Anda di halaman 1dari 20

Universitas Hasanuddin

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Akuntasi merupakan hal sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan
informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan
kondisi perusahaan. Melihat apakah entitas memperoleh laba atau menderita kerugian.
Dengan akuntansi kita juga dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk
pemakainya, baik itu pihak ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi ini kita juga
bisa membayar pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas
terkait halnya dengan sebarepa banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan
perusahaan kita, kerana pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap
perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atauearnings.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal
atau disebut penjualan, penghasilan ajasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Pendapatan adalah elemen kunci dalam laporan keuangan dan penting untuk
penyusunan dan penggunaan laporan keuangan. Pelaporan pendapatan mencerminkan
operasi masa lalu perusahaan dan digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan.
Meskipun penentuan pendapatan merupakan bagian penting dari pengukuran kinerja,
pengukurannya tidak selalu mudah karena banyak model bisnis yang berbeda yang ada.
Dalam makalah ini kami mencoba mempertimbangkan sifat pendapatan dengan memahami
defenisi, pengakuan dan pengukurannya. Kita akan mendiskusikan isu-isu detail berkaitan
dengan pengakuan pendapatan, dengan latar belakang historis dan mempelajari tiga kriteria
yang diterima secara umum untuk pengakuan pendapatan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa definisi pendapatan?
1.2.2. Bagaimana pengakuan pendapatan?
1.2.3 Bagaimana pengukuran pendapatan?
1.2.4 Bagaimana tantangan bagi pembuat standar terkait dengan pendapatan?

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 1

Universitas Hasanuddin

1.2.5 Bagaimana isue untuk auditor terkait dengan pendapatan?

1.3. TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui definisi pendapatan
1.3.2 Untuk mengetahui pengakuan pendapatan
1.3.3 Untuk mengetahui pengukuran pendapatan
1.3.4 Untuk mengetahui tantangan bagi pembuat standar terkait dengan pendapatan
1.3.5 Untuk mengetahui isue untuk auditor terkait dengan pendapatan

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 2

Universitas Hasanuddin

BAB II
PEMBAHASAN
Pendapatan
Pendapatan adalah elemen kunci dalam laporan keuangan dan cukup penting untuk
penyusunan dan penggunaan laporan keuangan. Pelaporan pendapatan mencerminkan operasi
masa lalu perusahaan dan digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan. Meskipun
penentuan pendapatan merupakan bagian penting dari pengukuran kinerja, pengukurannya tidak
selalu mudah, karena banyak model bisnis yang berbeda yang ada. Dalam makalah ini kita akan
mempertimbangkan

sifat

pendapatan

dengan

memahami

defenisi,

pengakuan

dan

pengukurannya. Kita akan mendiskusikan isu-isu detil berkaitan dengan pengakuan pendapatan,
dengan latar belakang historis dan mempelajari tiga kriteria yang diterima secara umum untuk
pengakuan pendapatan.
2. 1. DEFINISI PENDAPATAN
Pendapatan adalah elemen kunci akuntansi dan mendasar dari pelaporan aktivitas suatu
perusahaan, jadi defenisinya sangatlah penting. Kita tahu pendapatan menaikkan nilai bruto dari
aset dan modal. Dan kenaikan akhirnya berhubungan dengan kas. Untuk operasi utama dari
bisnis, arus masuk kas terutama diciptakan oleh produksi dan penjualan output dari entitas. Oleh
karena itu kita dapat mengidentifikasi dua aliran utama berhubungan dengan operasi bisnis ini:
fisik dan arus moneter.
Arus fisik melibatkan peristiwa dalam memproduksi dan menjual output atau produk
perusahaan. Arus moneter mencakup peristiwa meningkatnya nilai dari perusahaan. Objek yang
berhubungan dengan aliran moneter adalah jumlah dolar aset yang diproduksi atau dijual. Paton
dan Littleton menyebut pendapatan sebagai produk dari perusahaan termasuk arus fisik dari
produksi output perusahaan. Mereka juga menambahkan bahwa pendapatan akhirnya mewakili
arus dana dari konsumen jadi termasuk arus moneter. Jadi kita simpulkan bahwa pendapatan
secara langsung berkaitan dengan peristiwa moneter dari peningkatan nilai perusahaan, yang
meningkatkan produksi atau penjualan dari output.

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 3

Universitas Hasanuddin

Pendapatan didefinisikan dalam 1AS 18/AASB 118 revenue, paragraf 7, yakni:


Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
Dalam rerangka IASB pendapatan (revenue) adalah bagian dari penghasilan (income):
Pendapatan adalah meningkatnya manfaat ekonomi Selama periode akuntansi
dalam bentuk arus masuk atau peningkatan dari asset atau pengurangan dari kewajiban
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal.
Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue)

dan laba.

Pendapatan timbul dari aktivitas normal perusahaan termasuk penjualan, biaya, bunga,
dividen, royalti dan sewa. Di Amerika Serikat, FASB mendefinisikan pendapatan sebagai
berikut:
Pendapatan adalah arus masuk atau tambahan lain dari aset entitas atau pelunasan
dari kewajibannya (atau kombinasi keduanya) selama periode dari penyerahan atau
produksi barang, memberikan jasa, atau kegiatan lainnya yang dilakukan oleh
operasi/aktivitas pusat atau utama yang sedang berlangsung dari entitas.
Definisi IASB konsisten dengan definisi FASB tentang pendapatan dan berfokus pada
arus masuk atau tambahan lain dari aset entitas oleh operasi/aktivitas pusat atau utama yang
sedang berlangsung dari entitas. Aset diterima atau ditingkatkan dengan penghasilan mencakup
kas, piutang dan barang dan jasa yang diterima dalam pertukaran barang dan jasa yang
disediakan (Framework, paragraf 77). definisi pendapatan mencakup juga hasil dari penyelesaian
kewajiban.
Berbeda dengan pendekatan 1ASB, FASB membuat sebuah perbedaan antara pendapatan
dan laba, meskipun keduanya dimasukkan dalam laporan laba. Laba adalah kenaikan aset bersih
dari transaksi perifer atau insidentil dan dari peristiwa lainnya yang mungkin sebagian besar di
luar kendali perusahaan. Pendapatan berhubungan dengan operasi utama atau sentral yang
sedang berlangsung. Namun, Martin menyarankan bahwa tidak ada alasan bahwa pendapatan

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 4

Universitas Hasanuddin

dan keuntungan seharusnya tidak mengikuti aturan yang sama dalam pengakuan dan
pengukurannya. Pada dasarnya, keduanya mewakili peningkatan dalam asset bersih dan oleh
karena itu harus diperlakukan dengan cara yang sama.
Sementara itu, Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu
sebagai berikut:

Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai

inflow of net asset.


Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa
serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai outflow of good and services.

Pandangan Perilaku terhadap Pendapatan


Perlu diketahui, pendapatan merupakan peningkatan total nilai dari aset (atau penurunan
nilai kewajiban) dan modal selain dari tambahan infestasi dari pemilik. Peningkatan ini biasanya
terjadi karena perusahaan melakukan aktivitas tertentu; dengan kata lain, terdapat kinerja dari
perusahaan. Pendapatan umumnya diperoleh dikarenakan entitas melakukan sesuatu untuk
mewujudkannya.
Penerimaan bukan sekedar sejumlah uang. Sebagaimana Paton dan Littleton tetapkan,
pendapatan menujukkan prestasi/pencapaian dari perusahaan. Yaitu merupakan ukuran kinerja
kotor entitas sebagai penciptaan laba bisnis. Ketika beban dipandang sebagai 'usaha' dari
perusahaan, maka pencocokan pendapatan dan beban yang menghasilkan laba merupakan
'pencapaian bersih' dari perusahaan. Ini adalah pandangan perilaku pendapatan, beban dan laba.

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 5

Universitas Hasanuddin

Dalam nada yang sama, Bedford menekankan pandangan operasional pendapatan dan
laba, di mana, laba didefinisikan dalam hal operasi tertentu yang dilakukan oleh entitas, bukan
hanya merupakan hasil dari penerapan metode akuntansi. Laba muncul hanya pada aktifitas yang
dirancang oleh operasi bisnis. Dengan demikian, peningkatan dan penurunan nilai tertentu
dikecualikan. Seperti mereka yang berasal dari transaksi obligasi pemerintah, hadiah dan
kontribusi, karena tidak dianggap sebagai aktifitas yang menghasilkan laba bisnis. Operasi bisnis
umum yang ditetapkan oleh Bedford adalah:

Akuisisi sumber daya uang


Akuisisi layanan
Penggunaan layanan
Rekombinasi dari perolehan layanan
Disposisi layanan
Distribusi sumber daya uang

2. 2 PENGAKUAN PENDAPATAN
Perspektif Sejarah
Selama abad kesembilan belas, penghasilan (laba) untuk bisnis ditentukan dengan dasar
suatu peningkatan terhadap kekayaan bersih. Pengakuan yang dikenal sekarang atau prinsip
realisasi tidak selalu merupakan bagian dari praktek standar akuntansi. Sebagaimana Mei
katakan:
Sebuah tinjauan akuntansi, hukum, dan Ekonomi menyarankan bahwa realisasi postulat
tidak diterima sebelum Perang Dunia Pertama. Pada tahun 1913. Semua otoritas terkemuka
di bidang ini di Inggris dan Amerika Tampaknya setuju pada Peningkatan Terhadap
Kekayaan Bersih sebagai konsep penghasilan.
Meningkatnya konsep kekayaan bersih dari penghasilan secara bertahap digantikan oleh
gagasan bahwa penghasilan harus 'terealisasi'. Hal ini timbul karena perubahan penggunaan aset
tidak lancar khusus oleh perusahaan menjadi signifikan pada periode antara Perang Dunia I dan
1930-an menentukan nilai aset khusus ini sulit, membuat perhitungan dari perubahan nilai aset
lebih sulit untuk dipastikan.
Kriteria Pengakuan Pendapatan

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 6

Universitas Hasanuddin

Peristiwa tersebut membuat akuntan menyadari perlunya bukti obyektif yang cukup
untuk mendukung setiap perubahan nilai jika itu harus dicatat sebagai pendapatan.
Pertanyaannya adalah: Pada poin mana penerimaan (revenue) dapat dicatat sebagai pendapatan
(earned) selama proses penerimaan (earning) karena tidak ada bukti yang cukup?
Pengakuan pendapatan dapat terjadi pada beberapa tahapan dalam operasi perusahaan
atau siklus pendapatan, digambarkan dalam gambar 09.2. Hal ini diuraikan oleh Coombes dan
Martin sebagai berikut:
Pendapatan yang telah diakui di beberapa poin dalam siklus pendapatan, misalnya:
1)
2)
3)
4)

pada poin 5 dalam industri bangunan untuk kontrak konstruksi jangka panjang
pada poin 7 di mana itu adalah tanggung jawab pembeli untuk mengumpulkan barang
Pada poin 8 dalam banyak kasus
pada poin 9 dengan beberapa praktek professional dan untuk kredit angsuran penjualan

9 receipt of cash 1 devising an idea

8 delifery of goods to costomers

7 receipt of orders after completing production

2 making purchases

3 receip of orders before commencing production

4 commencing production
6 completion of production
5 progressively throughout production

Gambar 09.2 Siklus Operasi


Kita perlu merumuskan kriteria untuk membantu kita memutuskan bukti apa yang cukup
obyektif-yaitu kita perlu mengetahui jenis bukti yang kita perlukan sebelum kita memiliki
keyakinan terhadap suatu pendapatan atau laba tertentu. Selama bertahun-tahun, berdasarkan
kebutuhan akan bukti obyektif, tiga kriteria telah dikembangkan untuk memastikan apakah

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 7

Universitas Hasanuddin

pendapatan atau laba harus diakui, kriteria pengakuan

didasarkan pada kerelevanan dan

kehandalan informasi akuntansi. Tiga kriteria tersebut adalah:


Terukurnya nilai aset
Pendapatan dapat dipandang sebagai arus kas masuk yang meningkatkan nilai dari total
asset perusahaan, bersamaan dengan peningkatan ekuitas. Kriteria ini adalah masuk akal dalam
pengakuan pendapatan. Jika tidak terdapat arus masuk dari nilai asset yang dapat secara objektif
ditentukan, pendapatan tidak dapat dihitung secara obyektif. Manfaat dari pengukuran nilai wajar
dalam standar seperti IAS 39/AASB 139 financial instrument: recognition and measurement,
IAS 40/AASB 140 investment property IAS 41/AASB141 agriculture juga berfokus pada
peningkatan aset, tanpa arus masuk aktual atau fisik dari asset. Dalam kasus tersebut, masalah
utama adalah masih objektivitas. Kebutuhan akan pengukuran reliable dan verifiable
menyebabkan penggunaan pendekatan konservatis dalam menilai asset.
Haruskah asset likuid?
FASB menyatakan bahwa pendapatan dan laba umumnya tidak diakui sampai terealisai
atau dapat terealisasi. sudut pandang ini didukung oleh AARF dalam Teori Monoghraph no 3.
Istilah terealisasi berarti bahwa aset yang diterima adalah tunai atau klaim menjadi tunai dan
'dapat terealisasi berarti aset yang diterima dengan segera dapat dikonfersi untuk mengetahui
jumlah tunai atau klaim menjadi tunai.
Kolektibilitas
Sebuah aspek dari kriteria terukurnya adalah apakah kolektibilitas dari kas cukup
terjamin. Terukurnya nilai aset berkaitan dengan kolektibilitasnya. Kolektibilitas berkaitan
dengan judgement, biasanya didasarkan pada pengalaman sebelumnya perusahaan. Semakin
panjang periode penagihan, semakin tidak pasti semua uang dapat terkumpulkan.

Adanya Transaksi
Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan kesediaan
untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan, transaksi ini tentu merupakan

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 8

Universitas Hasanuddin

bukti obyektif dari peningkatan nilai perusahaan. Pihak luar memberikan bukti yang menguatkan
nilai output. Saat ini, kecuali dalam kasus tertentu, perusahaan harus terlibat langsung dalam
transaksi. Perhatikan bahwa jika kita bersikeras menjadi pihak perusahaan untuk transaksi
sebelum pendapatan tersebut dapat diakui, maka biaya historis menjadi dasar yang paling
mungkin untuk penilaian aset. Hal ini tidak mengherankan, karena itu, untuk menemukan bahwa
kritik kriteria ini cenderung menjadi pendukung current cost dan exit price accunting Mereka
berpendapat bahwa, perusahaan tidak perlu menjadi terlibat dengan transaksi tersebut, namun
suatu transaksi pasar secara umum sudah cukup. Jika ini diperbolehkan, maka aset tersebut dapat
direvaluasi dan laba dicatat sebelum penjualan.
Penyelesaian substansial dari proses penerimaan
Kriteria ini, tidak secara eksplisit dinyatakan dalam rerangka, berfokus pada pengertian
bahwa pendapatan tidak dihasilkan (diperoleh) sampai perusahaan telah melakukan sebagian
besar kegiatan yang perusahaan memperoleh pendapatan. Untuk kriteria ini dapat diterapkan,
pendapatan tidak dianggap telah diperoleh sampai perusahaan telah melakukan sesuatu. Sebagai
contoh, penandatanganan kontrak di kebanyakan kasus tidak menciptakan pendapatan karena
tidak ada kinerja yang dilakukan oleh penjual.
Ketika sebagian besar operasi yang merupakan proses penerimaan telah dilakukan oleh
perusahaan, maka biaya yang terkait dengan operasi-operasi juga dapat ditentukan. Biaya total
dapat dipastikan dengan sedikit ketidakpastian, karena apapun masa depan yang mungkin terjadi
dapat dengan mudah diperkirakan.
Myers menganggap masalah penyelesaian pendapatan ini dengan menganjurkan suatu
criteria critical event: laba diperoleh pada saat pengambilan keputusan yang paling kritis atau
melakukan tugas yang paling sulit dalam suatu siklus transaksi lengkap.
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan yang bisa
meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada saat realisasinya atau
sepanjang tahap (siklus) operasi.
I

Sementara itu ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 9

Universitas Hasanuddin

Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pasa saat tanggal penjualan, biasanya

merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.


Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut

telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.


Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain, seperti pendapatan bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya

waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.


Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap
atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat

diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari
kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui
tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam
laporan keuangan ketika:

Pendapatan dihasilkan, dan


Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat

diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan waktu
dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue
Realization) Eldon S Hendriksen mengutip pernyataan American Accounting Association
Committee on Concept and Standard External Reporting mengenai realisasi ini yaitu: Realisasi
bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman
memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu
apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai
saat, yaitu :

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 10

Universitas Hasanuddin

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP memperbolehkan dua
metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:
Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode kontrak selesai (completed contract method)

Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi


Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam
kriteria;
Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
Biaya pemasaran yang tidak besar,
Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi
tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat
diestimasi.

Pengakuan pandapatan pada saat penjualan


Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang
paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah
menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi.
Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa
keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk
dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.

Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas


Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan.
Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva
bersih perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai
dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya secara angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek.
Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari
konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat
dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka
panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan maka

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 11

Universitas Hasanuddin

terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu
periode atas dasar penerimaan uang.

2. 3. PENGUKURAN PENDAPATAN
Tiga kriteria untuk pengakuan pendapatan dibahas di atas telah dipertimbangkan oleh
pembuat standar dalam menentukan pedoman yang memadai. Rerangka, paragraf 83.
menyediakan dua kriteria pengakuan pendapatan:

Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset

tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan


Item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan.

Dengan demikian, Rerangka menyediakan beberapa panduan dalam kaitannya dengan


pengakuan tetapi tidak mencakup pengukuran. IAS 18/AASB 118 revenue lebih spesifik. yang
menyatakan pendapatan akan diukur pada nilai wajar dari pertimbangan diterima atau piutang
(paragraf 9). Lebih jauh, memberikan aturan khusus untuk pengakuan dari berbagai jenis
pendapatan, yaitu (a) penjualan barang, (b) jasa dan (c) bunga, royalti dan dividen.
Penjualan Barang
Dari perspektif teoritis, penjualan paling memenuhi ketiga kriteria umum pengakuan
(terukurnya nilai aset, adanya suatu transaksi, dan penyelesaian proses penerimaan) tercantum
dalam bagian sebelumnya. Oleh karena itu, penjualan pada proses penerimaan dipilih karena
umumnya waktu yang paling tepat untuk mengakui dan mencatat pendapatan karena memenuhi
kriteria untuk pengakuan. Pada saat penjualan, sebuah transaksi dilakukan, penjual menerima
aset terukur, dan proses penerimaan secara substansial telah selesai.
Penjelasan penjualan
Apa itu penjualan? Bagaimana kita tahu bahwa penjualan telah terjadi? Menggunakan
hukum sebagai panduan, yang biasanya disebut sebagai penjualan adalah bahwa barang telah
diserahkan oleh penjual ke pelanggan, atau jasa telah diserahkan. Seperti yang dinyatakan oleh
Marlin:

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 12

Universitas Hasanuddin

Bukti pasti dari suatu pendapatan sering terdiri dari suatu transaksi penjualan eksternal,
sehingga biasanya pendapatan tidak bisa diakui sebelum penjualan.
Dalam beberapa kasus, penjual bisa melakukan pengiriman bukan dengan memindahkan
barang tetapi dengan pengiriman dokumen kepemilikan (title). Dalam kebanyakan kasus, hak
atas barang tidak lolos ke pelanggan karena aturan hukum dari suatu penjualan mencakup
transfer kepemilikan. Tetapi penekanan harus ditempatkan pada substansi ekonomi dari transaksi
bukan pada rincian hukum teknis. Disahkannya kepemilikan merupakan salah satu aspek untuk
mempertimbangkan dan menentukan apakah penjualan telah dibuat (IAS 18/AASB 118, paragraf
15), tetapi hal tersebut tidak harus ditekankan sebagai pertimbangan utama, setidaknya dari sudut
pandang akuntansi.
Pengecualian untuk dasar penjualan
Terdapat situasi dimana pendapatan diperbolehkan atau harus dicatat selain pada waktu
penjualan. Ada tiga pengecualian terhadap prinsip pengakuan penjualan. yaitu:

pendapatan yang diakui selama produksi


pendapatan yang diakui pada akhir produksi
Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjualan dibuat.
Karena kebutuhan untuk prinsip pengakuan didasarkan pada permintaan untuk tujuan

pembuktian, pengecualian berkaitan dengan ketidak cukupan bukti sebelum penjualan atau pada
saat penjualan. Pengecualian terhadap aturan umum berkaitan dengan dasar penjualan yang
dapat atau harus digunakan hanya di bawah kondisi tersebut diatas..
Pemberian Jasa
IAS 18/AASB II8 paragraf 20 mensyaratkan bahwa pendapatan sehubungan dengan
pemberian jasa harus diakui dengan mengacu pada tahap penyelesaian transaksi pada tanggal
pelaporan. Dengan demikian, pendapatan diakui pada periode dimana jasa diberikan.
Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi berguna tentang kegiatan
jasa/pelayanan dan kinerja perusahaan pada periode, yang tidak tersedia jika pemberian jasa
diminta sebelum pendapatan diakui. Paragraf 23 menyatakan bahwa suatu entitas umumnya
mampu membuat estimasi yang handal, memungkinkan pengakuan pendapatan, ketika telah
menyetujui hal-hal berikut dengan pihak lain:

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 13

Universitas Hasanuddin

a. masing-masing pihak menyepakati hak berkenaan dengan penyediaan dan penerimaan


jasa oleh para pihak
b. pertimbangan yang akan dipertukarkan; dan
c. cara dan syarat penyelesaian.
Bunga, Royalti Dan Dividen.
Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima, memenuhi semua kriteria
pengakuan umum. Namun, untuk beberapa item,waktu lampau menunjukkan pendapatan telah
diterima. Karena itu, pendapatan yang masih harus dibayar dicatat, meskipun tidak ada transaksi
eksternal. Contohnya adalah pendapatan bunga diakui pada akhir periode akuntansi. IAS
18/AASB 118 paragraf 30 menyatakan bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga
efektif; royalti harus diakui sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan, dan dividen harus
diakui pada saat pemegang saham telah memiliki hak untuk menerima pembayaran.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaitu pengukuran
pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut
dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran
pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur
denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi
jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:

Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu

perlu disesuaikan untuk menghitung kas bersih yang sebenarnya.


Untuk transaksi bukan dengan kas apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap
sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah
nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 14

Universitas Hasanuddin

diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang
yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:

Cash Equivalent: Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi
pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan

penjualan benar-benar terjadi.


Nilai setara kas: Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada

masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
Harga dibawah harga pasar: Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah

harga semula.
Harga pasar: Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya

penjualan, dan biaya penyerahan produk.


Harga kesepakatan: Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari
setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

2. 4. TANTANGAN BAGI STANDARD SETTERS


IASB/ dan FASB telah menekankan proyek bersama (joint project) dalam kaitannya
dengan pengakuan dan pengukuran pendapatan karena transaksi pendapatan tidak tersedia
dengan baik oleh panduan literatur yang ada. Selain itu, transaksi menjadi lebih kompleks,
misalnya. mereka dapat menggabungkan barang, jasa dan transaksi keuangan. Standard setters
telah menyatakan bahwa terdapat ketidakkonsistenan antara rerangka IASB dan beberapa
standar. Misalnya kriteria pengakuan dalam rerangka, dalam IAS 18 mungkin terjadi deferred
asset and liabilities (aset dan kewajiban tangguhan) yang tidak sejalan dengan defenisi asset dan
liabilitas dalam rerangka.
Selanjutnya, standar tidak menangani dengan baik dengan transaksi yang melibatkan
komponen (penyusunan multi elemen pendapatan). Misalnya, 'bundling' dari produk pokok
dengan tambahan produk dan jasa yang sedang berlangsung, seperti yang terjadi di sektor
teknologi, membuat pengakuan pendapatan menjadi rumit.

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 15

Universitas Hasanuddin

FASB dan IASB telah melakukan sebuah proyek untuk mengembangkan seperangkat
prinsip untuk pengakuan pendapatan yang akan menghilangkan ketidakkonsistenan dalam
literatur yang ada dan praktek-praktek yang berlaku. Proyek ini menangani isu-isu kunci yang
mendasari konseptual pelaporan keuangan, termasuk perbedaan antara kewajiban dan ekuitas,
pengakuan liabilitas (termasuk pedoman yang berkaitan dengan kriteria definisi dan pengakuan).
Dan prinsip umum untuk pengakuan pendapatan.
FASB dan IASB telah mengajukan prinsip-prinsip dasar berikut ini untuk pengakuan dan
pengukuran pendapatan:

Sebuah pelaporan entitas harus mengakui pendapatan dalam periode akuntansi di mana
mereka muncul dan mengukur mereka sebesar nilai wajarnya pada tanggal tersebut jika

dapat menentukan keterjadian dan pengukurannya dengan keandalan yang cukup.


Pelaporan entitas harus mengukur pendapatan yang timbul dari peningkatan aset atau
penurunan kewajiban (atau kombinasi darikeduanya) pada nilai wajar.
Prinsip-prinsip ini merupakan kelanjutan dari panduan sebelumnya. Namun, mencakup

penekanan perubahan di beberapa area, yang dapat menyebabkan perubahan dalam praktek
akuntansi. Sebagai contoh:

Pendapatan diakui dalam periode yang timbul. Terdapat penekanan pada waktu

pengakuan pendapatan, bukan pada realisasi pendapatan


Pendapatan muncul dari peningkatan aset atau penurunan kewajiban. Pendapatan dapat
merupakan hasil dari perubahan nilai aset yang terjadi dalam siklus produksi dan dari
kepemilikan aset (yaitu, dari pengukuran kembali). Kedua unsur pendapatan termasuk

dalam pengukuran pendapatan komprehensif.


Pengakuan dan pengukuran pendapatan mencerminkan nilai wajar. Pendekatan nilai
wajar telah diadopsi sebagai prinsip kerja, tetapi ini akan terpengaruh di masa depan
dengan keputusan dalam proyek pengukuran. Pendekatan nilai wajar kontroversial dan
tidak memiliki dukungan bulat dari pengatur standar. Sebagai contoh, Pengaturan Standar
Akuntansi Dewan Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang penggunaan nilai wajar

dan meminta agar itu dihentikan.


Pengukuran harus dapat diandalkan. Hal ini konsisten dengan karakteristik kualitatif
informasi keuangan termasuk dalam Rerangka.

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 16

Universitas Hasanuddin

Lebih lanjut, IASB untuk sementara setuju bahwa dua kriteria yang harus dipenuhi untuk
mengakui pendapatan. yaitu:

kriteria unsur, yang membutuhkan perubahan aset atau kewajiban untuk memiliki
occurred, yaitu (1) semua peningkatan aset telah terjadi sehingga meningkatkan ekuitas,
tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik, dan (2) penurunan kewajiban telah terjadi

sehingga meningkatkan ekuitas, tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik.


kriteria pengukuran, yang mengharuskan perubahan aset atau kewajiban dapat diukur
dengan tepat, yaitu (1) aset atau kewajiban diukur dengan menggunakan atribut yang
relevan, dan (2) peningkatan aset atau penurunan kewajiban dapat diukur dengan
keandalan cukup.

Pengukuran Nilai Wajar


Munculnya aset dengan karakteristik yang berbeda (seperti instrumen keuangan) dan
penggunaan yang lebih besar terhadap pengukuran nilai wajar dalam standar tertentu seperti IAS
39/AASB 139 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, IAS 140 40/AASB Properti
Investasi dan IAS 41/AASB 141 agriculture telah menghasilkan bunga yang cukup besar dalam
pengakuan pendapatan dan isu-isu terkait tentang kapan dan bagaimana perubahan nilai aset dan
kewajiban harus diakui dan diukur. Dalam suatu model pengukuran atribut campuran, semua
item di ukur dengan nilai wajar pada saat akuisisi.
Penyajian statemen keuangan
IASB memiliki proyek bersama dengan FASB dengan kaitannya dengan penyediaan
statemen keuangan. Proyek ini relevan terhadap diskusi pengakuan pendapatan berkenaan
dengan bagaimana unsur pendapatan akan dilaporkan dalam statement keuangan. Proyek
tersebut menekankan standar penyajian informasi dalam statement keuangan yang kemudian
akan bermanfaat untuk menilai kinerja dan posisi dari entitas. Proyek juga mencakup berkaitan
dengan penyajian statement keuangan dari setiap perubahan pengakuan asset dan liabilitas dari
transaksi atau peristiwa lain, kecuali berkenaan dengan transaksi dengan pemilik.
Dalam kaitannya dengan penyajian statement keuangan dewan telah mencapai kesimpulan
tentatif berikut:

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 17

Universitas Hasanuddin

In-all inclusive, single income statement. Ini adalah perubahan dari praktik sebelumnya
dimana laporan laba rugi berbentuk multiple telah disajikan. Setiap perubahan asset dan
liabilitas akan ditunjukkan dalam statement keuangan. Sementara di masa lampau hanya

beberapa item yang dimasukkan dalam laporan laba rugi


Realisation is not the basis for inclusion of items. Tujuan dari laporan laba rugi adalah
untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputuan. Faktanya

item tidak terealisasi tidak akan dikecualikan dari cakupan statement keuangan.
Separate disclosure of performance and remeasurement laporan laba rugi akan
membedakan antaraarus pendapatan dan penyesuaian penilaian. Perubahan dalam nilai
wajarakan menyebabkan perubahan: kinerja selama periode, perubahan kondisi ekonomi,
atau perubahan dalam ekspektasi pasar.

2.5. ISU BAGI AUDITOR

Penyajian pendapatan yang berlebihan yang pada umumnya dilakukan oleh manajemen
untuk mengelabui pengguna statemen keuangan. Ini mungkin terjadi ketika kompensasi
manajemen didasarkan peda bonus terhadap target-target pendapatan tertentu. Manajer yang
memiliki tingkat profit yang tidak realistik akan berusaha melakukan earning management. The
Public Company Accounting Oversight Board atau PCAOB telah mencatat berbagai kegagalan
auditor dalam mendeteksi kesalahan pelaporan pendapatan. Auditor perlu untuk lebih sensitif
terhadap resiko dari klien terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan dan harus
mengumpulkan bukti-bukti untuk mendukung opini mereka bahwa pendapatan tidak
disalahsajikan.

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 18

Universitas Hasanuddin

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN:
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Ada jugapendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat
dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan
bahwa pendapatan diakui pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas
kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah
kas atau klaim atas kas yang diketahui.Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah
menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang
diberikan pendapatan.Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
menghasilkan laba yang optimal sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat tercapai.
Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 19

Universitas Hasanuddin

DAFTAR PUSTAKA
Godfrey Jayne, et al. 2010. Accounting Theory, Sevent Edition. John Wiley Sons.
Australian Ltd.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

Makalah Teori Akuntansi (BAB 9 PENDAPATAN) | 20

Anda mungkin juga menyukai