Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

2, (2012) ISSN: 2301-9271

Perancangan Sistem Distribusi LPG 3Kg di


Kota Surabaya Dengan Mempertimbangkan
Pertumbuhan Demand
Muchlis, Stefanus Eko Wiratno
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: eko_w@ie.its.ac.id

Kata Kunci Kinerja Sistem Distribusi, LPG


Pertumbuhan Demand, Rancangan Sistem Distribusi,

3Kg,

I. PENDAHULUAN
EBIJAKAN yang tertuang dalam Peraturan Menteri
ESDM No.32429/26/MEM/2006 menyebutkan bahwa
perlunya dilakukan upaya konversi dari Minyak Tanah ke
LPG bagi konsumen rumah tangga. Terhitung sejak Agustus
2009 PT.Pertamina mulai memberlakukan sistem distribusi
yang tertutup (Closed Loop System) untuk mendistribusikan
gas LPG 3Kg. Pihak yang terlibat dalam aktivitas distribusi
LPG 3Kg ini terdiri dari Filling Plant, Stasiun Pengangkutan
dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE), Agen, Pangkalan dan
Pengecer (Retailer). Dalam sistem tertutup mensyaratkan
bahwa tiap pelaku turunan dibawah SPPBE hanya
diperkenankan untuk di-supply oleh satu pihak yang diatas
tingkatnya.

PANGKALAN

PANGKALAN

PANGKALAN

PANGKALAN

AGEN
PANGKALAN

AGEN
AGEN

PANGKALAN

PANGKALAN

AGEN

SPPBE
AGEN

AGEN
PANGKALAN

PANGKALAN

AGEN

AGEN

SPPBE
AGEN

PANGKALAN

PANGKALAN

SPPBE

AGEN
AGEN
PANGKALAN

PANGKALAN

AGEN
AGEN
PANGKALAN
PANGKALAN

PANGKALAN

PANGKALAN

PANGKALAN

PANGKALAN
PANGKALAN

Gambar 1 Sistem Distribusi Closed-Loop Gas LPG 3Kg

Pada tahun 2011, penyaluran LPG 3 kg di Jawa Timur


mencapai 637.256 MT. Penyaluran itu meningkat 24,8 persen
dibanding penyaluran tahun 2010 sebesar 539.366 MT.
Peningkatan itu juga berarti dua kali lebih besar jika
dibandingkan dengan penyaluran LPG 3 Kg Jatim tahun 2009
sebesar 293.993 MT.
Tingkat Konsumsi LPG Jatim (dalam MT)
Konsumsi (MT/Tahun)

AbstrakFasilitas yang dimiliki PT.Pertamina dalam upaya


menyalurkan LPG di area Surabaya saat ini masih memiliki
keterbatasan
dalam
memenuhi
permintaan.
Kondisi
pertumbuhan demand yang semakin besar dan bervariasi secara
geografis berpotensi menjadikan rancangan sistem distribusi
yang diterapkan saat ini terjadi Over Capacity serta Stockout.
Terjadinya over capacity dan stockout akan menurunkan
efektivitas dan efisiensi dalam sistem distribusi LPG 3Kg.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah
langkah untuk melakukan perancangan ulang terhadap jaringan
distribusi LPG 3Kg untuk area Surabaya. Tujuan dari penelitian
ini untuk menentukan keputusan strategis terkait dengan sistem
distribusi yang dapat diterapkan untuk mengakomodasi
peningkatan demand hingga tahun 2020. Keputusan yang
dilakukan dalam penelitian ini berupa penentuan total fasilitas
(SPPBE) yang harus tersedia, keputusan kapasitas fasilitas
(SPPBE), penentuan lokasi dari fasilitas serta coverage area tiap
SPPBE. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan Allocation Model serta Minimum-Cost Method.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah rancangan sistem distribusi
LPG 3Kg di Kota Surabaya yang menghasilkan Total Revenue
maksimal dan Total Transportation Cost minimal.

1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0

2009

2010

2011

2012

Tingkat Konsumsi (MT) 293993 539366 637256 720000

Gambar 2 Tingkat Komsumsi LPG 3Kg Jawa Timur

Pada tahun 2012 terhitung sejak bulan Januari hingga Mei


2012 penyaluran mencapai 309.105 MT dan hingga akhir
tahun 2012 jumlah permintaan sebesar 720.000 Metric Ton.
Data permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Kota Surabaya
menunjukan bahwa karakteristik permintaan LPG 3Kg di Kota
Surabaya bervariasi secara geografis serta berfluktuasi.
Sebaran demand fluktuatif dan bervariasi secara geografis
berpotensi untuk menghasilkan biaya distribusi yang lebih
tinggi meskipun fluktuasinya dapat diprediksi dengan baik.
Tetapi biaya-biaya yang muncul disepanjang supply chain
akan tinggi oleh karena permintaan yang berfluktuasi. Kondisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271


ini sekaligus akan menyebabkan sistem distribusi yang kurang
efektif dan efisien.
Dengan demikian struktur jarigan supply chain secara
signifikan berpengaruh terhadap kinerja dari aktivitas
operasional yang terdapat didalamnya termasuk aktivitas
distribusi. Total Cost aktivitas distribusi akan dipengaruhi oleh
rancangan sistem distribusi yang diterapkan. Struktur Jaringan
Distribusi yang efisien merupakan keunggulan kompetitif
dalam aplikasi jaringan logistik.
Oleh karena itu perumusan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa jumlah SPPBE yang diperlukan untuk
mengakomodasi peningkatan demand LPG 3Kg di
Kota Surabaya yang diproyeksikan hingga tahun
2020
2. Keputusan lokasi penempatan SPPBE baru relatif
terhadap SPPBE eksisting sedemikian rupa sehingga
menghasilkan biaya distribusi yang minimal
3. Berapa kapasitas yang dimiliki oleh tiap SPPBE
ketika diproyeksikan peningkatan demand hingga
tahun 2020
4. Keputusan cakupan wilayah pemasaran (Coverage
area) yang dimiliki oleh tiap SPPBE pada saat
demand diproyeksikan mengalami kenaikan hingga
pada tahun 2020
Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
melakukan perancangan sistem distribusi LPG 3Kg yang
diterapkan di Kota Surabaya dengan skenario pertumbuhan
demand LPG 3Kg hingga tahun 2020 sehingga dapat
meningkatkan capaian indikator kinerja yang digunakan
(teknis dan ekonomis).
Batasan yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu:
1. pihak di sepanjang rantai distribusi yang diamati
adalah Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk
Elpiji (SPPBE)
2. Horizon perencanaan sistem distribusi yang
digunakan adalah hingga tahun 2020
Sedangkan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. kontrak kerjasama yang dimiliki tiap SPPBE saat ini
dengan PT.Pertamina akan dilakukan perpanjangan
kontrak setelah periode kontrak sekarang telah
berakhir yaitu pada tahun 2020
2. Kenaian filling fee yang diterima oleh SPPBE dari
PT.Pertamina pada tahun 2020 sebanding dengan
kenaikan biaya transportasi yang dibutuhkan SPPBE
untuk mendistribusikan LPG 3Kg di tiap Kecamatan
di Surabaya.
3. Nilai filling fee yang diterima tiap SPPBE pada tahun
2020 serta biaya transportasi pada tahun 2020 yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai yang
berlaku sekarang, karena dalam penelitian ini fokus
pada besarnya selisih antara revenue SPPBE dengan
cost yang dibutuhkan
4. Keputusan penambahan jumlah SPPBE baru tidak
menggeser keberadaan SPPBE eksisting

2
II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tahap Identifikasi Permasalahan


Dalam tahap identifikasi permasalahan dalam penelitian ini
terdiri dari tahap identifikasi masalah, perumusan masalah,
penentuan tujuan penelitian dan tinjauan kondisi lapangan.
Secara umum dalam tahap ini adalah melakukan pengumpulan
informasi terhadap sistem distribusi LPG 3Kg yang diterapkan
hingga saat ini.
B. Tahap Studi Pustaka
Pada tahap ini aktivitas utama yang dilakukan adalam
mencari dan mengumpulkan sumber-sumber literatur yang
relevan dengan konsep sistem distribusi, Location-Allocation
Model, Minimum-Cost Method serta dapat digunakan dalam
penyelesaian terhadap permasalahan. Dengan adanya studi
pustaka maka akan mendukung rancangan dan metode
penelitian yang tepat.
C. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
Pada tahap ini akan dilakukan penentuan jenis data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, penentuan
sumber data/informasi serta rentang data yang diperlukan
untuk menunjang aktivitas penelitian yang dilakukan. Data
dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah dan lokasi SPPBE eksisting di Surabaya
2. Kapasitas SPPBE Eksisting di Kota Surabaya
3. Coverage area tiap SPPBE eksisting di Surabaya
4. Tingkat permintaan eksisting dan proyeksi
permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Surabaya
hingga tahun 2020
5. Konfigurasi sistem distribusi LPG yang diterapkan di
Kota Surabaya
D. Tahap Perumusan Model Matematis
Pada tahap perumusan model matematis ini yang dilakukan
berupa formulasi biaya distribusi yang minimal. Biaya
distribusi yang ditentukan adalah biaya transportasi atau
perpindahan LPG dari SPPBE menuju tiap kecamatan yang
ada di Surabaya.model matematis yang dirumuskan
merupakan Location-Allocation Model. Model matematis
dengan tujuan meminimasi biaya transportasi dapat
diformulasikan sebagai berikut:

Subject to:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271

Tabel 1 Penjelesan Index Formulasi Matematis Location-Allocation Model


No

Index

3
4

i
j

cij

6
7
8
9

Fi
Dj
xij
yi

Penjelasan
Jumlah lokasi potensial untuk SPPBE dalam hal ini terdapat 6 lokasi, yaitu:
Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri, Sukolilo dan Krembangan
Jumlah customer, dalam hal ini berupa kecamatan di Kota Surabaya yang
berjumlah 31 Kecamatan
Index untuk SPPBE
Index untuk Kecamatan
Biaya transportasi pemindahan 1 unit komoditas dari SPPBE i ke lokasi
Kecamatan j
Biaya tetap untuk membuka dan operasional SPPBE i
Jumlah permintaan LPG 3Kg Kecamatan j
Jumlah LPG 3Kg yang dikirimkan SPPBE i ke Kecamatan j
1 jika SPPBE i dibuka dan 0 jika tidak

Formulasi matematis tersebut memiliki fungsi tujuan (2.1)


untuk meminimalkan biaya transportasi dari tiap SPPBE
(Eksisting dan Baru) ke Kecamatan yang terdapat di Surabaya.
Persamaan (2.2) memastikan bahwa masing-masing dari
permintaan dari customer telah dipenuhi oleh satu atau lebih
dari m fasilitas (SPPBE eksisting dan SPPBE baru). Batasan
(2.3) dan (2.4) memastikan bahwa jumlah unit komoditas yang
dikirimkan tidak melebihi dari total permintaan customer.
Fasilitas SPPBE i yang tidak mengirimkan sejumlah
komoditas ke lokasi customer manapun, maka biaya tetap dan
operasional tidak akan terjadi. Batasan (2.4) merupakan
batasan non-negativitas untuk jumlah alokasi LPG 3Kg yang
dilakukan oleh tiap SPPBE.
E. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini akan dilkukan pengolahan terhadap data dan
informasi yang telah diperoleh dari PT.Pertamina Unit
Pemasaran V Surabaya. Pengolahan data yang dilakukan
berupa perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan
aplikasi POM for Windows 3. Hasil yang didapatkan dari
pengolahan data ini akan diketahui jumlah biaya minimal
yang dihasilkan dari sistem distribusi dengan keputusan
alokasi dari tiap SPPBE ke sejumlah kecamatan yang
terdapat di Surabaya.
F. Tahap Analisis dan Interpretasi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan
dan pengolahan data. Analisis yang dilakukan dengan
mempertimbangkan variasi dari nilai tiap variabel. Jenis
variabel yang telah ditentukan akan diterapkan skenario untuk
mengetahui dampak yang dihasilkan terhadap objective
function yang ditentukan.
G. Tahap Pengambilan Kesimpulan
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari aktivitas penelitian
yang ditandai oleh tersusunnya butir-butir kesimpulan yang
menjawab tujuan dari penelitian yang telah didefinisikan
dalam tahap awal.

perumbuhan permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya dan


Proyeksi permintaan hingga tahun 2020:

Tabel 2 Demand Eksisting LPG 3Kg dan Proyeksi Hingga Tahun 2020
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Demand (MT/Tahun)
28,746.65
52,749.99
62,323.64
70,416.00
77,542.10
84,815.55
91,702.57
97,589.88
103,269.61
108,164.59
112,220.76
116,083.40

Pertumbuhan
83.50%
18.15%
12.98%
10.12%
9.38%
8.12%
6.42%
5.82%
4.74%
3.75%
3.44%

Sumber: Pertamina, 2012

Sedangkan coverage area eksisting dari sistem distribusi yang


diterapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Coverage area tiap SPPBE Eksisting di Surabaya
SPPBE
PT. Andhika Dian Utama
PT. Nusantara Multi Agro
PT. Sarana Gasa Nusraya
PT. Gubah Tiara Perkasa
PT. Cahaya Anugrah Gasindo

Coverage area
Tandes,Asemrowo, Benowo, Pakal, Lakarsantri,
Sambikerep
Wonokromo,Karang Pilang, Dukuh Pakis, Wiyung,
Wonocolo, Sukomanunggal
Tegalsari,Genteng, Bubutan, Pabean Cantikan,
Gubeng, Tenggilis, Sawahan
Semampir, Krembangan, Kenjeran, Gunung Anyar,
Sukolilo
Simokerto, Bulak, Tambaksari, Rungkut, Mulyorejo

B. Perhitungan Jumlah SPPBE Baru berdasarkan pada


Tingkat Demand hingga Tahun 2020
Untuk menentukan jumlah SPPBE yang diperlukan untuk
mengantisipasi kenaikan permintaan LPG hingga tahun 2020
dilakukan dengan cara menghitung kapasitas rata-rata dari tiap
SPPBE mulai tahun 2012 hingga 2020 untuk tiap jumlah
SPPBE yang dikehendaki. Berikut merupakan metode
sederhana dalam penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi
tingkat permintaan hingga tahun 2020.
Tabel 4 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand per
Tahun Hingga Tahun 2020
Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2874.66
5275.00
6232.36
7041.60
7754.21
8481.55
3194.07
5861.11
6924.85
7824.00
8615.79
9423.95
3593.33
6593.75
7790.45
8802.00
9692.76
10601.94
4106.66
7535.71
8903.38
10059.43
11077.44
12116.51
4791.10
8791.66
10387.27
11736.00
12923.68
14135.92

Jumlah SPPBE
10
9
8
7
6

Tabel 5 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand per


Tahun hingga Tahun 2020 (Lanjutan)

III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


A. Pertumbuhan Demand Hingga Tahun 2020 dan
Coverage area Eksisting tiap SPPBE
Dalam penelitian ini, akan memproyeksikan tingkat
permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya hingga tahun 2020.
Permintaan yang diproyeksikan meliputi permintaan agregat
tingkat kota Surabaya dan permintaan tingkat kecamatan yang
terdapat di seluruh Surabaya. Berikut merupakan data

Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per Tahun


2015
2016
2017
2018
2019
2020
9170.26
9758.99
10326.96
10816.46
11222.08
11608.34
10189.17
10843.32
11474.40
12018.29
12468.97
12898.15
11462.82
12198.73
12908.70
13520.57
14027.59
14510.42
13100.37
13941.41
14752.80
15452.08
16031.54
16583.34
15283.76
16264.98
17211.60
18027.43
18703.46
19347.23

Jumlah SPPBE
10
9
8
7
6

Bagian cell yang di-shading pada Tabel 4 dan Tabel 5


menunjukan tahun dimana diperlukan penambahan SPPBE
baru. Penambahan pada tahun-tahun tertentu ini dilakukan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271


dengan pertimbangan tingkat kapasitas rata-rata yang dimiliki
oleh tiap SPPBE yang ada. Ketentuan penambahan
berdasarkan pada kapasitas ini adalah jika tingkat kapasitas
rata-rata mendekati angka 12.000 Metric Ton maka perlu
dilakukan penambahan fasilitas. Hal ini karena sesuai dengan
rekomendasi dari PT.Pertamina yang menyebutkan bahwa tiap
SPPBE hendaknya tidak melakukan produksi melebihi nilai 40
Metric Ton per hari atau setara dengan 12.000 Metric Ton per
tahun (hari kerja per tahun adalah 300 hari).
C. Perhitungan Location-Allocation Model dengan POM
for Windows 3
Untuk melakukan perhitungan dengan Location-Allocation
Model diperlukan alternatif lokasi yang akan dipilih. Berikut
merupakan alternative lokasi yang digunakan untuk
penempatan SPPBE baru:
Tabel 6 Alternatif Lokasi SPPBE Baru
Alternatif SPPBE Baru
SPPBE A
SPPBE B
SPPBE C
SPPBE D
SPPBE E
SPPBE F

Kecamatan
Pabean cantikan
Tambaksari
Rungkut
Lakasrantri
Sukolilo
Krembangan

Koordinat
X
112.7332
112.769
112.801
112.655
112.806
112.721

y
-7.220
-7.251
-7.320
-7.309
-7.293
-7.229

Berdasarkan pada Tabel 6 menunjukan terdapat 6 alternatif


lokasi untuk SPPBE baru. Alternatif lokasi yang tersedia ini
selanjutnya akan dilakukan pemilihan berdasarkan pada
indicator kinerja berupa Total Cost Minimization dan Total
Revenue Maximization. Pemilihan alternatif lokasi untuk
SPPBE Baru dilakukan dengan menggunkan software POM
for Windows versi 3 dengan menggunakan modul
transportation.
Perhitungan dengan menggunakan software POM for
Windows versi 3 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 7 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah
Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 3 lokasi)
Tambahan SPPBE
3

Cost Minimal
Rungkut
Lakarsantri
Krembangan

Revenue Maksimal
Pabean Cantikan
Tambaksari
Sukolilo

Revenue - Cost Maksimal


Rungkut
Lakarsantri
Krembangan

Tabel 7 menunjukkan tambahan SPPBE untuk memenuhi


demand pada tahun 2020 sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif
lokasi yang menghasilkan cost minimal, revenue maksimal
dan selisih revenue dengan cost yang maksimal.
Tabel 8 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah
Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 4 lokasi)
Tambahan SPPBE
4

Cost Minimal
Tambaksari
Rungkut
Lakarsantri
Krembangan

Revenue Maksimal
Pabean Cantikan
Rungkut
Lakarsantri
Krembangan

Revenue - Cost Maksimal


Pabean Cantikan
Rungkut
Lakarsantri
Krembangan

Tabel 8 menunjukkan bahwa lokasi yang menghasilkan biaya


yang minimal adalah Kecamatan Tambaksari, Rungkut,
Lakarsantri dan Krembangan. Sedangkan 4 lokasi yang
menghasilkan revenue maksimal dan selisih revenue dengan
cost yang maksimal adalah Kecamatan Pabean Cantikan,
Rungkut, Lakarsantri dan Krembangan.

Tambahan SPPBE

Cost Minimal

Revenue Maksimal

Revenue - Cost Maksimal

Pabean Cantikan
Tambaksari
Rungkut
Sukolilo
Krembangan

Pabean Cantikan
Tambaksari
Rungkut
Lakarsantri
Krembangan

Tabel 9 menunjukkan bahwa pemilihan jumlah lokasi dari


alternatif yang ada yang dapat memenuhi semua indikator
kinerja adalah sebanyak 5 lokasi baru. Lokasi yang
menghasilkan cost minimal, revenue maksimal dan selisih
revenue dengan cost yang maksimal adalah Kecamatan
Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri dan
Krembangan.
Keputusan pemilihan lokasi dari alternatif yang ada
berdasarkan pada indicator kinerja berpeluang memiliki
coverage area yang berbeda untuk tiap SPPBE (Eksisting dan
Baru). Dalam penelitian ini coverage area yang ditentukan
adalah berdasarkan pada pemilihan lokasi yang memberikan
biaya minimal untuk tiap jumlah penambahan SPPBE baru
yang diperlukan. Secara lebih detil coverage area tersebut
dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 10 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand
Tahun 2014 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah Tambahan
SPPBE Baru sebanyak 3 Lokasi
From

PT. Andhika Dian Utama

PT. Cahaya Anugrah Gasindo

PT. Gubah Tiara Perkasa

PT. Nusantara Multi Agro

PT. Sarana Gasa Nusraya

Tambaksari

Rungkut

Lakarsantri

To
Sukomanunggal
Asemrowo
Pakal
Lakarsantri
Sambikerep
Dummy
Tambaksari
Wonokromo
Karang Pilang
Dukuh Pakis
Pabean Cantikan
Semampir
Krembangan
Kenjeran
Bulak
Wonocolo
Jambangan
Benowo
Dummy
Tegalsari
Genteng
Bubutan
Tambaksari
Sukolilo
Wiyung
Jambangan
Simokerto
Semampir
Gunung Anyar
Sukolilo
Mulyorejo
Tambaksari
Gubeng
Rungkut
Tenggilis
Sawahan
Gayungan
Tandes
Dummy
TOTAL REVENUE
TOTAL COST
REVENUE - COST

Shipment
3085.7
1309.7
1453.85
1570.11
1873.92
2706.72
3721.47
4085.49
2222.57
1970.47
2129.15
1587
3271.31
5012.53
1141.33
2462.01
554.75
1660.22
6181.69
2625.48
1427.59
2590.48
425.4
1976.71
2085.11
869.23
2432.66
3057.21
1905.18
1699.71
2905.24
2134.36
3929.57
3713.56
2222.51
5232.34
1310.1
3161.51
2296.05

Cost per unit


8606
4500
8216
18669
12792
0
11414
4500
3997
7796
4500
8300
6071
10579
13841
6962
6681
4500
0
4655
8172
7443
18302
11451
8965
4500
5820
7341
9862
9318
4500
14480
5878
4500
8292
12705
9669
4500
0

Shipment cost
26555530
5893650
11944830
29312380
23971190
0
42476860
18384700
8883613
15361780
9581175
13172180
19860120
53027550
15797150
17140510
3706282
7470990
0
12221610
11666270
19280940
7785698
22635280
18693010
3911537
14158080
22442980
18788850
15837920
13073580
30905520
23098010
16711020
18429050
66476880
12667360
14226800
0
25,188,348,400
685,550,885.00
24,502,797,515

Tabel 11 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand
Tahun 2016 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah Tambahan
SPPBE Baru sebanyak 4 Lokasi
From

Tabel 9 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah


Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 5 lokasi)

Pabean Cantikan
Tambaksari
Rungkut
Lakarsantri
Krembangan

PT. Andhika Dian Utama

To
Sukomanunggal
Asemrowo
Pakal

Shipment
3254.91
1624.3
1821.43

Cost per unit


8606
4500
8216

Shipment cost
28011750
7309350
14964870

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271

PT. Cahaya Anugrah Gasindo

PT. Gubah Tiara Perkasa

PT. Nusantara Multi Agro

PT. Sarana Gasa Nusraya

Tambaksari

Rungkut

Lakarsantri

Krembangan

Lakarsantri
Sambikerep
Dummy
Tambaksari
Wonokromo
Karang Pilang
Dukuh Pakis
Simokerto
Pabean Cantikan
Semampir
Krembangan
Wonocolo
Jambangan
Benowo
Dummy
Tegalsari
Genteng
Tambaksari
Wiyung
Jambangan
Genteng
Simokerto
Gunung Anyar
Sukolilo
Mulyorejo
Tambaksari
Gubeng
Rungkut
Tenggilis
Sawahan
Gayungan
Tandes
Dummy
Bubutan
Kenjeran
Bulak
Dummy
TOTAL REVENUE
TOTAL COST

1904.59
2347.33
1047.44
2572.98
4289.61
2761.45
2375.96
1320.63
2258.75
4900.56
3520.05
3016.52
265.09
2021.42
6696.97
2720.46
1138.15
4090.3
2532.98
1518.11
380.29
1235.9
2365.6
4423.18
3595.03
963.32
4172.94
4547.4
2316.34
5559.83
1591.95
3859.16
989.06
2686.23
6232.16
1404.94
1676.67

18669
12792
0
11414
4500
3997
7796
7974
4500
8300
6071
6962
6681
4500
0
4655
8172
18302
8965
4500
7690
5820
9862
9318
4500
14480
5878
4500
8292
12705
9669
4500
0
6295
4525
4500
0

REVENUE - COST

35556790
30027050
0
29367990
19303240
11037520
18522980
10530720
10164380
40674650
21370220
21001010
1771059
9096390
0
12663740
9300949
74860670
22708170
6831500
2924442
7192925
23329550
41215190
16177640
13948880
24528540
20463300
19207090
70637640
15392560
17366220
0
16909820
28200520
6322230
0
28,945,158,000
758,891,545.00
28,186,266,455.00

Tabel 12 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand
Tahun 2018 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah Tambahan
SPPBE Baru sebanyak 5 Lokasi
From

PT. Andhika Dian Utama

PT. Cahaya Anugrah Gasindo

PT. Gubah Tiara Perkasa

PT. Nusantara Multi Agro

PT. Sarana Gasa Nusraya

Tambaksari

Rungkut

Lakarsantri

Sukolilo

Krembangan

To
Sukomanunggal
Asemrowo
Pakal
Lakarsantri
Sambikerep
Tambaksari
Sawahan
Wonokromo
Karang Pilang
Dukuh Pakis
Pabean Cantikan
Semampir
Krembangan
Dummy
Wonocolo
Benowo
Dummy
Tegalsari
Genteng
Wiyung
Jambangan
Dummy
Simokerto
Semampir
Sukolilo
Mulyorejo
Tambaksari
Gubeng
Rungkut
Sawahan
Gayungan
Tandes
Rungkut
Tenggilis
Gunung Anyar
Dummy
Bubutan
Kenjeran
Bulak

Shipment
3607.6
1800.31
1879.44
2110.96
2601.69
1347.41
204.07
4754.42
3060.68
2633.42
2503.5
5152.18
3901.47
442.84
3343.38
2240.46
6416.16
3015.25
1682.98
2807.45
1976.43
2517.89
2833.55
279.4
4902.47
3984.58
7105.6
4625.12
269.28
5958.21
1764.46
4277.33
4770.87
2567.34
2621.94
2039.85
2977.31
6907.47
1557.18

Cost per unit


8606
4500
8216
18669
12792
11414
8803
4500
3997
7796
4500
8300
6071
0
6962
4500
0
4655
8172
8965
4500
0
5820
7341
9318
4500
14480
5878
4500
12705
9669
4500
8292
4500
7761
0
6295
4525
4500

Shipment cost
31047010
8101396
15441480
39409510
33280820
15379350
1796427
21394890
12233540
20530140
11265750
42763090
23685820
0
23276610
10082070
0
14035990
13753310
25168790
8893935
0
16491260
2051075
45681210
17930610
102889100
27186460
1211766
75699060
17060560
19247990
39560040
11553030
20348880
0
18742170
31256300
7007310

5
From

To
Pakal
Dummy
TOTAL REVENUE

Shipment
139.36
418.68

Cost per unit


9879
0

Shipment cost
1376734
0
32,086,079,600

TOTAL COST

826,833,483.00

REVENUE - COST

31,259,246,117.00

Penentuan coverage area sebagaimana ditampilkan pada


Tabel 10, Tabel 11 dan Tabel 12 dilakukan berdasarkan
scenario penambahan SPPBE pada tiap tahun dimana
penambahan SPPBE Baru diperlukan. Sedangkan scenario
penambahan yang dilakukan secara agregat pada tahun 2020
memiliki hasil yang berbeda untuk tiap penambahan SPPBE.
Berikut merupakan hasil penambahan lokasi SPPBE secara
agregat pada tahun 2020.
Untuk Penambahan SPPBE Baru 3 lokasi
Penambahan SPPBE sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif untuk
demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal
adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah
SPPBE tambahan 3 lokasi
From

To
Tambaksari
Tenggilis
Dummy
Sawahan
Tandes
Lakarsantri
Tandes
Sukomanunggal
PT. Andhika Dian Utama
Asemrowo
Pakal
Sambikerep
Sawahan
Wonokromo
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Karang Pilang
Dukuh Pakis
Simokerto
Pabean Cantikan
PT. Gubah Tiara Perkasa
Semampir
Krembangan
Bubutan
Wonocolo
Gayungan
PT. Nusantara Multi Agro
Jambangan
Benowo
Pakal
Tegalsari
Genteng
PT. Sarana Gasa Nusraya
Bubutan
Sukolilo
Wiyung
Krembangan
Pabean Cantikan
Kenjeran
Bulak
Simokerto
Gunung Anyar
Tambaksari
Sukolilo
Mulyorejo
Gubeng
Rungkut
Rungkut
Tenggilis
TOTAL REVENUE
TOTAL COST
REVENUE - COST

Shipment
9071.86
1128.17
5826.89
1790.94
2265.49
2799.54
3871.72
1932.11
604.47
2792.16
786.54
5102.5
3284.75
2826.21
2212.53
2686.79
5829.23
1271.45
430.49
3588.15
1893.63
2121.12
2404.48
1562.13
3235.99
1806.19
2764.79
1180.05
3012.98
2915.65
7413.17
1671.18
828.47
2813.89
4081.34
4276.3
4963.73
5409.14
1627.13

Cost per unit


0
0
0
0
0
15,869
8,606
4,500
8,216
12,792
8,803
4,500
3,997
7,796
7,974
4,500
8,300
6,071
10,619
6,962
13,445
6,681
4,500
9,979
4,655
8,172
7,443
11,451
8,965
4,768
4,500
4,525
5,820
9,862
9,318
4,500
5,878
4,500
8,292

Shipment cost
0
0
0
0
0
44,425,900
33,320,020
8,694,495
4,966,324
35,717,310
6,923,912
22,961,250
13,129,150
22,033,130
17,642,720
12,090,560
48,382,610
7,718,974
4,571,366
24,980,700
25,459,860
14,171,200
10,820,160
15,588,500
15,063,530
14,760,180
20,578,340
13,512,750
27,011,370
13,901,820
33,359,260
7,562,090
4,821,694
27,750,580
38,029,930
19,243,350
29,176,800
24,341,130
13,492,160
28,320,000,000
676,203,125
27,643,796,875

Tabel 13 menunjukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan


SPPBE baru sebanyak 3 lokasi tidak mampu memenuhi
tingkat demand (kapasitas maksimal tiap SPPBE adalah
12.000 MT/Tahun). Kekurangan pasokan (stoclout) yang
terjadi sebesar 20.083,35 MT.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271

Tabel 14 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah
SPPBE tambahan 4 lokasi
From

To
Tambaksari
Tenggilis
Sukomanunggal
Asemrowo
PT. Andhika Dian Utama
Pakal
Lakarsantri
Sambikerep
Tambaksari
Wonokromo
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Karang Pilang
Dukuh Pakis
Pabean Cantikan
PT. Gubah Tiara Perkasa
Semampir
Krembangan
Bubutan
Tambaksari
Wiyung
Wonocolo
PT. Nusantara Multi Agro
Gayungan
Jambangan
Benowo
Pakal
Tegalsari
Genteng
PT. Sarana Gasa Nusraya
Sukolilo
Wiyung
Simokerto
Semampir
Tambaksari
Gunung Anyar
Sukolilo
Mulyorejo
Gubeng
Runtkut
Rungkut
Tenggilis
Sawahan
Lakarsantri
Gayungan
Tandes
Bubutan
Krembangan
Kenjeran
Bulak
TOTAL REVENUE
TOTAL COST
REVENUE - COST
Dummy

Shipment
6955.18
1128.17
3,872
1,932
1,139
2,265
2,792
787
5,103
3,285
2,826
2,687
5,126
4,187
280
1,330
151
3,588
1,098
2,121
2,404
1,028
3,236
1,806
4,096
2,862
3,041
703
2,814
1,166
4,276
4,964
5,409
1,627
6,613
796
4,590
2,916
7,413
1,671

Cost per unit


0
0
8,606
4,500
8,216
18,669
12,792
11,414
4,500
3,997
7,796
4,500
8,300
6,071
10,619
23,162
14,245
6,962
13,445
6,681
4,500
9,979
4,655
8,172
11,451
8,965
5,820
7,341
9,862
9,318
4,500
5,878
4,500
8,292
12,705
9,669
4,500
6,295
4,525
4,500

Shipment cost
0
0
33,320,020
8,694,495
9,354,074
42,294,440
35,717,310
8,977,568
22,961,250
13,129,150
22,033,130
12,090,560
42,546,710
25,419,880
2,969,387
30,808,690
2,148,999
24,980,700
14,756,430
14,171,200
10,820,160
10,259,220
15,063,530
14,760,180
46,899,860
25,658,910
17,698,620
5,161,605
27,750,580
10,861,900
19,243,350
29,176,800
24,341,130
13,492,160
84,023,630
7,697,394
20,657,160
18,354,020
33,544,590
7,520,310
31,860,000,000
809,359,102
31,050,640,898

Tabel 14 menujukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan


SPPBE Baru sebanyak 4 lokasi masih belum mampu
memenuhi tingkat demand. Kekurangan pasokan (stockout)
yang terjadi adalah sebesar 8.083,35MT.
Untuk Penambahan SPPBE Baru 5 lokasi
Penambahan SPPBE sebanyak 5 lokasi dari 6 alternatif untuk
demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal
adalah sebagai berikut:
Tabel 15 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah
SPPBE tambahan 5 lokasi
From

PT. Andhika Dian Utama

PT. Nusantara Multi Agro

To
Sukomanunggal
Asemrowo
Pakal
Lakarsantri
Sambikerep
Wonocolo
Gayungan
Benowo

Shipment
3871.72
1932.11
1138.52
2265.49
2792.16
3588.15
1062.64
2404.48

Cost per unit


8606
4500
8216
18669
12792
6962
13445
4500

Shipment cost
33320020
8694495
9354072
42294460
35717310
24980700
14287200
10820160

From

To
Pakal
Dummy
Tegalsari
Genteng
Bubutan
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tambaksari
Sukolilo
Wiyung
Jambangan
Pabean Cantikan
PT. Gubah Tiara Perkasa
Semampir
Krembangan
Tambaksari
Sawahan
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Wonokromo
Karang Pilang
Dukuh Pakis
Simokerto
Semampir
Tambaksari
Sukolilo
Mulyorejo
Tambaksari
Rungkut
Gubeng
Sawahan
Lakarsantri
Gayungan
Tandes
Tambaksari
Rungkut
Sukolilo
Tenggilis
Gunung Anyar
Bubutan
Krembangan
Kenjeran
Bulak
TOTAL REVENUE
TOTAL COST
REVENUE - COST

Shipment
1028.08
3916.65
3235.99
1806.19
279.63
262.28
1281.81
3012.98
2121.12
2686.79
5126.11
4187.1
751.64
34.9
5102.5
3284.75
2826.21
3041
703.12
3979.58
4276.3
7036.27
4963.73
6578.53
830.99
4590.48
1021.67
5409.14
2755.3
2813.89
2915.65
7413.17
1671.18

Cost per unit


9979
0
4655
8172
7443
18302
11451
8965
4500
4500
8300
6071
11414
8803
4500
3997
7796
5820
7341
9318
4500
14480
5878
12705
9669
4500
18741
8292
4500
7761
6295
4525
4500

Shipment cost
10259220
0
15063530
14760180
2081283
4800245
14678010
27011370
9545041
12090560
42546710
25419880
8579221
307223.8
22961250
13129150
22033130
17698620
5161605
37081730
19243350
101885200
29176800
83580220
8034841
20657160
19147130
44852590
12398850
21838600
18354020
33544590
7520310
34,285,005,000
904,910,037
33,380,094,963

IV. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL


A. Analisa Sensitivitas Jumlah Penambahan SPPBE Baru
Penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi demand tidak
hanya bergantung pada jumlah permintaan yang harus
dipenuti. Jumlah SPPBE juga dipengaruhi oleh kapasitas dari
SPPBE Eksisting dan SPPBE baru yang diharapkan. Untuk
tingkat kapasitas SPPBE Baru yang sama, penurunan
kapasitas SPPBE Eksisting menjadi dibawah 12.000
MT/Tahun menyebabkan jumlah SPPBE baru yang diperlukan
bertambah. Sensitivitas perubahan jumlah SPPBE baru yang
diperlukan terhadap perubahan kapasitas SPPBE Eksisting
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Analisa Sensitivitas Jumlah Tambahan Fasilitas Baru
pada Berbagai Tingkat Kapasitas Fasilitas Eksisting
(Untuk Kapsitas Fasilitas Baru = 40MT/Hari)

Kapasitas Produksi Fasilitas Eksisting (MT/Tahun)

Jumlah Tambahan Fasilitas Baru


Kapasitas Sisa

16000
14000

12000
TINGKAT KAPASITAS (MT0

Untuk Penambahan SPPBE Baru 4 lokasi


Penambahan SPPBE sebanyak 4 lokasi dari 6 alternatif untuk
demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal
adalah sebagai berikut:

10000
8000

6000
4000
2000

0
0

-2000

JUMLAH TAMBAHAN FASILITAS BARU

Gambar 3Analisa Sensitivitas Jumlah SPPBE Baru terhadap Perubahan


Kapasitas SPPBE Eksisting dan SPPBE Baru yang Diharapkan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271


B. Analisa Kapasitas Produksi tiap SPPBE
Untuk menentukan kapasitas design yang diterapkan untuk
masing-masing SPPBE dapat dikaitkan dengan perhitungan
Total Revenue dari keputusan tingkat kapasitas SPPBE.
Tingkat kapasitas yang diputuskan tidak hanya terhadap
SPPBE Eksisting, tetapi juga pada berbagai tingkat kapasitas
SPPBE Baru. Perbedaan terhadap keputusan kapasitas yang
diterapkan pada SPPBE Eksisting serta pada SPPBE baru akan
mempengaruhi tingkat Total Revenue yang dihasilkan dari
sistem distribusi. Perbedaan Total Revenue yang dihasilkan
oleh perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 16 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan
Jumlah SPPBE Baru dan Revenue
KAPASITAS SPPBE BARU 30MT/Hari
Tambahan
Unmet Demand
SPPBE Baru
(MT)
7
8.083,40
7
583,40
6
2.083,40
5
3.583,40
4
5.083,40

Kapasitas SPPBE
Eksisting (MT/Tahun)
9.000
10.500
12.000
13.500
15.000

Revenue Normal
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

34.663.350.935
34.663.350.935
34.483.350.935
34.303.350.935
34.123.350.935

Tabel 17 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan


Jumlah SPPBE Baru dan Revenue
Kapasitas
SPPBE
Eksisting
(MT/Tahun)
9.000
10.500
12.000
13.500
15.000

Tambahan
SPPBE
Baru
5
5
4
4
3

Unmet
Demand

Revenue Normal

KAPASITAS SPPBE BARU 40MT/Hari


11.083,40
Rp 34.303.350.935
3.583,40
Rp 34.303.350.935
8.083,40
Rp 34.303.350.935
583,40
Rp 34.123.350.935
5.083,40
Rp 33.943.350.935

Revenue Optimal

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

34.483.350.935
34.303.350.935
34.303.350.935
34.123.350.935
33.943.350.935

Tabel 16 dan Tabel 17 menunjukkan semakin banyak jumlah


SPPBE baru yang diperlukan maka tingkat revenue yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini karena untuk setiap
pembukaan SPPBE baru maka sebanyak 9000 MT LPG akan
dikenai filling fee sebesar Rp.300/Kg. Sedangkan jika
kapasitas tersebut dibebankan kepada SPPBE eksisting yang
telah berkapasitas lebih dari 9000MT maka filling fee yang
digunakan adalah Rp.280/Kg. Sehingga dapat dipastikan
bahwa setiap pembukaan SPPBE baru, maka aka nada
kesempatan sebanyak 9000 MT LPG untuk dihargai filling fee
sebesar Rp. 300/Kg.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah fasilitas baru yang menghasilan nilai revenue
tertinggi sekaligus cost minimal yaitu sebanyak 5 lokasi
yang berada di kecamatan Sukolilo pada tahun 2012,
Tambaksari pada tahun 2013, Krembangan pada tahun
2014, Rungkut pada tahun 2016 dan Kecamatan
Lakarsantri pada tahun 2018
2. Kapasitas produksi rata-rata yang memberikan revenue
yang optimal untuk SPPBE Eksisting dan SPPBE baru
adalah sebesar 40MT/hari atau setara dengan 12.000
MT/Tahun dan kapasitas produksi terkecil dari SPPBE
yang ada setelah terjadi penambahan SPPBE Baru
sebanyak 5 titik adalah sebesar 8083,35 MT/Tahun
3. Coverage Area terluas diantara SPPBE yang ada setelah
penambahan SPPBE Baru sebanyak 5 lokasi sebanyak7

7
kecamatan yang di-cover oleh SPPBE Eksisting dan 4
kecamatan yang di-cover oleh SPPBE Baru
VI. DAFTAR PUSTAKA

Amiri, A. (2006). Designing a distribution network in a supply


chain system: formulation and efficient solution
procedure. European Journal of Operational, 171, 567576.
Ariswari, N. P. (2009). Simulasi Penerapan Closed System
pada Distribusi LPG 3Kg Studi Kasus Distribusi LPG
3Kg Kec Klojen Malang. 10.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. (2010).
Penyusunan IPM, IKM dan IPG Kota Surabaya tahun
2010. Surabaya.
Ballou, R. H. (1999). Business Logistic Management (4 ed.).
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Delaney, R. (1991). Trends in logistics and US world
competitiveness. Transportation Quarterly, 45, 19-41.
Heragu, S. (1997). Facilities Design. Boston: PWS Publishing
Company.
Kiya, F. (2012). Stochastic programming approach to redesigning a warehouse network under uncertainty.
Transportation Research Part E, 48, 919-936.
Kotler, P. (2002). manajemen Pemasaran (Terjemahan) (2
ed.). Jakarta: PrenHallindo.
Pertamina. (2012, Juli 16). Dipetik Oktober 15, 2012, dari
www.pertamina.com
Pertamina. (2012, Mei 24). Retrieved Oktober 29, 2012, from
www.pertamax.pertamina.com
Pujawan, I. N. (2005). Pengelolaan Permintaan dan
Perencanaan Produksi. In I. K. Gunarta (Ed.), Supply
Chain Management (p. 87). Surabaya: Guna Widya.
Ristono, A. (2009). Perencanaan Fasilitas. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sitinjak, T. J. (2006). Riset Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Swastha, B. (2002). Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi
Analisa Kuantitatif. Yogyakarta: BPFE.
Widad, F. (2009). Rancangan Konfigurasi Jaringan Logistik
Dengan Penekatan Sistem Tertutup (Studi Kasus:
Distribusi LPG 3Kg di Kab/Kota Malang dan Kota
Batu). 11.

Anda mungkin juga menyukai