Anda di halaman 1dari 8

PROSPEK PENGELOLAAN WAKAF UANG

RESUME

DISUSUN OLEH

KELOMPOK VIII
ELISKA DESTU SELVIANA

(18201402020056)

HAMIMAH

(18201402020080)

MUTMAINNAH

(18201402020146)

RIZAL PANGESTU NUR MAULANA (18201402020188)

EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PERBANKAN SYARIAH (E)

SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI


PAMEKASAN
2015
1

BAB 8
PROSPEK PENGELOLAAN WAKAF UANG
Wakaf merupakan instrument finansial Islam yang memiliki keterkaitan langsung
secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah-masalah sosial dan ekonomi, seperti
pemberayaan ekonomi umat, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Dalam jangkauan yang lebih luas, kehadiran wakaf uang dapat dirasakan
manfaatnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi, terutama sekali
jika wakaf dikelola dengan manajemen yang rapi, teratur, dan professional disertai kualitas
para pengelolanya. Dengan demikian, wakaf sesungguhnya memiliki peranan yang cukup
besar dalam mewujudkan tata sosial yang berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan umat
pada skala mikro dan menciptakan kestabilan ekonomi Negara.
A. Multipy Efect Pengelolaan Wakaf Uang
Pengembangan wakaf uang memiliki nilai ekonomi yang strategis. Dengan
dikembangbangkannya wakaf uang, akan didapat sejumlah keunggulan, diantaranya pertama,
wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang memiliki dana terbatas sudah
bisa memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjai orang kaya atau tuan tanah
terlebih dahulu sehingga dengan program wakaf uang akan memudahkan waqif untuk
berwakaf. Kedua, melalui wakaf uang, asset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa
dimanfaatkan dengan membangun gedung atau sarana lain yang lebih produktif untuk
kepentingan umat. Ketiga, dana wakaf uang juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga
pendidikan Islam yang cash-flow-nya sangat kekurangan. Paa gilirannya umat Islam dapat
lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus terlalu bergantung pada
anggaran pendidikan Negara yang memang semakin lama semakin terbatas. Keempat, dana
wakaf uang bisa memberdayakan usaha kecil. Dana yang terkumpul dapat disalurkan kepada
para pengusaha dan bagi hasilnya dapat digunakan untuk kepentingan sosial.
2

Wakaf uang merupakan tantangan untuk mengubah pola dan prefensi konsumsi umat
dengan filter moral dalam bentuk kesadaran akan solidaritas sosial. Dengan demikian, konsep
pareto optimum yang tidak mengakui adanya solusi yang membutuhkan pengorbanan pihak
minoritas (kaya) untuk meningkatkan kesejahteraan pihak yang mayoritas (kaum miskin)
tidak berlaku lagi.
Pengembangan wakaf uang, sangat strategis untuk pembangunan ekonomi umat.
Dengan tidak ditentukannya batasan dan kadar wakaf dalam perspektif fikih maka seorang
waqif tidak perlu menunggu menjadi kaya atau mempunyai uang yang banyak untuk
dibelikan tanah atau bangunan guna melaksanakan wakaf. Karena itu, seorang waqif dapat
saja mewakafkan uangnya kapan saja dan dalam jumlah berapa saja. Berbeda dengan zakat
yang ditentukan jumlah dan kadarnya, wakaf uang merupakan perbuatan sunnah yang batas
dan jumlahnya dibebaskan bagi waqif untuk mengeluarkannya, seperti halnya sedekah.
Seharusnya konsep ini dapat menjadi spirit keagamaan yang mendorong masyarakat untuk
berwaqaf sesuai dengan kemampuannya sehingga jumlah waqif akan terus bertambah dan
jumlah dana waqaf yang terhimpun pun meningkat. Dengan demikian, wakaf uang ini
memberi kesempatan kepaa setiap orang untuk berpatisipasi dalam pembangunan ekonomi
umat, tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah atau saudagar kaya terlebih dahulu. Orang
bisa berwakaf hanya dengan menukar selembar sertifikat wakaf uang yang diterbitkan oleh
institusi pengelola wakaf (nazhir).
Dengan adanya pengeluaran wakaf uang, pola konsumsi masyarakat (waqif) akan
berubah kearah pola konsumsi produktif. Uang yang diwakafkan akan lebih bermanfaat
secara ekonomis kepada mustahik.karena oleh nazhir, wakaf diinvestasikan untuk kegiatankegiatan produktif, misalnya disalurkan sebagai modal kerja bagi masyarakat yang
berpenghasilan rendah dengan skema mudharabah atau musyarakah.
Jika potensi wakaf uang dalam meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
dapat diwujudkan, lebih lanjut potensi ini akan mampu menjaga stabilitas politik. Investasi
dana wakaf melalui sektor riil akan mengarah pada keseimbangan antara wakaf uang yang
3

terhimpun dan sektor riil yang membutuhkan penalangan dana. Hasil dari pengelolaan dana
wakaf, dapat menjaga stabilitas politik akibat ketidakmampuan pemerintah menciptakan
pertumbuhan ekonomi, yakni dengan meninhgkatkan taraf hidup masyarakat dari
peningkatan pendapatan dan tersedianya lapangan kerja. Keadaan ini akan dapat mengurangi
beban APBN pemerintah karena tingginya angka kemiskinan.
Di samping itu, wakaf dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan
menyediakan pelayanan sosial yang paling esensial tanpa dana dari pemerintah. Oleh karena
itu, menurut Murat Cizaka, Dosen Fakultas administrasi Bisnis Universitas Bahcesehir Turki,
pemerintah dapat menggunakan instrumen wakaf untuk menyelesaikan masalah defisit
anggaran dan mengurangi utang Negara.
Wakaf uang, dalam bentuknya, dipandang sebagai salah satu solusi yang dapat
membuat wakaf menjadi lebih produktif. Uang wakaf dapat digunakan sebagai modal yang
siap untuk diproduktifkan. Salah satu kelebihan wakaf uang adalah pemberian peluang bagi
pencipta investasi di bidang ekonomi, termasuk bidang keagamaan, pendidikan, dan
pelayanan sosial. Sehingga, wakaf dalam bentuk ini lebih meluas sifatnya, daripada sekedar
benda bergerak yang lainnya.
Menurut Ahmad Muhammad Abdul Azhim al-Jamal, seperti halnya zakat, wakaf
dapat membantu setiap orang untuk berkesempatan mengolah aset-aset produktif serta
mengoperasikan kemampuan yang terabaikan sehingga pengangguran dapat dihilangkan
secara bertahap. Di mana semua individu menjadi orang yang produktif. Ini berarti wakaf
dapat mengentaskan pengangguran. Melalui wakaf masyarakat dapat berpartisipasi aktif
dalam memperbaiki ekonomi dan sosial dan masalah pengangguran. Oleh karena itu, harta
wakaf bisa dieksploitasi dalam skala besar sehingga bisa diberikan subsidi, penyediaan
kesempatan kerja, dan penyediaan lembaga-lembaga pelatihan kewirausahaan.
Instrumen wakaf yang ditawarkan Islam merupakan perwujudan dari aspek moral
yang menekankan kepada nilai keadilan yang salah satu bentuknya adalah terlihat pada
keadilan sosial ekonomi. Konsep keadilan sosial ekonomi dalam perspektif Islam, didasarkan

pada ajaran persaudaraan yang melampaui batas-batas geografis, suku, agama, dan ras. Hal
ini dapat menciptakan hubungan antara sesama manusia hidup berdampingan secara damai
dan bersahabat. Tentunya ini dapat diartikan sebagai bentuk dari universalitas Islam sebagai
rahmat bagi semua umat (rahmatan lil alamin). Keadilan sosial ekonomi (economic social
justice) mengandung pengertian, bahwa Islam sangat menekankan persamaan manusia
(egalitarianisme) dan menghindarkan segala bentuk kepincangan sosial yang berpangkal dari
kepincangan ekonomi, seperti eksploitasi, keserahakan, konsentrasi harta pada segelintir
orang, dan lain-lain.
B. Pengembangan Wakaf Uang di Indonesia
Ketika wakaf uang dicanangkan kembali oleh Muhammad Abdul Mannan
tahun 1995, banyak harapan-harapan yang muncul pada masa mendatang dalam
berbagai dimensi kehidupan masyarakat. Semakin kuatnya dukungan dan apresiasi
yang diberikan oleh berbagai pihak, harapan-harapan tersebut tentunya sedikit telah
dibuktikan pada masa sekarang. Sebetulnya peluang untuk mengembangkan wakaf
uang di Indonesia sangat lebar. Karena sejak mem-booming-nya perkembangan
ekonomi syariah di nusantara ini, semua pihak mulai mengarahkan perhatian dan
pemikirannya untuk mewujudkan harapan-harapan yang dijanjikan dari pengelolaan
wakaf uang tersebut.
Ditilik dari tujuan dan konstribusi yang dapat diberikan oleh institusi
pengelola wakaf uang di Indonesia menjadi sangat krusial. Setidaknya, ada beberapa
hal yang mengakibatkan pentingnya pemberdayaan wakaf di Indonesia. Krisis
ekonomi di akhir decade 90-an yang menyisakan banyak permasalahan jumlah
penduduk miskin meningkat, ketergantungan akan utang dan bantuan luar negeri,
serta kesenjangan yang tinggi antara penduduk kaya dan penduduk miskin. Di balik
itu, Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar sehingga potensi wakaf
pun besar. Apalagi potensi wakaf uang di Indonesia saat ini diasumsikan bisa
mencapai 3 triliun rupiah setiap tahunnya bahkan bisa jauh lebih besar. Hal ini
5

dikarenakan, lingkup sasaran pemberi wakaf uang (waqif) bisa menjadi sangat luas
dibandingkan dengan wakaf biasa. Sertifikat wakaf uang, yang berdasarkan peraturan
BWI minimal Rp 1 juta, sertifikat ini dapat dicicil atau dapat dibuat dalam berbagai
macam pecahan yang disesuaikan dengan segmen Muslim yang dituju, kira-kira
mereka memiliki kesadaran beramal yang tinggi, misalkan Rp 10.000,00, Rp
25.000,00, Rp 50.000,00, Rp 100.000,00, Rp 500.000,00, Rp 1.000.000,00, Rp
2.000.000,00. Untuk lebih jelasnya, dapat dibuat perhitungan sebagai berikut.
Tingkat Penghasilan /

Jumlah

Wakaf

Bulan

Muslim

Bulan

Uang/ Bulan

Uang/ Tahun

Rp 5.000,Rp 10.000
Rp 50.000
Rp 100.000

Rp 20 M
Rp 30 M
Rp 100 M
Rp 100 M

Rp 240 M
Rp 360 M
Rp 1,2 T
Rp 1,2 T
Rp 3 T

Rp 500.000,Rp 1 Juta-2 Juta


Rp 2 Juta-5 Juta
Rp 5 Juta-10 Juta

4 Juta
3 Juta
2 Juta
1 Juta

Uang/

Jumlah

Wakaf

Jumlah

Wakaf

Dalam menginvestasikan harta wakaf, nazhir harus menghindari harus


menghindari investasi pada sector usaha yang kurang atau tidak mendatangkan
keuntungan. Oleh karena itu, kegiatan investasi wakaf uang dilakukan dengan caracara: 1) Memilih jenis usaha yang paling aman dan tingkat risikonya paling kecil,
misalnya investasi bidang property. 2) Ada sistem penjaminan secara syariah dari
pihak ketiga terhadap investasi yang dilakukan. 3) Memerhatikan fikih aulawiyat
(skala prioritas), yakni mendahulukan hal yang paling penting dari yang penting. 4)
Melalui

perencanaan,

pengawasan,

dan

kontrol

dari

auditor

internal.

5)

Mempercayakan kepada nazhir yang professional dan ahli bidangnya.


Tidak dapat dipungkiri, sampai saat ini pengelolaan wakaf dalam bentuk
investasi belum tersosialisasi dengan baik di Indonesia karena sebagian besar umat
Islam di Indonesia mempunyai pemahaman yang masih terbatas tentang wakaf, harta
wakaf, dan peruntukan wakaf. Sebagian besar umat masih beranggapan, bahwa harta
6

wakaf masih terbatas pada benda tidak bergerak dan peruntukan wakaf pun dipahami
hanya untuk sarana ibadah, sosial, dan pendidikan semata. Agar konsep wakaf uang
dapat diterima dan dipahami secara lebih cepat oleh masyarakat dan dapat
memberikan jawaban konkret terhadap permasalahan ekonomi umat, konsep wakaf
uang ini perlu disosialisasikan.
Wakaf uang bagi umat Islam Indonesia memang suatu hal yang masih baru,
sedangkan di beberapa Negara Islam, seperti, Qatar, Kuwait, Mesir, Arab Saudi, dan
Negara Islam lainnya sudah lama mengelola wakaf uang ini. Bahkan, di NegaraNegara Islam ini istansi yang berwenang mengelola wakaf sudah berada pada level
kementrian wakaf (wizaratul wakaf) atau setidaknya direktorat jenderal.
Salah satu inovasi yang muncul dalam ekonomi syariah kontemporer saat ini
adalah munculnya model wakaf dalam bentuk wakaf uang. Salah satu model wakaf
yang dapat dikembangkan dalam mobilisasi wakaf uang adalah model dana abadi,
yaitu dana yang dihimpun dari berbagai sumber dengan berbagai cara yang sah dan
halal. Kemudian, dana yang terhimpun diinvestasikan pada deposito mudharabah du
bank syariah dengan tingkat keamanan yang tinggi melalui lembaga penjamin
simpanan. Model dana abadi ini telah dilakukan di Liga Dunia Muslim dan Dana
Wakaf (Waqf Fund) yang dikelola oleh Islamic Development Bank di Saudi Arabia.
Model dana abadi ini sangat penting sehingga dapat dijadikan model
pengembangan wakaf uang karena: 1) Dapat menjaga keutuhan aset wakaf uang, 2)
Dapat menjadi sumber pendanaan (source of financing) pada unit-unit usaha yang
bersifat komersial maupun sosial sehingga dapat mendorong aktifitas usaha secara
luas. Secara khusus, ketersediaan dana dari sumber ini dapat mengisi ruang kosong
yang terjangkau oleh sistem pembiayaan perbankan syariah yang ada. 3) Cakupan
target wakaf menjadi lebih luas terutama dari aspek mobilisasi maupun aspek alokasi
dana wakaf. Ini berarti dana abadi itu harus produktif mampu mendatangkan hasil

atau pendapatan. Karena pendapatan ini menjadi sumber utama pembiayaan untuk
setiap kegiatan wakaf.
Dalam pengelolaan dan pengembangan wakaf uang, good corporate
govermance merupakan hal yang mutlak. Penerapan good corporate govermance ini
menjadi salah satu sustainable competitive bagi lembaga pengelola wakaf, sebagai
sebuah proses , sistem, struktur dan aturan yang memberikan suatu nilai tambahan
bagi lembaga pengelola wakaf uang. Integritas nazhir merupakan persoalan yang
penting dalam mengelola dana wakaf. Nazhir harus menghindari bentuk-bentuk bisnis
yang akan merendahkan kredibilitasnya. Semua perencanaan aktivitas bisnis yang
akan disusun harus sesuai dengan prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai