Anda di halaman 1dari 4

Diagnosa Penyakit pada Rongga Mulut yang Memerlukan Terapi Bedah Jaringan Lunak

No

Diagnosa Penyakit
Jaringan Lunak Rongga
Mulut

Definisi Penyakit

Gingival Enlargement

Suatu keadaan dimana ukuran


gingiva
bertambah
besar.
Pembesaran
gingiva
dapat
menimbulkan
ketidaknyamanan,
terutama jika sudah mempengaruhi
fungsi bicara dan mastikasi, dapa
menimbulkan
halitosis
dan
mengganggu estetik. Bertambah
besarnya
gingiva
merupakan
gambaran klinis adanya kelainan
gingiva yang disebabkan oleh
hyperplasia dan hipertrofi gingiva.

Abses vestibular

Pembentukan abses pada potential


space yang terletak diantara mukosa
oral vestibulum dan disekitar otot
ekspresi fasial

Abses subkutan

Abses Parotis

Pembentukan abses pada potential


space diantara lapisan superfisial
(fascia), yaitu diantara otot ekspresi
fasial dengan kulit
Infeksi yang terjadi di sekitar ramus

Etiologi Penyakit

Gambaran Klinis

1. Pembengkakan secara
general pada margin dan
interdental gingiva terutama
pada daerah anterior
2. Jaringan yang membengkak
tampak keras, fibrotik, pucat
dan kenyal
3. Tendensi perdarahan gingiva
tanpa rasa sakit
4. Pada keadaan yang parah,
gingiva hamper menutupi
seluruh gigi dan
pembengkakan menempati
vestibulum
1. Demam
2. Rasa sakit mendadak
3. Pembengkakan di bagian
vestibulum
4. Ketika dipalpasi terasa lunak
Hasil penyebaran
infeksi dari fokal
infeksi yang tidak
segera ditangani
Paling
sering 1. Edema

Terapi Bedah
Jaringan
Lunak
Rongga Mulut
Insisi

Insisi

Insisi

di

bagian

Insisi

Definisi Terapi

mandibular atau diantara lapisan terjadi


karena
fasial glandula parotis.
kelanjutan infeksi
dari
lateral 2.
pharyngeal
dan
submandibular.
3.
4.
5

Angina Ludwig

Kista Kanalis Insisivus

Infeksi submandibular ruang (rahang


bawah) dalam benuk peradangan
selulitis dari bagian superior ruang
suprahyoid (sekitar leher), yang
ditandai dengan pembengkakan
(edema) dibagian bawah ruang
submandibular, yang meliputi otototot laring dan dasar mulut, tanpa
pembengkakan
kelenjar
getah
bening.
Timbul dari epitel vestigial duktus
nasopalatinus. Ini mungkin kista
fisural yang paling sering terjadi.
Kista ini biasanya dijumpai apabila
sudah mengalami infeksi sekunder,
bengkak
dan
mengakibatkan
terjadinya fistula.

Paling
sering 1.
terjadi
akibat 2.
infeksi akar gigi,
gigi geraham dan
premolar,
juga
mungkin
karena
trauma
pada 3.
4.
bagian dalam mulut

retromandibular dan region


parotis.
Pasien akan kesulitan untuk
menelan dan terasa sakit
ketika mengunyah.
Terjadi kemerahan dan
fluktuasi subkutan
Eksudat purulent dari duktus
parotis
Demam
Sakit tenggorokan dan leher
disertai
dengan
pembengkakan di daerah
submandibular yang terlihat
hyperemia (merah),
Saliva mengalir diluar mulut
Trismus

Secara radiografis kista ini


terlihat sebagai pembesaran
radiolusensi pada kanalis
insisivus apabila diameter
radiolusensi lebih dari 8 mm,
kemungkinan
besar
merupakan suatu kista, bukan
kanalis insisivus yang besar.

Insisi

enukleasi

Merupakan suatu
prosedur bedah yang
digunakan untuk
merawat kista yang
berukuran kecil
(diameter kurang dari
2 cm), kista yang
cenderung kambuh
dan lesi yang cukup
besar.

Kista Dentigerus

Pembesaran ruangan folikuler di Disebabkan oleh 1.


sekitar gigi yang belum erupsi. Lesi ekspansi folikel gigi
ini umumnya berkaitan dengan gigi
2.
molar ketiga bawah atau kaninus
atas yang terpendam dan sering
terdiagnosis dengan pemeriksaan
rontgen
3.

Keratosis dan
kekambuhan

Mirip seperti kista primordial atau


varian dari kista dentigerus.
Memerlukan penanganan khusus
karena kecenderungannya untuk
mengalami kekambuhan.

Perikoronitis

Perikoronitis adalah suatu infeksi


atau radang pada jaringan gingiva
disekitar mahkota gigi yang erupsi
sebagian, paling sering terjadi pada
gigi molar ketiga rahang bawah
(Topazian, 2002)

Sebagaimana halnya kista


enukleasi
yang lain, rasa sakit terjadi
bila terinfeksi
Dapat
tetap
tidak
menunjukkan
gejala
walaupun
berkembang
bertambah besar.
Bila besar akan ekspansi
dalam alveolus
4. Sebagian besar dikaitkan
dengan gigi molar tiga yang
tidak erupsi
1. Kista yang kecil seringkali
enukleasi
tidak memiliki gejala, kecuali
bila terinfeksi
2. Rasa sakit, pembengkakan
3. Bila terinfeksi atau terjadi
fraktur patologis, akan terjadi
mati rasa pada bibir bawah
(Birnbaum, 2013)
Perikoronitis terjadi 1. Gejala awa berupa nyeri operkulektomi
akiat penumpukan
dan pembengkakan lokal
bakteri, plak dan
pada operkulum yang
sisa makanan pada
menutupi mahkota gigi.
rongga operkulum 2. Gingiva kemerahan
gusi dan gigi yang 3. Halitosis
4. Ditemukan ulkus pada
erupsi
sebagian
operkulum yang terinfeksi
(Sixou et al, 2003).
akibat kontak yang terus

Operkulektomi
adalah pembuangan
operkulum secara
bedah.

menerus dengan gigi


antagonis (Laine et al,
2003)
10

Anda mungkin juga menyukai