Anda di halaman 1dari 15

Ringkasan Materi

CHAPTER 7
The FASBs Conceptual Framework
SFAC 1, 2, and 6
A. Pengertian Rerangka Konseptual (Conceptual Framework)
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu
sistem yang koheren (terpadu) dari tujuan dan prinsip dasar yang dapat
mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi
serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan akan
mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan prinsip
dasar adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan
petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian
tersebut, meringkas, dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Rerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi yang
terstruktur (Belkaouli, 1993). Hal ini disebabkan struktur rerangka
konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang di dasarkan pada
proses penalaran logis (logical normative). Atas dasar penalaran ini, teori
merupakan proses pemikiran menurut rerangka konseptual tertentu untuk
menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila ada fakta atau fenomena
baru.
Ada beberapa pihak yang memandang rerangka konseptual sebagai
konstitusi (Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam
proses penentuan standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi
pedoman bagi badan yang berwenang dalam memecahkan masalah yang
muncul selama proses penentuan standar. Hal ini di lakukan dengan cara
mempersempit permasalahan sehingga dapat di tentukan apakah standar
tertentu sesuai dengan rerangka konseptual. Perlunya Rerangka Konseptual
antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.
Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2.
Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi
apabila standar yang sekarang ada, tidak mengatur isu-isu yang baru
muncul
3.
Sebagai
dasar
membuat pertimbangan (judgement) dalam
menyajikan laporan keuangan
4.
Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagi
alternatif metode akuntansi yang ada.
B. Perumusan Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang merupakan
landasan untuk menyusun elemen yang lain seperti karakteristik kualitatif
dari informasi, elemen laporan keuangan dan pengakuan/pengukuran. Proses
perumusan rerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi
yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya seperti A Statement of
Basic Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966 oleh AAA, Basic Concept and
Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises
(APB Opinion No. 4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of Financial Statement
(Trueblood Committee Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement of

Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977 oleh AAA,
dan Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no. 1,2,3,4,5,6
tahun 1978, 1980, 1980, 1984, dan 1985 oleh FASB.
Adanya
kebutuhan
akan
rerangka
konseptual
mendorong
FASB
mengeluarkan Discussion Memorandum berjudul Conceptual Framework for
Financial Accounting and Reporting : Elements of Financial Statements and
Their Measurement pada tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut
akhinya pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka
konseptual
dan
diberi
nama Statement
of
Financial
Accounting
Concept (SFAC) sebagai berikut :
SFAC
No.1

Objective of Financial Reporting by Business 197


Enterprises
8
Isi : tujuan pelaporan keuangan.
SFAC
Qualitative Characteristics of Accounting Information 198
No.2
Isi : kualitas informasi yang harus dipenuhi dalam 0
pelaporan keuangan.
SFAC
Elements of Financial Statements of Business 198
No.3
Enterprises
0
Isi : tujuan yang akan dicapai dalam pelaporan
keuangan organisasi nir laba.
SFAC
Objective of Financial Reporting by Non-Business 198
No.4
Organizations
0
Isi : kriteria pengakuan dan atribut pengukuran
elemen laporan keuangan.
SFAC
Recognition
and
Measurement
in
Financial 198
No.5
Statement of Business Enterprise
4
Isi : Definisi dan karakteristik elemen laporan
keuangan.
SFAC
Elements of Financial Statements (merupakan 198
No.6
pengganti SFAC No.3 dan amandemen SFAC No.2)
5
Isi : mengganti SFAC No. 3 dan berlaku juga bagi
organisasi nir laba.
Sementara itu, 15 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2000, dikeluarkan
SFAC No. 7 Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurement.
C. Discussion Memorandum
Sebuah memorandum diskusi tentu bukan produk akhir dari
pertimbangan FASB. Tetapi memo diskusi untuk conceptual framework ini
merupakan sebuah studi besar-besaran dan mungkin studi yang paling luas
yang pernah diterbitkankan FASB, yang disebarluaskan dan dipublikasikan.
Memo tersebut disertai dokumen yang disertai dokumen lain yang
berhubungan dengan kesimpulan sementara pada tujuan yang terdapat
pada Trueblood report. Laporan ini menerima konsep orientasi pengguna
seperti halnya Trueblood Report serta menekankan pada arus kas dengan
sedikit substansi tambahan.
Memorandum Diskusi membawa dua isu baru:
1. Tiga pandangan akuntansi keuangan dan laporan keuangan

2. Sebuah garis besar tentang berbagai pendekatan dalam pemeliharaan


modal.
Merupakan isu yang paling penting, yaitu mengenai
pengukuran pendapatan dalam kaitannya dengan pemeliharaan
modal perusahaan (aset dikurangi liabilitas) yang ada pada awal
periode agar tetap utuh.
D. Statement of Financial Accounting Concepts
SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework.
Statement ini dapat disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu
aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima umum
(GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of
AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Kelemahan ini mungkin
mengecewakan, meskipun demikian memiliki beberapa manfaat penting
1. Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti
standar
2. Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi dalam
penyusunan struktur metateori
Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan
bermanfaat harus diakui sebagai proses yang pelan (sebuah proses evolusi).
Trial and error dapat diperkirakan dengan pasti. Selain itu, sifat sementara
dari statement memudahkan dalam mengubah komponen yang perlu
dikembangkan. Sayangnya tedapat kemungkinan bahwa statement ini hanya
akan memiliki dampak perias.

1. SFAC No. 1 (Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan).


Pada level pertama rerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan
keuangan dan menjelaskan dimensi pelaporan keuangan (financial
reporting) yang memiliki cakupan yang berbeda dengan laporan keuangan
(financial statement). SFAC No. 1, disebutkan bahwa tujuan pelaporan
keuangan (financial reporting) tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan
(financial statement) tetapi juga media pelaporan lainnya. SFAC No.1
berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan secara
keseluruhan adalah untuk informasi yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan bisnis dan ekonomi (paragraf 9).
Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara
umum merupakan versi singkat dari laporan tersebut, dengan beberapa
pertimbangan nilai penting. Melanjutkan tradisi ber-orientasi pengguna
sebagaimana dokumen yang ditinjau pada bab 6, walaupun mengakui
keragaman
pengguna
eksternal,
statemen
ini
menyatakan
bahwa karakteristik inti yang sama dari semua pengguna eksternal adalah
kepentingan untuk memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas
pada masa yang akan datang.

SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus lebih


bersifat general purpose daripada mengarah pada kebutuhan
kelompok pengguna tertentu.

Mengasumsikan
pengguna
mempunyai
pengetahuan
tentang
informasi dan pelaporan keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi

Trueblood report yang menyatakan kemampuan yang terbatas


pengguna laporan keuangan.

Seperti Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki


wewenang yang terbatas.

Statemen juga mencatat the importances of stewardship yang


menentukan seberapa baik manajemen menjalankan kewajiban dan
obligasi pada pemilik dan kelompok kepentingan lainnya. Gagasan ini
muncul karena penafsairan yang sempit terhadap pemeliharaan
sumberdaya perusahaan yang layak untuk pertanggungjawaban.

Beberapa pertimbangan nilai penting dalam laporan ini antara lain :


a. Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkannya.
b. Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi
tentang perusahaan
c. Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi
earning power dan cash flow perusahaan.
d. Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap
pengguna membuat prediksi dan penilaian masing-masing.
SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus digunakan
maupun bentuk dari laporan tersebut. Laporan hanya menyebutkan
pelaporan keuangan seharusnya relatif menyediakan informasi sumberdaya
ekonomi perusahaan, obligasi, dan ekuitas pemilik (paragraf 41). Selain itu,
kinerja perusahaan disajikan dengan mengukur earnings dan komponennya
(paragraf 43) maupun bagaimana kas diperoleh dan dibayarkan (paragraf
49). Karenanya SFAC 1 secara ekstrem merupakan himbauan yang hati-hati
dari tujuan komite Trueblood dan mempertahankan tingkat keumuman yang
tinggi.

2. Statement No.2
SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi.
Istilah qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi
konsep yang dibahas berasal dari ASOBAT.
Pembuat keputusan berada di puncak diagram, menunjukkan orientasi
fungsi akuntansi keuangan adalah melayani kebutuhan keputusan
pengguna. SFAC 1 mengasumsikan laporan keuangan harus ditujukan pada
inti yang sama dari kebutuhan informasi yang serupa dan pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap informasi dan
laporan keuangan. Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2
disebut user-spesific quality.
Meskipun pengguna dianggap memiliki pengetahuan yang memadai,
informasi itu sendiri memiliki tingkat komprehensibitas yang berbeda.
Kualitas pemahaman (undertandability) merupakan karakteristik yang
dipengaruhi baik oleh pengguna maupun penyaji informasi akuntansi. Selain
itu, hal yang lebih penting dari pemahaman yaitu pervasive constraint
dimana manfaat informasi keuangan harus melebihi biayanya. Pentingnya

ide ini terlihat dari letaknya pada diagram. Karakteristik kualitas akuntansi
yang spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di bawah judul decision
usefulness
dengan
penekanan
pada
pembuat
keputusan
dan
kebutuhannya.
a. Benefit > Cost
Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari conceptual
framework untuk diterapkan dalam praktik. Manfaat (benefit) informasi
akuntansi dinyatakan dengan kegunaan informasi akuntansi tersebut
untuk berbagai kelompok pemakai (terutama inverstor dan kreditur)
dalam proses pengambilan keputusan. Biaya langsung (direct cost)
informasi adalah biaya dalam memperoleh, menyajikan dan
menyebarkan informasi (misalnya: biaya yang muncul dalam penerapan
SFAS No.33). Biaya tidak langsung (indirect cost) meiputi kerugian dalam
kompetisi disebabkan oleh informasi yang dipublikasikan (misalnya SFAS
14 dan SFAS 5)
Banyak fakta menunjukkan pengungkapan tambahan dari SFAS 33
tidak dipahami dengan baik oleh pengguna, karena informasi yang
dihasilkan relatif menjadi mahal akibat kurangnya pemahaman. Masalah
lain berhubungan dengan melimpahnya informasi adalah kemampuan
pribadi dan pasar untuk menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak
langsung
berhubungan
dengan
konsekuensi
ekonomi.
Banyak
konsekuensi ekonomi yang muncul dari informasi akuntansi sulit
dievaluasi. Beberapa di antaranya adalah legitimasi dan akseptabilitas.
Misalnya, maksud SFAS 106 adalah membukukan biaya layanan
kesehatan para pensiunan pada cash basis seperti yang dianjurkan
standar. Kita pasti menemukan kasus bahwa informasi yang bermanfaat
untuk memprediksi atau untuk tujuan pertanggungjawaban bagi seluruh
kelompok pengguna. Masalah penilaian yang muncul adalah haruskah
kita mengukur beban dan hutang pada currently existing cost atau
mencoba meng-estimasi biaya yang akan terjadi bila hal tersebut terjadi
saat ini (men-diskon pada present value). Jika kita menggunakan future
costs, yang mungkin lebih besar dari present cost, beberapa
kemungkinan konsekuensinya:

Bonus manajemen mungkin terpengaruh secara negatif bila


didasarkan pada laba yang dilaporkan
Evaluasi terhadap kerja manajemen dalam mengelola akan dinilai
yang rendah karena pendapatan yang dilaporkan lebih rendah
Dividen yang dibagikan pada pemegang saham akan terpengaruh
secara negatif karena pendapatan yang lebih rendah tidak
berpengaruh secara negatif pada debt equity ratio
Pemegang obligasi harus diproteksi akibat kemungkinan 1 dan 3
Karena kemungkinan 1, 2 dan 3, manfaat pensiun akan berkurang dan
hal ini akan merugikan karyawan.

Masalah-masalah di atas menimbulkan masalah bagi penyusun standar.


Pembahasan tentang pervasive constrain pada paragraf 133-144 pada
SFAC 2 hanya sedikit membantu mengatasi masalah di atas. Sebuah
upaya yang telah dilakukan lebih memperhatikan representational

faithfulness/keyakinan yang representatif daripada konsekuensi ekonomi.


Hubungan keduanya akan dibahas secara singkat
b. Relevance
Relevansi adalah kualitas yang diambil dari ASOBAT dan diungkapkan
agak janggal pada SFAC menjadi mampu menciptakan perbedaan dalam
sebuah keputusan dengan membantu pengguna membentuk prediksi
tentang outcome masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang atau
untuk mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi. Relevansi memiliki 2
aspek utama: predictive value dan feedback value, serta 1 aspek
tambahan: ketepatan waktu.
Predictive value
Seperti dalam dokumen sebelumnya, predictive value merujuk pada
kegunaan input untuk prediksi seperti cash flow dan earnings power.
Feedback value
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi
ekspektasi yang sebelumnya dibuat oleh pembuat keputusan. Jika
ditinjau lebih luas, feedback value sangat berkaitan dengan
pertanggungjawaban. Informasi yang menyediakan kualitas feedback
value juga mempengaruhi atau berdampak pada s. Karenanya, muncul
dua pengertian pada istilah feedback value yang agak membingungkan.
Walaupun hal tersebut tidak mempengaruhi keterkaitan antara predictive
dan feedback value.
Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya merupakan sebuah batasan terhadap
kedua aspek utama relevansi. Agar relevan, sebuah informasi harus tepat
waktu, artinya harus tersedia untuk pembuat keputusan sebelum
(informasi tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi
keputusan. Terdapat pertentangan antara ketepatan waktu dengan dua
aspek utama relevansi karena informasi akan lebih lengkap dan akurat
jika batasan waktunya dilonggarkan. Karenanya sering terjadi trade-of
antara ketepatan waktu dengan kedua aspek utama relevansi tersebut.
Possible Inconsistency Beetween Predictive Value and Feedback
Value
Predictive Value dan Feedback Value yang merupakan karakteristik
kualitatif diturunkan dari tujuan menyediakan informasi yang
bermanfaat
untuk
memprediksi
cash
flow
dan
untuk
pertanggungjawaban. Sejak Trueblood Report sampai SFAC 1 dan
kemudian SFAC 2, (penjelasan) yang sedikit lebih detail ditambahkan
pada setiap dokumen yang menggantikan (dokumen terbaru). Melalui
ketiga dokumen ini ditekankan pentingnya pengambilan keputusan oleh
pengguna eksternal. Jelaslah kemampuan memprediksi sangat dekat
kaitannya dengan pembuatan keputusan. SFAC 2 mencatat bahwa
stewardship (feedback) juga terkait dengan pembuatan keputusan.
Feedback value berhubungan dengan dua tujuan pengguna.

Tujuan penilaian kinerja manajemen (menentukan seberapa baik


manajemen telah bekerja, dinyatakan sebagai menyetujui atau
tidak menyetujui ekspektasi relatif pada pertanggungjawabannya)
Tujuan pembuatan keputusan

Predictive value tidak berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja


manajemen (tetapi hanya berhubungan dengan prediksi aliran kas). Hal
inilah yang dapat menyebabkan pertentangan antara keduanya.

c. Reliability
Reliabilitas terdiri dari verifiability, representational faithfullness, dan
neutrality.
Verifiability
Verifiabilitas pada SFAC 2 (sebagaimana dokumen sebelumnya) diartikan
sebagai tingkat kesepakatan diantara pengukur (degree of consensus
among measurer). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
jauh. Oleh karena itu, veriabilitas berhubungan dengan teori pengukuran
(measurement theory). Tidak seperti aspek-aspek relevansi, pada
verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat dikuantifikasi
(quantifiable), tetapi tidak diragukan- sulit mengukurnya.
Representational Faithfulness
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan
untuk disajikan. Representational faithfulness juga berhubungan dengan
teori pengukuran.
Sebuah contoh sederhana dari baseball mungkin memudahkan dalam
memahami konsep ini. Jika seseorang ingin menentukan siapa pitcher
tercepat, sebuah senapan radar dapat mengukur kecepatan pitch dalam
mil/jam, dengan sebuah keyakinan yang representatif. Sebuah
pengukuran, misalnya jumlah rata-rata strike per inning tidak akan
memerlukan keyakinan yang representatif, karena kecepatan bukan satusatunya komponen matrik strike-out. Seorang slow-ball pitcher mungkin
memiliki rasio strikeout-per-inning yang tinggi.
Dalam akuntansi, penilaian aktiva tetap mungkin dihitung dengan
menggunakan depresiasi garis lurus untuk 20 tahun tanpa nilai sisa, akan
terdapat kadar verifiablitas yang tinggi, tetapi menghasilkan nilai yang
dalam banyak kasus tidak representatif dari atribut biaya yang tidak
diamortisasi jika karakter ini dianggap menjadi indikasi proporsi historical
cost yang masih memiliki manfaat ekonomi.
Secara individu skedul depresiasi yang ditetapkan dapat memperlihatkan
sebuah perhitungan yang lebih baik dari dari atribut biaya yang
disebutkan sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika replacement cost

dipilih untuk properti yang akan diukur jika tersedia nilai pasar aktual
akan menyelesaikan representatif faithfulness, sehingga tidak banyak
perusahaan yang dapat menjual assetnya.
Trade-off tidak hanya terjadi antara aspek relevansi dan reliabilitas, tetapi
juga pada relevansi dan reliabilitas sebagai konsep yang utuh. Misalnya,
current value mungkin lebih relevan untuk tujuan prediktif daripada
historical cost, tetapi historical cost lebih verifiabel daripada current
value dalam mengukur.
Bila future salaries yang dijadikan pertimbangan yang relevan untuk
tujuan prediktif pada akuntansi pensiun, pilihan tersebut kurang
verifiabel (reliabel) daripada current salaries.
Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan
terutama dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas, bukan dampak
sebuah standar atau aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna
yang spesifik. Atau dengan kata lain, informasi diarahkan pada
kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
Netralitas berhubungan dengan laporan keuangan apa adanya, bukan
bagaimana yang disukai kelompok pengguna tetentu, seperti manajemen
dan pemegang saham.
Netralitas adalah satu-satunya karakteristik kualitatif bersinggungan
secara menyeluruh dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan
secara langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah upaya
sadar untuk mencegah interfensi oleh kelompok yang mempunyai
sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan standar akuntansi yang
mendasarinya. Sebagaimana yang kita lihat peran netralitas menemui
banyak kontroversi.
d. Comparability and Consistency
kedua karakter ini dipandang sebagai karakter yang berorientasi output,
karenanya keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework
yang dapat berjalan, bukan bagian dari struktur teori.
e. Materiality
Pertanyaah yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup
besar untuk mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima
sebagai karakteristik kuantitatif, serta merupakan konsep relatif dan
bukan konsep absolut.

3. Statement No. 6
SFAC No 6 merupakan pengganti dari SFAC No 3. SFAC No 6 sebenarnya
identik dgn SFAC No 3, kecuali SFAC No 6 juga menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan organisasi non bisnis. Karateristik kualitatif informasi
akuntansi dalam SFAC No 2 juga diperluas untuk organisasi non bisnis. SFAC

No 6 tidak menambahkan lebih lanjut kerangka kerja konseptual dari sudut


pandang organisasi bisnis. SFAC No 6 mendefinisikan 10 elemen dalam
laporan keuangan sebagai berikut.
a. Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang (future economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan
oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa
lalu.
b. Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin
terjadi (probable future sacrifies) dimasa mendatang yang berasal dari
kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau
menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat
transaksi masa lalu.
c. Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis,
ekuitas sama dengan hak pemilik.
d. Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah kenaikan aset
neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke
perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau
meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan
tersebut.
e. Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah penurunan aset
neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa,
atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.
f. Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah perubahan ekuitas
(aset neto) suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi
atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari
pemilik.
g. Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas
atau penurunan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama
satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang,
penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan
kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
h. Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu
entitas, atau penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi
keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau
produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
i. Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi
insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar
transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.
j. Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi
insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar
transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.

Sumber :

1. Harry I Wolk, James L. Dodd, and John J. Rozycki (2008). Accounting


Theory, Conceptual Issue in a Political and Economic Environment. USA:
Sage Publication.
2. Qurlita, Cindy Rizka. (2013). Kerangka Konseptual Akuntansi dan Struktur
Teori
Akuntansi.
[Online].
Tersedia
:
http://cinndyrq.blogspot.com/2013/09/kerangka-konseptual-akuntansidan.html. [1 Oktober 2014].
3. Muchsin, Muhammad Haris. (2011). The FASBs Conceptual Framework.
[Online]. Tersedia : http://muhammadharismuchsin.blogspot.com/. [1
Oktober 2014].
4. Suhenda, Ankga. (2011). Kerangka Konseptual FASB. [Online]. Tersedia :
http://datuklimo.blogspot.com/2011_07_01_archive.html.
[1
Oktober
2014].

Anita Widyastuti (12/330794/EK/18969)

Ringkasan Materi
CHAPTER 7
The FASBs Conceptual Framework
SFAC 5, 7, and 8
5. Statement No.5
Penantian panjang SFAC No. 5 berakhir pada Desember 1984, tepat 4 tahun
setelah SFAC 4. Statement ini menguraikan isu-isu sulit mengenai
pengakuan dan pengukuran (recognition and measurement), sehingga akan
menjadi tonggak penentu kesuksesan atau kegagalan keseluruhan proyek.
Pernyataan dalam paragraf 2 menunjukkan tidak adanya usaha yang lebih
ekstensif untuk memecahkan masalah pengakuan dan pengukuran. Kriteria
pengakuan dan panduan dalam statemen ini secara umum konsisten
dengan current practice (praktik berlaku) dan tidak menyatakan perubahan
yang radikal. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan praktik
pada masa yang akan datang. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap
dan evolusioner (perubahan bertahap menuju fair value)
Scope of the Statement
SFAC 5 memperjelas bahwa konsep yang dibahas diterapkan secara tegas
pada laporan keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan
(disclosure) di luar tubuh (body) dari laporan keuangan.
Earnings and Comprehensive Income
Salah satu prinsip yang diperhatikan SFAC 5 adalah format dan penyajian
perubahan pada ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan
pemilik. Hal ini mengacu pada pentingnya pengungkapan.
Earnings diganti dengan net income dan berbeda dari yang terakhir, dengan
meniadakan dampak kumulatif pada tahun sebelum perubahan prinsip
akuntansi, seperti mengubah metode dari depresiasi garis lurus ke
depresiasi jumlah angka tahun. Earnings akan menjadi indikator yang lebih
baik untuk current operating performance daripada net income.
statement of earnings akan disertai dengan statement of comprehensive
income. Statement of Comprehensive Income saat ini diharapkan akan
menjadi sebuah laporan yang mencakup semua perubahan ekuitas pemilik
sepanjang periode selain transaksi dengan pemilik. Dampak kumulatif dari
perubahan prinsip akuntansi akan terlihat, juga beberapa dampak terhadap
income dari rugi atau laba (yang diakui) surat-surat berharga yang tidak
tergolong aktiva lancar, misalnya penyesuaian mata uang asing.

Recognition Criteria
Kriteria Pengakuan merujuk kepada ketika suatu asset, liabilitas, beban,
pendapatan, laba atau rugi harus dicatat pada perkiraan. Kriteria

pengakuan yang mendasar berasal dari bagian permulaan conceptual


framework, yaitu:
a. Definition
: item tersebut memiliki defenisi dari elemen
laporan keuangan
b. Measurability : memiliki atribut relevan yang dapat diukur dengan
reliabilitas yang cukup
c. Relevance
: informasi mengenai kemampuannya membuat
perbedaan pada keputusan pengguna.
d. Reliability
: informasi secara representatif meyakinkan,
dapat diverifikasi, dan netral.
Dalam mengaplikasikan kriteria pengakuan pada pendapatan dan situasi
untung (gain situation), pengakuan membutuhkan bahwa asset yang
diterima telah terealiasi atau dapat direalisasi dan pendapatan yang harus
diterima (earned). Demikian juga kriteria pengakuan pada beban dan situasi
rugi terjadi karena asset digunakan atau tidak ada manfaat berikutnya yang
diharapkan (paragraf 85).
Metoda pengakuan untuk beban disesuaikan dengan pendapatan, write-off
selama periode ketika kas dikeluarkan atau liabilitas terjadi untuk item
beban berumur pendek atau prosedur rasional dan sistematis lainnya.
Measurement Attributes
Lima atribut pengukuran secara ekstensif didiskusikan dalam memorandum
diskusi tahun 1976, dikemukakan dan dimasukkan ke dalam SFAC 5, yaitu
a.
b.
c.
d.
e.

historical cost
current cost (replacement cost)
current market value (exit value)
net realizable value (selling cost less any cost to complete or dispose)
present (discounted) value of future cash flow

Statemen mengalami kemunduran dalam mempertimbangkan kemungkinan


terjadinya perubahan kriteria, dimana menyarankan untuk tetap
menggunakan measurement attributes yang ada dan bergantung pada
pendekatan evolusioner.

6. Statement No. 7
Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada
isu konseptual yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai
bagian dari Statement No. 5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi
dimana current market value tidak tersedia sehingga harus menggunakan
estimasi aliran kas di masa mendatang.

Present Value Measurement


Poin penting mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present
value yang digunakan untuk mensimulasi fair value. Discount rate harus
meliputi risiko dan ketidakpastian yang merefleksikan pengukuran pasar

terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa kemungkinan


aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus
menentukan probabilitas aliran kas individu tertimbang.
Liability Measurement
Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount
diikutkan dalam perhitungan credit standing perusahaan.

rate harus

Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak
konsisten. Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari
entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian.

7. Statements No.8 Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan


(Conceptual Framework for Financial Reporting)
SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk
akuntansi dan pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka
konseptual baru yang menggantikan SFAC No.1, tujuan pelaporan keuangan
oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2, karakteristik kualitatif informasi
akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan
konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan
akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan.
SFAC bukan merupakan bagian dari FASB, tetapi merupakan sumber-sumber
otoritatif dari GAAP yang diakui oleh FASB untuk diterapkan pada entitas
non pemerintah. Bagaimanapun SFAC tidak (a) memerlukan perubahan
dalam US GAAP yang ada, (b) mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan
kodifikasi standar akuntansi, dan (c) membenarkan salah satu perubahan
yang ada dalam praktek-praktek akuntansi dan pelaporan yang berlaku
umum atau menafsirkan kodifikasi standar akuntansi berdasarkan
intepretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep dalam SFAC. SFAC dapat
diubah, diganti, dan ditarik melalui prosedur yang sesuai dibawah the
boards rules of procedure. Secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah :
a. Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam
merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan.
b. Menggantikan SFAC No.1 dan 2
c. Terdiri atas tiga bab :
1) Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum.
2) Bab 2, entitas pelaporan
3) Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat
Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan adalah :
a. Sikap pelaporan keuangan
Menurut FASB dalam SFAC No.1 maupu SFAC No.8, pelaporan dan
laporan keuangan posisinya adalah sebagai berikut :
1) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan
2) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan
keuangan.
3) Komponen lain pelaporan keuangan

Supplementary information, seperti : (1) disklosur pengaruh


perubahan tingkat harga dan (2) informasi cadangan minyak
dan gas.
Other means of financial reporting, seperti : (1) management
discussion and analysis dan (2) letters to stockholders.
b. Tujuan pelaporan keuangan
SFAC No.8 secara
keuangan, yaitu :

umum

merumuskan

tiga

tujuan

pelaporan

1) Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas


yang bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor
yang sudah ada maupun yang potensial dalam membuat
keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas
pelapor. Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau
menahan instrument ekuitas dan hutang serta menyediakan
pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.
2) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu
entitas, investor yang sudah ada maupun oleh calon investor,
kreditur serta kreditur lain yang membutuhkan informasi
tentang sumber daya entitas, klaim terhadap entitas tersebut,
dan seberapa efisien maupun efektif manajemen entitas
melakukan
pengelolaan
dan
komisarisbyang
telah
menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan
sumber daya entitas.
3) Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang
posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi
tentang sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya
ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas.
c. Primary users
Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang
dirkomendasikan dalam SFAC No.8 maka tampak bahwa para
pengguna informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu
: (1) para investor dan calon investor serta (2) para kreditor dan calon
kreditor. Investor dan kreditor merupakan pihak-pihak yang
menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki
akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.
d. Informasi yang dibutuhkan
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan
kreditor yaitu :
1) Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat
membantu mereka menilai prospek aliran kas bersih suatu
entitas di masa mendatang.
2) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai
sumber daya entitas, klaim atas entitas tersebut, dan apakah
manajemen telah mengelola sumber daya yang dimiliki entitas
secara efektif dan efisien.

e. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu


entitas, perubahan dan klaim atas sumber daya
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi
tentang posisi keuangan suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan
juga menyediakan informasi tentang pengaruh-pengaruh transaksi
dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi
suatu entitas dan klaim.
f. Perubahan dan klaim atas sumber daya
Agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
ekonomik, entitas pelaporan harus menyediakan informasi tentang
sumber daya dan klaim atas sumber daya juga harus menyediakan
informasi tentang perubahan atas sumber daya serta klaim atas
perubahan tersebut. Terdapat beberapa pemikiran terhadap hal
tersebut, antara lain :
1) Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas
dan klaim kepada entitas yang bersangkutan berasal dari kinerja
dan transaksi-transaksi serta kejadian lain seperti penerbitan
instrument hutang dan ekuitas.
2) Pengguna informasi keuangan suatu entitas perlu mengetahui
perbedaan antara kedua sumber perubahan tersebut yaitu
apakah perubahan tersebut berasal dari kinerja entitas dan
transaksi-transaksi atau dari hutang dan ekuitas.
3) Implikasi atas gambaran tersebut maka terdapat beberapa
laporan yaitu : laporan laba rugi, posisi keuangan, serta
perubahan ekuitas.

Sumber :
1. Harry I Wolk, James L. Dodd, and John J. Rozycki (2008). Accounting
Theory, Conceptual Issue in a Political and Economic Environment. USA:
Sage Publication.
2. Muchsin, Muhammad Haris. (2011). The FASBs Conceptual Framework.
[Online]. Tersedia : http://muhammadharismuchsin.blogspot.com/. [1
Oktober 2014].
3. Jayanti, Anggun. (2012). Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan.
[Online]. Tersedia : http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/11/kerangkakonseptual-akuntansi-keuangan.html. [1 Oktober 2014]

Anda mungkin juga menyukai