Oleh :
Dian Bangkit Soekarno
Agung Hendra Kusuma
mendefinisikan
FASB memusatkan pada kas yang diterima pada saat penjualan atau
sesudahnya, jika itu penjualan kredit, dan mendefinisikan pendapatan dalam
pengertian arus masuk (inflow) aktiva ke dalam perusahaan sebagai hasil
penjualan barang dan jasa. Dalam kata-kata mereka:
Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada aktiva
suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya (atau
kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang,
pemberian jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama
atau pusat dari satuan usaha yang berkesinambungan.
APB Statement No 4 mendefinisikan pendapatan sebagai :
Kenaikan bruto dalam aktiva atau penurunan bruto dalam kewajiban
yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang dihasilkan dari jenis-jenis kegiatan yang mencari laba
itu...dari suatau perusahaan yang dapat mengubah ekuitas pemilik.
Sekarang
benar
bahwa
akun
pendapatan
(revenue
account)
mempunyai saldo kredit dan ditutup pada akhir periode akuntansi ke laba
ditahan melalui akun ikhtisar (summary account) pendapatan dan beban.
Karena itu, pendapatan tidak mempunyai pengaruh pada kenaikan ekuitas
pemegang saham. Akan tetapi, yang dilakukan pendekatan ini adalah
menghubungkan pendapatan ke pembukuan berpasangan.
Hendriksen mendefinisikan pendapatan sebagai :
1. Konsep produk lebih unggul dibanding konsep arus keluar, dan konsep
arus keluar lebih unggul dari konsep arus masuk;
2. Konsep produk bersifat netral dalam hubungannya baik dengan waktu
maupun dengan pengukuran; konsep arus masuk, seperti yang umumnya
dinyatakan; mengabaikan kedunya.
Menurut Jaka Isgiyarta (2009), pendapatan adalah arus masuk atau
kenaikan aktiva yang diperoleh dari aktivitas usaha utama selama satu periode.
Sedangkan Keuntungan adalah arus masuk atau kenaikan aktiva yang berasal
dari aktivitas selain dari aktivitas utama, atau bukan dari penambahan dana baik
dari dana waktu terbatas maupun tidak terbatas.
yang
telah
menyerahkan
dana
dalam
waktu
yang
tdak
perusahaan akan mencakup laba dari kegiatan seperti penjualan tanah dan
harta lain sewaktu-waktu, termasuk kenaikan dalam ekuitas yang dihasilkan
dari sumbangan dan keuntungan lain yang tidak disangka-sangka.
Sebagian besar keuntungan akan tampak dalam laporan rugi laba
dan, karenanya meningkatkan laba. Hibah bagi perusahaan merupakan
pengecualian. Itu bisa diklasifikasikan baik sebagai modal atau pun
pendapatan, bergantung dari maksud si pemberi, keadaan yang sekitar hibah
itu, dan definisi seseorang akan pendapatan. Dalam beberapa kasus, maksud
dari hibah itu mungkin untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, seperti
dalam kasus pembayaran penghargaan, atau pembayaran tambahan untuk
menunjukkan penghargaan untuk jasa khusus yang diterima.
secara bertahap sebagai bahan mentah yang dirakit dan diubah, bentuknya
atau diproses dengan memakai tenaga kerja dan peralatan modal. Pendapatan
harus diakui secara terus menerus sepanjang keseluruhan siklus produk.
(Accounting Research Studies) ARS 3 memberikan suatu peraturan
umum untuk pengakuan, yang menyatakan bahwa :
1. Pendapatan harus diidentifikasikan dengan periode selama saat itu
kegiatan ekonomi utama yang penting untuk penciptaan; dan
2. Disposisi barang dan jasa telah disesuaikan, asalkan pengukuran objektif
atas hasil-hasil kegiatan itu tersedia.
Dua kondisi ini, yaitu penyelesaian kegiatan ekonomi utama dan objektifitas
pengukuran , dipenuhi pada tahap kegiatan yang berbeda dalam kasus yang
berbeda, adakalanya selambat waktu penyerahan produk atau pelaksanaan
jasa, dalam kasus lain, pada titik waktu yang lebih awal.
Hendriksen secara umum sepakat dengan pandangan ini bahwa
pendapatan harus duakui dan dilaporkan ketika kegiatan ekonomi yang utama
diseesaikan apabila pengukurannya dapat diuji dan bebas dari bias.
Realisasi. Secara umum, realisasi merupakan pelaporan pendapatan apabila
suatu pertukaran atau arus keluar produk terjadi. Yaitu barang atau jasa harus
sudah ditransfer ke pelanggan atau klien, yang menaikkan baik penerimaan
kas atau pun klaim atas kas atau aktiva lain. Dalam pandangan ini, realisasi
tidak dapat terjadi dengan menyimpan aktiva atau sebagai akibat proses
produksi itu sendiri. Jadi pengertian realisasi secara umum berarti pelaporan
pendapatan saat disahkan oleh penjualan. Pelaporan pendapatan sebelum atau
setelah saat penjualan secara umum dipertimbangkan sebagai pengecualian
peraturan realisasi. Dapat direalisasi, berarti kemampuan mengubah klaim
menjadi kas. Jadi satu kondisi untuk pengakuan adalah bahwa produk telah
dijual secara tunai atau kredit.
Realisasi merupakan teknik akuntansi yang dijadikan dasar untuk
menandai pengakuan pendapatan sehingga pendapatan baru terbentuk setelah
produk selesai dikerjakan dan terealisasi melalui penjualan baik secara
langsung mauun melalui kontrak penjualan. Penerimaan kas atau
kesanggupan membayar dari pihak membeli merupakan proses realisasi
pendapatan. Oleh karena itu, proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua
kejadian berikut:
1. Adanya kepastian perubahan produk menjadi bentuk aktiva lain melalui
kegiatan penjualan yang sah
2. Diperolehnya aktiva lain sebagai pengesahan terhadap transaksi
penjualan tersebut.
Pengakuan keuntungan. Waktu pengakuaan keuntungan dan khususnya
keuntungan yang berasal dari kenaikan nilai aktiva, harus identik dengan
waktu pengakuan pendapatan. Akan tetapi, akuntan umumnya lebih condong
pada konsep realisasi. Yaitu, biasanya mereka tidak mengakui keuntungan
sampai suatu pertukaran atau penjualan terjadi. Sebagian besar akuntan
mesyaratkan bahwa suatu pecatatan dalam kenaikan nilai hampir tidak
mungkin sebelum pengakuan dibuat. Selain konservatif murni, akuntan
enggan mencatat kenaikan karena dua alasan :
1. Ketidakpastian dan sifat tidak kekal yang mungkin dari kenaikan nilai;
2. Kenyataan bahwa kenaikan nilai tidak meningkatkan sumberdaya likuid
yang dapat digunakan untuk pembayaran deviden.
Penekanan pada sumberdaya likuid atau arus kas bias relevan untuk
beberapa jenis keputusan, tetapi tidak untuk pengukuran dari sebagian besar
konsep laba. Untuk penentuan laba, pengukuran yang relatif pasti dan dapat
diuji adalah kriteria yang relevan
Ada suatu pergeseran dalam pendekatan tradisionaluntuk pengakuan
keuntungan.
Untuk
investasi
dalam
surat
berharga
yang
mudah
presentase
penyelesaian
yang
biasanya
digunakan
10
11
atau rugi bersih akhir tidak dapat ditentukan sampai semua penagihan
diterima. Oleh karena itu cicilan pertama dipertimbangkan sebagai
pengembalian dari biaya yang diinvestasikan dan laba dicatat hanya setelah
semua biaya elah dipulihkan. Setelah semua biaya dipulihkan, semua cicilan
selebihnya diperlakukan sebagai laba
Ikhtisar Pelaporan Pendapatan. Pencatatan pendapatan di dalam laporan
akuntansi harus berdasarkan kriteria berikut:
1.
2.
3.
4.
Saat Pelaporan
Selama produksi
Ktriteria
Penetapan
harga
perusahaan
berdasarkan
kontrak
atau
persyaratan usaha yang umum
ataupun harga pasar yang ada pada
berbagai tingkat produksi.
Contoh
Dasar Akrual (sewa,
bunga, komisi),
kontrak jangka
panjang,
pertumbuhan
Logam mulia; produk
pertanian; jasa
Sebagian besar
penjualan barang
dagangan.
13
Penjualan angsuran;
pertukaran aktiva
tetap tanpa nilai yang
ditetapkan secara
teruji.
yang
tidak
menguntungkan
dari
kegiatan
menghasilkan
Menurut Jaka Isgiyarta (2009), Definisi beban adalah arus keluar atau
memanfaatkan jasa aktiva yang digunakan untuk melakukan aktivitas usaha
utama entitas selama satu periode. Sedangkan kerugian adalah arus keluar atau
pemanfaatan jasa aktiva yang berasal dari aktivitas selain dari aktivitas utama,
atau bukan dari pengurangan dana baik dari dana waktu terbatas maupun tidak
terbatas.
Beban merupakan pengurangan kekayaan kerusahaan yang digunakan
untuk memperoleh pendapatan dari aktivitas operasional perusahaan selama satu
periode. Pengurangan kekayaan dapat bersifat langsung atau dari pengurangan
kemanfaatan dari kekayaan yang dimiliki perusahaan, Penggunaan aktiva tidak
lancar dalam proses produksi merupakan bentuk pengurangan kemanfaatan
aktiva.
Pengurangan kekayaan atau kemanfaatan kekayaan, seerti dalam
pendapatan dan kerugian, akan dikelompokkan dalam beban dan kerugian.
Beban merupakan pengurangan kekayaan atau kemanfaatan kekayaan untuk
aktivitas operasional perusahaan, sedangkan pengurangan kekayaan atau
kemanfaatan yang digunakan selain operasional dikelompokkan dalam kerugian.
Namun pengurangan selain operasioanal tidak termasuk pengurangan kekayaan
untuk tujuan bagi hasil, seperti bag hasil untuk dana waktu terbatas, bagi hasil
dana waktu tak terbatas, maupun kewajiban kontribusi kepada pemerintah.
Definisi beban dan kerugian antara akuntansi islam dan konvensional
berbeda. Dalam akuntansi konvensional definisi beban dan kerugian dipandang
sebagai pengurangan hak pemilik perusahaan, yaitu pengurangan ekuitas. Hal
ini jelas sekali dari pernyataan eksplisit arus keluar kekayaan atau penambahan
utang atau kombinasi keduanya dalam definisi beban dan ekuitas.
Dalam akuntansi islam, perusahaan sabagai entitas yang mandiri, bukan
representasu kepentingan pemilik, maka beban dan kerugian benar-benar yang
berkaitan dengan pengurangan kekayaan perusahaan, bukan pengurangan nilai
ekuitas. Seperti dalam pembahasan pendapatan dan keuntungan, konsep entitas
menjadi dasar pendefinisian beban dan kerugian.
1. Apa yang harus termasuk dalam beban?
15
Perhimpunan
Akuntansi
Amerika
(AAA)
pada
tahu
1948
mendefinisikan bahwa beban terdiri dari biaya operasi dan kerugian. Dengan
kata lain, FASB SFAC No.3 dengan jelas membedakan antara beban dan
kerugian. Hanya beban berkaitan dengan operasi utama dan operasi
perusahaan berkaitan dengan atau incidental bagi kegiatan perusahaan.
Perbedaan ini akan diteruskan di dalam penambahan berikut untuk
mempertahankan kejelasan penambahan.
Klasifikasi beban yang mungkin berguna bagi para investor dan pihak
lain dalam membuat ramalan dan dalam mengevaluasi keputusan
manajemenyang sekarang adalah klasifikasi yang menggambarkan sifat
erilaku (behavioral) beban. Yaitu beban harus dikelompokkan dan diuraikan
sesuai dengan apakahsifat beban tersebut variabel atau tetap terhadap volume
produksi atau penjualan, atau apakah beban itu berubah-ubah terhadap faktor
lainnya. Ada juga gunanya menggambarkan hubungannya terhadap arus kas.
Pos-pos yang berasal dari pengeluaran-pengeluaran kas suatu periode
sebelumnya
memberi
pengaruh
yang
berbeda
terhadap
perusahaan
dibandingkan dengan beban yang berasal dari arus ke luar kas yang sekarng
atau yang akan datang.
Biaya historis
Pengukuran sekarang, seperti biaya penggantian, dan
3.
16
17
18
akrual yang tradisional yang agaknya berada diantara kedua ekstrem ini,
tetapi bersandar pada konsep nilai yang menyarankan bahwa harga masukan
(biaya) harus ditahan sampai pertambahan nilai dilaporkan dengan
penggantinya, yaitu harga keluar (penjualan). Artinya, beban harus diakui
pada periode dimana pendapatan yang berkaitan diakui.
Konsep Penandingan (matching concept). Jika laba dilaporkan secara
bertahap sepanjang keseluruhan proses perasi perusahaan, pengukuran aktiva
bersih perusahaan akan meningkat manakala nilai ditambahkan oleh
perusahaan.
Seperti yang didefinisikan oleh komite AAA tahun 1964 tentang
konsep penandingan, penandingan adalah proses pelaporan beban dengan
pendapatan yang dilaporkan berdasar hubungan sebab akibat. Komite setuju
bahwa biaya (yang didefinisikan sebagai faktor produk dan jasa yang
diberikan) harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasikan dalam
suatu periode tertentu berdasarkan beberapa korelasi positif yang nyata dari
biaya tersebut dengan pendapatan yang diakui. Jadi pengkuran laba bersih
harus merupakan kelebihan pendapatan, yang dlaporkan selama suatu
periode, terhadap beban yang berhubungan dengan pendapatan tersebut dan
dilaporkan selama periode yang sama. Suatu penandingan yang tepat terjadi
hanya apabila hubungan yang wajar ada diantara pedapatan dan beban.
Karena itu, waktu engakuan beban mensyaratkan :
1. Hubungan dengan pendapatan
2. Pelaporan dalam periode yang sama seperti pendapatan terkait yang
dilaporkan.
Pendekatan Aktiva / Kewajiban. Konsep penandingan telah dikritik tajam
oleh beberapa pihak karena gagal memberikan aturan yang berguna untuk
menentukn saat kapan beban harus diakui. Jadi FASb makin menggunakan
pendekatan aktiva/kewajiban yang pada dasarnya menentukan pertama
apakah suatu pos merupakan aktiva. Jika suatu pos gagal dalam uji tersebut,
maka ia diklasifikasikan sebagai beban atau kerugian. Penerapan yang paling
sempurna dari pendekatan ini bisa ditemukan dalam SFAS 96 tentang pajak
penghasilan yang ditangguhkan. Kewajiban penghasilan ditentukan secara
langsung seperti juga utang pajak penghasilan yang ditangguhkan. Perubahan
19
dalam dua akun neraca ini, bersama dengan jumlah pajak yang sebenarnya
dibayar ke dinas perpajakan dan wewenang pajak lain, menentukan besarnya
beban pajak. Dengan kata lain beban pajak adalah nilai sisa.
3.
4. Pelaporan Beban
Klasifikasi beban sebagai penjualan, adminisrasi, atau harga
pokok penjualan mungkin berguna untuk tujuan analisis dalam perusahaan
seperti penetapan tanggungjawab fungsional. Akan tetapi untuk tujuan
pelaporan eksternal, pembedaan ini tidak memberikan fungsi khusus yang
berguna. Pembaca laporan keuangan tidak dapat lebih baik membuat
peramalan dengan menggunakan klasifikasi ini atau dapat lebih mengevaluasi
kontribusi dari bebrapa fungsi. Meskipun setiap klasifikasi dapat merupakan
penggunaaan barang atau jasa pada waktu yang berbeda dalam proses operasi
perusahaan, unsur-unsurnya hanyalah beban. Harga pokok penjualan
adalah suatu beban seperi halnya gaji tenaga penjualan.
Urutan beban dalam laporan rugi laba juga tidak relevan. Khususnya
orang harus menghindari godaan untuk menetapkan prioritas pada beban;
semua sama dalam menentukan laba. Beban tidak dipulihkan dalam urutan
terpilih. Hrga pokok penjualan tidak lebih penting dari pada beban
administrasi. Pengukuran laba tidak berarti sampai semua beban dikurangkan
dari pendapatan total.
Terakhir, klasifikasi beban yang mungkin berguna bagi investor dan
yang lain dalam pembuatan peramalan dalam mengevaluasi keputusan
manajer kini adalah klasifikasi yang menggambarkan sifat perilaku beban.
Artinya beban harus diklasifikasikan dan digambarkan sesuai dengan apakah
hal itu bersifat variasi atau tetap dalam hubungannya dengan produksi,
volume penjualan, atau beberapa faktor lain.
20
Daftar Pustaka
Hendriksen, S, Eldon and F Van Breda, 2001, Accounting Theory, ed-5th, Mc Graw
Hill, Singapore.
Jaka Isgiyarta, 2009 Toeri akuntansi dan Laporam Keuangan Islami, BP Undip,
Semarang.
21