1.
Ruang lingkup
1.1.
Standar ini memuat kriteria perancangan, prosedur perancangan, konservasi
energi dan rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan gedung yang optimal,
sehingga penggunaan energi dapat effisien tanpa harus mengurangi dan atau mengubah
fungsi bangunan, kenyamanan dan produktivitas kerja penghuni, serta mempertimbangkan
aspek biaya.
1.2.
Standar ini diperuntukkan bagi semua pihak yang terlibat dalam perancangan,
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung untuk mencapai
penggunaan energi yang effisien.
2.
Acuan
a).
b).
c).
The Development & Building Control Division (PWD) Singapore : Handbook on Energy
Conservation in Buildings and Building Services, 1992.
d).
3.
1 dari 39
bukaan pada selubung bangunan. Fenestrasi dapat berlaku sebagai hubungan fisik
dan/atau visual ke bagian luar gedung, serta menjadi jalan masuk radiasi matahari.
Fenestrasi dapat dibuat tetap atau dibuat dapat dibuka.
3.5
koeffisien peneduh (Shading Coefficient = SC)
angka perbandingan antara perolehan kalor melalui fenestrasi, dengan atau tanpa peneduh,
dengan perolehan kalor melalui kaca biasa/bening setebal 3 mm tanpa peneduh yang
ditempatkan pada fenestrasi yang sama.
3.6
konservasi energi
upaya mengeffisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi
dapat dihindarkan.
3.7
nilai perpindahan termal atap (Roof Thermal Transfer Value = RTTV)
suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk penutup atap yang dilengkapi
dengan skylight.
3.8
nilai perpindahan termal menyeluruh (Overall Thermal Transfer Value = OTTV)
suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding dan kaca bagian luar
bangunan gedung yang dikondisikan.
3.9
selubung bangunan
elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap tembus
atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui
elemen tersebut.
3.10
sudut bayangan horisontal
sudut proyeksi dari sirip vertikal terhadap orientasi dinding di mana positip bila di sebelah
kanan dinding dan negatip bila di sebelah kiri dinding.
3.11
sudut bayangan vertikal
sudut proyeksi dari sirip horisontal terhadap bidang horisontal dan selalu dianggap positip.
3.12
transmitansi tampak
transmitansi dari suatu bahan kaca khusus terhadap bagian yang tampak dari spektrum
radiasi matahari.
3.13
transmitansi termal
Koeffisien perpindahan kalor dari udara pada satu sisi bahan ke udara pada sisi lainnya.
2 dari 39
4.
Kriteria perancangan
4.1.
Persyaratan
Dinding luar
4.2.1.
4.2.1.1.
Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding
luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, harus dihitung melalui persamaan :
OTTV =
dimana :
OTTV
= nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau
orientasi tertentu (Watt/m2).
Uw
WWR
= perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi yang
ditentukan.
TDEk
SC
SF
Uf
= beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil
5K).
4.2.1.2.
berikut
OTTV =
3 dari 39
= luas dinding pada bagian dinding luar i (m2). Luas ini termasuk semua
permukaan dinding tak tembus cahaya dan luas permukaan jendela yang
terdapat pada bagian dinding tersebut.
OTTVi
4.2.2.
Nilai absorbtansi radiasi matahari ( ) untuk beberapa jenis permukaan dinding tak tembus
cahaya dapat dilihat pada tabel 4.2.2.(1) dan 4.2.2.(2).
Tabel 4.2.2.(1)
tembus cahaya
Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tak
0,91
0,89
0,86
0,78
0,61
0,58
0,56
0,50
0,26
0,25
0,12
Tabel 4.2.2.(2) Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk cat permukaan dinding luar
Cat permukaan dinding luar
Hitam merata
Pernis hitam
Abu-abu tua
Pernis biru tua
Cat minyak hitam.
Coklat tua.
Abu-abu / biru tua.
Biru / hijau tua
Coklat medium
4.2.3.
0,95
0,92
0,91
0,91
0,90
0,88
0,88
0,88
0,84
0,79
0,59
0,58
0,57
0,47
0,30
0,25
0,25
0,21
4.2.3.1.
Untuk dinding tak tembus cahaya dan fenestrasi yang terdiri dari beberapa lapis
komponen bangunan, maka besarnya U dihitung dengan rumus :
4 dari 39
RTotal
................ (4.2.3.1)
dimana :
i=n
Rtotal =
R
i =0
4.2.3.2.
a).
Emisifitas tinggi 1)
Emisifitas rendah.2)
Emisifitas tinggi
Resistansi Termal R
(m2.K/Watt)
0,120
0,299
0,044
Keterangan :
Emisifitas tinggi adalah permukaan halus yang tidak mengkilap (non reflektif)
Emisifitas rendah adalah permukaan dalam yang sangat reflektif, seperti alumunium foil.
b).
t
............ (4.2.3.2.2)
k
dimana :
t
= tebal bahan ( m ).
k
= nilai konduktifitas termal bahan ( Watt/m.K)
Besarnya harga k untuk berbagai jenis bahan dapat dilihat pada tabel 4.2.3.2.b.
c).
d).
4.2.4.
b)
c)
d)
kondisi perancangan.
5 dari 39
Bahan bangunan
Densitas (kg/m3)
K (W/m.K)
2.400
960
1.760
1,448
0,303
0,807
Beton
Beton ringan
Bata dengan lapisan plaster
Bata langsung dipasang tanpa plaster,
tahan terhadap cuaca.
Plasteran pasir-semen
Kaca lembaran
Papan gypsum
Kayu lunak
Kayu keras
Kayu lapis
Glasswool
Fibreglass
Paduan alumunium
Tembaga
Baja
Granit
Marmer/terazo/keramik/mozaik
1,154
1.568
2.512
880
608
702
528
32
32
2.672
8.784
7.840
2.640
2.640
0,533
1,053
0,170
0,125
0,138
0,148
0,035
0,035
211
385
47,6
2,927
1,298
6 dari 39
0,110
0,250
0,148
0,578
0,160
0,606
0,110
0,148
0,174
0,110
0,148
0,165
0,110
0,148
0,158
0,250
0,572
1,423
0,250
0,571
1,095
0,250
0,570
0,768
0,458
1,356
TDEk
15
12
10
Faktor radiasi matahari dihitung antara jam 07.00 sampai dengan jam 18.00. Untuk bidang
vertikal pada berbagai orientasi dapat dilihat pada tabel 4.2.5.
Tabel 4.2.5. Faktor radiasi matahari (SF, W/m2) untuk berbagai orientasi.1)
Orientasi
1).
TL
TG
BD
BL
130
113
112
97
97
176
243
211
Keterangan :
Rata-rata untuk seluruh orientasi SF = 147
U
TL
T
TG
S
BD
B
BL
=
=
=
=
=
=
=
=
4.2.6.
utara
timur laut
timur
tenggara
selatan
barat daya
barat
barat laut
Koeffisien peneduh (SC)
4.2.6.1.
Koeffisien peneduh tiap sistem fenestrasi dapat diperoleh dengan cara
mengalikan besaran SC kaca dengan SC effektif dari kelengkapan peneduh luar, sehingga
persamaannya menjadi:
SC
dimana :
SC
SCk
SCEf
4.2.6.2.
Angka koeffisien peneduh kaca didasarkan atas nilai yang dicantumkan oleh
pabrik pembuatnya, yang ditentukan berdasarkan sudut datang 450 terhadap garis normal.
Sebagai contoh, besarnya koeffisien peneduh kaca seperti ditunjukkan dalam gambar
4.2.6.2, berdasarkan data pabrik pembuat adalah SCk = 0,5.
4.2.6.3.
Pengaruh tirai dan atau korden di dalam bangunan gedung, khususnya untuk
perhitungan OTTV, tidak termasuk yang diperhitungkan.
7 dari 39
Bila sebuah jendela dilindungi atau diteduhi sebagian oleh sarana peneduh luar, maka:
1).
2).
Gambar 4.2.6.2. Sinar matahari jatuh pada bidang normal dengan sudut 450
b).
8 dari 39
H
c).
Untuk kaca bening dengan ketebalan 3 mm dan tidak terlindung, perolehan panas
radiasi matahari adalah:
H = A x IT .( 4.2.6.4.c )
d).
H
...[ 4.2.6.4.d.(1) ]
A x IT
SC =
(A EK I L ) + (A I D )
A x IT
A EK
IL ) + ID
A
, atau
=
IT
(
SC
SC
G x IL + ID
..[ 4.2.6.4.d (2) ]
IT
dimana :
G=
A EK
, adalah fraksi luas bagian yang ekspos oleh radisi matahari langsung.
A
e).
Nilai koeffisien peneduh (SC) dari suatu sarana peneduh untuk sehari penuh, harus
dihitung dari perolehan panas radisi setiap jamnya, kemudian dijumlahkan untuk
seluruh waktu 12 jam siang hari. Perolehan panas total ini kemudian dibagi dengan
jumlah radiasi total IT, yang melalui kaca bening tak terlindungi setebal 3 mm untuk
seluruh jam siang hari yang sama; guna mendapatkan harga SC pada hari tersebut
f).
( A
SCHARI =
J =1
EK
.I L + A.I D )
..( 4.2.6.4.f )
J =12
( A.I
J =1
).
g).
Untuk menyederhanakan perhitungan, nilai SC suatu sarana peneduh untuk bulanbulan tertentu dapat ditentukan berdasarkan data matahari yang berlaku pada hari-hari
yang mewakili untuk bulan tersebut.
h).
Dalam menentukan SC effektif dari suatu sarana peneduh, diperlukan untuk seluruh 12
bulan setahun.
9 dari 39
Untuk tidak memakan waktu dan karena tingkat ketelitian bukanlah faktor yang sangat
kritis, maka perhitungan SC cukup didasarkan atas bulan-bulan representatif dalam
setahun, yakni bulan Maret, Juni, September dan Desember. Hari-hari representatif
dari keempat bulan tersebut adalah tanggal : 21 Maret, 22 Juni. 23 September dan 22
Desember.
j).
Secara matematis, koeffisien peneduh effektif suatu sarana peneduh dapat dinyatakan
sebagai berikut :
SCEF =
I T + J I T + S I T + D I T
...............(4.2.6.4.j )
dimana :
4.2.6.5.
a).
Fraksi luar bagian jendela yang ekspos oleh matahari, G, pada setiap waktu untuk
suatu orientasi tertentu dapat ditentukan dengan geometri matahari.
b).
Dengan mengetahui nilai SBV (Sudut Bayangan Vertikal) dan SBH (Sudut Bayangan
Horisontal), nilai G untuk sirip horisontal, sirip vertikal dan pelindung matahari bentuk
kotak segiempat dapat dihitung, dengan ketentuan sebagai berikut:
1 =
2 =
SBH (positif untuk arah kanan dinding, negatif untuk arah kiri dinding).
[ Gambar 4.2.6.5.b.(1) ]
10 dari 39
= sudut proyeksi sirip vertikal terhadap orientasi dinding (positip bila di sebelah
kanan dinding; negatip bila di sebelah kiri dinding).[Gambar 4.2.6.5.b.(2)]
Gambar 4.2.6.5.c : Denah jendela serta lubang cahaya dengan sirip horisontal di atas
jendela
AS
AEK
A
A EK A - A S
=
=1- S
A
A
A
A EK
P
=1. (sin 1 + cos 1.tan 1) , atau :
A
A
G1 = 1 R1. (sin 1 + cos 1.tan 1) ..... (4.2.6.5.3)
dimana :
AEK/A, dan R1 = P/A, untuk proyeksi horisontal.
G1 =
Catatan G1 0.
d).
11 dari 39
Gambar 4.2.6.5.d Denah jendela serta lubang cahaya dengan sirip vertikal menerus
AS
A EK
P
=1.( Cos 2.tan 2 - sin 2 ), atau :
A
A
G2
dimana :
G2
= AEK/A, dan
Catatan G2 0
e).
G2
= 1 R2.tan 2.
12 dari 39
G3 = G1 x G2 .. (4.2.6.5.e)
Catatan G3 0.
4.3.
Penutup atap
4.3.1.
4.3.1.1.
Nilai perpindahan termal dari penutup atap bangunan gedung dengan orientasi
tertentu, harus dihitung melalui persamaan :
.( A U TD ) + (A U T ) + (A SC SF )
RTTV =
Ek
..........(4.3.1.1)
dimana :
RTTV = nilai perpindahan termal atap yang memiliki arah atau orientasi tertentu
(Watt/m2).
( A r1 U r1 ) + ( A r2 U r2 ) + ................. + ( A rn U rn )
........... (4.3.1.2)
A r1 + A r2 + .............. + A rn
dimana :
= transmitansi termal rata-rata atap (W/m2.K).
Ur
Ur1, Ur2, Urn = transmitansi termal dari berbagai bagian atap yang berbeda (W/m2.K).
Ar1, Ar2, Arn = luas dari berbagai jenis atap yang berlainan (m2).
Bila digunakan lebih dari satu jenis bahan penutup atap, maka berat atap rata-rata dapat
dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :
Wr =
dimana :
13 dari 39
Wr1, Wr2, Wrn = berat dari jenis atap yang berlainan (kg/m2).
4.3.2.
Nilai transmitansi termal maksimal penutup atap (Ur), ditunjukkan pada tabel 4.3.2.
Tabel 4.3.2. Nilai transmitansi termal atap (Ur ) maksimal
Berat per satuan luas atap (kg/m2)
Di bawah 50 1)
0,5
50 ~ 230 2)
0,8
diatas 230 3)
1,2
Keterangan :
1)
Atap genteng.
2)
Atap beton ringan.
3)
Atap beton ketebalan > 6 inci ( 15 cm )
4.3.3.
Untuk menyederhanakan perhitungan nilai perpindahan termal atap , maka beda temperatur
ekuivalen untuk berbagai penutup atap ditentukan sesuai tabel 4.3.3.
Tabel 4.3.3. Beda temperatur ekuivalen berbagai penutup atap
4.3.4.
kurang dari 50
24
50 ~ 230
20
16
Nilai faktor radiasi matahari untuk bidang horisontal yang dihitung antara jam 07.00 sampai
dengan 18.00 adalah : SF = 316 Watt/m2.
4.3.5.
Koeffisien peneduh (SC) untuk skylight dari bahan plastik, tercantum pada tabel 4.3.5.
14 dari 39
Transmitansi ( )
Diffuseringan
(tembus
cahaya)
Jernih
0,86
Ya
0,58
Jernih
0,86
Tidak ada
0,52
Tidak ada
Bening,
tembus
cahaya
Bening,
tembus
cahaya
0,27
Tidak ada
Tingggi
0
230
460
0
230
460
0
Penahan (curb)
Perbandingan lebar
terhadap tinggi
5
2,5
5
2,5
460
0
230
460
2,5
5
2,5
Koeffisien
peneduh
(SC)
0,61
0,58
0,50
0,99
0,88
0,80
0,57
0,46
0,34
0,30
0,28
Prosedur perancangan
5.1.
Pada gambar 5.2 ditunjukkan diagram aliran proses perancangan OTTV, dan
pada gambar 5.3.1.1 dan 5.3.2.1. diagram aliran proses perancangan RTTV.
5.2.
5.2.1.
Tentukan nilai OTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses
perancangan OTTV pada gambar 5.2. dengan cara sebagai berikut:
a).
tentukan nilai WWR (perbandingan antara luas jendela dan luas total dinding luar;
b).
c).
d).
e).
15 dari 39
MULAI
Tentukan :
Luas selubung, dan
WWR
Tentukan : a
Tentukan nilai : U
Tentukan : SC
Tentukan :
SF, dan TDEQ
Hitung OTTV
parsial
Tentukan kembali
a , SC, atau
WWR
Tidak
Periksa OTTV kurang
dari 45 W/m2
SELESAI
16 dari 39
5.2.2.
5.2.3.
Watt/m2.
Periksa apakah nilai OTTV total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 45
a.
b.
bila nilai OTTV tersebut lebih besar dari 45 Watt/m2, maka perlu dikurangi dengan cara
sebagai berikut:
1).
2).
3).
ulangi perhitungan dengan nilai-nilai faktor yang baru tersebut sehingga nilai
OTTV kurang dari 45 Watt/m2.
5.3.
5.3.1.
5.3.1.1.
Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses
perancangan pada gambar 5.3.1.1, dengan cara sebagai berikut:
a).
b).
c).
d).
e).
f).
5.3.1.2.
5.3.1.3.
Watt/m2.
Periksa apakah nilai RTTV total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 45
a).
b).
bila nilai tersebut lebih besar dari 45 Watt/m2, maka perlu dikurangi dengan cara
sebagai berikut:
1).
2).
3).
ulangi perhitungan dengan nilai-nilai faktor yang baru tersebut sehingga nilai
RTTV kurang dari 45 Watt/m2.
17 dari 39
MULAI
Tentukan :
Luas lubang cahaya (As).
Luas atap.
Tentukan nilai : U
Tentukan nilai : TD Ek
Tentukan : SC
Tidak
SELESAI
18 dari 39
5.3.2.
5.3.2.1.
Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram proses aliran
perancangan pada gambar 5.3.2.1. dengan cara sebagai berikut :
a).
Tentukan nilai Ur .
b).
5.3.2.2.
Tentukan nilai U
Tentukan kembali
konstruksi atap
Tidak
Periksa nilai U
kurang dari U
maksimum ?
SELESAI
6.
Konservasi energi
6.1.
Konservasi energi pada selubung bangunan, pengamatannya harus dilakukan
dalam jangka waktu setahun. Pengaruhnya terutama pada penghematan pemakaian beban
chiller.
6.2.
Pengukuran dan pencatatan terhadap pemakaian beban chiller harus dilakukan
secara teratur dalam jangka waktu setahun, sebelum dan sesudah dilakukan konservasi
energi
6.3.
Hubungan antara OTTV dan beban chiller secara umum dinyatakan dengan
persamaan :
Beban chiller = k1 + k2.(OTTV).
..........(6.3)
dimana :
19 dari 39
6.4. Dari hasil penelitian negara tetangga terdekat dengan Indonesia, persamaan tersebut
telah lebih dispesifikasikan menjadi bentuk :
HChiller = L0 + ( B x WWR x SC ) .....(Mbtu/m2.tahun) ....(6.4)
dimana :
HChiller
L0
=
=
=
B
=
=
1 tahun =
beban chiller per luas total selubung bangunan (jendela, dinding dan atap).
beban chiller dari beban internal seperti pencahayaan, orang dan peralatan.
786 Mbtu/m2 tahun = 230.400 kWh/m2.tahun.
beban konduktif dari jendela, dinding dan atap.
1.034 Mbtu/m2 tahun = 303.000 kWh/m2.tahun.
3050 jam chiller beroperasi.
6.5.
Selama belum dilakukan penelitian lebih lanjut di Indonesia, persamaan 6.4
mungkin dapat dipertimbangkan untuk digunakan di Indonesia.
6.6.
a).
Mengganti warna cat dinding luar dari warna gelap ke warna yang lebih terang,
(misalnya dengan mengganti warna cat dinding luar dari abu-abu tua menjadi warna
putih) (modifikasi nilai );
b).
c).
d).
Mengurangi angka perbandingan jendela luar dan dinding luar (modifikasi WWR);
e).
7.
Rekomendasi
7.1.
Umum
Untuk dinding konstruksi; atap, lantai, kaca dan plat beton yang merupakan bagian dari
selubung bangunan untuk bangunan gedung yang luas jendela dan pintu kacanya lebih
besar dari 50% dari luas total dinding, harus memenuhi ketentuan seperti ditunjukkan pada
butir 7.2.1 sampai 7.2.3.
7.2.
Klasifikasi dinding
Dinding yang berhubungan dengan selubung bangunan diklasifikasikan sesuai butir 7.2.1,
7.2.2, atau 7.2.3.
20 dari 39
7.2.1.
Dinding pada bagian luar bangunan dan seluruhnya di atas permukaan tanah atau bagian di
atas permukaan tanah dari besmen atau dinding lantai satu yang lebih dari 15% berada di
atas permukaan tanah.
7.2.2.
Besmen atau dinding di bawah permukaan tanah yang berhubungan dengan dinding luar
dan tidak kurang 85% berada di bawah permukaan tanah.
7.2.3.
Dinding dalam
Dinding yang bukan dinding luar bangunan gedung dan yang memisahkan antara bagian
ruang yang dikondisikan dan ruang yang tidak dikondisikan.
7.3.
Kriteria
Komponen selubung bangunan harus memenuhi ketentuan sesuai tabel 7.3.(1), 7.3.(2),
7.3.(3) dan 7.3.(4), didasarkan pada prosentase dinding yang di kaca. Prosentase bagian
dinding yang di kaca harus ditentukan dengan membagi total luas bukaan atau kaca (jendela
dan pintu kaca) dari seluruh dinding di atas permukaan tanah dengan total luas selubung
bangunan.
7.4.
Susunan atap
Resistansi termal minimum (R) dari bahan isolasi yang dipasang antara rangka atap atau
yang melekat pada penutup atap, mengikuti tabel 7.3.(1), 7.3.(2), 7.3.(3) atau 7.3.(4),
didasarkan pada bahan konstruksi yang digunakan untuk susunan atap.
7.5.
Resistansi termal minimal (R) dari bahan isolasi yang dipasang antara rangka lantai maupun
yang langsung melekat pada lantai harus mengikuti persyaratan seperti ditunjukkan dalam
tabel 7.3.(1), 7.3.(2), 7.3.(3) atau 7.3.(4), didasarkan pada konstruksi bahan yang digunakan
untuk lapisan lantai.
7.6.
Dinding dalam
Resistansi termal minimal (R) dari bahan isolasi yang dipasang pada rongga dinding atau
yang melekat menerus pada dinding dalam harus dipersyaratkan sesuai tabel 7.3.(1), untuk
dinding di atas permukaan tanah, tanpa memperhitungkan luasan kaca, didasarkan pada
jenis rangka dan bahan konstruksi yang digunakan pada lapisan dinding. Sambungan yang
ditutup rapat harus mempunyai kelonggaran untuk mengembang dan menyusutnya bahan
konstruksi.
21 dari 39
Kondisi/Nilai
1
R0
SHGC
Kecil
Kecil
Kecil
Isolasi antara rangka
R-13
R-13
Tidak ada
R-19
R-30
Faktor U
kecil
kecil
kecil
Isolasi yang melekat
R-11
R-12
R-11
R-12
R-12
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
Tanpa rangka
Rangka
metal
Rangka kayu
Tidak ada
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
22 dari 39
Tabel 7.3.(2) : Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang
mempunyai luas 1diatas 0% tetapi tidak lebih besar dari pada 25% dari luas didinding diatas
permukaan tanah
Unsur
Skylight (Faktor U).
Plat beton atau dinding dibawah
permukaan tanah (nilai R).
Jendela dan pintu kaca
PF < 0,25
0,25 PF < 0,50
PF 0,50
Susunan atap (Nilai R).
Semua palang/rangka kayu
Semua palang/rangka metal
Plat beton
Gordeng metal dengan balok panas
Gordeng metal tanpa balok panas
Lantai yang berada di atas udara luar
atau ruang yang tidak di kondisikan
(nilai R)
Semua palang/rangka kayu
Semua palang/rangka metal
Plat beton
Dinding di atas permukaan tanah.
Dengan rangka
Nilai R rongga.
Nilai R yang melekat.
CMU 8 inci, dengan isolasi yang
menyatu.
Nilai R rongga.
Nilai R yang melekat.
Dinding bata lainnya :
Nilai R Rongga.
Nilai R yang melekat.
Kondisi/Nilai
1
R-0
SHGC
0,6
0,7
kecil
Isolasi antara rangka
R-19
R-19
Tidak ada
R-25
X
Isolasi antara rangka
Faktor U
kecil
kecil
kecil
Isolasi yang melekat
R-14
R-15
R-14
R-15
R-15
Isolasi yang melekat
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
Tanpa rangka
Rangka
metal
Rangka kayu
Tidak ada
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
23 dari 39
Kondisi/Nilai
1
R-0
SHGC
0,4
0,5
0,6
Isolasi antara rangka
R-19
R-25
Tidak ada
R-25
X
Faktor U
0,7
0,7
0,7
Isolasi yang melekat
R-16
R-17
R-16
R-17
R-17
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
Tanpa rangka
Rangka
metal
Rangka kayu
Tidak ada
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
24 dari 39
Tabel 7.3.(4) :
Rekomendasi Selubung Bangunan Jendela dan pintu kaca yang
mempunyai luas diatas 40% tetapi tidak lebih besar dari 50% dari luas didinding diatas
permukaan tanah
Unsur
Skylight (Faktor U).
Plat beton atau dinding dibawah
permukaan tanah (nilai R).
Jendela dan pintu kaca
PF < 0,25
0,25 PF < 0,50
PF 0,50
Susunan atap (Nilai R).
Semua palang/rangka kayu
Semua palang/rangka metal
Plat beton
Gordeng metal dengan balok panas
Gordeng metal tanpa balok panas
Lantai yang berada di atas udara luar atau
ruang yang tidak di kondisikan (nilai R)
Semua palang/rangka kayu
Semua palang/rangka metal
Plat beton
Dinding di atas permukaan tanah.
Dengan rangka
Nilai R rongga.
Nilai R yang melekat.
CMU 8 inci, dengan isolasi yang
menyatu.
Nilai R rongga.
Nilai R yang melekat.
Dinding bata lainnya :
Nilai R Rongga.
Nilai R yang melekat.
Kondisi/Nilai
1
R-0
SHGC
0,3
0,4
0,5
Isolasi antara rangka
R-19
R-25
Tidak ada
R-25
R-30
Faktor U
0,7
0,7
0,7
Isolasi yang melekat
R-16
R-17
R-16
R-17
R-17
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
Tanpa rangka
Rangka
metal
Rangka kayu
Tidak ada
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
Tidak ada
R-0
R-0
R-0
R-0
R-0
25 dari 39
Apendiks A
Contoh menghitung OTTV selubung bangunan pada bangunan gedung
A.1
Sketsa
26 dari 39
A.2
Menghitung nilai U
A.2.1
Komponen
b
K
U =
R
0,044
0,012
1,298
0,250
1,442
0,009
0,173
0,120
Total R :
0,346
1
1
=
= 2,89 W/m2.K
R 0,346
27 dari 39
b
K
Komponen
0,044
0,012
1,298
0,115
0,807
0,012
0,533
0,050
0,035
0,012
0,170
ubin mosaic 12 mm
dinding bata 115 mm
plesteran semen 12 mm
fibreglass 50 mm
Papan gypsum 12 mm
0,009
0,143
0,023
1,429
0,071
0,120
1,839
Total R :
U
A.2.3
1
1
= 0,5489 W/m2.K
=
R 1,839
Berat =
TDEK =
10 K.
Jendela kaca
b
K
Komponen
film udara luar
R
0,044
0,008
1,053
kaca luar 8 mm
ruang udara
0,008
0,160
0,06
1,053
kaca dalam 6 mm
film udara dalam
Total R :
28 dari 39
0,006
0,120
0,338
1
1
= 2,96 W/m2.K
=
R 0,338
SC
0,5 (diberikan).
A.3
Perhitungan luas
A.3.1
a).
b).
c).
A.3.2
a).
b).
c).
A.3.3
a).
b).
c).
A.3.4
Perhitungan OTTV.
A.4.1
OTTV=
=
A.4.2
(16 x 2,89 x10) + ( 54,4 x 0,54 x 10) + 48 {(2,96 x 5) + (0,5 x 130 x 0,72)}
16 + 54,4 + 48
1509,35
= 31,36 W/m2.
33,3
Untuk dinding menghadap Selatan.
OTTV=
29 dari 39
(4,5 x 2,89 x10) + ( 15,3 x 0,54 x 10) + 13,5 {(2,96 x 5) + (0,5 x 130 x 1,25)}
4,5 + 15,3 + 13,5
1509,35
2
=
= 45.3 W/m .
33,3
OTTV =
A.4.4
OTTV =
= 35,2 W/m2.
A.5
a).
b).
Hasil perhitungan dari contoh diatas dengan menggunakan Formulir A.1, ditunjukkan
pada Formulir A.2.
30 dari 39
Formulir A.1
PERHITUNGAN OTTV TOTAL
DINDING : PENAMBAHAN KALOR MATAHARI
Arah Mata Angin
Bahan
Luas
TD(ek)
Sub Total
Total
Total
Sub Total
Bahan
Luas
SC
SF
Sub Total
31 dari 39
Bahan
Luas
DT
Sub Total
TOTAL
OTTV :
32 dari 39
Total
Formulir A.2
PERHITUNGAN OTTV TOTAL
DINDING : PENAMBAHAN KALOR MATAHARI
Arah Mata
Angin
U
Luas
D-1
16
10
2.89
462.4
D-2
54.4
10
0.54
293.76
D-1
10
2.89
260.10
D-2
30.6
10
0.54
165.24
D-1
4.5
10
2.89
130.05
D-2
15.3
10
0.54
82.62
D-1
4.5
10
2.89
130.05
D-2
15.3
10
0.54
82.62
Sub Total
TD(ek)
Bahan
Sub Total
149.6
Total
1606.84
Bahan
Luas
SC
SF
K-1
48
0.5
130
0.72
2246.4
K-1
27
0.5
130
0.74
1298.7
K-1
13.5
0.5
130
1.25
1096.875
K-1
13.5
0.5
130
1.25
1096.875
Sub Total
Total
5738.85
33 dari 39
Bahan
Luas
K-1
48
2.96
710.4
K-1
27
2.96
399.6
K-1
13.5
2.96
199.8
K-1
13.5
2.96
199.8
Sub Total
TOTAL
Total
1509.60
251.6
8,855.29
OTTV :
34 dari 39
35.20
Apendiks B : Daftar nilai Uw dan Ro, konstruksi dinding, atap dan lantai
35 dari 39
36 dari 39
37 dari 39
38 dari 39
Bibliografi
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
39 dari 39