Anda di halaman 1dari 24

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga

Transfer

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat


Investasi, dan Penetapan Harga
Transfer

Kelompok 1:
Rusni

C 301 13 051

Rina Kadim

C 301 13 064

Multi Ayu Ashuri C 301 13 086


Andi Ade Ramadana

C 301 13 110

Abroor Wijaya C 301 13 112

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2014
Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang
tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pelaporan Segmen, Evaluasi
Pusat Invesatasi, dan Penetapan Harga Transfer.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai
Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Invesatasi, dan Penetapan Harga Transfer, yang
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang
terkait di dalamnya serta dapat memberikan motivasi atau dorongan agar memiliki rasa ingin
tahu di dalam dunia keuangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa
penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat
untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT meridhoi
segala usaha dan langkah kita semua. Amin.

Palu,

Maret 2015

Penulis

Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1; Latar Belakang................................................................................................................. 1

Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
1.3; Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
1.2;

BAB II

PEMBAHASAN

Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban................................................ 3


2.1.1; Alasan-alasan untuk Melakukan Desentralisasi..................................... 3
2.1.2; Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi............................ 4
2.2; Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan Laba Rugi
Variabel
dan
Absorpsi
..........................................................................................................
4
2.2.1 Penilaian
Persediaan
................................................................................................
5
2.2.2 Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Abrospsi
................................................................................................
5
2.2.3 Hubungan
antara
Produksi,
Penjualan,
dan
Laba
................................................................................................
6
2.2.4 Mengevaluasi
Manajer
Pusat
Laba
................................................................................................
7
2.2.5 Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya
Variabel
................................................................................................
8
2.3; Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan ROI.......................... 9
2.31; Pengembalian atas Investasi............................................................. 9
2.32; Margin dan Perputaran................................................................... 9

21;

Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Keunggulan ROI........................................................................... 10
2.34; Kelemahan Pengukuran ROI............................................................ 10
2.4; Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai
Tambah
Ekonomi
..........................................................................................................
10
2.4.1; Laba Residu................................................................................. 10
2.4.2; Nilai Tambah Ekonomi................................................................... 11
2.5; Penetapan Harga Transfer......................................................................... 12
2.5.1 Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara
Keseluruhan
................................................................................................
12
2.5.2 Kebijakan
Penetapan
Harga
Transfer
................................................................................................
13
2.5.3 Harga
Pasar
..........................................................................................................................
13
2.5.4 Harga
Transfer
Berdasarkan
Biaya
................................................................................................
14
2.5.5 Harga
Transfer
yang
Dinegosiasikan
................................................................................................
14
2.33;

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 15

Daftar Pustaka........................................................................................................................ 17

Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

BAB I
PENDAHULUAN
1.1; Latar Belakang

Secara

umum,

sebuah

perusahaan

diatur

menurut

garis-garis

pertanggungjawaban. Bagan organisasi tradisional dengan bentuk piramidanya


mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang mengalir dari CEO turun melewati
wakil direktur menuju manajer madya dan manajer yang lebih rendah.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah
sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai pusat pertanggungjawaban menurut
informasi

yang

pertanggungjawaban

dibutuhkan
mereka.

para

manajer

Idealnya,

sistem

untuk

mengoperasikan

akuntansi

pusat

pertanggungjawaban

mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.


Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusatpusat laba, transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan
masalah penentuan

harga

transfer,

karena

masing-masing

pusat

laba

diukur

kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba
akan berdampak terhadap laba masing-masing pihak yang terkait.
Masalah penentuan harga transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya
disusun menurut pusat-pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer
barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan
dengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi dalam organisasi yang telah
melakukan diferensiasi bisnis.
1.2; Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada
penulisan makalah ini adalah :
1; Bagaimana dan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan desentralisasi ?
2; Bagaimana perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel, serta
menyiapkan laporan laba rugi segmen ?
3; Bagaimana perhitungan dan penjelaskan pengembalian atas invertasi (return on
investment ROI) ?
4; Bagaimana perhitungan dan penjelasan laba residu dan nilai tambah ekonomi
(economic value added EVA ?
Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

5; Bagaimana

peran
terdesentralisasi ?

penetapan

harga

transfer

pada

perusahaan

yang

1.3; Tujuan Penulisan

Selain untuk memenuhi tugas softskill Akuntansi Manajemen, penyusunan


makalah ini juga bertujuan untuk :
1; Menjelaskan bagaimana dan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan
desentralisasi.
2; Menjelaskan perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel, serta
menyiapkan laporan laba rugi segmen.
3; Menghitung dan menjelaskan pengembalian atas investasi (return on investment
ROI).
4; Menghitung dan menjelasan laba residu dan nilai tambah ekonomi (economic
value added EVA.
5; Menjelaskan peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang
terdesentralisasi.

Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

BAB II
PEMBAHASAN
2.1; DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Secara

umum,

pertanggungjawaban.

sebuah

Bagan

perusahaan

organisasi

tradisional

diatur

menurut

dengan

bentuk

garis-garis
piramidnya

mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang mengalir dari CEO turun melewati


wakil direktur menuju manajer yang lebih rendah.
Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih
salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka
yang rumit dan beragam .
Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentraliasi hingga
sangat terdesentralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung
rentang tersebut dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi.
2.1.1

Alasan-alasan untuk Melakukan Desentralisasi


a; Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal

Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang


tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi
dipasar dan area yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami
kondisi lokal.
b; Memfokuskan manajemen pusat
Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional, manajemen
pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis.
Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi
manajemen pusat daripada operasional sehari-sehari.
c; Melatih dan memotivasi para manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan
posisi manajer jenjang ;ebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan
dari peluang yang lain. Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan
terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan.
d; Meningkatkan daya saing

Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan


mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi di berbagai divisinya.
Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak
mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing.
2.1.2

Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi


Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang
disebut divisi. Satu cara pembagian dvisi adalah berdasarkan jenis barang atau
jasa yang diproduksi. Dalam latar terdesentralisasi, biasanya terdapat beberapa
saling kebergantungan. Jika tidak, satu perusahaan hanya akan menyerupai
kumpulan entitas yang terpisah secara total.
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang
manajernya bartanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu.
Berikut ini jenis utama pusat pertanggungjawaban.
- Pusat biaya ( cost center )
- Pusat pendapatan ( revenue center)
- Pusat laba (profit center )
- Pusat investasi (investment center )

2.2; PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN

LAPORAN LABA RUGI VARIABEL DAN ABSORPSI


Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, laporan laba rugi
perusahaan secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Dua metode
perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya
variabel dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Perbedaan
antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu
biaya tertentu, yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel yang juga disebut perhitungan biaya langsung hanya
membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, biaya-biaya ini meliputi bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur pada produk.
Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap

Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi,
overhead tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode.
2.2.1

Penilaian Persediaan
Perhitungan biaya persediaan akhir dapat menggunakan perhitungan biaya
absorpsi dan perhitungan biaya variabel. Pada persediaan absorpsi, persediaan
akhir mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variabel dan overhead tetap per unit. Pada metode perhitungan biaya variabel,
persediaan akhir hanya mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead variabel. Tidak dimasukkannya overhead tetap dalam
hasil biaya persediaan perhitungan biaya variabel membuat penilaian persediaan
yang lebih rendah daripada model absorpsi.

2.2.2

Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan


Abrospsi
Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga
pokok penjualan, metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat
mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena
jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua metode.
Laba menurut perhitungan biaya absoprsi akan lebih tinggi daripada laba
menurut perhitungan biaya variabel. Perbedaan ini karena sebagian overhead
tetap periode tersebut yang masuk dalam persediaan ketika perhitungan biaya
absorpsi digunakan. Hanya sebagian besar dari overhead tetap yang dimasukkan
dalam harga pokok penjualan pada perhitungan biaya absorpsi, sisanya
ditambahkan ke persediaan. Akan tetapi, pada perhitungan biaya variabel, semua
biaya overhead overhead tetap untuk periode tersebut ditambahkan ke beban pada
laporan laba rugi.
Beban penjualan dan administrasi tidak pernah dimasukkan dalam biaya
produk. Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan dari laporan labarugi dan tidak pernah muncul di neraca.

2.2.3

Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba


Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba
menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan
Kelompok 1|

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

penjualan berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak dari barang yang
diproduksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari
laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Menjual lebih banyak dari yang
diproduksi berarti persediaan awal dan unit yang diproduksi telah terjual.
Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit yang keluar dari persediaan
mangandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu, unit-unit yang
diproduksi dan dijual telah mengandung seluruh overhead tetap periode berjalan.
Dengan demikian, jumlah beban overhead tetap menurut perhitungan biaya
absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan, yaitu sebesar jumlah
overhead tetap yang keluar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut
perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitngan biaya
absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir keluar dari persediaan
awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan laba
yang dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya,
perhitungan biaya absorpsi seperti juga perhitungan biaya variabel akan
mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban. Tidak ada
overhead tetap yang masuk atau keluar dari persediaan.
Jika

Maka

1.

Produksi > Penjualan

Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel

2.

Produksi < Penjualan

Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih Variabel

3.

Produksi = Penjualan

Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel

Kunci untuk menjelaskan perbedaan antara laba yang dihasilkan


perhitungan biaya absorpsi dan perhitungan biaya variabel adalah analisis
terhadap arus overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total
overhead tetap periode sebagai beban. Dilain pihak, perhitungan biaya absorpsi
hanya mengakui overhead tetap yang ada pada unit-unit yang terjual. Jika jumlah
yang diproduksi berbeda dari yang terjual, overhead tetap dalam persediaan
meningkat, maka laba menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari pada
menurut perhitungan biaya variabel sebesar kenaikan bersihnya. Jika overhead
tetap persediaan berkurang, maka laba menurut perhitungan biaya variabel lebih
Kelompok 1|

10

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

besar daripada laba menurut perhitungan biaya absorpsi sejumlah penurunan


bersihnya.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama
dengan selisih di antara kedua laba. Selisih antara laba operasi menurut
perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih menurut perhitungan biaya variabel
dapat dinyatakan sebagai berikut
Laba menurut
perhitungan biaya
absorpsi

2.2.4

Laba menurut
- perhitungan biaya=
variabel

Tarif
tetap

overhead (unit diproduksi


x
Unit terjual)

Mengevaluasi Manajer Pusat Laba


Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unitunit yang berada dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu
periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba aktual dibandingkan dengan
laba yang direncanakan sering digunakan sebagai petunjuk terhadap kemampuan
manajerial. Akan tetapi, laba harus mencerminkan usaha manajerial agar dapat
menjadi petunjuk bermakna. Secara umum, jika kinerja laba diharapkan untuk
mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer berhak mengharapkan
berlakunya hal-hal berikut:
1; Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode

berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.


2; Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3; Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetap tidak
berubah.
2.2.5

Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya


Variabel
Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan laba rugi
segmen karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban

Kelompok 1|

11

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

variabel dan tetap. Sebuah segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang
cukup penting dalam pembuatan laporan kinerja. Segmen bisa berupa divisi,
departemen, lini produk, kelompok pelanggan, dan lain-lain. Akan tetapi, dalam
laporan laba rugi segmen, beban tetap dibagi menjadi dua kategori : beban tetap
langsung (direct fixed expense) dan beban tetap umum (common fixed expense).
Beban tetap langsung (direct fixed expense) adalah beban tetap yang
secara langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen. Beban ini terkadang disebut
sebagai beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses) atau beban
tetap yang dapat ditelusuri (traceable fixed expenses) karena beban itu akan
hilang jika segmen ditutup atau dihapus.
Beban tetap umum (common fixed expenses) disebabkan oleh dua atau
lebih segmen secara bersamaan. Beban-beban ini tetap muncul, bahkan ketika
salah satu segmen dihapus.
Kontribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk menutupi biaya tetap
umum perusahaan disebut margin segmen (segment margin). Suatu segmen harus
mampu menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri.
Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya
variabel memiliki satu keistimewaan di samping laporan laba rugi perhitungan
biaya variabel yang telah disajikan sebelumnya. Pembagian seluruh beban tetap
dalam beban tetap langsung dan beban tetap umum, memberikan informasi
tambahan bagi manajer.
Karena beban tetap langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen, beban ini
disebabkan oleh keberadaan dari segmen itu sendiri. Jika segmen atau lini produk
dihapus, maka beban tetap ini akan hilang.
2.3; PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN
ROI
2.3.1; Pengembalian atas Investasi
Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah
dengan menghitung pengembalian atas investasi (return on investment-ROI),
yaitu laba yang diperoleh untuk setiap dolar investasi. ROI adalah ukuran kinerja
Kelompok 1|

12

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

yang paling lazim bagi suatu pusat investasi. ROI dapat didefinisikan sebagai
berikut,
ROI = Laba Operasi / Aktiva Operasi Rata-rata
Laba operasi (operation income) mengacu pada laba sebelum bunga dan
pajak. Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah,
gedung, dan peralatan. Gambaran aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai
berikut.
Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buuku bersih akhir)/2
2.3.2; Margin dan Perputaran
Cara kedua untuk mengitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba
operasi/aktiva operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran.
ROI = Margin x perputaran
= Laba operasi x
Penjualan

Penjualan _____
Aktiva operasi rata-rata

Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini
menunjukkan jumlah laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal
ini menyatakan laba operasi yang dihasilkan dari setiap penjualan. Hal ini
menyatakan bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba.
Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi
pendaptan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukkan
jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap dollar yang diinvestasikan dalam
aktiva operasi.
2.3.3; Keunggulan ROI
Sedikitnya, ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI.
1; ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan,
beban, dan investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer
pusat investasi.
2; ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
Kelompok 1|

13

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

3; ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.


2.3.4; Kelemahan Pengukuran ROI
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang
sempit. Berikut dua aspek negative ROI yang sering disebutkan.
1; ROI mengakibatkan focus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan

mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan.


2; ROI mendorong para manajer untuk focus pada kepentingan jangka pendek
dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
2.4; MENGUKUR KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN
LABA RESIDU DAN NILAI TAMBAH EKONOMI
Untuk mengatasi kecendurungan ROI untuk menghalangi investasi menguntungkan
perusahaan, beberapa perusahaan telah menerapkan alternatif ukuran kinerja seperti laba
residu. Nilai tambah ekonomi adalah cara alternatif untuk menghitung laba residu yang
saat ini digunakan di sejumlah perusahaan.
2.4.1 Laba Residu
Laba residu adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dollar
minimum yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba = Laba (Tingkat pengembalian minimum x aktiva operasi rata rata)
residu operasi
Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan
burdle rate yang disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari
nol, divisi memperoleh lebih banyak tingkat tingkat pengembalian minimum. Jika
laba residu kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit pengembalian
minimum. Akhirnya laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi
memperoleh tepat sama dengan tingkat pengembalian minimum.
a; Keunggulan Laba Residu
Menurunkan ROI menyebabkan laba perusahaan

terbebani. Laba residu

sebagai ukuran kinerja akan mencegah kerugian yang terjadi. Dengan


menggunakan perbandingan laba residu divisi menunjukkan perbeadaan

Kelompok 1|

14

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

antara dua kelompok dan penggunaan laba residu mendorong para manajer
untuk menerima proyek apapun yang menghasikan tingkat di atas minimum.
b; Kelemahan Laba Residu
Laba residu bisa mendorong orientasi jangka pendek. Masalah lainnya
dengan laba residu tidak seperti ROI, laba residu adalah ukuran absolut dari
profitabilitas. Jadi, perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat
investasi yang berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisa
berbeda.
2.4.2 Nilai Tambah Ekonomi
Nilai Tambah ekonomi adalah laba bersih ( laba operasi dikurangi pajak )
dikurangi total biaya modal tahunan. Pada dasarnya nilai tambah ekonomi (EVA )
merupakan laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal akrual dari
perusahaan ( sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian minimum yang
diinginkan perusahaan karena alasan lainnya. Jika EVA positif maka perusahaan
sedang menciptakan kekayaan. Jika negative maka perusahaan sedang menyia
nyiakan modal.
Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk satuan
dolar, bukan suatu tingkat persentase pengembalian. Akan tetapi, EVA juga
menghasilkan tingkat pengembaliann seperti ROI karena menghubungkan
penghasilan bersih ( pengembalian ) dengan modal yang dipakai. Inti EVA adalah
penekanan pada laba bersih operasi dan biaya akrual dari modal.
a; Menghitung EVA
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurang biaya
modal yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah presentase aktual
dari biaya modal dikali dengan total modal yang dipakai. Persamaan EVA
dinyatakan sbb.
EVA = laba operasi _
Setelah pajak

presentase biaya x Total modal


modal aktual
yang dipakai

b; Aspek Perilaku EVA


Kelompok 1|

15

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong


jenis perilaku yang sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan
menekanan semata-mata pada pendapatan operasi tidaklah mencukupi.
Alasan yang mendasarnya adalah EVA mengandalkan biaya modal yang
sebenarnya.
2.5; PENETAPAN HARGA TRANSFER
Ketika divisi diperlakukan sebagai pusat pertanggungjawaban, divisi tersebut
dievaluasi berdasarkan laba operasi, pengembalian atas investasi dan laba residu atau
EVA. Jadi, nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual
dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai atau harga internal disebut harga transfer.
Dengan kata lain harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen
oleh divisi penjualan pada divisi pembeli di perusahaan yang sama.
2.5.1; Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan

secara Keseluruhan
Ketika suatu divisi menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan
perusahaan secara keseluruhan mendapat pengaruhnya. Harga yang dikenakan
untuk barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan
divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan
kompensasi para manajer mereka, dipengaruhi oleh harga transfer.
Meskipun harga transfer aktual tidak memengaruhi perusahaan sebagai
suatu kesatuan, penetapan harga transfer ternyata mampu memengaruhi tingkat
laba yang dihasilkan perusahaan multinasional mmelalui pajak badan dan
persyaratan hukum lainnya yang ditetapkan negara tempat berbagai divisi
beroperasi.
2.5.2; Kebijakan Penetapan Harga Transfer
Perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan lebih banyak wewenang
pengambilan keputusan di tingkat manajemen yang lebih

rendah. Dalam

penyusun sebuah kebijakan penetapan harga transfer, pandangan dari divisi


penjualan dan divisi pembelian harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang
mencapai tujuan tersebut dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin
Kelompok 1|

16

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

diterima divisi penjualan dan harga maksimum yang ingin dibayar oleh divisi
pembeli. Harga maksimum dan minimum tersebut sesuai dengan biaya transfer
internal.
Berikut harga yang ditetapkan:
1; Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan

divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi
internal daripada dijual pada pihak l uar.
2; Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan
divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatuinput dibeli secara
internal.
Beberapa kebijakan penetapan harga transfer digunakan dalam praktik.
Kebijakan penetapan harga transfer ini mencakup harga pasar, harga transfer
berdasarkan biaya, dan harga transfer yang dinegosiasikan.
2.5.3; Harga Pasar
Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan
harga transfer. Karena divisi penjual mampu menjual barangnya pada harga pasar,
transfer internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan
mengakibatkan divisi tersebut merugi. Divisi pembeli yang selalu mampu
membeli barang pada harga pasar untuk barang yang ditransfer secara internal.
2.5.4; Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena
karena produk yang akan ditrasfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki
perusahaan induk.dalam hal ini, perusahaan bisa menggunakan penetapan harga
transfer berdasarkan biaya. Sebagai contoh, perusahaan matras menggunakan
busa dengan kepadatan tinggi untuk matras dari tempat tidur lipat tersebut dan
perusahaan luar tidak memproduksi matras semacam ini dengan ukuran yang
sesuai. Jika perusahaan telah menetapkan kebijakan penetapan harga transfer
berdasarkan biaya, maka divisi matras akan membebankan biaya penuh
mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel,
dan bagian dari overhead tetap.
2.5.5; Harga Transfer yang Dinegosiasikan
Akhirnya, manajemen tingkat atas nisa mengizinkan manajer divisi
pembeli dan penjual untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus,
Kelompok 1|

17

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan
divisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan distribusi.
Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi di antara dua divisi.

Kelompok 1|

18

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

BAB III
PENUTUP
1

Kesimpulan
Untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, banyak perusahaan memilih
desentralisasi. Inti desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan. Perusahaan
yang terdesentralisasi membentuk pusat pertanggung jawaban. Empat pusat pertanggung
jawaban adalah pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat rugi. Hasil-hasil aktual dari
setiap pusat pertanggung jawaban bisa dibandingkan dengan aktual yang diharapkan.
Perhitungan biaya variabel memperlakukan overhead tetap sebagai beban
periode. Oleh karena itu, biaya unit produksi menurut perhitungan biaya variabel terdiri
atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Perhitungan
biaya absorsi memperlakukan overhead tetap sebagai biaya produk. Jadi, biaya unit
produksi menurut perhitungan biaya absorsi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, overhead variabel dan bagian dari overhead tetap.
Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel memisahkan beban
menurut perilaku biaya, pertama, beban variabel proses produksi, penjuaan dan
administrasi dikurangi dari penjualan untuk mendapatkan margin kontribusi kemudian,
sema beban tetap dikurangi dari margin kontribusi untuk mendapatkan laba bersih
perhitungan biaya variabel. Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya absorsi
memisahkan beban mnurut fungsi. Pertama, harga pokok penjualan dikurangi dari
penjuaan untuk mendapatkan laba kotor kemudian beban penjualan dan administrasi
dikurangi dari laba kotor untuk mendapatkan laba bersih perhitungan biaya absorsi.
Laporan laba rugi segmen memungkinkan pihak manajemen untuk mengevaluasi
kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahan secara keseluruhan.
ROI adalah rasio laba operasi terhadap aktiva operasi rata-rata. Rasio ini dapat
dibagi dalam dua komponen: margin (rasio laba operasi terhadap penjualan) dan
perputaran (rasio penjualan terhadap aktiva operasi rata-rata). Laba residu adalah
perbedaan antara laba dan tingkat pengembalian minimum yang diminta perusahaan
dikalikan dengan modal yang dipakai. EVA sangat mirip dengan laba residu, tetapi laba
setelah pajak dan presentasi aktual dari biaya modal digunakan dalam perhitungan.
Kelompok 1|

19

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Pengembalian atas investasi adalah ukuran kinerja manajer yang paling lazim
pada unit-unit desentralisasi. Pengembalian atas investasi mendorong manajer untuk
memperhatikan perbaikan profitabilitas divisinya melalui peningkatan penjualan,
pengendalian biaya, dan pemanfaatan aktiva secara efisien. Sayangnya, ukuran kinerja
ini juga dapat mendorong manajer meningkatkan ROI dengan mengorbankan manfaat
jangka panjang demi manfaat jangka pendek.
Laba residu adalah laba operasi dikurangi persentase minimum dari laba modal
dikalikan modal yang dipakai. Laba residu positif berarti divisi memperoleh lebih banyak
dari biaya modal minimum. Laba residu negatif berarti divisi memperoleh lebih sedikit
dari biaya modal minimum. Laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi
memperoleh tepat sama dengan biaya modal minimum.
EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal tahunan. Jika
EVA positif, perusahaan menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan merusak
modalnya. EVA adalah dalam satuan dolar, bukan presentase tingkat pengembalian. Fitur
utama dari EVA adalah penekanan pada laba operasi setelah pajak dan biaya modal
aktual. Para investor menyukai EVA karena menghubungkan laba dengan jumlah sumber
daya yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Perusahaan yang terdesentralisisasi mampu menghasilkan kesesuaian tujuan
dengan menciptakan program kompensasi manajemen yang memberi penghargaan bagi
para manajer karena melakukan tindakan-tindakan yang menguntungkan perusahaan.
Sistem penghargaan yang mungkin meliputi kompensasi tunai dan tunjangan
nonkeuangan.
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menghasilkan produk yang digunakan
dalam proses produksi divisi lain, timbul proses penetapan harga transfer. Harga transfer
merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang membeli.
Jadi, harga yang dikenakan terhadap barang antara tersebut memengaruhi laba operasi
kedua divisi. Karena kedua divisi dievaluasi menurut profitabilitasnya, harga yang
dikenakan terhadap barang antara dapat dapat menjadi masalah yang sangat serius. Ada
tiga kebijakan penetapan harga transfer yang lazim digunakan : harga pasar, harga
transfer berdasarkan biaya, dan harga transfer yang dinegosiasikan.

Kelompok 1|

20

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

DAFTAR PUSTAKA
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial . Buku I
Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S., dan David P.

Kelompok 1|

21

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Latihan 10-5 Biaya per unit, penilaian persediaan, perhitungan biaya absorpsi dan Variabel,
mergin kontribusi (TB2)
Kellen company memproduksi kotak plastik yang digunakan untuk penyimpanan di kamarkamar asrama. Pada Agustus 2008, Kellen mulai memproduksi kotak-kotak dengan
bermacam-macam warna. Selama bulan Agustus, 9.000 telah diproduksi dan 8.800 telah
terjual masing-masing seharga $7,50. Biaya-biaya yang timbul sebagai berikut.
Bahan baku langsung

$10.800

Tenaga kerja langsung

6.750

overhead variabel

5.850

overhead tetap

27.900

Komiai penjualan sebesar 10% dari harga jual telah dibayarkan. Semua beban administrasi
tetap berjumlah $23.000.
Diminta
1; Hitunglah biaya per unit dan biaya persediaan akhir dengan perhitungan biaya

absorpsi!
2; Hitunglah biaya per unit dan biaya persediaan akhir dengan perhitungan biaya
variabel!
3; Berapakah margin kontribusi per unit ?
4; Kellen percaya bahwa kotak dengan bermacam-macam warna akan laris terjual setelah
satu tahun penjualan. Perusahaan memperkirakan penjualan Agustus 2009 seharusnya
dua kali lipat lebih banyak dari Agustus 2008. Biaya diperkirakan tidak berubah.
Berapakah laba operasi yang direncanakan Kellen untuk Agustus 2009 ? Apakah anda
menggunakan perhitungan biaya variabel atau absorpsi untuk menemukannya ?

Penyelesaian :
1; Biaya Per Unit Perhitungan Biaya Absorsi

Bahan Baku langsung ( $ 10.800/9000 )


Tenaga Kerja Langsung ($ 6.750/9000 )
Overhead Variaabel ( $ 5.850/9000 )
Overhead Tetap ( $ 27.900/9000 )

$ 1.20
$ 0.75
$ 0.65
$ 3.10
Kelompok 1|

22

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Biaya Per unit


Biaya Persediaan Akhir ( $ 5.70 x 200 )

$ 5.70
$ 1.140

2; Biaya Per Unit Perhitungan Biaya Variabel

Bahan Baku langsung ( $ 10.800/9000 )


Tenaga Kerja Langsung ($ 6.750/9000 )
Overhead Variaabel ( $ 5.850/9000 )
Biaya Per unit
Biaya Persediaan Akhir ( $ 2.60 x 200 )
3; Harga Jual

$ 1.20
$ 0.75
$ 0.65
$ 2.60
$ 520

$ 7.50

Dikurangi :
Biaya Variabel pokok penjualan
Komisi ( 10% x $ 7.50 )
Margin Kotribusi Per unit

($ 2,60)
( $ 0.75 )
$ 4.15

4; Penjualan ($ 7,50 17.600)

$ 132.000

Dikurangi :
Biaya variabel pokok penjualan
Komisi
Margin kontribusi
Dikurangi Biaya Tetap :
Overhead tetap
Administrasi Tetap
Pendapatan bersih

$ 45.760
$ 13.200

($

$ 27.900
$ 23.000

58.960)
$ 73.040

50.900
22.140

Variabel costing harus digunakan, karena biaya tetap tidak akan meningkat produksi
dan meningkatkan penjualan.

Latihan 10-17 Margin, Perputaran, ROI (TB4)


Berkaitan dengan latihan 10-16. Asumsikan tingkat pengembalian yang diminta untuk setiap
perusahaan adalah 12%. Hitunglah laba residu untuk setiap perusahaan!
A

D
Kelompok 1|

23

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Pendapatan

$ 10.000

$ 45.000

$ 200.000

$ 19.200

Beban-beban

7.800

$ 27.000

$ 188.000

$ 18.000

Laba operasi

2.200

$ 18.000

12.000

$ 1.200

Aktiva

$ 20.000

$ 144.000

$ 100.000

$ 9.600

Margin

25 %

40%

6%

6,25%

Perputaran

0.50

0,3125

2,00

ROI

11 %

12.5 %

12. 0 %

12.5 %

Penyelesaian :
Laba Residu
Perusahaan A

= $ 2.200 - (0.12) ($ 20.000) = - $ 200

Perusahaan B

= $ 18.000 - (0.12) ($ 144.000) = $ 720

Perusahaan C

= $ 12.000 - (0.12) ($ 100.000) = 0

Perusahaan D

= $ 1.200 - (0.12) ($ 9,600) = $ 48

Kelompok 1|

24

Anda mungkin juga menyukai