Anda di halaman 1dari 24

PROVINSI

KALIMANTAN BARAT

I. KONDISI UMUM
A. Kondisi fisik daerah
1. KeadaanGeografis

Kalimantan Barat terletak antara 2 08 LU


serta 3 05 LS serta di antara 108 0 BT
dan 114 10 BT pada peta bumi.
Berdasarkan letak geografis yang spesifik
ini maka, daerah Kalimantan Barat tepat
dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis
lintang 0) tepatnya di atas Kota
Pontianak.

Batas-batas wilayah propinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:


x Sebelah Utara berbatasan dengan Sarawak (Malaysia).
x Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa & Kalteng
x Sebelah Timur berbatasan dengan Kalimantan Timur
x Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna dan Selat Karimata
2. Iklim
Kalimantan Barat memiliki iklim yang disebut iklim isotermal hujan tropik menurut
sistem Koppen. Suhu pada musim kemarau rata-rata dalam bulan terpanas lebih
tinggi dari 22 derajat dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 2.500 sampai
4.500 mm per tahun. Wilayah ini sebagian besar memiliki 5 sampai 12 bulan basah
dengan rata-rata curah hujan perbulan >200 mm per tahun. Kelembaban nisbi ratarata tahunan di wilayah Kalimantan Barat beragam dari 83,3 % sampai 89,8 %.
Sedangkan kelembaban nisbi rata-rata bulan terendah dan tertinggi diketahui
masingmasing 73 %. Kecepatan angin rata-rata tahunan berkisar antara 0,18 m/dt
sampai 2,30 m/dt.

363
363

3. Topografi

Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran


rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau
1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan
sepanjang lebih dari 600 km.
4. Luas wilayah
Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran
rendah dengan luas sekitar 146.807 km atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau
1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan
sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur. Dilihat dari
besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk propinsi keempat setelah
pertama Irian Jaya (421.891 km), kedua Kalimantan Timur (202.440 km) dan ketiga
Kalimantan Tengah (152.600 km).
5. Pulau dan sungai

Kalbar dijuluki provinsi Seribu Sungai, karena kondisi geografis yang mempunyai
ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa
sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan utama untuk angkutan
daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian
besar kecamatan. Sungai besar utama adalah S. Kapuas (terpanjang di Indonesia)
yaitu 1.086 kilometer dimana sepanjang 942 kilometer dapat dilayari. Sungai-sungai
besar lainnya adalah : S. Melawi, (dapat dilayari 471 km), S. Pawan (197 km), S.
Kendawangan (128 km), S. Jelai (135km), S. Sekadau (117 km), S. Sambas(233 km), S.
Landak (178 km).
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalbar merupakan perairan laut, akan tetapi Kalbar
memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar
sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi
Riau, Sumatera. Pulau-pulau besarnya seperti Pulau Karimatan dan Pulau Maya, Pulau
Penebangan, Pulau Bawal dan Pulau Gelam di perairan Selat Karimata, Kab. Ketapang.

B. Keadaan sosial ekonomi


1. Pemerintahan
Kalimantan Barat mendapat status sebagai daerah Provinsi Otonom dengan ibukota
Pontianak (UU No. 25 tahun 1956). Sejak ditetapkannya sebagai Daerah Provinsi
Otonom yaitu pada 1 Januari 1957 maka sampai saat ini, Kalimantan barat telah
dipimpin oleh sepuluh Pejabat Gubernur Kepala Daerah. Dewasa ini daerah
pemerintahan provinsi Kalimantan Barat sejak diberlakukannya otonomi daerah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 terbagi menjadi 10 kabupaten, 2
kota sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat yaitu Kota Pontianak.

2. Pendidikan
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang

364

Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang


tidak/belum pernah sekolah sebesar 12,47 persen, tidak/belum tamat SD 25,89
persen, tamat SD/MI/sederajat 29,33 persen dan tamat SMP/MTs/sederajat sebesar
14,55 persen.
3. Tenaga Kerja
Jumlah angkatan kerja sebanyak 1.943.534 orang, yang mana 1.790.070 orang
diantaranya adalah orang yang bekerja (92,10 persen). Dengan demikian, angkatan
kerja Kalimantan Barat yang belum terserap pada pasar kerja pada tahun 2003
adalah 153.464 jiwa. Hal ini mengindikasikan adanya pengangguran terbuka sebesar
7,90 persen. Sedangkan Untuk yang bukan angkatan kerja sebanyak 732.469 jiwa
dimana sekitar 26,75 persennya karena bersekolah atau berjumlah 195.949 jiwa,
mengurus rumahtangga 429.450 jiwa (58,63 persen) dan lain-lain sebanyak 107.070
orang (14,62 persen).
4. Penduduk
Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Barat menurut data statistik tahun 2010
sebanyak 4.395.983 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah
perkotaan sebanyak 1.328.185 jiwa (30,21 persen) dan di daerah perdesaan
sebanyak 3.067.798 jiwa (69,79 persen). Persentase distribusi penduduk menurut
kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 2,17 persen di Kabupaten
Kayong Utara hingga yang tertinggi sebesar 12,62 persen di Kota Pontianak.
Penduduk laki-laki Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 2.246.903 jiwa dan
perempuan sebanyak 2.149.080 jiwa.
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Provinsi Kalimantan Barat selama kurun waktu 4 tahun terakhir memiliki angka PDRB
yang selalu meningkat dan ini berarti bahwa provinsi ini memiliki pertumbuhan
ekonomi yang positif dengan angka pertumbuhan di masing-masing kabupaten/kota
yang bervariasi. Berdasarkan PDRB ADHB dan ADHK 2000, pada tahun 2010 Kota
Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya merupakan Kota dan Kabupaten yang
memberikan kontribusi terbesar dengan angka Rp. 12,51 trilyun dan Rp. 8,80 trilyun,
pada berkontribusi pada perekonomian Provinsi Kalimantan Barat masing-masing
sebesar 20,69% dan 14,55%. Secara regional, kontribusi lapangan usaha terhadap
PDRB yang tertinggiselama beberapa tahun terakhir di Provinsi Kalimantan Barat
disumbang darisektor pertanian, perdagangan, dan industri. Berdasarkan kontribusi
PDRB padamasing-masing daerah, pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang
relatif tinggi adalah pada Kabupaten Ketapang sebesar 7,51%. Penyebab tinggi
pertumbuhan ekonomi pada kabupaten Ketapang terutama disebabkan
pertumbuhan yang tinggi pada sektor pertambangan, industri pengolahan dan
perdagangan. Sementara pertumbuhan ekonomi terendah pada 2010 adalah

365

Kabupaten Pontianak yaitu2,10%, yang disebabkan karena rendahnya pertumbuhan


sektor pertanian dan sektor perdagangan.
Dari beberapa sub sektor yang menyumbang kontribusi sektor pertanian dalam
postur PRDB Provinsi Kalimantan Barat, sub sektor kehutanan selama beberapa
tahun terakhir hanya menyumbang PDRB Kalimantan Barat sebesar 1,42% pada
tahun 2008, 1,33% pada tahun 2009, dan 1,26% pada tahun 2010. Kecilnya penilaian
sumbangan sub sektor kehutanan terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Barat ini
sejalan dengan penilaian kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDB Nasional
dimana sejak tahun 2005 sub sektor kehutanan hanya menyumbang sekitar 1%
terhadap PDB, dan bahkan tahun 2009 menurun, hanya sebesar 0,8%. Kecilnya
kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB/PDB disebabkan karena hanya
dihitung dari komoditi primer, yaitu kayu log, rotan, dan jasa kehutanan lainnya,
sedangkan nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan hasil hutan dihitung sebagai
kontribusi dari sektor lain, sehingga kontribusi subsektor kehutanan terlihat sangat
kecil jika dibandingkan dengan luas kawasan dan sumberdaya hutan yang ada.

366

II. ASPEK KAWASAN


1. Luas Kawasan Hutan
Luas Kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat sesuai SK Menhut No.259/KptsII/2000 tanggal 23 Agustus 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi Kalimantan Barat adalah seluas 9.178.760 ha, sedangkan luas daratan kawasan
hutannya mencapai 8.990.875 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi :
1. Hutan Konservasi seluas 1.645.580 ha
2. Hutan Lindung seluas 2.307.045 ha
3. Hutan Produksi Terbatas seluas 2.445.985 ha
4. Hutan Produksi Tetap seluas 2.265.800 ha
5. Hutan Produksi yang dapat dikonversi 514.350 ha
Hutan Produksi
yg dpt
dikonversi
5,60%

Hutan Produksi
Tetap
24,69%

Hutan
Konservasi
17,93%
Hutan Produksi
Terbatas
26,65%

Hutan Lindung
25,13%

Luas Kawasan Hutan di Provinsi Kalimantan Barat

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 26,65% kawasan hutan yang ada di
Provinsi Kalimantan Barat merupakan Hutan produksi Terbatas, 25,13% hutan lindung,
24,69% hutan produksi tetap, 17,93% hutan konservasi, dan 5,60% merupakan hutan
produksi yang dapat dikonversi.
2. Luas Penutupan Lahan
Kondisi penutupan lahan di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan hasil penafsiran
Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :
Tabel 152. Luas Penutupan Lahan Dalam Dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Barat
Penutupan
Lahan
A. Hutan

KSA-KPA

KAWASAN HUTAN
HUTAN TETAP
HL
HPT
HP

HPK

Jumlah

APL

TOTAL
Jumlah

1.253,2

1.793,9

1.831,3

765,9

276,2

5.923,6

780

6.703,6

46

-Htn Primer

957,3

966,5

575

24,5

3,4

2.526,7

18,4

2.545,1

17,5

-HtnSekunder

295,9

827,4

1.256,3

732,9

275,9

3.388,3

758

4.146,3

28,5

367

-Htn Tan
B. Non Hutan

8,5

8,5

3,6

12,2

0,1

315,3

513,2

614,7

1.499,9

235,1

3.178,2

4.690,8

7.868,9

54,0

C. Tidak ada
Total

1.568,6

2.307,0

2.446,0

2.265,8

514,4

9.101,8

5.470,8

14.572,5

100,0

Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011

3. Posisi kawasan hutan dalam DAS


Secara umum, Provinsi Kalimantan Barat terbagi menjadi 27 sistem Daerah Aliran
Sungai (DAS) berdasarkan skala prioritas pengelolaan konservasinya. DAS terluas
adalah DAS Kapuas mencapai luas 10.156.053,50 Hadan DAS yang terkecil adalah DAS
Begunjai yang hanya seluas 7.872,77 Ha, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 153. DAS di Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Prioritas
No

Nama DAS

Luas DAS (Ha)

Skala prioritas

10.156.053,50
1.183.870,14
800.646,75

I
II
I

Jelai
Peniti
Kendawangan
Simpang
Pesaguan
Mempawah
Air Hitam Besar
Selakau

702.944,40
333.111,95
300.678,96
259.636,87
227.125,26
196.185,26
166.668,61
122.173,65

II
III
II
II
II
II
II
II

12
13
14
15
16
17
18
19

Maya Karimata
Paloh
Air Hitam Kecil
Sebangkau
Tengar
Duri
Tolak
Simbar

100.323,27
92.132,69
84.902,64
77.076,38
64.544,32
54.594,52
52.268,38
40.694,84

II
II
I
II
II
II
II
I

20
21
22
23
24
25
26
27

Raya
Kuala
Siduk
Pangkalan Dua
Melinsun
Satong
Purun Besar
Begunjai

37.330,44
22.619,56
20.227,23
20.210,51
14.931,04
14.383,03
11.143,81
7.872,77

II
II
II
III
II
II
III
II

1
2
3

Kapuas
Pawan
Sambas

4
5
6
7
8
9
10
11

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat

DAS Kapuas sebagai DAS besar di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki skala
prioritas konservasi I mendapat perhatian yang besar mengenai kondisi ekologinya,
karena DAS terluas di Provinsi Kalimantan Barat ini memiliki luas lebih dari dua

368

pertiga luas seluruh provinsi ini, yang mencakup hampir seluruh kabupaten di
Provinsi Kalimantan Barat. Dengan luas kawasan lindung di dalam DAS Kapuas yang
sebesar 29,18% dari luas DAS secara keseluruhan dan termasuk dalam prioritas
penanganan tinggi, maka tindakan konservasi pada kawasan lindung yang terdapat
di dalam DAS Kapuas penting untuk dilakukan, karena keberadaan kawasan lindung
tersebut sangat berkaitan erat dengan sistem hidrologi di DAS Kapuas. Jika
dibandingkan dengan total luas DAS dan jumlah penduduk yang cukup besar dimana
kawasan lindung yang ada tersebut tidak cukup luas untuk menunjang sistem
hidrologinya, maka upaya konservasi kawasan lindung tersebut menjadi semakin
penting mengingat banyak ibukota kabupaten termasuk kota Pontianak sendiri
sebagai ibukota provinsi yang berada di bagian hilir dari DAS Kapuas ini.
Tutupan lahan yang dominan di DAS Kapuas adalah hutan di bagian hulu dan
pertanian lahan kering campur semak di bagian hilir. Intensitas pengelolaan lahan
juga cukup berbeda di masing-masing bagian sub-DAS, dimana pada bagian hilir
bersifat lebih intensif dengan pertanian dan perladangan dan di bagian hulu
pengelolaannya lebih bersifat ekstensif melalui pemanfaatan hasil hutan baik kayu
maupun non kayu. Dewasa ini, wilayah hutan di dalam DAS Kapuas terancam
semakin berkurang akibat adanya kebakaran, penebangan dan penambangan liar.
Adanya gangguan terhadap ekosistem di dalam DAS Kapuas ini dapat berdampak
pada fungsi hidrologi DAS, terutama dalam hal volume dan kualitas air. Keberadaan
sungai Kapuas baik sebagai sarana perhubungan maupun pendukung kehidupan
sehari-hari sangat penting untuk dijaga kestabilannya, sehingga masyarakat yang
tinggal di sekitar sungai tetap dapat memanfaatkan secara maksimal.
4. Penggunaan dan tukar menukar kawasan hutan
Perkembangan penyediaan lahan untuk pembangunan non kehutanan (sampai
dengan akhir tahun 2012) sebagai berikut :
a. Pinjam Pakai Kawasan Hutan seluas 11.889,96 ha
b. Tukar Menukar Kawasan seluas 337.688,22 ha
c. Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Perkebunan seluas 422.342,48 ha
d. Adendum areal HPH seluas 65.596,20 ha
e. Pelepasan kawasan hutan untuk transmigrasi seluas 7.207,50 ha
f. Pemanfaatan kawasan hutan untuk pembangunan IUPHHK-HT seluas
781.415,17 ha
g. Perubahan kawasan HPK menjadi HP seluas 15.930 ha

369

III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN


A. Potensi kayu atau non kayu
1. Potensi Kayu
Potensi kayu dalam suatu kawasan hutan pada dasarnya merupakan kemampuan
hutan dalam menghasilkan hasil hutan berupa kayu dalam satuan luas tertentu. Potensi
kayu seringkali menjadi tolok ukur yang dominan dalam menentukan kekayaan
sumberdaya hutan di dalam suatu kawasan hutan. Potensi kayu di Provinsi Kalimantan
Barat, sebagaimana dijelaskan dalam Neraca Sumberdaya Hutan Provinsi Kalimantan
Barat (BPKH III Pontianak, 2010a), dihitung dengan menggunakan pendekatan luas
penutupan lahan dan asumsi volume kayu rata-rata. Asumsi penghitungan potensi kayu
dibedakan berdasarkan status kawasan hutan serta kondisi penutupan lahan yang
mempengaruhi volume kayu rata-rata di masing-masing kelas penutupan lahan.
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa potensi kayu semua jenis di Provinsi
Kalimantan Barat yang terbesar terdapat di kawasan konservasi, terutama di Taman
Nasional yang mencapai kurang lebih 119.389.705 m dan Hutan Lindung yang
mencapai 254.209.419 m. Potensi kayu yang cukup besar pada umumnya terdapat di
TN. Betung Kerihun dan TN. Bukit Baka - Bukit Raya,serta Hutan Lindung yang ada di
sekitar Taman Nasional, terutama yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, dan
Melawi.
Selain kedua kawasan tersebut, potensi kayu yang cukup besar juga terdapat di dalam
kawasan Hutan Produksi Terbatas, terutama yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu
dan Sintang, yang mencapai kurang lebih 114.994.458 m. Potensi kayu yang relatif
kecil yang terdapat di dalam kawasan konservasi seperti Cagar Alam, Taman Wisata
Alam, serta Suaka Alam Laut lebih disebabkan karena luas kawasannya yang tidak
terlalu luas. Khusus untuk kawasan Cagar Alam, kecilnya potensi kayu di dalam
kawasan tersebut lebih disebabkan karena areal berhutan yang ada juga sudah tidak
luas lagi, seperti kasus di CA Muara Kendawangan, Kabupaten Ketapang yang banyak
didominasi oleh pertanian lahan kering campur semak serta padang rumput/savana,
disamping juga sudah banyak dirambah oleh kegiatan penambangan liar tanpa ijin di
beberapa lokasi.
2. Potensi Non Kayu
Secara umum, Pulau Kalimantan memiliki potensi hasil hutan bukan non kayu yang
cukup besar, seperti gaharu, madu hutan, rotan, getah, kulit kayu, dan jasa lingkungan
lainnya yang dapat dimanfaatkan. Jika hasil hutan non kayu dikelola dengan baik, tentu
akan menjadi mata pencaharian alternatif yang bagus bagi masyarakat di sekitar hutan,
sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada hasil hutan kayu dan sekaligus
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Di
Provinsi Kalimantan Barat sendiri, potensi hasil hutan non kayu banyak didominasi oleh
rotan dan gaharu. Khusus untuk rotan, di Provinsi Kalimantan Barat terdapat aneka

370

jenis rotan yang bernilai ekonomis tinggi seperti rotan sega, rotan cincin, rotan dahan,
dan lain-lain.
Data hasil survei inventarisasi rotan yang dilakukan oleh BPKH III Pontianak sejak tahun
1990 hingga 2010 menunjukkan bahwa sebaran rotan di Provinsi Kalimantan Barat
pada umumnya berada di daerah hutan rawa dan sebagian di hutan lahan kering.
Potensi rotan yang terbesar berdasarkan hasil survei berada di Kabupaten Sambas dan
Kubu Raya yang secara umum merupakan ekosistem pesisir dan rawa, seperti di
kelompok hutan Sungai Sambas, Sungai Sejangkung, Sungai Terentang, Sungai
Pesaguan dan Batu Ampar. Selain di kelompok-kelompok hutan yang disurvei tersebut,
diperkirakan masih terdapat banyak potensi rotan yang belum diketahui secara pasti.
Minimnya data tentang potensi jenis, produktivitas dan pola penyebaran rotan secara
menyeluruh di Provinsi Kalimantan Barat ini menyebabkan tidak adanya rencana
pengembangan dan pembudidayaan rotan secara terpadu.
Selain potensi rotan, beberapa jenis hasil hutan non kayu lainnya yang terdapat di
Provinsi Kalimantan Barat belum terdata dengan baik sehingga belum terdapat
gambaran yang pasti mengenai volume dan sebarannya. Minimnya data potensi hasil
hutan non kayu tersebut juga menyulitkan monitoring produksi serta upaya
pengembangan hasil hutan non kayu secara terpadu di Provinsi Kalimantan Barat.

B. Produksi kayu atau non kayu


1. Produksi Kayu Bulat
Produk utama yang dihasilkan dari hutan adalah kayu bulat. Produksi kayu bulat
dihasilkan dari hutan alam dengan perijinan ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK), (IPK) dan Hutan Hak. Berdasarkan data yang dapat dihimpun pada tahun
2012 realisasi produksi kayu bulat dari perijinan IUPHHK sebanyak 205.113,06 m 3;
realisasi produksi kayu bulat pada IPK sebanyak 30.894,99 m3; realisasi produksi kayu
bulat kecil pada IPK sebanyak 688.299,18 m3; realisasi produksi kayu pada Hutan Hak
sebanyak 8.163,68 m3; dan realisasi produksi kayu bulat pada HTI sebanyak 615.161,49
m3. Sedangkan untuk produksi kayu bulat kecil, merupakan pengelompokan kayu yang
terdiri dari kayu dengan diameter kurang dari 30 cm berupa cerucuk, tiang jermal, tiang
pancang, galangan rel, cabang, kayu bakar, bahan arang dan kayu bulat dengan
diameter 30 cm atau lebih berupa kayu sisa pembagian batang (panjang kurang 1,30
m), tonggak atau kayu yang direduksi karena mengalami cacat/busuk bagian
teras/gerowong lebih dari 40%.
Tahun 2012 realisasi produksi kayu gergajian meningkat yaitu sebesar 15.006,7048 m3,
bila dibandingkan tahun 2011 naik sebesar 1.954,665 m3. Sedangkan produksi kayu
lapis pada tahun 2012 di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 140.471,9696 m3,
dibandingkan tahun 2011 produksi kayu lapis turun sebesar 77.144,3714 m 3. Untuk
produksi kayu olahan lainnya yang dicatat dalam statistik tahun 2012, sebanyak 10

371

jenis, yaitu moulding/dowel, veneer, block board, lumber core, fancy plywood, poly
block board, finger joint, furniture, particle board dan poly plywood .
2. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan selain kayu yang dipungut dari
Hutan Lindung dan atau Hutan Produksi, berupa rotan, madu, buah-buahan, getahgetahan, tanaman obat dan lain sebagainya. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan
Provinsi Kalimantan Barat, diketahui bahwa realisasi produksi hasil hutan non kayu di
Kalimantan Barat padaumumnya didominasi oleh aneka jenis komoditi rotan serta
gaharu. Perkembangan realisasi produksi hasil hutan non kayu di Provinsi Kalimantan
Barat sejak Tahun 2006 hingga 2009, yang pada umumnya didominasi oleh aneka jenis
rotan disamping beberapa hasil hutan non kayu lainnya.

C. Hutan Rawa
Hutan rawa gambut merupakan bentuk kekayaan ekologi yang khas di Provinsi
Kalimantan Barat. Secara fisik, hutan rawa gambut ini merupakan hutan dengan lahan
basah yang hampir selalu tergenang dan wilayah ekosistemnya biasanya terletak di
sekitar tubuh air, danau, sungai maupun wilayah pesisir pantai. Hutan rawa ini
didominasi oleh tanah-tanah yang berkembang dari timbukan bahan organik yang
dikenal dengan tanah gambut. Sebaran hutan rawa di Provinsi Kalimantan Barat memiliki
luasan yang cukup besar dan umumnya membentuk kubah yang menciptakan perbedaan
ketinggian dengan tubuh air di sekelilingnya. Oleh karena itu, hutan rawa di Kalimantan
Barat pada umumnya sering tergenang banjir musiman. Melihat fungsinya yang vital bagi
kelangsungan hidup komponen biotik di sekitarnya, lingkungan ini merupakan salah satu
ekosistem yang patut dilindungi. Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit, diketahui
bahwa kondisi hutan rawa di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2009 secara umum
sudah berupa hutan rawa sekunder atau bekas tebangan, yaitu seluas 1.582.922 ha dan
hanya 1,74 % atau seluas 28.007 ha yang masih merupakan hutan rawa primer. Hutan
rawa primer yang masih tersisa di Provinsi Kalimantan Barat terdapat di Kabupaten Kubu
Raya, baik di dalam maupun di luar kawasan dan sebagian di Taman Nasional Danau
Sentarum, Kabupaten Kapuas Hulu yang memang dikenal sebagai ekosistem danau
pasang surut yang cukup luas. Sedangkan hutan rawa sekunder sebagian besar terdapat
di dalam kawasan Hutan Produksi, Hutan Lindung, Taman Nasional, serta sebagian kecil
di luarkawasan hutan, antara lain di kabupaten Sambas, Kubu Raya, Kayong Utara,
danKetapang. Pada umumnya ekosistem hutan rawa sekunder di wilayah kabupaten
tersebut terletak di daerah pesisir pantai atau di wilayah delta sungai serta di sepanjang
Sungai Kapuas dan sekitarnya.

372

D. Hutan Mangrove
Kalimantan Barat memiliki 75% jenis mangrove yang hidup di Indonesia. Secara umum,
jenis tanaman mangrove di Indonesia terdiri atas 202 jenis dimana 150 jenis diantaranya
terdapat di Pulau Kalimantan Barat. Beberapa jenis tanaman mangrove yang dapat
dijumpai dipesisir Kalimantan Barat adalah Bakau (Rhizopora sp.), Api-Api (Avicennia sp.),
dari laut kearah darat secara berturut-turut, yaitu Sonneratia spp., Avicennia spp.,
Rhizophora spp., Brugiera spp., Ceriops spp., Lumitzera spp., dan Xylocarpusspp., yang
beberapa diantaranya terdapat di Provinsi Kalimantan Barat. Dari hasil penafsiran citra
satelit, diketahui bahwa padatahun 2009, kondisi hutan mangrove di Provinsi Kalimantan
Barat pada umumnya sudah berupa hutan mangrove sekunder atau bekas tebangan,
yaitu seluas 119.327 ha atau sekitar 0,81% dari luas Provinsi Kalimantan Barat dan hanya
sekitar 34 ha yang masih merupakan hutan mangrove primer, seperti terlihat dalam.
Hutan mangrove primer yang masih tersisa di Provinsi Kalimantan Barat terdapat di
Kabupaten Kubu Raya, baik di dalam maupun di luar kawasan. Sedangkan hutan
mangrove sekunder sebagian besar terdapat di dalam kawasan Hutan Produksi, Hutan
Lindung, Taman Nasional, serta di luar kawasan hutan, antara lain di kabupaten Sambas,
Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang.
E. Flora dan fauna
Provinsi Kalimantan Barat mempunyai keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi.
Diantara beberapa jenis flora dan fauna yang tumbuh, terdapat beberapa jenis endemik
yang ditemukan di Provinsi Kalimantan Barat, yang diantaranya ditetapkan sebagai
identitas flora dan fauna Provinsi Kalimantan Barat, antara lain adalah burung enggang
gading serta tanaman tengkawang yangmenjadi ikon Provinsi Kalimantan Barat. Dari
berbagai jenis flora dan fauna yang ditemukan di Provinsi Kalimantan Barat, beberapa
diantaranya merupakan spesies yang dilindungi, antara lain seperti berikut
1. Flora
Terdapat beraneka jenis flora
yang tumbuh di Provinsi
Kalimantan Barat.Berdasarkan
status perlindungannya, aneka
jenis flora tersebut dikategorikan
ke dalam beberapa bagian,
dimana beberapa diantaranya
merupakan jenis-jenis yang
dilindungi, sebagaimana tabel
berikut.

373

Tabel 154. Flora yang dilindungi di Kalimantan Barat


No
1

2
3

Nama Indonesia

Dasar Hukum

Pohon yang menghasilkan getah-getahan,


dammar/kopal : balam merah, sumban getah
merah, dammar/kopal, jelutung, hangkang, kapur
barus, kemenyan, keruing (minyak) ketiau,
dammar mata kucing
Pohon yang menghasilkan buah : balam suntai,
jambu monyet, durian, kemiri, enau
Pohon yang menghasilkan kulit kayu, zat warna :
mata buta, garu, honggi, kayu kuning, kayu manis,
kayu sepang, kulit lawang, massoi
Pohon yang menghasilkan kayu : nayur, ulin,
eucalyptus, imba, kayu hitam, ketimunan,
kulin,purnamasada, sawo kecik, suren, cendana
Mutlak dilindungi dari jenis meranti : meranti
penghasil buah tengkawang

SK Menteri
pertanianNo.54/Kpts/Um/2/1972
Tanggal 5 Februari 1972

SK Menhut No.261/kpts-IV/1990
Tanggal 18 Mei 1990

Sumber : BKSDA Provinsi Kalimantan Barat

2. Fauna
Beberapa fauna yang dilindungi di Kalimantan Barat bisa dilihat pada table berikut :
Tabel 155. Jenis Fauna Yang Dilindungi Di Provinsi Kalimantan Barat

No.
1

374

Jenis Fauna
Mamalia
Singapuar, Orang Utan, Kelampiau, Owa,
Kahau, Bekantan, Rusa, Menjangan, Kancil,
Pelanduk, Napu, Trenggiling, Kijang, Muncak
Bajing Tanah, Duyung, Musang Air
Jelarang, Kucing Hutan, Harimau Dahan,
Bajing Terbang, Kukang, Malu-malu, Beruang
Madu, Kubang, Tando, Walang Keke
Lumba-lumba
lutung Merah, Kelasi
Paus
kucing Merah, Kucing Dampak, Landak,
Musang, Congkok, bajing Tanah, Binturang
Reptilia
Buaya Sinyulong, Tuntong, Kura-kura Gading,
Labi-labi Besar, Penyu Belimbing
Buaya Muara, apenyu Ridel, Penyu Lekang,
Penyu Tempayan, abiawak Kalimantan
Aves
Wili-wili, Uar, Bebek Laut, Bangau Tontong,
Bluwok, Walang Kadal, Bangau Hitam, Angsa
Laut, Pelikan, Kuntul, Bangau Putih, Ibis Putih,
Pelatuk Besi, Ibis Hitam, Roko-roko, Kowak

Dasar Hukum
Ordonasi dan Peraturan Perlindungan
Binatang Liar Th. 1931 No. 134 dan 266
SK. Mentan No. 327/Kpts/Um/7/72
SK. Mentan No. 66/Kpts/Um/2/73

SK. Mentan No. 35/Kpts/Um/1/78


SK. Mentan No. 337/Kpts/Um/12/77
SK. Mentan No. 327/Kpts/Um/5/76
SK. Mentan No. 247/Kpts/Um/4/79

SK. Mentan No. 327/Kpts/Um/5/76


SK. Mentan No. 716/Kpts/Um/10/80

Ordonasi dan Peraturan Perlindungan


Binatang Liar Th. 1931 No. 134 dan 266

Merah, Burung Udang, Raja Udang,


Rangkong, Jelarang, Enggang, Kangkureng,
Kasumba, Saruku, B. Luntur, Burung Paok,
Cacing, Beruang Madu, Jantingan, Kleces
Burung Gosong, Kuau/Ruwai, Alap-alap
Bangau Putih Susu, Ibis Hitam Punggung
Putih, Burung Hantu, Burung Bukok, Burung
Arinil Tutul, Dara Laut Berjambul
Itik Liar
Pecuk Ular, Burung Kipas
Kuntul Karang, Bluwok Warna, Jenjang,
Burung Kuda, Burung Kipas Ekor Merah,
Burung Kipas Perut Putih, Glatik Kecil/Glatik
Gunung, Burung Matahari, Burung Tetapus
Dada Putih, Burung Tepur Pipi Perak,
Jantingan Gunung, Burung Kacamata Leher
Abu-abu
Pisces
Ikan Siluk/Arwana, Peyang Malaya, Tangkilisa,
Kayangan/Naga

SK. Mentan No. 42/Kpts/Um/8/70


SK. Mentan No. 742/Kpts/Um/12/78

SK. Mentan No. 327/Kpts/Um/8/72


SK. Mentan No. 66/Kpts/Um/2/73
SK. Mentan No. 757/Kpts/Um/12/79

SK. Mentan No. 716/Kpts/Um/10/80

Sumber : BKSDA Kalimantan Barat

F. Lahan kritis
Luas lahan kritis di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2007 seluas 1.856.305 ha
(kritis 1.840.181 ha dan sangat kritis 16.124 ha). pada tahun 2011, luas lahan kritis
mengalami peningkatan hampir 50% yaitu sebesar 3.169.491 ha (kritis 2.844.134 ha
dan sangat kritis 325.357 ha). Salah satu upaya untuk menghijaukan lahan kritis
tersebut dilakukan kegiatan rehabilitasi lahan di dalam dan diluar kawasan hutan. Sejak
tahun 2003 s.d. 2008 kawasan yang telah direhabilitasi seluas 39.702 ha, dimana seluas
22.211 ha berada dalam kawasan dan seluas 17.491 ha diluar kawasan hutan. Melalui
kegiatan penanaman dan pemeliharaan satu miliar pohon, pada tahun 2010 telah
tertanam sebanyak 77.426.969 batang dan pada tahun 2011 tertanam sebanyak
39.427.802 batang.

375

IV. ASPEK KELEMBAGAAN


A. Model pengelolaan
Pemanfaatan hutan di Kalimantan Barat diberikan melaluli mekanisme Ijin Usha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Baik Hutan Alam maupun Hutan Tanam (IUPHHK-HA/HT),HTR, HKM, HD/HN,
secara rinci sebagai berikut :
1. IUPHHK-HA
Pengelolaan Hutan Produksi di Kalimantan Barat sebagian besar dilaksanakan oleh
pihak pemegang ijin dalam bentuk Ijin Usaha Pemanfaatan hasil Hutan Kayu (IUPHHK).
IUPHHK untuk Hutan Alam seluruhnya sebanyak 24 unit seluas 1.194.855 ha, dimana
sebanyak 20 unit (1.003.315) masih aktif dan sebanyak 4 unit (191.540 ha )sudah tidak
aktif. Daftar IUPHHK-HA yang sebagai berikut:
Tabel 156. Daftar IUPHHK-HA di Kalimantan Barat
No
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12

13
14
15

376

Nama IUPHHK

Nomor SK

CV.Bakti Dwipa
Kariza
CV. Pangkar
Begili
PT.Batasan
(Kalbar)
PT.Benua Indah

423/Menhut
-II/2006
395/Menhut
-II/2007
416/Menhut
-II/2004
847/KptsVI/1999
68/MenhutII/2006

15/08/2006

PT.Bina
Ovivipari
Semesta
PT.Bumi Raya
Utama Wood
PT.Duaja Corp.
II
PT.Harapan Kita
Utama
PT.Kalimantan
Satya Kencana
PT.Kandelia
Alam
PT.Karunia
Hutan Lestari
PT.Karya
Rekanan
Binabersama
PT. Kawedar
Wood Industry
PT.Kusuma
Atlas Timber
PT.Lanjak Deras
Jaya Raya

Tanggal SK

Luas (ha)
11.010

Lokasi
(Kab/Kota)
Kapuas Hulu

Ketera
ngan
Aktif

27/11/2007

30.195

Sintang

Aktif

19/10/2004

49.150

Sintang

Aktif

08/10/1999

51.300

Kapuas Hulu

27/03/2006

10.100

Sintang

Tidak
Aktif
Aktif

268/Menhut
-II/2004
90/KptsII/2001
803/KptsVI/1999
101/KptsII/2001
249/Menhut
-II/2008
315/Menhut
-II/2009
263/Menhut
-II/2004

21/07/2004

110.500

Kapuas Hulu

Aktif

15/03/2001

74.860

Ketapang

Aktif

30/09/1999

40.500

Kapuas Hulu

Aktif

15/05/2001

48.000

Melawi

Aktif

24/06/2008

18.130

Pontianak

Aktif

29/05/2009

41.700

Ketapang

Aktif

21/07/2004

43.810

Kapuas Hulu

Aktif

414/menhut
-II/2009
843/KptsII/1992
844/KptsVI/1999

09/07/2009

69.050

Ketapang

Aktif

26/08/1992

45.300

Sintang

07/10/1999

45.740

Kapuas Hulu

Tidak
Aktif
Tidak
Aktif

No

Nama IUPHHK

Nomor SK

Tanggal SK

16

PT.Mohairson
216/Menhut 09/06/2008
Pawan
-II/2008
Khatulistiwa
17
PT.Sari Bumi
58/Menhut- 22/02/2007
Kusuma (Kalbar) II/2007
18
PT.Sewaka
236/Menhut 04/07/2007
Lahan Sentosa
-II/2007
19
PT.Sinergi Bumi 559/Menhut 22/03/2007
Lestari
-II/2007
20
PT.Suka Jaya
106/Kpts29/12/2000
Makmur
II/2000
21
PT.Tawang
979/Kpts14/10/1999
Meranti
V/1999
22
PT.Toras Banua
107/Menhut 17/04/2006
Sukses
-II/2006
23
PT.Wana Kayu
163/Menhut 07/06/2005
Batu Putih
-II/2005
24
PT.Wanasokan
265/Kpts25/08/2000
Hasilindo
II/2000
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat

Luas (ha)
48.440

Lokasi
(Kab/Kota)
Ketapang

Ketera
ngan
Aktif

75.200

Sintang

Aktif

32.180

Ketapang

Aktif

12.770

Sintang

Aktif

171.300

Ketapang

Aktif

49.200

Kapuas Hulu

24.920

Kapuas Hulu

Tidak
Aktif
Aktif

42.500

Ketapang

Aktif

49.000

Ketapang

Aktif

2. IUPHHK-HT
IUPHHK Hutan Tanaman seluruhnya berjumlah 27 unit seluas 1.267.216 ha, dimana
sebanyak 20 unit seluas 934.821ha sudah mendapatkan SK definitif, dan sebanyak 7
unit dengan luas 332.395 ha baru SK sementara. Daftar perusahaan secara rinci
sebagai berikut:
Tabel 157. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman di Kalimantan Barat
No
1
2

3
4

Nama IUPHHK

Nomor SK

Tanggal SK

Luas (ha)

PT.Bina Silva
Nusa
PT.Bumi Mekar
Hijau

286/Menhut
-II/2007
179/Menhut
-II/2007

16/08/2007

9.040

01/05/2007

25.580

PT.Daya Tani
Kalbar
PT.Finnantara
Intiga

60/KptsII/1997
750/KptsII/1996

28/01/1997

56.060

02/12/1996

299.700

PT.Garuda
Kalimantan
Lestari
PT.Kalimantan
Subur Permai

390/Menhut
-II/2006

12/07/2006

39.570

332/Menhut
-II/2007

17/09/2007

13.270

PT.Kertas Basuki
Rahmat

59/MenhutII/2007

22/02/2007

100.150

Lokasi
(Kab/Kota)
Kubu Raya
Sambas,
Kota
Singkawang
Kubu Raya,
Ketapang
Sanggau,
Sintang,
Sekadau
Ketapang

Kubu Raya,
Landak,
Sanggau
Ketapang

Keterangan
SK. Definitif
SK. Definitif

SK. Definitif
SK. Definitif

SK. Definitif

SK. Definitif

SK. Definitif

377

No

9.614

Lokasi
(Kab/Kota)
Sintang

SK. Definitif

25/11/1997

11.328

Melawi

SK. Definitif

27/02/1998

14.460

Sanggau

SK. Definitif

PT.Lembah
16/02/1998
Jatimutiara
12
PT.Mayang
27/02/1998
Adiwana
13
PT.Mayangkara
20/06/2007
Tanaman
Industri
14
PT.Meranti
324/Kpts27/02/1998
Laksana
II/1998
15
PT.Meranti
315/Kpts27/02/1998
Lestari
II/1998
16
PT.Nitiyasa
329/Kpts27/02/1998
Idola
II/1998
17
PT.Prima Bumi
459/Menhut 04/08/2009
Sentosa
-II/2009
18
PT.Rimba
320/Menhut 27/08/2004
Equator Permai -II/2004
19
PT.Sari Bumi
220/Menhut 16/05/2007
Kusuma
-II/2007
20
PT.Wanaker ta
201/Menhut 28/05/2007
Ekalestari
-II/2007
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat

16.800

Kapuas Hulu

SK. Definitif

8.060

Sintang

SK. Definitif

29.755

Sanggau

SK. Definitif

17.300

Melawi

SK. Definitif

16.500

Melawi

SK. Definitif

113.196

Bengkayang,
Landak
Ketapang

SK. Definitif

8
9
10

Nama IUPHHK

Nomor SK

Tanggal SK

PT.Kusuma
Puspawana
PT.Lahan
Cakrawala
PT.Lahan Sukses

326/KptsII/1998
727/KptsII/1997
318/KptsII/1998
92/KptsII/1998
322/KptsII/1998
227/Menhut
-II/2007

27/02/1998

11

Luas (ha)

70.080
17.068

Keterangan

SK. Definitif

40.040

Melawi,
Sintang
Kubu Raya

SK. Definitif
SK. Definitif

27.250

Ketapang

SK. Definitif

3. Hutan Tanaman Rakyat (HTR)


Berdasarkan data dari Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP)
Wilayah X, hingga saat ini kawasan hutan produksi yang telah dicadangkan Menteri
Kehutanan sebagai areal HTR di Provinsi Kalimantan Barat adalah seluas 40.690 ha yang
meliputi 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Sanggau, Sintang, Landak, dan Kubu Raya
seperti terlihat dalam Tabel
Tabel 158. Sebaran areal pencadangan HTR di Provinsi Kalimantan Barat
No.

Kabupaten

No. SK Pencadangan

Tanggal SK
Pencadangan

1.

Sanggau

281/Menhut-II/2009

13 Mei 2009

4.180,00

2.

Landak

45/Menhut-II/2009

15 Januari 2009

10.430,00

3.

Sintang

294/Menhut-II/2010

4 Mei 2010

2.110,00

4.

Kubu Raya

524/Menhut-II/2010

27 September 2010

4.997,00

Sumber : BPPHP Wilayah X

378

Luas (Ha)

Namun demikian, hingga saat ini dari areal yang dicadangkan tersebut belum ada
satupun ijin HTR yang telah diterbitkan karena belum ada pengajuan dan masyarakat.
Hal ini dimungkinkan karena minimnya pengetahuan masyarakat terhadap skema HTR
ini sehingga diperlukan sosialisasi kepada masyarakat serta pendampingan dalam
rangka pengajuan ijin HTR ini
4. Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Di Provinsi Kalimantan Barat, perkembangan realisasi HKm tidak terjadi setiap tahun.
Realisasi HKm pada luas areal yang cukup besar terjadi pada tahun 2000, yakni seluas
6.731 Ha, sementara pada tahun-tahun berikutnya tidak begitu luas dan tidak selalu ada
Realisasi HKm yang cukup luas pada tahun 2000 terjadi di Kabupaten Sanggau melalui
Proyek Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (PPHK) atau Social ForestryDevelopment
Project (SFDP) yang merupakan proyek kerjasama teknis antara Departemen Kehutanan
dengan GTZ Jerman sejak tahun 1990. Sedangkan realisasi hutan kemasyarakatan pada
tahun-tahun selanjutnya merupakan pembangunan model HKm yang pada umumnya
tidak terlalu luas, dan berkisar antara 25 - 50 ha.
Berdasarkan data terbaru dari BPDAS Kapuas (2010), diketahui bahwa pembangunan
model HKm di Provinsi Kalimantan Barat selama beberapa tahun terakhir tersebar di
beberapa kabupaten, yaitu Sanggau, Sekadau, Melawi, dan Ketapang. Sejak tahun 2006
hingga 2010, pembangunan model HKm di Kabupaten Sanggau adalah seluas 125 ha dan
merupakan yang terluas jika dibandingkan dengan realisasi pembangunan HKm di
kabupaten lain di Kalimantan Barat. Jika digabungkan dengan realisasi HKm pada era
proyek SFDP dalam kurun waktu 1990-2000, maka Kabupaten Sanggau dapat dikatakan
sebagai pioneer dalam pengembangan model HKm di Provinsi Kalimantan Barat.

5. Iuran Kehutanan
Iuran Kehutanan dalam hal ini adalah Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana
Reboisasi (DR) serta Iuran Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH) pada tahun 2012
mencapai Rp. 120,240,275,619.23,- , dengan rincian sebagai beikut :
a. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) yaitu Pungutan yang dikenakan kepada pemegang
ijin sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan Negara
pada tahun 2012 sebesar Rp 38.579.705.148.30,b. Dana Reboisasi (DR) yaitu Dana untuk reboisasi dan rehabilitasi hutan serta kegiatan
pendukungnya yang dipungut dari pemegang ijin usaha pemanfaatan hasil hutan dari
hutan alam yang berupa kayu tahun 2012 sebesar Rp. 70.731.645.470.93,c. Iuran Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH) yaitu Pungutan yang dikenakan kepada
pemegang ijin usaha pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu tahun
2012 sebesar Rp.10.928.925.000.00,-

379

B. Sumber Daya Manusia (SDM)


Tabel 159. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Kalimantan Barat
No

Instansi

IV

L
BPPHP Wil. X Pontianak
1
2
BPDAS Kapuas
1
3
BKSDA Kalimantan Barat
4
Balai Besar TN. Betung
2
Kerihun
5
Balai TN. Gunung Palung
1
6
Balai TN. Bukit Baka
1
Bukit Raya
7
Balai TN. Danau Sentarum
1
8
BPKH Wil. III Pontianak
9
Dishutprov Kalbar
15
Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah)
1

C.

Jumlah SDM Menurut Golongan


III
II
I
P
L
P
L
P
L
P
25
9
11
30
8
8
2
38
13
57
5
2
-

L
37
39
97

P
9
8
20

Tot
46
47
117

78

85

30

33

28

10
32

46

36

70

75

25

55

10

65

1
11

22
9

3
4

33
42

4
16

37
58
290

148

24

Jumlah

Prospek pengelolaan hutan


Pada tahun 2010 Kementerian Kehutanan telah menetapkan wilayah KPHP dan KPHL
di Provinsi Kalimantan Barat melalui surat keputusan No. SK.67/Menhut-II/2010
tanggal 28 Januari 2010 sebanyak 34 unit dengan luas total 6.973.613 ha yang
meliputi 5 unit KPHL seluas 1.372.345 ha dan 29 unit KPHP seluas 5.601.268 ha.
Sedangkan untuk kawasan konservasi, Kementerian Kehutanan telah menetapkan 2
kawasan konservasi, yaitu TN. Gunung Palung dan TN. Danau Sentarum sebagai
KPHK sesuai dengan surat keputusan No. SK 721/Menhut-II/2010 dan SK
715/Menhut-II/2010, dengan luas 90.000 ha dan 132.000 ha.
Di Kalimantan Barat telah ditetapkan 3 unit KPH Model yaitu KPHP Model Sintang,
KPHP Model Kapuas Hulu (Unit XVIII dan Unit XIX) dan KPHP Model Kendawangan,
secara rinci sebagai berikut :
1. KPHP Model Sintang
SK Nomor : 791/Menhut-II/2009.
Luas KPHP Model Sintang : 56.893 ha.
Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan adalah sebagai berikut :
Tabel 160. KPHP Model Sintang
No
Jenis
Kabupaten
1

Sintang
Jumlah

380

HTR

NoSK

TanggalSK

294/Menhut-II/2010

04/05/10

Luas(ha)
5.096,96
5.096,96

Tidak ada izin IUPHHK-HA, RE, penetapan HKM dan HD.


Luas kawasan hutan yang masih bisa dimanfaatkan di KPHP Model
Sintang: 51.796ha.
2. KPHP Model Kapuas Hulu (Unit XVIII dan Unit XIX)
SK Nomor : 380/Menhut-II/2011.
Luas KPHP Model Kapuas Hulu (Unit XVIII dan Unit XIX) : 458.025 ha.
Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan adalah sebagai berikut :
Tabel 161. KPHP Model Kapuas Hulu
No

Nama

PT.BENUAINDAH

Jenis
HA

PT.BUMIRAYAUTAMA

3
4
5

NoSK

TanggalSK

Luas(ha)

08/10/99

8.256,21

HA 268/Menhut-II/2004

21/07/04

76.765,74

PT.LANJAKDERAS
JAYARAYA

HA

07/10/99

25.771,03

PT.LEMBAH
PT. TORASBANUA
Jumlah

HTI
92/Kpts-II/1998
HA 107/Menhut-II/2006

16/02/98
17/04/06

9.395,57
23.089,53
143.278,08

847/Kpts-VI/1999

844/Kpts-VI/99

Tidak ada izin IUPHHK-RE, pencadangan HTR, penetapan HKM dan HD.
 Luas kawasan hutan yang masih bisa dimanfaatkan di KPHP Model Kapuas Hulu
(Unit XVIII dan Unit XIX) : 314.746,91 ha.
3. KPHP Model Kendawangan
SK Nomor : 60/Menhut-II/2012 (23/11/2012).
Luas KPHP Model Kendawangan : 178.851 ha.
Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan adalah sebagai berikut :
Tabel 162. KPHP Model Kendawangan
No
Nama
Jenis

No SK

Tangga lSK

Luas (ha)

PT.BuanaMegatama
Jaya

HTI

715/MENHUT-II/2009

19/10/09

44.427,09

PT. Garuda
KalimantanLestari

HTI

390/Menhut-II/2006

12/07/06

32.666,54

PT.KertasBasuki
Rahmat

HTI

59/Menhut-II/2007

22/02/07

38.378,26

PT.Mayangkara
TanamanIndustrI

HTI

227/Menhut-II/2007

20/06/07

29.635,67

Jumlah

145.107,56

Tidak ada izin IUPHHK-HA,RE, pencadangan HTR, penetapan HKM dan HD.
 Luas kawasan hutan yang belum dibebani izin pemanfaatan di KPHP Model
Kendawangan :33.743,44 ha

381

D. Daftar UPT, LSM dan lembaga terkait di Propinsi


1. Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota
No

382

Dinas

Alamat

Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan


Barat

Jl. Sultan Abdurahman No. 137 Pontianak


78116
Tlp : (0561) 734029
fax : (0561) 733789
Jl. R. Kusno No. 61 Mempawah
Tlp : (0561) 691032
fax : (0561) 691524
Jl. Antasari No. 04 Putussibau
Tlp/fax : (0567)21096

Dinas Peternakan, Perkebunan dan


Kehutanan Kabupaten Pontianak

Dinas Perkebunan dan Kehutanan


Kabupaten Kapuas Hulu

Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Landak

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Bengkayang

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Sambas

Jl. Letkol. M. Tohir No. 11 Ketapang


Tlp : (0534) 32401
Fax : (0534) 32724
Jl. Afandi Rani Ngabang Landak - 78357
Tlp : (0536) 22170, 22171
Fax : (0536) 22170
Jl. Guna Baru Trans Rangkang Bengkayang
79182
Tlp : (0562) 4442058
Fax : (0562) 441556
Jl. Sukaramai, Sambas
Tlp : (0562) 391236

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Sanggau

Jl. Komplek Yos Sudarso No. 60 Sanggau


Tlp : (0564) 21067

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Melawai

Jl. Juang Km. 1 No. 157 Melawai


Tlp : (0568) 64122

10

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Sintang

11

Dinas Perkebunan, Kehutanan dan


Pertambangan Kabupaten Kubu Raya

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Sintang


Tlp : (0565) 22222
Fax : (0565) 21701
Jl. Adisucipto Km. 15,2 Sungai Raya
Tlp : (0561) 722381

12

Dinas Pertanian dan Kehutanan


Kabupaten Singkawang

Jl. Achmad Yani No. 75 Singkawang


Tlp/fax : (0562) 631994

13

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Sekadau

Komplek Kantor Bupati, Sekadau


Jl. Raya Sekadau

14

Dinas Kehutanan Kabupaten Kayong


Utara

Jl. Tanah Merah No. 140 Sukasana


Tlp : (0534) 7720074
Fax : (0534) 7724614

2. UPT Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat


No

Nama UPT

1.

BPPHP Wilayah X Pontianak

2.

Balai Besar Taman Nasional Betung


Kerihun, Kalimantan Barat

3.

Balai KSDA Kalimantan Barat

4.

Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit


Raya Kalimantan Barat

5.

Balai Taman Nasional Gunung Palung


Kalimantan Barat

6.

Balai Taman Nasional Danau Sentarum,


Semitau Kalimantan Barat

6.

Balai Pengelolaan DAS Kapuas, Pontianak

7.

Balai Pemantapan Kawasan Hutan


(BPKH) Wilayah III Pontianak

Alamat
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 121 Pontianak, Kode
Pos 78124
Tlp (0561) 738918
Fax : (0561) 745006
Jl. Piere Tendean No. 100 Komplek Kodim
1206 Putussibau Kalimantan Barat
Tlp : (0567) 22282
Fax : 0567) 21935
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 121 Pontianak
Tlp (0561) 735635, 760949
Fax : (0561) 747004
Jl. Dr. W. Sudiro Husodo No.75 Sintang,
Kalimantan Barat
Tlp/Fax : ( 0565) 23521
Jl. Gajah Mada, Kalinilam Ketapang
Kalimantan Barat
Tlp/Fax : (0534) 32720
Jl. C. Oevang Oeray No. 43 Sintang, Pontianak
- 78611
Tlp/fax : (0565) 22242
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 121 PO Box.78001
Pontianak
Tlp (0561) 736737
Fax : (0561) 764889
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 121 PO Box.78001
Pontianak
Tlp (0561) 736502, 743373, 743647
Fax : (0561) 734283

383

ENSI UNGGULAN PROVINSI


h satu jasa lingkungan yang potensial di Provinsi Kalimantan Barat adalah keberadaan
istem yang khas, yang dapat dimanfaatkan sebagai tujuan wisata alam. Berdasarkan data
pengelola Taman Nasional dan BKSDA Provinsi Kalimantan Barat (2010), sedikitnya
apat beberapa potensi wisata alam di dalam kawasan hutan yang menyediakan berbagai
uk/jasa wisata alam seperti terlihat dalam Tabel dibawah. Potensi wisata alam
gaimana yang tersaji dalam tabel tersebut seluruhnya merupakan kawasan konservasi.
ngkan potensi wisata alam yang bukan merupakan kawasan konservasi diperkirakan
h banyak, namun tidak terdata secara lengkap, baik lokasi maupun potensinya.
lingkungan yang dikembangkan di Provinsi Kalbar berada pada kawasan konservasi
as 1.356.122.80 ha baik di Taman Nasional, Cagar Alam, maupun Taman Wisata Alam.
apat 2 Taman Nasional (TN. Gunung Palung dan TN. Bukit Baka), Cagar Alam (CA.
dor, CA. Lo Fat Fun Pi, dan CA. Gn. Raya Pasi, TL. Kepulauan Karimata, CA. Muara
awangan, CA. G. Nyiut & Penrisen), Taman Nasional (TN. Betung Kerihun dan TN. Danau
arum) dan 2 TWA (TW.Baning dan TW. Bukit Kelam).

384

Tabel 163. Kawasan Hutan Konservasi (Suaka/Wisata) Provinsi Kalimantan Barat


No

Unit Konservasi

Luas

Kabupaten

Potensi

1.

TN. Gunung
Palung

90.000.00

Ktp

2.

TN. Bukit Baka

27.500.00

Stg

3.

CA. Mandor

3.080.00

Ptk

4.

CA. Lo Fat Fun Pi

7.80

Skw

Biawak, Ular, Cucak Rowo, Kancil dan Anggrek.

5.

CA. G. Raya Pasi

3.700.00

Skw

Anggrek, Merabu, Muncak, Bangau, Kijang.

6.
7.
8.
9.
10.

TL. Kepulauan
Karimata
CA. Muara
Kendawangan
CA. G. Nyiut &
Penrisen
TN. Danau
Sentarum
TN. Betung
Kerihun

Ktp

Ikan Hias, Lumba-lumba, ikan duyung.

150.000.00

Ktp

Htn Mangrove, Htn Cemara Pantai, Jelutung dll,


Bekantan Org. Utan.

124.500.00

Sbs

Bekantan, Orang Utan, Pelanduk dan Owa.

79.500.00

Kps-Hl

800.000.00

Kps-Hl

77.000.00

11.

TW. B a n i n g.

315.00

Stg

12.

TW. Bukit Kelam

520.00

Stg

Jumlah

Perwakilan type ekosistem hutan pantai, bakau,


rawa, dan pegunungan.
Bekantan (Nasalia Lavartus), Orang Utan (Pongo
Pygmaeus)
Perwakilan type ekosistem hutan kerangas,
Anggrek, Beruang Madu.

Eko D. Air Tawar, Rangkong, Bangau Tongtong,


ikan air tawar.
HL, Anggrek, Orang Utan, Beruang Madu, Macan
Dahan.
Berbagai jenis flora yg dilindungi, dipertahankan
sbg paru2 kota Stg.
Burung Walet dan Monyet.

1.356.122.80

Sumber : BKSAD Provinsi Kalimantan Barat

Dari seluruh potensi wisata alam yang terdata tersebut, sebagian besar kendalanya adalah
ketersediaan sarana dan prasarana serta belum adanya rencana pengelolaan yang mantap
untuk menjual jasa lingkungan yang ada. Rencana pengusahaan jasa lingkungan yang relatif
terprogram baru dimiliki oleh taman nasional yang disusun oleh institusi pengelola taman
nasional. Sedangkan pengusahaan jasa lingkungan dari kawasan konservasi selain taman
nasional relatif belum terprogram dengan baik dan cenderung belum ditujukan untuk
pengelolaan secara komersial, terutama menyangkut keamanan dan keberlangsungan
ekosistem yang ada didalamnya.

385

386

Anda mungkin juga menyukai