CHAPTER 7
The FASBs Conceptual Framework
SFAC 1, 2, and 6
A. Pengertian Rerangka Konseptual (Conceptual Framework)
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu
sistem yang koheren (terpadu) dari tujuan dan prinsip dasar yang dapat
mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi
serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan akan
mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan prinsip
dasar adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan
petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian
tersebut, meringkas, dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Rerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi yang
terstruktur (Belkaouli, 1993). Hal ini disebabkan struktur rerangka
konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang di dasarkan pada
proses penalaran logis (logical normative). Atas dasar penalaran ini, teori
merupakan proses pemikiran menurut rerangka konseptual tertentu untuk
menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila ada fakta atau fenomena
baru.
Ada beberapa pihak yang memandang rerangka konseptual sebagai
konstitusi (Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam
proses penentuan standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi
pedoman bagi badan yang berwenang dalam memecahkan masalah yang
muncul selama proses penentuan standar. Hal ini di lakukan dengan cara
mempersempit permasalahan sehingga dapat di tentukan apakah standar
tertentu sesuai dengan rerangka konseptual. Perlunya Rerangka Konseptual
antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.
Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2.
Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi
apabila standar yang sekarang ada, tidak mengatur isu-isu yang baru
muncul
3.
Sebagai
dasar
membuat pertimbangan (judgement) dalam
menyajikan laporan keuangan
4.
Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagi
alternatif metode akuntansi yang ada.
B. Perumusan Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang merupakan
landasan untuk menyusun elemen yang lain seperti karakteristik kualitatif
dari informasi, elemen laporan keuangan dan pengakuan/pengukuran. Proses
perumusan rerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi
yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya seperti A Statement of
Basic Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966 oleh AAA, Basic Concept and
Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises
(APB Opinion No. 4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of Financial Statement
(Trueblood Committee Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement of
Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977 oleh AAA,
dan Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no. 1,2,3,4,5,6
tahun 1978, 1980, 1980, 1984, dan 1985 oleh FASB.
Adanya
kebutuhan
akan
rerangka
konseptual
mendorong
FASB
mengeluarkan Discussion Memorandum berjudul Conceptual Framework for
Financial Accounting and Reporting : Elements of Financial Statements and
Their Measurement pada tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut
akhinya pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka
konseptual
dan
diberi
nama Statement
of
Financial
Accounting
Concept (SFAC) sebagai berikut :
SFAC
No.1
Mengasumsikan
pengguna
mempunyai
pengetahuan
tentang
informasi dan pelaporan keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi
2. Statement No.2
SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi.
Istilah qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi
konsep yang dibahas berasal dari ASOBAT.
Pembuat keputusan berada di puncak diagram, menunjukkan orientasi
fungsi akuntansi keuangan adalah melayani kebutuhan keputusan
pengguna. SFAC 1 mengasumsikan laporan keuangan harus ditujukan pada
inti yang sama dari kebutuhan informasi yang serupa dan pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap informasi dan
laporan keuangan. Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2
disebut user-spesific quality.
Meskipun pengguna dianggap memiliki pengetahuan yang memadai,
informasi itu sendiri memiliki tingkat komprehensibitas yang berbeda.
Kualitas pemahaman (undertandability) merupakan karakteristik yang
dipengaruhi baik oleh pengguna maupun penyaji informasi akuntansi. Selain
itu, hal yang lebih penting dari pemahaman yaitu pervasive constraint
dimana manfaat informasi keuangan harus melebihi biayanya. Pentingnya
ide ini terlihat dari letaknya pada diagram. Karakteristik kualitas akuntansi
yang spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di bawah judul decision
usefulness
dengan
penekanan
pada
pembuat
keputusan
dan
kebutuhannya.
a. Benefit > Cost
Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari conceptual
framework untuk diterapkan dalam praktik. Manfaat (benefit) informasi
akuntansi dinyatakan dengan kegunaan informasi akuntansi tersebut
untuk berbagai kelompok pemakai (terutama inverstor dan kreditur)
dalam proses pengambilan keputusan. Biaya langsung (direct cost)
informasi adalah biaya dalam memperoleh, menyajikan dan
menyebarkan informasi (misalnya: biaya yang muncul dalam penerapan
SFAS No.33). Biaya tidak langsung (indirect cost) meiputi kerugian dalam
kompetisi disebabkan oleh informasi yang dipublikasikan (misalnya SFAS
14 dan SFAS 5)
Banyak fakta menunjukkan pengungkapan tambahan dari SFAS 33
tidak dipahami dengan baik oleh pengguna, karena informasi yang
dihasilkan relatif menjadi mahal akibat kurangnya pemahaman. Masalah
lain berhubungan dengan melimpahnya informasi adalah kemampuan
pribadi dan pasar untuk menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak
langsung
berhubungan
dengan
konsekuensi
ekonomi.
Banyak
konsekuensi ekonomi yang muncul dari informasi akuntansi sulit
dievaluasi. Beberapa di antaranya adalah legitimasi dan akseptabilitas.
Misalnya, maksud SFAS 106 adalah membukukan biaya layanan
kesehatan para pensiunan pada cash basis seperti yang dianjurkan
standar. Kita pasti menemukan kasus bahwa informasi yang bermanfaat
untuk memprediksi atau untuk tujuan pertanggungjawaban bagi seluruh
kelompok pengguna. Masalah penilaian yang muncul adalah haruskah
kita mengukur beban dan hutang pada currently existing cost atau
mencoba meng-estimasi biaya yang akan terjadi bila hal tersebut terjadi
saat ini (men-diskon pada present value). Jika kita menggunakan future
costs, yang mungkin lebih besar dari present cost, beberapa
kemungkinan konsekuensinya:
c. Reliability
Reliabilitas terdiri dari verifiability, representational faithfullness, dan
neutrality.
Verifiability
Verifiabilitas pada SFAC 2 (sebagaimana dokumen sebelumnya) diartikan
sebagai tingkat kesepakatan diantara pengukur (degree of consensus
among measurer). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
jauh. Oleh karena itu, veriabilitas berhubungan dengan teori pengukuran
(measurement theory). Tidak seperti aspek-aspek relevansi, pada
verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat dikuantifikasi
(quantifiable), tetapi tidak diragukan- sulit mengukurnya.
Representational Faithfulness
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan
untuk disajikan. Representational faithfulness juga berhubungan dengan
teori pengukuran.
Sebuah contoh sederhana dari baseball mungkin memudahkan dalam
memahami konsep ini. Jika seseorang ingin menentukan siapa pitcher
tercepat, sebuah senapan radar dapat mengukur kecepatan pitch dalam
mil/jam, dengan sebuah keyakinan yang representatif. Sebuah
pengukuran, misalnya jumlah rata-rata strike per inning tidak akan
memerlukan keyakinan yang representatif, karena kecepatan bukan satusatunya komponen matrik strike-out. Seorang slow-ball pitcher mungkin
memiliki rasio strikeout-per-inning yang tinggi.
Dalam akuntansi, penilaian aktiva tetap mungkin dihitung dengan
menggunakan depresiasi garis lurus untuk 20 tahun tanpa nilai sisa, akan
terdapat kadar verifiablitas yang tinggi, tetapi menghasilkan nilai yang
dalam banyak kasus tidak representatif dari atribut biaya yang tidak
diamortisasi jika karakter ini dianggap menjadi indikasi proporsi historical
cost yang masih memiliki manfaat ekonomi.
Secara individu skedul depresiasi yang ditetapkan dapat memperlihatkan
sebuah perhitungan yang lebih baik dari dari atribut biaya yang
disebutkan sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika replacement cost
dipilih untuk properti yang akan diukur jika tersedia nilai pasar aktual
akan menyelesaikan representatif faithfulness, sehingga tidak banyak
perusahaan yang dapat menjual assetnya.
Trade-off tidak hanya terjadi antara aspek relevansi dan reliabilitas, tetapi
juga pada relevansi dan reliabilitas sebagai konsep yang utuh. Misalnya,
current value mungkin lebih relevan untuk tujuan prediktif daripada
historical cost, tetapi historical cost lebih verifiabel daripada current
value dalam mengukur.
Bila future salaries yang dijadikan pertimbangan yang relevan untuk
tujuan prediktif pada akuntansi pensiun, pilihan tersebut kurang
verifiabel (reliabel) daripada current salaries.
Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan
terutama dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas, bukan dampak
sebuah standar atau aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna
yang spesifik. Atau dengan kata lain, informasi diarahkan pada
kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
Netralitas berhubungan dengan laporan keuangan apa adanya, bukan
bagaimana yang disukai kelompok pengguna tetentu, seperti manajemen
dan pemegang saham.
Netralitas adalah satu-satunya karakteristik kualitatif bersinggungan
secara menyeluruh dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan
secara langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah upaya
sadar untuk mencegah interfensi oleh kelompok yang mempunyai
sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan standar akuntansi yang
mendasarinya. Sebagaimana yang kita lihat peran netralitas menemui
banyak kontroversi.
d. Comparability and Consistency
kedua karakter ini dipandang sebagai karakter yang berorientasi output,
karenanya keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework
yang dapat berjalan, bukan bagian dari struktur teori.
e. Materiality
Pertanyaah yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup
besar untuk mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima
sebagai karakteristik kuantitatif, serta merupakan konsep relatif dan
bukan konsep absolut.
3. Statement No. 6
SFAC No 6 merupakan pengganti dari SFAC No 3. SFAC No 6 sebenarnya
identik dgn SFAC No 3, kecuali SFAC No 6 juga menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan organisasi non bisnis. Karateristik kualitatif informasi
akuntansi dalam SFAC No 2 juga diperluas untuk organisasi non bisnis. SFAC
Sumber :
Ringkasan Materi
CHAPTER 7
The FASBs Conceptual Framework
SFAC 5, 7, and 8
5. Statement No.5
Penantian panjang SFAC No. 5 berakhir pada Desember 1984, tepat 4 tahun
setelah SFAC 4. Statement ini menguraikan isu-isu sulit mengenai
pengakuan dan pengukuran (recognition and measurement), sehingga akan
menjadi tonggak penentu kesuksesan atau kegagalan keseluruhan proyek.
Pernyataan dalam paragraf 2 menunjukkan tidak adanya usaha yang lebih
ekstensif untuk memecahkan masalah pengakuan dan pengukuran. Kriteria
pengakuan dan panduan dalam statemen ini secara umum konsisten
dengan current practice (praktik berlaku) dan tidak menyatakan perubahan
yang radikal. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan praktik
pada masa yang akan datang. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap
dan evolusioner (perubahan bertahap menuju fair value)
Scope of the Statement
SFAC 5 memperjelas bahwa konsep yang dibahas diterapkan secara tegas
pada laporan keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan
(disclosure) di luar tubuh (body) dari laporan keuangan.
Earnings and Comprehensive Income
Salah satu prinsip yang diperhatikan SFAC 5 adalah format dan penyajian
perubahan pada ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan
pemilik. Hal ini mengacu pada pentingnya pengungkapan.
Earnings diganti dengan net income dan berbeda dari yang terakhir, dengan
meniadakan dampak kumulatif pada tahun sebelum perubahan prinsip
akuntansi, seperti mengubah metode dari depresiasi garis lurus ke
depresiasi jumlah angka tahun. Earnings akan menjadi indikator yang lebih
baik untuk current operating performance daripada net income.
statement of earnings akan disertai dengan statement of comprehensive
income. Statement of Comprehensive Income saat ini diharapkan akan
menjadi sebuah laporan yang mencakup semua perubahan ekuitas pemilik
sepanjang periode selain transaksi dengan pemilik. Dampak kumulatif dari
perubahan prinsip akuntansi akan terlihat, juga beberapa dampak terhadap
income dari rugi atau laba (yang diakui) surat-surat berharga yang tidak
tergolong aktiva lancar, misalnya penyesuaian mata uang asing.
Recognition Criteria
Kriteria Pengakuan merujuk kepada ketika suatu asset, liabilitas, beban,
pendapatan, laba atau rugi harus dicatat pada perkiraan. Kriteria
historical cost
current cost (replacement cost)
current market value (exit value)
net realizable value (selling cost less any cost to complete or dispose)
present (discounted) value of future cash flow
6. Statement No. 7
Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada
isu konseptual yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai
bagian dari Statement No. 5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi
dimana current market value tidak tersedia sehingga harus menggunakan
estimasi aliran kas di masa mendatang.
rate harus
Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak
konsisten. Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari
entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian.
umum
merumuskan
tiga
tujuan
pelaporan
Sumber :
1. Harry I Wolk, James L. Dodd, and John J. Rozycki (2008). Accounting
Theory, Conceptual Issue in a Political and Economic Environment. USA:
Sage Publication.
2. Muchsin, Muhammad Haris. (2011). The FASBs Conceptual Framework.
[Online]. Tersedia : http://muhammadharismuchsin.blogspot.com/. [1
Oktober 2014].
3. Jayanti, Anggun. (2012). Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan.
[Online]. Tersedia : http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/11/kerangkakonseptual-akuntansi-keuangan.html. [1 Oktober 2014]