Anda di halaman 1dari 18

TEORI PERMINTAAN

Oleh :
Nama

: Putu Juni Wirawan

Nim

: 1214011079

Kelas

:B

Semester

: VIII

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016

TEORI PERMINTAAN
Dalam pembuatan keputusan manajerial, titik perhatian utama kali ini adalah permintaan
pasar yang merupakan penjumlahan dari permintaan individual. Pada tingkat individual,
permintaan ditentukan oleh faktor :
Nilai dari cara mendapatakan & menggunakan barang & jasa
1. Kemampuan untuk mendapatkan barang & jasa
2. Model permintaan individual dapat dikelompokkan :
FUNGSI PERMINTAAN PASAR
Fungsi permintaan pasar akan sebuah produk menunjukkan hubungan antara jumlah
produk yang diminta dengan semua faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut. Dari
berbagai variabel penentu permintaan tersebut dapat digolongkan menjadi :
1. Variabel strategis harga barang yang bersangkutan, advertensi, kualitas & desain
barang, serta saluran distribusi barang. Merupakan variabel yang dapat digunakan secara
langsung untuk mempengaruhi permintaan barang yang dihasilkan oleh perusahaan
variabel tang dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan (controllable variables).
2. Variabel konsumen tingkat pendapatan, selera konsumen serta harapan konsumen
terhadap harga di masa yang akan datang. Merupakan uncontrollable variables.
3. Variabel pesaing harga barang substitusi, barang komplementer, kualitas serta desain
barang lain. Merupakan uncontrollable variables.
Fungsi permintaan ; jumlah produk X yang diminta :
= Qx = f (harga produk X, harga barang saingan, harapan adanya perubahan harga,
pendapatan konsumen, selera & preferensi konsumen, biaya iklan dll).
Sehingga :
Q = a1P + a2Y + a3Pend. + a4C + a5I, dimana :
Q

: jumlah mobil yang diminta pada suatu tahun tertentu

: fungsi linier harga mobil rata-rata

: pendapatan disposibel rata-rata

Pend

: jumlah penduduk

: indeks tersedianya kredit

: biaya iklan

a1, a2 ..... a5 : parameter fungsi permintaan tersebut


Ex : Q = -3P + 1,5Y + 0,05Pend + 1.500C + 0,05I
Permintaan akan mobil turun sebanyak 3 unit untuk setiap kenaikan harga rata-rata
sebesar Rp 1 juta;
Permintaan akan naik sebanyak 1,5 unit untuk setiap kenaikan pendapatan disposibel
rata-rata sebesar Rp 1 juta;
Permintaan akan naik sebanyak 0,05 unit untuk setiap tambahan penduduk sebanyak 1
orang;
Permintaan akan naik sebesar 1.500 unit jika indeks ketersediaan kredit naik sebesar 1
unit;
Permintaan akan naik sebesar 0,05 unit untuk setiap Rp 1 juta yang digunakan untuk
biaya iklan.
Taksiran Permintaan Industri akan Mobil dengan
Menggunakan Sebuah Fungsi Permintaan Hipotesis
Variabel

Taksiran Nilai

Parameter

Taksiran

Independen

Variabel

permintaan total

Independen untuk

(unit)

tahun yang akan


Harga rata-rata

datang
Rp
9.000.000

-3

-27.000.000

Pendapatan

Rp

17.000.000

1,5

25.500.000

100.000.000

0,05

5.000.000

1.500

4.500

100.000.000

0,05

5.000.000

disposibel
Penduduk
Indeks kredit
Pengeluaran iklan

Rp

Permintaan total

8.504.500

Jika setiap parameter pada persamaan fungsi diatas dikalikan dengan nilai variabelnya &
kemudian dijumlahkan, maka akan ditemukan taksiran permintaan akan mobil untuk
tahun-tahun yang akan datang. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa taksiran
permintaan akan mobil tersebut akan mencapai 8,5 juta unit.

KURVA PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan
semua variabel yang menentukan permintaan tersebut. Kurva permintaan merupakan suatu
bagian dari fungsi permintaan yang menunjukkan hubunan antara harga produk dengan
jumlah produk yang diminta, ceteris paribus.
Kurva permintaan akan suatu produk umumnya menggunakan sebuah grafik & semua
variabel independen di dalam fungsi permintaan tersebut (kecuali harga produk tersebut)
dianggap tetap.
Ex :
Q

= -3P + 1,5(17.000.000) + 0,05(100.000.000) + 1.500(3) + 0,05(100.000.000)


= -3P + 25.500.000 + 5.000.000 + 4.500 + 5.000.000
= 35.504.500 - 3P

Untuk hampir semua produk, tampak bahwa penurunan harga akan meningkatkan jumlah
produk yang diminta & sebaliknya.
Kurva permintaan akan mobil
P (juta Rp/ mobil)
11,8
10
8

kurva permintaan : Q = 35.504.400 - 3P


atau P = 11.834.833 - Q

6
4
2
0

10

20

30

35,5

kuantitas yang diminta


40 (juta/tahun)

Hubungan antara fungsi permintaan dengan kurva permintaan

Hubungan antara fungsi permintaan dengan kurva permintaan bisa ditunjukkan secara
grafis. Setiap kurva dibuat dengan cara yang sama & masing-masing kurva menunjukkan
hubungan antara harga & kuantitas, ceteris paribus. Jika D1 merupakan kurva yang tepat,
berarti 11 juta mobil bisa dijual jika harga rata-rata Rp 8,168 juta, sedangkan hanya
sebanyak 8 juta mobil yang diminta jika harga rata-rata tersebut naik menjadi Rp 9,168
juta. Perubahan-perubahan seperti ini didefinisikan sebagai pergeseran sepanjang kurva
permintaan.
Pergeseran sepanjang kurva permintaan dari suatu kurva permintaan ke kurva permintaan
lainnya, menunjukkan terjadinya perubahan satu variabel atau lebih (selain harga) dalam
fungsi permintaan produk tersebut. Misal : pergeseran dari D1 ke D2 mungkin disebabkan
oleh turunnya tingkat pendapatan konsumen atau turunnya jumlah biaya iklan, atau juga
berubahnya faktor-faktor lainnya.
Kurva-kurva permintan akan mobil
Harga (juta Rp/mobil)

9.1
8.1 9
7.3
8

12
11
10
D1:Q = 35.504.500
D2:Q =
D3:Q =

7
6
5
4
3
2
1
0 1 2 3

10 11 12

Kuantitas yang
diminta (juta/tahun)

Perhatikan pengaruh pergeseran kurva permintaan dari D1 ke D2 ke D3. Pada tingkat harga ratarata sebesar Rp 8,168 juta per unit, permintaan akan mobil turun dari 11 juta unit menjadi 8 juta
unit, kemudian menjadi 6 juta unit. Dengan cara lain, jika jumlah mobil ditetapkan sebesar Rp 8
juta unit, maka mobil tersebut dapat dijual pada tingkat harga yang lebih rendah, berkisar antara
Rp 9,168 juta sampai Rp 7,33 juta jika kurva permintaan tersebut bergeser dari D1 ke D3. Akibat
dari pergeseran tersebut adalah tingkat permintaan yang lebih rendah pada setiap harga jual.

Penyebab pergeseran tersebut bisa disebabkan oleh turunnya pendapatan disposibel, kredit yang
lebih ketat, kampanye iklan yang kurang agresif, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut &
faktor-faktor lainnya.
Hubungan antara permintaan dengan keputusan manajerial
Perusahaan harus mempunyai informasi yang lebih baik & layak tentang fungsi permintaan
akan produknya agar dapat membuat keputusan operasional yang efektif, baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek. Ex : perusahan harus mengetahui pengaruh perubahan hargaharga terhadap permintaan akan produknya agar dapat menentukan atau mengubah
kebijaksanaan harganya. Demikian juga bank, harus mengetahui pengaruh jenis-jenis kredit
terhadap permintaan masyarakat untuk memperkirakan (appraise) keinginan masyarakat akan
suatu program kredit yang baru.
Dalam perencanaan jangka panjang, penaksiran derajat kepekaan (sensitivity) permintan secara
tepat, baik terhadap perubahan jumlah penduduk maupun pendapatan, akan membuat
perusahaan mampu untuk meramalkan potensi pertumbuhannya di masa datang, & oleh karena
itu perusahaan tersebut akan mampu pula untuk menentukan program jangka panjangnya secara
lebih efektif.
ELASTISITAS
Salah satu ukuran derajat kepekaan dalam analisis permintaan adalah elastisitas yang
merupakan persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan
nilai salah satu variabel yang menentukan permintaan sebesar 1 persen. Setiap variabel
independen dalam fungsi permintaan memiliki satu elastisitas.
Persamaannya adalah :
Persentase perubahan Q
Elastisitas

=
Persentase perubahan X
Q

X
x

X
Dimana Q

Q/Q

= jumlah barang yang diminta

X/X

X = variabel dalam fungsi permintaan


= jumlah perubahan variabel tersebut
Elastisitas titik & busur
Elastisitas biasa dihitung dengan menggunakan rumus Elastisitas Titik (point elsticity) untuk
mengukur elastisitas pada suatu titik tertentu & Elastisitas Busur (arc elasticity) untuk
mengukur elastisitas rata-rata pada suatu kisaran (range) tertentu dari sebuah fungsi. Q/X
adalah suatu ukuran taksiran hubungan marginal antara X & Q. Suku tersebut jika dikalikan
dengan suku kedua dalam persamaan tersebut (X/Q). Adalah sama dengan elastisitas. Pada
limitnya, yaitu jika X sangat kecil, maka Q/X = Q/X (turunan parsial fungsi tersebut pada
X). Hubungan marginal yang tepat pada suatu titik tertentu dalam fungsi tersebut digunakan
dalam persamaan elastisitas titik tersebut. Akhirnya dengan menggunakan huruf latin
(epsilon) sebagai simbol untuk elastisitas titik, dapat diperoleh :
Q
Elastisitas titik

= x =

*
X

Dengan kata lain, elastisitas titik ditentukan melalui perkalian antara turunan parsial fungsi
permintaan pada suatu titik tertentu dengan perbandingan X/Q pada titik tersebut. Ex : kita
menghitung derajat kepekaan permintaan akan mobil terhadap perubahan biaya iklan, elastisitas
titik dari iklan pada tingkat permintaan 8.504.500 unit mobil dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sbb :
Q
Elastisitas titik

iklan

= x =

I
*

Karena turunan parsial fungsi permintaan tersebut pada variabel iklan (Q/I) adalah 0,05 &
biaya iklan pada tingkat permintaan 8.504.500 unit mobil adalah Rp 100 juta, maka elastisitas
titik dari iklan tersebut adalah :

100.000.000

I = 0,05 *

= 0,58
8.504.500

Besarnya elastisitas tersebut menunjukkan bahwa 1 persen perubahan biaya iklan akan
menyebabkan perubahan jumlah mobil yang diminta sebesar 0,58 persen. Nilai elastisitas yang
positif tersebut menunjukkan adanya hubungan langsung antara biaya iklan dengan permintaan
akan mobil. Berarti adanya kenaikan biaya iklan akan meningkatkan permintaan & sebaliknya.
Dalam pengambilan keputusan suatu bisnis, para manajer sering memperhatikan pengaruh
perubahan yang relatif besar dari faktor yang mempengaruhi permintaan (misalnya iklan
tersebut) daripada pengaruh dari suatu perubahan yang kecil.
Ex :
Jika biaya iklan turun dari Rp 100 juta dengan jumlah permintaan mobil sebesar 8.504.500 unit
menjadi Rp 50 juta mengakibatkan penurunan permintaan akan mobil sebanyak 2,5 juta unit
(Rp -50 juta x 0,05 = -2,5 juta) sehingga permintaan total pada tingkat biaya iklan tersebut
menjadi 6.004.000 unit;
-2.500.000 100.000.000
Elastisitas titik =

= 0,58

-50.000.000

8.504.500

Jadi elastisitas iklan tersebut adalah 0,58 jika menggunakan persamaan elastisitas titik.
Perhatikan nilai elastisitas jika kita bergerak dengan arah berlawanan yaitu elastisitas iklan yang
disebabkan oleh adanya kenaikan biaya iklan dari Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta;
+2.500.000
Elastisitas iklan =

50.000.000
*

= 0,42

+50.000.000 6.004.000
Tampak nilai elastisitas yang ditemukan berbeda sebab elastisitas tidaklah konstan tetapi
selalu berubah sesuai dengan nilai-nilai variabel yang berbeda. Elastisitas iklan sebesar 0,42
merupakan elastisitas titik dimana biaya iklan adalah sebesar Rp 50 juta & jumlah yang diminta
adalah sebanyak 6.004.000 unit mobil.
Elastisitas busur digunakan untuk memecahkan masalah perbedaan elastisitas yaitu menghitung
elastisitas rata-rata untuk perubahan inkremental (relatif besar) sebagai lawan dari perubahan

marginal, persamaannya adalah :


Perubahan Q

Q2 - Q1

Rata-rata Q

(Q2 + Q1)/2

Elastisitas busur =
Perubahan X

X2 - X1

Rata-rata X

(X2 + X1)/2

Q
(Q2 + Q1)/2

X2 + X1

Q2 +Q1

(X2 + X1)/2
Disini kita membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase
perubahan dari suatu variabel yang mempengaruhi permintaan. Penggunaan persamaan
elastisitas busur ini menghilangkan masalah pengukuran elastisitas yang berbeda. Elastisitas
busur untuk biaya iklan dari Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta dapat dihitung sbb :
Q
Elastisitas busur iklan =

I2 + I1
*

Q2 + Q1

-2.500.000
=

50.000.000 + 100.000.000

*
-50.000.000

6.004.000 + 8.504.500

-2.500.000

150.000.000

*
-50.000.000

0,52
14.508.000

Jadi untuk perubahan biaya iklan rata-rata sebesar 1 persen dalam kisaran antara Rp 50 juta

menjadi Rp 100 juta akan menyebabkan perubahan permintaan akan mobil sebesar 0,52 persen.
ELASTISITAS HARGA
Elastisitas harga merupakan elastisitas yang menunjukkan derajat kepekaan jumlah produk yang
diminta terhadap perubahan harga, ceteris paribus. Rumusnya sbb :
Q
Elastisitas harga (titik) = p =
P

P
*

Dimana Q/P merupakan turunan parsial dari fungsi permintaan pada P; P & Q adalah harga &
kuantitas pada sebuah titik pada sebuah kurva permintaan.
Ex :
Q = -3P + 1,5Y + 0,05Pend + 1.500C + 0,05I
Turunan parsial persamaan diatas pada harga adalah :
Q
= -3; yakni sebuah konstanta
P
Jadi p pada dua titik pada kurva permintaan tersebut :
1. Jika P1 = Rp 9 juta & Q1 = 8.504.500
2. Jika P2 = Rp 9,5 juta & Q2 = 7.004.500
9.000.000
1. p1 = -3

= -3,17

8.504.500
9.500.000
2. p2 = -3

= -4,07

7.004.500
Jadi pada kurva permintaan D1, satu persen kenaikan harga dari Rp 9 juta mengakibatkan
penurunan kuantitas yang diminta sebesar 3,17 persen. Tetapi pada tingkat harga Rp 9,5 juta,
satu persen kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 4,07
persen. Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas harga berubah-ubah (bervariasi) sepanjang kurva

permintaan, dimana nilai absolut p tersebut meningkat pada tingkat harga yang lebih tinggi &
kuantitas yang lebih rendah.
Nilai elastisitas harga tersebut adalah negatif, sebab jumlah yang diminta untuk (hampir) semua
macam barang & jasa berhubungan terbalik dengan harganya. Maka, pada tingkat harga Rp 9
juta, 1% kenaikan / penurunan harga akan menurunkan / meningkatkan kuantitas yang diminta
sebesar 3,17%.
Dengan menggunakan elastisitas busur, persamaan untuk elatisitas harga menjadi :
(Q2 - Q1) / (Q2 + Q1)
Elatisitas harga (busur) = Ep =
(P2 - P1) / (P2 + P1)
Q2 - Q1
=

P2 + P1
*

P2 - P1

Q2 + Q1

Rumus ini secara khusus sangat berguna dalam menganalisis derajat kepekaan rata-rata
permintaan terhadap perubahan harga pada suatu kisaran yang cukup besar. Ex : elastisitas
harga rata-rata dari Rp 9 juta menjadi Rp 9,5 juta adalah :
7.004.500 - 8.504.500
Ep =

9.500.000 + 9.000.000
*

9.500.000 - 9.000.000

= - 3,58
7.004.500 + 8.504.500

Artinya : bahwa secara rata-rata, 1% perubahan harga akan menyebabkan perubahan kuantitas
yang diminta sebesar 3,58% pada tingkat harga antara Rp 9 juta sampai Rp 9,5 juta.
Salah satu aspek terpenting dari konsep ini adalah bahwa konsep elastisitas harga memberikan
suatu ukuran yang sangat berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan harga
terhadap penerimaan; apakah perubahan harga akan menaikkan atau menurunkan atau tidak
mengubah penerimaan total (TR), tergantung pada derajat elastisitas harga tersebut. Jika kita
elastisitas harga yang baik, kita akan bisa menaksir secara tepat TR yang baru yang disebabkan
oleh terjadinya perubahan harga.
PERMINTAAN ELASTIS, UNITARY & INELASTIS

Elastisitas harga dibedakan menjadi 3 kisaran, dengan menggunakan p untuk menggambarkan


nilai mutlak dari elastisitas harga, yaitu :
1. |p| > 1 didefinisikan sebagai permintaan yang elastis
Misalnya : |p| = -3,2 dan |p| = 3,2
2. |p| = 1 didefinisikan sebagai elastisitas uniter (unitary elasticity)
Misalnya : |p| = -1 dan |p| = 1
3. |p| < 1 didefinisikan sebagai permintaan yang inelastis
Misalnya : |p| = -0,5 dan |p| = 0,5
Jika permintaan bersifat elastis; menunjukkan persentase perubahan kuantitas lebih besar
daripada persentase perubahan harga, maka suatu persentase kenaikan harga akan menyebabkan
persentase penurunan kuantitas lebih besar, & akhirnya menurunkan TR. Jadi, jika permintaan
elastis, suatu kenaikan harga akan menurunkan TR & penurunan harga akan menaikkan
TR.
Elastisitas uniter yaitu suatu keadaan yang menunjukkan persentase perubahan kuantitas dibagi
dengan persentase perubahan harga sama dengan -1. Oleh karena harga & kuantitas
berhubungan terbalik, maka elastisitas harga = -1, artinya : pengaruh perubahan harga secara
tepat ditutup (offset) oleh perubahan kuantitas yang diminta, sehingga TR (harga produk x
kuantitas) tidak berubah. Akhirnya, jika permintaan bersifat inelastis berarti suatu kenaikan
harga akan menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta lebih kecil daripada
perubahan harga tersebut, maka TR akan naik.
Hubungan-hubungan tersebut diringkas sbb :
1. Permintaan elastis |p| > 1. TR turun jika harga naik; TR naik jika harga turun.
2. Elastis uniter |p| = 1. TR tidak terpengaruh oleh perubahan harga.
3. Permintaan inelastis |p| < 1. TR naik jika harga naik; TR turun jika harga turun

Hubungan Antara Elastisitas Harga dengan


AR, MR dan TR
(a)
Kurva permintaan (AR); P = a - bQ
Harga (Rp/unit)

|p| 0

|p| > 1; kisaran elastis

|p| = 1; titik elastis uniter

|p| < 1; kisaran inelastis


MR = a = 2bQ

1/2Qx

Kuantitas yang diminta (unit/waktu)


Qx

(b)
Rp/waktu; TR

Total Revenue

Kuantitas yang diminta (unit/waktu)

Kurva permintaan pada gambar (a) mempunyai bentuk umum : P = a - bQ;


dimana a adalah titik potong (intercept) & b adalah koefisien slope. Oleh karena itu TR bisa
ditunjukkan sebagai :

TR = P.Q
= (a - bQ) . Q
= aQ - bQ2
Dan MR bisa diperoleh dengan menurunkan TR pada Q :
dTR
MR =

= a - 2bQ
dQ

Hubungan antara permintaan (AR) dengan MR akan menjadi jelas jika kita membandingkan
persamaan-persamaan diatas; masing-masing persamaan tersebut mempunyai titik potong yang
sama. Hal tersebut berarti bahwa kedua kurva tersebut dimulai dari titik yang sama pada sumbu
vertikal (P). Namun kurva MR tersebut berslope negatif 2X lebih curam daripada slope kurva
permintaan tersebut menunjukkan bahwa kurva MR tersebut akan memotong sumbu
horizontal pada 1/2Qx, jika kurva permintaan tersebut memotong sumbu horizontal di Qx.
Elastisitas harga berhubungan dengan TR; TR akan naik jika harga turun pada kisaran yang
elastis (dimana MR > 0), karena kuantitas yang diminta pada tingkat harga baru (yang lebih
rendah) tersebut lebih besar daripada penerimaan per unit yang diterima pada tingkat harga
yang lebih rendah tersebut. TR mencapai maksimum pada titik elastisitas uniter (dimana MR =
0), karena kuantitas yang disebabkan oleh penurunan harga tersebut secara tepat dapat menutup
penerimaan per unit lebih rendah.
Akhirnya, TR turun jika harga turun pada kisaran inelastis (dimana MR < 0); karena kuantitas
yang diminta terus meningkat pada saat harga turun, tetapi kenaikan kuantitas tersebut secara
relatif lebih kecil dari persentase penurunan harga, & oleh karena itu kenaikan tersebut tidak
cukup untuk menutup penurunan penerimaan dari setiap unit terjual.

Hubungan Antara Elastisitas dengan Penerimaan


Harga (P)

Kuantitas (Q)

Penerimaan

Penerimaan

Elastisitas

Total

Marginal

Ep

100

TR = PQ
100

MR = TR
-

90

180

80

-6,33

80

240

60

-3,40

70

280

40

-2,14

60

300

20

-1,44

50

300

-1,00

40

280

-20

-0,69

30

240

-40

-0,47

20

180

-60

-0,29

10

10

100

-80

-0,16

Untuk 1 - 5 unit output, permintaannya bersifat elastis (|p| > 1), berarti bahwa penurunan
harga akan meningkatkan TR, ex : penurunan harga dari Rp 80 ke Rp 70 akan meningkatkan
output dari 3 menjadi 4 unit. MR akan posistif pada kisaran harga tersebut & TR meningkat
dari Rp 240 ke Rp 280.
Untuk tingkat output diatas 6 unit (P < Rp 50), permintaan akan bersifat inelastis (|p| < 1);
penurunan harga akan menurunkan TR, karena kenaikan kuantitas yang diminta tidak cukup
besar untuk menutup harga per unit yang lebih rendah tersebut. Pada saat TR turun, jika
output diperbesar maka MR negatif, ex : penururan harga dari Rp 30 ke Rp 20
mengakibatkan TR turun dari Rp 240 ke Rp 180, meskipun output naik dari 8 menjadi 9 unit.
Pada keadaan tersebut MR = Rp -60.
ELASTISITAS PENDAPATAN
Merupakan ukuran kepekaan dari kuantitas yang diminta terhadap perubahan pendapatan.
Dengan menggunakan persamaan kalkulus untuk elastisitas titik & memberikan tanda "I" untuk
pendapatan, maka elastisitas pendapatan (titik) adalah :
Q
I =

I
*

Untuk menghitung elastisitas pendapatan pada suatu kisaran pendapatan ;dapat digunakan
hubungan elastisitas busur :
(Q2 - Q1)/(Q2 + Q1)
I =
(I2 - I1)/(I2 + I1)
Rumus tersebut menunjukkan suatu ukuran derajat kepekaan rata-rata secara relatif dari
permintaan akan suatu produk tertentu terhadap perubahan pendapatan pada kisaran I 1 sampai
I2.
ELASTISITAS SILANG
Konsep elastisitas (harga) silang ini digunakan untuk melihat derajat kepekaan dari permintaan
akan suatu produk terhadap perubahan harga produk lainnya.
Qy
Px =
Px

Px
*
Qy

Elastisitas silang untuk barang-barang yang substitutif adalah positif, karena harga suatu barang
& permintaan akan barang lainnya bergerak dengan arah yang sama; sedangkan elastisitas
silang untuk barang-barang yang komplementer adalah negatif, karena harga & kuantitas
bergerak dengan arah yang berlawanan. Akhirnya elastisitas silang sama dengan nol untuk
barang-barang yang tidak berhubungan, artinya perubahan harga suatu barang tidak mempunyai
pengaruh terhadap permintaan akan barang lainnya.
Fungsi permintaan akan barang Y dengan menggunakan elastisitas silang adalah :
Qy = f(Pw', Px', Pz', I)
Qy adalah kuantitas Y yang diminta; Pw', Pz', Py' adalah harga-harga dari barang W, barang X,
barang Z & barang Y; & I adalah pendapatan disposibel. Untuk penyederhanaan, anggap bahwa
hanya variabel-variabel tersebut mempengaruhi Qy & parameter persamaan permintaan tersebut
ditaksir sbb :

Qy = 5.000 - 0,3Pw + 0,2Px - 0,5Py + 0,000001Pz + 0,0037I


Turunan parsial Qy pada harga-harga barang lainnya adalah :
Qy
= -0,3
Pw
Qy
= +0,2
Px
Qy
= 0,000001 = 0
Pz
Karena P & Q selalu positif, maka perbaindingan Pw/Qy, Pz/Qy, Px/Qy juga selalu positif. Oleh
karena itu tanda dari ketiga elastisitas silang tersebut ditentukan oleh turunan - turunan
parsialnya.
Pw

= (-0,3)(Pw/Qy) < 0; maka barang W & Y adalah komplementer.

Px

= (0,2)(Px/Py) > 0; maka barang X & Y adalah substitutif.

Pz = (0,000001)(Pz/Qy) = 0; selama perbandingan Pz/Qy tidak terlampau besar, maka


barang Z & Y adalah independen.
Konsep elastisitas silang ini digunakan untuk tujuan utama yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana kemungkinan permintaan akan produknya dalam
merespons perubahan harga barang - barang lain untuk merumuskan strategi
penetapan harga perusahaan & untuk menganalisis resiko yang disebabkan oleh produk yang
bermacam-macam penting untuk perusahaan yang mempunyai lini produk yang luas,
dimana hubungan substitusi & komplementer terjadi antara berbagai macam produk tersebut.
2. Digunakan dalam sektor industri untuk mengukur keterkaitan antar industri.
Ex : suatu perusahaan sebagai pemasok (supplier) barang tertentu dan perusahan bersifat
monopolis; jika nilai elastisitas silang antara produk perusahaan tersebut dengan produk
- produk industri lainnya yang berhuungan adalah besar & positif, maka perusahaan

tersebut tidak akan bisa menaikkan harganya tanpa mengalami penurunan jumlah
penjualannya. Penurunan jumlah penjualan perusahaan tersebut akan dipasok oleh
perusahaan lainnya yang memproduksi produk-produk subsitusinya.
PENGARUH WAKTU TERHADAP ELASTISITAS
Waktu merupakan faktor penting dalam analisis permintaan. Salah satu karateristik waktu dari
permintaan adalah kurangnya respon yang seketika (instantaneous) di pasar. Konsumen sering
kali terlambat bereaksi terhadap perubahan-perubahan harga & keadaan-keadaan lainnya di
pasar.
Untuk melukiskan pengaruh yang terlambat (delayed) atau tertinggal (lagged) ini, ex perhatikan
permintaan akan tenaga listrik, tarif listrik dinaikkan tarifnya sebesar 30%, maka bagaimana
pengaruh kenaikan tersebut terhadap kuantitas listrik yang diminta? Dalam jangka waktu yang
sangat pendek pengaruh tersebut sangat kecil elastisitas inelastis. Para pelanggan listrik
mungkin akan mengurangi pemakaian listrik yang tidak diperlukan, tetapi permintaan total akan
listrik, yang sangat tergantung pada alat-alat listrik yang dimiliki para pelanggan listrik tersebut
& pada peralatan yang digunakan oleh sektor industri & komersil; tiak berpengaruh banyak.
Harga-harga akan naik & kuantitas uang diminta tidak akan turun banyak, oleh karena TR akan
meningkat cukup tinggi fenomena elastisitas jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai