KAJIAN TEORI
A. Prinsip Kerja Motor 4 Langkah
Motor bakar (Thermal Engine) adalah mesin yang mengubah tenaga
panas menjadi tenaga mekanik. Energi panas tersebut diperoleh dari proses
pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Proses
pembakaran tersebut terjadi di dalam motor bakar, tepatnya di dalam silinder
mesin. Ledakan yang terjadi didalam silinder akibat pembakaran campuran
bahan bakar dan udara yang mengakibatkan terdorongnya torak dari TMA
(Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan torak dihubungkan
dengan poros engkol melalui batang penghubung (batang penggerak)
sehingga gerak translasi torak naik turun akan menjadi gerak rotasi pada
poros engkol begitu pula sebaliknya gerak rotasi pada poros engkol
menimbulkan gerak translasi naik turun pada torak. Hasil pembakaran bahan
bakar yang diubah menjadi energi mekanik digunakan untuk menggerakkan
mesin (Toyota Astra Motor, 2010:90). Ditinjau dari sistem penyalaan, Motor
Bakar Torak dibedakan menjadi:
1. Motor Bensin (Otto). Pada motor bensin penyalaan bahan bakar
disebabkan oleh loncatan bunga api listrik diantara dua elektroda busi.
Oleh karena itu motor bensin disebut juga Spark Ignition Engine (SIE).
2. Motor Diesel. Pada motor diesel sistem penyalaan bahan bakar karena
proses
kompresi
atau
penyalaan
10
sendiri,
yaitu
dengan
cara
11
12
13
Gambar 2.2
Sumber:
(http://aeriants.blogspot.co
24 April 2013)
Langkah kompresi
m, diakses tanggal
sehingga
menggerakkan kendaraan.
akan
dihasilkan
torsi
(torque)
untuk
14
15
Gambar 2.4
Langkah buang
dapat
didefinisikan
sebagai
reaksi
kimia
yang
berlangsung sangat cepat antara oksigen dengan unsur yang mudah terbakar
dari bahan bakar pada suhu dan terkanan tertentu. (Tjokrowisastro dan
Widodo, 1990).
Bila campuran bahan bakar dan udara terbakar di dalam ruang bakar
yang dibatasi oleh torak, silinder, dan kepala silinder akan menghasilkan gas
pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Sehingga gas pembakaran
ini akan menekan torak dan menghasilkan daya. Dalam proses pembakaran
setiap bahan bakar membutuhkan jumlah udara tertentu agar bahan bakar
dapat terbakar secara sempurna. Namun dalam kenyataanya tidak hanya
proses pembakaran secara sempurna saja yang terjadi pada motor bensin 4
langkah, proses pembakaran tidak sempurna juga sering terjadi. Berikut ini
akan dijelaskan kedua proses pembakaran tersebut:
16
1. Pembakaran sempurna
Mekanisme pembakaran sempurna dalam motor bensin dimulai
pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi. Selanjutnya api
membakar gas bakar yang berada di sekelilingnya dan terus menjalar ke
seluruh bagian sampai semua partikel gas bakar terbakar habis (Toyota
Astra Motor, 1995:2-2).
17
18
a. Knocking
Knocking ini terjadi ketika gas baru yang belum terbakar
terdesak oleh gas yang telah terbakar, sehingga menyebabkan kenaikan
pada tekanan dan suhunya sampai mencampuri keadaan hampir
terbakar.
C. Bahan Bakar
19
20
21
dihasilkan
dengan
penambahan
zat
aditif
dalam
proses
22
Karakteristik
1.
2.
3.
4.
Satuan
% massa
g/l
C
C
C
C
% vol
mg/l
mg/100ml
mg/100ml
kPa
Kg/m
Menit
% massa
-
Batasan
Min.
Maks.
91,0
0,05
0,013
70
72
110
130
180
215
2,0
1
70
5
45
60
715
770
Kelas 1
negatif
0,002
Jernih terang
Biru
Metode Uji
ASTM
Lain
D2699-86
D2622-98
D3237
D86-99a
D5452-97
D381-99
D381-99
D5191-59
D4052-95
D130-54
D3227
-
IP 30
23
24
Jenis
Premium
88 RON
Pertamax
92 RON
Pertamax Plus
95 RON
Bensol
98 RON
Sumber : www.pertamina.com
G. Bioenergi
Bioenergi adalah energi yang berasal dari biomassa. Sedangkan
Pengertian dari Biomassa adalah Jumlah bahan hidup yang terdapat di dalam
25
satu atau beberapa jenis organisme yang berada di dalam habitat tertentu.
Biomasa pada umumnya dinyatakan dalam berat kering organisme persatuan
luas habitat, yang dinyatakan dalam kg/m2, atau kg/m3. Biomassa adalah
salah satu sumberdaya hayati, merupakan energi matahari yang telah
ditransformasi menjadi energi kimia oleh tumbuhan berhijau daun. Ada yang
mendefinisikan Biomassa sebagai bahan-bahan organik berumur relatif muda
dan berasal dari tumbuhan atau hewan ; produk dan limbah industri budidaya
(pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan).
Bioenergi
26
bioenergy negara kita masih tertinggal jauh dari Thailand yang mempunyai
produksi lebih rendah. Indonesia yang mempunyai hutan hujan tropis yang
kaya akan sumberdaya alam nabati menyediakan beranekaragam tumbuhan
yang bisa dijadikan bahan bakar terbarukan. Dengan jumlah pulau-pulau lebih
dari 17.000 pulau membuat Indonesia kaya potensi biomassa di darat maupun
di laut. Potensi dari tumbuhan-tumbuhan energi multiguna kawasan tropik
seperti : pogam/kranji/mabai (Pongamia pinnata), nyamplung/bintangur
(Calophyllum inophyllum), nimba (Azadirachta indica), gatep pait (Samadera
indica), jarak pagar (Jatropha curcas), kelor (Moreinga oleifera), kacang hiris
(Cajanus cajan), sukun (Artocarpus altilis), Aren (Arenga pinnata), Sagu
(Metroxylon sp) dan aneka alga mikro.
Konversi biomassa menjadi bioenergi dapat melalui beberapa cara
yaitu Pembakaran Langsung, Konversi Termokimiawi, dan Konversi
Biokimiawi. Konversi Termokimiawi pada akhirnya menghasilkan bahan
bakar cair dan biodiesel, konversi biokimiawi dengan cara pencernaan kimiawi
menghasilkan gas metan sedangkan konversi biokimiawi dengan fermentasi
hidrolisis menghasilkan etanol.
(http://definisi-bioenergi-atau-energi-biomassa.html, diakses pada tanggal 1
Mei 2013)
H. Bioethanol
Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari bahan baku berupa
biomassa seperti jagung, singkong, sorgum, kentang, gandum, tebu, bit,
27
rumput laut dan juga limbah biomassa seperti tongkol jagung, limbah jerami,
dan limbah sayuran lainnya.
Menurut A.Hardjono (2001:75), bioethanol memiliki angka oktan
yang lebih tinggi daripada bensin yaitu research octane 123 dan motor octane
96.
Angka
oktan
pada
bahan
bakar
mesin
bensin
menunjukkan
akan
menimbulkan
fenomena
knocking
yang
berpotensi
28
molecular sieve karena proses ini dapat menghilangkan air hingga kadar
bioethanol menjadi 99,5% dan dihasilkan bioethanol absolute (murni).
Secara umum bioethanol dapat digunakan sebagai bahan baku industri
turunan alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, dan
campuran bahan bakar untuk kendaraan. Persentasi bahan baku industri
bioethanol dunia yaitu 95% dari fermentasi dan hanya 5% berasal dari
sintesis. Mengingat pemanfaatan bioethanol beraneka ragam, sehingga grade
bioethanol yang dimanfaatkan harus berbeda. Berdasarkan kadar alkoholnya,
bioethanol terbagi menjadi 3 grade berikut:
1. Grade industri dengan kadar alkohol 90 94%
2. Netral dengan kadar alkohol 96 99,5%, umumnya digunakan untuk
minuman keras atau bahan baku farmasi.
3. Grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5%.
Bahan baku bioethanol yang sering diproduksi di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Bahan yang mengandung pati, berupa singkong atau ubi kayu, ubi jalar,
tepung sagu, biji jagung, biji sorgum, gandum, kentang, ganyong, garut,
umbi dahlia, dan lain-lain.
2. Bahan yang mengandung gula (glukosa), berupa molasses (tetes tebu),
nira tebu, nira kelapa, nira batang sorgum manis, nira aren, nira nipah,
nira lontar, dal lain-lain.
29
I. Biopremium
Biopremium sering disebut dengan notasi Ex, dimana x adalah
persentase kandungan bioethanol dalam bahan bakar. Beberapa contoh
penggunaan notasi Ex antara lain:
1. E100, bioethanol 100% atau tanpa campuran
2. E85, campuran 85% bioethanol dan bensin 15%
3. E5, campuran 5% bioethanol dan bensin 95%
Pertamina telah menjual biopremium (E5) yang mengandung bioethanol 5%
dan premium 95%. Bahan bakar E5 dapat digunakan pada kendaraan yang
menggunakan bensin (gasoline) standar, tanpa modifikasi apapun. Namun,
bahan bakar E15 ke atas atau persentase bioethanol lebih dari 15% harus
memanfaatkan kendaraan dengan tipe Flexible-Fuel Vehicle. Brazil sebagai
salah satu negara yang menggunakan bioethanol terbesar di dunia, telah
mengadopsi bahan bakar E100, dimana kandungan bioethanol 100%.
30
Karbohidrat##
Protein@@
Lemak@@
Kalsium***
Kalium***
Phosphate***
59,95
6,97
12,81
1,6
0,11
5,29
Keterangan:
##
: Pengujian di Balai Riset Dan Standarisasi Surabaya
@@
: Pengujian di Sucofindo Surabaya
***
: Pengujian di Lab. TAKI ITS
Sumber : Didik Santoso (2013)
Limbah wafer mix snack diperoleh dari industri-industri yang
bergerak dibidang makanan ringan/snack. Di kawasan Gresik khususnya
daerah Wringin Anom terdapat limbah industri wafer yang belum
dimanfaatkan
secara
maksimal.
Industri-industri
besar
hanya
31
Property
Etanol
Murni
Etanol dari
Limbah Wafer
Mix Snack
Premium
Kadar ethanol ( % )
99,4
95,5 *
Densitas
0,772
0,8346***
0,7224
Nilai Kalori
(Kcal/kg)
6380
6345,07 **
8800
-17,2
>-31***
12
9 ***
13
1,523
4,3 *
Viscositas
( gr/cc)
(cSt)
Keterangan :
*
**
32
A. Hardjono, 2001
Sumber : Didik Santoso (2013).
K. Analisis Karakteristik
1. Kadar bioethanol
Pengujian kadar bioethanol ini menggunakan alcoholmeter,
diperoleh kadar bioethanol limbah wafer mix snack 95 %. Pada tabel
2.5 bioethanol murni mempunyai kadar 99,5%, sedangkan kadar
bioethanol limbah wafer mix snack lebih rendah yaitu 95%. Hal ini
disebabkan karena pada bioethanol limbah wafer mix snack masih
terdapat kandungan kadar air. Untuk menaikkan kadar bioethanol
limbah wafer mix snack menjadi bioethanol murni diperlukan proses
dehidrasi yang sangat sulit yaitu proses dehidrasi molecularsieve karena
proses ini dapat menghilangkan air hingga kadar bioethanol menjadi
99,5% dan dihasilkan bioethanol absolute (murni). Semakin tinggi
kadar bioethanol yang dihasilkan maka semakin bagus karakteristik
yang dihasilkan, dan semakin sedikit pula kadar air yang terdapat
didalam cairan bioethanol tersebut.
2. Densitas
Densitas disebut juga grafitasi jenis atau specific grafity, adalah
suatu perbandingan berat dari bahan bakar minyak dengan berat dari air
dalam volume yang sama, dengan suhu yang sama pula 15 oC (60OF).
Bahan bakar minyak pada umumnya mempunyai berat jenis antara 0,82
0,96 dengan kata lain minyak lebih ringan dari pada air.
33
34
35
wafer mix snack hampir sama dengan energi yang dihasilkan bioethanol
murni.
6. Viskositas
Viskositas
merupakan
ukuran
kekentalan
fluida
yang
Keterangan:
T = Torsi (kg.m/N.m)
F = Gaya yang bekerja pada torak (kg)
r = Panjang lengan poros (m)
36
2. Daya (Ne)
Daya mesin dihasilkan pada poros engkol untuk melakukan
kerja/usaha.
Power (Ne)
Ne =
Laju kerja
waktu
T .n
716,2
(Arismunandar, 2005:
32)
Keterangan:
37
mf
mf
s
kg/jam
(Heywood, 1988:52)
Dimana:
mf
mf
38
M. Hipotesis
Penggunaan campuran bahan bakar premium dengan bioethanol dari
limbah wafer mix snack pada motor 4 langkah akan menyebabkan performa
mesin (torsi, daya, dan konsumsi bakan bakar,) menjadi semakin baik. Hal ini
disebabkan karena campuran bioethanol pada premium dapat meningkatkan
angka oktan, sehingga performa mesin (engine performance) semakin
meningkat.