Puji syukur kepada Tuhan YME, karena atas karuniaNya maka penyusunan
Buku Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga RS Bhayangkara Tulungagung
telah terselesaikan dengan baik.
Buku Pedoman Rencana Pemulangan Pasien RS Bhayangkara Tulungagung
ini merupakan penduan yang digunakan Rumah Sakit untuk pelaksanaan tugas
sehari-hari, agar tetap fokus pada tugas, tidak menyimpang dari tugas utama, dan
tetap berpedoman pada pelayanan pasien di RS Bhayangkara Tulungagung.
Kami berharap bahwasanya Buku Pedoman Rencana Pemulangan Pasien
Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung ini dapat menjadi landasan pelayanan
rumah sakit agar tercipta lingkungan yang terorganisir dan tidak terjadi misinformasi
antara RS Bhayangkara Tulungagung dengan pengguna layanan rumah sakit.
Tulungagung,
Januari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
diberlakukan
panduan
disebut
juga
perawatan
berkelanjutan
yang
artinya
dihindari
dan
dilakukan
sehubungan
dengan
kondisi
atau
Ibu
- Ibu kandung
- Termasuk ibu adalah ibu angkat yang di tetapkan berdasarkan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Suami
- Seorang laki-laki dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Istri
- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
-
mereka.
Wali
- Adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang yang belum
dewasa untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum atau
orang yang menurut hukum menggantikan kedudukan orang tua.
Induk semang
- Adalah orang yang berkewajiban unutk mengawasi sera ikut
bertanggung jawab terhadap pribadi orang lain, seperti pemimpin
asrama dari anak perantauan atau kepala rumah tangga dari seorang
pembantu rumah tangga yang belum dewasa.
4. Rumah sakit
Adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan memberikan
layanan, pengobatan dan perawatan bagi penderita berbagai penyakit
yang di lengkapi dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan dokter
dan perawatnya ( kamus besar bahasa indonesia ).
5. Rekam Medis
Pasien yang berobat ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara akan diberikan
nomor rekam medis dan status medis pasien, dan yang sudah selesai
berobat disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat
kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh
petugas
6. Dokter
Adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD Rumah Sakit Bhayangkara
Tulungagung adalah :
Kualifikasi
Nomor
Nama Jabatan
Ka Ru IGD
Formal
SI
Keperawatan
Dokter Umum
Keterangan
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat ACLS/ATLS
D III
Bersertifikat
Keperawatan
BLS/BTCLS/PPGD
Dokter IGD
Dokter Umum
Bersertifikat ACLS/ATLS
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 3 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Ka Ru
2 orang Pelaksana
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standart Ruangan
Ruangan yang digunakan juga mempengaruhi pelayanan disebuah
Rumah Sakit, oleh karena itu fisik bangunan dan denah tata ruang harus
menunjang dalam melakukan tindakan pelayanan medik.
Persyaratan fisik bangunan Instalasi Gawat Darurat
1. Fisik bangunan
Luas
IGD
disesuaikan
memperhitungkan
denga
beban
kerja
kemungkinan
RS
dengan
penanganan
korban massal/bencana
Ambulans
kendaraan
yang membawa
pasien
dapat
Memiliki
ambulans yang
bisa
menampung
Ruang tunggu
Ruang administrasi
Ruang triase
Ruang resusitasi
Ruang tindakan
Ruang pemeriksaan
Ruang observasi
Ruang infeksi
Gudang.
B. Standar Fasilitas
Fasilitas kelengkapan ruangan seperti peralatan medis dan obat juga
mempengaruhi kepuasan pelayana di suatu rumah sakit , adapun standar
peralatan di Rumah sakit sebagai berikut :
1. Peralatan emergency
2. Peralatan Bedah
Bedah set
Lampu penerangan
Benang jahit
Seterilisator
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Kriteria Discharge Planning
Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung
dilakukan kepada :
Semua pasien yang telah menjalani perawatan di IGD Rumah Sakit
Bhayangkara Tulungagung
Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) dilakukan oleh dokter
dan perawat baik pada kondisi pasien pulang dalam kondisi sembuh, pulang
kondisi kritis, ataupun pulang atas permintaan sendiri.
B. Tahap Tahap Discharge Planning
1. Pengkajian
10
klien pulang, yang dilakukan klien atau anggota keluarga. Jika hal
ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga
seseorang
dapat
berkunjung
kerumah
untuk
memberikan
diberitahu
bagaimana
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatanya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang
jenis pembedahan, pengibatan, status fisik dan mental klien, faktor sosial
yang penting (misalnya rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial
yang penting (misalnya kurangnya pemberian perawatan, atau tidak ada
pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi
harus tersedia pada saat ini.
D. Keberhasilan Rencana Pemulangan Tergantung Pada 6 Variabel
1. Derajat penyakit.
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan.
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan.
4. Jenis jenis pelayanan yang dibutuhkan.
5. Komplikasi tambahan.
6. Ketersediaan sumber sumber.
C. PERSIAPAN
Penampilan Petugas :
a. Petugas harus berpenampilan rapi dan menggunakan atribut seragam
lengkap
b. Petugas harus ramah dan santun dalam bertutur kata kepada pasien
Persiapan Alat :
1) Pasien bayi
a. 1 set pakaian bayi dari orang tua ( baju, celana/ popok, diapers,
b.
c.
d.
e.
f.
2) Pasien anak
a. Buku catatan medik (bila ada)
b. Alat tulis
c. Obat-obatan pulang
3) Pasien umum
a. Buku catatan medik (bila ada)
13
b. Alat tulis
c. Obat-obatan pulang
D. PELAKSANAAN
Rawat Jalan
1. Setelah pasien selesai diperiksa dan dijelaskan oleh dokter di UGD,
perawat memberikan buku kesehatan pasien dan resep sambil
menjelaskan:
Bapak/ Ibuini ada resep,silakan ke farmasi kemudian ke kasir,
semoga lekas sembuh
2. Apabila pasien mendapat surat pengantar pemeriksaan penunjang
misalnya ke Laboratorium atau ke Radiologi, perawat menjelaskan :
Bapak/ Ibuini ada pengantar untuk pemeriksaan penunjang
silakan Bapak/ Ibukebagian penunjang, setelah ada hasil Bapak/ Ibu
kembali kepada kami...Apabila dokter masih ditempat bisa bertemu lagi
dan dijelaskan hasil, apabila dokter sudah pulang, akan kami
sambungkan pertelepon dan dokter akan menjelaskan pertelepon
kepada Bapak/ Ibu.
3. Setelah pasien dijelaskan pertelepon oleh dokter, perawat mencatat
program terapi dokter dalam catatan terintegrasi kemudian perawat
memintakan penulisan resepnya kepada dokter yang ada saat itu dan
resep diberikan kepada pasien dan dijelaskan sesuai no. 1
14
BAB V
LOGISTIK
1. Admission
Setiap pasien yang berobat ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung
selalu didaftarkan ke bagian admission, dari bagian admisson
disiapkan
status dan slip pembayaran pasien, kemudian status dan slip pembayaran
diantarkan oleh petugas admission ke IGD RS Bhayangkara Tulungagung.
2. Rekam Medis
Pasien yang berobat ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung
akan diberikan nomor rekam medis dan status medis pasien, dan yang sudah
selesai berobat disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat
kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh
petugas admission (prosedur permintaan dan penyerahan status ke bagian
rekam medis sesuai dengan SPO terlampir).
3. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
Pasien IGD RS Bhayangkara Tulungagung yang memerlukan tindakan
lanjut/konsul ke dokter spesialis pada jam kerja, perawat akan menghubungi
dokter konsulen dan bila kondisi pasien memungkinkan untuk tindak lanjut di
poliklinik, maka pasien diantar oleh perawat IGD RS Bhayangkara
Tulungagung ke bagian IRJ. ( Prosedur konsul pasien IGD ke dokter spesialis
yang sedang praktek sesuai SPO terlampir).
4. Kasir
Pasien yang telah selesai berobat
ke IGD RS Bhayangkara
15
5. Farmasi
Pasien yang telah selesai berobat ke IGD RS Bhayangkara
Tulungagung akan diberikan resep dari dokter, lalu diantar perawat ke bagian
farmasi untuk mengambil obat.
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A.
Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
B.
Tujuan
Meningkatnya
akuntabilitas
rumah
sakit
terhadap
pasien
dan
masyarakat
Hak pasien
2.
3.
17
4.
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
Karena peringanan
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
18
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
C.
TATA LAKSANA
a.
b.
c.
d.
e.
19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) di sebutkan bahwa
setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Dalam hal ini yang di maksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja dalam kondisi yang sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan di dalam dan diluar rumah sakit.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja. Dalam hal ini tim PPK dan perlindungan terhadap
rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan
produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-undang
No. 01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a.Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam kondisi sehat dan selamat
b.Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di
golongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a.Kondisi dan lingkunagn kerja
b.Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
a. Pengertian Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah semua fungsi atau kegiatan yang harus
dilakukan mencapai sasaran perubahan dalam hal mutu jasa atau barang
yang di produksi. Rumah Sakit adalah salah satu bidang jasa yang bergerak
dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu pengendalian mutu sangat
penting agar terciptanya kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan.
b. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Rumah Sakit
1) Standar tenaga kerja
2) Standar fasilitas ( bangunan dan sarana penunjang kesehatan )
3) Manajemen Rumah Sakit
4) Kebijakan yang diterapkan
Jika faktor faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu tersebut
berjalan dengan baik, maka kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan juga
akan meningkat.
a. Standar Tenaga Kerja Dan Fasilitas Rumah Sakit Bhayangkara
Tulungagung
Tenaga kerja Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung Memiliki
Tenaga Kerja sebagai berikut:
1)
Dokter umum
2)
Dokter spesialis
21
3)
Dokter gigi
4)
Perawat
5)
Bidan
6)
Ahli Gizi
7)
Ahli Radiologi
8)
Ahli Laboratorium
9)
Cleaning servis
10)
Satpam
11)
b. Fasilitas
1)
Ruang Operasi
Ruang ICU
Ruang Kebidanan
Ruang Apotik
Ruang Laboratorium
22
2)
Ruang Perinatologi
Fasilitas Kelengkapan
Monitor
Sterilisator
Alat resusitasi
Alat bedah
Dll
BAB IX
PENUTUP
Perencanaan pulang (discharge planning) Adalah suatu proses yang dinamis
dan sitematis agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
menyiapkan klien dan keluarga selama perawatan di Rumah Sakit dan melakukan
perawatan mandiri di Rumah
Tujuan dari discharge planning ini adalah Terciptanya tertib administrasi
pemulangan pasien, pasien akan mengetahui rencana perawatan selanjutnya.
Selain itu, Buku Pedoman akan bermanfaat bagi seluruh dokter dan perawat RS
23
Bhayangkara
Tulungagung
dalam
mengimplementasikan
dan
mengevaluasi
24