HE - Diet Bumil
HE - Diet Bumil
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan saat yang membahagiakan karena akan ada anggota
baru di dalam sebuah keluarga. Karena itu, kerap kali ibu yang sedang hamil
dianjurkan untuk menyantap makanan dalam porsi yang berlebih. Artinya, makan
lebih banyak dibandingkan dengan ketika belum mengandung. Alasannya, ibu hamil
tidak hanya makan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin dalam
kandungannya. Betul sekali. Namun, sebenarnya, penekanan pada jumlah atau
kuantitas itu kurang tepat. Yang lebih ditekankan mestinya kualitas ataupun
komposisi zat-zat gizi, sebab faktor ini lebih efektif dan fungsional untuk kesehatan
ibu maupun pertumbuhan janinnya.1,2
tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian,
kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega;
sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu,
tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari
vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga
unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara
proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan,
telur, sayur, buah, susu, dan lemak.6
A. Pedoman Menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:2,3
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun
lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang
dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu.
Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual,
pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,
makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol
semacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan
yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g
kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas
susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah
seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti
cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang
air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting
untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink
(minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan
kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat
bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti
amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks,
sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak
namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,
karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi
kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang
lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna
karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk
menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan
untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum
dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
B. Zat-zat Gizi Penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai
berikut:2,4,7
1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan
biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru,
pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim
dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak
tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg.
Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi
energi.
meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran
hijau.5
PENUTUP
Banyak perempuan memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam hal
makanan selama masa kehamilan. Walaupun demikian, ada hal yang harus selalu
diingat oleh seorang ibu hamil bahwa makanannya harus memiliki komposisi yang
seimbang sehingga memenuhi kebutuhan tubuhnya, sehingga memerlukan kontrol
atau diet terhadap bahan makanan yang dimakannya, karena diet yang menyehatkan
dapat membantu kebutuhan nutrisi ibu hamil selama masa kehamilannya dan
memberikan awal yang baik bagi bayi dalam kandungannya untuk mempersiapkan
diri pada kehidupannya lebih lanjut.1,5
DAFTAR PUSTAKA
1.
Pergnancy and Diet. Healthy Eating Club, 2003. Available from URL :
http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Pregnancy_and_
diet. Cited on May 2004.
2.
Haryanto Trisno. Ibu tak Harus Ngemil. InfoKadoCom, 1999. Available from
URL :
http://www.balita-anda.indoglobal.com/mei16ngemil.html. Cited on May 2004.
3.
May
Diet untuk Ibu Hamil Bekerja. Member Malaysia. Available from URL :
http://sc.groups.msn.com/themes/R9c/pby/MSNframing.css. Cited on
2004.
May
4.
5.
6.
7.