Merawat dan mengobati luka kucing pada dasarnya sama dengan merawat luka pada
manusia dan obat yang digunakannya juga bisa sama. Secara garis besar luka dibedakan menjadi
2 yaitu luka lama dan luka baru. Melihat sejarah luka lama yang telah menjadi nanah berarti luka
tersebut telah terjadi infeksi bakteri sehingga proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang
agak lama dan telaten, dalam penyembuhan luka dilakukan pemsangan perban.
Perban dan teknik pemasangan perban,Peran sebagai dokter hewan maupun asisten
dokter hewan adalah untuk memahami teori mengenai perban, bagaimana perban diaplikasikan
pada hewan. Dokter hewan maupun asisten dokter hewan wajib mengenal macam-macam
perban, jenis-jenis perban maupun ukuran perban. Perban akan digunakan setelah luka sudah
steril, kemudian dilakukan debriment dan dilakukan penjahitan. Kita mengenal perban sebagai
kain pembalut berwarna putih yang panjang yang digunakan untuk membalut luka. Namun
sekarang, perban sudah banyak sekali macam dan warnanya. Berdasarkaan macam dan
bentuknya, perban digolongkan menjadi: Kasa Hidrofil, Pembalut Elastis, Pembalut Leher dan
Pembalut Gips. Tujuan Membalut/Perban yaitu untuk .Menutupi bagian yang cedera dari udara,
cahaya, debu dan kuman, Menopang yang cedera, Menahan dalam suatu sikap tertentu, Menekan
luka, dan Menarik luka.
Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis perban dan macam-macam ukuran perban, dan untuk
mengtahui cara penggunaan perban pada anjing maupun kucing.
Manfaat
Dapat mengetahui jenis-jenis perban dan macam-macam ukuran perban, dan untuk
mengtahui cara penggunaan perban pada anjing maupun kucing.
A.Pembalutan Luka
Tujuan dari pembalutan luka antara lain sebagai berikut :
bergeser
Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
Melindungi atau mempertahankan balutan lain pada tempatnya
hasil teknologi tinggi yang mampu mengontrol kelembapan disekitar luka. Bahan balutan luka
modern ini di disesuaikan dengan jenis luka dan eksudat yang menyertainya.
C. Bahan Pembalutan Luka
Syarat bahan pembalut luka yang baik antara lain sebagai berikut :
Terdapat tiga komponen lapisan pembalut luka. Komponen tersebut adalah balutan primer,
balutan sekunder, dan balutan tersier, Menurut Morison (2004) :
a) Balutan Primer
Balutan ini disebut juga dengan contact layer. Balutan primer langsung bersentuhan
dengan luka. Balutan primer yang baik dapat menyerap eksudat, debris jaringan dan
menghantarkan obat-obatan topical pada luka secara merata. Balutan primer sangat
penting dalam proses penyembuhan luka. Jenis-jenis bahan pembalut primer antara
lain:
jaringan nekrotik.
Hydrogel dressings
Bahan ini mengandung kadar air yang tinggi, terkadang disertai dengan obatobatan seperti acemannan, metronidazole, silver sulfadiazine, dan antibiotic.
Bahan ini baik digunakan untuk luka yang kering (rehidrasi jaringan).
Hydrocolloid dreesings
Bahan ini merupakan kombinasi dari komponen absorbent dan elastometric.
Hydrocolloid baik digunakan untuk luka yang mengalami nekrosis (luka bakar
minor, abrasi).
b) Balutan sekunder (Secondary dressing)
Balutan sekunder adalah bahan perawatan luka yang memberikan efek terapi atau
berfungsi melindungi, megamankan dan menutupi balutan primer. Jenis-jenis balutan
sekunder antara lain:
Plester cokelat terdiri dari bahan tenunan katun sewarna kulit dengan perekat
Zinc oksida berpori dengan daya lekat kuat namun tidak sakit saat dilepas.
Plester ini diindikasikan untuk plester serbaguna, retensi bantalan penutup
pemakaian
(teknik
asepsis),
mengikuti
lekuk
tubuh,
jangan sampai
terjadi
b) Pembalutan Luka Daerah Kepala dan Telinga Pembalutan pada daerah ini penting
untuk mengontrol hemoragi pada daerah telinga dan kepala.
padding
Tambahkan balutan sekunder diatas padding, di bagian telinga yang tidak
dibalut
Tutup dengan balutan tersier
Pastikan lapisan pembalut luka tidak terlalu ketat (untuk memastikan
dapat dimasukkan dua jari di bawah balutan)
menyebabkan slip)
Balutan sekunder yang digunakan adalah yang tidak terlalu rekat