Anda di halaman 1dari 78

I.

Judul Percobaan
: Mempelajari Sifat-sifat dan Warna dari protein
II. Hari /Tanggal Percobaan
: Selasa, 13 Oktober 2015
III.Selesai Percobaan
: Selasa, 13 Oktober 2015
IV. Tujuan Percobaan
:
Selesai kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
1. Membedakan sifat kelarutan protein secara reversibel dan irreversibel.
2. Membedakan reaksi denaturasi protein yang disebabkan oleh asam, garam, dan garam
dar logam, serta pemanasan berdasarkan pengamatan
3. Memahami penyebab terjadinya pengendapan pada protein.
4. Mengidentifikasikan adanya protein melalui reaksi warna.
V. Dasar Teori
Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Seperti
halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki sifat dan fungsi. Sifatsifat dan fungsi protein ditentukan oleh jenis dan urutan asam amino. Beberapa fungsi
utama protein dalam organisme kehidupan antara lain; sebagai bahan penyusun selaput
sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk membran sel, mengangkut molekulmolekul lain (hemoglobin) dan sebagai zat antibodi.
Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalisator.
Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat secara alami.
Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan sebagai protein
sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan asam amino yang dikenal
sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama asam amino.
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa
yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu:
adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan.
Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi
kimia.
Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya
reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya.
Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan
warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji lainnya.
Page | 1

Protein merupakan suatu polipeptida dengan BM yang sangat bervariasi dari 5000
samapi lebih dari satu juta karena molekul protein yang besar, protein sangat mudah
mengalami perubahan fisis dan aktivitas biologisnya. Banyak agensia yang
menyebabkan perubahan sifat alamiah dari protein seperti panas, asam, basa, solven
organik, garam, logam berat, radiasi sinar radioaktif.
H
H 2N

COOH

Struktur asam amino digambarkan sebagai berikut:

(Lehninger, 1995)
Struktur protein dapat dibagi menjadi empat bentuk; primer, sekunder, tersier dan
kuartener. Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan
tersebut akan menentukan sifat dasar protein dan bentuk struktur sekunder serta tersier.
Bila protein menandung banyak asam amino dengan gugus hidrofobik, daya
kelarutannya kurang dalam air dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung
asam amino dengan gugus hidrofil.
1.

Denaturasi protein
Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap
struktur sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan
ikatan-ikatan kovelen. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya
ikatan hydrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan aterbukanya lipatan atau wiru
molekul protein .
Protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul bagian
dalam yang ersifat hidrofobik akan keluar sedangkan bagian hidrofilik akan terlipat ke
dalam. Pelipatan atau pembakikkan akan terjadi bila protein mendekati pH isoelektris
lalu protein akan menggumpal dan mengendap. Viskositas akan bertambah karena
molekul mengembang menjadi asimetrik, sudut putaran optis larutan protein juga akan
meningkat .
Page | 2

Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi


pada struktur sekunder dan tersier protein. Sejak diketahui reaksi denaturasi tidak cukup
kuat untuk memutuskan ikatan peptida, dimana struktur primer protein tetap sama
setelah proses denaturasi. Denaturasi terjadi karena adanya gangguan pada struktur
sekunder dan tersier protein. Pada struktur protein tersier terdapat empat jenis interaksi
yang membentuk ikatan pada rantai samping seperti; ikatan hidrogen, jembatan garam,
ikatan disulfida dan interaksi hidrofobik non polar, yang kemungkinan mengalami
gangguan. Denaturasi yang umum ditemui adalah proses presipitasi dan koagulasi
protein.

a.

Denaturasi karena penambahan asam asetat


Protein akan terdenaturasi dengan penambahan asam ditandai dengan terbentuknya
endapan. Perubahan struktur fisik dari protein atau perubahan konfigurasi protein dari
bentuk alfa-heliks menjadi memanjang. Hal ini disebabkan karena rusaknya ikatan
hidrogen dan ikatan non polar pada struktur berlipat protein.
Reaksi :

Page | 3

b.

Denaturasi karena pemanasan


Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi
hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi
kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat
sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan
terkoagulasi selama pemasakan.
Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan
mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan
terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak
memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Proses ini biasanya
berlangsung pada kisaran suhu yang sempit .

c.

Denaturasi karena Asam dan basa:


Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH isoelektris yaitu
ph dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada saat inilah
protein mengalami denaturasi yang ditandai kekeruhan meningkat dan timbulnya
gumpalan.
Asam dan basa dapat mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan
ionik. Sebuah tipe reaksi penggantian dobel terjadi sewaktu ion positif dan negatif di
dalam garam berganti pasangan dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam
atau basa yang
ditambahkan.
Reaksi

ini

terjadi

di

dalam sistem pencernaan, saat asam lambung mengkoagulasi susu yang dikonsumsi .

d.

Denaturasi karena Penambahan Formaldehid

Page | 4

Penambahan formaldehid, yang merupakan senyawa kimia menyebabkan terjadinya


reaksi antara gugus-gugus yang ada dengan formaldehid, sehingga terjadi reaksi pada
gugus amino pada protein dengan asam aminodimetil, endapan tersebut merupakan
endapan yang tidak larut dalam air dan mengeras. Asam amino yang berikatan dengan
formaldehid akan bereaksi asam (kehilangan sifat basa) karena formaldehid terikat pada
gugus amin membentuk derivate asam amino dimetilol.
2.

Sifat amfoter protein


Suatu asam amino mengandung baik ion karboksilat (-COO-) maupun suatu ion
amonium (-NH3+) dalam sebuah molekul. Oleh karena itu asam amino bersifat amfoter;
asam ini dapat bereaksi dengan asam ataupun dengan basa, masing-masing dengan
menghasilkan suatu kation atau suatu anion. .(Anwar,2004)
Dalam asam :

Dalam basa :

3.

Pengendapan Protein
Protein memiliki berbagai gugus fungsional, misalnya NH 2, NH, OH, dan CO serta
bentuk ion ganda atau zwitter ion yang terdapat dalam struktur protein. Kedua factor
tersebut menyebabkan protein dapat mengalami reaksi pengendapan. Gugus-gugus
Page | 5

fungsional tersebut mampu mengikat air melalui pembentukan ikatan hydrogen. Reaksi
pengendapan dapat terjadi karena penambahan bahan-bahan kimia seperti garam dan
pelarut organic yang dapat merubah sifat kelarutan dalam air.
a) Pengendapan dengan ammonium sulfat
Menyebabkan terjadinya reaksi dehidrasi protein, sehingga protein yang paling
sukar larut akan segera mengendap. Dalam proses ini tidak terjadi perubahan kimia,
sehingga reaksinya dapat kembali. Protein dapat dilarutkan lagi dengan penambahan air.
b) Pengendapan dengan asam mineral pekat
Menyebabkan terbentuknya senyawa garam dari reaksi asam dengan gugus amino
protein. Pengendapan yang terjadi umumnya bersifat reversible (kecuali dengan
penambahan HNO3).
c) Pengendapan oleh logam berat
Reaksi yang terjadi meruapakan reaksi penetralan muatan. Reaksi terjadi jika
protein ada pada muatan isoelektrik negative yang kemudian dinetralkan dengan muatan
positif ion logam. Endapan yang terbentuk dapat larut kembali dengan penambahan
basa.
4.

Reaksi Warna Protein


a.
Reaksi Biuret
Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara untuk
mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan warna violet
dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH
dari rantai peptida dalam suasana basa. Pengendapan dengan logam diketahui bahwa
protein mempunyai daya untuk menawarkan racun. Salting out, apabila terdapat garamgaram anorganik alam presentase tinggi dalam larutan protein, maka kelarutan protein
akan berkurang, sehingga mengakibatkan pengendapan. Pengendapan dengan alkohol,
penambahan pelarut organik seperti aseton atau alkohol akan menurunkan kelarutan
protein pada kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar di
dalam molekul hingga menghasilkan protein yang dipol (Tim Dosen Kimia, 2011).
Fungsi reagen:
1. NaOH : mencegah endapan Cu(OH)2, memecah ikatan protein sehingga
terbentuk urea, sebagai katalisator
2. CuSO4 : donor Cu2+
Page | 6

Reaksi positif ditandai dengan terjadinya warna ungu karena adanya kompleks yang
terjadi antara ikatan peptide dengan O dari air. Reaksi ini disebut reaksi biuret karena
positif terhadap biuret (kondensasi 2 molekul urea)
2CO(NH2)2 CONH2 NH --CONH2 (biuret) + NH3
CuSO4+ 2H2O Cu(OH)2 + H2SO4
Cu(OH)2 + NH3 warna ungu
Reaksi juga positif terhadap senyawa organic yang mempuyai gugus CO(NH 2),
SC(NH2), NHC(NH2), H2C(NH2)
Ikatan peptide panjang ungu
Ikatan peptide pendekmerah muda
b.
Reaksi Ksanthoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.
Setelah dicampur terjadi pengendapan putih yang dapat berubah menjadikuning apabila
dipanaskan.. reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti Benzen yang terdapata pada
molekul protein. Jadi, reaksi ini positif untuk protein, fenilalanin dan triptofan. Kulit kita
bila kena asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.
Warna kuning disebabkan terbentuknya suatu senyawa polinitrobenzena dari asam amino
protein.

c.

Reaksi Ninhidrin

Ninhydrin merupakan oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif dari


asam amino yang menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid yang rantainya lebih pendek 1
C dari asam amino asalnya. Ninhydrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3
sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan absorpsi warna
maksimum pada panjang gelombang 570 nm.

Page | 7

d.

Reaksi Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat,
apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih
yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif
untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil
yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan reaksi positif.
Protein + reagen merkurisulfat
(HgSO4 +H2SO4) panaskan kuning dinginkan + NaNO2
panaskan merah

Fungsi Reagen adalah HgSO4 sebagai donor Hg2+,H2SO4 memberi suasana asam
agar Hg tidak mengendap, menghidrolisis protein agar terdapat tyrosin NaNO2
mereduksi Hg.
e.

Reaksi Hopkin-Cole

Reaksi warna protein ini menunjukkan positif apabila ditandai dengan terbentuknya
cincin ungu pada bidang batas antara larutan protein dengan pereaksi.Pembentukan
cincin ini dikarenakan terbentuknya kondensasi 2 inti indol dari triptofan dengan
aldehid,dimana aldehid diperoleh dari asam glikosalat yang digunakan untuk test
Adamkiewiez Hopkins.
5.

Hidrolisis Protein
Page | 8

Adanya penambahan alkali pada protein dapat menyebabkan terjadinya hidrolisis


ikatan peptida dari polimer protein .Hidrolisis ini menghasilakan monomer-monomer
asam amino dan sebagian gugus amino yang berubah menjadi ammonia.Akibat hidrolisis
tersebut jumlah gugus amino berkurang.Jika dalam protein terdapat asam amino yang
mempunyai atom S seperti sistein dan sistein dalam molekulnya maka,asam amino ini
dapat tereliminasi ke dalam bentuk senyawa H 2S ,dimana penambahan garam Pb dalam
suasana basa menjadi endapan PbS yang mudah diamati.

Pb2+ + 4OH-PbO22-+ 2H2O


S2- + 2H2O + PbO2 2- PbS
+4OH-

VI. Alat Dan Bahan


ALAT DAN BAHAN

JUMLAH

Alat :
1.Tabung Reaksi

20 buah

2. Pembakar /Kompor Listrik

1 buah

3.Kasa

1 buah

4.Erlenmeyer

1 buah

5.Gelas kimia 400 mL

1 buah

6.Gelas Kimia 250 mL

1 buah

7.Kertas indikator

8.Pipet

5 buah

Bahan :
1.Larutan Protein(susu sapi dan telur ayam)

Susu 1 liter
Page | 9

Telur 1 butir
2.Asam Asetat 1 N

1mL

3.Amonium Sulfat

1mL

4.Formaldehid

1-2mL

5.Aquades

10mL

6.HCl 1 N

1mL

7.NaOH

2mL

8.Indikator pp

1mL

9.HNO3 pekat

2-3mL

10.HCl pekat

2-3 mL

11.CuSo4

2-3mL

12.PbSO4

2-3 mL

13.NaOH 40%

1-2 mL

14.CuSO4 0,5 %

1 -2 mL

15.Amonia

2mL

16.Ninhydrin 0,2 %

1mL

17.Pereaksi merkuri sulfat

1-2 mL

18.NaNO2

2mL

19.Pb asetat

1mL

Page | 10

VII. Alur Kerja


1. Denaturasi Protein
a. Denaturasi karena penambahan asam asetat
5 mL larutan protein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 2 tetes CH3COOH 1 N
Dikocok
Endapan
Dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit

Hasil Pengamatan

b. Denaturasi karena pemanasan


2-3 mL larutan protein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Dipanaskan selama 1 menit
Endapan protein
Didinginkan

Tabung 1
Ditambah 2 tetes (NH4)SO4
Dipanaskan

Tabung 2
Dipanaskan

Hasil Pengamatan

Page | 11

c. Denaturasi karena Penambahan Formaldehid


1-1,5 mL formaldehid dan 2 mL aquades

Dimasukkan ke tabung reaksi


Ditambah larutan protein tetes demi tetes
Diamati endapan yang terjadi

Hasil Pengamatan
2. Sifat Amfoter Protein
Suasana Asam

3 mL aquades
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 1 tetes HCl 1 N
Ditambah beberapa tetes indikator kango

Larutan biru
Ditambah 2-3 mL larutan protein
Dicatat perubahan warna

Hasil Pengamatan

Suasana Basa
3 mL larutan NaOH
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah beberapa tetes indikator PP

Larutan NaOH dengan indikator PP

Page | 12

2-3 mL larutan protein


Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah bertetes larutan NaOH dengan indikator PP
Dicatat perubahan warna
3. Pengendapan Protein
a. Pengendapan Protein dengan (NH4)2SO4
Hasil Pengamatan
3-4 mL larutan protein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 3 mL (NH4)2SO4 jenuh
Dikocok pelan-pelan

Larutan protein keruh


Diambil 1 mL dan dipindah ke tabung reaksi lain
Ditambah 2-3 mL aquades
Dikocok

Larutan jernih

b. Pengendapan Protein dengan asam mineral


1 mL HNO3 pekat
Dimasukkan ke tabung reaksi
Dimiringkan tabungnya
Ditambah 1-1,5 mL larutan protein tetes demi tetes melalui dinding tabung
Ditegakkan
Didiamkan sejenak

Cincin putih
Dikocok
Ditambah HNO3 pekat
Hasil Pengamatan

Page | 13

1 mL HCl pekat
Dimasukkan ke tabung reaksi
Dimiringkan tabungnya
Ditambah 1-1,5 mL larutan protein tetes demi tetes melalui dinding tabung
Ditegakkan
Didiamkan sejenak

Cincin putih
Dikocok
Ditambah HCl pekat
c. Pengendapan Protein dengan logam berat
Hasil Pengamatan
1-1,5 mL larutan protein
Ditempatkan di 2 tabung reaksi terpisah

Tabung 1
Ditambah CuSO4
Dikocok
Endapan biru

Tabung 2
Ditambah PbSO4
Dikocok
Endapan putih

Ditambah CuSO4 hingga endapan larut Ditambah PbSO4hingga endapan larut

Diulangi percobaan di atas dengan garam-garam dari seng, besi, air raksa
Diamati

Hasil Pengamatan

Page | 14

4. Reaksi warna protein


a. Reaksi Biuret
3 mL larutan protein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 1 mL NaOH 40%
Ditambah tetes demi tetes CuSO4 0,5%
Hasil Pengamatan

b. Reaksi Ksanthoprotein
3 mL larutan protein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 1 mL HNO3 pekat
Dipanaskan
Larutan kuning
Didinginkan
Ditambah NH3
Larutan jingga

c. Reaksi
Ninhidrin
Larutan
protein 0,5%
Diatur pHnya sampai 7
Larutan protein pH 7
Diambil 1 mL
Ditambah larutan ninhidrin 0,2%
Dipanaskan selama 10 menit
Diamati
Hasil Pengamatan

Page | 15

d. Reaksi Millon
2 mL larutan protein
Ditambah 1 mL pereaksi merkuri sulfat
Dipanaskan

Endapan kuning

Didinginkan dengan air


Ditambah 1 tetes larutan NaNO2
Dipanaskan
Hasil Pengamatan

2 mL larutan protein
Ditambah 1 tetes formaldehid encer
Ditambah 1 tetes merkuri sulfat
Ditambah 1 mL asam sulfat melalui dinding tabung
Terbentuk
2 lapisan
e. Reaksi
Hopkin-Cole
Terdapat cincin ungu
Jika dikocok, larutan akan menjadi ungu
Page | 16

Hasil Pengamatan

5. Hidrolisis protein dan tes adanya belerang


1 mL larutan protein
Ditambah 1 mL NaOH 40%
Dipanaskan selama 1 menit
Ditambah 1 tetes Pb-asetat

VIII.

Endapan PbS
Hasil Pengamatan

No.
Perc
1.

Prosedur Percobaan
Denaturasi Protein
A. Denaturasi Karena Penambahan Asam Asetat
5 mL larutan protein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 2 tetes CH3COOH 1 N
Dikocok

Endapan

Hasil Pengamatan
Sebelum
Larutan protein =
berwarna putih

Sesud

Susu
Larutan prote

tetes CH3C

(susu)
Larutan protein = tak

= larutan b

putih terda

berwarna (telur)
CH3COOH 1 N =

endapan
larutan tak berwarna Dipanaskan =

endapan pu
Telur
Larutan prote

tetes CH3C

Dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit

= larutan ta
Page | 17

Hasil Pengamatan

berwarna
Dipanaskan =

endapan pu

Larutan protein =

B. Denaturasi Karena Pemanasan


2-3 mL larutan protein

berwarna putih

Dimasukkan ke tabung reaksi


Dipanaskan selama 1 menit

(susu)
Larutan protein = tak
berwarna (telur)
(NH4)2SO4 = larutan

Endapan protein

Susu
3 mL larutan

dipanaskan

terdapat en
Tabung 1
+ 2 tetes (NH

larutan ber

tak berwarna

putih terda

Didinginkan

Tabung 1

endapan
Dipanaskan =

Tabung 2

Ditambah 2 tetes (NH4)SO4


Dipanaskan

Dipanaskan

semakin ba
Tabung 2
Dipanaskan =

semakin ba
Telur
3 mL larutan

dipanaskan
Hasil Pengamatan

terdapat en
Page | 18

Tabung 1
+ 2 tetes (NH

larutan ber

putih terda

endapan
Dipanaskan =

semakin ba
Tabung 2
Dipanaskan =
C. Denaturasi Karena Penambahan Formaldehid
1-1,5 mL formaldehid dan 2 mL aquades

Dimasukkan ke tabung reaksi


Ditambah larutan protein tetes demi tetes
Diamati endapan yang terjadi

Larutan protein =
berwarna putih

semakin ba
Susu
1,5 mL laruta

formaldehi

(susu)
Larutan protein = tak

aquades = l

berwarna
berwarna (telur)
Formaldehid = larutan + larutan pro

larutan ber

tak berwarna
Aquades = larutan
Hasil Pengamatan

jernih tak berwarna

putih terda

endapan
Telur
1,5 mL laruta

formaldehi

aquades = l

berwarna
+ larutan pro
larutan tak
2.

Sifat Amfoter Protein


- Suasana Asam
3 mL aquades
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 1 tetes HCl 1 N
Ditambah beberapa tetes indikator kango

Larutan protein =
berwarna putih
(susu)
Larutan protein = tak
berwarna (telur)
Aquades = larutan

terdapat en
Susu
3 mL aquade
HCl 1 N =

tak berwarn
+ kertas lakm

lakmus me

berwarna m
jernih tak berwarna

+
3 mL laruta
HCl 1 N = larutan tak
Larutan biru
Ditambah 2-3 mL larutan protein
Dicatat perubahan warna

= larutan b

berwarna

putih
Telur
Page | 19

Hasil Pengamatan

3 mL aquade
HCl 1 N =

tak berwarn
+ kertas lakm

lakmus me

berwarna m
+ 3 mL laruta

= larutan ta
- Suasana Basa

Larutan protein =
berwarna putih

3 mL larutan NaOH
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah beberapa tetes indikator PP

Larutan NaOH dengan indikator PP

(susu)
Larutan protein = tak
berwarna (telur)
NaOH = larutan jernih

berwarna
Susu
3 mL NaOH

indikator P

larutan tak
3 mL larutan

larutan NaO

dengan ind

tak berwarna
Indikator PP = larutan
jernih tak berwarna

= larutan b

merah mud
Telur
3 mL NaOH

indikator P

larutan tak
3 mL larutan

larutan NaO

dengan ind

= larutan je
2-3 mL larutan protein

berwarna m
muda

Dimasukkan ke tabung reaksi


Ditambah bertetes larutan NaOH dengan indikator PP
Dicatat perubahan warna

Hasil Pengamatan

Page | 20

3.

Pengendapan Protein
A. Pengendapan protein dengan (NH4)2SO4
3-4 mL larutan protein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 3 mL (NH4)2SO4 jenuh
Dikocok pelan-pelan

Larutan protein keruh

Larutan Protein =
berwarna putih

Susu
3 mL larutan

3 mL (NH4

(susu)
(NH4)2SO4 = larutan

larutan ber

tak berwarna
Aquades = larutan

putih keruh
+ 3 mL aqua

jernih tak berwarna


Larutan Protein =

endapan la
Telur
3 mL larutan

larutan tak berwarna

3 mL (NH4

(telur)
Diambil 1 mL dan dipindah ke tabung reaksi lain
Ditambah 2-3 mL aquades
Dikocok

larutan terd

endapan ke
+ 3 mL aqua

endapan/gu
larut

Larutan jernih

Page | 21

B. Pengendapan Protein dengan Asam Mineral


1 mL HNO3 pekat

HNO3 pekat = larutan


tak berwarna
Larutan protein =

Dimasukkan ke tabung reaksi


berwarna putih
Dimiringkan tabungnya
Ditambah 1-1,5 mL larutan protein tetes demi tetes melalui dinding(susu)
tabung
Ditegakkan
Larutan protein = tak
Didiamkan sejenak
berwarna (telur)
HCl pekat = larutan
tak berwarna
Cincin putih

Susu
1 mL HNO3 p

1,5 mL laru

protein = te

dua lapisan

kuning dan

cincin berw

putih
+ HNO3 peka

larutan ker

Dikocok
Ditambah HNO3 pekat
Hasil Pengamatan

berwarna k

terdapat en

putih
Telur
1 mL HNO3 p

1,5 mL laru

protein = te

dua lapisan

1 mL HCl pekat
Dimasukkan ke tabung reaksi
Dimiringkan tabungnya
Ditambah 1-1,5 mL larutan protein tetes demi tetes melalui dinding tabung
Ditegakkan
Didiamkan sejenak

kuning dan

cincin berw

putih
+ HNO3 peka

larutan ker

berwarna k

terdapat en

Cincin putih

putih
Susu
1 mL HCl pe

mL larutan

Dikocok
Ditambah HCl pekat

terdapat du

warna kuni
Hasil Pengamatan

terdapat cin

berwarna p
+ HCl pekat
Page | 22

keruh berw

kuning terd

endapan pu
Telur
1 mL HCl pe

mL larutan

terdapat du

warna kuni

terdapat cin

berwarna p
+ HCl pekat

keruh berw

kuning terd

endapan pu

C. Pengendapan Protein dengan Logam Berat

Larutan protein =
berwarna putih

1-1,5 mL larutan protein


Ditempatkan di 2 tabung reaksi terpisah

Tabung 1
Ditambah CuSO4
Dikocok

Endapan biru

Tabung 2
Ditambah PbSO4
Dikocok

Endapan putih

Tabung 1 (su
Larutan prote

CuSO4 = la

(susu)
Larutan protein = tak
berwarna (telur)
CuSO4 = larutan jernih
berwarna biru
PbSO4 = larutan tak
berwarna
ZnCl2 = larutan tak

berwarna p

terdapat en

biru
+ CuSO4 = l

berwarna b

endapan la
Larutan prote

berwarna
FeSO4 = larutan tak

PbSO4 = la

berwarna p

berwarna

terdapat en

Ditambah CuSO4 hingga endapan larut


Ditambah PbSO4 hingga endapan larut

putih
+ PbSO4 = la
Diulangi percobaan di atas dengan garam-garam dari seng, besi, air raksa
Diamati

berwarna p

endapan la
Larutan prote
Page | 23

Hasil Pengamatan

ZnCl2 = lar

berwarna p

terdapat en

putih
+ ZnCl2 = lar

berwarna p

endapan la
Larutan prote

FeSO4 = lar
berwarrna

+)
+ FeSO4 = la

berwarna ji
Tabung 2 (te
Larutan prote

CuSO4 = la

berwarna k

terdapat en

biru
+ CuSO4 = l

berwarna b

endapan la
Larutan prote

PbSO4 = la

berwarna k

terdapat en

putih
+ PbSO4 = la

berwarna k

endapan la
Larutan prote

ZnCl2 = lar

berwarna k

terdapat en

putih
+ ZnCl2 = lar

berwarna k
Page | 24

endapan la
Larutan prote

FeSO4 = lar
berwarrna

+)
+ FeSO4 = la

berwarna ji
4.

Reaksi Warna Protein

Larutan protein =

A. Reaksi Biuret

berwarna putih

3 mL larutan protein

(susu)
Larutan protein = tak

Dimasukkan ke tabung reaksi


Ditambah 1 mL NaOH 40%
Ditambah tetes demi tetes CuSO4 0,5%
Hasil Pengamatan

berwarna (telur)
CuSO4 0,5%= larutan
jernih berwarna biru
NaOH 4% = larutan
tak berwarna

Susu
3 mL larutan

1 mL NaOH

larutan put
+ tetes demi

CuSO4 0,5%

larutan ber

ungu
Telur
3 mL larutan

1 mL NaOH
larutan tak
+ tetes demi

CuSO4 0,5%

larutan ber
ungu

3 mL larutan protein
B. Reaksi Ksanthoprotein
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 1 mL HNO3 pekat
Dipanaskan
Larutan kuning
Didinginkan
Ditambah NH3
Larutan jingga

Larutan protein =
berwarna putih

Susu
3 mL larutan

(susu)
Larutan protein = tak
berwarna (telur)
Page | 25

1 mL HNO

larutan ber

putih keruh

HNO3 pekat = larutan Dipanaskan =


tak berwarna
NH3 = larutan tak
berwarna

berwarna k
+ NH3 = laru

berwarna ji
Telur
3 mL larutan

1 mL HNO

larutan ber

putih keruh
Dipanaskan =

menggump

terdapat en

berwarna k
+ NH3 = end

larutan ber
kuning

C. Reaksi Ninhidrin

Larutan protein =
berwarna putih

Larutan protein 0,5%


Diatur pHnya sampai 7

Larutan protein pH 7

Susu
Larutan prote

10 tetes lar

(susu)
Larutan protein = tak

ninhidrin 0

larutan ber

berwarna (telur)
Ninhidrin 0,2% =

putih
larutan tak berwarna Dipanaskan =

berwarna p
Diambil 1 mL
Ditambah larutan ninhidrin 0,2%
Dipanaskan selama 10 menit
Diamati

keunguan
Telur
Larutan prote

10 tetes lar

ninhidrin 0
Hasil Pengamatan

larutan sed

berwarna b
Dipanaskan =
Page | 26

berwarna u

Larutan protein =

D. Reaksi Millon
2 mL larutan protein
Ditambah 1 mL pereaksi merkuri sulfat
Dipanaskan

berwarna putih

1 mL perea

(susu)
Larutan protein = tak
berwarna (telur)
Pereaksi Merkuri
sulfat = larutan tak

Endapan kuning

Susu
2 mL larutan

berwarna
NaNO2 1% = larutan
tak berwarna

larutan ber

putih terda

endapan
Dipanaskan =

merah terd

endapan
+ 1 tetes NaN

Didinginkan dengan air


Ditambah 1 tetes larutan NaNO2
Dipanaskan

dipanaskan

berwarna m

terdapat gu
Telur
2 mL larutan

Hasil Pengamatan

1 mL perea

larutan ber

putih terda

endapan
Dipanaskan =

merah terd

endapan
+ 1 tetes NaN

dipanaskan

berwarna m

2 mL larutan protein
E. Reaksi
Hopkin-Cole
Ditambah
1 tetes formaldehid encer

Larutan protein =

terdapat gu
Susu
1 mL larutan

Ditambah 1 tetes merkuri sulfat


berwarna putih
Ditambah 1 mL asam sulfat melalui dinding tabung
1 tetes form
(susu)
Terbentuk 2 lapisan
encer = laru
Larutan protein = tak
Terdapat cincin ungu
Jika dikocok, larutan akan menjadi ungu
berwarna p
berwarna (telur)

+
merkuri su
Pereaksi Merkuri
sulfat = larutan tak
Page | 27

Hasil Pengamatan

larutan ber

berwarna
Formaldehid encer =
larutan tak berwarna
H2SO4 pekat = larutan
tak berwarna

putih
+ H2SO4 pek

terbentuk 2

terdapat cin
Dikocok = la

berwarna u
Telur
1 mL larutan

1 tetes form

encer = laru

berwarna
+ merkuri su

larutan tak
+ H2SO4 pek

terbentuk 2

terdapat cin
Dikocok = la
5.

Hidrolisis Protein dan Tes Adanya Belerang


1 mL larutan protein
Ditambah 1 mL NaOH 40%
Dipanaskan selama 1 menit
Ditambah 1 tetes Pb-asetat

Larutan protein =
berwarna putih

1 mL laruta

(susu)
Larutan protein = tak

40% + dipa

larutan ber

berwarna (telur)
NaOH 40% = larutan
tak berwarna

Endapan PbS

berwarna u
Susu
1 mL larutan

kuning ada

endapan
+ Pb-asetat =

kuning ker

terdapat en
Telur
1 mL larutan

1 mL laruta

40% + dipa

larutan ber

jernih berw

kuning
+ Pb-asetat =

terdapat en
Page | 28

berwarna h

Page | 29

IX.

Pembahasan
1. Denaturasi
a. Denaturasi karena penambahan asam asetat
Pada praktikum denaturasi karena penambahan asam aetat , 5 mL larutan
putih telur dan larutan susu dimasukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 N sambil dikocok. Susu ditambah
asam asetat menjadi larutan putih terdapat endapan. Pada denaturasi karena
penambahan asam asetat, pada telur yang ditambah dengan asam asetat menjadi
larutan tak berwarna terdapat endapan.
Setelah dilakukan pemanasan 5 menit, susu yang sudah ditambah dengan
asam asetat membentuk endapan yang mengapung di atas permukaan sedangkan
pada telur yang ditambah dengan asam asetat seluruh cairan berubah menjadi
mengental berupa endapan. Pemanasan dilakukan dengan maksud mempercepat
proses denaturasi, karena protein akan terdenaturasi jika terkena panas atau ada
perlakuan suhu ekstrim.
b.

Denaturasi karena pemanasan


Percobaan karena pemanasan atau suhu ekstrim yaitu 2-3 mL larutan putih
telur dan larutan susu dimasukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi yang
berbeda dan masing-masing tabung dipanaskan dalam penangas kurang lebih
selama 1 menit. Larutan susu setelah dipanaskan menjadi putih keruh terdapat
endapan, sedangkan larutan putih telur larutan putih keruh terdapat endapan.
Adanya pemanasan akan mengubah struktur protein sehingga dikatakan
protein mengalami denaturasi. Setelah larutan susu dan larutan putih telur
dipanaskan, kemudian didinginkan, masing-masing larutan dibagi menjadi dua
dalam tabung reaksi yaitu tabung 1A susu, 2A susu, 1B telur dan 2B telur,
kemudian pada tabung 1A susu dan 1B telur ditambahkan masing-masing dengan
1-2 tetes larutan (NH4)2SO4, pada tabung 1A menjadi larutan putih terdapat
endapan, pada tabung 1B telur menjadi larutan putih terdapat endapan, setelah itu
masing-masing tabung dipanaskan kembali endapan semakin banyak. Pada
tabung 2A susu dan 2B telur dipanaskan saja dan menghasilkan endapan. Tabung
1A telur dan 1B susu yang ditambahkan

(NH4)2SO4 lebih banyak endapan

dibanding dengan tabung 2A telur dan 2B susu yang hanya dioanaskan. Hal ini
terjadi karena penambahan ammonium sulfat akan menyebabkan terjadinya
c.

dehidrasi pada protein sehingga akan lebih mudah mengendap.


Denaturasi karena penambahan formaldehid

Page | 30

Pada percobaan ini, 1,5 formaldehid mL dan 2 mL aquades larutan tak


berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 20 tetes
larutan protein susu yang kemudian larutan putih terdapat endapan. Pada tabung
selanjutnya 1,5 formaldehid mL dan 2 mL aquades larutan tak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 20 tetes larutan
protein susu yang kemudian larutan tak berwarna terdapat endapan.
Adanya penambahan formaldehid akan terjadi reaksi pada gugus amino pada
protein dengan asam aminodimetil yang akan memberikan endapan yang tidak
larut dalam air.
2. Sifat Amfoter Protein
Suasana Asam
Pada percobaan ini 3 mL aquades dimasukkan ke tabung reaksi yang
kemudian ditambah 1tetes HCl 1N larutan tak berwarna, kemudian di uji dengan
kertas lakmus, kertas lakmus merah yang dicelupkan kelarutan tetap menjadi
warna merah, hal ini menandakan bahwa larutan dalam keadaan asam. Kemudian
ditambah 3 mL larutan protein susu menjadi larutan berwarna putih. Pada tabung
selanjutnya mL aquades dimasukkan ke tabung reaksi yang kemudian ditambah
1tetes HCl 1N larutan tak berwarna, kemudian di uji dengan kertas lakmus, kertas
lakmus merah yang dicelupkan kelarutan tetap menjadi warna merah, hal ini
menandakan bahwa larutan dalam keadaan asam. Kemudian ditambah 3 mL
larutan protein susu menjadi larutan tak berwarna.
Suasana Basa
Pada percobaan ini membuat larutan NaOH dengan indikator PP, yaitu 3 mL
larutan NaOH dimasukkan ke tabung reaksi ditambahkan 2 tetes indikator PP
menjadi larutan tak berwarna
Pada larutan protein susu, 3 mL larutan protein dimasukkan ke tabung reaksi
kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH dengan indikator PP yang
sudah dibuat kemudian mengalami perubahan warna yaitu larutan berwarna
merah muda.
Pada larutan protein telur, 3 mL larutan protein dimasukkan ke tabung reaksi
kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH dengan indikator PP yang
sudah dibuat kemudian mengalami perubahan warna yaitu larutan jernih berwarna
merah muda.
Hal ini menunjukkan adanya reaksi penetralan dari NaOH yang bersifat basa
dengan protein yang dapat bersifat asam. Dari percobaan ini, dikatahui bahwa
protein bersifat amfoter.
Page | 31

3. Pengendapan Protein
a. Pengendapan protein dengan (NH4)2SO4
Susu
Sebanyak 3 mL larutan protein (susu) yang berwarna putih dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 mL (NH4)2SO4 0,1 M yang tidak berwarna
dan terbentuk larutan berwarna putih keruh. Selanjutnya 1 mL larutan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi lain dan ditambah 3 mL aquades yang tidak berwarna
endapan menjadi larut dan larutan menjadi berwarna putih.
Setelah ditambahkan ammonium sulfat dan dikocok terbentuk endapan
putih. Pengendapan terjadi karena penambahan ammonium sulfat menyebabkan
terjadinya dehidrasi protein (kehilangan air). Hal ini disebabkan gugus fungsional
amonium dari amonium sulfat mengikat molekul air melalui pembentukan ikatan
hidrogen. Akibat proses dehidrasi ini molekul protein mempunyai kelarutan
paling kecil dan akan mudah mengendap. Protein yang diendapkan ini tidak
mengalami perubahan kimia, sehingga dapat dengan mudah dilarutkan kembali

melalui penambahan air.


Telur
Sebanyak 3 mL larutan protein (telur) yang tak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 mL (NH4)2SO4 0,1 M yang tidak berwarna
dan terbentuk larutan yang terdapat endapan kecil-kecil. Selanjutnya 1 mL larutan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain dan ditambah 3 mL aquades yang tidak
berwarna endapan/gumpalan menjadi larut.
Setelah ditambahkan ammonium sulfat dan dikocok terbentuk larutan dan
terdapat endapan kecil-kecil. Terbentuk dan terdapat endapan karena penambahan
ammonium sulfat menyebabkan terjadinya dehidrasi protein (kehilangan air). Hal
ini disebabkan gugus fungsional amonium dari amonium sulfat mengikat molekul
air melalui pembentukan ikatan hidrogen. Akibat proses dehidrasi ini molekul
protein mempunyai kelarutan paling kecil dan akan mudah mengendap. Protein
yang diendapkan ini tidak mengalami perubahan kimia, sehingga dapat dengan
mudah dilarutkan kembali melalui penambahan air.

b. Pengendapan protein dengan asam mineral


Pada percobaan ini hal pertama dilakukan adalah menyiapkan 2 buah
tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama dimasukkan 1 mL HNO3 pekat tidak
berwarna, sedangkan pada tabung reaksi kedua diisi dengan 1 mL HCl tidak
berwarna. Kemudian kedua tabung reaksi dimiringkan dan ditambah 1,5 mL

Page | 32

larutan protein (susu dan telur) tetes demi tetes melalui dinding tabung. Kemudian

tabung reaksi ditegakkan kembali dan didiamkan sejenak.


Susu
Pada larutan protein (susu) yang berwarna putih setelah ditambahkan
dengan larutan HNO3 pekat dan didiamkan sejenak terdapat 2 lapisan, warna
kuning dan terbentuk cincin putih dimana cincin ini merupakan endapan protein.
Terbentuknya endapan ini disebabkan oleh reaksi asam dengan gugus amino pada
protein. Kemudian larutan dikocok kembali dan ditambahkan larutan HNO3 pekat
lagi. Setelah ditambahkan HNO3 pekat tetes demi tetes sebanyak 10 tetes
terbentuk endapan putih yang lebih banyak. Penambahan larutan HNO 3 pekat
menyebabkan protein terdenaturasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan
putih. Setelah ditambahkan larutan HNO3 pekat lebih banyak lagi, endapan yang
terbentuk juga semakin banyak sehingga reaksi ini termasuk reaksi irreversibel.
Pada larutan susu yang setelah ditambah dengan larutan HCl dan
didiamkan sejenak terdapat 2 lapisan, warna kuning dan terbentuk cincin putih
dimana cincin ini merupakan endapan protein yang disebabkan oleh reaksi asam
dengan gugus amino pada protein. Kemudian setelah ditambahkan larutan HCl
lagi sebanyak 30 tetes, endapan larut kembali sehingga larutan menjadi lebih
jernih. Reaksi yang terjadi pada penambahan HCl pekat merupakan reaksi
reversibel yang dibuktikan dengan endapan yang larut kembali setelah

penambahan HCl berlebih.


Telur
Pada larutan protein (telur) yang tak berwarna setelah ditambahkan
dengan larutan HNO3 pekat dan didiamkan sejenak terdapat 2 lapisan, warna
kuning dan terbentuk cincin putih dimana cincin ini merupakan endapan protein.
Terbentuknya endapan ini disebabkan oleh reaksi asam dengan gugus amino pada
protein. Kemudian larutan dikocok kembali dan ditambahkan larutan HNO3 pekat
lagi. Setelah ditambahkan larutan HNO3 pekat tetes demi tetes sebanyak 10 tetes
terbentuk endapan putih yang lebih banyak. Penambahan larutan HNO 3 pekat
menyebabkan protein terdenaturasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan
putih. Setelah ditambahkan larutan HNO3 pekat lebih banyak lagi, endapan yang
terbentuk juga semakin banyak sehingga reaksi ini termasuk reaksi irreversibel.
Pada larutan putih telur yang setelah ditambahkan dengan larutan HCl dan
didiamkan sejenak terdapat 2 lapisan, warna kuning dan terbentuk cincin putih
dimana cincin ini merupakan endapan protein yang disebabkan oleh reaksi asam
dengan gugus amino pada protein. Kemudian setelah ditambahkan larutan HCl
Page | 33

lagi tetes demi tetes sebanyak 30 tetes endapan larut kembali sehingga larutan
menjadi lebih jernih. Reaksi yang terjadi pada penambahan larutan HCl
merupakan reaksi reversibel yang dibuktikan dengan endapan yang larut kembali
setelah penambahan HCl berlebih.
Dari percobaan tersebut menunjukkan bahwa penambahan asam mineral
menyebabkan protein terdenaturasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan.
Protein yang ditambahkan dengan asam nitrat menghasilkan endapan yang
bersifat irreversibel, sedangkan protein yang ditambahkan dengan dengan asam
klorida menghasilkan endapan yang bersifat reversibel.
c. Pengendapan protein dengan logam berat
Susu
Larutan CuSO4
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (susu) yang berwarna putih dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 5 tetes larutan CuSO 4 jernih
berwarna biru dan dikocok menghasilkan larutan berwarna putih terdapat endapan
biru. Kemudian ditambahkan 40 tetes larutan CuSO4 jernih berwarna biru
kemudian endapan larut dan larutan menjadi berwarna biru.
Larutan PbSO4
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (susu) yang berwarna putih dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 5 tetes larutan PbSO 4 tak
berwarna dan dikocok menghasilkan larutan berwarna putih terdapat endapan
putih. Kemudian ditambahkan 40 tetes larutan PbSO4 tak berwarna, kemudian
endapan larut dan larutan menjadi berwarna putih.
Larutan ZnCl2
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (susu) yang berwarna putih dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 10 tetes larutan ZnCl2 tak
berwarna dan dikocok menghasilkan larutan berwarna putih terdapat endapan
putih. Kemudian ditambahkan 40 tetes larutan ZnCl2 tak berwarna, kemudian
endapan larut dan larutan menjadi berwarna putih.
Larutan FeSO4
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (susu) yang berwarna putih dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 10 tetes larutan FeSO4 tak
berwarna dan dikocok menghasilkan larutan berwarna jingga (++). Kemudian
ditambahkan 40 tetes larutan FeSO4 tak berwarna, kemudian menjadi larutan
berwarna jingga (+).
Pada pengendapan protein dengan ion logam berat, pengendapan terjadi
karena ion logam berat dengan protein membentuk garam proteinat yang tidak
Page | 34

larut dalam air. Dari percobaan ini menunjukkan bahwa protein bermuatan negatif
dan bereaksi dengan muatan positif dari logam berat. Sedangkan adanya
perbedaan warna pada tiap-tiap penambahan logam berat mengikuti warna logam
tersebut.
Telur
Larutan CuSO4
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (telur) yang tak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 5 tetes larutan CuSO4 jernih
berwarna biru dan dikocok menghasilkan larutan berwarna putih terdapat endapan
biru. Kemudian ditambahkan 40 tetes larutan CuSO4 jernih berwarna biru
kemudian endapan larut dan larutan menjadi berwarna biru.
Larutan PbSO4
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (telur) yang tak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 5 tetes larutan PbSO4 tak
berwarna dan dikocok menghasilkan larutan berwarna putih terdapat endapan
putih. Kemudian ditambahkan 40 tetes larutan PbSO4 tak berwarna, kemudian
endapan larut dan larutan menjadi berwarna putih.
Larutan ZnCl2
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (telur) yang tak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 10 tetes larutan ZnCl 2 tak
berwarna dan dikocok menghasilkan larutan berwarna putih terdapat endapan
putih. Kemudian ditambahkan 40 tetes larutan ZnCl2 tak berwarna, kemudian
endapan larut dan larutan menjadi berwarna putih.
Larutan FeSO4
Sebanyak 1,5 mL larutan protein (telur) yang tak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian di tambahkankan 10 tetes larutan FeSO 4 tak
berwarna dan dikocok menghasilkan larutan berwarna jingga (++). Kemudian
ditambahkan 40 tetes larutan FeSO4 tak berwarna, kemudian menjadi larutan
berwarna jingga (+).
Pada pengendapan protein dengan ion logam berat, pengendapan terjadi
karena ion logam berat dengan protein membentuk garam proteinat yang tidak
larut dalam air.
4. Reaksi Warna Protein
a. Reaksi Biuret
Pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada
protein. Percobaan ini dilakukan dengan cara:
Protein Susu
Page | 35

Larutan susu sebanyak 3 mL di tambah 1 mL NaOH 40% terbentuk


larutan putih keruh selanjutnya ditambah tetes demi tetes CuSO 4 hingga larutan
berwarna ungu. Fungsi dari penambahan NaOH adalah agar suspensi protein

menjadi bersuasana alkalis. Sedangkan penambahan CuSO4 berfungsi mengetahui


adanya ikatan peptida atau tidak. Hal ini dikarenakan terbentuk senyawa
kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida.
Protein Putih Telur
Larutan putih telur sebanyak 3 mL di tambah 1 mL NaOH 40% larutan tak
berwarna selanjutnya ditambah tetes demi tetes CuSO4 hingga larutan berwarna
ungu. Hal ini sama yaitu fungsi dari penambahan NaOH adalah agar suspensi
protein menjadi bersuasana alkalis. Sedangkan penambahan CuSO4 berfungsi
mengetahui adanya ikatan peptida atau tidak. Hal ini dikarenakan terbentuk
senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida.
Dari percobaan warna protein (reaksi) warna ungu pada protein telur lebih
pekat daripada protein susu. Hal ini mengindikasikan bahwa ikatan peptida dalam
protein telur lebih banyak atau panjang dibandingkan dengan ikatan peptida pada
protein susu. Sehingga dapat disimpulkan ketika protein susu dan telur diuji
dengan biuret akan menghasilkan uji yang positif.

b.

Reaksi Ksantoprotein

Protein Susu
Larutan susu sebanyak 3 mL dimasukkan tabung reaksi kemudian
ditambah 1 mL HNO3 pekat sehingga larutan berwarna putih keruh. Reaksi yang
Page | 36

terjadi ialah nitrasi atau reaksi substitusi atom H pada benzena yang terdapat pada
molekul protein oleh gugus nitro. Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat
pekat menghasilkan turunan nitrobenzena. Kemudian dipanaskan larutan
berwarna kuning lalu ditambah NH3 sehingga larutan menjadi berwarna jingga.
Penambahan ammonia menyebabkan warna kuning hilang dan berubah menjadi
jingga hal ini disebabkan karena sifat keasaman fenol bereaksi dengan alkali.
Protein Putih Telur
Larutan putih telur dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambah 1 mL
HNO3 pekat larutan berwarna putih keruh kemudian dipanaskan larutan menjadi
menggumpal dan terdapat endapan kuning. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi atau
reaksi substitusi atom H pada benzena yang terdapat pada molekul protein oleh
gugus nitro. Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat menghasilkan
turunan nitrobenzena. Warna kuning disebabkan terbentuknya suatu senyawa
polinitrobenzena dari asam amino protein. kemudian larutan didinginkan dan
ditambah NH3 larutan berwarna kuning.
Dari percobaan ini dapat diidentifikasi bahwa asam amino yang terdapat
pada kedua protein ini menunjukkan adanya atau tebentuknya polinitro benzena .
Seperti fenilalanin, tirosin, albumin, triptofan dan lain sebagainya yang ditandai
dengan terbentuknya endapan kuning.
NO2
HO

H2 H
C C

COOH + HNO3

H2 H
C C

HO

NH2

COOH

NH2
NO2

c.

Reaksi Ninhidrin
Uji Ninhidrin ini bertujuan untuk mendeteksi adanya asam amino bebas
dalam protein Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi
dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu.

Page | 37

Protein Susu
Larutan susu sebanyak 1 mL

yang sudah diatur pH-nya menjadi 7

ditambah 10 tetes reagen ninhidrin 0,2% larutan menjadi berwarna putih.


Kemudian dipanaskan selama 10 menit dengan suhu 100 oC maka terbentuk
larutan berwarna putih keunguan. Warna ungu menunjukkan uji ninhidrin positif,
karena pada asam amino terdapat gugus karboksil yang dapat dilepaskan atau
tereduksi akan bereaksi dengan NH3 dengan proses dekarboksilasi dan
menghasilkan suatu amina. Gugus amino pada asam amino dapat bereaksi dengan
asam nitrit dan melepaskan gas nitrogen. Asam amino, ammonia dan gugus amino
primer dalam protein apabila didihkan dengan larutan protein pada pH 7 dan
dengan adanya ninhidrin serta ninhidrin menjadikan larutan menjadi berwarna
ungu. Reaksi tersebut bernilai positif bila terbentuk warna ungu atau biru jika
terdapat kandungan asam -amino pada protein.

Protein Putih Telur


Larutan putih telur yang sudah diatur pHnya menjadi 7 sebanyak 1 mL
ditambah 10 tetes reagen ninhidrin 0.2% larutan sedikit berwarna biru. Kemudian
dipanaskan selama 10 menit pada suhu 100oC maka yang terjadi adalah terbentuk
larutan berwarna ungu jernih. Warna ungu menunjukkan uji ninhidrin positif,
karena pada asam amino terdapat gugus karboksil yang dapat dilepaskan atau
tereduksi akan bereaksi dengan NH3 dengan proses dekarboksilasi dan
Page | 38

menghasilkan suatu amina. Gugus amino pada asam amino dapat bereaksi dengan
asam nitrit dan melepaskan gas nitrogen. Asam amino, ammonia dan gugus amino
primer dalam protein apabila didihkan dengan larutan protein pada pH 7 dan
dengan adanya ninhidrin serta ninhidrin menjadikan larutan menjadi berwarna
ungu. Reaksi tersebut bernilai positif bila terbentuk warna ungu atau biru jika
terdapat kandungan asam -amino pada protein .

d.

Reaksi Millon
Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin atau triptofan.

Protein Susu
Larutan susu sebanyak 1 mL dimasukkan tabung reaksi ditambah pereaksi
merkuri sulfat menjadi larutan berwarna putih dan terdapat endapan kemudian
dipanaskan terbentuk larutan berwarna merah dan terdapat endapan. Setelah
didinginkan dan ditambah larutan NaNO2 1% dan dipanaskan kembali terbentuk
gumpalan berwarna merah. Fungsi penambahan NaNO2 adalah untuk mereduksi
Hg.
Protein Putih Telur
Larutan putih telur sebanyak 1 mL dimasukkan tabung reaksi ditambah
dengan pereaksi millon menjadi larytan berwarna putih dan terdapat endapan,
Page | 39

kemudian dipanaskan menjadi larutan merah dan terdapat endapan. Selanjutnya


didinginkan dan ditambah NaNO2 dan dipanaskan kembali terbentuk larutan
merah dan terdapat gumpalan. Fungsi penambahan NaNO2 adalah untuk
mereduksi Hg.
Dari percobaan
ini dapat
dijelaskan bahwa terjadi pengikatan Hg pada hidroksifenil

yang

menghasilkan kompleks berwarna merah. Dimana kompleks berwarna merah


tersebut menunjukkan adanya gugus hidroksifenil (tirosin) pada kedua protein
tersebut yaitu susu dan telur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika protein
direaksikan dengan millon akan bernilai postif.
e.

Reaksi Hopkin-Cole
Tujuan dari percobaan ini yaitu menunjukkan adanya inti indol dari
triptofan

Protein Susu
Larutan susu sebanyak 1 mL dimasukkan tabung reaksi kemudian
ditambah 1 tetes formaldehid encer menjadi larutan berwarna putih kemudian
ditambahkan dengan 1 tetes pereaksi merkurisulfat melalui dinding tabung reaksi
membentuk larutan berwarna putih. Selanjutnya 1 mL asam sulfat ditambahkan ke
dalam tabung reaksi terbentuk 2 lapisan dan terdapat cincin ungu.
Protein Putih Telur
Larutan putih telur sebanyak 1 mL dimasukkan tabung reaksi kemudian
ditambah 1 tetes formaldehid encer larutan tak berwarna kemudian ditambahkan
dengan 1 tetes pereaksi merkurisulfat melalui dinding tabung reaksi membentuk
larutan tak berwarna. Kemudian ditambahkan 1 mL asam sulfat pekat membentuk
2 lapisan dan terdapat cincin berwarna ungu. Jika larutan dikocok akan
menghasilkan larutan berwarna ungu
Reaksi :
+

5. Hidrolisis Protein dan Tes Adanya Belerang


Page | 40

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya atom S dalam protein.


Percobaan ini dilakukan dengan cara:
Protein Susu
Larutan susu sebanyak 1 mL di masukkan tabung reaksi dan ditambah
NaOH 40% dan dipanaskan menjadi larutan berwarna kuning dan terdapat
endapan. Kemudian ditambah 1 tetes Pb asetat terbentuk larutan kuning keruh dan
terdapat endapan. Penambahan NaOH akan menghidrolisis ikatan peptida dari
polimer protein. Hidrolisis ini menghasilkan monomer asam amino. Jika dalam
protein terdapat asam amino yang mengandung atom S seperti sistein atau
metionin maka menghasilkan warna coklat karena atom S bereaksi dengan asam
asetat membentuk endapan PbS. Seharusnya pada percobaan ini terbentuk
endapan kehitaman.
Protein Putih Telur
Larutan putih telur sebanyak 1 mL dimasukkan tabung reaksi ditambah
NaOH dan dipanaskan akan membentuk larutan jernih berwarna kuning.
Kemudian ditambah 1 tetes Pb asetat terbentuk larutan yang terdapat endapan
hitam. Penambahan NaOH akan menghidrolisis ikatan peptida dari polimer
protein. Hidrolisis ini menghasilkan monomer asam amino. Jika dalam protein
terdapat asam amino yang mengandung atom S seperti sistein maka menghasilkan
endapan PbS.
Berikut adalah reaksi yang terjadi:
Pb2+ + 4OH- PbO22- +2H2O
S2- +2H2O +PbO22- PbS + 4OH-

X. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Page | 41

1.
2.

Protein pada susu dan telur dapat terdenaturasi akibat penambahan asam.
Protein pada susu dan telur dapat terdenaturasi karena adanya pemanasan, asam, dan

3.

garam.
Protein pada susu dan telur akan terdenaturasi karena adanya penambahan senyawa

4.

kimia, seperti senyawa formadehid.


Pengendapan protein pada susu dan telur dengan ammonium sulfat akan

5.

menghasilkan larutan jernih, pengendapan ini bersifat reversibel.


Pengendapan protein pada susu dan telur dengan asam mineral pekat akan

6.

menghasilkan larutan jernih, pengendapan ini bersifat irreversible.


Endapan akan terbentuk pada protein akibat muatan positif logam berat dengan

7.

muatan positif dari protein.


Protein pada susu dan telur bernilai positif ketika diuji dengan pereaksi biuret, hal
ini bukti bahwa susu memiliki ikatan tripeptida dan telur memiliki ikatan dipeptida

8.

dan tripeptida.
Protein pada susu dan telur bernilai positif ketika diuji dengan pereaksi
ksanthoprotein, hal ini bukti bahwa protein susu dan telur mengandung asam amino

9.

dengan gugus benzena seperti tirosine, triptofan, atau fenilalanina.


Protein susu dan telur bernilai positif ketika diuji dengan pereaksi ninhidrin, hal ini
bukti bahwa protein susu dan telur terdeteksi mengandung asam amino dengan pH

7.
10. Protein pada susu dan telur bernilai positif ketika diuji dengan pereaksi millon, hal
ini bukti bahwa susu dan telur mengandung asam amino seperti tirosin atau
triptofan.
11. Protein pada susu dan telur mengandung asam amino beratom S yang memberikan
warna hitam jika direaksikan dengan Pbasetat akibat terbentuk PbS. Hal ini
menandakan bahwa protein pada susu dan telur mengandung asam amino dengan
rantai samping S seperti sistein atau metionin.
XI.

Jawaban Pertanyaan
1. Fungsi pengujian protein dengan reagen:
1) CuSO4 digunakan untuk menguji adanya logam berat pada protein dimana protein
positif mengandung logam berat jika ditandai dengan adanya pengendapan.
2) HgCl2 digunakan untuk menguji protein yang mengandung gugus hidroksil phenil
(-OH).
3) HNO3 digunakan untuk menguji adanya cincin benzena dari garam asam amino
penyusun protein, yaitu ketika HNO3 pekat ditambahkan akan menghasilkan
turunan nitrobenzene.
4) Pb asetat / Pb(CH3COO)2 digunakan untuk menguji adanya asam amino sistein dan
metionin, yang ditandai dengan larutan menjadi hitam karena atom S bereaksi
dengan asam asetat membentuk endapan PbS.
Page | 42

2. Pengaruh pelarut organik (aseton, etanol) terhadap sifat denaturasi protein adalah
protein akan kehilangan struktur sekunder dan tersiernya karena pelarut organik
mengakibatkan protein dapat terdenaturasi.
3. Ikatan-ikatan yang menyebabkan polipeptida menjadi stabil dalam bentuk -heliks
adalah:
a. Ikatan disulfida
Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai
polipeptida melalui residu sistein.
NH
NH
O=C
CH CH2 - S CH2 - CH
HN

C=O

NH
C=O

O=C

b. Ikatan hidrogen
Terbentuk antara gugus NH- atau OH dan gugus C = O dalam ikatan peptida atau
COO- dalam gugus R.
C = O - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -H N
H-N
XII.

C=O

Daftar Pustaka
Anwar, Chairil. 1996. PENGANTAR PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Akademik
Fessenden,Fessenden.1992.KIMIA ORGANIK EDISI 3.Jakarta :Erlangga.
Purwono,Wahyuningsih.1994.PENGANTAR
PRAKTIKUM

KIMIA

ORGANIK.Jakarta:Diknas.
Poedjiadi, A.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Tim Dosen Kimia Organik.2014.PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
II.Surabaya : Kimia-UNESA.

Page | 43

LAMPIRAN FOTO

No

Foto

Keterangan
Alat dan Bahan yang
digunakan

1.

Denaturasi Protein
a.

Denaturasi karena penambahan asam asetat


Larutan protein (susu)

Larutan protein (susu)


5 mL larutan protein
dimasukkan kedalam tabung
reaksi, larutan protein berwarna
putih

Page | 44

Larutan protein ditambah 2


tetes asam asetat 1 N, larutan
berwarna putih

Larutan protein (telur)

Larutan protein (telur)


5 mL larutan protein
dimasukkan kedalam tabung
reaksi, larutan protein tak
berwarna

Larutan protein ditambah 2


tetes asam asetat 1 N, larutan
terdapat endapan putih

Page | 45

Kedua larutan protein (susu


dan telur) dipanaskan dalam
penangas air selama 5 menit

Setelah dipanaskan kedua


larutan protein tersebut terdapat
endapan berwarna putif

b.

Denaturasi karena pemanasan


Larutan protein (susu)

Larutan protein (susu)


3 mL larutan protein
dimasukkan kedalam tabung
reaksi, larutan protein berwarna
putih

Page | 46

Larutan protein (telur)

Larutan protein (telur)


3 mL larutan protein
dimasukkan kedalam tabung
reaksi, larutan protein tak
berwarna

Kedua tabung larutan protein


diapanaskan dalam penangas
air, kemudian didinginkan dan
masing-masing tabung protein
dibagi menjadi dua

Pada tabung 1 protein susu


ditambahkan 2 tetes
(NH4)2SO4, larutan berwarna
putih terdapat endapan

Page | 47

Pada tabung 1 protein telur


ditambahkan 2 tetes
(NH4)2SO4, larutan berwarna
putih terdapat endapan

Keempat tabung protein


dipanaskan

Pada tabung 1 protein susu


larutan berwarna putih dan
endapan semakin banyak
Pada tabung 2 protein susu
larutan berwarna putig dan
endapan semakin banyak
Pada tabung 1 protein telur
larutan berwarna putih dan
endapan semakin banyak
Pada tabung 2 protein telur
larutan berwarna putig dan
endapan semakin banyak

Page | 48

c.

Denaturasi karena penambahan formaldehid


Larutan protein susu

Larutan protein (susu)


1,5 mL formaldehid ditambah
dengan 2 mL aquades larutan
tak berwarna

Ditambah larutan protein tetes


demi tetes

Larutan terdapat endapan


berwarna putih

Page | 49

Larutan protein (telur)

Larutan protein (telur)


1,5 mL formaldehid ditambah
dengan 2 mL aquades larutan
tak berwarna

Ditambah larutan protein tetes


demi tetes

Larutan tak berwarna terdapat


endapan

Page | 50

2.

Sifat Amfoter Protein


Suasana Asam
Larutan protein (susu)

Larutan protein (susu)


3 mL aquades dimasukkan ke
tabung reaksi

Ditambahkan 1 tetes HCl 1N,


larutan tak berwarna

Dimasukkan kertas lakmus


merah, kertas lakmus tetap
berwarna merah menandakan
suasana asam

Page | 51

Ditambah 3 mL lautan protein,


larutan berwarna putih

Larutan protein (telur)

Larutan protein (telur)


3 mL aquades dimasukkan ke
tabung reaksi

Ditambahkan 1 tetes HCl 1N,


larutan tak berwarna

Page | 52

Dimasukkan kertas lakmus


merah, kertas lakmus tetap
berwarna merah menandakan
suasana asam

Ditambah 3 mL lautan protein,


larutan tak berwarna

Suasana Basa

3 mL larutan NaOH ditambah

Larutan NaOH

beberapa tetes indikator PP,


larutan tak berwarna

Page | 53

Larutan protein (susu)

Larutan protein (susu)


3 mL larutan protein
dimasukkan kedalam tabung
reaksi

Ditambahkan beberapa tetes


larutan NaOH dengan indikator
PP

Larutan keruh berwarna merah


muda

Larutan protein (telur)

Larutan protein (telur)


3 mL larutan protein
dimasukkan kedalam tabung
reaksi

Page | 54

Ditambahkan beberapa tetes


larutan NaOH dengan indikator
PP

Larutan jernih berwarna merah


muda

Page | 55

3.

Pengendapan Protein
A. Pengendapan protein dengan (NH4)2SO4

Dimasukkan 3 mL larutan
protein ke dalam tabung reaksi.
Larutan protein (susu) =
berwarna putih.

Ditambahkan 3 mL (NH4)2SO4
0,1 M.

(NH4)2SO4 0,1 M = larutan tak


berwarna.
3 mL larutan protein (susu) + 3
mL (NH4)2SO4 = larutan
berwarna putih keruh.

Diambil 1 mL dan dipindahkan


ke dalam tabung reaksi lain.

Page | 56

Ditambahkan 3 mL aquades
dan dikocok.

Aquades = larutan jernih tak


berwarna.
1 mL larutan protein keruh + 3
mL (NH4)2SO4 + aquades =
endapan larut

Dimasukkan 3 mL larutan
protein ke dalam tabung reaksi.

Larutan protein (telur) =larutan


tak berwarna.

Ditambahkan 3 mL (NH4)2SO4
0,1 M.

(NH4)2SO4 0,1 M = larutan tak


berwarna.
3 mL larutan protein (telur) + 3
mL (NH4)2SO4 = larutan
terdapat endapan kecil-kecil.

Page | 57

Diambil 1 mL dan dipindahkan


ke dalam tabung reaksi lain.

Ditambahkan 3 mL aquades
dan dikocok.

Aquades = larutan jernih tak


berwarna.
1 mL larutan protein keruh + 3
mL (NH4)2SO4 + aquades =
endapan/gumpalan larut.

B. Pengendapan protein dengan asam mineral

Dimasukkan 1 mL HNO3 pekat


ke dalam tabung reaksi.

HNO3 pekat = larutan tak


berwarna.

Page | 58

Ditambahkan 1,5 mL larutan


protein (susu) tetes demi tetes
melalui dinding tabung.

Larutan protein (susu) =


berwarna putih.
HNO3 pekat + larutan protein
(susu) = terdapat 2 lapisan,
warna kuning dan terdapat
cincin putih.
Ditambahkan HNO3 pekat dan
dikocok.
HNO3 pekat = larutan tak
berwarna.
HNO3 pekat + larutan protein
(susu) = terdapat 2 lapisan,
warna kuning dan terdapat
cincin putih + HNO3 pekat =
larutan keruh berwarna kuning
terdapat endapan putih.
Dimasukkan 1 mL HNO3 pekat
ke dalam tabung reaksi.

HNO3 pekat = larutan tak


berwarna.

Page | 59

Ditambahkan 1,5 mL larutan


protein (telur) tetes demi tetes
melalui dinding tabung.

Larutan protein (telur) = tak


berwarna.
HNO3 pekat + larutan protein
(telur) = terdapat 2 lapisan,
warna kuning dan terdapat
cincin putih.
Ditambahkan HNO3 pekat dan
dikocok.

HNO3 pekat = larutan tak


berwarna.
HNO3 pekat + larutan protein
(susu) = terdapat 2 lapisan,
warna kuning dan terdapat
cincin putih + HNO3 pekat =
larutan keruh berwarna kuning
terdapat endapan putih.
Dimasukkan 1 mL HCl ke
dalam tabung reaksi.

HCl = larutan tak berwarna.

Page | 60

Ditambahkan 1,5 mL larutan


protein (susu) tetes demi tetes
melalui dinding tabung.

Larutan protein (susu) =


berwarna putih.
HCl + larutan protein (susu) =
terdapat 2 lapisan, warna
kuning dan terdapat cincin
putih.
Ditambahkan HCl dan dikocok.

HCl = larutan tak berwarna.


HCl + larutan protein (susu) =
terdapat 2 lapisan, warna
kuning dan terdapat cincin
putih + HNO3 pekat = larutan
keruh berwarna kuning terdapat
endapan putih.
C. Pengendapan protein dengan logam berat.

Dimasukkan 1,5 mL larutan


protein (susu) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (susu) =


berwarna putih.

Page | 61

Ditambahkan 5 tetes CuSO4.

CuSO4 = larutan jernih


berwarna biru.
Larutan protein (susu) + CuSO4
= larutan berwarna putih
terdapat endapan biru.
Ditambahkan 40 tetes CuSO4.

CuSO4 = larutan jernih


berwarna biru.
Larutan protein (susu) + CuSO4
= larutan berwarna putih
terdapat endapan biru + CuSO4
= larutan berwarna biru dan
endapan larut.
Dimasukkan 1,5 mL larutan
protein (telur) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (telur) = tak


berwarna.

Page | 62

Ditambahkan 5 tetes CuSO4.

CuSO4 = larutan jernih


berwarna biru.
Larutan protein (telur) + CuSO4
= larutan berwarna keruh
terdapat endapan biru.
Ditambahkan 40 tetes CuSO4.

CuSO4 = larutan jernih


berwarna biru.
Larutan protein (telur) + CuSO4
= larutan berwarna putih
terdapat endapan biru + CuSO4
= larutan berwarna biru dan
endapan larut.
Dimasukkan 1,5 mL larutan
protein (susu) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (susu) =


berwarna putih.

Page | 63

Ditambahkan 5 tetes PbSO4.

PbSO4 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (susu) + PbSO4
= larutan berwarna putih
terdapat endapan putih.
Ditambahkan 40 tetes PbSO4.

PbSO4 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (susu) + PbSO4
= larutan berwarna putih
terdapat endapan putih +
PbSO4 = larutan berwarna putih
dan endapan larut.

Dimasukkan 1,5 mL larutan


protein (telur) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (telur) = tak


berwarna.

Ditambahkan 5 tetes PbSO4.

PbSO4 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (telur) + PbSO4
= larutan berwarna keruh
Page | 64

terdapat endapan putih.


Ditambahkan 40 tetes PbSO4.

PbSO4 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (telur) + PbSO4
= larutan berwarna keruh
terdapat endapan putih +
PbSO4 = larutan berwarna
keruh dan endapan larut.
Dimasukkan 1,5 mL larutan
protein (susu) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (susu) =


berwarna putih.

Ditambahkan 10 tetes ZnCl2.

ZnCl2 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (susu) + ZnCl2
= larutan berwarna putih
terdapat endapan putih.

Page | 65

Ditambahkan 40 tetes ZnCl2.

ZnCl2 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (susu) + ZnCl2
= larutan berwarna putih
terdapat endapan putih + ZnCl2
= larutan berwarna putih dan
endapan larut.
Dimasukkan 1,5 mL larutan
protein (telur) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (telur) = tak


berwarna.

Ditambahkan 10 tetes ZnCl2.

ZnCl2 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (telur) + ZnCl2
= larutan berwarna keruh
terdapat endapan putih
Ditambahkan 40 tetes ZnCl2.

ZnCl2 = larutan tak berwarna.


Larutan protein (telur) + ZnCl2
= larutan berwarna keruh
terdapat endapan putih + ZnCl2
Page | 66

= larutan berwarna keruh dan


endapan larut.
Dimasukkan 1,5 mL larutan
protein (susu) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (susu) =


berwarna putih.

Ditambahkan 10 tetes FeSO4


0,1 M.

FeSO4 0,1 M = larutan tak


berwarna.
Larutan protein (susu) + FeSO4
= larutan berwarna jingga (++).
Ditambahkan 40 tetes FeSO4
0,1 M.

FeSO4 0,1 M = larutan tak


berwarna.
Larutan protein (susu) + FeSO4
= larutan berwarna jingga (++)
+ FeSO4 = larutan berwarna
Page | 67

jingga (+).
Dimasukkan 1,5 mL larutan
protein (telur) ke dalam tabung
reaksi.

Larutan protein (telur) = tak


berwarna.

Ditambahkan 10 tetes FeSO4


0,1 M.

FeSO4 0,1 M = larutan tak


berwarna.
Larutan protein (telur) + FeSO4
= larutan berwarna jingga (++).
Ditambahkan 40 tetes FeSO4
0,1 M.

FeSO4 0,1 M = larutan tak


berwarna.
Larutan protein (telur) + FeSO4
= larutan berwarna jingga (++)
+ FeSO4 = larutan berwarna
jingga (+).
4.

Reaksi Warna Protein


a. Reaksi Biuret

3 mL Larutan Protein yang


dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
Kiri, larutan protein tak
berwarna (telur)
Kanan, larutan berwarna putih
Page | 68

(susu)

Kemudian ditambah 1 mL
NaOH 4% larutan tetep tidak
berubah
Pada tabung larutan protein
(susu) = larutan putih keruh
Pada tabung larutan protein
(telur) = larutan tak berwarna

Selanjutnya pada masingmasing larutan protein


ditambahkan dengan tetes demi
tetes CuSO4 0,5% = larutan
berwarna ungu

Page | 69

Page | 70

b. Reaksi Ksanthoprotein
3 mL larutan protein
ditambahkan dengan 1 mL
HNO3 pekat dan dipanaskan
menjadi
Larutan protein (susu) = larutan
berwarna kuning dan terdapat
endapan
Larutan protein (telur) =
larutan menggumpal berwarna
putih

Kemudian ditambahkan dengan


NH3
Larutan protein (susu) = larutan
berwarna jingga
Larutan protein (telur) =
endapan larut, larutan berwarna
kuning

Page | 71

a. Reaksi Ninhidrin
Larutan protein yang diatur
pHnya sampai 7

Kemudian diambil 1 mL dan


dimasukkan dalam tabung
reaksi
Lalu ditambahkan ninhidrin
dan dipanaskan
Larutan protein (susu) = larutan
berwarna putih keunguan
Larutan protein (telur) =
larutan berwarna ungu

Page | 72

c. Reaksi Millon
2 mL larutan protein
ditambahkan pereaksi millon
Larutan protein (susu) = larutan
berwarna putih terdapat
endapan
Larutan protein (telur) =
larutan berwarna putih terdapat
endapan, selanjutnya
dipanaskan

Setelah dipanaskan, larutan


protein menjadi larutan
berwarna merah terdapat
endapan
Kemudian ditambahkan dengan
1 tetes NaNO2 1%

Page | 73

Kemudian dipanaskan,
Larutan protein (susu) = larutan
berwarna merah dan terdapat
gumpalan
Larutan protei (telur) = larutan
merah terdapat gumpalan

d. Reaksi Hopkin-Cole
1 mL larutan protein ditambah
1 tetes formaldehid dan 1 tetes
pereaksi merkurisulfat
Larutan protein (telur) =
larutan berwarna putih

Page | 74

Kemudian ditambah dengan 1


mL asam sulfat pekat
Larutan protein (susu) =
terbentuk 2 lapisan terdapat
cincin berwarna ungu
Larutan protein (telur) =
terdapat 2 lapisan dan
membentuk cincin berwarna
ungu
Setelah itu larutan dikocok
sampai larutan berwarna ungu

5.

Hidrolisis Protein dan Tes adanya Belerang


1 mL larutan protein ditambah
dengan 1 mL NaOH 40%
Larutan protein (susu) = larutan
berwarna putih
Larutan protein (telur) =
larutan tak berwarna
Kemudian dipanaskan

Setelah dipanaskan,
Larutan protein (susu) = larutan
Page | 75

berwarna kuning dan tedapat


endapan
Larutan protein (telur) =
larutan jernih berwarna kuning

Kemudian ditambah dnegan 1


tetes Pb-asetat

Page | 76

Larutan protein (susu) = larutan


kuning keruh terdapat endapan
Larutan protein (telur) =
larutan terdapat endapan
berwarna hitam

Reaksi Warna Protein


e. Reaksi Biuret

3 mL Larutan Protein yang


dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
Kiri, larutan protein tak
berwarna (telur)
Kanan, larutan berwarna putih
(susu)

Kemudian ditambah 1 mL
NaOH 4% larutan tetep tidak
berubah
Pada tabung larutan protein
(susu) = larutan putih keruh
Pada tabung larutan protein
(telur) = larutan tak berwarna

Page | 77

Selanjutnya pada masingmasing larutan protein


ditambahkan dengan tetes demi
tetes CuSO4 0,5% = larutan
berwarna ungu

f. Reaksi Ksanthoprotein
3 mL larutan protein
ditambahkan dengan 1 mL
HNO3 pekat dan dipanaskan
menjadi
Larutan protein (susu) = larutan
berwarna kuning dan terdapat
endapan
Larutan protein (telur) =
larutan menggumpal berwarna
putih

Page | 78

Anda mungkin juga menyukai