PAPIL ATROFI
Penyusun:
Rafli Elzandri
406151078
Pembimbing
dr. Rosalia septiana, Sp. M
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
No. CM : 633788
ANAMNESIS
DilakukaDilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 17 Desember 2015 jam 09.30
WIB di Poli Mata RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
Keluhan Utama
Penglihatan mata berair kiri dan kanan
Keluhan tambahan
Perih
silau
Sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan keluhan penglihatan mata
kanan dan kiri berair sejak 3 bulan yang lalu. Menurut keterangan pasien mata berair
bertambah parah, pasien juga mengatakan bahwa mata terasa silau gatal pada mata
dan perih juga sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengatakan penglihatannya mulai
kabur dan disertai pusing di kepala. Pasien juga mempunyai riwayat hipertensi tetapi
tidak mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur, tidak ada riwayat trauma pada area
mata dan kepala sebelumnya. Rasa sakit pada mata (-), kotoran mata (-).
.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi
: diakui
: disangkal
: disangkal
Riwayat adanya trauma pada mata seperti mata terkena bahan-bahan kimia,
terbentur benda tumpul atau benda tajam
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat alergi
:disangkal
: disangkal
: Baik
: Compos mentis
: Cukup
: 70 x/menit
: 90/70 mmHg
: 16 x/menit
: 36,2 oC
: normocephali, deformitas (-),
: normotia, serumen (-), sekret (-)
: deviasi septum (-), sekret (-)
: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis.
: BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
: SN vesikuler, ronki -/-, wheezing -/: datar, supel, BU (+) N
: akral hangat, oedem -/-
OD
OS
Keterangan:
Lensa OD terlihat jernih (+)
Status Ophtalmicus
OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
1/~
Visus Jauh
/60
Tidak dikoreksi
Koreksi
Tidak dikoresi
strabismus (-)
strabismus (-)
benjolan(-), hiperemis(-),
edema(-)
nyeri tekan(-),
Palpebra
lagoftalmus (-),
lagoftalmus (-)
Putih
Bulat, edema (-),
Kornea
Kedalaman cukup
Kedalaman cukup
(COA)
Lensa
-aa/vv retina :
-aa/vv retina :
Warna merah
Avr 1:3
-Retina:
Perdarahan
ditemukan)
edema
retina
ditemukan)
Warna merah
Avr 1:3
-Retina:
(tidak
(tidak
Perdarahan
ditemukan)
edema
retina
ditemukan)
-Makula :
-Makula :
(tidak
(tidak
Suram (+)
Reflek Fundus
suram (+)
Normal
TIO
Normal
Sistem Lakrimasi
A RESUME
Subyektif
Pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri berair sejak 3 bulan yang
lalu
pasien juga mengatakan bahwa mata terasa silau gatal pada mata dan perih
juga sejak 3 bulan yang lalu
tidak ada riwayat trauma pada area mata dan kepala sebelumnya.
Obyektif
OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
1/~
Visus Jauh
/60
Kedalaman cukup
Kedalaman cukup
(COA)
Suram (+)
Reflek Fundus
suram (+)
-aa/vv retina :
-aa/vv retina :
Warna merah
Avr 1:3
-Retina:
Perdarahan
ditemukan)
edema
retina
ditemukan)
Warna merah
Avr 1:3
-Retina:
(tidak
(tidak
Perdarahan
ditemukan)
edema
retina
ditemukan)
-Makula :
-Makula :
(tidak
(tidak
Edema (-)
Edema (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FUNDUSKOPI :
-Reflek Fundus ODS suram (+)
-aa/vv retina : mikroaneurisma (-)
Papil N. II : Bulat batas tidak tegas, warna pucat
Makula : reflek fovea (-)
DIAGNOSA DIFFERENSIAL
ODS
Papil Atrofi ec :
1. Suspect papil atrofi ec SOL
2. Suspect post neurophaty optic
3. Suspect AION
4. Suspect intoksikasi
5. Glaukoma
DIAGNOSA SEMENTARA
ODS papil atrofi ec suspect SOL
Dasar diagnosis :
Anamnesis
Pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri berair sejak 3 bulan yang
lalu
pasien juga mengatakan bahwa mata terasa silau gatal pada mata dan perih
juga sejak 3 bulan yang lalu
Pasien juga mengatakan penglihatannya mulai kabur dan disertai pusing di
kepala.
Pasien juga mempunyai riwayat hipertensi tetapi tidak mengkonsumsi obat
hipertensi secara teratur,
tidak ada riwayat trauma pada area mata dan kepala sebelumnya.
Rasa sakit pada mata (-), kotoran mata (-).
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
1/~
Visus Jauh
/60
Kedalaman cukup
Kedalaman cukup
(COA)
Suram (+)
Reflek Fundus
suram (+)
-aa/vv retina :
-aa/vv retina :
Warna merah
Avr 1:3
-Retina:
Perdarahan
ditemukan)
edema
retina
ditemukan)
Warna merah
Avr 1:3
-Retina:
(tidak
(tidak
Perdarahan
ditemukan)
edema
retina
ditemukan)
(tidak
(tidak
-Makula :
-Makula :
OCULI DEXTRA(OD)
06./ 30
Tidak dikoreksi
Kedalaman cukup
PEMERIKSAAN
Visus Jauh
Koreksi
Camera Oculi Anterior
OCULI SINISTRA(OS)
(COA)
Lensa
Reflek Fundus
TIO
Tidak dikoresi
Kedalaman cukup
TERAPI
Terapi medikamentosa
ODS
metcobalamin
as.folat
vit A
Cyndolyster
PROGNOSIS
OCULUS DEXTER (OD)
Quo Ad Vitam
: ad malam
dubia ad malam
Quo Ad Visam
: ad malam
dubia ad malam
Quo Ad Sanam
: ad malam
dubia ad malam
Quo Ad Kosmetikam
: ad bonam
dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Papil Atrofi
Definisi
Atrofi papil nervus optikus adalah degenerasi nervus optik yang tampak sebagai
papil berwarna pucat akibat hilangnya pembuluh darah kapiler serta akson dan
selubung myelin nervus optikus dan digantikan oleh jaringan glia. Atrofi papil bukan
merupakan penyakit akan tetapi merupakan tanda akan kondisi yang berpotensi serius,
keadaan ini merupakan proses akhir dari suatu proses yang terjadi di retina, kerusakan
yang sangat luas dari nervus optikus akan menimbulkan atrofi papil dan dapat
menimbulkan mata menjadi buta
Terdapat dua macam atrofi nervus optikus yaitu atrofi optik akuisita dan atrofi
optik heredodegeneratif (kongenital)
ATROFI OPTIK AKUISITA
Definisi
Atrofi optik adalah hilangnya akson nervus optikus dan digantikan oleh jaringan
glia.
Etiologi
1. oklusi vaskular 2. proses degenerasi 3. pasca papil edema 4. pasca neuritis optik 5.
pada adanya tekanan nervus optikus oleh apapun 6. glaukoma 7. gangguan
metabolisme misalnya diabetes melitus 8. intoksikasi 9. kelainan kongenital 10.
trauma 11. degenerasi retina
Klasifikasi
1. Papil atrofi primer
terjadi akibat proses degenerasi di retina atau proses retrobulber klinis tampak
papil berbatas jelas, ekskavasio yang lebar, tampak lamina kribosa pada dasar
ekskavasio
2. Papil atrofi sekunder
terjadi akibat peradangan akut saraf optik yang berakhir dengan
proses degenerasi, warna pucat sedangkan lamina kribrosa tidak tampak.
Patofisiologi
Gangguan
lapangan
pandang
yang
beraneka
ragam
tergantung
penyebabnya.
Bentuk kelainan pada lapangan pandang dapat berupa membesarnya
bintik buta fisiologik dapat menyebabkan:
Skotoma Busur (arkuata) : dapat terlihat pada glaucoma, iskemia
papil saraf optik, dan oklusi arteri retina sentral
Skotoma Sentral : pada retinitis sentral
Hemianopsia bitemporal : hilangnya setengah lapang pandang
temporal kedua mata, khas pada kelainan kiasma optik, meningitis
basal, kelainan
Hemianopsia binasal : defek lapang pandang setengah nasal akibat
tekanan bagian temporal kiasma optik kedua mata atau atrofi papil
saraf optik sekunder akibat TIK meninggi.
Hemianopsia heteronym : bersilang, dapat binasal atau bitemporal
Hemianopsia homonym : hilang lapang pandang pada sisi yang
sama pada kedua mata, pada lesi temporal
Definisi
Atrofi optik ini merupakan sebagian penyebab dari gangguan visus sentral
bilateral simetris yang berlangsung pelan-pelan.
B. Klasifikasi
1. Atrofi Optik Dominan Atrofi optik dominan mula-mula dilaporkan oleh Kjer,
Pewarisannya dominan autosom
C. Gejala :
Penurunan penglihatan tidak kentara pada masa kanak-kanak, pada skrining
hanya ditemukan penurunan ketajaman mata yang ringan.
Mula timbulnya lambat antara umur 4 sampai 8 tahun
Khasnya terdapat skotoma sentrosekalis dengan gangguan penglihatan warna.
Pasien mungin mengalami nistagmus atau tidak
D. Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan visus : gangguan visusnya sedang antara 20/30 sampai 20/70. Jarang
sampai 20/200. (penyakit dominan memang biasanya lebih ringan daripada penyakit
resesif).
Pemeriksaan lapangan pandang : skotoma sekosentral, lapang pandang perifernya
biasanya normal.
Pemeriksaan slit lamp akan didapatkan Kepucatan temporal diskus optikus,
ekskavasio sektoral temporal dan penipisan berkas serabut saraf, sesekali terlihat
cupping diskus yang ringan
Pemeriksaan isikhara : diskromatopsia (buta warna)
E. Diagnosis :
Mengidentifikasi adanya anggota keluarga yang lain yang terkena.
pembuluh-pembuluh
darah
kecil
yang
teleangiektasis
di
bertahap
Daftar Pustaka:
1. Vaughan, Daniel G. 2000Oftalmologi Umum . Edisi ketiga. Widya
Medika:Jakarta.
2. Ilyas, Prof. Dr. H. Sidarta. 2006. Ilm u P e n y a kit M a t a . Edisi Ketiga.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
3. Yogiantoro, et al. 2006. Papil Atrofi. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Penyakit Mata Edisi III. Surabaya: RSU Dokter Soetomo. Hal: 54-55.