Anda di halaman 1dari 7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Klinik Sanitasi
3.1.1 Pengetian Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan
pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
berisiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan
lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat
secara aktif dan pasif di dalam dan di luar ruangan (Depkes RI, 2003).
3.1.2 Tujuan Klinik Sanitasi
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif,
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah, dan terus menerus.
a. Tujuan Khusus
a. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam program
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat,
b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat untuk
mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat,
c. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat untuk mencegah dan
menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan lingkungan dengan
sumber daya yang ada,
d. Menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi kesehatan
lingkungan.
3.1.3 Ruang Lingkup Klinik Sanitasi
Ruang lingkup kegiatan klinik sanitasi mencakup berbagai upaya antara lain (Depkes
RI, 2000):
1. Penyediaan / penyehatan air bersih dan sanitasi dalam rangka pencegahan/
penanggulangan penyakit diare / penyakit cacingan/ penyakit kulit/ penyakit kusta /
penyakit frambusia,
2. Penyehatan perumahan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA / TB paru,
3. Penyehatan lingkungan pemukiman dalam rangka pencegahan penyakit DBD/ malaria/
filariasis,
4. Penyehatan lingkungan tempat kerja dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
penyakit yang berhubungan dengan lingkungan / akibat kerja,
5. Penyehatan makanan / minuman dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit
saluran pencernaan / keracunan makanan,

6. Pengamanan pestisida dalam rangka pencegahan dan penaggulangan keracunan pestisida,


7. Penyakit atau gangguan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan lingkungan.
3.1.4 Sasaran Klinik Sanitasi
1. Penderita penyakit atau pasien yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan
(yang datang ke puskesmas atau yang ditemukan di lapangan)
2. Masyarakat umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan (yang
datang ke puskesmas atau menemui petugas klinik sanitasi di lapangan)
3. Lingkungan penyebab masalah bagi penderita atau klien dan masyarakat di sekitarnya.
3.1.5 Tenaga Pelaksana
Adapun tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan program klinik sanitasi adalah
terdiri atas tenaga inti di bidang kesehatan lingkungan seperti Sanitarian atau Diploma III
Kesehatan Lingkungan, disamping itu dalam pelaksanaan program klinik sanitasi ini juga
dibutuhkan tenaga pendukung seperti dokter, bidan, perawat, dan petugas gizi yang telah
ditunjuk oleh pimpinan puskesmas dalam pelaksanaan program, tenaga-tenaga tersebut di
atas telah mendapat pelatihan dan orientasi tentang program klinik sanitasi.
3.1.6 Standar Operasional Prosedur Klinik Sanitasi
1) Dalam Gedung Puskesmas
a. Pasien
Terhadap pasien, petugas klinik sanitasi diharuskan melakukan langkah-langkah
-

berikut:
Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik,
Mempelajari kartu status / rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik,
Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik pasien
meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan alamat serta diagnosis penyakitnya

ke dalam buku register,


Lakukan wawancara atau konseling dengan pasien / keluarga pasien tentang
kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga berkaitan
dengan kejadian dengan kejadian penyakit dengan mengacu pada buku Pedoman
Teknis Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik

Sanitasi di Puskesmas,
Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan

dengan kejadian penyakit yang diderita,


Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan,
Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya
tentang jadwal kunjungan lapangan.

b. Klien

Menanyakan permasalahan yang dihadapi klien dan mencatat nama, karakteristik


klien meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan alamat serta diagnosis

penyakitnya ke dalam buku register.


Melakukan wawancara atau konseling dengan klien sesuai permasalahan yang
dihadapi dengan mengacu pada buku Pedoman Teknis Sanitasi untuk Puskesmas

dan Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas,


Membantu menyimpulkan permasalahan di lingkungan atau perilaku yang diduga

berkaitan dengan permasalahan yang ada,


Memberikan saran pemecahan masalah yang sederhana, murah dan mudah untuk

dilaksanakan klien,
Bila diperlukan dapat dibuat kesepakatan jadwal pertemuan berikutnya atau
jadwal kunjungan lapangan.

2) Luar Gedung Puskesmas


Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dengan pasien / klien, petugas
klinik sanitasi mengadakan kunjungan rumah dan diharuskan melakukan langkah-

langkah berikut:
Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung,
Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang
diperlukan (formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan alat sesuai jenis

penyakitnya),
Menginformasikan kedatangan kepada perangkat desa / kelurahan dan petugas

kesehatan di desa,
Melakukan pengamatan dan pemeriksaan lingkungan dan perilaku dengan mengacu
pada buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas, sesuai dengan

penyakit yang ada,


Membantu menyimpulkan hasil kunjungan,
Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan keluarga

disekitarnya),
Bila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok keluarga atau
kampung, informasikan hasilnya pada petugas kesehatan di desa / kelurahan,
perangkat desa, kader kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat
kecamatan agar dapat ditindak lanjuti bersama.

3.1.7 Kegiatan Klinik Sanitasi


1. Dalam Gedung Puskesmas
a. Pasien
Di klinik sanitasi, petugas mewawancarai pasien tentang penyakit yang
diderita, dikaitkan dengan lingkungan. Hasil wawancara dicatat dan petugas

melakukan konseling terkait penyakit pasien. Lalu dibuat janji untuk kunjungan
rumah.
b. Klien
Klien mendaftar di loket selanjutnya menuju ruang klinik sanitasi untuk
konsultasi. Hasil wawancara dicatat dan petugas melakukan konseling terkait
penyakit pasien. Lalu dibuat janji untuk kunjungan rumah.
2. Luar Gedung Puskesmas
a. Kunjungan rumah
Merupakan tindak lanjut kunjungan pasien / klien ke puskesmas. Petugas
klinik sanitasi diharapkan mengikutsertakan perawat dari pustu atau bidan desa
b. Penemuan penderita melalui pencarian penderita secara aktif
Petugas Klinik Sanitasi harus mengetahui penyakit menular apa yang
menjadi prioritas di daerahnya untuk kemudian mencari upaya pengendalian
penyakit tersebut dengan cara perbaikan lingkungan. Hasil penemuan ini harus
dilaporkan pada evaluasi bulanan Puskesmas untuk diputuskan sebagai sasaran
klinik sanitasi.
c. Penemuan population at risk melalui pengumpulan data di lapangan.
Population at risk adalah penderita atau orang-orang yang secara

epidemiologis mendapat risiko tertular penyakit berbasis lingkungan.


Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menetukan population at risk :
Rapid Assesment Procedure,
Rapid Survey,
Focus Group Discussion,
Kartu Kesehatan Keluarga (K3), khusus untuk daerah proyek KKG / replikasi

proyek KKG,
Indeks Potensi Keluarga Sehat (IPKS), khusus untuk daerah proyek KKG /

repliksai proyek KKG.


d. Pemetaan population at risk
Petugas klinik sanitasi bekerja sama dengan tenaga epidemiologi-surveilans
puskesmas dalam pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan pemetaan
population at risk dan faktor yang mempengaruhi penularan penyakit. Hasil
analisis berupa jenis penyakit berbasis lingkungan tertinggi di wilayah kerja
puskesmas, kelompok risiko tinggi, dan desa dengan kasus penyakit tertinggi.
Pemetaan dilakukan menurut sebaran penyakit dan pemetaan per desa.
e. Intervensi rencana tindak lanjut
Hasil pengolahan dan pemetaan data disampaikan pada rapat Micro
Planning puskesmas untuk menentukan intervensi sebagai tindak lanjut temuan.
-

Alternatif intervensi :
Intervensi pada satu jenis penyakit di beberapa desa yang kasunya menonjol,
Intervensi dilakukan pada beberapa penyakit di satu desa.

Penentuan prioritas penyakit yang akan diintervensi mempertimbangkan


kegawatan penyakit, program prioritas daerah / nasional, dan tingkat kesulitan
pemberantasan penyakit.
3.1.8 Kriteria Keberhasilan Klinik Sanitasi
Keberhasilan pelaksanaan klinik sanitasi ditunjukkan dengan beberapa indikator:
1. Langsung
a. Meningkatnya kunjungan klien dan menurunnya kunjungan pasien klinik sanitasi,
b. Meningkatnya cakupan dan jumlah sarana air bersih dan sanitasi yang memenuhi
syarat dari swadaya masyarakat,
c. Meningkatnya kunjungan petugas klinik sanitasi ke rumah pasien / klien.
2. Tidak langsung
a. Menurunnya angka kejadian penyakit berbasis lingkungan (diare, cacingan,
penyakit kulit, ISPA / TB paru, DBD, malaria, penyakit akibat kerja, penyakit
saluran pencernaan, dan keracunan),
b. Terciptanya hubungan dan kerja sama yang baik lintas program dan lintas sektor di
wilayah kerja puskesmas.
3.1.9 Pedoman Merujuk Pasien Penyakit Berbasis Lingkungan ke Klinik Sanitasi.
1.
2.
3.
4.

Pengunjung mendaftar ke loket.


Petugas loket mengisi kartu status.
Pasien menuju ke poliklinik dengan membawa kartu status.
Petugas poliklinik (perawat, dokter, bidan) memeriksa pasien sesuai prosedur yang

berlaku di Puskesmas.
5. Apabila dari hasil pemeriksaan diduga menderita penyakit yang berbasis lingkungan
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan, yaitu:
a. Diare
b. Kecacingan
c. ISPA
d. Malaria
e. DBD
f. TB Paru
g. Kulit / Gatal-gatal
h. Keracunan (makanan, minuman dan pestisida)
i. Keluhan akibat lingkungan yang buruk / akibat kerja
Maka pemeriksa memberikan kartu rujukan / kartu status kepada pasien untuk menuju
kepetugas klinik sanitasi.
6. Penderita menuju dan memberikan kartu rujukan / kartu status pasien untuk menuju
kepetugas klinik sanitasi.
3.1.10 Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi
1. Pencatatan

a. Petugas klinik sanitasi mencatat kegiatan yang dikerjakan dalam format pencatatan
kliniki sanitasi (register, kartu status kesehatan), Kartu Status Kesehatan Lingkungan,
Kartu Rumah dan formulir lain yang diperlukan,
b. Petugas klinik sanitasi mengolah data kegiatan di dalam dan luar Puskesmas.
c. Petugas klinik sanitasi membuat penyajian data dalam bentuk peta, grafik, atau tabel
yang diperbarui secara periodik.
2. Pelaporan
a. Puskesmas yang melaksanakan program ini melaporkannya kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada,
b. Laporan diberikan secara periodik.
3. Pemantauan dan Penilaian
a. Pemantauan untuk mengetahui hambatan serta peluang dilaksanakan tiap bulan saat
lokakarya mini puskesmas yang akan dipakai untuk perbaikan pelaksanaan klinik
sanitasi sebagai bahan untuk peningkatan kinerja petugas klinik sanitasi,
b. Evaluasi dilaksanakan lintas program/lintas sektor pada akhir tahun yang hasilnya
dapat digunakan untuk penyusunan program kerja tahun berikutnya.

3.1.11 Skema Alur Kegiatan Klinik Sanitasi


WAWANCARA

Pasien / umum

- Identitas pasien/ keluarga


Loket
Pendaftaran
Ruangan
Pengobatan

KLINIK
SANITASII

- Lingkungan Sekitar
- Tempat Tinggal
- Keadaan Rumah
- Jumah Anggota Rumah / keluarga
- Masaah yang Dihadapi
Pengisian Formuir
-Analisis Masalah
- Konseling
- P enyuluhan
Alternatif Pemecahan Masalah
Pilih Alternatif oleh Pasien Sendiri

Pencatatan Hasil

Petugas Bersedia Kunjungan


Kerumah Bila Diperlukan

Pelaporan Sesuai
Kebutuhan

Pasien / Umum Pulang

Bagan 3.1 Alur Pelayanan Klinik Sanitasi


3.2 Pengertian Penyakit Berbasis Lingkungan
3.2.1 Definisi
Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau morfologi
suatu organ dan/atau jar tubuh (Achmadi05).
Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata,
abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam
tersebut (Sumirat96).
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi
atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala
sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
3.2.2 Contoh Penyakit Berbasis Lingkungan

Diare
TB Paru
DBD
Cacingan
ISPA
Malaria
Penyakit Infeksi Kulit
Keracunan makanan/minuman/pestisida
Keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Bidang Pelayanan Medik
    Tugas Bidang Pelayanan Medik
    Dokumen2 halaman
    Tugas Bidang Pelayanan Medik
    meldonosepoetro
    100% (3)
  • Tugas Bidang Pelayanan Medik
    Tugas Bidang Pelayanan Medik
    Dokumen2 halaman
    Tugas Bidang Pelayanan Medik
    meldonosepoetro
    100% (3)
  • Bidang Penunjang Medis
    Bidang Penunjang Medis
    Dokumen1 halaman
    Bidang Penunjang Medis
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • PENANGANAN EPILEPSI
    PENANGANAN EPILEPSI
    Dokumen46 halaman
    PENANGANAN EPILEPSI
    Sri Juliana Nasution
    Belum ada peringkat
  • Leaflet DBD
    Leaflet DBD
    Dokumen2 halaman
    Leaflet DBD
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Case SVT
    Case SVT
    Dokumen28 halaman
    Case SVT
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • ANAK
    ANAK
    Dokumen5 halaman
    ANAK
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Bagan
    Bagan
    Dokumen1 halaman
    Bagan
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Mon Ev
    Mon Ev
    Dokumen1 halaman
    Mon Ev
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • OBESITAS BALITA
    OBESITAS BALITA
    Dokumen36 halaman
    OBESITAS BALITA
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Bagan
    Bagan
    Dokumen1 halaman
    Bagan
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Mon Ev
    Mon Ev
    Dokumen1 halaman
    Mon Ev
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • OBESITAS BALITA
    OBESITAS BALITA
    Dokumen36 halaman
    OBESITAS BALITA
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • OBESITAS BALITA
    OBESITAS BALITA
    Dokumen36 halaman
    OBESITAS BALITA
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Cover Ika
    Cover Ika
    Dokumen1 halaman
    Cover Ika
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • PKPR
    PKPR
    Dokumen12 halaman
    PKPR
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Mon Ev
    Mon Ev
    Dokumen1 halaman
    Mon Ev
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Mon Ev
    Mon Ev
    Dokumen1 halaman
    Mon Ev
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Epilepsi
    Gangguan Epilepsi
    Dokumen54 halaman
    Gangguan Epilepsi
    Danyx Reistanza
    Belum ada peringkat
  • Agi Gilo Rully Gilo
    Agi Gilo Rully Gilo
    Dokumen2 halaman
    Agi Gilo Rully Gilo
    Aulia Silkapianis
    Belum ada peringkat
  • Makalah Perilaku W2
    Makalah Perilaku W2
    Dokumen19 halaman
    Makalah Perilaku W2
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • O Tomiko Sis
    O Tomiko Sis
    Dokumen12 halaman
    O Tomiko Sis
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Form M.7 Lembar Rekapitulasi Hasil Kuissioner KKN 2013
    Form M.7 Lembar Rekapitulasi Hasil Kuissioner KKN 2013
    Dokumen7 halaman
    Form M.7 Lembar Rekapitulasi Hasil Kuissioner KKN 2013
    Mutia Andina
    Belum ada peringkat
  • Metode
    Metode
    Dokumen3 halaman
    Metode
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • IVP-URO
    IVP-URO
    Dokumen16 halaman
    IVP-URO
    Key Nduet
    Belum ada peringkat
  • Bgser Aborhgol Lain 11
    Bgser Aborhgol Lain 11
    Dokumen160 halaman
    Bgser Aborhgol Lain 11
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • PKPR
    PKPR
    Dokumen12 halaman
    PKPR
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 6 Time Table
    Lampiran 6 Time Table
    Dokumen3 halaman
    Lampiran 6 Time Table
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat
  • Demam Tifoid
    Demam Tifoid
    Dokumen34 halaman
    Demam Tifoid
    Pratiwi Dian Pramana
    Belum ada peringkat