PERCOBAAN 6
Perbandingan Tegangan Saluran Sepadan (Match)
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Praktikum Saluran Transmisi RF
Semester 4
PEMBIMBING :
Ir.H Waluyo ,MT
PENYUSUN :
Kelompok 4
JTD 2A
Ezhar Savero
(09 / 1441160012)
Galuh Mustika P.
(11 / 1441160010)
Nailul Muna
(15 / 1441160016)
1. Tujuan
1) Mengukur tanggapan tegangan terhadap frekuensi, dengan oscilloscope dan meter
bebas pentanahan
2) Menentukan pelemahan kabel
3) Menentukan batas maksimum frekuensi saluran
2. Diagram rangkaian
4. Teori Singkat
Bila saluran diberi beban sebesar impedansi karakteristiknya, tidak terjadi pantulan
atau tidak terjadi gelombang berdiri pada saluran (dengan catatan impedansi sumber
sama dengan impedansi karakteristik saluran). Namun ditribusi tegangan sepanjang
saluran tidak tetap, tetapi berkurang sepanjang saluran menurut pelemahan per meter
(rugi-rugi).
Juga saluran mempunyai batas frekuensi kerja yang mana nilai tegangan keluaran
berkurang dengan faktor
1/ 2=
pengukuran. Batas frekuensi saluran pengukuran. Juga kedua metoda pengukuran yang
mana menunjukkan bagaiamana metoda yang digunakan dapat menyimpang dari hasil
pengukuran yang di dapat.
Terlebih lagi, pengukuran-pengukuran dibuat dalam daerah yangn mana efek julit
perlu dipertimbangkan, dimana nilai impedansi untuk LF (mendekati 70 ohm) mendekati
50 ohm untuk HF.
Pelemahan kabel didefinisikan sebagai :
2
P
U
R
a=log 1 =log 1 . 22 Bel , dengan R1=R2 =Z
P2
R1 U 2
2
a=log
U1
U
2 log 1 dalam Bel , atau
U2
U2
( )
a=20 log
( )
U1
dalam dB , biasanyadinyatakan dalam dB /m
U2
( )
5. Langkah Kerja
5.1 Rangkaian seperti diagram rangkaian.
Bebani saluran dengan impedansi karakteristik 60 ohm, seperti hasil yang didapatkan
dalam percobaan 1,2, dan 3.
U1
5.2 Atur generator
sebesar Vpp dan berikan ke MP1 dan MP10 pada frekuensi yang
diberikan dalam tabel. Atur
U1
bila perlu.
Posisi oscilloscope :
Y1 : (1 V/div, 10:1) ke MP1/10
Y2 : (1 V 5 mV/div, 10:1) ke MP2 sampai MP9 (/10)
TB diatur sesuai dengan keperluan
Buat analisa untuk hasil pengukuran
5.3 Ulangi pengukuran dengan meter bebas pentanahan.
U 1 = 0 dB = 0,775 Vrms = 2,18 Vpp = konstan
5.4 Tentukan pelemahan kabel dari nilai yang terukur (tabel 1) pada frekuensi 10 kHz,
100kHz, dan 200 kHz pada MP5/6
5.5 Tentukan batas frekuensi maksimal kabel (dari tabel -2)
6. Hasil Percobaan
Untuk 5.2 (Tabel - 1)
Frekuensi
10 kHz
100 kHz
200 kHz
MP1
2.0
2.0
2.0
MP2
1,84
1,86
2,02
MP3
1,68
1,8
2,54
MP4
1,52
1.62
2,54
MP5
1,4
1,54
3,26
Satuan
Vpp
Vpp
Vpp
MP6
280
260
460
MP7
320
260
260
MP8
160
260
180
MP9
320
220
320
Satuan
mVpp
mVpp
mVpp
300 kHz
400 kHz
500 kHz
700 kHz
Dari hasil
2.0
2,42
2.0
4,16
2.0
2,08
2.0 656m
tersebut diatas,
5,6
1,6
0,46
200m
saluran
4,16
1,48
1,04
0,72
0,34
0,24
136m 144m
dapat digunakan
Vpp
320 400 480 200
Vpp
160 220 160 200
Vpp
120 136 120 232
Vpp
200 240 200 160
untuk pengukuran tanpa pemantulan
Ri=10 M
).
Z L=60 ; U 1 =0 dB=2,18Vpp
Tabel 2
Frekuensi
10 kHz
100 kHz
200 kHz
300 kHz
400 kHz
500 kHz
600 kHz
700 kHz
800 kHz
900 kHz
1 MHz
1,1 MHz
1,2 MHz
1,3 MHz
1,37 MHz
MP1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
MP2
-1
-0,7
-0,8
-0,3
0,4
-0,1
-5,9
-4,1
-4,1
-3,2
-2,4
-2,1
-0,8
0,2
0,6
MP3
-1,8
-1,9
-1,9
-0,9
-1,2
-4,1
-18
-13
-12
-10
-9,9
-9,9
-8,8
-8,6
-8,5
MP4
-2,8
-3
-3,2
-1,4
0,8
-7
-21
-18
-14
-13
-13
-12,9
-11,9
-12
-12
MP5
-4
-4,5
-4,9
-2,1
-1,6
-13
-22
-27
-24
-22
-19,8
-19,9
-18,1
-18
-17
Untuk 5.3
Menentukan pelemahan kabel :
U 1=2 Vpp=konstan
Untuk frekuensi, f= 10 kHz, 100 kHz, 200 kHz, nilai rata-ratanya adalah :
f = 10 kHz
f = 200 kHz
f = 100 kHz
Vo
Vin
dB=20 log
Vo
Vin
dB=20 log
4=20 log
Vo
2
4,5=20 log
Vo
2
4,9=20 log
Vo
2
0,225=log
Vo
2
0,245=log
Vo
2
0,2=log
Vo
2
0,6=
Vo
2
Vo
Vin
dB=20 log
0,57=
Vo
2
Satuan
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
dB
mVpp
mVpp
mVpp
mVpp
0,63=
Vo
2
Vo=1,26 V
U 5=
1,26+1,2+1,14
=1,2Vpp
3
Dengan
U 1=2 Vpp
a=20 log
, pelemahannya adalah :
U1
2
20 log
=4,45 dB /100 m
U2
1,2
( )
a 4,45 dB / 100 m
a' = =
=0,0445 dB / m
1
1m
Untuk 5.4
Menentukan batas frekuensi :
U 1=2 Vpp ; pada f= 10 kHz, U 5 adalah -3,8 dB
Batas frekuensi diberikan ketika nilai ini turun sebesar -3 dB, yaitu
U 5 = -3.8 dB 3 dB = - 6,8 dB
f1
U1
1 MHz
0
U5
-26
Frekuensi batasnya,
f1
-8.8
2,5 MHz
0
3,0 MHz
0
2,6 MHz
0
2.8 MHz
0
dB
-10
-37
-8
-7.1
dB
= 2,8 MHz
7. Analisa Data
Tegangan pada frekuensi 10 KHz 300 KHz mengalami penurunan (Mp1
Mp5).Sehingga pada titik frekuensi tersebut tidak ada tegangan pantul yang
terjadi.Pelemahan tersebut disebabkan rugi-rugi radiasi karena panjang saluran
koaksial mempengaruhi panjang gelombang yang melewati saluran tersebut.
Pada saat frekuensi semakin besar terutama ketika > 500 KHz,terjadi pelemahan yang
sangat besar.Pelemahan tersebut disebabkan oleh rugi-rugi tembaga yang terjadi pada
koaksial saat frekuensi semakin tinggi.Karena pada frekuensi tinggi muncul efek kulit
yang menyebabkan aliran electron cenderung terkonsentrasi pada kulit saja.Akibatnya
kabel seolah-olah menjadi seperti pipa
kecil.Sehingga jika luas penampang kecil maka menghasilkan resistansi efektif yang
besar.
Pelemahan pada sepanjang saluran saat frekuensi tinggi dapat disebabkan karena rugirugi tembaga yang disebut efek kulit.Jika semakin tinggi frekuensi maka intensitas
aliran elektron hanya terdapat pada kulit bahan tembaga,sehingga berbentuk seperti
pipa yang memiliki luas penampang yang kecil.Jika luas penampang kecil, maka
8. Kesimpulan
Semakin tinggi frekuensi yang diewatkan, maka pelemahan akan semakin
besar.Dikarenakan selain efek kulit,juga disebabkan karena rangkaian ekivalen kabel
koaksial yang mirip dengan LPF sehingga memiliki frekuensi batas dimana
kabel mengecil.
Pelemahan yang terjadi di sepanjang saluran dapat disebabkan oleh rugi rugi radiasi
maupun rugi-rugi tembaga.
9. Referensi
Modul praktikum saluran transmisi RF