Anda di halaman 1dari 293
Buy 06 Dmg ea PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN DALAM SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN STANDARDISASIINTERNASIONAL ISO SERI 14000 TEsIs, Disusun Dalam Rangke Memenuhi Persyaratan Program Magister imu Hukum Oe: NUR SULISTYO BUDI AMBARINI PEMBIMBING PROF. DR. SRIREDJEKI HARTONO, SH. PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM KAJIAN HUKUM EKONOMT DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO- SEMARANG. 2001 PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN DALAM SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN 'STANDARDISASI INTERNASIONAL ISO SERI 14000 ‘Nim: BAA 097 044 Dipertahankan di Depan Dewan Pengujé Pada Tanggal: 5 April 2001 “Tessin telah diterima sebagai persyaratan memeproleh glar ‘Magister Timu Hlukum embimbing, PLA. Prot DE Sri Redjekd Hartono, SH Nip. 130 368 053 [KATA PENGANTAR Pj dan syukur penulispanjtkan Kohat Tuan Yang Maha Kueso, atas ‘ahat Lash dan bimbingnya penulis dapat menyelesikan nash esis ini, Penlsan ‘esis in dlakakan dalam rangka penyeesaian rangksian proses studi peda Program Magister imu Hukum Universitas Diponegoo, Semarang ross studi dan penyelesiany pada Program Magister Ima Hukum UNDIP ii Lids terlepas das pongertian,bantuan dan dorongan berbagn pha Unk ite pada ‘esempatan ii pnuls menyamyaitan rasa hora dan erima kasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membanty posts studi dan penyeleseianna in asa tera Kash yang tlus dan dalam pertame-tama untuk Ibunda Paina Maria Supish (alm) yang telah memberi restu, dukungan, persetujuannya pads seat ‘penulis memutuskan untuk mel atkan stad, serta pengorbanenya untuk mendampingi pnulis pada masa studi di Semarsng dalam Keadaan sakt hingga meninggalaya Terma th yang tus dan penghargaan yang ting penulis sampaikan kepade Tou Prof Dr. Sti Redick, SH, yang telah bersedia meluangkan waktu beliau yang sangat pada untuk membimbing penulis menyelesaikan penulisan tess ini, Pembinsan mental dan jan Ketabahan dalam menghadapi simangan dan falssfah Kehidupan, seta sikap sebagai akademisi dan figar seorang ‘Ibu’ dalam memberikan arahan dan bimbingan ‘merupakan pelajaren yang sangat beharga yang penulis peroleh dari beliaw, Rasa terima kasi yang dalam dan pengharguan yang tulus juga penis sampaikan kepads Rektor an Dekan Fakltss Hukum Universts Bengkuly, yang telah memberizan Kesompaian dan dorongan kepada penis untuk mengembangkan sidan rmemperis wawasan sebagai skademist dengan mengjinkan peaulis_ untuk smelanjtkan stud pada Program Magister Tiny Hukum UNDIP Prof Ds Barda Nawawi Arie, SH, slaku Ketua Program Magister mu Hukun UNDIP tesena slur staf adminis yang telah memberikan kesempatan dan bantuan slama penuls menempuh studi hinggn penyelesaannya pada Progam agit in Hukum UNDP Ketus BPPS Dison Dik Depdikbud RI yong telah memberkan beasiswa slams penuls menempuh stad program magister, ‘Para gura bes dan taf pengaar Progr Magister Imo Hakum UNDIP yang teh rmemberikan bimbingan dam ments wawasanKeitmuan sehapaiakademisi selasa masa prtulishan. “Mgr. AL,Swlatso, SCS (Uskup Palembang}; Mgr. JSunarka, $5 (LPPS KWD; Rn. St Endre Kanani, SCJ; Ri, F. Aston Atajo, SCI dan Rm, Harry Subekti SCI, yang tah memberkandorongan semangat, doe, dan Bantuan dana kepada penis dam smenyeesitan su Baal Aref Hidayat, SHMS, yang telah bersdia meluangkan wait bia yang cukup padat untuk beriskust dan memberikan masukan, kik dan sar kepada smi dalam penalise sis, Pimpin insensi dan perushaan yang telah member jn dan informasi unk rmemperoich dats dalam rangka penulsan tess, yutu: Ibu Dina ( Bapedal); Ibu Lis ‘Wibisono (BSN); Tou Mastutiningsih dan Tou Sui Wahyu (Bapedalde Jateng), Bapak ‘Agus Pranava (PT. Sucofindo,C8); Bapak Arie Mochtar; Bapak Agus Setiawen dan ‘Bapak Darman (PT. Post); Bopak Bambang Rumanto, Bapak Bambang Iwan, Ibu Hed (MOBI; Bapak Halimudin (PT. Mustika Ratu); Bepak Paolo Mariono, 'Bapak Suheds (PT. STW); Bapak Abdul Gofur dan Ibu Nurdiah (PT. Phapros) 8. Rekanekan angkatan XVF-HET (1997) atas kebaikan dan rasa persaudaraan yang, ‘dake akan perah penulislupakan, Khususnye untuk Mbak Yat Sri Mulyani, Nurbeti ‘yang selalu mendorong dan membancs dalam menyclowihas esis seta men mitra iskusiselama masa perkulaban, demikian pula Bimo, Fany tbu Tunjung yang telah ‘menjadi mitra diskusiserta toman seperjalanen dalam pelaksenaan pencltian di Semarang maupun dtengah maraknya demonstresi di Jakarta. 9, Bapak Supardjo sekeluarga, kakakku Arifien dan Bintari,sthabat dan seudaraku ‘Anna, Prati Paulus, Mbak Nuie yang selalu memberikan dorongan semangst, dos, ddan bantuan selama proses studi dan penyelessian tess ini, dan juga keponskaake Dhani, Putri, Aya, Dina yang selalu menemani dan member penghiburan disuat penutis mengslami Kkejenuhan dalam proses penulisan resis; Ins dan Ignas yang selalu mengharapkan sclestinya studi dan kepulangan penulis ke Bengkulu. 10, Semus pibak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak smemberikan bantuan baik dalam doa msupan peibuatan selams penulis mengikut endian program magistrilmu hukum di Universitas Diponegoro. Penuls menyadari sepenuhnya. bshwa tlisan ini. masih perf. penyempurmaan ‘mengingstketerbatasan waktu,tenagaserta Kemampuan yang penalis mili, ofehsebab itu sren dan rit yang membangun demi penyempursanya sangat peulisharapan, Semoga tulsan ini dapet bermantiat bagi semua piba,truama dalam pengembangan itm hokum khusesya di Pergrvn Ting Ahrnya semogn Tuhan Yang Maha Murah dan Pengash, membalas segala ‘chun dan amal Kasih semua pibak yang telah membanu penlis, srt senantisa rmenberian perinuagan bagi Kita semun dalam mengabdikan int kepadaNye serta ‘pad Nust dan Bangs Indonesia yang kita cinta. Amen. ‘Semarang, Pebruari 2001 Penuls, [Nur Sulstyo B Ambrini ABSTRAK PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN DALAM SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN STANDARDISASI INTERNASIONAL ISO SERI 14000 (Nur Sulistyo Budi Ambarini) ‘Audit fingkungan merupakan salah satu alt pengelolaan lingkungan hidup yang bersfat sukarela (voluuary) yang diatur dalam Undang-undang No23/1997 tentang PPengelolaan Lingkurgan Hidup dan Kep-42/MENLH/1 1/1994 tentang Pedomen Umum PPlaksanaan Audit Lingkungan. Audit lingkungan juga merupakan slah satu standard standardisastinternasonal ISO seri 14000, yang termasuk dalam kelompok standar cevaluasi orgunisasi (manajemen) yang melipuit SML-ISO 14001, Audit Lingkungan1SO 14010 dan EKL-ISO 14031, Dalam penerapannya audit lingkungan dilsksanskan dalam sistem manajemen lingkungan (SML) suata perusahaan yang telah mengadopsi SML ISO 14001 sebagai dasar kebijekan pengelolaan lingkingan perusehsan. Alasan suatu perusahaan perlu ‘melaksamakan audit lingkungan dan SML disebabkan oleh faktor ekonomi, yuridis dan tanggung. jawab sosial perusahzan terhadap Kepentingan masyarakat dan ekologi (pelestarian lingkungan hidyp).Selain itu audit ingkungan juga -merupakan alavinsttumen pentaatan yang efekti, berguna bag: (1) perusahaan dalam memenuhi pesinjian dengan lembaga seriikasi dan mematubi peraturan perundang-undangan yang Derleku; (2) lembaga sertifikasi untuk molskukan pengawasan pelaksanaan dan ponggunaan sertifikat SMI. ISO 14001 oleh perusahean; (3) pemerintah untuk memantau ddan mengetahui tingkat Ketaatan perusabean terhadep peraturan perundang-undangan ‘yang beri Pelaksanaan audit lingkungan dalam SML sangat berkaitan dengen peverapan standar evalua produk ISO 14000 yang melipuiekolabel, LCA dan ALSP. Perusahaan ‘yang telah melaksanaken audit lingkungan dalam SML dan memperoleh seifikat ISO 14001 akan lebih mudah menerapkan dan melaksanakan selurah rangkaian standar inermasional ISO Seri 14000, Dengan demikian perusahsan yang telah melaksanakan audit lingkungan dalam SML akan lebih mudeh memperoleh sertifikat lel lingcungan sau ckolsbel sebagai tanda produk ramah lingkungan yang akan berlaku secara intemmasional (era ABSTRACT ENVIRONMENTAL AUDITING ACCOMPLISHMENT IN COMPANY ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEM AND THE RELATION WITH INTERNATIONAL ISO SERIES 14000 STANDARDIZATION (Sur Sulistyo Bodi Ambarii) Environmental auditing is one of environmental management instrument which have the voluntary character, regulated in Act No.23/1997 about the Environmental ‘Management. Environmental auditing is also one of standard Gom Intemational Standuiced 15014000, which isla i standard group of organization evaluation {emanagement that include EMS-ISO 14001, EAISO 14010 and EPE-ISO 14031 ‘The implement of environmental auditing accomplishes ina company Environmental Management System (EMS) which already adopt EMS ISO 14001 as & ‘basic of compsny environment management policy. The ressons wity a companies need to accomplish environmental auditing and EMS ate caused by evonomic factor, juridical 1nd company social responsibility to society interest and ecology (environment continuation), Beside that, environment al auditing is also an effective obedience instrument, which useful for. (1) Company, in fulfills the contact with certificate {institution and to obey the current act regulation, 2) Certificate institution, for the ‘accomplishment contol and the certificate EMS ISO 14001 utilization by company, (3) Goverment, in observe and t0 know the company obedience level to the current act regulation Accomplishment of environmental auditing. in EMS is close related to the {implementation of product evaluation standard ISO 14000, which include Ecolabellin, LCA and EAPS. Company that already accomplish the environmental auditing in EMS and get the ISO 14001 certificate will be more casily to implement and accomplish all series of international ISO 14000 standard, Thus, the companies which already ‘accomplished the enviconmental auditing in EMS" will be more easy to get the environment label certificate or ecolabeling as the sign of environmental ftiendly product which wil be conduct internationally. ~PUSTAR- UNDE DAFTAR TABEL, ‘abel. 1 = Daftar Perusahaan LokasiPenelitan ‘Tabel.2 = Kegaten Sebelum Implementasi SMI. PT. Pus ‘Tabel. 3 =Kepiatan Pesiapan Sertifikasi dan Pengoperasian SMA PT. Pusti ‘abel. 4 = Aspe Lingkungan PT. Pusti Tabel 5: Aspek Lingkungan PT. MGBI ‘Tabel.6 = Aspek Lingkungan PT. Mustika Ratu abel. 7: Aspek Linghungan PT. ISTW ‘Tabel. 8 sTujuan daan Saseran Lingkungan PT. Pusi (1998-2000) ‘Tabel. 9: Tajuan dan Sasuran Lingkungan PT. MGBI “Tebel 10: Tujuan dan Saseran Lingkungan PT. Mustike Ratu ‘Tabel I : Tyjuan dan Sasaran Lingkungan PT. ISTW ... “Tobel. 12: Program Pengelolaan Lingkungan Hidup PT. Pusi (1998-2000) ‘Tabel. 13 : Program Pengelolaan Linghungan Hidup PT. Musika Ratu ‘Tabel 14: Pelaksanaan Audit Internal dan Eksteral PT, Pusti 1996-2000 ‘Tabel 5: Pelakasnaan Auait Internal dan Eksternal PT. MGBI ‘Tabel 16: Pelaksanaan Aueit Intemal dan Eksteal PT. Mustika Ratu ‘abel 17: Plaksanaaan Aut Internal dan Ekstenal PT. ISTW ‘Tabel 18: Temuan Audit Interel dan Eksteral - ‘Tabel 19: Temuan NCR, Hasil Klarifkasi dan Tindak Perbaikan/Penceyahan ‘Tabel 20; Perusahaan yang telah melaksanakan Audit Lingkungan tahun 1995 ‘Tabel 21 : Perusahaan yang melakukan aut lingkungan tshun 1996-1997 ‘Tabel 2 : Perusahaan yang telah memperoleh sertifika ISO 14001 dari Suco- findo, ICS 10s 13 na 19 ng 120 rey Rs 126 127 22 8 133 147 19 1s 152 135 164 m mn od ALSPEAPS, BAPEDAL BSN/DSN BUMN, BOD BT WO DAFTAR SINGKATAN = Aturden Awas / Command And Control ‘Atur Dit Seni ‘= ‘Analisis Mengenai Dampak Lingkungan = Audit Lingkungan‘Environmencal Audit ‘Badan Pengendalian Dampak Lingkungan ‘= Badan Standardisasi Nasional Dewan Standardisasi Nasional = Badan Usaha Milik Negara = Biological Oxygen Demand Themical Oxygen Demand = Emvironmental Management Representative ~Evaluasi Kerja Lingkungan / Enviranmenial Performance Evaluation invironmenal Protection and Promotion Office = Environmental Compliance Chairman Environmental Compliance Officer = Enironmental Procedue (Prosedur Lingkungan) ‘rvironmental suction (Insiuksi Kerja Lingkungan) Good Governance Good Corporate Governance = Good Goverment Governance General Agreement Tariff on Trade ~ Garis-garis Besar Halauan Negara = International Organization for Standardization = Indonesia Ste! Tube Work Komite Akreditai Nasional ‘= Konferensi Tingkat Tinggi = Lloyd's Register Qualiy Assurance Matsushita Gobel Batery Industry = Menteri Negara Lingkurgan Hidup = Main Sewer (aval tama) ‘Netrogen Ammonia (Urea) = Penanaman Modal Asing = Pharmaceutical Processing Industries = Sistem Manajemen Linglungan/Bnvironmenfal Management Sytem ‘ Standar Nasional Indonesia = Sistem Standar Nasional = Sociate Generale de Surveillance = Total Suspended Solid Trotal Kjedahl Nurogen Technical Barriers Trade World Trade Organtzation Lanpian 1 Lampiran.2 Lampican 3 Lampiran. 36 Lampitan. 3 Lampiran 4 Lampinan Sa Lampiran. 5 Lampiran. 6 Lampiran.7 Lampiran 8 Lampinan.9 Lampiran10 Lampiran a Lampiran. 110 Lampiran. 12 Lampiren. 13 Lampiran. 14 Lampiran. 15 DAFTAR LAMPIRAN Prose Seta PT Masta Rata Aplitai Pendaftaran Seriiad Pejnjian Serta) Siroktr Organi PT. Ps gins SistemSitom Mangemen amin Mata PT Past sirltur Organist SMLISO M401 PT Pus Sirultur Organi PT. Musi Rata Sirultur Oganises PT. MOBI Siraltur Orgaiss SML ISO 14001 (EPPO) PT. MGB Siku Organist PT. ISTW Dofumen Retaman okumenPemintan Tina Pekan Perusahaan Yang Telah Memporleh Serta $0 14001 Tan Alc roses Seis Dokunen Retanan Evalunsi Catan PeturanPerundangundangan DDokumen Rekaman Kettatan terhdap Pertuan Perundang- [okutenRetaman Lap Evlusi Minggan dan Tvaanan Progam Internal Audit Linghangan (Cesk List Untuk Antal ‘Surat Keterangan Penelitian DAFTAR ISL HALAMANJUDUL, HALAMA PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISL BAB PENDAHULUAN 1.1, LatarBelakang 1.2, Perumusan Masala 1.3, Tojuan Penetitian 1.4, Manfeat Penelitin 1.5, Metode Peneliian 1. Jenis dan Pendekatan 2, Lokas Penelitan 3. Bahan Penelitian 4, Metode Pengumpulan Data 5, Pengolahan dan Analise Data 6. Metode Pengecekan Validitas Data 7. Metode Penyajan Data 1.6.Kerangka Pemikiran 17. Sistematka Penulisan Halaman BAB Il:TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI AUDIT LINGKUNGAN DALAM SML PERUSAHAAN DAN ‘STANDARDISASI INTERNASIONAL ISO SERI 14000 2.1, SME Dalam Perusahaan 2.1.1, Pengertian SML 1, Pengertian 2, Pengombangan SMU 2.1.2, Fangs dan Manfaat SML |. Fungsi SML 2, Monfast SMA. 2.13. SML Dalam Kerangke Hulcum Lingkungan 1. Hukum Internasional 2. Hukum Nasional 2.14, SML Sebagal StandardisastLingkungan 1. SML Dalam Era Globalisasi 2. SML Dalam ISO Seri 14000 3, $ML ISO Seri 14000 Sehagai Standardisai “Lngkungan Internasional 2.15. Ketekaitn Audit Lingkungan Dalam SM Dengan Standar 180 Seri 14000 1. SML Sebagai Int 180 Seri 14000 2, Audit Lingkungan Sebagai Bagian SML 3, Audit Lingkungan dan SMI. Dalam Standar 180 Seri 4000 22, Tinjauan Umum Tentang Audit Lingkongan 22:1, Pengetian Audit Lingkungnan 1. Pengertian 2. Sejrah Pengembangan Penturan Aut ‘Lingkungan 3. Prinsp Dasa an Sitit Audit Lingkanga .. RGessssReRs sy 2” 30 50 32 3 35 3s 35 38 2 22.2. Tyjuan dan Ruang Lingkup Audit Lingkungan 1. Tujuan Ault Lingkongan 2. Lingkup Audit Lingkungan. 3, Sasaran Audit Lingkungan 22.3. Fungsi dan Kegunanan Audit Lingkungan 1. Fungsi Audit Lingkungan 2 Kegunaan Aust Lingkungan 224, Jenis dan Manfuat Audit Lingkungan 1. Jenis Audit Lingkungan 2. Manga Audit Lingkungan 22.5. Audit Lingkungan SebagaiInstrumen Penta 1. Intemal 2, Bkstoral. 2.2.6, Audit Lingkungan Perusahaan... 1. Tyjuan Auait Linghangan Perusahaan 2, Pentingnya Audit Lingkungan Bagi Perusahaan 3. Aucit Lingkungan Sebagai Tenggung Jawab Perusahaan 4, Audit SMI Perusahaan 23, StandarissiIntermasional ISO Seri 14000 23.1. Pengertin Standarisasi LingkunganInterasional 1, Pengertian Standarisasi 2 Pengertian Umum bb. Pengertian Menurut Abli 2, StandarsastInterasional..... a. Sojarah Standar Internasional ', Organisasi StandarisasInternasional 3, Standarisesi Lingkungan 4. Pengertian Stndarissi Linghungan >, Pengembangan StandarsasiLingkungan BABI 232. 233. 234, Standarisasi Lingkungan Dalam Kerangke WIO/TBT 1. Pertindungan Lingkungan Dalam Kerangka WTO. 2. StandarsastLingkungan Dalsm Kerangka TBI Sistem Penunjang dan Kelembagaan Penerapan ‘Standarissi SO Seri 14000 1, Sistem Penunjng 2, Sistem Kelembagaan Pengembangan dan Penerapan andar ISO Seri 14000 i Indonesia 1. Dasar dan Pedoman Penerapan Standar ISO Seri 14000 2, Lemibaga Pelaksana LHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1, Hasil Penlitian 3 312, Profil Perusahaan LokasiPenelitian ‘Alasan Pelaksanaan Ault Lingkungan Dan SML Dalam Perusahaan 1. Ekonomi 2. Yurdis 3, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1. Masyarakat +, Bkologi (pelestarian Lingkungan Hidup) [Bfektivtas Pelaksanaan Audit Lingkungan Sebegai Instrumen Pentatan Lingkungan 1. Ioteral 2, Bksteral Keterkaitan Pelaksanaan Audit Lingkungan Dalam ‘SMI. Dengan Standaridisai Intemasional ISO Seri 14000 8 100 100 101 02 102 104 106 106 a 12 12 3 43 13 48 149 Is 168, 1, Pengembangan dan Pelaksanean Standardissi ISO Seri 14000 sn 109 2, Setifkasi Standar ISO Seri 14000 7 3.2 Pembahasan 132 3.2.1. Alan Plaeannan Au Linghngea Dun SM Dalam Perusahaan on 182 1. Ekonomi ose 182 2. Yunis : 186, 5, Tanguns wad ose Persshan 8. a. Masyarakat cen 194 , Bholog @alesan Linghangan Hida) .. 196 3.2.2 Efektivita Pelaksanasn Audi Lingkungan Sebogat Instrumen Peataatan Lingkungan cone 28 1. ternal eens 230 2. Bkstomal 239 3.23, Keterkaitan Pelaksansan Audit Lingkungen Dalam ‘SML Dengan StandarisasiInternasional ISO Seri 14000 248 1 Rengembangu on Plann Sunarses! Lingkungan ISO Seri 14000 28 2 SotifkasiStandar 180 Seri 4000 : 250 BAB IV : PENUTUP 4.41. Kesimpulan — 256 42, Rekomendasi/ Saran sect 61 DAFTAR PUSTAKA 263 LAMPIRAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Lata Belakang Pengelolaa dan prlndunganlingkunganhidup pada asaya telah belansung sejak lama, namon gerakan pvindungan yang bersifit ewiromenta-oriented dan menapstdokungan sear internasionldimula seak air tahun 1960-an Gerakan ii terots dengen dislenggrakannya konferensi dunia tentang manusia dan lingkungan iaup (Conference on tumananEnvronment ang sito PBB ya thu 1972 4 Stockholm. Konfrensi ini menghasitkan esepaktan yang tering dam “Declaration on Henan Ervronnent” yang kena dengan “Deklarsi Stockholm dan “the Action Plan for The Hunan Environment” Mengacu pada hail Konfrensi Stocktolm, setap negara Berypaya meakukan pengsolea tingkangan dan mengembngkanhukum ingkuagan scar sional maupun internasional, Namun permasalahan lingkunganhidup trus_berkembang dan balan makin kompleks. Mas lingkungan hidup yang timbul tidak hanya menjadi permasilahan nssional negart-segara ttapi sudah memilki cit global dan meni psoalan intensiona {su Tiguan makin meningkat pada cra tahun 1990-an_ Pelaksanaen pembangunen sega bang termasuk ekonomi dan pordagangan di berbage negra buy menimbolkan dampak agai trap ngkungan hid. Kegitanperdagangan intrnasional yang berhasil meningkalan percunbuban ekonomi dunia juga cenderang rmeningkathan Kerusakan ekologi, Hal tersebut memicu munculnya gerakan konsumen ‘yang disebut Konsumen hijau (Green Consumers) yang. menghendaki produlc yang bersahabat dengan lingkungan (Environmentally friendly product). Kondisi demikian rmendorong PBB menyelenggarakan KTT Bumi mengenai Lingkungan Hidup dan Pembangunan (ted Nations Conférence on Environment and Development) tahun 1992 di Rio de Janeiro, KTT Rio menghaslkan prinsip-prinsip menyangkut pengefolaan Fingkungan dan pembangunan yang tercantuin dalam “Deklarasi Rio” dan “Agenda 21”, Menurut Melda Kamil A Ariadne, konferensi Stockholm telah meletakkan dasar ‘untuk pengaturan global mengenaiperlindungan lingkungan hidup dsn beberapa prinsip lari hukum —Kebiasean-mengenailingkungan yang mulai berkembang setelah kkonferensi Stockholm?, Demikian pula KTT Rio mengerjakan banyak hal untuk Ieletakkan dasar hukum, Keahlian dan Kelembagsan bagi suata geraken bersama ‘mencapai pembangunan yang berkelajutan.” Prinsip-prinsip dalam Deklarasi Rio pada hakekatnya bertujuan membentuk kemitraan global yang baru dan seimbang dengan cara mewajudkan tingkat Kerjasama ‘yang baru dan erat diantara negara-negaa,sektorsektorpenting masyarakat dan ser ‘akyat pada umumnya. Salah satu prinsip berkaitan dengan industri, perdagangan dan pevlindungan Tingkangan adalah prinsip 12 yang dljabarkan lebih sinci dalam Bab 1 agian Pembahasan Perdsgangan “Agenda 21”. "Nae Kamil A Rio, “PrispPrinp Dalam Hokus Lingkang Ieterasions” Maja eum Dan Pemba No Ta XXIK (sate Apel 1999), al. 12 KonisiPanicahen Gis, Kenan Da, tej, Past Pentejomah Ul Geka, 197), m0. Menangespi hasl KTT Rio banyak negara berypye mlindungi Kelestarian sumberdaya alam dan lingkngan hidup negaranya dengan meneapkan standardisas lingkangan dalam kegitan industri dan perdagangan. Akibatiya munculberbagistandar lnghungan yang berbeda setap negara dan sringhal ijedtan hambatanterselubung dalam pordagangan intersonal ‘Oleh sebsb ita GATTAWTO melalui fembaga standards interasonal yaita International Organization for Standardization atau dsingkat ISO, mengeuarkan sfandar manajemen lingkungan ser 14000 (Standard ISO Ser 14000) Sanda ISU sex 14000 dapat dkatakan sebagai implementasi Keinginan negare-negara di dunia unk rmendapatkan fngkengan yang bosib, aman dan set, Berdasarkan konsensus 113 negara anggota ISO, stndae ini teh dttapkan sebagai standar interasional dan mula blak tahun 1996, Diarapkan standar 1SO 14000 ini akan dapat membanty dan _mendorong perlindungan lingkungan selurh dun. Munculaya stendar ISO seri 14000 khususnya sistem mngjemen lingkungan (80 14001) merupan salah satu aera yang dtawarkan ante mengembangian suatu manajmen yang poaktif responsf dan akomodati Dengan sistem tersebut upaya pongelolaan lingkungan dapat dilksanakan socar terintegrest dan mampu mengelola ‘enerapan berbgaialat_pengslolan lingkungan seperti AMDAL, Aueit Lingkungan, roduksi Bersih dan lain-tain ® ses, INR Orion Sa, 18 Coton ie 1.) itn, 1985), 3 "Lara Brand, “180 14000 dan Pega Lingkinga d Indo” Maaith Lakakanys “peenbgata Mek Asarans alam Pensa nghungan’ kana, 18-9 Deemer 19), Indonesia merupakan salah satu negara peserta WTO yang telah mertfikas! “inal Aer” dengan Undang-undang No.7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Evabishing The World Trade Organization (Perselujuan Pembentukan Organise Perdagangan Dunia) pada tanggal 2 Nopember 1994, Konsekuensi dai hal ini berrt Fndonesia harus mempersiapkan si Khususrya dalam menghadapipenerapan ‘standadisasi dalam perdagangan intemasionl yang, dinjurkan GATT/WTO termasuk Standar Pengeolean Lingkungan ISO sri 14000, erdasarkan pas 35 ayat (3) Undangsundang Lasar 1949 dan GSH 1978, pada tahun 1982 disshkan Undang-undang No4 Tahun 1982 tentang ketentuan Pokok Pengelotaan Lingkungan Hidup. Undangcandang ini telah diganti dengan Undong- undang No, 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berpedomen pada etentuan tersebut sebagai payung (Umbrella Provision), dlilaksanakan upaya pengslolaan lingkungan hip. Berbagai program lingkungan nasional ditujukan bagi ‘dunia usaha dalam rangka menciptakan dunia wsaha elau industri yang berwawasan tingkungandiontranya audit ingkungan Pada away audit nglangan tidak ditur dalam Undang-undeng No- Tahun 1982, tetapiditetapkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanean Avdit Lingkungen, Audit lingkungan rmerupakan piranti pentastan lingkungan yeng diusulkan pada tahun 1993 Karena ‘erbagai kelemahan dalam penegakan hokum AMDAL, yang kemudian datur dalam ‘Undang-undang No, 23 Tahun 1997 pada pasa 28 dan29 ‘Audit ingkungan merupakan instrumen ekonomi yang peka terhadap ingkngan ‘dalam proses produksi untuk mewujudkan industri yang berwawesan lingkungan Penerapan audit fingkungan dapat dikatakan sebagai stlah satu statepi baru dalam Perdagangan dunia untuk merebut dan mempertahankan pasar dalam maupun twat nogeri. Audit lingkungsn cenderong akan menjadi prasart bag stisp produk yang akan ” Oke Scenarwo.o, “Efens! Ekonosi Dan Ekslop” Majaloh Pancarota (usin Taman, 1994) ha a ses, “Dinis Has Menjongeong Era Pct Beas,” Maal Blof, No. Gu ‘Agus, 198) bls sudo P Hadi, Inst Berwanasn Lgkangn: Poe dan Tantangan Era Gots’ Maja Pecaroba No.0 Gane, 198), hal 18 Dersifiteksploitasi dan merusak lingkungan hidup. Sepertdikatakan Merian Radetzki (alam King,1995) baba “Peningkatan pertumbuhan transaksi perdagangan global justru mengakibatkan ersakan lingkunganhidup semakin meningkatakibat lau ckspoitsi sumber daya slam yng juga somakin meningkat, Walaupdemikian muncul fakta yeni Kenaikan Kegiatan konomi akan berkoreles posit erhadap kondsilingkungan™? Secara teoitis perdagangan bebss memberikan kemampuan suatu negara untuk ‘membiayei kegiatan pelestrian daya dukung lingkungan. Nemun di dalam praktek, kerusakan lingkungan socara global justru terjadi pada saat perdagangan bebas (1) pemenuhan hut daar (feof human neds); (2) pemliharean lngkangan (mantnance of eoologlal imcegriy, (3) keailan ssil (social equay) dan (4) kesempatan untuk menentukan nasib sendiri (self determination). Scmentara ita Otte Soemarwoto berpendapat bahwa syarat untuk ‘orapsinya pembungunan berkelajutan jalan pembngunan ity hans berwavasan fingkungan, Artin pembangunan it rmemperhitungkan dampak Vngkungan tla dar agp perenansansampsi pada tabap ‘operasional.*” Sasran pola pembangunanberklanutan bersifa menyelurub, Dalam mencap tingkat Kesejttorsan yang tings, ada tga (3) Komponen Keberlanjutan yang has dicapai yait: (1) Keberanjutan ekonomi (economic sustainable), (2) kaberanjutan Piva 2» Sap No. fa OT > et Soumarwot, Op Cl hal a ekologi (ecological sustainable), (3) keberlanjutan sosial (social sustainable) PPmibangunan yang berkelenjutan di Indonesia dilaksanakan dengan mengikutiprisip- rinsip sebagai berikut |. Menempatkan aspek lingkungan sedini mungkin pada proses pembangunan; 2. Menempatkan pertimbanganlingkungan pada setiap tabap pembangunan, {3 Menerapkan konsep efisiensi dan konservasi penegunaan sumber daye alam?” ‘Kegiatan ekonomi ditentukan oleh insentif yang ditarapkan oleh pelakunya, Den sumbangan utama teori ekonomi dan ekolog! manusia bagi pembuatan kebijaksanaan pembangunan adalah penggunaan ingentif untuk mempengaruhi tingkah laku ekonomi ‘masyerakat, Menurut Mubariq Achmad, pendekstan dalam pembuatan Kebijaksanaan ‘pembmngunan berkelanjuten dibedakan: pendckatan dengan mekanisme pasatlekonomi dan pendekatan roglasi (command and contro), yang dalam praktek kedua pendekatan ini tidak dapat berfungsi secaraterisah. Pendekatan Kebijaksanaan yang sistemik bagi ‘pembangunan berkelanjutan bertumpu pada empat (4) kebijakan yaitu: 1 menetapkan harga yang benar (get che price right) untuk memberikan insentié ‘yang sesuai bagi pelaku ekonomi untuk mengarahkan kegiatan ketujuan economic ‘sustainable yang dinginkan; 2. menetapkan regulasi yang benar (get she regulation righi) untuk ‘menghentilan porusakan finkungan dan sumbernya tanpa menimbulkan dstors dalam bidang yang Iain, 3, menetapkan institusi yang benar (get she institution right) untuk menegaskan fangs, wewenang dan tanggung jawab antar lembaga dan anggota masyarakat, 44, menetapkan dasar hukum dan pelaksaraan (ger the (aw and its enforcement right) untuk memastiken bahwa ketiga unsur lain dijalankan dengan cara yang sth (esivmaey" 2 Oso Usman, “Akai Prins Pimp Pembanguan Berean Dalam Siem dan Pratl Hykun Neon, (ido Penbuaaan Sena, eat, 23 Jui 1997) 5 arom, "Pernan Persia Dal: Biis Berwavasan Linghanga, Mailah Pancor, (995) ng Sapo Wiresrjono, Op Ci, Menurut Ba ang Hadiwiardjo, dalam mengkaji Kat aspek linglungan dan Perdagangan ada dua macam keterkaitan yang perlu mendapatpethatsn, yt Perama, Keteriaitan yang didasari Komitmen muri untuk melestaikan Tingkungan 5 ‘Kedua,kotrkaitan yang didasri perminta Thal in peta dicetat Karena pengar at darnpakaya de dapetdingesp teteng, mengingat hel tersebut dapat mempengaruhi sistem perdagangan melalui rmekanisme pasar. Dalam Kaiten int diperiukan harmonisasi atau penyelarasen standar pengeloiaan lingkungan dalam memproduksi barang dan jesa untuk ‘menjamin bahwa aspek lingkungan telah diperhitungkan." Prinsip 12 Deklarasi Rio menegaskan bahwa: “uttate should cooperate 1 promote «supportive and open international economic syatem that would lead to economle growth and sustainable development in all countries, (0 better address the problems of environmental degradation... Environmental measures addressing transboundary or global ‘environmental problems should, as far as passble, be base on an international (CPerlunya kerjasama negare-negara untuk mengupayakan teteiptanya suatu sistem ekonomi internasional yang terbuka dan menunjang pertumbuban ekonomi ddan pembengunan berkelanjutan di semua negara dan berujuan untuk mengatesi kerwsakan lingkungan, Tindakenstindakan di bidang perdagangan yang ‘mempertimbangkan aspek lingkungan tidak boich dilakukan secara diskriminatit dan tidak sail stay djadikan hambatan terselubung terhadap kegistan perdagangan intermasionat”) “Mengice peda pinsptersbutperemuan GATT di Marakesh (198) menstapkan tse (9) peryartan pening dalam sistem prdagngan bbs beraitan dengan i Tngkunean vai 1. Tranparansimisimum, diane sep tndakantinghangan hidup Jang ‘mombatasi perdagangan harus didasarkan pade data mish 2. Prinsip tidak membedaken; © pambang Hadiwidjo. ISO 14000: Pandan Pererapan Sixes Manajemen Linn, Gstaa, 1997, has pi 12 Drs Ri 1952. Kein pis in uranium Bab vi Agenda 21 ip, Das Keb Nes! dons’ rol bum Lng Tua No (1999), al. 105. 3, Penanganan masalahtinghungan hidup diskukan dengan pendekatan secare smaller dan sedapat-mungkia. berdaarkan pads santrstandar internesioal Selain itu GATT'WTO jugs mengadopsi dan mengintegasikan prinsip-prinsip yang terkendung dalam Deklarasi Stockiolm dan Deklarasi Rio dalam perjaniian pulian WTO dan beberapa Kesepakatan multilateral, Salah sstu adalah Perseujuan tentang Hambatan Teknik Tethadap Perdagangan (The Agreement on Technical Barriers {oTradefTBT) menyangkut masala standards ‘ish went Inmbutan peidaganyan hate poids stanla d Lerba negara, Persetujuan Hambatan Teknik Tethadap Perdagangan (The Agreement on Teclwical Barriers to Trade/TBT) menghimbau secaa tertuls untuk digunakan standar interasional yang telah dsepakati, antara Iain dinyatakan “io “to encowage the development of such international standards ane conformity assesment stem" “Menindakianjuti hal tersebut, WTO melalui organisa standardissiinterasionl (Unternational Organization for Standardization) atau yang dikenal 180 tea berhasi smengembangkan standar seri 14000 pada tahun 1993. Menurat Brian Rothery babw: “alasan lama munculnya standar 1S0 14000 adalah tuntutan peraturan. ISO 14000 memberkan jaminan bahwe prod yang dikeluarkan akan sesuai dengan hukur. Dengan fasiitas yang ada, standarterscbut memsnuhi tuntuanlingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan, Keselametan publik dan produk. Peslindungan lingkungan melalui sistem mangjemen lingkungan tekanannya lebih dutamakan pada prinsip perbaikan ontinyu Slain itu ketdaktasten terhadap ketentwan peraturan lingkungan hidup dapat ‘mengakibatkankan tindekan penegakan hukum. ° *7 PL CovielKebjakan Nasonsl Menges Stadt Linganean” Bahan Kuss Aut “inphungg Angas INKINDO-BAPEDAL kat, 1-12 Maret 198) GATT Seria, Tv Resl of Te Urguy Rovnd of Malis Trade Negotio: The Legal Tes (The Sita 1998), al 342 2 Brin Rory, Stem Mangjomen Lingomgon 180 14000, tj, Enea Rahat hak, 1996) bt 4 ‘Untuk mengaktualisaikan prinsip-prinsip pembangunen berkelanjutan sebagai prinsip pokok Ke dalam sistem hukum dan kebjaksanaan nasional, perl dikembangkan berhaga prasratpolitik, hukum dan sosial, Dalam rangka hal terscbut Indonesia tela smenetbtkan Agenda 21 Indonesia pada tshun 1997, Status Agenda 1 Indonesia seperti hanya Agende 21 Intemasional hanya sebagai soft document, soff law ataw advisory document yang sifatnye tidak: mengikat secara resmi, tetpi Konseps-konsepsi yang ituangkan dalam agenda 21 tersebut akan diproyeksikan dalam Ketentuan_hukum nasional yang lebih mengikst.*” Siva “keberlajutan” tampak pada peslunya memperhatikan Kepentingan antar _generasi dan perlnya pengaturan suber daya alam. Hal ini telah tercermin pada GBAN 1973 Bab IT butr 10 yang menyatakan bahwe “Dalam pelaksanaan pembangunan, sumber-sumber slam Indonesia harus igunakan secara rasional, Penggalian sumber Kekayean alam terscbut harus iusahakan agar tidak merusak tata Tingkungan hidup manus, dilsksanakan bambatan dalam perdagangan; 3. Tidak dimaksudkan sebagai hambatan perdagangan nov-arif atau untuk mengubat Setentuan-ketentuan hukum yang hans ditt; 4 Dapatdtcrapan pada sma tpe dan shale organissis 5. Agar tyjuan dan sastran lingkangan dapat tercapai maka karus didorong dengan penggunsan “best practicable pollution control tecnolgy ‘teknolegi pengendalisn pencemaran terbsik dan praktis) dan ‘best available pollution technology ‘economically achieveble* (Teknologi pengendalian pencemaran terbaik yang tered). ‘Standar ISO Seri 14000 mencakuprangkaianenam aspek spesiikyaiu: 1. Sistem Mangjemen Lingkungan/SML (Enviromental Management System’EMS) 2. Audit Lingkungan (Environment Audting/EA) 3. Label Lingkungan Environmental Labeling/EL) 4 Evaluasi KineraLingkungan (Environmental Performance Evaluation’&PE) ‘5. Analisis Daur Hidup (Life Cyle Analysis.CA) 6. Definsi (Zerms and Definition/™D) Standar Sistem Manajemen Lingkungan ISO Seri 14000 tersebutdibagi dalam dua bidang yang terpisah yaitu: (1) bidang yang berkaitan dengan mangjemen orgarisasi ddan sistem evelussi; (2) bidang alat Vingkungan untuk evaluasi produk. Eveluasi ‘organisa (standar manajemen) tert dari tiga subsistem yang melipai 1. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Seri 180 14001 2. Audit Lingkangan (AL) Ser TSO 14010 3, Evaluasi Kinerja Lingkungan (EKL) Seri ISO 14030 Sedang evaluasiproduk (standar produk) terri davi tga penerapan yang berbeda dan rmetiput 1. Label Lingkungan (BkolsbelEL) Seri ISO 14020 2. Asesmen Daur Hidup (ADH) Seri ISO 14040 3. Aspek Lingkungan pada standar produk (ALS®) Sen ISO 14060 ames L Dixon (Sekretaris ISO/TC 207) mengatakan The ISO 14000 standards are being developed with the following key principles in ming: ‘They must result in beter environmental managemer They must be applicable inal! nations; They should promote the broad interest the publican the users of standards; They should be cout effective, non-pescriptive, and flecble, (0 allow them: to meet ‘the difering needs of organizations of any sze worldwide; 5, As part of their fleibiliy, they should be sutable for internal or external verification; 6. They should be sclenificlly based; 1. Andabove all. they should be practical, useful and weable. Lebih Jajut menurut Dixon pelaksanaan standar tesebut akan efelaif texgsntung Deberapa faktor yt: 1. Clear communication ofthe purpose and scope of the documents to users and the public Acceptance and the use of the standards in developing connres ‘A recognized method for producing inerpretaions ofthe standards; Consistent and reliable conformity assesment mechanisms to support ISO 14001.” 2 gmes L Dison ISOC 207 axa 180 14000: Curent Stars and Te Pure Work Progra.” ‘ation! Coneeoe Toward Toe Inlomenaton of 1S0 16000 Th New Iteration Stand en Essvoanetal Masageat, (PT Surveyor ndoness Bape) eat, 7 Mi 197 3. SML ISO Seri 14000 Sehagni Standardisasi Lingkungan Internasional Sepert telah disebutkan sebelumaya bahwa Konsep SMI. lair karena perbedaan standse_lingkungan schubungan dengan perdagangan bebas. Persingan yang Ketat ‘dalam dunia usaha dan maraknya iswisu lingkungen yang mewara perdagangan dunia ‘menyebabkan banyak negara terutama negara msju menerapkan perturan dan standar nasional yang ketat tentang lingkungan hidup di bidang usaha, Hal ini menyebabkan ‘munculnya berbagai jenisstandar lingkungan yang berbed dari berbagai negara seperti sang: 1. Inggris pada bulan April 1992 menerbitkan Standard BS 7750 yang dikembanglan oleh Briish Standard Institution (BSD). Standar ini dicmeang agar’ dapat rmemungkinkan suatu organisasi melaksanakan sistem pengelolaan yang efektit sebagai dasar untuk mencapai kinera lingkungan yang balk dan melakukan peran seria dalam skema audit lingkungan Standar ini kemudian direvsi dengan ‘mempertimbangkan sistem manajemen lingkungan dan diterbitkan Kembali tahun 1994, 2. Uni Exopa (European Union) melaksanakan EMAS (Bco-Management and Audit ‘Scheme) pada tahun 1990 untuk menyiapkan laporan lingkungan sebagai Keharusan, ‘dengan mengikut standar-standar yang telah ditetukan, FMAS adalsh persturen ‘yang bersifatsukarela dan hanya terlaku bagi Uni Eropa sehingga penerapan di Iuar ‘Uni Eropa terbatas. Perusahaan yang melakukan EMAS setap tahun mhendapat {jin untuk: menggunakan lporan untuk kepentingan promos: [Akibat banyakaya standar lingkungan yang ada membuat produsea suatu negare sult ‘untuk meneipakan produk yang sesuai dengan standar semua negara tujuan ekspor. Oleh sobeb itu dalam ere perdagangen bebas penerapan standar lingkungan masih diangesp sebagai hambatan teknik yang terelubung dalam perdagangan, Untuk mengatasi maslah tersebut perundingan GATT di Marrekesh tahun 1994 rmenetepkan syarat pening berkaitan dengan isu lingkungan hidyp dalam perdagangan bebas yt: so 1 Wien drafting Environmental Regulations which can influce trad and development It shall constder the sctentfc justification and support to regulation and implement sransparaney: The regulations shall be non discriminative: should wse as much ax possible International Standard”? Mengacu pda persyartan tersebut (point. 3) dan berdasarkan kesepakatan muti ral tentang Hambstan Teknik dalam Perdagangan (Tecical Barriers on ‘Tralee melalui ISO betas drumuskan standard bang lingkungan hidup yang, kent dengan Sistem Manajeren Lingkungan (Environment Management Sytem/EMS) tony an Standar 150 Seri 14000 pada tn 199% Dengan Konsensus 130 negara angonin 1SO, Stendar 180 Seri 14000 disakan sebagai standerdiss ingkungan internsional yang mola beraku tahun 1996. 24.5, Keterkaitan Audit Lingkungan Dalam Sistem Manajemen Lingkungan Dengan Standardiasai ISO Seri 14000 41, SML sebagal inti 180 seri 14000 150 14000 adalah standar manajomen lingkungan yang merupekan sebuah seri standar meliputi enam aspek spesifik dan masing-masing mempunyai nomor seadi Sistem Manajemen Lingkungen (SML) dengan nomor seri ISO 14001 adalah int dari 180 sexi 14000, dengan pengetian bahwa bila suatu prusahaan telah memilii setifikasi ‘SML 1SO 14001 maka diasumsikan bahwa perusshaan tersebut sudah memiliki omitmen terhadap lingkungan dan Kinorja yang baik.* Spesifikasi ISO 14001 adalah ini daciseluruh usaha serifikasi, yang paling umum dan memberikan Kerangk yan, ‘menyelusuh bagi hal-hal Iain dai semua spesifikasi yang lain ISO 14001180 14040) 5p Coa" EMS And The Construction Indus,” kara, 6 Ober 1999). “Sp castl 19016000 190 14001 dan Elba” Jura Fuk Biss VoL (199), a 8 o yang meneakup persyaratan minimum yang harus dipenuhi untuk mendapetian sertfkasi® Su dar ISO 14001 merupakan dokumen spesifikai sistem manajemen lingkungan (SML) yang mecupakan bagian dari 150 seri 14000, Dokumen ini bers ‘unsurcnsur yang harusdipenuhi och perusshean yang ingin memperoleh seetifkat ISO 14001 atau ingin menerapkan SML_mennurut ISO 14001. Spesifkasi ISO 14001:1996 yang telah diadopsi dengan SNI 19-14001-1997 int smengandung persyratan yang secara obyektf dapat diaudit untuk keperluan sectfikas, ‘estes dan atau permyaiaan din, Persyartan tersebut merupakan elemen wwama dalam ‘enerapan SMI yt: 1. Kebijokan Lingkungan: pernyataan tentang maksud kegiatan pengelolaan ‘ingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencepainya. 2. Perencanaan’ mencakup identiikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tyjuan pencapaian dan program pengelolean. 3, Implementas: mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, pelatihan, komunikas, dokumentesi, pengendalian dan tangeap darurat. 4, Pemeriksaen reguler dan tindaken perbaikan: mencakup pemantauan, pengukuran dan audit 5. Kajian Pengelolaan: kajian tentang kesesuaian dan efetivitas sistem untae ‘mencapeitjuan dan perubahan yang tejadi di luar organisa WL Kul, Serf’ 150 14004: Stem Mangemen Linghmgan, to. Ocenida Maya (tar, 196) a 32 2 Seisin harus menerapkan persyaratan distas, satu-satunya pertimbangan utama untuk menemapkan SML ISO 14001 aalsh kewajiban melakukan “pencegaban pencemaran” karens ISO 14001 dapat diterepkan pada semua jenis perusthaan, Menurut Bambang H Hadiwiardjo, pencegahan pencemaran disini dideinsikan sebagai penagunaan proses, praktck, bahan atau produk yang mencegah, mengurangi, stau smengendilikan pencemaran yang meneakup daur ulang, pengolahan, perubahan proses, rmekenisme pengendalign, penggunaan sumber daya secara efisen dan penggantian ‘aan 2, Audit Hingkungan sebagai bagian dari SML Pelaksanaan eudit lingkungan sengat berksitan dengan sistem manajemen Tingkungan dan menjadi Komponen dari serifikasi SMI ISO 14001. Audit memusatkan pethatian pada spakah sustu organisasi telah memenubi persyaatan dalam spesifkasi dan peraturan ISO 14001. Menurut Burtiemm (1994) audit haras obyektif dalam rmenyusun penilaian yang haras diperoleh dan menganalsis informasi yang akan ‘menunjukan tngkat pelaksanaan yang sesuai dengan perturan”? ‘Audit lingkungan sebagai salah satu komponen SMI dilekukan untuk meninjau kemajuan organisasi dalam pengelolaan lingkungan terus menerus dan dimungkinkan untuk mengusulKan tindekan perbaikan dan tindak lanjut.Proses audit, peninjauan, perbaikan dan tindaklanjut akan menghasilkan suat perbaikan yang berkesinambungan ‘peda sistem manajemen lingkungan. Selain itu upaya untuk memperbaiki kualitas dan Pyare be a pengavasan fingkungan dengan dampk posif bagi organist dan malik hidup isektaya sal dimungkinkan Satu porusahaan yang lah melaksenakan SMI untuk kapecaan sertias haus rmeaksanakan aut scare intemal maupunelsteral, Audit internal laksa untuk ‘membanta mengidentifiastkan perbsikan-perbuikan akhir yang peru dilakukan dan ‘dit dapat dilakukan oleh auditor interal yang sudah ditaih. Audit eternal bisanya Invenastonal Standard Organtcaion (30 14000) mombetken Bataan audit linglungan sebagai becikut: "Systematic, documented seryfieation process of objectively obtaining and evaluating evidence to determine specified environmental activites, event, ‘conditions, management sysiems or information about these maters conform with ‘audit creteria, and communicating the result ofthis process o client” (Proses verfkasi yang sistematis dan terdokumentasi yang. secara_ objektif ‘meneniukan secta mengevaluasi bukti audit guns menentukan apekah suatu sistem pengelolaanlingkangan swat organissi telah sesuai dengan kriteria audit «dan mengkomunikasikan basil dati proses ini kepada Klien.” Sementara itu definist dari uernational Chamber of Commerce (yang lez Banbung Purves, RJ Danopol, "Pemshanan Metolog| Ast igkungn” (Mikal Karas ‘Au Ligon hart 1-20 Maret 1956), 6 ‘Kebijakan lingkungan yang komprehensif menjadi penting dalam lingkungan bisnis - industri internasional seat ini. Audit lingkungan dapat menjadi dukungan dalam ‘dentikasi kebijakan Lingkungan suatu Korporas! dan memberikanarahan/erangks pengembangan kebijakantersebut 2, Pentastan terhadap regulsi, licens dan standar. ‘Audit lingkungan dapat menjadi dasar untuk menentukan pentatan dan antisipesi perububan terhadap Kebijakan lingkungan intemal perusahaan, legislasi dan regulesi ‘pemerintab sensi dan perjanjan, prosedur operesistandar dan standar teks. 3, Review tentang tindakan manajemen dan operas perusshaan. Pada dasarnya hampir semua perusehsan mempanyai tindakan manajemen dan ‘operasi yang berwawasaplingkungan, Sasaren audit Lingkungan untuk meajamin agar struktur manajemen dan yang ada (existing) mencukupi untuk keperluan tersebut. ni ‘mencakup kebijakan administasi, manajemen, sumberdaya manusia, tanggung jawab ‘raining dan sebagainya, 4. Minimisas sito fingkungan ‘Sasaran utara audit ingkungan adalah mengenal isikolingkungantahap dint. Audit Tingkungan harus bisa mengidentifikasi semua bahay (hazards) yang, aktual atau Potensial yang terkait pada faslitas, opersi dan kemudian menetukan risikionya, ‘melalui analisisrisko lingkungan 5, Audit ingkungan dapat membartu suatu perusahaan delam penggunsan energi dan sumberdaya alam yang efisien. Menjamin bahwa baban dasar yang dipaksi dan limbeh yang dibuang slaras dengan “Evo ficiency” 6, Pevbikan kondisi Kesehatan dan Kesclamatan kerja dengan mengidentifkasi cara untuk meningkaten Kesslamatan dan Kesehahih kerja dan mencari car unl ‘mempebaiki kondisi Kerja karyavaa, 7. ‘Sebaga aktivitas pasea AMDAL. Audit lingkungan menjamin tahwa identifies, prediksi dan cvauasi dampak tersebu bisa dik setelah isha tereebut beriangsung 8, Penydiaan informas yang akurat untuk Kesatan dan peakck bins industri seperti suas aks, merger dan divesment 9, Pengembangan civ hjau dalam korpors, Cita hij adalah salah satu sreegi bisnis yang cukup handel dalam persaingan bisnis saat ii, Dalam hal ini audit Jingkungan memberikan aren pad suatu perubahan untuk mengembangkan “rack recon” kepedulian lingkungan. Repasisemacam ini memibeskan cia posi bise menjadi asetkorporai dan srategi pemasaran yang kompeitif, 2.23. Fungsi dan kegunaan audit lingkungaa 1 Fungsi audit lingkungan ‘Baik secara intemal maupun eksternal pada umumny audit lingkungan aken berfungsi sebagai 1. Upaya peningkatan pentaatan suatu usaha terhadap peraturan perundang-undangan Tingkungan; 2. Dokumen suatu usaha/kegiatan pelaksanaan standar operas, tata Iksana pengelolaan dan pemantauan Tingkungan termasuk rencana tanggap darurat, pemantauan dan pelaporanserta rencana perubahan pada proses dan perturan 6s 3. Jamin untuk menghindariperusakn atau kecenderunganperusskan fingkangen; 4, Bulli Keabsahan prakitaan dampak dan penerapan rekomendasi yang tercantum dalam dokumen AMDAL, yang berguna dalam penyempuraan proses AMDAL, 5. Upaya pebsikan penggunaan sumberdaye melalui penghematan penggunean bahan, ‘minimasi limba danidntifkas kemungknan poses daur lang; 6. Upaya untuk meningkatkan tindskan yang telah ilakstnakan oleh suata vsshafkegiatan untuk memenubi Kepetingan lingkungan, misslnye pembanguran eran, proses dur ulang dan cisions umberdaya. 2. Kegunaan audit Kingkungan Selain fungi ditas menurut Rusdian Lubis seara bertahap - pada avalnya ‘audit lingkngan digunakan untuk mendapatkan gamibaren tentang perilaku perusahean teihadap status lingkungan, éampek dan upaya pengendaliannys, Selanjumya jika persabaan mula dtunut untuk mengendalikan dampak lingkungan, aut lingkungan menjadi alet untuk pentaatan (compliance) terhadap regulsi internal maupun chstemal Belakangan ini, pak ketiga seperti asuransi, bank merger patners di dunia ‘inerasioal mulai mempehatikan aut ingkunganlaveneancaman penutupan Ksim eruakan, gugatan libiites, ama buruk di pasa, asuansi, dan tnggung jawab pada pemegang saham dan Konsumer. Perkembangan kebijakan perdagangeninternasionl {jugs akan menuntut audit ingkungan untuk membangun cite korporasihijau (green corporation). Ras Labi, Op Ge, a 4 2.24, Jenis dan mantaat di ingkungen 1. denis Audit Lingkungan Pada aval tahun 1980an berboga jens audit ingkungan dikembangkan unt ‘memenuhi kebutuhan negara, opeesi dan Kegiatan yang bevbeda Alan mela audit lingkungan kemudian bergeser dari sekedar pentaatan peraturan menjadi yang lebih komprehensif, dengen melinat Kemungkinan melakukan pengurangan emisi secara lebih ekonomi” ‘Menurut M Agus MI Tardan, dk jenis audit linpkungan dibapi berdaserkan kelompok perusahaan yang diaudit yaita 1 Perusahaan yang. tedibat dalam proses transformasi (informasi maupun jassconporate), jens aut Fingkungan yang digunakan melipai 4. Audit mangjemen, yang dilaksanaken sebagai bagian program pengelolaan dan kinera lingkungan sebuah fasiitasindustri (merupakan Kegiatan sukarela internal yang dilakukan sebagai kegiatan perbaikan dan mencapai perbaikan yang terus smeneras), bs, Audit transaksi,dlaksanakan sebagai suatu persyaratan dalam transaksi usaha/bisnis- ‘untuk tujuan tertentu. Tyjuan audit Fingkungan dalam hal ini untuk menidentfaksi ‘anggung jawab dan jaminan atas lingkungan yang ada sekarang dan yang akan datang. (proses audit bersifateksteral dilaksanakan olch pak ke-3), 2. Jenis audit ingkungan dalam perusshaan penghasilbarang (industri), melipt: SupraNot @ ‘Audit pentastan.,sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan penteataan ddan dapat dilakukan olch petugas(kelompok/perusahaan) yang bersanghutan, Audit ini bersifat men tata terhadap perturan, stander dan pedoman yeng ada, meninju prsyratan pejnan dan pelapora; melihatpembatasan pad pembuangan timbah ada, sr dan padatan; meni keterkatsenperstren dalam peagopsrasian, pemantauan dan pelaporan seni ataspolangaran yang ilakuken peruschaan Aut manajemen, meni if antara nin: mei Keefekifon sistem mangjemen iors kebijakan perusahaan dan risiko yang berkaitan dengan manajemen bahan; ‘eadaan umum dari peralatan, bangunan, bahan dan tempat penyimpanan; kualitas| pengoprasian dan tata laksana operas; keadaan catatlaporan tentang. emisi, tumpehan keluaran dan penanganan limbab; tempat pembuengan secara rincis _mencar bukti/kenyataan tentang kebentran dan kinerja proses; meninjau pelangearan atau pertentangan dengan petugs stempat atau dengan masyerakat, Audit produksi besih dan minimasi limbah. Audit ini bersifat : mengurangi jumlah timbulan dan pembuangan limbah yang dihasitkan; menggunakan analisa kualitaif ddan kuanttai yang ciel terhadap praktok pembeian, proses dan timbulan limbah; ‘meneari kemungkinen untuk pengurangen, penggunsan ulang dan pendaurolangan Fimibah Auit konservasi ai, bersfat mengidentifkasi sumber pengaunean air dan mencari ‘cera untuk mengurangi penggunaan ar foal melalui useha pengurangan, penggunaan, tulang dan pendaurulangan. ‘5. Audit Konservasi tenaga, bessifet melacak pola pemakaian tenagalistrik, gas dan beahan bakar minyak dan mencobs untuk mengkuantifikasikanserta meminimatkan pengguraannya. 6. Audit pongotorantkontaminasi lokasi usahe, bersifit menilai Keadaan pengotoran lokasi perusahaan akibat pengoperasian yang dilkukan; melakukan pengambilan ccontoh dari fokasi dan melakukan penganalisaan contoh untuk jangka waktu yang ‘panjang, yang merupakan hal khusus pada audit jnis ini (tidak ada pada jenis tain) ‘metakukan pengefolaan secara statistik terhadap hail aut (bila dipelukan). 7. Audit Keselamatan dan Kesehatan kerja, Audit ini memungkinkan pimpinan perusahean untuk menctapkan apakah perusabean sudsh mentaaliperaturan tentang ‘eslamatan dan kesehatankera 8. Audit perolehan (procurement audi). Audit ini dapat dlakukan terpisah atau sebagai begian dari audit minimasi limbah atau audit produksi bersih dan biasanya rmelibatkan pegawaibagian pembelian, 9. Audit penyalur (supplier audi), bersifet menilai kines Tingkungan dar ekan usahe yang sudah ada dan potersal, dan umumnya dilakokan pada sektor perdagangan cveran (tit) ‘Menurut Bambang Purwono dan RJ Damopoli secara umum tipe atau jenis audit ingkungan dibegi antara lain: 1. Audit manajemen lingkungen, meliputi prosedur manajemen lingkungan dari suatu Kegiatantunt ussha secara Kescluruhan, Audit ini ditjuksa pada masalah yang berkaitan dengan ebijoksanaan (policy) lingkungan, manajemen lingkungan, training, perijinan, prosedur pentaatanterhadap suatu peraturan den pemantauan seta pelaporan tingkat efektivias manajemen kegiatan/usaha tersebut. Membahas jugs “7 Baang Puwono, Loe Ci. ° InaLhal yang berksiten dengan pengembangan kebijaksanaan linglungen yang diterapkan untuk organisasfkegiatan atau perbaikan sistem manajemen Tingkuagan. Dari segi hukum, merupakan tindskan pencegahan yang sangat diperiukan untuk ‘menjamin bahwa statu Kegiatan perusshaan benai-berar menunjukan_langkat- fangkah yang nyata untuk mengantsipasi masalah lingkungan. Audit ini dapat dlterapkan untuk Kegiatan komersal industri maupun instnsi pemerintah dan dapat berfingsi sebagai suaty care menilai (assess) Kemampuan mangjemen Tingkungan statu kegiatan, ‘Audit taatfingkungan (merupakan audit yang paling umum dikerjakan oleh sustu vsahe), bersifat menguji Ketaatan suatw organisasi teehadap perstura, periinan, persetyjuan tormasui prosedur dan kebijaksanaan lingkungan yang’ ditetapkan organisasegiatan, Audit ini akan menyclidikisetiap pasal pade setiap dokumen ‘yang diterbitkan oleh insansé pemerintah yang berwenang yang berkatan dengan ‘manajemen lingkungan dan pengendalian pencemaran. Demikian juga akan mengka}i halal yang berkaitan dengan penilsian terhadap bahaye dan nisiko lingkungan sebagai bagi dari protokol audit (Dstam hal ini penilsian risko lingkungan sangat Penting untuk meningkatkan pertanggungjawaban suatu usahakegiatan). Auli fails teknisfproses. Aut ini dfokuskan pada aspek-aspek produks limbab ‘dan manajemen limba terutama aspek teks pengeolaan limbah yt membahas semua aspek teknis pada fasilitas pengolshan limbsh dan pengoperasiannys, rmengidentifiesi semua sumber penghasil limbah dan keluaran (discharge) Timbahfemisi dari proses bahan aku, serta_menguji_efektivites pelaksanaan pengelolsan limbah, aspek-aspek tentang penanganan B-3, (Biasanya audit ini Aspek Lingkungan dalam standard produksi/Bnvironmemial Aspect in Production Standard. ‘Standar ISO seri 14000 telah disahkan dan beraku sebagai standar internasional soja tahun 1996, Namun dari seluruh raneengan Kodifikasi datas sampai dengan saat ini yang telah ditebitkan dan éiterapkan adalah ISO 14001/14004 (SML) dan ISO 14010/14011/14012 (Audit Lingkungan) yang disusun olch SC-1 dan SC-2. Sementara ita 180 14031 (EKL) dlterbitkan tahun 1998 namun belum diterapkan khususaya. di Indonesia. Demikian pula standar yang lain seperti ekotsbel (ISO 14020/21) dan LCA. (180 14081) masih pada thap pembehasan dan penyusunan dokumen SSML merupakan unsur kunci di delam evaluasi perusehean, dengan audit Fingkungnan dan evaluasi Kerja lingkungan memberikan dukungan subsistem kepada SML. EKL merupakan subsistem dari SML namun ISO 14001 tidak secara Khas rmensyzratkan dokumen 1SO 14031 untuk memenuhi persyaratan SML. Penerapan stander 180 seri 14000 pertu diperhatikan sebagai upeya guna menangani maselah Tingkongan, tertama penerapan ISO 14001 (SML) karena hal ini akan mempengaruhi ke ‘mana produk atau jasa yang diasitkan akan dipasarkan, 2.32. Standardisasi Lingkungan Dalam Kerangha TBT/WTO 1. Perlindungan Lingkungan Dalam Kerangka GATT/WTO GATT (General Agreement on Tariff and Trade) adalah upaya negara-negara untuk mengembangkan sistom petdagangan vangefisien yang ditandatangani pada tahun 1947 dan berlaku 1948, Maselah lingkungan telsh mendapat perhatian dalam GATT sejak tahun 1971 dengan dibentukaya Kelompok kerja lingkungan “Tindakan terhadap Lingkungan dan Perdagangan Internasional”, olch Komisi Perdagangan dan Pembangenan. Tetapi pertemuan pembatasan secara substanif baru dilaksanakan Januari 1992 Perangkat utame GATT untuk menangani maselah lingkungan adalah Pasal XX dan Porsetjuan mengenai Hambatan Teknik terhadap Perdagangan (Technical Barrier ‘oTvaderTB7), Pasal XX GATT menyatakan babwa: © hana Linghangen Dai GATTIVTO", Ekin Linghongn cay Dua Usha Ba Peron (1999) ha 7 “Setiap negara memiliki hak untuk menggunakan tindakan perdagangan yang perl untuk melindungi kehidupan ata keschatan manusi, ewan, tumbuhan dan berksitan dengan ppengawetan sumberdaya alam yang dapat habisjka tindekan semacam itu diterapkan juga untuk membatas produksi atau Konsumsi danlam neger. Tindakan itu tidak boleh ‘menghasilkan dskriminasi yang sewenang-wenang stau tidak dapat dibenarkan berlaku 4 semua negara yang keadasnnya sa de ck boleh sebagai pembatasenferseibung ata perdaganganinternasional Sedangkan Pessetujuan mengenai Hlambatan ‘Teknie Terhadap Perdagangen (TBT) memberikan Kerangka untuk menangani masslah yang berkaitan dengan perdagangan di tingkat multilateral yang timbul akibat pereturan dan standar tenis. Persetujuan itu mendorong penyelarasan berbagai stander di tingkat internsional, Solin itu beberapa asasdasar yang harus dimasukan dalam peraturan GATT untuk mengatasi ‘masala ingkungan ait 1. Keterbuksan: Persyaratan “pembertahuan’ perlu dimasukan sehingga semua peraturan lingkungan yang dapat berdampak terhadap perdagangan tidak bermakna ganda secarainterasional; 2 Keabsahan: Tindakan techadap perlindungen lingkungan yang membatasi perdagangan harus sth, didukung ole buktiilmiah yang kuat, 3. Kesebandingan: Tindakan yang membatasi perdagangan tidak boleh melampauibatas ‘yang memang dipelakan untuk melindungifingkungan; 4, Subsidartas:Jika Kepentingan lingkungan sudah terpenubi tanpa tindakan yang mempenguhi perdagangan, maka tindskan yang, mengganggu perdagangan harus sitiadakan. 180 Seri 14000 pertama muncul merupakan hasil pertemuan Uruguay (Urguay Round) dari nepoisasi GATT (General Agreement on Trade sind Tarif) sect tindak lanjut KTT Buri (Earth Suanmit) 1992 dt Rio de Janeiro. Apabila GATT berfokus pada ‘upaya pengurangan hamietantarifperdagangan, maka KTT Rio menghesilkan komitmen 1 aor Mani Negus LH, Op Ca a 12 ord dunia: “Deklarasi Rio? dan ‘Agenda 21° yang. mengagendskan introdusir isu-isu lingkunan dalam perdagangan internasional untuk melindung ingkungan hip” Sefeloh Puteran Uruguay negare-negara peserta GATT dihadapkan pada tuntutan ari Prinsip 12 Deklarasi Rio yaitu Keyjasama intemasional untuk meningkatkan pembungunen betkelanjutan melalui perdagangan. Terdasarkan hal tersebut Peter Sutherland (Direktur Jendal GATT) menyatakan bahia pexanjian Putaren Uruguay bean untuk mempertingg! Kesempatan pads perdagangan dan pembangunan, dan Snususnya pada pengeturan secara eksplist atau implisit pertimbengan-petimbangan lingkusgan pada beberapabidang™ Selanjutnya dalam Preambule Prjanjan Pendivian WTO dan bebarpe peranjian rutilatral, ketentuan-ketontuan lingkungan diintograsikan dalam perjejian GATT yaitu dalam:(1) The Agreement on Technical Barriers to Trade; (2) the Agreement on Subsidies and Countervailling Duties; (3) The Agreement on Agriculture: (4) The Agreement on Trade-Related Intelectual Property Right, dan (S) General Agreement on Trade in Services Preambule Perjanjian Pendivian WTO menyatsken pengakuan pentingnya Pembangunan berkelaxjutan dan kebutuhan peindungan dan peestaienfingkungan, sebagai beikut “Recognicing that thelr relations inthe field of rade and economic endeavour should be conducted witha view top raising standaarads of living. ensuring fill employment and @ large and steadily growing volume of real income and effective demand, and expanding ‘the production and traade in goods and services, while allowing forthe optimal use of © Sura T Dnt M Roi Wabyoo,"Prégargo Glcal dn Penerapan Star 10 14000, engl APEAR NOL Nov (1998) ta 14 "i Legooo YMN, Libris Pergagay, Lngtunpi Huy, Dun Kb Nain Indonesia ural Fok Tongan Taban HC No.1 (1998), fa 106, kip dar “GATT Press Conmanige™ 1No1636, 10 1954 » the world’s resources in accordance with the objective of sustainable deveopment; seeking both o provect aud preserve the environment ard enance the means for doing 450 in a manner consistent with thelr respective needs and concern at diferent levels of | ‘economic development”. 2. Stundardisasi Linglungan Dalam Kerangka TBT ‘TBT (Technical Barrer to Trade) merupakan bagian Perjanjian Putaran Uruguay GATTAWTO yang membidangi masalah pengaturan perdagangan dalam kaitennya éengan masalah stardardisas, Pada pokoknya persetujuan ini memuat ketentuan ppambatasan pordagangan dengan menggonakan Rambatan non tarif diantaranys adalah standardsasi. Dalam hal ini penerapen standartidek boleh menyebabkan hammbatan yng tidak wajarterhadap perdagangan intemasioal.”” TB dikenal dengan Code of Conduct, yang dihaslkan dalam Tokyo Round tahun 1973 den disempurakan dalam Final Act WTO Agreement 1994. Rancangan dalam persetujuan ini dimaksudkan untuk memelihara kesesuaan sturan standae yang, Derlaku di satu negara dengan standarinternasional yang dikeluarkan TSO. Selain itu standar yang dikeluarkan ISO adalah untuk menyeragamkan muta diantara negara produsen sshinggs dapat diinderi ambatan perdagangan akiba perbedaan mtu barang. Dalam anole 2:2 Persetujuan TBT disebutkan: "Members shall ensure that technical regulations are not prepared, adopted or applied with a view 0 or withthe effet of eating unnecessary obstacle fo international trade For thi purpose, technical regulations shall not be more trade-rastrictive than necessary ‘o fulfil a legitimate objective, taking account of the risks non fulfment wuld create ‘Such legitimate objecives are, inte ais: national security requirements; the prevention Of deceptive practices: protection of human health and safety, animal or plan life or health, or the environmen. In assessing such risks, relevant elements of consideration GATT Sorat, The Re of Urey Read of Mule! Trade Negation (Switznd, 1999) mls Ao Sapepetnplitn Pescujun SPS (Samar and Phyosaiay) Dan TBT (Teel Barer 1 rade) Di indonesia" Warta Sandra V0L23 No fa 5 100 fare, inter alia: available scientific und technical information, related processing technology or tended end-user of product.” ‘Selain itu pada bagian lain dalam JFTO Agreement terdapat Ministerial Decision Relating to the Agreement on TRY yaita keputusan Mente yang mengetur hubungan WTO dan ISO antara lain (2) Decision on Proposed Understanding on WTO.I8O ‘Standard Information System, (i) Decision on Review of ISOJEC Information Center Publication 23.3 Sistem Penunjang dan Kelemhagaan Dalam Penerapan 180 Seri 14000 1, Sistem Penunjang Penerapan ISO Seri 14000 memerlukan beberapa sistem penunjang. yaite akreditasi, serhasitepisuasi, verfikasi dan penilaian Kesesuaian terhadap suatu standar, Dalam Kep-29/Bapedal05/1997 pasal 1, isebutkan Akriditasi_ adalah pengakuan formal dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) atas nama BSN berdasarkan vusul Komite Akreditasi Bapedal kepada univlembaga/instiusvorganisas/aboratorium Penguji atas Kemampuennya untuk untuk melaksanakan kegiatan tertentu dalam standardisasibidang lingkungan, seseuai perayaratan dan kritera yang ditetapkan BSN, Sertifikasi adalah proses yang berkaitan dengan sertifikat oleh suatu univlembaga/nstituslorgaisasaboratoriam penguii yang telah diakreditasi. Sertfikat adalah dokumen yang menyatakan Kesesuaian hasil proses serifikasi terhadap persyaratan yang ditentukan. Selanjutnya sertifikasi sistem manajemen tingkungan adalah proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat SML kepada univlembagwinstitusiforganisasi yang telah mampu menerapkan stander SML. GATT Serer, Op Ci, a. 138, POT Feta AL eis, 101 Sedangkan seriftasi label lingkungan adalah proses yang berkaitan dengan pemiverian sertifikat label lingkungan kepada univlembaga/nstiuslorganisasi untuk produk atau jast tefentu yang telah memenuhi Ketentuan atau kriteria label lingkungan; dan Tabet lingkungan adalah peryataan atau tanda lingkungan dari produk stay jasa yang :menyatakan bahwa produljasatersebut sesuai dengan kritria yang dtetapkan ‘Sampai saat ini Ketentuan yang dapat digunakan sebagai dasar penerapan ISO 14000 adalah 1. Rancangan spesifikasi Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) dalam ISOIDIS 14001; 2. Rancangan Prosedur audit EMS dalam ISO/DIS 14011; 3, Rancengan kualifkas! auditor lingkungan dalam ISO/DIS 14012. 2 Sistom Kelembagean ‘Secara formal penerapan spesifikasi EMS, prosedur audit EMS, dan kualifikasi ‘auditor lingkungan memerlukan beberapa perangkat kelembagaan pelaksana dan rosea peilaian/pemeriksean,yaitu |. Lembaga sertfkasi EMS/SML; 2. Lembaga sertfikasifegistrasi auditor lingkungan, 3. Asesorfpenila kesesuaian terhadeap standar-standar yang menjadi ecuan; 4, Lombaga verifikasi untuk memeriksa suaty‘selfdeelaration” dari suatu organisasi yang menyatakan memenuhi spesifkasi EMS/SML dalam 1SO 14001 tanpa melalui proses penilaian/Sertfikas oleh pihak yang berwenang, 5. Laboratorium yi lingkungan Lembagadembage serifikasi gis, verfiksi dan laborstcum i lingkungan terebut har diakreiasi oleh suat badalembaga akrediasi yang disk seca asonal dan intervasonal 234. Pengembangan dan Penerapan Standardisast I Seri 14000 di Indonesia 1. Dasar dan Pedoman Penerapan 1S0 Seri 14000 Pengembangan dan penerapan standerdsasi lingkungan 180 Sei 14000 Indonesia mengacu kepada Sistem Standardisasi Nesional (SSN) ysitu tatanan jarngan sorana dan Kepatan Standadsast yang srs, sears, dan trpady sora bentawasan sonal yang melipui perumusan stand, penerpun star, pembinaan dan pengawasan standardsa, kerjasama dan inormasi standardize, metologi, dan sedis SSN merupakan dasar dan podoman setap kepiatn standadisas dt Indonesia. SSN yang berlku saat ini adlah SSN’ 1998 yang disusun berdasarkan eputsan Kepala BSN NO; 79/BSN-V/HK.19AVI0898 tentang Sistem Standards Nasional, anggal 1 Okotber 1996, ‘Tejuan SSN adalah terwujudnya jaminan mut prodak dan jase, dengan mempethatan segisegi pelindungan Keselanatan, eamanan dan Kesehatan onsumen, srt Kelestrian fangs linghungan hidup dalam menunjang kelancaran sasulays produk dan jasa Indonesia di dalam pas tebas di lingkungan domest, ASEAN, APEC maypun inferssonal, sera melindungt Konsumen Indonesia atas amasukaysbarang impor ke Indonesia. Dalam menjalanan Kegintanstandarisasi SSN didasankan pada asa-asas SSN sebagai berikut 1. Asas manfiat: Standardisasi harus dapat dimanfsatkan untuk meningkatkan dan ‘melindungi bangsa dan negara 2. Asas kebersamaan: Standardisasi Nasional harus merupakan sabe bersama dari semua pihak schinggs tereerminlah semangat gotong royong_ berdasarkan ‘ekeluargaan; 3, Aces Kemandiran: Standardisasi nasional harus dikembangkan untuk kepentingan ppembangunan nasional yang dilandasi skp pecaye i ‘Selanjutiya penerapan standar imgkungan dt indonesia didasarken pada Standar ISO Seri 14000 yang telah diadopsi/diangkat dslam Standar Nasional Indonesia (SN) berdasarkan Keputusan Sekretaris Dewan/Ketue Pelaksana Harian Dewan Standardisasi Nasional No: 720/1V.2.06HKISI97 tentang Persetujuan Pengangkatan 39. Standar Nasional Indonesia (SND, ait 1. SNI 19-14001-1997 Sistem manajemen lingkungan - Spesifikasi dengan panduan enggunaan, 2, SNI 19-14004-1997 : Sistem manajemen Iingkungan ~ pedoman umum prinsip = sistem dan tek pendukung; 3. SNI19-14010-1997 = Pedomen audit lingkurgan - pinsip unum; 4 SNI_19-14011-1997 ; Pedoman untuk pengauditan lingkungan - prosedur audit - pengauditan sistem manajemen lingkungan; 5. SNI 19-14012-1997 Pedoman audit unt Tingkungan - kriteria kualikas untui auditor lingkungan 2, Lembaga Petaksana [Lembags-lembags utama yang terkait dalam penerapan Standardisasi ISO Seri 14000 di Indonesia antara lain ada: 1. Badan Standardisosi Nasional (BSN) merupakan lembaga pemerintah non departemen untuk mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi dan penilain kesesunian Lembagn ini dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 13 ‘Telnun 1997 tentang Baden Standardisasi Nasional. Dalam menjalankan tugas BSN dlibina oleh Dewan Pembine Standardisasi Nasional (DPSN) dan dibanty oleh Komite Akzeditasi Nasional (KAN). 2 Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah sua institu yang bessifatindependen, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala BSN No, 125W/BSN-1EK 2501/99 tanggal 25 Januari 1999 tentang Organisnst dan Tata Kerja Komite Akreditai "Nasional. KAN bertugas menetapkan akreditsi dan memberikan pertimbangan dan. soran kepada BSN dalam menetapan sistem akreditasi dan sertifikasi. 3. Instansi Teknis adalah Departemen atau lemaga Pemerinth Non Depariemen yang, iskreditasi oleh BSN untuk merumuskan dan menerapkan stndar. Dalam katannya dengan pengembangan dan penerapan standardisasiHingkungan ISO Seri 14000, BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) berperan sebseai instasi ‘eknis. Untuk melaksanakan pengembengan standardisasilingkungan dibentuk Sub Direktorat Pengembangan Standardisast Lingkungan berdasarkan Keputusan Bopedal No, 135/1995 tentang Organisast dan Tata Kesja Bapedsl. Unit ini ada di Bawa 10s Direktorat Pengembangan Teknis, di bawah DeputiBidang AMDAL dan Pembingan “Teknis, Komite Akreditasi Instnsi Teknis (KAIT) adalah wadah non-struktural_ yang dibentuk dengan Surat Keputusan MenteriPimpinan Lembaga Pemerinta Non epartemen dari Instansi Teknis masing-masing yang secura organisstoris berada

Anda mungkin juga menyukai