Muchamadamrullah Dan Jokokisworo
Muchamadamrullah Dan Jokokisworo
Disusun oleh:
Nama Peneliti
: Muchamad Amrullah
NIP
: 197207101993011001
Pangkat/Golongan : Penata Tk.I/ III/d
Jabatan
: Widyaiswara Madya
Nama Peneliti II
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
:
:
:
:
Joko Kisworo
1985111820071001
Penata Muda/ III/a
Pelaksana
Analisis Perilaku Biaya dan Perhitungan Biaya Per Output Pendidikan dan
Pelatihan dengan Pendekatan Activity Based Costing System pada
Pusdiklat Anggaran Dan Perbendaharaan
Tahun Anggaran 2013
Abstrak
Tujuan utama dari analisis perilaku biaya dan perhitungan biaya per
output pendidikan dan pelatihan dengan pendekatan activity based costing
system pada pusdiklat anggaran dan perbendaharaan tahun anggaran 2013
adalah tujuan yang ingin dicapai pada kajian akademis adalah untuk mengetahui
perilaku biaya dalam penyelenggaraan diklat dan biaya per output peserta
penyelenggaraan diklat. Kajian akademis ini menggunakan metode analisis
deskriptif dimana teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian arsip.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari objek dan
lokasi penelitian. Kajian akademis ini menghasilkan dua temuan penting.
Pertama, biaya yang dianggarkan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi
pendukung dan aktivitas supporting lebih besar dibandingkan biaya yang
dianggarkan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi utama dan aktivitas
utama. Level biaya pendukung (supporting) pencapaian output tugas dan fungsi
utama Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan mempunyai prosentasi paling
besar. Anggaran delivery diklat yang dibutuhkan mempunyai prosentase
terbesar. Dan biaya tetap (fixed cost) yang dianggarkan mempunyai prosentase
terbesar. Biaya Factory Overhead (FOH) yang dianggarkan mempunyai
prosentase terbesar. Kedua, biaya per output peserta diklat dengan
menggunakan pendekatan activity based costing system lebih besar
dibandingkan dengan standar biaya keluaran yang digunakan dalam penyusunan
anggaran penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Kata-kata Kunci : biaya, activity, output, diskriptif, sekunder
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismilaahirrahmaanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan kajian akademis yang berjudul:
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED
COSTING
SYSTEM
PADA
PUSDIKLAT
ANGGARAN
DAN
PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013. Kajian akademis ini bertujuan
untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan di bidang keuangan negara.
Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam kajian
akademis ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi
penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Agus Hermanto selaku Sekretaris Badan Pendidikan Pelatihan
Keuangan;
2. Bapak Syamsu Syakbani selaku Kepala Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan;
3. Bapak Rahmadi Murwanto selaku Kepala Bagian Organisasi dan Tata
Laksana;
4. Bapak Langgeng Suwito selaku pembimbing substansi;
5. Bapak Alla Asmara selaku pembimbing metodologi penelitian;
6. Bapak Marmah Hadi selaku narasumber ahli penelitian.
Selain mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung
terselesaikannya tulisan ini, penulis juga meminta maaf atas segala
ketidaksempurnaan tulisan ini. Saran dan kritik yang dapat lebih membangun
tulisan ini akan sangat kami harapkan.
iv
DAFTAR ISI
Abstrak ................................................................................................................ ii
Abstract ...............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Ruang Lingkup.............................................................................................. 6
D. Tujuan Dan Manfaat Kajian akademis........................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................9
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 9
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 30
C. Kerangka Pemikiran.................................................................................... 34
D. Variabel Kajian akademis............................................................................ 36
BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS ..................................................................38
A. Objek dan Lokasi Kajian Akademis ............................................................. 38
B. Sumber dan Metode Pengumpulan Data .................................................... 38
C. Metode Analisis Data .................................................................................. 38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................................49
A. Gambaran Objek Penelitian ........................................................................ 49
B. Perilaku Biaya ............................................................................................. 53
C. Perhitungan Biaya Per Output Peserta Diklat.............................................. 68
BAB V PENUTUP ..................................................................................................72
A. Kesimpulan ................................................................................................. 72
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 74
C. Implikasi Manajerial .................................................................................... 76
D. Saran untuk Penelitian Selanjutnya ............................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................80
RIWAYAT HIDUP PENELITI .................................................................................92
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Tabel II.1.
Tabel II.2.
Tabel III.1
Tabel IV.1
Tabel IV.2
Tabel IV.3
Tabel IV.4
Tabel IV.5
Tabel IV.6
Tabel IV.7
Tabel IV.8
Tabel IV.9
Tabel IV.10
Tabel IV.11
Tabel IV.12
Tabel IV.13
Biaya per output peserta diklat sesuai cluster dana diklat ........... 69
Tabel IV.14
Tabel IV.15
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat
dan
penataran
keuangan
negara
di
bidang
anggaran
dan
2.
3.
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
174,261
25,683,734,000
180,000
24,390,434,000
170,000
25,000,000,000
20,000,000,000
160,000
15,776,283,000
15,000,000,000
150,000
10,000,000,000
149,300
146,006
140,000
5,000,000,000
0
130,000
2011
2012
Realisasi DIPA
2013
Jamlator
Gambar I.1: Realisasi DIPA dan Jamlator Diklat Pusdiklat AP TA 2011 - 2013
Sumber: Diolah dari LAKIP Pusdiklat AP TA 2011 - 2013
Namun demikian, realisasi DIPA tersebut diatas, tidak semuanya
digunakan untuk kegiatan yang langsung berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan diklat untuk menghasilkan output berupa peserta diklat. Sebagai
ilustrasi, pada tahun anggaran 2013, dari dana pagu DIPA Pusdiklat AP,
disediakan untuk menghasilkan beberapa output seperti pada Tabel I.1. Dana
dalam DIPA yang berhubungan langsung dengan pencapaian output jumlah
peserta diklat adalah terkait dengan output jumlah peserta diklat 3 hari, output
jumlah peserta diklat 5 hari, jumlah peserta diklat 12 hari, jumlah peserta diklat
16 hari, dan jumlah peserta diklat 19 hari. Sedangkan dana dalam DIPA juga
digunakan untuk menghasilkan output lain yang tidak secara langsung
menghasilkan output jumlah peserta diklat tetapi dibutuhkan sebagai input untuk
menghasilkan output jumlah peserta diklat.
Kode
Jenis Output
volume
1732.002
Dokumen Kesekretariatan
1732.003
1732.006
1732.007
Satuan
Jumlah Dana
(Rp)
Dokumen
33.230.000
11
Laporan
4.297.524.000
1.740
Peserta
2.696.420.000
600
Peserta
1.303.400.000
1732.008
120
Peserta
310.730.000
1732.009
210
Peserta
114.800.000
1732.013
Peralatan/Sarana Pendidikan
10
Unit
150.000.000
1732.014
600
Peserta
717.260.000
1732.994
Layanan Perkantoran
1732.997
1732.998
Gedung/Bangunan
12
Bulan Layanan
9.577.245.000
110
Unit
2.024.075.000
200
M2
3.165.750.000
TOTAL
24.390.434.000
Diklat 3 hari
= Rp.1.774.167,-
4)
Diklat 16 hari
= Rp.3.964.167,-
2)
Diklat 5 hari
= Rp.2.122.500,-
5)
Diklat 19 hari
= Rp.4.416.167,-
3)
Diklat 12 hari
= Rp.3.264.333,-
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
diklat. Tahap persiapan pelaksanaan diklat terdiri dari belanja bahan dan belanja
perjalanan dinas lainnya. Tahap pelaksanaan diklat terdiri dari belanja bahan,
belanja jasa profesi, belanja jasa lainnya, dan belanja perjalanan lainnya. Tahap
evaluasi diklat terdiri dari belanja bahan dan belanja jasa lainnya. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar
Biaya, Struktur Biaya, Dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran
Kementerian
Negara/Lembaga,
komponen
biaya
tersebut
pemeliharaan perkantoran. Biaya gaji dan tunjangan pegawai yang terlibat dalam
pelaksanaan diklat pada dasarnya juga merupakan biaya yang mendukung
pelaksanaan diklat dalam rangka pencapaian output jumlah pserta diklat. Begitu
juga dengan biaya penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
yang digunakan untuk penyelenggaraan diklat merupakan biaya dalam
pencapaian output jumlah peserta diklat. Sehingga Standar Biaya Keluaran
(SBK) yang ada belum mencerminkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
dalam rangka pencapaian output jumlah peserta diklat.
dapat
pencapaian
dipertanggungjawabkan
sebuah
output,
biaya
kemanfaatannya.
yang
digunakan
Dalam
dalam
input.
upaya
aktivitas
Biaya yang
dikeluarkan harus dihitung dengan tepat. Sumber daya yang dikeluarkan dalam
aktivitas penyelenggaraan diklat akan mempengaruhi output yang dihasilkan dari
penyelenggaraan diklat. Output yang berhasil dicapai dalam proses aktivitas ini
akan berdampak pada tercapainya outcome yang lebih luas.
Penghitungan biaya yang tepat dalam rangka pencapaian output akan
berdampak strategis pada perbaikan sistem penganggaran. Dalam penelitian ini
hanya menghitung pada satu satuan kerja, akan tetapi model perhitungan dalam
penelitian ini apabila diterapkan akan menjadi bahan untuk untuk melakukan
benchmarking dalam rangka untuk mengetahui satuan kerja lain yang lebih
efesien ataupun untuk melakukan kajian secara time series, untuk mengetahui
tren biaya per tahun.
Salah satu pendekatan dalam menghitung besarnya biaya untuk tiap
aktivitas dalam menghasilkan output adalah Activity Based Costing (ABC)
system. ABC system ini menyempurnakan sistem biaya (costing system) dengan
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas secara terpisah sebagai aspek yang paling
penting.
Untuk
mendukung
pengambilan
keputusan,
ABC
system
mengidentifikasi aktivitas dalam keseluruhan fungsi dari value chain (rantai nilai),
menghitung besarnya biaya untuk tiap aktivitas dan menentukan biaya produksi
suatu produk atau layanan.
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
penyelenggaraan diklat, tetapi juga biaya tidak langsung yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output peserta diklat.
D. Tujuan Dan Manfaat Kajian akademis
Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai pada kajian akademis adalah untuk mengetahui:
1.
2.
biaya per output peserta penyelenggaraan diklat kepada pimpinan Pusdiklat AP.
Informasi ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu pimpinan Pusdiklat
AP dalam penyusunan biaya penyelenggaraan diklat yang dituangkan dalam
DIPA yang akan datang dan memberikan bahan pertimbangan bagi pimpinan
dalam rangka melakukan efisiensi pengeluaran.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan kajian akademis ini dibuat secara sistematis terdiri dari lima
bab yang secara ringkas dapat dijelaskan:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan disajikan mengenai latar belakang, perumusan masalah,
ruang lingkup, tujuan dan manfaat kajian akademis, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi landasan teori yang menjadi landasan kajian akademis
dimana di dalamnya dibahas mengenai tinjauan pustaka, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran, dan variabel kajian akademis.
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Reformasi Perencanaan dan Penganggaran
Reformasi pengelolaan Keuangan Negara ditandai dengan dikeluarkannya
paket Undang-Undang (UU) yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU Nomor
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara. Reformasi di bidang pengelolaan Keuangan Negara diimbangi
dengan reformasi dibidang perencanaan. Reformasi perencanaan dimuat dalam
UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. UU terkait perencanaan selanjutnya dilengkapi dengan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, PP
Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional. Dalam rangka mengaitkan antara perencanaan dengan penyediaan
dana guna mewujudkan rencana yang ingin diwujudkan maka diterbitkan PP
Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.
2. Pendekatan Penganggaran
Reformasi di bidang perencanaan penganggaran di Indonesia ditandai
dengan berubahnya paradigma di bidang perencanaan penganggaran yang
ditunjukkan dengan tiga pendekatan yaitu Penerapan Penganggaran Terpadu
(unified budget), Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
rupiah
anggaran
dapat
dipertanggungjawabkan
kemanfaatannya.
10
PROGRAM
KEGIATAN
OUTCOME
OUTPUT
SUB OUTPUT
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
DETIL
BELANJA
Gambar II.1.
11
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
keluaran/output.
Dalam
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
Mencerminkan sasaran kinerja Eselon II/satker sesuai tugas dan fungsi atau
penugasan prioritas pembangunan nasional;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
12
8.
pada
salah
satu
komponen
dapat
menyebabkan
13
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
pada
penurunan
kualitas,
penurunan
kuantitas,
maupun
rangka
memudahkan
dalam
pelaksanaan
komponen
input.
14
Untuk menggunakan model ini, maka harus membuat rincian untuk setiap
elemen. Analisis biasanya dimulai dengan proses bisnis atau kegiatan, yang
menciptakan produk atau jasa. Setiap proses biasanya memiliki beberapa
tahapan atau langkah-langkah yang menambah nilai dengan mengubah input
untuk produk atau jasa. Suppliers adalah kelompok dan organisasi yang
menyediakan bahan, peralatan, dan informasi yang diperlukan untuk melakukan
kerja. Input adalah hal-hal yang digunakan oleh proses bisnis untuk menciptakan
produk. Contoh input adalah orang, bangunan, peralatan, data dan sistem
computer.
Output adalah produk tertentu yang dihasilkan oleh proses atau kegiatan
bisnis. Customers adalah orang-orang yang menerima produk. Outcomes,
secara umum, tujuan atau hasil yang diinginkan pelanggan dari produk atau jasa.
Kita bisa membedakan beberapa jenis outcomes. Immediate outcomes adalah
apa yang diinginkan oleh pelanggan produk atau jasa yang harus dilakukan
(misalnya, pelanggan tidak ingin listrik, mereka ingin cahaya atau panas).
Intermediate outcomes menjelaskan perubahan-perubahan jangka panjang
sebagai akibat dari pekerjaan. Ultimate outcomes atau results adalah tujuan
yang lebih luas berdampak pada kehidupan sosial masyarakat (misalnya,
perbaikan kesehatan, tingkat kejahatan rendah, transportasi yang handal, atau
meningkatkan keselamatan publik).
7. Teori Biaya
a. Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya didefinisikan sebagai uang
yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dsb) sesuatu;
15
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
ongkos;
belanja;
pengeluaran.
Sedangkan
Atkinson,
dkk.
(2009,33)
menyebutkan bahwa: Definisi umum biaya adalah nilai moneter barang dan jasa
yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa depan.
b. Klasifikasi biaya berdasarkan keterkaitannya dengan produk.
Berdasarkan keterkaitannya dengan produk, Carter (2006,
2-10)
16
pelumas mesin jahit pada pabrik pakaian. Indirect labor adalah biaya tenaga
kerja yang tidak ditelusuri secara langsung kepada konstruksi atau penyusunan
produk jadi. Termasuk indirect labor diantaranya adalah gaji supervisor, kasir,
sekretaris dan tenaga cleaning service. Other indirect cost merupakan biayabiaya overhead yang tidak termasuk dalam kategori indirect materials dan
indirect labor. Termasuk dalam kategori other indirect cost diantaranya biaya
sewa, biaya asuransi properti, pajak properti, penyusutan dan biaya listrik.
Selain manufacturing cost, terdapat satu jenis pengeluaran lainnya yang
disebut dengan istilah commercial expenses. Commercial expenses dibedakan
menjadi 2 yaitu marketing expenses dan administrative expenses. Marketing
expenses dimulai pada saat factory cost berakhir, yaitu pada saat pembuatan
produk berakhir dan produk dalam kondisi siap untuk dipasarkan. Termasuk
dalam kategori marketing expenses diantaranya beban promosi, penjualan dan
delivery. Administratif expenses termasuk beban-beban yang timbul dalam
rangka pengarahan dan pengendalian organisasi.
Gambar II.3 mengilustrasikan pengklasifikasian biaya berdasarkan
hubungannya dengan produk:
Direct Materials
Direct Labor
Prime Cost
+
Indirect Materials
Indirect Labor
Factory Overhead
=
Manufacturing Cost
+
Marketing expenses
Administrative Expenses
Commercial Expenses
=
Total Operating Cost
17
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
18
19
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
penerangan tetap dibutuhkan pada semua level aktivitas namun listrik yang
digunakan untuk pengoperasian mesin akan berubah sesuai level aktivitas
penggunaan mesin. Contoh lain adalah biaya inspeksi, air, pajak penghasilan
atas gaji pegawai dan asuransi kesehatan dan kecelakaan.
d. Klasifikasi biaya berdasarkan keterkaitannya dengan departemen manufaktur
atau segmen yang lain.
Carter (2006, 2-14) menyampaikan bahwa struktur organisasi perusahaan
biasanya terbagi menjadi 2, yaitu departemen produksi (producing departments)
dan departemen pelayanan (service departments). Departemen produksi adalah
departemen yang mengoperasikan mesin produksi atau mengerjakan secara
manual dalam merakit atau membuat suatu produk atau bagian dari produk.
Sedangkan departemen pelayanan adalah departemen yang memberikan
pelayanan bagi departemen lain dalam rangka produksi. Walaupun departemen
pelayanan tidak terlibat secara langsung dalam pembuatan produk, biaya yang
dikeluarkan merupakan factory overhead yang diperhitungkan dalam perhitungan
harga pokok produksi. Jika biaya dapat ditelusuri secara langsung kepada satu
departemen tertentu maka biaya tersebut disebut dengan istilah direct
departmental cost, sedangkan biaya yang digunakan secara bersama oleh
beberapa departemen disebut dengan indirect departmental cost. Indirect
departmental costs dibedakan menjadi 2, yaitu common costs dan joint costs.
Common cost adalah biaya dari fasilitas atau layanan yang digunakan pada dua
atau lebih aktivitas operasi, tetapi masih dalam satu jenis produk. Joint costs
muncul ketika biaya produksi atas satu produk tidak dapat dipisahkan dari
produksi barang yang lain.
20
21
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
biaya divisi mungkin tidak terkait dengan keputusan yang diambil, biaya ini
disebut dengan istilah unavoidable costs.
g. Klasifikasi biaya berdasarkan pemanfaatannya
Menurut Gittingger (1986), biaya yang umumnya dimasukkan dalam
analisis proyek adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu
investasi, antara lain seperti biaya operasional dan biaya investasi. Biaya
investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan
proyek dalam jumlah yang cukup besar. Berdasarkan waktu pemanfaatannya,
biaya investasi dapat didefinisikan sebagai biaya yang pemanfaatannya dapat
berlangsung dalam waktu yang relatif lama (lebih dari satu tahun). Biaya
investasi biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan
infrastruktur fisik dan kapasitas produksi. Contoh: pembangunan gedung,
kendaraan, alat kedokteran, dan lain-lain.
Sedangkan biaya operasional adalah biaya yang rutin dikeluarkan setiap
tahun.
Berdasarkan
waktu
pemanfaatannya,
biaya
operasional
dapat
didefinisikan sebagai biaya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatankegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun
waktu relatif singkat (kurang dari 1 tahun). Contoh: biaya obat, makanan, air,
listrik, dan lain-lain.
h. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi bisnis
Klasifiksi biaya berdasarkan fungsi bisnis menurut Horngren, dkk (2006,211) adalah pengklasifikasian biaya berdasarkan fungsi bisnis yang dilaksanakan
oleh perusahaan. Contoh klasifikasi biaya berdasarkan fungsi bisnis adalah biaya
penelitian dan pengembangan, biaya desain produk, biaya produksi, biaya
pemasaran, biaya distribusi, biaya layanan pelanggan.
22
i.
(2006, 43) terbagi menjadi biaya persediaan (inventoriable cost) dan biaya
periode (period cost). Biaya persediaan adalah semua biaya yang diakui sebagai
aktiva dalam neraca pada saat terjadinya dan selanjutnya menjadi harga pokok
penjualan saat terjadi penjualan. Sedangkan biaya periode adalah semua biaya
yang dicantumkan dalam laporan laba rugi selain harga pokok penjualan. Contoh
biaya periode adalah biaya penelitian dan pengembangan (litbang), biaya desain,
biaya pemasaran, biaya distribusi, dan biaya layanan pelanggan.
Gambar II.5 mengilustrasikan hubungan dan perbedaan antara biaya
persediaan dengan biaya periode pada perusahaan manufaktur. Perhitungan
harga pokok produksi tidak melibatkan biaya periode, yaitu biaya litbang, biaya
desain, biaya pemasaran, biaya distribusi, dan biaya layanan pelanggan.
Gambar II.5. Ilustrasi Hubungan Antara Biaya Persediaan dengan Biaya Periode
Sumber: Horngren (2006, 2-9)
23
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
j.
dapat berupa:
- Biaya langsung dan variabel
- Biaya langsung dan tetap
- Biaya tidak langsung dan variabel
- Biaya tidak langsung dan tetap
Gambar II.6 mengilustrasikan contoh biaya persediaan yang digabungkan
dengan klasifikasi biaya langsung dan biaya tidak langsung, serta biaya variabel
dan biaya tetap dalam perusahaan manufaktur mobil.
24
dua tahap yang hampir sama namun lebih umum daripada sistem biaya
tradisional. Sistem biaya tradisional menggunakan departemen dan sentra biaya
aktual dalam mendefinisikan kumpulan biaya untuk mengakumulasi dan
meredistribusikan biaya. Sistem ABC, yang tidak menggunakan sentra biaya,
menggunakan aktivitas untuk mengakumulasikan biaya. Pengembangan sistem
ABC dimulai dengan menanyakan aktivitas apa yang dilakukan oleh sumber
daya yang dimiliki departemen. ABC kemudian mengalokasikan beban sumber
daya aktivitas berdasarkan berapa banyak sumber daya yang digunakan oleh
masing-masing aktivitas tersebut.
Horngren, dkk
(2012, 146)
menyampaikan bahwa
ABC system
25
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
unit, batch, product dan plant. Berikut ini adalah Tabel II.1 yang merupakan
contoh level dari aktivitas, biaya aktivitas dan pemicu aktivitas:
Levels and Examples of Activities, Costs, and Activity Drivers
Level
Unit
Batch
Product
Plant
Examples of Activities
Cutting
Soldering
Painting
Assembling
Packaging
Scheduling
Setting up
Blending
Moving
Designing
Developing
Prototyping
Advertising
Warehousing
Heating
Lighting
Cooling
Providing security
Salaries of schedulers
setup personnel, or
material handlers
Depreciation
Insurance
Taxes on buildings
Number of products,
design changes, or design
hours
Square footage
occupied
Examples of Cost
Portions of electricity
and indirect materials
Examples of Activity Drivers
Units or pounds of output
Direct labor hours
Machine hours
Tabel II.1. Contoh Level Aktivitas, Biaya Aktivitas dan Pemicu Aktivitas
Sumber: Carter (2006, 14-3)
Perbandingan Perhitungan Biaya Tradisional dengan ABC System
9.
Metode Tradisional
1. Tujuan
Inventory Evaluation
Product Costing
2. Lingkup
Tahap produksi
3. Fokus
4. Periode
Periode akuntansi
5. Teknologi informasi
yang digunakan
Metode manual
Komputerisasi Komunikasi
26
ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, yang menuju
pada pengukuran kemampuan peroleh laba atas produk yang lebih akurat
dan keputusan-keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebih baik
mengenai harga jual, lini produk, pasar pelanggan, dan pengeluaran modal.
b)
c)
ABC membantu manajer lebih mudah mengakses informasi tentang biayabiaya yang relevan dalam membuat keputusan.
11.
27
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
28
karena komponen tetap dalam overhead hanya digunakan untuk jumlah produk
yang lebih sedikit sehingga biaya produksi per unit akan meningkat.
12. Penerapan Activity Based Costing (ABC) System pada Pusdiklat AP
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian teori ABC system di atas,
ABC system bertujuan untuk menyajikan biaya produksi atas suatu barang/jasa
secara lebih tepat dan aktual. Dalam sektor privat, ABC digunakan untuk
menentukan berapa harga pokok produksi atas suatu barang/jasa. Informasi ini
kemudian digunakan oleh manajemen untuk menentukan berapa harga jual
barang/jasa dan untuk melakukan efisiensi pada aktivitas yang dianggap masih
melakukan pemborosan.
Pusdiklat AP memiliki output utama yaitu jumlah peserta diklat. Hingga
saat ini belum diketahui berapa besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 peserta diklat. Informasi ini penting untuk mendukung efisiensi
alokasi anggaran pada Pusdiklat AP.
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam penerapan ABC system
adalah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Menurut PMK No.
184/PMK.01/2010 pasal 1982 dan 1983, Pusdiklat AP mempunyai tugas
membina pendidikan dan pelatihan keuangan negara di bidang anggaran dan
kebendaharaan umum berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh
Kepala Badan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
a)
b)
29
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
c)
d)
e)
f)
g)
aktivitas dalam pokok bahasan ABC system. Biaya-biaya yang dialokasikan dari
DIPA Pusdiklat AP harus dialokasikan ke masing-masing aktivitas, diproporsikan
menurut jumlah peserta diklat, untuk kemudian menentukan berapa besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 peserta diklat.
B. Penelitian Terdahulu
1. Dhania Anggarani Putri (2011) dari Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro melakukan penelitian dengan judul Analisis Penggunaan
Metode Activity Based Costing sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif
SPP SMP-SMA Pada YPI Nasima Semarang Tahun 2010. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tarif
SPP
dengan
perhitungan
30
Berdasarkan hasil tersebut, harga tidak terpaut jauh dengan metode yang
telah diterapkan Sekolah Nasima yang berarti bahwa walaupun selama ini
Sekolah Nasima menggunakan metodenya sendiri dalam menentukan
tarif SPP, namun hal tersebut mencakup keseluruhan kebutuhan biaya
pendidikan. Hanya saja, dengan menggunakan metode ABC, Sekolah
Nasima dapat merencanakan anggaran secara tepat, terperinci, dan
terprogram sehingga memudahkan manajemen dalam menyetarakan
pendapatan dan pengeluaran
2. Sri Fadilah (2009) dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung
melakukan penelitian dengan judul Activity Based Costing (ABC) Sebagai
Pendekatan Baru untuk Menghitung Analisis Standar Belanja (ASB)
dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Activity Based Costing (ABC) merupakan penetapan harga pokok atau
biaya anggaran yang didasarkan aktivitas. Artinya aktivitas menjadi
pemicu biaya (cost driver) dalam pendekatan Activity Based Costing
(ABC). Pendekatan Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu teknik
untuk mengukur secara kuantitatif biaya dan kinerja suatu kegiatan (the
cost and performance of activities) serta alokasi penggunaan sumber
daya dan biaya, baik by operasional maupun by administratif. Terdapat
beberapa catatan penting berkaitan dengan penentuan standar biaya
berdasarkan Activity Base Costing (ABC) supaya tidak berbenturan
dengan peraturan/ketentuan yang ada. Perlu disadari bahwa setiap
aktivitas/kegiatan dalam konteks pemerintah daerah harus bersumber
pada produk hukum yang berlaku. Diharapkan dengan menggunakan
Activity Based Costing (ABC) dalam penentuan analisis standar belanja
31
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
bahwa
perhitungan
tarif
jasa
rawat
inap
dengan
32
33
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
jawab
atas
terjadinya
selisih
yang
terjadi,
sehingga
34
2.
Pengembangan
Program
adalah
perencanaan,
penyusunan
dan
35
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
36
8.
9.
10.
11.
37
BAB III
METODE KAJIAN AKADEMIS
2)
3)
Data gaji induk dan TKPKN pegawai Pusdiklat AP per Juni TA 2013;
4)
5)
6)
Activity Based Costing system bertujuan untuk menyajikan biaya produksi atas
suatu barang/jasa secara lebih tepat dan aktual. Dalam sektor privat, Activity
Based Costing digunakan untuk menentukan berapa harga pokok produksi atas
suatu barang/jasa. Informasi ini kemudian digunakan oleh manajemen untuk
menentukan berapa harga jual barang/jasa dan untuk melakukan efisiensi pada
aktivitas yang dianggap masih melakukan pemborosan.
Pusdiklat
AP
mempunyai
output
utama
peserta
diklat.
Untuk
investasi,
Pengkategorian
sebagaimana
ini
dapat
dilakukan
diilustrasikan
sesuai
klasifikasi
dalam
biaya
Gambar
III.1.
berdasarkan
39
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
tercapainya output utama di masa yang akan datang. Sedangkan, apabila suatu
satuan kerja memiliki biaya investasi yang kecil, maka prioritas satuan kerja
tersebut adalah mencapai kinerja optimal pada output utamanya.
40
terhadap biaya level plant, maka akan semakin mendukung tercapainya output
utama satuan kerja.
3. Tahap ketiga
Tahap ketiga, mengidentifikasi dan memproporsikan biaya non investasi
dikurangi
dengan
anggaran
belanja
pegawai
ditambah
dengan
beban
penyusutan dan biaya pegawai yang terpakai untuk aktivitas sesuai jam
pelatihan masing-masing aktivitas ke dalam kelompok aktivitas, sebagaimana
dapat diilustrasikan dalam Gambar III.3. Belanja pegawai merupakan anggaran
belanja pegawai dalam RKAKL Pusdiklat AP Tahun 2013. Biaya pegawai
merupakan biaya aktual yang dihitung sesuai dengan tarif biaya masing-masing
pegawai berdasarkan jam kerja efektif pegawai. Beban penyusutan merupakan
penyusutan aset Pusdiklat AP selama tahun 2013.
Klasifiksi biaya berdasarkan fungsi bisnis menurut Horngren, dkk
(2006,2-11) adalah pengklasifikasian biaya berdasarkan fungsi bisnis yang
41
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
4. Tahap keempat
Tahap keempat, mengidentifikasi dan memproporsikan biaya kelompok
aktivitas ke dalam kategori tahapan aktivitas yang terdiri dari setup, delivery, dan
42
43
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
Setup
Deskripsi:
Setup merupakan aktivitas terkait perencanaan program
diklat yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
anggaran (selama umur program diklat tersebut).
Contoh: Biaya rapat penyusunan program diklat dan
modul bendahara pengeluaran yang memiliki masa
manfaat bukan hanya di tahun 2013 namun berkontribusi
pula untuk tahun-tahun selanjutnya hingga diklat tersebut
tidak dislenggarakan lagi
Tahap Perencanaan
Deskripsi:
Biaya Perencanaan diklat dalam SBK hanya terkait
dengan aktivitas persiapan pelaksanaan suatu diklat
tertentu dan sifatnya berulang, selalu dikeluarkan
sebelum diklat dimulai
Delivery
Deskripsi:
Delivery merupakan biaya yang mempunyai masa
manfaat satu tahun anggaran dan dikeluarkan dalam
rangka mendeliver program diklat kepada user.
Contoh:
biaya
pemeliharaan
kantor,
biaya
penyelenggaraan diklat, gaji pegawai
Tahap Pelaksanaan
Deskripsi:
Biaya Pelaksanaan diklat merupakan biaya yang
dikeluarkan saat diklat sudah mulai dijalankan,
sifatnya berulang dan spesifik untuk satu diklat
tertentu.
Contoh: Biaya konsumsi, biaya laundry, honor
pengajar
Post Delivery
Deskripsi:
Post Delivery merupakan biaya yang dianggarkan untuk
evaluasi program diklat yang telah dilaksanakan dan
dapat melampaui satu tahun anggaran.
Contoh:
Biaya perjalanan dalam rangka evaluasi pasca diklat
untuk program diklat TA 2011
Tahap Evaluasi
Deskripsi:
Evaluasi merupakan biaya untuk melakukan evaluasi
penyelenggaraan, peserta, dan pengajar suatu diklat
pada tahun anggaran tersebut. Sifatnya berulang dan
spesifik untuk satu diklat tertentu
Contoh:
Biaya penggandaan soal ujian, form evaluasi
pengajar dan panitia
Contoh:
Biaya rapat persiapan diklat
Tabel III.1
Perbedaan Pengertian Tahapan Kegiatan yang Digunakan dalam
Penelitian dengan Tahapan Kegiatan dalam Konsep Standar Biaya Keluaran
Sumber: Ilustrasi penulis
44
5. Tahap kelima
Tahap kelima, mengidentifikasi dan memproporsikan biaya tahap delivery
ke dalam kategori sifat biaya, sebagaimana dapat diilustrasikan dalam Gambar
III.5. Berdasarkan keterkaitannya dengan volume produksi, Carter (2006, 2-12)
mengklasifikasikan biaya menjadi biaya variabel (variable costs), biaya tetap
(fixed costs) dan biaya semi variabel (semivariable costs). Variable costs
merupakan biaya-biaya yang proporsinya berubah mengikuti perubahan aktivitas
dalam range yang relevan. Fixed costs merupakan biaya-biaya yang jumlahnya
tetap dalam range aktivitas yang relevan. Semivariable costs merupakan biayabiaya yang mengandung unsur fixed costs dan variable costs.
Manfaat yang dapat diperoleh setelah mengetahui biaya tetap, biaya
variabel, dan biaya semi variabel adalah indeks biaya dapat lebih mudah
ditentukan apabila biaya variabel menjadi komponen terbesar dalam komposisi
biaya.
45
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
6. Tahap keenam
Tahap keenam, mengidentifikasi dan memproporsikan biaya tahap
delivery berdasarkan keterkaitannya dengan produk sebagaimana diilustrasikan
pada Gambar III.6. Berdasarkan keterkaitannya dengan produk, Carter
(2006, 2-10) mengklasifikasikan biaya menjadi biaya manufaktur dan beban
pemasaran. Biaya manufaktur atau biaya produksi didefinisikan sebagai hasil
penjumlahan dari 3 elemen biaya yaitu: biaya bahan langsung (direct materials),
biaya tenaga kerja langsung (direct labor) dan biaya overhead (factory
overhead). Dalam kajian akademis ini, hasil penjumlahan direct materials dan
direct labor disebut dengan biaya langsung, sedangkan factory overhead disebut
dengan biaya tidak langsung. Setelah diketahui biaya langsung dan biaya tidak
langsung, maka biaya per output peserta diklat dapat dihitung.
7. Tahap ketujuh
Tahap ketujuh, berdasarkan biaya direct material, direct labor, dan factory
ovehead,
diproporsikan
sesuai
dengan
dasar
tarif
dan
cluster
tarif.
46
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
47
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
48
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pusdiklat
Anggaran
dan
Perbendaharaan
yaitu
Bidang
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
URAIAN
1732.002
1732.003
4,297,524,000
1732.006
2,696,420,000
1732.007
1,303,400,000
1732.008
310,730,000
1732.009
114,800,000
1732.013
Peralatan/Sarana Pendidikan
150,000,000
1732.014
717,260,000
1732.994
Layanan Perkantoran
9,577,245,000
1732.997
2,024,075,000
1732.998
Gedung/Bangunan
3,165,750,000
1732
50
JUMLAH
24,390,434,000
24,390,434,000
33,230,000
URAIAN
JUMLAH
6,000,150,000
Beban Penyusutan
2,038,659,890
TOTAL
8,038,809,890
NO
CLUSTER PENDANAAN
JUMLAH
ANGKATA
N DIKLAT
REALISAS
I
PESERTA
JAMLATO
R
Diklat 3 hr
19
473
14,626
Diklat 5 hr
72
1,866
76,238
Diklat 12 hr
16
383
30,671
Diklat 16 hr
118
11,328
Diklat 19 hr
Diklat Perencanaan dan
Penganggaran
Seminar
E-Learning Penyusunan Anggaran
Berbasis Kinerja
Dana User
18
2,214
73
3,212
345
9,744
400
15,200
108
4,104
129
3,784
167,337
6
7
8
9
TOTAL
Tabel IV.3 Cluster Pendanaan Diklat, Capaian Peserta Diklat dan Jamlator
Sumber: Diolah dari POK, Kalender Diklat dan LAKIP TA 2013
Capaian jumlah peserta diklat Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
TA 2013 adalah sejumlah 3.440 peserta (87,51%) dari target yang ditetapkan
sebanyak 3.931 peserta. Tabel IV.7 menunjukan bahwa jumlah peserta diklat
51
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
No
Jenis/Nama Diklat
Lama
Diklat
(hari)
Jumlah
Angkatan
Target
Peserta
Realisasi
Peserta
20
600
499
12
270
221
240
200
180
170
180
141
Tabel IV.4
Daftar Diklat dengan Capaian Jumlah Peserta Diklat Terbanyak
Sumber LAKIP Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Tahun 2013
Dari Tabel IV.4 di atas dapat kita peroleh informasi bahwa diklat yang
paling diminati di TA 2013 adalah diklat-diklat yang termasuk dalam Bidang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, hal ini terkait dengan kebijakan pada
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 yang mengatur bahwa pada tahun anggaran
2014 setiap K/L harus membentuk ULP yang setiap anggota didalamnya harus
mempunyai sertifikasi pengadaan barang/jasa dari LKPP.
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan memiliki IKU (Indikator Kinerja
Utama) yaitu berupa jamlator yang merupakan hasil perkalian jumlah jamlat
dalam suatu diklat (lamanya diklat) dengan realisasi pesertanya yang berasal
dari Kementerian Keuangan. Jamlator merupakan IKU karena secara logisnya
semakin lama diklat dan semakin banyak peserta dalam diklat tersebut maka
semakin besar effort dan kinerja yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas
penyelenggaraan diklat tersebut. Target jamlator pada TA 2013 adalah sebesar
52
175.581 dan tercapai sebesar 156.145 (88,93%). Berikut ini adalah Tabel IV.5 yang
Jenis/Nama Diklat
Jamlator
Target
Jamlator
Realisasi
22.800
18.962
22.140
18.122
11.520
13.278
10.560
8.800
8.640
6.768
Tabel IV.5 Tabel Lima Terbesar Target dan Realisasi Jamlator Diklat
Sumber LAKIP Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Tahun 2013
B. Perilaku Biaya
1. Kategori Biaya Investasi dan Biaya Non Investasi
Anggaran biaya investasi dalam hal ini adalah anggaran untuk belanja
modal dan biaya non investasi dalam hal ini adalah anggaran untuk belanja
pegawai dan belanja barang. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 214/PMK.05/2013 tentang bagan akun standar, yang dimaksud belanja
modal merupakan pengeluaran anggaran dalam rangka memperoleh atau
menambah aset tetap dan/atau aset lainnya yang memberi manfaat ekonomis
lebih dari satu periode akuntansi (12 bulan) serta melebihi batasan nilai minimum
kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset Tetap
tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan suatu satuan kerja atau
dipergunakan oleh masyarakat umum/publik serta akan tercatat di dalam Neraca
satker K/L. Belanja Pegawai merupakan pengeluaran yang merupakan
53
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada
pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas fungsi unit organisasi
pemerintah selama periode tertentu, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan
modal.
Belanja
Barang
merupakan
pengeluaran
untuk
menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi
barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta
pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada
masyarakat dan belanja perjalanan.
Gambar IV.3 memberikan gambaran anggaran biaya investasi dan
anggaran biaya non investasi di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan pada
TA 2013. Biaya investasi adalah sebesar Rp.5.5339.825.000 atau 16,47% dan
biaya non investasi sebesar Rp.27.089.418.890 atau sebesar 83,53%.
ANGGARAN
NON
INVESTASI
27,089,418,89
0
83.53%
ANGGARAN
INVESTASI
5,339,825,000
16.47%
54
beban penyusutan aset pada TA 2013. Hal ini dikarenakan bagian atau porsi dari
aset yang benar-benar terpakai pada tahun yang bersangkutan merupakan
beban penyusutan yang mengurangi nilai/manfaat aset yang bersangkutan.
Selain bermanfaat untuk melakukan perhitungan biaya per output peserta
diklat, pengkategorian ini juga mengindikasikan bahwa Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan pada TA 2013 telah menambah kualitas dan kuantitas sarana
dan prasarana penunjang kediklatan yang dimilikinya dengan anggaran sebesar
Rp. 5.339.825.000,-. Besaran anggaran biaya investasi dapat dijadikan tren tiap
tahunnya
untuk
kemudian
dimanfaatkan
dalam
menyusun
rencana
55
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
Berikut ini adalah Tabel IV.6 yang memberikan deskripsi dan contoh
pengeluaran untuk tiap level biaya:
No.
Level Biaya
Peserta Diklat
Angkatan Diklat
Program Diklat
Satuan Kerja
Deskripsi
Contoh
Tabel IV.6
56
Level Biaya
Jumlah
Peserta Diklat
Rp. 5.316.465.000,-
Angkatan Diklat
Rp. 8.084.077.000,-
Program Diklat
Rp. 9.358.224.000,-
Satuan Kerja
Rp. 27.089.418.890,-
Progam Diklat
[VALUE]
[PERCENTAGE]
57
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
No.
Uraian
Contoh Kegiatan
Kegiatan Kajian
Pengembangan
Program
58
Kelompok
Aktivitas
No.
Uraian
Contoh Kegiatan
Pengembangan
Kurikulum
Pengelolaan
dan
Pengembangan
Tenaga Pengajar
Penyelenggaraan
Diklat
Monitoring
dan
Evaluasi Diklat
Kegiatan Supporting
Kegiatan Kajian
201,390,523
0.61%
Kegiatan
Supporting
15,427,182,752
46.86%
Pengembangan
Program
752,622,914
2.29%
Pengembangan
Kurikulum
2,097,363,701
6.37%
Pengelolaan dan
Pengembangan
Tenaga Pengajar
439,265,891
1.33%
Penyelenggaraan
Diklat
11,073,080,684
33.64%
Monitoring dan
Evaluasi Diklat
2,929,778,488
8.90%
59
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
urutan
kelompok
aktivitas
dengan
mengkaitkan
Penyelenggaraan Diklat
Kegiatan Supporting
Penyelenggaraan Diklat
Pengembangan Program
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Program
Kegiatan Supporting
Kegiatan Kajian
Kegiatan Kajian
Tabel IV.9
Dari ilustrasi pada Tabel IV.9 diperoleh informasi bahwa urutan besaran
biaya masing-masing kelompok aktivitas tidak sesuai dengan urutan biaya
60
berdasarkan urgensinya. Hal ini tidak lepas dari belum adanya sistem yang
didesain agar satuan kerja menganggarkan biaya sesuai dengan urgensi
kelompok aktivitas yang dilakukan dan belum ada pula mekanisme untuk
melakukan monitoring secara langsung. Capaian kinerja akan lebih dapat
dimonitor
jika
struktur
penganggaran
sudah
mengelompokkan
output
Tahapan Aktivitas
Set Up
Delivery
Post Delivery
Uraian
Contoh Kegiatan
61
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
62
BIAYA SET UP
DIKLAT
4,251,043,315
12.91%
BIAYA DELIVERY
DIKLAT
28,314,250,021
86.01%
63
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
Sifat Biaya
Uraian
Contoh Biaya
Biaya Variabel
Biaya Semivariabel
Biaya Tetap
delivery
dikategorikan
sesuai
sebagaimana
sifat
pengkategorian
biayanya
ke-4
masing-masing.
dipilah
Gambar
dan
IV.9
Biaya
semi
variabel
yang
dianggarkan
adalah
sebesar
Rp.
636.358.000,- atau sebesar 2,25%. Dan biaya tetap (fixed cost) yang
dianggarkan adalah sebesar Rp. 19.741.744.021,- atau sebesar 69,72%.
64
VARIABLE COST
7,936,148,000
28.03%
FIXED COST
19,741,744,021
69.72%
SEMI VARIABLE
COST
636,358,000
2.25%
65
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
deskripsi
dan
contoh
masing-masing
kategori
biaya
Kategori Biaya
Direct Material
Direct Labor
Factory Overhead
Uraian
Contoh Biaya
ini
adalah
Gambar
IV.10
yang
menggambarkan
biaya
66
DIRECT MATERIAL
6,579,533,000
23.24%
DIRECT LABOR
1,356,615,000
4.79%
FOH
20,378,102,021
71.97%
Gambar IV.10
Komposisi Biaya Berdasarkan Keterkaitannya dengan
Produk
Sumber: POK, Belanja Pegawai yang Terpakai, dan Kertas Kerja Penyusutan
Jika kita perhatikan Gambar IV.10, dapat kita ketahui bahwa komposisi
terbesar
dari
biaya
yang
dikeluarkan
oleh
Pusdiklat
Anggaran
dan
Perbendaharaan adalah berupa FOH (biaya tidak langsung) yaitu sebesar Rp.
20.378.102.021,- (71,97%) sedangkan biaya langsung berupa Direct Material
dan Direct Labor jika dijumlahkan hanya sebesar Rp. 7.936.148.000,- (28,03%).
Dari fenomena ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa biaya FOH memiliki porsi
yang sangat besar, sehingga penataan terhadap susunan anggaran Pusdiklat
Anggaran dan Perbendaharaan perlu dilakukan.
Pengkategorian
berdasarkan
keterkaitannya
dengan
produk
akan
67
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
Materialitas suatu biaya. Semakin kecil jumlah biaya, yaitu semakin tidak
material biaya, semakin kecil kemungkinan biaya tersebut dapat ditelurusi
secara ekonomis ke objek biaya tertentu.
b)
informasi
memungkinkan
perusahaan
mengelompokkan
68
NO
CLUSTER
DANA
REALISASI
PESERTA
TOTAL BIAYA
BIAYA PER
PESERTA
DIKLAT
DM PER
PESERTA
DIKLAT
DL PER
PESERTA
DIKLAT
FOH PER
PESERTA
DIKLAT
Diklat 3 hr
473
2.667.919.181
5.640.421
1.169.471
346.934
4.124.015
Diklat 5 hr
1.866
12.688.255.574
6.799.708
1.118.194
326.833
5.354.681
Diklat 12 hr
383
5.158.930.648
13.469.793
2.908.616
494.517
10.066.660
Diklat 16 hr
118
1.691.721.865
14.336.626
2.395.339
237.966
11.703.321
Diklat 19 hr
18
395.063.340
21.947.963
3.770.278
2.607.500
15.570.186
Tabel IV.13 Biaya per output peserta diklat sesuai cluster dana diklat
(Data diolah tahun 2014)
69
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
Dari informasi yang diperoleh pada Tabel IV.13 dapat kita simpulkan
bahwa FOH merupakan proporsi biaya terbesar pada keseluruhan cluster diklat
dan berkisar antara 70% hingga 82%. Berikut ini adalah Tabel IV.14 yang
menggambarkan komposisi DM, DL dan FOH per peserta diklat dalam
persentase:
CLUSTER
DANA
NO
BIAYA PER
PESERTA
DIKLAT
DM PER
PESERTA
DIKLAT
DL PER
PESERTA
DIKLAT
FOH PER
PESERTA
DIKLAT
% DM
% DL
% FOH
Diklat 3 hr
5.640.421
1.169.471
346.934
4.124.015
20.73%
6.15%
73.12%
Diklat 5 hr
6.799.708
1.118.194
326.833
5.354.681
16.44%
4.81%
78.75%
Diklat 12 hr
13.469.793
2.908.616
494.517
10.066.660
21.59%
3.67%
74.74%
Diklat 16 hr
14.336.626
2.395.339
237.966
11.703.321
16.71%
1.66%
81.63%
Diklat 19 hr
21.947.963
3.770.278
2.607.500
15.570.186
17.18%
11.88%
70.94%
Tabel IV.14 Komposisi DM, DL dan FOH Per Peserta Diklat dalam Persentase
Sumber: Diolah oleh peneliti
Persentase FOH yang besar mengindikasikan bahwa biaya yang tidak
langsung terkait dengan pencapaian produk juga besar sehingga untuk
menentukan biaya per output peserta diklat mengalami kerumitan tersendiri
sehingga untuk menentukan standar biaya per peserta diklat tidaklah mudah.
ABC System berusaha menjawab kesulitan tersebut, meskipun terdapat
beberapa keterbatasan namun metode ini merupakan metode yang dapat
diandalkan saat ini.
Berdasarkan pengolahan data, biaya yang dibutuhkan per output peserta
diklat sesuai ABC System menghasilkan perhitungan biaya yang berbeda
dengan perhitungan biaya menggunakan Standar Biaya Keluaran (SBK).
Perbedaan tersebut dapat digambarkan dalam Tabel IV.15 sebagai berikut:
NO
1
70
CLUSTER
DANA
Diklat 3 hari
BIAYA PER
PESERTA DIKLAT
SESUAI ABC
SYSTEM
5.640.421
BIAYA PER
PESERTA DIKLAT
SESUAI SBK
1.774.167
SELISIH
3.866.254
NO
CLUSTER
DANA
BIAYA PER
PESERTA DIKLAT
SESUAI ABC
SYSTEM
BIAYA PER
PESERTA DIKLAT
SESUAI SBK
SELISIH
Diklat 5 hari
6.799.708
2.122.500
4.677.208
Diklat 12 hari
13.469.793
3.264.333
10.205.460
Diklat 16 hari
14.336.626
3.964.167
10.372.459
Diklat 19 hari
21.947.963
4.416.167
17.531.796
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
dapat
disimpulkan
bahwa
Pusdiklat
Anggaran
dan
tersebut
sangat
signifikan
sehingga
Pusdiklat
Anggaran
dan
BAB V PENUTUP
4.
5.
6.
Komposisi terbesar dari biaya yang dikeluarkan oleh Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan adalah berupa FOH (biaya tidak langsung) yaitu sebesar
Rp. 20.378.102.021,- (71,97%), sedangkan biaya langsung berupa Direct
Material
dan
Direct
Labor
jika
dijumlahkan
hanya
sebesar
Rp.
73
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penilitian ini terbatas pada objek penelitian pada unit organisasi
penyelenggara diklat, sehingga untuk dapat menerapkan penelitian ini
untuk jenis organisasi yang lain dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian.
74
BAB V PENUTUP
sehingga
data
pada
POK
revisi
terakhir
dapat
75
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
produk
(program
diklat)
sesuai
dengan
bobot
76
BAB V PENUTUP
77
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
biaya
yang
dikeluarkan
lebih
mudah
untuk
ditelurusi
78
BAB V PENUTUP
Beberapa hal yang dapat digali dan diperdalam oleh peneliti selanjutnya
diantaranya:
1)
2)
Melakukan penelitian dengan data time series untuk mendapatkan tren biaya
yang bermanfaat untuk melakukan forecasting biaya sehingga lebih mudah
dalam melakukan penganggaran.
3)
79
DAFTAR PUSTAKA
80
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang
No. 25 Tahun
Pembangunan Nasional
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
81
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
82
Penyusutan
Jenis/Nama Diklat
Jumlah
Angkatan
Lama Diklat
(hari)
Target
Peserta
Realisasi
Peserta
19
13
18
16
120
118
12
30
27
12
270
221
12
60
51
12
120
84
30
27
30
30
No
7
8
40
48
10
30
36
11
30
23
12
150
153
13
240
200
14
60
51
15
32
33
16
30
24
17
30
32
18
30
26
19
180
141
20
60
27
21
30
25
22
90
81
23
30
30
24
60
60
25
30
35
26
30
27
27
90
73
28
30
14
29
60
66
30
Diklat PNBP
32
30
31
30
28
32
30
30
33
30
46
34
60
52
35
32
33
37
30
27
83
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
No
Jenis/Nama Diklat
Jumlah
Angkatan
Lama Diklat
(hari)
Target
Peserta
Realisasi
Peserta
38
20
600
499
39
30
27
40
30
22
41
30
41
42
60
37
43
32
32
44
30
14
180
170
60
51
60
53
45
46
47
48
30
21
49
30
36
50
30
23
51
30
22
52
30
22
53
30
11
54
30
34
55
30
29
56
30
29
50
45
57
30
20
59
30
28
30
62
100
56
3931
3440
57
60
61
Jumlah
84
No
Jenis/Nama Diklat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Jamlator
Target
Jamlator
Realisasi
2580
1800
1260
1260
11520
6000
1599
600
10560
1920
960
1120
960
8640
2520
22140
5400
2280
2322
2160
1512
966
13278
6120
2214
330
8800
1632
960
1155
448
6768
1134
18122
5100
1938
1200
960
1140
1410
4620
1320
9000
3420
1440
2640
1800
1216
1222
3927
1100
6300
3078
1440
2640
1590
1350
1575
1320
3960
1200
2040
960
900
1140
900
1188
3212
560
2244
900
630
1064
1080
85
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
No
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Jenis/Nama Diklat
Diklat Regional Treasury Reposition : Regional Treasury
Management
Diklat Regional Treasury Reposition : Treasury Policy Analysis
Diklat Rencana Bisnis dan Anggaran BLU (DTSS)
Diklat Spending Review
Diklat SPIP Dalam Pengelolaan Keuangan Negara (DTSS)
Diklat Supervisi KPPN (DTSS)
Diklat Treasury Dealing Room
Implementing Logic Model in Budget System
Middle Level Training for Budget Manager
Middle Level Treasury Manager Workshop: Reorientation For
Reposition
Penyegaran Bendahara Penerimaan DJKN
Penyegaran Bendahara Pengeluaran
Penyegaran Pengadaan Barang/Jasa
Penyegaran Pengelola PNBP DJKN (Manajerial)
Penyegaran Pengelolaan Keuangan Satker
Penyegaran Penguji Tagihan
ToT Government Financial Statistics (GFS)
TOT PBJ Tingkat Dasar
Workshop Follow UpTraining of Implementing Logic Models In
Budgeting System
Workshop Pendalaman Materi PP 45 Tahun 2013
TOT Penajaman Fungsi Perbendaharaan
TOT Perencanaan Penganggaran
Workshop Manajemen Training Anggaran dan Perbendaharaan
Workshop Evaluasi Bank Soal
Jumlah
86
Jamlator
Target
Jamlator
Realisasi
1230
1107
1230
1080
1320
2820
1152
1840
900
900
1230
1080
2024
2444
1188
1748
690
660
900
1860
1140
900
22800
1140
900
1020
1350
3000
1026
660
18962
1026
330
748
1845
1850
900
1020
400
900
224
870
900
1500
480
175581
870
1350
448
156145
NO
JENIS/NAMA DIKLAT
AKT
REALISASI
PESERTA
DM
DL
FOH
BIAYA PER
PESERTA
DIKLAT
27
3,062,822
472,259
10,629,064
14,164,145
22
1,227,275
401,745
6,030,816
7,659,836
26
1,187,617
340,368
5,874,411
7,402,396
36
1,076,258
238,565
5,289,214
6,604,037
23
1,165,297
371,825
5,633,607
7,170,729
28
2,404,119
250,551
11,757,235
14,411,905
36
2,365,746
195,551
11,521,610
14,082,907
23
2,441,658
304,355
11,987,738
14,733,752
31
2,387,408
226,599
11,654,624
14,268,632
27
1,094,921
310,013
5,258,829
6,663,764
31
1,067,819
270,372
5,155,374
6,493,565
32
1,062,102
262,010
5,133,551
6,457,664
31
1,067,819
270,372
5,155,374
6,493,565
32
1,062,102
262,010
5,133,551
6,457,664
18
3,770,278
2,607,500
15,570,186
21,947,963
11
1,322,464
758,431
5,180,259
7,261,154
31
1,135,513
282,812
5,619,606
7,037,931
26
1,170,694
336,660
5,757,462
7,264,816
33
1,124,426
265,841
5,576,161
6,966,427
17
1,286,169
513,411
6,209,954
8,009,534
27
1,162,615
324,295
5,725,806
7,212,716
20
1,236,129
436,819
6,013,874
7,686,823
28
1,155,114
312,813
5,696,412
7,164,338
18
1,267,636
485,044
6,137,332
7,890,011
30
938,530
253,583
4,248,952
5,441,065
21
1,019,545
361,063
4,541,800
5,922,408
32
1,115,542
270,098
3,974,418
5,360,058
33
972,115
239,549
4,534,165
5,745,828
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
87
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
NO
29
30
31
32
33
34
35
36
37
JENIS/NAMA DIKLAT
BIAYA PER
PESERTA
DIKLAT
AKT
REALISASI
PESERTA
14
1,304,790
612,904
5,029,880
6,947,574
31
1,203,207
295,251
6,083,838
7,582,296
25
1,247,112
365,440
6,260,329
7,872,881
14
1,425,347
650,373
6,976,797
9,052,517
18
1,335,329
506,467
6,614,945
8,456,741
26
1,238,387
351,492
6,225,257
7,815,136
27
1,230,309
338,577
6,192,783
7,761,669
19
1,217,207
449,515
5,834,387
7,501,109
1,627,616
1,063,751
7,421,803
10,113,170
10,001,910
13,300,026
DM
DL
FOH
38
32
2,917,262
380,854
39
33
2,912,906
369,455
9,975,699
13,258,060
40
25
2,957,512
486,177
10,244,098
13,687,787
41
27
2,943,883
450,512
10,162,087
13,556,482
42
20
3,003,512
606,546
10,520,884
14,130,942
43
19
3,015,617
638,223
10,593,722
14,247,562
44
22
2,982,603
551,833
10,395,072
13,929,508
45
22
2,982,603
551,833
10,395,072
13,929,508
46
21
2,992,560
577,887
10,454,982
14,025,429
28
1,131,026
306,640
4,064,651
5,502,317
23
1,157,954
370,191
4,221,578
5,749,723
25
1,145,890
341,720
4,151,275
5,638,885
33
1,112,257
262,346
3,955,278
5,329,881
31
1,119,038
278,349
3,994,794
5,392,181
30
1,122,767
287,151
4,016,527
5,426,445
27
1,335,181
347,542
3,737,551
5,420,275
24
1,351,239
388,889
3,836,444
5,576,572
24
1,121,176
348,415
4,003,484
5,473,075
32
1,028,255
255,985
4,901,725
6,185,965
26
1,221,464
347,784
6,108,308
7,677,556
27
2,795,208
423,328
9,578,366
12,796,902
24
2,816,504
475,657
9,703,184
12,995,345
25
1,179,418
350,015
5,791,650
7,321,084
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
88
LAMPIRAN 3
BIAYA PER
PESERTA
DIKLAT
NO
JENIS/NAMA DIKLAT
AKT
REALISASI
PESERTA
61
32
2,709,118
348,743
9,190,517
12,248,378
62
24
2,757,034
463,424
9,468,366
12,688,824
63
13
2,919,214
851,576
10,408,778
14,179,568
64
15
2,872,034
738,659
10,135,204
13,745,897
30
1,040,070
272,864
4,946,227
6,259,161
35
1,013,065
234,283
4,844,508
6,091,856
16
1,205,478
509,173
5,569,252
7,283,902
30
1,209,305
304,999
6,108,351
7,622,655
34
1,119,371
258,104
5,556,355
6,933,830
26
1,170,694
336,660
5,757,462
7,264,816
28
1,131,026
306,640
4,064,651
5,502,317
25
1,145,890
341,720
4,151,275
5,638,885
35
1,131,529
253,564
5,653,209
7,038,303
27
1,016,293
4,234,682
18,450,087
21
1,280,244
4,469,839
20,315,008
25
1,090,199
4,300,526
18,972,265
14
1,289,959
595,284
6,003,339
7,888,582
37
936,613
211,348
4,350,291
5,498,252
29
978,895
268,880
4,505,269
5,753,044
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
DM
13,199,11
3
14,564,92
6
13,581,54
0
DL
FOH
80
Diklat PNBP
30
904,683
247,156
4,016,527
5,168,366
81
21
1,172,316
404,085
4,305,273
5,881,674
82
28
1,053,573
292,155
4,997,086
6,342,814
83
36
1,103,498
241,676
3,904,237
5,249,412
27
4,843,440
1,107,652
3,986,116
9,937,209
30
4,760,929
996,887
3,905,407
9,663,223
30
1,006,223
266,437
4,713,802
5,986,462
46
1,075,859
191,503
5,385,850
6,653,212
40
1,145,122
227,039
5,803,362
7,175,523
12
1,475,937
750,268
7,124,795
9,351,000
84
85
86
87
88
89
90
33
989,038
242,470
3,429,931
4,661,439
91
17
1,320,016
524,753
6,449,699
8,294,468
92
21
1,256,474
425,333
6,197,491
7,879,298
93
23
1,157,954
370,191
4,221,578
5,749,723
89
ANALISIS PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA PER OUTPUT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PADA PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN TAHUN ANGGARAN 2013
NO
94
95
96
JENIS/NAMA DIKLAT
BIAYA PER
PESERTA
DIKLAT
AKT
REALISASI
PESERTA
22
3,981,086
996,845
3,244,847
8,222,778
62
3,327,779
353,719
2,652,115
6,333,613
27
1,061,074
302,872
5,025,341
6,389,287
DM
DL
FOH
97
22
1,164,809
386,367
4,261,523
5,812,700
98
25
1,077,878
326,878
5,088,632
6,493,388
99
28
1,053,573
292,155
4,997,086
6,342,814
100
36
1,008,564
227,853
4,827,555
6,063,972
101
24
1,087,330
340,381
5,124,234
6,551,944
102
30
1,040,070
272,864
4,946,227
6,259,161
103
19
1,149,513
429,219
5,358,454
6,937,185
104
19
1,149,513
429,219
5,358,454
6,937,185
105
10
1,418,144
812,998
6,370,284
8,601,427
106
21
1,121,086
388,607
5,251,382
6,761,075
107
10
22
1,108,811
371,070
5,205,146
6,685,028
108
11
30
1,040,070
272,864
4,946,227
6,259,161
109
12
21
1,121,086
388,607
5,251,382
6,761,075
110
14
28
1,053,573
292,155
4,997,086
6,342,814
111
15
27
1,061,074
302,872
5,025,341
6,389,287
112
16
24
1,087,330
340,381
5,124,234
6,551,944
26
3,767,980
3,767,980
24
3,836,444
3,836,444
30
3,658,437
3,658,437
28
3,709,296
3,709,296
13
27
1,061,074
302,872
5,025,341
6,389,287
27
1,061,074
302,872
5,025,341
6,389,287
11
1,322,464
758,431
5,180,259
7,261,154
113
114
115
116
117
118
119
120
22
1,041,117
353,542
4,733,335
6,127,994
121
41
4,943,471
800,171
5,559,693
11,303,334
122
23
1,300,685
405,357
6,574,960
8,281,002
123
14
1,459,194
664,145
7,220,162
9,343,501
34
3,623,689
645,017
2,920,588
7,189,294
56
884,750
54,967
604,416
1,544,133
29
1,126,754
296,559
4,039,760
5,463,073
45
3,463,522
487,346
2,775,271
6,726,139
124
125
126
127
90
LAMPIRAN 3
NO
JENIS/NAMA DIKLAT
128
129
BIAYA PER
PESERTA
DIKLAT
AKT
REALISASI
PESERTA
28
2,427,888
420,688
1,890,664
4,739,240
400
766,875
103,625
2,999,810
3,870,310
DM
DL
FOH
91
Nama
: Muchamad Amrullah
Tempat/Tanggal Lahir
Unit Organisasi
: mas.amrullah@gmail.com
Riwayat Pekerjaan/Jabatan:
1.
2.
3.
Riwayat Pendidikan:
1.
2.
STIA LAN
3.
STIE IPWIJA
92
Nama
: Joko Kisworo
Tempat/Tanggal Lahir
Unit Organisasi
Alamat Email
: jkisworo.bppk@gmail.com
Riwayat Pekerjaan/Jabatan:
Pelaksana pada Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
2007-sekarang
Riwayat Pendidikan:
1. Diploma III Kebendaharaan Negara STAN
2. Diploma IV Akuntansi STAN
93