(Allium cepa)
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Matakuliah Genetika I
Yang Dibina Oleh Prof. Dr. A.D. Cerobima, M.Si
Oleh:
Kelompok 15
M. Fitri Athoillah
409342420439
409342420434
merah (Allium cepa), khususnya pada bagian tudung akar yang aktif mengalami
pembelahan dalam upaya perpanjangan akar sebagai upaya memenuhi nutrisi dan
air sebagai kebutuhannya. Dengan demikian, maka pada praktikum ini dilakukan
pengamatan terhadap pembelahan mitosis pada tudung akar bawang merah.
1. Mitosis
Mitosis merupakan proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yang
mempertahankan jumlah kromosom dengan cara mengalokasikan kromosom yang
direplikasikan secara sama ke masing-masing nukleus anak.
Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan
membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki
distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis
merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi
dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel
somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma
pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda
yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani
pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Pada mitosis terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu:
a.
c.
d.
e.
2. Bawang Merah
Bawang merah memiliki nama latin (Allium cepa), merupakan
tumbuhan berbiji dengan satu lembaga.
Menurut Tjitrosoepomo (1983) taksonomi bawang merah:
Divisi
: Spematophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyl
Ordo
: Liliales
Famili
: Alliaceae
Genus
: Allium
Spesies
: Allium cepa
Memotong tudung akar (yang warnanya lebih putih dari warna bagian
yang lain).
G. HASIL PENGAMATAN
Data hasil pengamatan tahap-tahap pembelahan mitosis tudung akar pada bawang
merah (dengan perbesaran 40 X 10).
No.
1
Tahap Mitosis
Profase
Metafase
Anafase
Gambar
Telofase
H. PEMBAHASAN
Pada pengamatan pembelahan mitosis yang dilakukan dengan
pemotongan akar pada saat tengah malam, yaitu pukul 24.00 WIB. Menurut
Margono (1973) hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel
yang mengalami aktifitas pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan
sesudah pukul 24 malam. Sehingga tahap-tahap mitosis dapat diamati. Tujuan
penggunaan akar pada praktikum kali ini adalah antara lain karena akar
merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik,
khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel
yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang
tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang
tumbuhan.
Pemotongan bagian ujung akar (pada jam 12 malam) yang kemudian
dilanjutkan dengan perendaman potongan ke dalam larutan FAA. Perendaman
dilakukan agar sel tidak mengalami pembelahan lagi, karena larutan FAA
merupakan larutan fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak membelah lagi
sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati. Sebelum pengamatan
atau pembuatan preparat, dilakukan dua kali perendaman dengan perendaman
pertama pada alkohol 70% selama empat menit dan rendaman selanjutnya pada
larutan HCL 1 N selama empat menit. Perendaman pada alkohol bertujuan untuk
mensterilkan akar dari mikroba, sementara untuk larutan HCL 1 N berfungsi
memperjelas daerah tudung, sehingga dapat dibedakan dengan jelas antara bagian
tudung dengan bagian yang bukan tudung akar. Pemberian HCl ini juga dapat
melunakkan dinding sel sehingga memudahkan dalam memotong atau mencacah.
ditemukan
anafase,
dari
pengamatan
fase
ini
memperlihatkan kromosom yang sudah mulai memisah dan menuju kearah kedua
kutub. Saktiono (1999) menjelaskan bahwa sentromer dari setiap kromosom
membelah menjadi dua dengan masing-masing satu kromatid. Kemudian setiap
kromatid berpisah dengan pasangannya dan menuju ke kutub yang berlawanan.
Kemudian, fase yang ditemukan adalah metafase. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan terlihat bahwa kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang
ekuator atau tengah-tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan
nukleolus lenyap. Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom,
melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah
pembelahan kromosom selama pembelahan (Welsh dan Mogen 1991).
Dan yang terakhir ditemukan adalah telofase. Untuk dapat menemukan
fase ini sangat sulit karena pada fase ini kromosom yang diamati hampir
menyerupai anafase, sehingga membutuhkan ketelitian agar dapat ditemukan
telofase yang benar. Pada fase ini kromosom baru telah menyelesaikan
pergerakannya menuju kutub dan mulai menyebar di dalam membran nukleus.
Selama tahap ini berlangsung suatu dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua
nukleus baru (Wells dan Mogan, 1991). Dalam pengamatan, fase ini terlihat sel
yang memiliki dua inti dengan dinding sel bagian. Jadi, hasil dari pembelahan
mitosis yaitu menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan
jumlah kromosom sel induknya.
I.
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Fase-fase mitosis yang ditemukan pada pengamatan akar bawang merah
(Allium cepa) adalah Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase.
b. Ciri-ciri yang dapat diamati pada masing-masing fase yang ditemukan
adalah:
Pada tahap profase, kromosom pada inti sel terlihat mengumpul tak
beraturan, kromosom terlihat jelas dan susunannya agak meregang.
Pada tahap metafase, kromosom terlihat berjajar dan mengumpul
ditengah (pada ekuator).
Pada anafase nampak kromosom-kromosom homolog berkumpul
menuju kutub yang berlawanan dan terdapat gelendong-gelendong
pembelahan.
Pada telofase nampak adanya dinding pemisah yang berupa sekat
yang belum sempurna dan tidak begitu jelas terlihat sehingga agak
sulit dibedakan dengan anafase.
2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya, diharapkan kepada praktikan agar
dalam pemotongan tudung akar dilakukan pada pukul 24.00 dengan
toleransi waktu 5 menit sebelum dan sesudahnya. Diharapkan lebih
banyak membaca referensi karena konsep yang di dapatkan pada saat
praktikum berbeda dengan konsep yang didapatkan sebelumnya,
contohnya fase pembelahan mitosis antara gambar pada literatur dengan
preparat pada kenyataannya jauh berbeda. Saat menggunakan silet berkarat
untu mencacah akar bawang, diharapkan mencacah sampai halus karena
bila cacahan masih terlalu tebal maka yang terlihat di mikroskop hanya
warna hitam dan fase mitosis tidak dapat diamati.
J.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 1994, Biologi, Jakarta:Erlangga
Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchisin Terhadap Pertumbuhan
Memanjang Akar Bawang Merah (Allium Cepa). Skripsi Tidak
Diterbitkan. Malang: IKIP
Mogen, Johanis.,P.,Wells, James.,R. 1991. Dasar Genetika Dan Pemuliaan
Tanaman. Jakarta: Erlangga
Saktiyono. 1999. Biologi SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga
Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: IMSTEP JICA.
Tjitrosoepomo, S. 1983. Botani Umum. Bandung: Angkasa
K. DISKUSI
Pertanyaan:
1. Berikut ini adalah kemikalia yang dipakai dalam praktikum mitosis akar
bawang merah:
- FAA
- Alkohol 70%
- HCl 1N
- Acetocarmin
a. Jelaskan fungsi kemikalia di atas!
b. Bagaimana proses biologis kerja dari kemikalia diatas sehingga dapat
menjelaskan fungsi tersebut?
c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%? Jelaskan!
2. Mengapa dalam pencacahan akar bawang merah digunakan silet berkarat?
3.
Jelaskan!
a. Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah yang dipakai
adalah tudung akar? Kemukakanlah pendapat saudara!
b. Apabila bagian akar yang dipakai selain bagian tudung akar, bagaimana
hasilnya?
4. Jika
ditemukan
permasalahan-permasalahan
berikut,
jelaskan
membelah.
Alkohol 70% Alkohol 70% berfungsi sebagai penetral
jaringan.
Acetokarmin Larutan Acetokarmin berfungsi sebagai
pemberi warna pada kromosom, sehingga kromosom dapat
dengan mudah diamati.