dapat mempengaruhi system imun secara berbeda.
Stres yang akut atau jangka pendek, seperti tantangan mengerjakan tes atau bicara sebelum
presentasi, memperkuat system imun; tapi stres yang intens dan lama, seperti karena
kemiskinan atau ketidakmampuan, dapat melemah atau mematahkannya, meningkatkan
kerentanan akan timbulnya penyakit (Segerstrom&Miller, 2004)
Stres dapat merusak kesehatan secara tidak langsung, melalui factor gaya hidup.
Individu berada dalam stres dapat kurang tidur, merekok, dan minum minuman keras lebih
banyak serta kurang memperhatikan kesehatan mereka (American psychological Association,
2007) meskipun berolahraga secara teratur, mengkonsumsi nutrisi yang baik, setidaknya tidur
malam hari selama 7jam dan sering kali bersosialisasi dapat mengurangi stres (Baum dkk,
1995).

21

PERKEMBANGAN KOGNITIF
SCHAIE : STUDI LONGITUDINAL SEATTLE
Para peneliti menemukan tidak ada pola yang seragam dari usia yang dihubungkan dengan
perubahan, baik di antara individu ataupun lintas kemampuan kognitif lainnya (schale, 1994,
2005; Willis & schale, 2006). Kenyataannya, beberapa kemampuan memuncak selama usia
pertengahan, dan arti verbal meningkat hingga usia lebih tua. Hanya 13 hingga 17 persen
dewasa yang mengalami penurunan dalam jumlah, pemanggilan ulang memori, atau
kefasihan verbal antara usia 39 hingga 53 tahun. Meskipun hamper semua partisipan
menunjukkan stabilitas yang mengesankan, satu mungkin akan menurun lebih awal,
sementara yang lain menunjukkan kemampuan yang lebih besar (Willis&Schaie, 2006).
Individu yang memiliki nilai tinggi cenderung memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi, memiliki kepribadian yang fleksibel, terlibat dalam tugas keluarga, mengejar
kesempatan kognitif yang kompleks, dan aktivitas lainnya, menikahi seseorang lebih terampil
secara kognitif, puas dengan pencapaian mereka sendiri (Schaei, 1994, 2005;Willis&Schaie,
2006) dan lebih tinggi dalam dimensi kepribadian terhadap keterbukaan terhadap pengalaman
(Sharp, Reynolds, Pedersen, & Gatz, 2010). Secara khusus, individu paruh baya mengalami
penurunan pada pemanggilan ulang memori dan kefasihan verbal, yang mengukur fungsi
eksekutif, dapat memprediksi kerusakan kognitif di usia tua (Willis & Schaie, 2006).

TABEL 15-4 Tes Kemampuan Mental Utama yang diberikan dalam studi longitudinal seattle
pada kecerdasan dewasa.
Tes
Makna Verbal

Kemampuan yang di ukur Tugas-tugas


Rekognisi dan pemahaman Menemukan sinonim dengan
kata-kata

Jenis kecerdasan
Mengkristal

mencocokan stimulus kata


dengan kata lain dari daftar

Kefasihan kata

Pemanggilan kembali kata

pilihan ganda.
Memikirkan sebanyak

Sebagian

yang tersimpan dalam

mungkin kata-kata dimulai

mengkristal,

memori jangka panjang

dengan memberikan huruf

sebagian cair

dalam periode waktu tertentu


22

Angka

Menampilkan kemampuan

Memecahkan masalah

mengkristal

Orientasi

berhitung
Manipulasi objek secara

hitungan sederhana
Memilih contoh-contoh

Cair

spasial/ruang

mental dala, dua dimensi

figure yang berputar untuk

ruang

mencocokkannya dengan

Penalaran

Identifikasi pola-pola dan

figure stimulus
Melengkapi rangkaian huruf

Cair

induktif

prinsip-prinsip serta aturan

Cair

dalam memecahkan
Kecepatan

masalah logika
Pembuatan diskriminasi

Mengidentifikasikan

perseptual

yang cepat dan akurat

kecocokan dan

antara stimulant visual

ketidakcocokan gambar pada


layar komputer

Puas dengan pencapaian mereka sendiri (Schale, 1994, 2005; & Schie, 2006) dan
lebih tinggi dalam dimensi kepribadiannya terhadap keterbukaan terhadap pengalaman
(Sharp, Reynolds, Pedersen, & Gatz, 2010). Memberikan performa kognitif yang kuat di
kebanyakan individu usia pertengahan, membuktikan menurunnya kognitif yang mendasar
pada individu yang lebih muda dari usia 60 dapat mengindikasikan masalah-masalah
neurologis (Schle, 2005; Wilis & Schaie, 1999). Secara khusus, individu paruh baya
mengalami penurunan pada pemanggilan ulang memori dan kefasihan verbal, yang mengukur
fungsi eksekutif, dapat memprediksi kerusakan kognitif di usia tua (Willis & Schale, 2006).
Dalam studi longitudinal yang lain dari 384 individu dewasa di Baltimore berusia 50
ke atas, yang memiliki jejaring sosial yang luas lebih baik dalam memelihara fungsi kogntif
mereka selama 12 tahun berikutnya. Hal ini belum jelas, bagaimanapun, apakah kontak social
menghasilkan atau sekedar mencerminkan fungsi kognitif yang lebih baik. Jika pada
awalnya, manfaat dapat menghasilkan informasi yang beragam dan kesempatan interaksi
yang memperluas siklus yang disediakan teman dan keluarga (Holtzman dkk, 2004).
Pertembuhan pengetahuan kita tentang penuaan genetis otak mampu menerangi polapola penurunan kognitif. Para peneliti yang menguji otak postmortem dari 30 individu
berusia 26 hingga 106 dibagi ke dalam dua kelompok genyang cenderung rusak bersamaaan
dengan bertambahnya usia. Diantara hal tersebut gen ikut serta dalam pembelajaran dan
memori. Otak usia paruh baya menunjukan variabilitas yang besar, beberapa menunjukan
23

pola-pola gen lebih seperti dewasa yang lebih tua (Lu dkk, 2004). Penemuan ini dapat
membantu menghitung besarnya kisaran perbedaan individual dalam fungsi-fungsi kognitif di
masa paruh baya.

CORN

DAN

CATTELL:

KECERDASSAN

CAIR

DAN

MENGKRISTAL
Garis penelitian yang lain (Cattel, 1965; Horn, 1967, 1968, 1970, 1982a, 1982b; Horn &
Horf, 1992), membedakan antara dua aspek kecerdasan; cair dan mengkristal. Kecerdasan
cair merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah baru yang membutuhkan sedikit
atau tidak sama sekali pengetahuan sebelumnya, seperti mencari pola-pola pada rangkaian
suatu figure. Hal ini mengikutsertakan penerimaan hubungan, memberikan konsep, dan
menarik kesimpulan, besarnya kemampuan ditentukan oleh status neurologis. Kecerdasan
mengkristal merupakan keampuan untuk mengingat dan menggunakan informasi yang
diminta sepanjang waktu, seperti menemukan persamaan kata.Hal ini diukur oleh tes
kosakata, informasi umum, dan respons terhadap situasi sosial serta dilema, kemampuan yang
sangat tergantung pada pendidikan dan pengalaman budaya.
Dua jenis kecerdasan tersebut mengikuti jalur yang berbeda.Umumnya, kecerdasan
cair ditemukan pada puncak masa dewasa muda, sedangkan kecerdasan mengkristal
meningkat melalui usia paruh baya dan sering kali hingga akhir hidup (Horn, 1982a, 1982b;
Horn & Donaldson, 1980). Bagaimanapun, kebanyakan penelitian ini adalah cross sectional
dan sebagian mencerminkan perbedaan secara umum dibandingkan perubahan terkait usia.
Studi urutan Seattle menemukan sedikit perbedaan. Meskipun kecerdasan cair menurun lebih
dulu dibandingkan kemampuan mengkristal, kerugian dalam kemampuan cair tertentupenalaran induktif dan orientasi spasial-tidak terbentuk hingga usia pertengahan lima puluh
(Willis & Schale, 1999).
Satu kemampuan cair yang secara umum disepakati memuncak terjadi cukup cepat,
dimulai pada usia dua puluhan dengan munculnya kecepatan perseptual, kepasitas kerja
memori juga mulai menurun. Bagaimanapun, perubahan tersebut secara bertahap dan tidak
selalu meyebabkan perbaikan fungsi (Lachman, 2004; Willis 7 Schaie, 1999).Aktivitas fisik
tampaknya memperbaiki fungsi kognitif, terutama dalam kecerdasan cair (Singh-Manoux,
Hillsdon, Brunner, & Marmot, 2005).
24

PERBEDAAN KOGNISI DEWASA


Dari pada mengukur kemampuan kognitif yang sama pada usia berbeda, beberapa ilmuwan
perkembangan menemukan perbedaan kualitas dalam berfikir pada individu dewasa yang
matang. Beberapa di antaranya, bekerja dalam tradisi psikometri, menyatakan bahwa
kemampuan yang diakumulasi berubah dengan cara kecerdasan cair beroperasi. Yang lain,
seperti yang kita catat di bab 13, memelihara kematangan berfikir dihadirkan kembali sebagai
tingkat perkembangan kognitif baru- sebuah bentuk khusus intelegensi (Sinnot, 1996:361)
yang mungkin mendasari kematangan keterampilan interpersonal dan berkontribusi pada
pemecahan masalah.

PERAN DAN KEAHLIAN


Dua dokter residen dalam laboratorium radiologi di sebuah rumah sakit memeriksa dada
pasien dengan sinar X. mereka mempelajari sebuah bintik putih yang tidak biasa disebelah
kiri.Seperti tumor besar, salah satu dari mereka akhirnya berkata.Satunya mengangguk.
Kemudian, staf radiologi yang telah lama bekerja mendekatinya dan memeriksa bahu sebeah
kiri lewat sinar X. Pasien ini paru-parunya tidak berfungsi dengan baik dan memerlukan
operasi segera. Katanya (Legold dkk., 1988).
Mengapa dewasa yang matang menunjukan peningkatan dalam memecahkan masalah
dalam bidang yang mereka pilih?Satu jawaban yang nampaknya menipu dalam pengetahuan
khusus atau keahlian-bentuk kecerdasan mengkristal.
Kemajuan dalam keahlian berlanjut setidaknya melalui pertengahan masa dewasa dan
berhubungan dengan kemandirian kecerdasan umum serta penurunan lain dalam proses
pembentukan informasi pada otak. Dengan pengalaman, telah dinyatakan, proses informasi
dan kecedasan cair telah terjadi pengapsulan, atau didedikasikan sebagai jenis pengetahuan
spesifik, membuat pengetahuan tersebut lebih mudah untuk diakses, ditambahkan, dan
digunakan. Dengan kata lain, pengapsulan menangkap kemampuan cair untuk menguasai
pemecahan masalah. Selanjutnya meskipun indvidu diusia paruh baya mungkin mengambil
waktu agak lebih lama dibandingkan individu yang lebih muda dalam memproses informasi
25

baru, dalam memecahkan masalah diranah mereka, mereka lebih mampu mengembangkan
penilaian yang berkembang dari pengalaman (Hoyer & Rybash, Hoyer, & Roodin, 1986).
Dalam sebuah studi klasik (Ceci &Liker, 1986), para peneliti mengidentifikasi 30
individu usia paruh baya dan laki-laki tua yang gemar pacuan kuda. Dalam keterampilan
dasar untuk memilih pemenang, penyelidik membagi laki-laki dalam dua kelompok; ahli
dan bukan ahli. Ahli lebih banyak menggunakan metode penalaran yang menakjubkan,
yang bersama-sama menginterpetasikan informasi yang saling berhubungan, sedangkan yang
bukan ahli menggunakan metode sederhana, yang kurang sukses. Penalaran superior tidak
dihubungkan dengan IQ; tidak ada perbedaaan signifikan dalam rata-rata pengukuran
kecerdasan antara dua kelompok, dan ahli dengan IQ rendah menggunakan pikiran yang lebih
kompleks dibandingkan yang bukan ahli dengan IQ tinggi.
Studi individu dengan pekerjaan yang berbeda seperti pemain catur, pedagan kaki
lima, penghitung dengan sempoa, ahli fisika, pekerja rumahh sakit, pekerja bandara, dan pilot
pesawat menggambarkan bagaimana pengetahuan khusus berkontribusi pada performa
superior dalam domain tertentu (Bilet, 2001) dan dapat membantu menahan sumber daya
kognitif yang berhubungan dengan usia ketika memecahkan masalah dalam domain tersebut
(Morrow, Menard, Stine-Morrow, Teller, & Bryant, 2001).
Individu yang menyadari aspek situasi yang berbeda dibandingkan individu pemula,
dan mereka memproses informasi serta memecahkan masalah secara berbeda. Pemikiran
mereka seringkali lebih fleksibel dan mudah beradaptasi. Mereka menyesuaikan dan
menginterpretasi pengetahuan baru lebih efesien dengan mengacu pada kekayaan
pengetahuan, menyusun tempat penyimpanan yang menghadirkan kembali kondisi mental
dari apa yang mereka ketahui. Mereka memilah informasi yang berdasarkan pada prinsipprinsip yang mendasarinya, dibandingkan hanya pada permukaan, pada persamaan, dan
perbedaan. Dan mereka lebih menyadari mengenai apa yang tidak mereka ketahui (Charness
& Schultetus, 1999); Grup at Vanderbilt, 1999).
Performa kognitif bukan merupakan satu-satunya bahan bagi individu yang ahli.
Pemecahan masalah terjadi dalam konteks social. Kemampuan membuat penilaian yang baik
tergantung pada hal yang berhubungan dengan keluarga dengan cara-cara yang dilakukandengan pengharapan dan tuntutan pekerjaan serta budaya komunitas atau organisasi. Bahkan
pianis yang mengadakan konser, yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk latihan, harus

26

beradaptasi terhadap gedung konser dengan instrument musik akustik. Yang mengiringi
sesuai waktu dan tempatnya serta selera music pendengarnya (Billet, 2001).
Individu yang ahli seringkali berpikir otomatis dan intuitif. Mereka biasanya tidak
begitu perhatian akan proses berpikir yang melatar belakangi pengambilan keputusan mereka
(Carness & Schultetus, 1999; Dreyfus, 1993-1994; Rybash dkk., 1986). Mereka tidak dapat
menjelaskan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan atau bagaimana yang bukan ahli
salah. (Ahli radiologi yang berpengalaman tidak dapat; melihat mengapa mereka sampai
mendiagnosis paru-paru yang tidak berfungsi dengan baik sebagai tumor). Seperti halnya
intuisi, pengalaman berdasarkan pemikiran juga merupakan karakteristik dari apa yang
disebut pemikiran pasca normal.

PEMIKIRAN INTEGRATIF
Meskipun tidak dibatasi pada periode tertentu dimasa dewasa, pikiran pascanormal
(diperkenalkan di Bab 13) tampaknya sesuai dengan tugas-tugas kompleks, peran yang
beragam dan pilihan-pilihan yang membingungkan serta tantangan diparuh baya, seperti
kebutuhan untuk mengsintesikan dan menyeimbangkan pekerjaan dengan tuntutan keluarga
(Sinnott, 1998, 2003). Fitur pikiran pascanormal adalah integratif natural. Individu dewasa
yang matang mengintegrasikan logika dengan intuisi dan emosi; mereka mengintegrasikan
fakta-fakta konflik dan ide-ide; serta mereka mengintergrasikan informasi baru dengan apa
yang sudah mereka ketahui. Mereka menginterpretasikan apa yang mereka baca, lihat, atau
dengar kedalam istilah-istilah yang mereka pahami. Dari pada sekedar menerima sesuatu
hanya bernilai permukaannya saja, mereka menyaringnya melalui pengalaman hidup dan
pembelajaran sebelumnya.
Dalam sebuah studi (C. Adams, 1991), dewasa awal dan akhir serta usia paruh baya
dan dewasa yang lebih tua diminta untuk meringkas cerita tentang pengajaran sufi. Dalam
cerita tersebut, buih tidak mudah menyebrangi padang pasir hingga sebuah suara menyatakan
bahwa biarkan saja angina membawanya; buih itu penuh keragu-raguan tetapi setuju dan
ditiup hingga ke sebrang. Remaja mengulang cerita tersebut dengan lebih detail dibandingkan
individu dewasa, tetapi ringkasan mereka dibatasi dengan mengulang kembali cerita tersebut.
Individu

dewasa,

terutama

perempuan,

memberikan
27

ringkasan

yag

kaya

dalam

interpretasinya, mengintegrasi apa yang ada didalam teks dengan arti psikologis dan
metafora, seperti halnnya respons dari perempuan usia 39 dibawah ini:
Aku percaya apa yang cerita ini berusaha sampaikan pada kita bahwa ada saatnya
individu membutuhkan bantuan dan pasti kadang kala membuat perubahan untuk mencapai
tujuan mereka. Beberapa individu mungkin menolak perubahan dengan saat yang lama
hingga mereka menyadari bahwa ada hal tertentu yang pasti berada diluar kontrol mereka dan
mereka membutuhkan bantuan. Ketika pada akhirnya hal tersebut dicapai dan mereka dapat
menerima bantuan dan kepercayaan dari seseorang, mereka dapat menuntun sesuatu bahkan
seluas padang pasir (hlm. 33)
Masyarakat mendapat manfaat dari fitur integratif pikiran dewasa. Pada umumnya,
dewasa matang yang menerjemahkan pengetahuan mereka tentang kondisi manusia kedalam
cerita yang menginspirasi kepada generasi muda dapat beralih untuk menjadi petunjuk.

KREATIVITAS
Di usia 40 tahun, Frank Lyold Wright medesain Robie House di Chicago, Agnes deMille
menjadi koreografer drama Carousel di Broadway dan Louis Pasteur mengembangkan teori
benih penyakit. Charles Darwin berusia 50 tahun ketika mempresentasikan teori evolusinya.
Tonii Morison memenangkan hadiah Pulitzer untuk Beloved, novel yang ditulisnya ketika dia
berusia 555 tahun. Banyak individu kreatif yang memperoleh pencapaian tertinggi mereka di
usia paruh baya.

KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG KREATIF


Kreativitas tidak terbatas pada Darwin dan deMilles; kita dapat melihat penciptaan perangkap
tikus yang lebih baik atau promotor yang menemukan cara inovatif untuk menjualnya.
Kreativitas dimulai dengan bakat , tapi bakat saja belum cukup. Anak-anak pasti menunjukan
28

potensi kreativitas; tapi ketika dewasa, yang berarti adalah performa kreatif-apa, dan seberapa
besar pikiran kreatif dihasilkan (Stenberg & Lubart, 1995).
Kreativitas berkembang dalam konteks social, dan tidak selalu dalam lingkungan
pengasuhan. Malah, rupanya muncul dari pengalaman yang beragam yang melemahkan
hambatan konvensional dan dari tantangan pengalaman yang memperkuat kemampuan untuk
tekun dan mengatasi hambatan (Simonton, 2000).
Pencapaian kreatif yang luar biasa, menurut seorang analis (Keegan, 1996), hasil dari
hal paling dalam, pengetahuan yang dioeganisasikan dengan baik dari sebuah subjek,
motivasi intristik, dan kuatnya ikatan emosi pada pekerjaan, yang memacu para creator untuk
tekun mengatasi tantangan. Individu pertama kali haruslah menekuni suatu bidang sebelum
dia dapat melihat keterbatasannya. Berangkat dari hal yang radikal, dan mengembangkan
sudut pandang yang unik dan baru.
Intelegensi umum, atau IQ memiliki hubungan yang sedikit dengan performa
kreativitas (Simonton, 2000). Individu yang kreatif adalah mereka yang self-starter (mulai
dari diri sendiri) dan suka mengambil resiko. Mereka cenderung mandiri, non konformis,
tidak konvensional, dan fleksibel, dan mereka terbuka akan ide dan pengalaman baru. Proses
berpikir mereka sering kali tanpa disadari, menuntun pada momen tiba-tiba dibandingkan
individu lain lakukan dan muncul dengan solusi yang individu lain tidak lakukan (Stenberg &
Horvarth, 1998).

KREATIVITAS DAN USIA


Apakah ada hubungannya antara kraeativitas dengan usia? Pada tes psikometri dari berpikir
difergen (dijelaskan di Bab 9), perbedaan usia secara konsisten muncul. Apakah data
merupakan data cross sectional atau longitudinal, nilai tertinggi, rata-rata, sekitar usia akhir
30-an. Kurva usia yang serupa muncul ketika kreatifitas diukur oleh output yang beragam
(jumlah publiksi, lukisan, atau komposisi). Individu yang berada di dekade terakhir karir
kreativitasnya terutama menghasilkan hanya sekitar separuh dari rentang usia 30-an mereka
atau awal 40-an, meskipun kadang terjadi di awal 20-an (Simonton, 1990).

29

Bagaimanapun, beragamnya kurva usia tergantung pada bidangnya masing-masing.


Penyair, ahi matematika, dan ahli teori fisika cenderung produktif di akhir usia 20 mereka
atau awal 30. Peneliti psikologi mencapai puncaknya sekitar usia 40 tahun, diikuti dengan
penurunan yang moderat. Novelis, ahli sejarah, dan filsuf menjadi produktif di akhir usia 40
aatau 50 tahun. Bentuk-bentuk tersebut berlaku lintas budaya dan periode historis (Dixon &
Hultsch, 1999, Simonton, 1990). Kehilangan produktivitas mungkin mengimbangi
pencapaian kualitas. Sebuah studi mengenai karya pamungkas dari 127 komposer
menemukan bahwa kerja akhir mereka-biasanya menjadi lebih pendek dan melodinya
sederhana-berada diantara keadaan mereka yang paling kaya, paling enting dan paling
berhasil (Simonton, 1989).

PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN


Pada masyarakat industry, peran pada pekerjaan didasarkan pada usia, individu muda sebagai
pelajar; dewasa usia pertengahan dan muda sebagai pekerja; dewasa yang lebih tua menyusun
kehidupan mereka akan masa pension dan kesenangan. Dalam masyarakat pascaindustri,
individu mengalami masa peralihan yang beragam melalui kehidupan mereka. Siswa
perguruan tinggi mengambil program studi atau berhenti sementara sebelum menyelesaikan
pendidikan mereka. Pengalihan masa dewasa mengeksplorasi beragam jalan masuk sebelum
akhirnya menentukan karier yang tetap dan bahkan kemudian, keputusan mereka lebih
terbuka. Individu bisa memiliki beberapa karier dan sukses, masing-masing menghendaki
tambahan pendidikan atau pelatihan. Dewasa yang matang mengambil kelas sore atau waktu
selesai kerja untuk mengejaar ketertarikan khusus. Individu bisa pensiunlebih awal, nanti atau
tidak sama sekali. Masa pension memberika waktu untuk belajar atau mencari jaringan
pekerjaan baru, dibayar atau tidak.

30

KERJA VS PENSIUN DINI


Sebelum tahun 985, individu pension lebih awal dan lebih dini. Rata-rata usia pensiun
bergerak secara perlahan-lahan menurun. Sejak itu, trennya terbalik. Sebelum membawa
kehidupan kerja mereka hingga berhenti, individu mengurangi jam atau hari kerjanya,
perlahan-lahan bergeser ke masa pension setiap tahunnya. Praktik ini disebut fase pension.
Atau, mereka berpindah dari satu perusahaan ke jaringan kerja yang lain, yang disebut
jembatan karyawan (Czaja, 2006). Sekitar separuh dari pekerja usia 55 tahun hingga 65 tahun
mencari batu loncatan sebelum akhirnya benar-benar pensiun (Purcell, 2002). Proses tersebut
dibahas lebih detail di bab 18.
Apa

yang

membawa

perubahan

tersebut?

Individu

mungkin

melanjutkan

pekerjaannya untuk memelihara kondisi fisik dan kesehatan mental serta peran personal dan
social mereka, atau hanya karena mereka menikmati stimulasi kerja, dan alasan mereka
berubah setiap saat (Czaja, 2006; Stern & Huyck, 2001). Pekerjaan lain terutama untuk
alassan finansial. Resensi baru-baru ini, begitu juga tren pekerja jangka panjang di Amerika
Serikat, tampak mengetahui usia pensiun pada proporsi yang lebih tinggi pada dewasa
berusia 55 hingga 64 tahun yang merencanakan untuk menunda pensiunnya hingga berusia
67 tahun dan sebanyak 16 persen mengatakan mereka tidak pernah berencana untuk pensiun
(Morin, 2009). Kebanyakan pekerja usia pertengahan dan yang lebih tua saat ini tidak
memiliki tabungan pensiun yang cukup atau asuransi kesehatan. Peningkatan dalam jaminan
social usia pensiun 67 tahun menawarkan manfaat agar tetap bekerja. The Age Discrimination
in Employment Act, yang mengeluarkan perintah agar menghilangkan usia pensiun di banyak
bidang pekerjaan, dan the American with Diasabilities Act, yang menghendaki para pekerja
untuk membuat akomodasi yang masuk akal bagi pekerja dengan kebutuhan khusus,
membantu para pekerja yang mtang untuk tetap bekerja. Selanjutnya, ledakan kelahiran bayi,
saat ini mendekati usia pensiun, merupakan generasi terdidik dibandingkan generasi
sebelumnya, dan pilihan mereka selanjutnya lebih luas (Czaja, 2006).

KERJA DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

31

Gunakan ini atau kehilangan berlaku antara pikiran dan tubuh. Kerja dapat memengaruhi
fungsi kognitif.
Penelitian (yang dikenalkan di Bab 13) menyatakan bahwa pemikir yang fleksibel
cenderung memenuhi substansi kerja yang kompleks-kerja menghendaki pikiran dan
penilaian independen. Jenis kerja ini, pada gilirannya merangsang cara berpikir yang lebih
fleksibel; dan berpikir fleksibel meningkatkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang
kompleks (Kohn, 1980). Selanjutnya, individu yang terikat dalam pekerjaan yang kompleks
cenderung menunjukan performa kognitif yang lebih kuat dibandingkan sebaya mereka
(Avolio & Sosik, 1999; Kohn & Schooler, 1983; Schaie, 1984; Scooler, 1984, 1990). Dan,
individu yang mengalami keterbukaan akan pengalaman-variabel kepribadian yang
memengaruhi gaya berfikir ini-rupanya lebih memicu tingkat tinggi tampilan kognitif setiap
saat (Sharp dkk, 2010). Persamaannya adalah benar antara laki-laki dan perempuan yang
terlibat dalam tugas rumah tangga yang kompleks, seperti meletakkan pipa ledeng yang baru
(Caplan & Schooler, 2006). Jika bekerja-baik pekerjaan kantor atau rumah-dapat memberikan
makna dan tantangan, lebh banyak individu dewasa menahan atau memperbaiki kemampuan
kognitif mereka (Avolio & Sosik, 1999).
Hal ini tampaknya sudah terjadi. Pencapaian kemampuan kognitif dalam usia
pertengahan dan kohor yang lebih tua yang mencerminkan perubahan tempat kerja yang
menekankan peraturan diri, kelompok multifungsi, dan menempatkan hal-hal utama pada
adaptabilitas, inisiatif, serta pembuatan keputusan (Alolio & Sosik, 1999). Sayangnya, para
pekerja yang lebih tua kecil kemungkinan ditawari, atau sukarela untuk, pelatihan,
pendidikan, dan memenuhi tantangan pekerjaan, dalam kepercayaan yang keliru bahwa
individu yag lebih tua tidak dapat mengatasi pekerjaan seperti itu. Studi Seattle menemukan
bahwa penurunan kemampuan kognitif pada umumnya tidak terjadi hingga di akhir
kehidupannya, seperti setelah tahun-tahun kerjanya. Tentu saja performa kerja menunjukan
variasi yang besar dalam kelompok usia dibandingkan di antara mereka (Avolio,& sosik,
1999).
Individu dewasa secara aktif dapat memengaruhi perkembangan kognitif mereka
dimasa depan melalui pilihan pekerjaan yang mereka buat. Hal itu secara terus-menerus
mencari lebih banyak rangsangan kesempatan untuk memacu ketajaman mental (Avolio &
Sosik, 1999).

32

PEMBELAJAR YANG MATANG


Di tahun 2005, sekitar 44 pesen dewasa di Amerika Serikat, termasuk 48 pesen dari usia 45
hingga 54 tahun dan 40 persen dari usia 55 hingga 60 tahun, berpartisipasi dalam pendidikan
dewasa, sebanyak 27 persen berhubungan dengan kursus kerja (National for Education
Statistic, 2007; ODonnell, 2006).
Mengapa individu usia paruh baya terlibat dalam pendidikan formal? Pendidikan
memberikan individu dewasa untuk mengembangkan potensi kognitif mereka, memperbaiki
harga diri mereka, membantu pekerjaan anak-anak mereka, atau tetap bisa mengikuti
perubahan dunia kerja. Beberapa di antaranya mencari pelatihan khusus untuk memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka. Beberapa di antaranya mencari pekerjaan baru.
Beberapa ingin berganti karier atau masuk ke dalam bisnis yang mereka buat sendiri.
Beberapa perempuan yang menghabiskan tahun-tahun dewasa muda mereka dengan industri
rumah tangga dan pengasuhan membawa mereka ke langkah awal memasuki pasar kerja.
Individu yang mendekati masa pensiun sering kali ingin memperluas pikiran dan
keterampilannya agar lebih produktif dan tertarik menggunakan belajar sebagai kesenangan.
Beberapa individu secara sederhana menikmati belajar dan ingin tetap seperti itu selama
hidupnya.
Pendidikan Individu Dewasa dan Keterampilan Kerja perubahan tempat kerja sering kali
menuntut diperlukannya pelatihan dan pendidikan yang lebih. Perkembangan teknologi dan
pergantian pasar kerja menghendaki pendekatan rentang kehidupan untuk belajar. Kebutuhan
keterampilan teknologi meningkat bagi keberhasilan di dunia modern dan merupakan
komponen utama dari pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikan individu dewasa.
Dengan pengalaman, individu usia pertengahan dapat mengerjakan tugas-tugas komputerisasi
sebaik dewasa muda (czja, 2006).
Para karyawan melihat manfaat dari pendidikan tempat kerja dalam memperbaiki
moral, meningkatkan kualitas kerja, tim kerja yang lebih baik dan pemecah masalah serta
kemampuan yang lebih besar untuk mengatasi teknologi baru dan perubahan lain di tempat
kerja (Conference Board, 1999).

33

Pelatihan Baca Tulis merupakan kebutuhan mendasar bagi partisipan tidak hanya di tempat
kerja, tapi di semua hal dalam kehidupan modern ini, masyarakat yang dikendalikan oleh
informasi. Kemampuan baca tulis individu dewasa terhadap informasi yang dicetak dan
ditulis agar berfungsi dalam masyarakay, mencapai tujuan mereka, dan mengembangkan
pengetahuan dan potensi mereka. Di pergantaian abad, individu dengan pendidikan S1 sangat
jago dalam baca tulis; saat ini lulusan SMA nyaris memadai.
Di tahun 2003, kebanyakan data yang tersedia saat itu telah dapat diperoleh, 14 persen
dewasa di Amerika Serikat tidak dapat menemptkan informasi yang dapat di identifikasi
dengan jelas dalam prosa Bahasa inggris yang pendek, 22 persen tidak dapat mengerjakan
operasi hitungan yang mudah seperti penjumlahan dan 12 persen tidak dapat membaca
dokumen yang baik untuk keberhasilan di dunia ekonomi saaat ini-semua komponen dasar
baca tulis (NCES, 2006c). juga di tahun 2003, individu dewasa Amerika Serikat
menampilkan tes baca tulis paling buruk dibandingkan di Bermuda, Kanada, Norwegia, dan
Swiss, tapi lebih baik di bandingkan dengan Italia (Lamke dkk., 2005; NCES, 2005b).
Usia pertengahan dan dewasa yang lebih tua cenderung memiliki kemampuan yang
rendah di bandingkan dewasa muda, tapi rata-rata tingkat kemampuan baca tulis dewasa
berusia 50 hingga 59 tahun mengalami peningkatan sejak tahun 1992. Dewasa dengan
kemampuan baca tulis di bawah literasi dasar kecil kemungkinan menjadi karyawan
dibandingkan dewasa dengan tingkat kemampuan baca tulis paling tinggi (Kutner dkk., 2007;
NCES, 2006c).
Secara keseluruhan, dewasa yang berjumlah 774 juta-sekitar 1 dari 5 orang-tidak bisa
membaca, kebanyakan didi sub-Sahara Afrika dan Asia Tenggara dan Selatan (UNESCO,
2004, 2007). Tidak bisa membaca dan menulis adalah hal yang biasa terjadi terutama pada
perempuan di Negara berkembang, tempat pendidikan secara khusus tidak begitu dianggap
penting bagi mereka.Di tahun 1990, PBB mengeluarkan program baca tulis di beberapa
Negara berkembang seperti Bangladesh, Nepal, dan Somalia (Linder, 1990). Malah baru-baru
ini, PBB menyebut tahun 2003 hingga 2012 sebagai dekade literasi disponsori oleh
konferensi dan Literacy Act menghendaki Negara untuk mengembangkan pusat pelatihan
baca tulis dengan dukungan dana dari pemerintah federal.
Penelitian tentang penelitian dan pekerjaan, sebagaimana halnya dengan pemecahan
masalah, kreativitas dan pilihan moral-menunjukan bahwa pikiran akan terus berkembang

34

selama masa dewasa. Seperti penelitian yang menjelaskan hubungan antara perkembangan
sisi kognitif dan aspek social dan emosi itu sendiri, yang kita bahas lagi di Bab 16.

DAFTAR PUSTAKA

Experience Human Development edisi 13, DIANE E.PAPALIA | RUTH DUSKIN FELDMAN
dengan GABRIELA MARTOREL, penerbit SALEMBA HUMANIKA

35

Anda mungkin juga menyukai