Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TESTING DAN KUALITAS TESTING


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Testing dan Implementasi

DISUSUN OLEH :
Muheri Adi
2014020148

TI-VII MALAM
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
STMIK HANDAYANI MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Testing dan Kualitas Testing tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Makassar, 28 Oktober 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembangan perangkat lunak
selalu terdapat empat proses utama, yaitu :

Gambar Siklus Pengembangan


Secara umum Penamaan untuk empat proses di atas mungkin akan berbeda, dan
pentahapan proses dalam siklus pengembangan juga akan berbeda. Keempat proses tersebut
dapat tersebar dalam proses yang ada dalam siklus ataupun dapat berada dalam beberapa
proses yang berbeda.
Pelaksanaan kegiatan pada tahap analisis, desain dan implementasi di dalam siklus
pembuatan perangkat tidak menjamin bahwa suatu perangkat lunak akan bebas dari
kesalahan (fault free), untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan pada
perangkat lunak diperlukan suatu tahap pengujian. Kesalahan yang terjadi juga tidak hanya
kesalahan yang dapat menyebabkan fungsi perangkat lunak tidak dapat berjalan (error), tetapi
dapat juga berarti penggunaan perangkat lunak sukar untuk dimengerti user dan proses
pelacakan kesalahan sukar untuk dilakukan.

Pengujian dapat berarti proses untuk mengecek apakah suatu perangkat lunak yang
dihasilkan sudah dapat dijalankan sesuai dengan standar tertentu. Standar yang dijadikan
acuan dapat berupa menurut instansi tertentu ataupun disesuaikan dengan keperluan
customer/user.
Pengertian pengujian dari masa ke masa :

1.

Memantapkan kepercayaan bahwa program melakukan apa yang harus dikerjakan.

2.

Proses mengeksekusi suatu program atau sistem dengan tujuan mencari kesalahan.

3.

Mendeteksi kesalahan spesifikasi dan penyimpangan dari spesifikasi tersebut.

4.

Semua aktivitas yang ditujukan saat evaluasi suatu attribut atau kemampuan program
atau sistem.

5.

Pengukuran kualitas Perangkat lunak.

6.

Proses mengevaluasi suatu program atau sistem.

7.

Memverifikasi bahwa suatu sistem memuaskan atau memenuhi requirement tertentu atau
mengidentifikasikan perbedaan antara yang diharapkan dengan hasil yang ada.

8.

Memberitahukan bahwa program melakukan suatu fungsi yang diharapkan secara benar
(layak).

9.

Proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah perangkat lunak secara manual maupun
otomatis untuk menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi persyaratan atau
belum.

10. Untuk menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian dilakukan untuk
memenuhi persyaratan kualitas perangkat lunak, dengan cara mengeksekusi program
untuk mencari kesalahan sintaks program, melakukan verifikasi perangkat lunak untuk
melihat kesesuaian antara perangkat lunak dengan keinginan customer.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan saat pengujian testing?
2. Bagaimana pentingnya kualitas testing?
3. Bagaimana proses untuk mengecek apakah suatu perangkat lunak yang dihasilkan
sudah dapat dijalankan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Mengetahui permasalahan saat pengujian testing.
2. Mengetahui pentingnya kualitas testing.
3. Mengetahui proses untuk mengecek apakah suatu perangkat lunak yang dihasilkan
sudah dapat dijalankan.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui permasalahan saat pengujian testing.


2. Untuk mengetahui pentingnya kualitas testing.
3. Untuk mengetahui proses untuk mengecek apakah suatu perangkat lunak yang
dihasilkan sudah dapat dijalankan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengujian
Menurut IEEE dan ANSI :
1.

The process of operating a system or component under specified condition, observing or


recording the result, and making an evaluation of some aspect of system/component.
(IEEE/ANSI, 1990 std 610.12-1990)

2.

The process of analyzing software item to detect the difference existing and required
condition (that is, bugs) and to evaluate the feature of the software items. (IEEE/ANSI,
1983 std 829-1983) (IEEE Institute of Electrical and Electronics Engineering, ANSI
American National Standards Institute)

Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian perangkat lunak
adalah proses untuk mencari kesalahan pada setiap item perangkat lunak, mencatat hasilnya,
mengevaluasi setiap aspek pada setiap komponen system dan mengevaluasi semua fasilitas
dari perangkat lunak yang dikembangkan. Terdapat 2 hal utama yang dilakukan dalam
pengujian, yaitu :
a.

Verifikasi adalah proses mengevaluasi suatu system/component untuk menentukan


apakan suatu produk yang diselesaikan setelah fase pengembangan memenuhi kondisi
seperti yang telah ditetapkan pada awal pengembangan (saat menentukan spesifikasi)
perangkat lunak. (Are we building the product right?)

b.

Validasi adalah proses mengevaluasi suatu system/komponen pada akhir atau selama
masa pengembangan untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan telah memenuhi
kebutuhankebutuhan dan persyaratan tertentu yang diminta oleh user. (Are we building
the right product?).

Definisi kualitas :
a.

Menurut Crosby Kualitas adalah pemenuhan terhadap kebutuhan.

b.

Menurut ISO-8402 Kualitas adalah keseluruhan dari fitur yang menjadikan suatu produk
dapat memuaskan atau dipakai sesuai kebutuhan dengan harga yang terjangkau.

c.

Menurut W.E Perry Kualitas adalah pemenuhan terhadap standar.

d.

Menurut R.Glass Kualitas adalah tingkat kesempurnaan.

e.

Menurut J.Juran Kualitas adalah tepat guna Hubungan testing dan kualitas Software yang
berkualitas adalah software yang bebas error dan bug secara objektif, tepat waktu dan
dana, sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dan dapat dirawat (maintainable).

Definisi objektif :
a.

Suatu proses pembuktian yang terstruktur, terencana dan terdokumentasi dengan baik.

b.

Testing membuat kualitas dapat dilihat secara objektif, karena testing merupakan
pengukuran dari kualitas software.

c.

Testing tidak dapat memastikan kualitas software, namun dapat memberikan jaminan
terhadap software pada suatu tingkat tertentu.

d.

Jaminan kualitas (Quality Assurance QA) mengukur kualitas proses yang digunakan
untuk membuat produk berkualitas Testing merupakan bagian dari aktifitas QA.

e.

Proyek pengembangan software memiliki kecenderungan untuk mengalami kegagalan


Salah satu usaha menurunkan tingkat resiko terjadinya kegagalan adalah dengan
berorientasi pada kualitas.

Tujuan testing :
Adalah menemukan sebanyak mungkin masalah (error) Tujuan dari menemukan masalah
adalah memperbaikinya. Tangani masalah yang bersifat penting, karena tidak semua
permasalahan dapat diselesaikan (berlaku prinsip pareto).
Testing Tidak hanya untuk melakukan testing, tetapi juga membantu meminimalkan resiko
kegagalan proyek, diantaranya:
Mencari masalah dari produk.
Mencari masalah potensial.
Mencari kehadiran masalah.

Intinya adalah mencari dan melaporkan sehingga tim lain dapat membuat keputusan terhadap
pengembangan produk Perlu diingat, tester hanya menginformasikan Tidak melakukan
pembenahan kode. Tester adalah individu yang memberikan hasil pengukuran dari kualitas
produk.
Psikologi testing
Jika pengembangan dilakukan secara konstruktif, maka testing dilakukan secara destruktif.
Tester harus mempunyai keinginan yang mendasar untuk membuktikan kode gagal dan akan
melakukan apa saja untuk membuatnya gagal. Bila seorang tester hanya ingin membuktikan
bahwa kode beraksi sesuai dengan fungsi bisnisnya, maka tester tersebut telah gagal dalam
menjalankan tugasnya sebagai tester.
Prinsip-prinsip testing
1. Testing yang komplit (menyeluruh) tidak memungkinkan dilakukan karena :

Kemungkinan jumlah kombinasi testcase yang amat besar

Pertimbangan domain masukan yang mungkin sangat besar jumlahnya


(masukan yang valid, tdk valid, masukan yg diedit dll)

Kompleksitas user interface dan desain

Jalur program yang mungkin dapat dilewati sangat banyak

Harus dilakukan test ulang, setiap ada perbaikan pada masing-masing bug.
2. Testing merupakan pekerjaan yang kreatif dan sulit.
Mitos-mitos yang salah tentang testing :

Testing itu mudah.

Tiap orang akan dapat melakukan testing dengan sendirinya.

Padahal testing bukanlah hal yang sederhana, karena :

Untuk dapat melakukan testing yang efektif harus mengetahui


keseluruhan sistem.

Sistem sendiri tidak sederhana (tidak mudah dipahami)

3. Testing berbasis pada resiko Walaupun testing secara keseluruhan tidak dapat
dilakukan tidak berarti bahwa testing yang efektif tidak dapat dilakukan.
Testing merupakan hasil pertimbangan dari resiko dan ekonomi Secara ringkas,
testing dipengaruhi oleh pertimbangan :

Sumber daya dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan testing menurut
skala prioritas, kompleksitas dan kesulitan testing.

Biaya dari keterlambatan pengiriman produk (kemungkinan besar disebabkan


testing).

Kemungkinan adanya suatu defect.

Biaya yang disebabkan oleh defect, bilamana defect tsb menyebabkan error
yang membawa kerugian langsung maupun tak langsung bagi customer.

4. Testing harus direncanakan


Butuh pemikiran dgn pendekatan secara keseluruhan, desain tes dan penetapan hasil
yg diinginkan utk setiap kasus tes (test case) yg dipilih

test plan : dokumen yg mencakup keseluruh tujuan testing dan pendekatan


testing.

test design: dokumen yg mendefinisikan apa yg telah dipilih utk dites dan hasil
yg diharapkan test direncanakan dan didesain sebelum kode dibuat

Perencanaan tes sangat penting, yaitu :

Utk dpt menjaga arah pelaksanaan tes agar tidak menyimpang dari tujuan tes
itu sendiri (mengukur kualitas SW).

Menjaga kesesuaian penggunaan sumber daya dan jadual proyek dengan


menetapkan apa yang akan dites dan kapan berhenti.

Membantu tester fokus terhadap apa yang akan dites (membuat test case)

5. Testing butuh independensi Testing yang paling efektif adalah yang dilakukan oleh
pihak ketiga (tidak bias)
Dasar-dasar testing
Testing dikatakan baik, jika :

Kemungkinan mendapatkan error tinggi.

Tidak redundan --> resource terbatas, tiap tes yang dilakukan HARUS
memiliki tujuan yang berbeda.

Tidak terlalu simpel atau kompleks.

Kode untuk kondisi khusus mendapatkan porsi tes yang sama dengan
kode yang umum.
o

Kode untuk kondisi khusus --> peluang memp. bug tinggi.

Testing untuk kode yang dijalankan dalam kondisi normal tidak


mengeksekusi error handling code

Testing yang sukses adalah testing yang berhasil menemukan error


yang tidak diketahui

2.2 Contoh Kasus

Sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang batu bara , PT. INTERNUSA
TAMBANG. Melakukan pelatihan khusus kepada seluruh karyawan , pelatihan tersebut
meliputi penginput data ekspor impor barang agar perusahaan tersebut dapat
mengoptimalkan penggunaan komputerisasi . Pelatihan ini bertujuan agar setiap karyawan
mampu bekerja dengan komputer, sehingga tidak perlu mencatat data tersebut secara manual

yg dapat menguras waktu dan tenaga. Maka dari itu diperlukanlah software ekspor impor
barang, yang meliputi penginputan, sorting, update dll.
Dapat kita jelaskan implementasi sistem yang merupakan tahap akhir dalam siklus hidup
pengembangan sistem (SDLC).
Hal-hal pokok yang harus disediakan sebelum implementasi adalah:
A. Persiapan Tempat
1. Perencanaan Fisik:
Tata letak (layout) yang disediakan adalah jarak antar komputer yang tidak terlalu
dekat disertai kursi sehingga peserta dan pembicara nyaman, jam yang berada
dibelakang peserta sehingga tidak mengganggu pikiran peserta serta pintu masuk
yang berada dibelakang dan infocus yang berada disebelah pembicara dan papan
tulis yang berada di samping belakang pembicara untuk memudahkan pengajaran.
2. Fasilitas:
Fasilitas yang perlu disediakan adalah komputer, meja, kursi, jam, listrik, AC,
ventilasi yang cukup, penerangan yang cukup, infocus, rak penyimpanan tas serta
sepatu, papan tulis serta perlengkapan furnitur lainnya.
B. Pelatihan Personel

Dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan personel serta


memudahkan penerimaan mereka terhadap sistem baru.
Kelompok-kelompok yang diberikan pelatihan antara lain:
1. Personel Teknis
Merupakan orang-orang yang nantinya akan mengoperasikan serta memelihara
sistem, sehingga tidak perlu memanggil orang khusus apabila terjadi kerusakan
yang bisa di tangani dalam segi perangkat lunak.
2. Pegawai
Merupakan orang yang nantinya berinteraksi langsung dengan penggunaan
perangkat lunak.
3. Manager Umum
Tentunya manager yang membutuhkan data barang yang dikirim.
4. Orang Luar Perusahaan
Merupakan orang-orang yang nantinya akan menanamkan investasi pada

perusahaan ini, sehingga mereka tahu bagaimana kemajuan perusahaan yang


mereka tanam sahamnya.
Program Pelatihan
Pelatihan dapat dilakukan secara tutorial atau kelas meliputi:
1. Pelatihan in-house
2. Pelatihan yang disediakan vendor
3. Pelatihan jasa luar
Pada sistem ini dipilih program pelatihan yang disediakan vendor, karena
perusahaan membeli atau membuat sistem ini di suatu perusahaan informatika,
sehingga pembicaranya adalah orang yang membuat sistem ini. Sehingga
peserta bisa langsung bertanya-tanya tentang sistem ini.
teknik dan Alat Bantu Pelatihan
1. Teleconferencing
pada sistem ini, tidak menggunakan teleconferencing, karena semua
peserta datang ketempat yang telah diberikan.
2. Perangkat lunak pelatihan interaktif
perangkat-perangkat yang dibutuhkan adalah:
a. Computer Based Training (CBT)
mikrokomputer untuk memberikan pedaman kepada pemakai melalui
serangkaian pelajaran yang efektif dan mudah dipelajari serta
mempunyai fasilitas mencegah kesalahan.
b. Audio-Based Training
Sistem ini memerlukan akses ke cassette player, tetapi hanya komputer.
c. Video-Based Training
Sistem ini juga tidak memerlukan akses ke TV, VCR, tetapi hanya
komputer.
d. Video Optical Disk
Dapat disebut juga video interaktif, menggunakan CD-ROM untuk
mengantarkan materi yang direkam sebelumnya ke monitor yang
menghubungkan ke komputer.
3. Pelatihan dengan instruktur
Sistem ini menggunakan instruktur dari vendor, sehingga tidak
memerlukan biaya yang cukup mahal, dikarenakan salah satu fasilitas
yang diberikan oleh vendor kepada pelanggan.

4.

Pelatihan magang
Pada sistem ini tidak diperlukan pelatihan magang, karena sudah dilatih
oleh seorang instruktur.

5. Manual prosedur
Diperlukan, sebagai bantuan apabila peserta sewaktu-waktu lupa dengan
salah satu pengoperasiannya.

6. Buku teks
Diperlukan untuk berjaga-jaga, sehingga pada pelatihan selanjutnya untuk
karyawan baru tidak perlu memanggil instruktur lagi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian dapat berarti proses untuk mengecek apakah suatu perangkat lunak yang
dihasilkan sudah dapat dijalankan sesuai dengan standar tertentu. Standar yang dijadikan
acuan dapat berupa menurut instansi tertentu ataupun disesuaikan dengan keperluan
customer/user. Intinya adalah mencari dan melaporkan sehingga tim lain dapat membuat
keputusan terhadap pengembangan produk Perlu diingat, tester hanya menginformasikan
Tidak melakukan pembenahan kode. Tester adalah individu yang memberikan hasil
pengukuran dari kualitas produk.

3.2 Daftar Pustaka


www.liapsa.staff.gunadarma.ac.id

https://ariebrain.wordpress.com/2010/04/21/contoh-kasus-implementasi-sistem-informasi/
28/10/2015 11:05

Anda mungkin juga menyukai