Malaria
Malaria
trofozoit. Parasit mencerna hemoglobin eritrosit dan sisa metabolismenya berupa pigmen
malaria (hemozoin dan hematin). Pigmen ini yang mengandung zat besi ini terlihat sebagai
butir-butir berwarna kuning tengguli hinggi tengguli hitam yang makin jelas pada stadium
lanjut. Setelah masa pertumbuhan, parasiy berkembang biak secara aseksual melalui proses
pembelahan yang disebut skizogoni. Skizon matang mengandung bentuk-bentuk bulat kecil,
terdiri dari inti dan sitoplasma yang disebut merizoit. Setelah proses skizogoni selesai,
eritrosit pecah dan merozit dilepaskan dalam aliran darah (sporulasi). Kemudian merozoit
memasuki eritrosit baru dan genarasi lain dibentuk dengan cara yang sama.
Fase seksual dalam darah. Setelah 2 atau 3 generasi (3-15 hari) merozoit dibentuk,
sebagian merozoit tumbuh menjadi bentuk seksual. Proses ini disebut gametogoni
(gametositogenesis). Gametosit mempunyai bentuk yang berbeda pada berbagai spesies.
Bila nyamuk Anopheles betina mengisap darah hospes manusia yang mengandung
parasit malaria, parasit aseksual dicernakan bersama dengan eritrosit, tetapi gametosit dapat
tumbuh terus. Fase seksual terjadi dalam lambung nyamuk, dimana mikrogamet (gamet
jantan) tertarik oleh makrogamet (gamet betina) yang membentuk tonjolan kecil tempat
masuk mikrogamet sehingga pembuahan dapat terjadi. Hasil pembuahan disebut zigot. Pada
permulaan, zigot merupakan bentuk bulat yang tidak bergerak, tetapi dalam waktu 18 24
jam menjadi bentuk panjang dan dapat bergerak; stadium seperti cacing berukuran panjang 8
24 mikron dan disebut ookinet. Ookinet kemudian menembus dinding lambung melalui sel
epitel ke permukaan luar lambung dan menjadi bentuk bulat, disebut ookista. Bila ookista
pecah, ribuan sporozoit akan dilepaskan dan bergerak dalam rongga badan nyamuk untuk
mencapai kelenjar liur. Nyamuk betina sekarang menjadi infektif. Bila nyamuk ini mengisap
darah setelah menusuk kulit manusia, sprozoit dimasukan ke dalam luka tusuk dan mencapai
aliran darah hospes perantara. (Gandahusada et al, 1998)
malaria tidak sama. Serangan demam makin lama makin berkurang beratnya karena tubuh
menyesuaikan diri dengan adanya parasit dalam badan dan karena adanya respon imun
hospes.
Splenomegali. Pembesaran limoa merupakan gejal khas terutam pada malaria menahun.
Perubahan pada limpa biasanya disebabkan oleh kongesti, tetapi kemuidan limpa berubah
menjadi berwarna hitam karena pigmen yang tertimbun dalam eritrosit yang mengandung
parasit dalam kapiler dan sinusoid.
Anemia. Pada malaria terjadi anemia. Derajat anemia tergantung pada spesies parasit
yang menyebabkannya. Jenis anemia pada malaria adalah hemolitik, normokrom dan
normositik. Pada serangan akutr kadar hemoglobin turun secara mendadak.
Malaria berat akibat Plasmodium falciparum mempunyai patogenesis yang khusus.
Eritrosit yang terinfeksi P. falciparum akan mengalami proses sekuestrasi yaitu tersebarnya
eritrosit yang berparasit tersebut ke pembuluh kapiler alat dalam tubuh. Selain itu pada
permukaan eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knob yang berisi berbagai antigen
Plasmodium falciparum. Pada saat terjadi proses sitoadherensi, knob tersebut akan berikatan
dengan reseptor sel endotel kapiler. Akibat dari proses ini terjadilah obstruksi (penyumbatan)
dalam pembuluh kapiler yang didukung oleh proses terbentuknya rosette yaitu
bergerombolnya sel darah merag yang berparasit dengan sel darah merah lainnya. Pada
proses sitoaderensi ini diduga juga terjadi proses imunologik, yaitu terbentuknya mediatormediator antara lain sitokin (TNF, interleukin) di mana mediator tersebut mempunyai peranan
dalam gangguan fungsi pada jaringan tertentu. (Gandahusada et al, 1998)
2.6 Diagnosis
Diagnosis malaria ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan
sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostik cepat (RDT-Rapid Diagnostic Test)
(Departemen Kesehatan RI, 2008)
1) Anamnesis. Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:
a. Keluhan utama : demam, mengigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal.
b. Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik
malaria
c. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
d. Riwayat sakit malaria
e. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
f. Riwayat mendapat transfusi darah
Selain hal di atas penderita tersangka malaria berat, dapat ditemukan keadaan
dibawah ini:
a. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat
b. Keadaan umum yang lemah
c. Kejang-kejang
d. Panas sangat tinggi
e. Mata atau tubuh kuning
f. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
g. Nafas cepat dan atau sesak napas