PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik untuk beraktivitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
Salah satu pembahasan ergonomi adalah tentang sistem kerangka dan otot manusia.
karena kerangka dan otot saling berkaitan yang membuat tubuh bisa bergerak dinamis.
didalam makalah ini akan dibahas tentang sistem kerangka dan otot manusia mulai dari
kerangka dan sambungan, sistem sambungan kerangka, otot (muscle), aktivitas otot, sumber
energi otot, pengaruh berkurangnya aliran darah, pembebanan otot secara statis saat
melakukan kerja, jaringan penghubung dan studi kasus.
Seorang praktisi dibidang kesehatan khususnya kedokteran gigi harus memahami
tujuan mempelajari ergonomik karena dengan memahami tujuan ergonomik dalam lingkungan
kerja, praktisi kesehatan akan terhindar dari musculoskeletal disorder (MSDs), tentu efek
jangka panjangnya adalah praktisidapat bekerja lebih lama tanpa mengganggu produktifitas
kerja praktisi dalam bekerja.
Berbagai peralatan kedokteran gigi yang dijual di pasaran pada saat ini, hampir
semuanya telah memperhatikan aspek ergonomis ketika didesain oleh pabrik pembuatnya.
Namun kelebihan ini akan berkurang nilainya apabila pada saat penempatan peralatan tidak
berdasarkan prinsip tata letak yang benar.
Desain tata letak adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan
sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh ruangan
termanfaatkan dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja serta pasien yang
menerima pelayanan. Desain tata letak berperan penting dalam efektifitas dan efisiensi operasi
tempat praktek dokter gigi, oleh karena itu perlu direncanakan secara matang sebelum tempat
praktek dibangun.
Konsep Four handed Dentistry telah diadopsi oleh para pembuatan dental unit,
sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi denagn sisi Dental
Assistant di sebelah kiri pasien, oleh karena itu konsep four handed Dentistry menjadi desain
dalam tata letak penempatan alat kedokteran gigi.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ergonomi itu? (Segalanya yang berhubungan dengan
ergonomi)
2. Apakah macam musculoskeletal disorders sebagai resiko atau dampak dari manajemen
praktek yang tidak ergonomis? (Segalanya yang berhubungan dengan musculoskeletal
disorders)
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan memahami tentang ergonomi. (Segalanya yang berhubungan dengan
ergonomi)
2. Mengetahui dan memahami macam musculoskeletal disorders sebagai resiko atau
dampak dari manajemen praktek yang tidak ergonomis? (Segalanya yang berhubungan
dengan musculoskeletal disorders)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan
dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek - aspek manusia dalam lingkungan kerjanya
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain
perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan
dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi
dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling
berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya
(Nurmianto, 2004). Apabila ingin meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan tugas,
maka beberapa hal di sekitar lingkungan alam manusia seperti peralatan, lingkungan fisik,
posisi gerak (kerja) perlu direvisi atau dimodifikasi atau redesain atau didesain disesuaikan
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan kemampuan tubuh yang meningkat
secara optimal, maka tugas kerja yang dapat diselesaikan juga akan meningkat. Sebaliknya,
apabila lingkungan alam sekitar termasuk peralatan yang tidak sesuai dengan kemampuan
alamiah tubuh manusia, maka akan boros penggunaan energi dalam tubuh, cepat lelah, hasil
tidak optimal bahkan mencelakakan.
Tujuan dari ergonomic
Ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem
peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Tujuan utama ergonomi ada empat
(Santoso, 2004; Notoatmodjo, 2003), yaitu :
1. Memaksimalkan efisiensi karyawan.
2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Menganjurkan agar bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat.
4. Memaksimalkan bentuk kerja
Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku
kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali
(controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela
(windows) dan lain lain.
b. Desain pekerjaan pada suatu organisasi.
Misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja
(shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain lain.
c. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja.
Misalnya : desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada
sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual
display unit station). Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan
postur kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan
kerja, desain suatu peletakan instrumen dan sistem pengendalian agar didapat optimasi
dalam proses transfer informasi dan lain lain.
Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos dan metricos. Antropos berarti manusia dan
metricos berarti ukuran. Antropometri adalah ukuran ukuran tubuh manusia secara alamiah
baik dalam melakukan aktivitas statis (ukuran sebenarnya) maupun dinamis (disesuaikan
dengan pekerjaan) (Wignjosoebroto, 2003). Antropometri adalah ilmu yang berhubungan
dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia lainnya seperti volume, pusat
gravitasi dan massa segmen tubuh manusia. Ukuran ukuran tubuh manusia sangat
bervariasi, bergantung pada umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan periode dari masa ke
masa. Pengukuran dimensi dimensi tubuh manusia merupakan bagian yang terpenting dari
antropometri karena akan menjadi data dasar untuk mempersiapkan desain berbagai peralatan,
mesin, proses dan tempat kerja (Harrianto, 2008).
1. Pada sikap berdiri : tinggi badan berdiri, tinggi mata, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi
pinggul, tinggi pangkal jari tangan, tinggi ujung ujung jari.
2. Pada sikap duduk : tinggi duduk, tinggi posisi mata, tinggi bahu, tinggi siku, tebal paha,
jarak bokong lutut, jarak bokong lekuk lutut, tinggi lutut, lebar
bahu, lebar pinggul (Harrianto, 2008).
Penerapan data antropometri dapat dilakukan jika tersedia nilai rata rata () dan
standar deviasi (SD) dari suatu distribusi normal. Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang
menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang ukurannya sama atau
lebih rendah dari nilai tersebut (setelah perhitungan persentil). Misalnya 95th persentil akan
menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau berada di bawah ukuran tersebut;
sedangkan 5th persentil akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau di bawah
ukuran itu (Wignjosoebroto, 2003).
Alat antropometer dapat digunakan untuk mengetahui ukuran tubuh. Selain itu,
pengukuran tubuh dapat dilakukan dengan metode ukur tukang jahit menurut Sumamur
(antropometry by Sumamurs tailor method) (Sumamur, 1989).
Sikap Kerja
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam
melakukan pekerjaan, yaitu :
a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara
bergantian.
b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak
memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil.
c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani melainkan dapat
memberikan relaksasi pada otot otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja dan tidak
menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya gangguan sirkulasi darah dan juga untuk mencegah keluhan kesemutan yang
dapat mengganggu aktivitas (Tarwaka, 2004).
Sikap tubuh dalam bekerja terdiri dari :
c. Tidak baik bagi organ dalam tubuh, khususnya pada organ pada sistem pencernaan jika
posisi dilakukan secara membungkuk.
2. Sikap kerja berdiri.
Selain sikap kerja duduk, sikap kerja berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan.
Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang posisi tulang belakang vertikal dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus
sangat mungkin akan terjadi penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaki dan hal
ini akan bertambah bila berbagai bentuk dan ukuran sepatu yang tidak sesuai. Sikap kerja
berdiri dapat menimbulkan keluhan subjektif dan juga kelelahan bila sikap kerja ini tidak
dilakukan bergantian dengan sikap kerja duduk (Rizki, 2007).
Four Handed Dentistry
Four handed dentistry termasuk juga bagaimana cara penggunaan dan pemeliharaan alat
dan bahan kedokteran gigi meliputi peralatan yang digunakan untuk diagnose, perawatan
pengawetan gigi, pembersihan karang gigi, operasi bedah mulut, fissure sealant, ART, dan
pemeliharaan dan penyimpanan alat kedokteran gigi. Four handed dentistry juga suatu ilmu
kedokteran gigi yang ditujukan untuk memahami tentang bahan yang diperlukan untuk
tindakan konservasi, tindakan edondontik serta tindakan rehabilitatif. (murdick,B.dkk.service
operation management.boston:allyn and bacon.1990)
Berbagai peralatan kedokteran gigi yang dijual di pasaran pada saat ini, hamper semuanya
telah memperhatikan aspek ergonomis ketika didesain oleh pabrik pembuatnya. Namun
kelebihan ini akan berkurang nilainya apabila pada saat penempatan peralatan tidak
berdasarkan prinsip desain tata letak yang benar. Dalam makalah ini akan dibahas desain tata
letak penempatan alat kedokteran gigi, namun terbatas pada alat-alat utama saja yaitu Dental
Unit, Mobile Cabinet, dan Dental Cabinet.
Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan
peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh
luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja
serta pasien yang menerima pelayanan. Desain tata letak memegang peranan penting dalam
efektifitas dan efisiensi operasi3 tempat praktek dokter gigi, oleh karena itu perlu
direncanakan secara matang sebelum tempat praktek dibangun dan tidak tertutup
kemungkinan untuk direvisi dikemudian hari bila dinilai sudah tidak laik lagi.
Desain tata letak berbeda dengan gambar arsitek, desain tata letak hanya berupa sketsa
yang mengambarkan penataan ruangan, dibuat berdasarkan perhitungan pergerakan informasi,
bahan, dan manusia. Selain itu juga dengan memperhatikan pertimbangan ergonomis, medis
dan kepatutan. Secara garis besar ada 2 macam desain tata letak yaitu yang dibuat dengan
memperhatikan proses dan yang dibuat dengan memperhatikan produk, pada tempat praktek
dokter gigi yang digunakan adalah desain tata letak dengan memperhatikan proses.
Efektifitas dan efisiensi desain tata letak dihitung dari jumlah jarak pergerakan yang
terjadi, dengan asumsi setiap pergerakan yang terjadi menimbulkan biaya. Menimimalisasi
pergerakan adalah tujuan dari desain tata letak.
Konsep Four Handed Dentistry
Konsep Four Handed Dentistry dikenal dengan konsep pembagian zona kerja disekitar
Dental Unit yang disebut Clock Concept. Bila pasien dijadikan pusat, pasien diposisikan arah
jam 6 dimana letak bagian belakang kepala tepat pada jam 12. Pada clock consept ini dibagi
menjadi 4 zona dimana arah jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam
4 disebut Assistens Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian dari arah
jam 8 sampai jam 11 disebut Operators Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.
Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat Gigi serta
tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen Bergerak (Mobile
Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut pasien.
Assistants Zone adalah zona tempat pergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi ini
dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada
Dental Unit yang lengkap. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan dipertukarkan
antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. Sedangkan Operators Zone sebagai
tempat pergerakan Dokter Gigi.
Tim dan Sistem Kerja
Seiring dengan makin kompleksnya pelayanan kedokteran gigi, profesi di bidang ini turut
ikut berkembang. Bila dahulu cukup hanya dokter gigi saja yang memberikan pelayanan, kini
di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, pelayanan diberikan oleh sebuah tim yang
terdiri dari Dentist, Dental Hygienist, Dental Assistant, dan Dental Technician. Dentist adalah
dokter gigi yang memberikan pelayanan kedokteran gigi. Dental Hygienist bertugas mengisi
Rekam Medis, serta melakukan tindakan Preventive Dentistry seperti membersihkan karang
gigi secara mandiri. Dental Assistant bertugas sebagai asisten yang membantu dokter gigi
mengambil alat, menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan mulut, serta mengatur
cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan sedang dilakukan. Dental Technician berkerja
di Laboratorium, membuat protesa dan alat bantu yang akan dipasang di mulut pasien.
Di Indonesia kondisinya sedikit berbeda, hanya dikenal 2 profesi kesehatan gigi diluar
dokter gigi yaitu Perawat Gigi dan Tekniker Gigi. Perawat Gigi bertugas seperti Dental
Assistant dan Dental Hygienist, sedangkan Tekniker Gigi bertugas sama seperti Dental
Technician. Pada saat suatu pelayanan kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2 orang yang
berada disekitar pasien yaitu Dokter Gigi dan Perawat Gigi. Tugas kedua orang ini berbeda
namun saling mendukung, ini kemudian melahirkan istilah Four Handed Dentistry.
Konsep Four Handed Dentistry telah diadopsi oleh para produser pembuatan dental unit,
sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi dengan sisi Dental Asistant
disebelah kiri pasien. Oleh karena itulah konsep Four Handed Dentistry menjadi dasar dalam
desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi.
Ruang Periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam
ruangan ini berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi, Perawat
Gigi, berserta Pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal Ruang
Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan
satu buah Dental Unit, Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool8. Unsur penunjang lain
dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang
dirawat.
Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan adalah terhadap Dental Unit.
Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-turunkan. Pada saat posisi rebah
panjang Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter. Di belakang Dental Unit diperlukan ruang
sebesar 1 Meter untuk Operators Zone dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal antara
ujung bawah Dental Unit dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di
belakang adalah 3 Meter; sementara jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding
depan minimal 0,5 Meter. Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila Tray dalam
kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm. Jarak dari tiap sisi minimal
0,8 Meter untuk pergerakan di Operators Zone dan Asistants Zone.
Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan digunakan pada saat
perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak
dianatara Operators Zone dan Assistant Zone sehingga baik Dokter Gigi maupun Perawat
Gigi akan dengan mudah mengambil bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan.
Bila Mobile Cabinet lebih dari satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operators
Zone.
Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental Cabinet sebagai tempat
penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk buffet setengah
badan seperti Kitchen Cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini
ditempatkan di Static Zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan
Assistants Zone. Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan
untuk menempatkannya.
Muskuloskeletal Disorders
2.
3.
Overuse Injuries;
4.
5.
terganggu.
Kadang-kadang
menyebabkan
berkurang-
sindrom
ini
karena
adanya
gerakan
berulang
dalam