Anda di halaman 1dari 40

LUKA BAKAR

Suniawan Satrio
10/298983/KU/13847
Pembimbing: dr Rudi Sp.B

Pendahuluan
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan

atau kehilangan jaringan yang disebabkan


kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
Tindakan pada kasus luka bakar harus
ditangani sedini mungkin untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut.
De jong, 2005

Epidemiologi

Anatomi

Epidermis (5%),
dermis (95%),
subcutis, otot, tulang

Kelenjar sebasea,
kelenjar keringat,
folikel rambut

David S,
2008

FUNGSI KULIT
Proteksi suhu, radiasi, tekanan, gesekan,

mikroba, kehilangan cairan


Pengatur sirkulasi dan temperatur
Indra merasakan sentuhan, tekanan, sakit,
dan suhu

David S., 2008

Etiologi
1. Suhu

2.
3.
4.
5.

Tinggi : api, air panas, sengatan matahari


Rendah : Frost bite
Listrik
Kimia (asam-basa)
Radiasi
Laser

De jong, 2005

Patofisiologi
Kerusakan jaringan lokal
Respon inflamasi sistemik

Patofisiologi
LOCAL RESPONSE

- Zone of hyperaemia
- Zone of stasis
- Zone of coagulation

Jackson, 1947

Patofisiologi

SYSTEMIC RESPONSE

Pelepasan cytokines

Peningkatan Permeabilitas kapiler

Vasokontriksi perifer

Kontraktilitas jantung menurun

Bronkokonstriksi ARDS

BMR meningkat

Response imun menurun

Fluid loss

Fase Luka Bakar


FASE AKUT
Sejak terjadinya

trauma sampai 48
jam
Problema Fase Akut :
- Gangguan pada jalan
nafas (trauma inhalasi)
- Shock
kurang Cairan dan
perubahan elektrolit

FASE PASCA AKUT

Problema Fase Pasca Akut :


- Infeksi : nosokomial, terjadi 48 jam setelah
MRS
- Sepsis : febris, septic shock

Diagnosis
ANAMNESIS

AMPLE, tindakan yang sudah dilakukan


PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi lokasi luka bakar, kedalaman luka

bakar, luas luka bakar, keparahan luka bakar


Palpasi kedalaman luka bakar

Depth of burn wound

Hettiaratchy & Dziewulski, 2004)

Superficial skin burn/ Luka Bakar


Derajat I
Superficial Skin Burn

Luka tampak sebagai eritema, dengan keluhan


rasa nyeri atau hipersensifisitas setempat

Teraba lembut dan hangat

Tidak diperlukan antimicrobial dan dapat


sembuh 5-7 hari.

Partial thickness Skin Burn/ Luka


Bakar Derajat 2

Gejala yang dirasakan nyeri

tampak bergelembung/ bulla yang berisi


cairan eksudat khas

WPK masih baik

Pin prick test untuk mengurangi tekanan.

Full thickness Skin Burn/ Luka


Bakar Derajat III
Full Thickness Skin Burn

Terlihat jaringan nekrosis, kulit tampak pucat/


abu-abu gelap atau hitam dengan permukaan
yang lebih rendah dari jaringan sekitar.

Waxy and translucent

Vasa terlihat pada kulit yang translucent

size and extent of the burn wound

Wallace RULE
OF NINE

Lund and browder chart (1944)

Severity of Burns

Singer . 2000

Penatalaksanaan
Asessment
ATLS (Advanced Trauma Life Support)
ESBM (Emergency Management Of Severe

Burn)

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

AIRWAY
Lihat tanda tanda trauma inhalasi (luka bakar

pada wajah, alis mata dan bulu hidung


hangus, sputum mengandung karbon/ arang,
wheezing/ sesak)
Pasang ET/ Tracheostomy
Waspadai trauma leher

BREATHING
full thickness skin burn pada dinding dada

gangguan ventilasi escharotomies


Keracunan karbon monoksida Berikan O2
100% 15 L/menit (NRM)

CIRCULATION
TD, Nadi, WPK
Jika shock IV-Line 2 jalur (IVFD RL 20

ml/kgBB 15-30 menit = pertama)


Cek Darah Lengkap, Kimia klinik, AGD,
Elektrolit

DISABILITY EXPOSURE
GCS
AVPU

Environtmental Exposure
Lepaskan pakaian,
periksa luas luka
bakar dan adanya
trauma penyerta
Jaga agar pasien tetap
hangat

Fluid Resucitation
BAXTER/PARKLAND FORMULA (1968)
IVFD RL
4 mL/cc x % luka bakar x BB (kg) dewasa
8 jam pertama 50%, 16 jam kedua 50%
Maintenance 10cc/ 10-20 menit tiap 6 jam
2mL/cc X % Luka bakar x BB (kg) anak-anak
Maintenance 0,2 mg/kgBB/ 14-20 menit
Pada anak, selain resusitasi, juga diberikan

maintenance berupa kombinasi RL dan


glukosa 5%

MONITORING
VITAL SIGN
URINE OUTPUT dewasa: 0,5-1,0 mL/kgBB/

jam
anak : 1,0-2,0 mL/ kgBB/ jam
SUARA NAFAS
BC tidak boleh kekurangan maupun
berlebih
Jika luka bakar tergolong parah (>40%), maka
pasang Central Venous Catheter

ANALGETIC
Analgetic diperlukan sebagai terapi

simptomatik
Morphine : 0,05-0,1 mg/kgBB
Fenthanyl : 1 g/kgBB

SECONDARY SURVEY
HISTORY TAKING A-M-P-L-E
Head to Toe Examination
ATS

WOUND CARE
Membersihkan luka bakar
Tutup dengan kassa yang lembab, bersih dan

tidak menempel
Ganti perban rutin
Analgesik, antibiotik, antiseptik

WOUND CARE
no spesific treatment
2nd O Cleansed with NaCl + Savlon
500 ml 5 ml
Tule + sterile thick gauze
or Biological dressing
(Observation in one week)
Antibiotic ointment (MEBO Bakteriostatik +
analagetik
Controversy: Usage of Silver Sulfadiazin
1st

WOUND CARE

Cleansed with NaCl 500 ml + Savlon 5 ml


Daily debridement
Daily Silver Sulfadiazin (Dermazin /

3rd

Burnazin)

Plus Surgical Treatment

PRE HOSPITAL
- STOP-DROP-ROLL
Mencegah panas kembali siram dengan air

mengalir

EDUKASI
Kontrol untuk perawatan luka
Diet TKTP
Sering menggerakkan area yang terkena luka

bakar/ mobilisasi
Istirahat cukup
Tindakan bila terjadi luka bakar

Komplikasi
Infeksi dan sepsis
Oliguria dan anuria
Oedem paru
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome )
Shock
Anemia
Kontraktur
Kematian

DAFTAR PUSAKA
Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu

Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-88


David,S.2008.AnatomiFisiologiKulitdanPenyembuhanLuka.Dal
am:Surabaya Plastic Surgery.
http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders
Elsevier. Philadelphia. p 118-129
Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment.
Edisi 12. McGraw- Hill Companies. New York. p 245-259
James H. Holmes., David M. heimbach. 2005. Burns, in :
Schwartzs Principles of Surgery. 18th ed. McGraw-Hill. New
York. p.189-216
St. John Ambulance. First aid: First on the Scene: Activity
Book, Chapter 19

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai