Manajemen Pajak
Pada Pembukaan Usaha
Oleh :
KELOMPOK 3
Adrie Suteja
(1406646282)
Ramadhan Faizal
(14066.)
M. Fimandillah
(14066..)
Elis Naylofar
(14066.)
Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal
Program Sarjana Ekstensi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Depok
2015
PENDAHULUAN
Membuka usaha memang menjadi impian banyak orang. Sebab banyak sekali
keuntungan yang bisa kita dapat dari situ. Selain bisa menjadi bos dari diri sendiri jam
kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih besar
dibandingkan bekerja sebagai karyawan. Selain itu dengan membuka usaha sendiri kita
tidak hanya membantu diri kita tetapi juga membantu orang lain dengan memberi
kesempatan mereka bekerja pada usaha kita.
Tujuan Perusahaan adalah keuntungan, efisiensi, mutu produk, kepuasaan
konsumen dan pembinaan karyawan 1. Perusahaan seharusnya juga bertujuan untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai
perusahaan sehingga memberi manfaat yang terbaik bagi masyarakat di lingkungan
perusahaan.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka dunia usaha dan industri juga
mengalami perkembangan yang semakin pesat, terbukti dengan banyaknya para
pengusaha baik mikro maupun makro dengan beragam usaha dan
pasti akan
menghasilkan laba untuk meningkatkan taraf hidup para pengusaha dan karyawan di
usaha tersebut. Untuk mendapatkan laba, pengusaha juga harus memikirkan
bagaimana meningkatkan pemasukan lebih besar daripada pengeluaran. Salah satu
pengeluaran pada perusahaan adalah pajak. Sejauh ini sebagian besar perusahaan
telah mengatur strategi pembayaran pajak pada perusahaannya. Bukan untuk
menghindari pajak tetapi lebih kepada menyiasati pembayaran pajak sehingga lebih
efektif dan efisien.Serangkaian aktifitas untuk mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan pajak disebut manajemen pajak.
1 Dra Erly Suandi, M.Si Akt, Perencanaan Pajak hal 3-4, 2006, Salemba Empat Jakarta
1
Mengapa harus manajemen pajak? Bagi wajib pajak, khususnya wajib pajak badan
(perusahaan), pajak perlakuannya tetap sebagai beban atau biaya yang harus dibayarkan oleh
perusahaan sehingga jika pengelolaan pajak tidak dilakukan dengan baik, tidak menutup
kemungkinan perusahaan akan mendapatkan sengketa pajak dan terlebih lagi bisa jadi
perusahaan terpaksa gulung tikar (pailit). Manajemen pajak berbeda dengan pengelakan
pajak/ penghindaran pajak yang merupakan sikap enggan untuk melakukan kewajiban
perpajakan dan enggan untuk ikut gotong royong dalam membangun Negara. Oleh karena itu,
strategi pengelolaan pajak lebih tepat disebut dengan manajemen pajak karena tujuannya
bukan untuk mengelak membayar pajak, tetapi bagaimana mengatur sehingga pajak yang
dibayarkan bisa seoptimal mungkin dan tidak lebih dari semestinya.
Pada umumnya, perencanaan pajak merujuk kepada proses merekayasa usaha dan
transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih
dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat
diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan
tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya.
Manajemen pajak pada pembukaan usaha memperhitungkan perencanaan pajak
sebagai langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen pajak itu sendiri merupakan
sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang
dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan dan pengendalian
pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan perencanaan pajak
adalah untuk meminimimalisasi kewajiban pajak.
PEMBAHASAN
1) CV (Commanditaire Vennotschaap)
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang
berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif
yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa
harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan cv
disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif. Ciri-ciri
CV :
1. sulit untuk menarik modal yang telah disetor
2. modal besar karena didirikan banyak pihak
3. mudah mendapatkan kridit pinjaman
4
4. ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif
tinggal menunggu keuntungan
5. relatif mudah untuk didirikan
6. kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu
Kelangsungan hidup tidak menentu, karena banyak tergantung dari sekutu aktif yang
bertindak sebagai pemimpin persekutuan.
2) Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas (PT) (Belanda: Naamloze Vennootschap) adalah badan hukum
untuk menjalankan usaha yang terdiri dari saham modal, yang merupakan pemilik
sebagian saham yang mereka miliki. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang
dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas adalah badan hukum dan jumlah modal perusahaan yang
terdaftar di anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik
yang memiliki properti sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang
menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemegang Saham telah kewajiban, saham yang
dimiliki sebanyak terbatas. Jika utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka
kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Jika
b.
Adanya persero atau pemegang saham yang tanggung jawabnya terbatas pada
jumlah nominal saham yang dimilikinya. Sedangkan mereka semua di dalam rapat
umum pemegang saham (RUPS), merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi
perseroan, yang berwenang mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris,
berhak menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan menjalankan perusahaan,
menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar dan lain-lain.
c.
Adanya pengurus (direksi) dan pengawas (komisaris) yang merupakan satu kesatuan
pengurus dan pengawas terhadap perseroan dan tanggung jawabannya terbatas pada
tugasnya, yang harus sesuai dengan anggaran dasar atau keputusan RUPS
8
pemegang saham.
Pengelolaannya profesional karena dipegang oleh masing-masing ahlinya.
Harta perusahaan terpisah secara manajemen dengan harta pemegang saham.
Ada jaminan kesejahteraan bagi karyawan.
2 Djoko Mulyono, Tax Planing Menyiasati Pajak dengan Bijak hal 14, 2009, CV
Andi Offset Jogjakarta
9
2.
3.
4.
5.
6.
keuntungan yang kecil yang kadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih
besar
7.
8.
11
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
12