Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2013, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Di tahun 2013 jumlah kendaraan menurut
jenisnya, tercatat Mobil Penumpang berjumlah (11.484.514), Bis (2.286.309),
Truk (5.615.494) dan Sepeda Motor (84.732.652). Peningkatan jumlah
kendaraan bermotor tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah daerah yang
membenahi kota dengan mendirikan pusat-pusat industri dan juga
meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam sektor transportasi. Data dari
Korps Lalu Lintas Republik Indonesia mencatat, kendaraan yang masih
beroperasi di seluruh Indonesia pada tahun 2013 mencapai 104,211 juta unit,
mengalami kenaikan 11 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang hanya
94,299 juta unit.
Tahun 2013 untuk bahan bakar solar konsumsinya mencapai 11,72 juta
kilo liter hingga September 2013, jumlah ini lebih tinggi apabila
dibandingkan periode yang sama 2012 yakni, 11,53 juta kilo liter.
Indonesia menjadi konsumsi bahan bakar minyak tertinggi nomor empat di
Asia Tenggara setelah, Singapura, Malaysia dan Thailand. Di Negara lain,
konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebagian besar digunakan pada sektor
industri, sedangkan di Indonesia sebanyak 90 persen BBM digunakan pada
sektor transportasi.
Pemakaian energi terbarukan masih rendah bila dibandingkan dengan
energi yang tidak terbarukan. Hal itu dapat dilihat dari pola hidup masyarakat

yang masih bergantung pada konsumsi energi yang berasal dari fosil atau
energi yang tidak terbarukan, seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam.
Meningkatnya konsumsi energi masyarakat tidak sebanding dengan produksi
energi yang ada di Indonesia.
Berdasarkan data BPS, volume impor minyak bumi di tahun 2013
mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2012. Tahun 2013 volume
impor BBM mencapai 45,63 juta kilo liter. Angka tersebut mengalami
kenaikan 11,07% dibandingkan tahun 2012 yang hanya 41,08 Juta Kilo Liter.
Setiap tahunnya Indonesia melakukan impor bahan bakar minyak (BBM), hal
itu dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak di
Indonesia. Sedangkan bahan bakar minyak yang berasal dari energi fosil
khususnya minyak bumi merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui.
Apabila dilakukan pengambilan minyak bumi yang terus menerus akan
mengakibatkan cadangan minyak bumi habis. Untuk mengatasi hal tersebut
perlu adanya energi alternatif yang dapat diperbaharui.
Mesin diesel dikenal sebagai mesin yang mempunyai tenaga besar
dan efisiensi tinggi. Penggunaan mesin diesel saat ini umumnya digunakan
pada angkutan berat seperti truk, bus dan fuso. Salah satu keunggulan mesin
diesel terletak pada sistem pembakarannya, di mana hanya menggunakan
compression ignition yang

tidak

memerlukan

busi seperti pada mesin

bensin. Sistem ini memungkinkan tercapainya tekanan awal yang tinggi


sebelum terjadi proses pembakaran. Hal ini juga akan meningkatkan efisiensi
termal pada mesin diesel. Keunggulan lain dari mesin diesel adalah
fleksibilitas jenis bahan bakar yang bisa digunakan karena pembakaran yang
terjadi tidak memerlukan pengontrolan bunga api.

Proses pembakaran yang tidak sempurna merupakan masalah yang


sering kita jumpai dalam mesin diesel. Seperti halnya proses penginjeksian
bahan bakar ke dalam ruang bakar yang tidak baik atau kurang baiknya
proses pencampuran bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar menjadi
penyebab tidak sempurnanya proses pembakaran. Sehingga unjuk kerja mesin
diesel tidak maksimal.
Mesin diesel juga memiliki masalah yang berhubungan dengan
pencemaran udara yaitu Partikulat, CO dan CO 2. Emisi tersebut merupakan
masalah utama mesin diesel. Partikulat yang dihasilkan mesin diesel
berbahaya bagi tubuh manusia, karena partikulat akan mengendap dalam
paru-paru sehingga fungsi paru-paru akan terganggu.
Gas buang yang dihasilkan dari mesin diesel banyak mengandung
partikulat, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor bahan bakar yang tidak bersih
atau kotor. Tidak bersihnya bahan bakar dikarenakan pada saat pemrosesan
bahan bakar yang kurang baik. Pada saat terjadinya pembakaran, kotoran
tersebut akan terurai bersama partikel lain yang kemudian tidak dapat
terbakar. Semakin banyak kotoran dalam bahan bakar akan menghasilkan gas
buang dengan kepulan asap hitam.
Setelah dilakukan penelitian dalam pembuatan biodiesel biji kapuk
randu dengan proses transesterifikasi non-katalis yang dilakukan oleh
Muhammad Sodikin dengan judul skripsi Pembuatan Biodiesel Dari Minyak
Biji Kapuk Randu Dengan Proses Transesterifikasi Non-Katalis. Maka
peneliti ingin melanjutkan penelitian ini, untuk mencoba meneliti seberapa
besar performa mesin diesel dan emisi gas buang berupa gas SOx yang
dihasilkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti melakukan penelitian


yang berjudul Pengaruh Campuran Biodiesel Minyak Biji Kapuk Randu
Non-Katalis Dengan Solar Terhadap Unjuk Kerja Dan Opasitas Mesin
Diesel.
B. Identifikasi masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat menarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya populasi kendaraan bermotor setiap tahunnya berdampak
pada peningkatan konsumsi bahan bakar nasional.
2. Perlu adanya pengkajian mengenai bahan bakar alternatif yang dapat
diperbaharui dari alam, khususnya bahan bakar biodiesel.
3. Diharapkan unjuk kerja mesin meningkat dan konsumsi bahan bakar
semakin irit.
4. Opasitas mesin diesel lebih besar dibandingkan mesin bensin.
C. Batasan masalah
Agar didapatkan hasil penelitian yang maksimal, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Mesin yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah mobil isuzu
panther tahun 2000.
2. Biodiesel yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah biodiesel nonkatalis dari minyak kapuk randu.
3. Unjuk kerja yang diteliti adalah Torsi (T) terhadap putaran, daya efektif
(Ne) terhadap putaran, konsumsi bahan bakar (Fc) terhadap putaran dan
tekanan efektif rata-rata (bmep) terhadap putaran.
4. Penelitian ini tidak membahas pengaruh kecepatan, kelembaban, dan
temperatur udara terhadap unjuk kerja dan tingkat kebisingan.
5. Pada penelitian ini hanya membahas pengaruh campuran bahan bakar
biodiesel non-katalis dari minyak biji kapuk randu dengan solar terhadap

opasitas saja. Namun tidak membahas emisi gas buang (CO, CO 2, HC


dan NOx).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh campuran solar dan biodiesel biji kapuk randu
terhadap torsi, konsumsi bahan bakar, daya efektif dan tekanan rata-rata
pada mesin diesel 4 langkah?
2. Seberapa besar penurunan opasitas yang dihasilkan pada mesin diesel
berbahan bakar solar (B0) dan campuran biodiesel dari minyak biji kapuk
randu non-katalis dengan solar (B5, B10, B15 dan B20)?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh campuran solar dan biodiesel
minyak biji kapuk randunon-katalis terhadap torsi, konsumsi bahan bakar,
daya efektif dan tekanan rata-rata pada mesin diesel.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan bahan bakar solar
(B0), dan campuran biodiesel dari minyak biji kapuk randu non-katalis
dengan solar (B5, B10, B15 dan B20) terhadap opasitas yang dihasilkan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi peneliti dan para pembaca pada umumnya, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran untuk memperluas wawasan tentang teori pemanfaatan
biodiesel dari biji kapuk randu yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar alternatif untuk campuran solar pada mesin diesel.

b. Dari hasil penelitian ini dapat menambah referensi dalam melakukan


pengujian unjuk kerja dan emisi gas buang pada mesin diesel untuk
peneliti dan masyarakat pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang pembuatan bahan
bakar alternatif, pengujian unjuk kerja mesin diesel dan gas buang
mesin diesel berbahan bakar biodiesel dari biji kapuk randu nonkatalis.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan maupun pembelajaran mengenai cara
pengujian unjuk kerja mesin diesel dan opasitas berbahan bakar
biodiesel minyak biji kapuk randu non-katalis di Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
c. Bagi Pemerintah
Dapat membantu mencari sumber-sumber bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan serta mengatasi kelangkaan bahan bakar
minyak dunia.

Anda mungkin juga menyukai