Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KANKER REKTUM
Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Medical
OLEH:
DWI ASTUTI
115070201111014
Kanker rekti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau maligna
2006).
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus
besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum
anus). Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker
yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan
lainnya) (Carpernito, 2000).
B ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko
telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga,
riwayat penyakit usus, diet tinggi lemak protein serta rendah serat (Antony W.
2006).
-
lebih besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
Faktor gaya hidup: pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan
dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia
lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis
D PATOFISIOLOGI (terlampir)
E PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test FOBT):
Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat
mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini
hanya mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber
darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid), juga bisa menyebabkan
-
2007).
Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema): Prosedur
ini mencakup pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium)
untuk
meningkatkan
kualitas
gambar
sinar
X.
Dengan
demikian,
menjadi
bagian
KLASIFIKASI
Kanker colorectal dibagi berdasarkan stadium berikut: (Ana C, 2007)
1
rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0.
Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor
belum tumbuh menembus dinding.
Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding
kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya,
atau paru-paru.
Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh
kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini
dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang
lain.
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
G PENATALAKSANAAN
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa adalah
terapi standar dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. Tiga terapi
standar untuk kanker rektal yang digunakan antara lain ialah :
1
Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama
untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam
stadium III juga dilakukan pembedahan. Meskipun begitu, karena kemajuan
ilmu dalam metode penentuan stadium kanker, banyak pasien kanker rektal
dilakukan pre-surgical treatment dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan
kemoterapi
sebelum
chemotherapy,
dan
pembedahan
pada
kanker
dikenal
rektal,
sebagai
neoadjuvant
neoadjuvant
chemotherapy
digunakan terutama pada stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang hanya
dilakukan pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah
diangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan kemoterapi
atau radiasi setelah pembedahan untuk membunuh sel kanker yang
tertinggal.
(Agatha, 2006)
Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor
dapat dihilangkan tanpa tanpa melakukan pembedahan lewat abdomen.
Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip, operasinya dinamakan
polypectomy.
Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu dilakukan
anastomosis. Jiga dilakukan pengambilan limfonodi disekitan rektum
lalu diidentifikasi apakah limfonodi tersebut juga mengandung sel
kanker.
Gambar Reseksi dan Anastomosis
Radiasi
Sebagai mana telah disebutkan, untuk banyak kasus stadium II dan III
lanjut, radiasi dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum dilakukan
pembedahan. Peran lain radioterapi adalah sebagai terapi tambahan untuk
pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat melaui
pembedahan, dan untuk penanganan kasus metastasis jauh tertentu.
Terutama ketika digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi, radiasi
yang digunakan setelah pembedahan menunjukkan telah menurunkan resiko
kekambuhan lokal di pelvis sebesar 46% dan angka kematian sebesar 29%.
Pada penanganan metastasis jauh, radiasi telah berguna mengurangi efek
lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak. Radioterapi umumnya
digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang memiliki tumor lokal yang
unresectable (Alba, 2008)
Kemoterapi
Adjuvant chemotherapy, (menengani pasien yang tidak terbukti memiliki
penyakit
residual
tapi
beresiko
tinggi
mengalami
kekambuhan),
H KOMPLIKASI
- Obstruksi usus
Obstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari usus yang
-
A.
PENGKAJIAN
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) hal-hal yang perlu dikaji adalah:
1
Aktivitas/istirahat:
Gejala:
Kelemahan, kelelahan/keletihan
Sirkulasi:
Gejala:
Tanda:
Gejala:
religius/spiritual)
Masalah
terhadap
perubahan
penampilan
(alopesia,
lesi
cacat,
pembedahan)
Tanda:
Eliminasi:
Gejala:
Tanda:
Makanan/cairan:
Gejala:
Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat
aditif dan bahan pengawet)
toleransi makanan
Tanda:
Gejala:
Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung
proses penyakit
Keamanan:
Gejala:
Tanda:
Interaksi sosial
Gejala:
Penyuluhan/pembelajaran:
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial lumen
usus sekunder terhadap proses keganasan usus.
Ditandai dengan:
Nyeri/kram abdomen
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien,
status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
Ditandai dengan:
1)
Koping individu tak efektif b/d intensitas dan pengulangan stesor melampaui
ambang adaptif (penyakit kronis, ancaman kematian, kerentanan individu, nyeri
hebat, sistem pendukung tak adekuat)
Ditandai dengan:
C.
Rasional
tanda
sehingga
perlu
diantisipasi
Tingkatkan/pertahankan
asupan
Ajarkan
tentang
minuman
yang
memperburuk/
makanan- 2
dapat
Mencegah
timbulnya
maslah
kekurangan cairan.
mencetus-kan
3
diare.
volume
dan
karakteristik feses.
5
Observasi
demam,
takikardia,
serum,
ansietas
dan
kelesuan.
6
Kolaborasi
pemberian
obat-
dan
peritonitis
yang
Antibiotika
menghambat
untuk
membunuh/
pertumbuhan
agen
peristaltik
menurunkan
sekresi
kortikosteroid
untuk
usus
dan
digestif,
menurunkan
proses inflamasi.
DX Kep 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan
usus.
Intervensi
1 Pertahankan tirah baring selama
Rasional
1 Menurunkan
kebutuhan
metabolik
Bantu
perawatan
kebersihan
Meningkatkan
kenyamanan
dan
selera makan.
3
yang
sesuai
Kolaborasi
pemberian
obat-
nutrisi parenteral.
malbasorbsi.
Pemberian
peroral
dihentikan
sementara
mungkin
untuk
Rasional
masalah
yang
sesuai
tepat
program
terapi
dan
dengan
pengalamannya.
Mobilisasi
orang
lain
dukungan
(keluarga,
emosional
teman,
dari
tokoh
Dukungan
meningkatkan
dapat
spirit
membantu
klien
untuk
Terapi
psikiatri
mungkin
diperlukan
terhadap penyakitnya.
4
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2006. Cancer Facts and Figures. Atlanta: American Cancer
Society Inc.
Antony W. 2006. A Patients Guide to Rectal Cancer. Anderson Cancer Center, University of
Texas.
2006.
Rectal
Cancer
Overview,
Screening,
Diagnosis
&
Staging.
September 2015)
Mansjoer A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Ed: 3. Jakarta: Penerbit Buku Media
Aesculapius.
PATOFISIOLOGI
Proses peradangan
pada kolon & rectum
Diet rendah
serat
Diet tinggi
lemak
Faktor
keluarga/gen
Terapi medis
Gangguan
body image
Kolostomi
Organ terdekat
(lambun, organ repro)
Koping
individu tidak
efektif
Sal limfatik/
hematogen
Insisi bedah
Resiko infeksi
Terputusnya jaringan
perangsangan
pada lambung
Kembung, nausea,
vomitus
Nafsu makan
Gg Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Obstruksi
Peningkatan
perdarahan
Tenesmi
Resiko gangguan
keseimbangan cairan
Anemia
Nyeri akut
Gangguan
pola defekasi
Suplai O2 ke jaringan
- Nyeri akut
- Kerusakan
integritas kulit
- Resiko infeksi
Suplai O2
Kelemahan
Intoleransi aktivitas