Wawasan I'jaz Al-Qur'an
Wawasan I'jaz Al-Qur'an
PENDAHULUAN
A. Latara Belakang
Kaum Muslim dewasa ini, menurut Muhammad al-Ghazli,
telah melakukan kesalahan (menzalimi) terhadap agamanya dua
kali. Pertama, ketika mereka tidak mampu mengaplikasikan ajaran
agamanya dengan baik dan benar, dan kedua, ketika mereka tidak
sanggup menyampaikan ajaran agamanya kepada orang di luar
mereka.1 Ketika kaum Muslim melakukan kesalahan yang pertama,
ketika itulah mereka mereduksi ajaran serta menampilkannya
dalam bentuk yang dapat mengundang tuduhan mereka bahwa
Islam berjalan berseberangan dengan fitrah, kebebasan dan akal.
Dan ketika mereka melakukan kesalahan yang kedua, ketika itu
mereka sedang membiarkan penduduk bumi di belahan barat dan
timur tidak mengenal Islam.2
Adalah kenyataan, masih banyak di kalangan kaum Muslim
yang menyikapi dan memperlakukan al-Quran sebatas kitab
keramat penangkal bala. Adapun al-Quran sebagai mukjizat
1 Muhammad al-Ghazli, al-Mahwir al-Khamsah l al-Qurn al-Karm,
(Cet.I; Mansoura: Dr al-Waf`, 1989), h. 67.
2 Muhammad al-Ghazli, al-Mahwir al-Khamsah l al-Qurn al-Karm, h.
67
mendatangkan
keberkahan,
pengulangan
kata
tanpa
abadi
yang
Allah
peruntukkan
bagi
manusia
dan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi, Macam-macam dan Hakekat Ijz al-Quran
1. Defenisi Ijz
Kata
ijz
secara
kebahasaan
berarti
itsbt
al-ajz
betapa
pun
mereka
terkenal
dengan
kefasihan
dan
kesusastraannya.8
Sesuatu
dapat
dikatakan
sebagai
mukjizat
apabila
tuntutan
untuk
diadakannya
sebuah
perlombaan
atau
sebelumnya.9
Sementara
itu
Masm
Ahmad
Thlib
rasul.
Keenam,
mukjizat
yang
timbul
tidak
justeru
Nabi
Muhammad
Saw.
dengan
cara
menampakkan
ketidakmampuan bangsa Arab pada waktu itu dan generasigenerasi berikutnya untuk melawan mukjizat abadi Nabi saw., yakni
al-Quran.11 Jadi, dapat dipahami bahwa mukjizat adalah kejadian
luar biasa yang dapat melemahkan dan mengalahkan lawan untuk
membuktikan
kebenaran
risalah
seorang
nabi.
Sedangkan
kerasulan
nabi
Muhammad
saw
dalam
aqliyah.
Itu
tidak
lain
karena
mereka
mempunyai
tingkat
kesan yang tidak sealur dengan visi dan misi al-Quran yang tidak
mengenal limitasi ruang dan waktu.
3. Hakikat Mukjizat al-Quran
Nabi Saw. menantang orang Arab dengan al-Quran melewati
tiga
fase.
Pertama,
Nabi
Saw.
menantang
mereka
dengan
sesuatu
digambarkan
dalam
yang
QS.
semisal
dengan
al-Isr`/17:
88.
al-Quran.
Kedua,
Seperti
Nabi
Saw.
surat
terpendek
saja
yang
semisal
al-Quran.
Seperti
di
atas.
Kalau
pengertiannya
serupa
itu
malah
20 Lihat misalnya Muhammad al-Ghazli, al-Mahwir al-Khamsah l alQurn al-Karm, Dalam buku ini Muhammad al-Ghazl secara umum
menegaskan bahwa keitimewaan al-Quran itu terletak pada
kesempurnaan ajaran-ajaran yang dibawanya yang menjamin kehidupan
mereka yang mempedomaninya lebih baik, maju dan memiliki sosok
peradaban yang dapat dijadikan anutan, jika mereka mampu menangkap
pesan-pesan al-Quran. Karena itulah maka al-Quran tidak dapat
dipersamakan dengan catatan-catatan biasa, dan situlah sebenarnya
letak kemukjizatan al-Quran. Tentang hal ini ia tegaskan pula dalam
bukunya yang lain, Kayfa Natamal ma al-Qurn. Hal senada juga
diungkapkan oleh Abbs Mahmd al-Aqqd, al-Falsafah al-Qurniyah,
(Cairo: Dr al-Hill, tt.). Penegasan lebih tajam dan mendalam tentang hal
ini dapat pula dilihat dalam Muhammad Rasyd Ridh, al-Wahy alMuhammad, (Cet.X; Beirut: al-Maktab al-Islm, 1985), h. 142-165.
al-Quran.22
Selain
kemutawatiran
periwayatannya,
kita
mesti
percaya
atas
kebenaran
warta
yang
dibawanya. Dalam QS. al-Baqarah/2: 23-24, Hd/11: 13-14, alIsr`/17: 88 dan al-Thr/52: 33-34, 24 al-Quran mengabarkan bahwa
ia
pernah
menantang
orang
Arab
yang
terkenal
dengan
untuk
mendatangkan
makna-makna,
ajaran-ajaran
dan
pengaruh
terhadap
al-Quran
orang
Arab
terhadap
orang
Arab.
musyrikin
terlihat
pada
memaksa
al-Wald
bin
al-Mughrah
al-Makhzm
untuk
Merupakan
kesepakatan
para
ulama
bahwa
al-Quran
dan
yang
rhiyah.
manusia
Semuanya
tidak
mampu
menjadi
berbuat
satu
apa
kesatuan
pun
di
hadapannya.29
Terdapat perbedaan dalam menentukan berapa jumlah aspek
kemukjizatan al-Quran. Penulis dan pemikir Muslimah Mesir,
Fthimah Isml dalam bukunya al-Qurn wa al-Nazhr al-Aql
misalnya,
terdapat
lebih
pada
menekankan
sisi
bahwa
rasionalitasnya.
kemukjizatan
Al-Quran,
al-Quran
menurutnya,
ia
sesuatu
yang
hendak
disampaikannya,
baik
Dalam
keragaman
ini
tidak
ditemukan
adanya
kesesuaian
ayat-ayatnya
dengan
penemuan-
alam
gaib.37
Keempat,
kefasihan
kata-kata
yang
dipilihnya,
2.
3.
4.
5.
6.
Tidak
adanya
pertentangan
kealamsemestaan.
37 Abdul Wahhb Khallaf, Ilm Ushl al-Fiqh,h. 30
38 Abdul Wahhb Khallaf, Ilm Ushl al-Fiqh, h. 31
dengan
ilmu-ilmu
7.
8.
9.
10.
ada tiga sisi yang penulis anggap perlu dibahas secara tersendiri,
yaitu al-ijz al-ilm (kemukjizatan al-Quran dalam aspek ilmu
pengetahuan kealaman), al-ijz al-lughaw (kemukjizatan al-Quran
dalam aspek kebahasaan, uslub yang digunakan dan susunan serta
tertib ayatnya) dan al-ijz al-tasyr (kemukjizatan al-Quran dalam
aspek ajaran syariat yang dikandungnya).
a. Al-Ijz al-Ilm
Tentang hubungan al-Quran dengan ilmu pengetahuan,
Quraish Shihab menyatakan bahwa ada sekian kebenaran ilmiah
yang dipaparkan oleh al-Quran, tetapi tujuan pemaparan ayat-ayat
tersebut adalah untuk menunjukkan kebesaran Tuhan dan keesaanNya, serta mendorong manusia seluruhnya untuk mengadakan
observasi dan penelitian demi lebih menguatkan keimanan dan
39 Muhammad Al Al-Shabn, al-Tibyn f Ulm al-Qurn, h. 101-102
yang
mengatakan
bahwa
sesungguhnya
Tuhan
tidak
2.
3.
4.
Membenarkan
atau
menyalahkan
teori-teori
ilmiah
Sebab-sebab meluasnya penafsiran ilmiah (pembenaran teoriteori ilmiah berdasarkan al-Quran) adalah akibat perasaan
golongan
dikuatirkan
akan
gereja
terjadi
(agama)
pula
dengan
dalam
ilmuan
Islam,
yang
sehingga
Memahami ayat-ayat al-Quran sesuai dengan penemuanpenemuan baru adalah ijtihad yang baik, selama paham
tersebut tidak dipercayai sebagai akidah Quraniyah dan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip atau ketentuan bahasa.40
Pendapat Quraish ini senada dengan Mann al-Qaththn
ilmu
pengetahuan
senantiasa
berubah
sejalan
dengan
al-Quran,
motivasinya
untuk
tegas
al-Qaththn,
berpikir.
Ia
justru
mendorong
terletak
manusia
pada
untuk
tidak
pernah
menghalang-halangi
pemeluknya
untuk
bimbingan
al-Quran
manusia
diarahkan
agar
sekitarnya
pada
kondisi-kondisi
tertentu,
dan
dengan
2.
3.
Memberikan
kepuasan
bagi
akal
dan
emosi
secara
Kualitas pemaparan yang tinggi serta cara penuangan maknamakna yang kokoh. Keseluruhan al-Quran bak satu jalinan yang
memikat dan memesona akal serta mengundang perhatian
pandangan hati.
5.
6.
7.
al-Quran
yang
telah
disebutkan
dan
yang
belum
yang
dibawanya,
juga
akan
kehilangan
hikmah
dari
Memperbaiki
dan
meluruskan
akidah
dengan
jalan
2.
3.
4.
Memperbaiki
dan
meluruskan
kehidupan
dengan
jalan
6.
Memperbaiki
pendayagunaan
dan
meluruskan
harta,
dengan
perilaku
jalan
ekonomi
anjuran
dan
untuk
7.
pengertian
hakiki
tentang
perang,
larangan
Memerangi
sistem
perbudakan
dan
anjuran
untuk
Membebaskan akal budi dan nalar pikir dari segala tiran yang
membelenggunya, seraya memerangi pemaksaan, intimidasi
dan absolutisme.46
1. Kitab Taurat, Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as. Berisi
hukum-hukum syariat dan akidah yang benar serta diridai
oleh Allah swt.
2. Kitab Zabur, Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud as. Berisi
doa-doa, dzikir, nasihat, dan hikmah-hikmah, tidak ada di
dalamnya hukum syariat, karena Nabi Daud diperintahkan
oleh Allah untuk mengikuti syariat Nabi Musa as.
3. Kitab Injil, Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa as. Berisi
seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah, kitab
ini juga menghapus sebagian hukum-hukum yang terdapat
dalam kitab-kitab Taurat yang sudah tidak sesuai dengan
zamannya.
4. Kitab al-Quran, Kitab yang terakhir ini diturunkan kepada
Nabi
Muhammad
saw.
Berisi
syariat
yang
menghapus
47
suci,
ajarannya
sesuai
setiap
zaman
dan
tempat,
petunjuk
kitab-kitab
beserta
mereka
(para
Nabi)
dengan
48
Al-Quran
dijamin
keasliannya
oleh
Allah
swt.
tidak
menyebutkan
surga,
neraka,
keadaan
hari
akan
tetap
terjaga
untuk
selamanya.
Bagi
kitab-kitab
49
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Menurut bahasa kata Ijaz adalah isim mashdar dari ajaza-
(naqid
al-hazm).
Kata
ijaz
juga
berarti
aku
mendapati
Zaid
tidak
mampu".
Sedangkan
kerasulan
nabi
Muhammad
saw
dalam
abadi,
yaitu
al-Quran.
Dan
Perbuatan
seseorang
termasuk
dalam
kelompok
mukjizat
kita
yakin
akan
kemurnian
al-Quran,
dengan
(Taurat,
Zabur,
dan
Injil),kedudukannya
ini
Al-Quran
memuat
multidimensi
yang
kesemuanya
dikandung
al-Quran
sebanyak
itu
pula
mukjizat
yang
saat
kemukjizatan
yang
sama
al-Quran.
juga
Dari
sini
merupakan
kita
dapat
dimensi-dimensi
dengan
tegas
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya
Muhammad, Abi al-Fadl Jalaludin, Lisan al-Arab, juz V, Dar el-Fikr,
Libanon, tt.
Ab Thlib, Masm Ahmad, Khulashah al-Bayn f Mabhits min
Ulm al-Qurn,Cairo: Dr al-Thibah al-Muhammadiyah, cet.
I, 1994.
Al-Aqqd, Abbs Mahmd, al-Falsafah al-Qurniyah,Cairo: Dr alHill, tt.
Baiquni,
Achmad,
al-Quran
dan
Ilmu
Pengetahuan
Kealaman,Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, cet. I, 1996.
Al-Ghazl, Muhammad, al-Mahwir al-Khamsah l al-Qurn alKarm, Mansoura: Dr al-Waf`, cet. I, 1989.
-, Kayfa Natamal maa al-Qurn,Virginia: International
Institute of Islamic Though, cet. III, 1992.
al-Maliki, Muhammad bin Alwi, Zubdatul Itqan fi ulumil Quran,
Makkah, tt.
Isml, Fthimah, al-Qurn wa al-Nazhr al-Aql, Virginia:
International Institute of Islamic Though, cet. I, 1993.
Jalaludin, Muhammad, Abi al-Fadl, Lisan al-Arab, juz V, Dar el-Fikr,
Libanon
Khalaf, Abdul Wahhb, Ilm Ushl al-Fiqh,Cairo: Maktabah alDawah al-Islmiyah, cet. VIII, 1990.
Muhammad, Mamdh Hasan, Ijz al-Qurn l al-Bqiln,Cairo: Dr
al-Amn, cet. I, 1993.
Al-Qaththn, Mann, Mabhits f Ulm al-Qurn,Beirut: Mansyrt
al-Ashr al-Hadts, cet. III, 1973.
Ridh, Muhammad Rasyd, al-Wahy al-Muhammad,Beirut: al-Maktab
al-Islm, cet. X, 1985.
Al-Shabn, Muhammad Al, al-Tibyn f Ulm al-Qurn,Beirut:
Mu`assasah Manhil al-Irfn, cet. II, 1980.
Shihab, Muhammad Quraish, Membumikan al-Quran, Bandung:
Mizan, cet. XIII, 1996