Anda di halaman 1dari 27

BAB II

WELL COMPLETION
2.1. DASAR TEORI
Setelah pemboran mencapai target pemboran (formasi produktif), maka
sumur perlu dipersiapkan untuk dikomplesi. Persiapan sumur untuk dikomplesi
bertujuan untuk memproduksikan fluida hidrokarbon ke permukaan. Komplesi
sumur demikian dikenal dengan istilah Well Completion.
Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu:
1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production
casing).
2. Tahap perforasi dan atau pemasangan pipa liner.
3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.
2.1.1. Metoda Well Completion.
Kriteria umum untuk klasifikasi metode well completion didasarkan pada
beberapa faktor, yaitu:
Down-hole completion atau formation completion, yaitu membuat hubungan

antar formasi produktif dengan tiga metoda, yaitu:


1) Open-hole completion (komplesi sumur dengan formasi produktif
terbuka).
2) Cased-hole completion atau perforated completion (komplesi sumur
dengan formasi produktif dipasang casing dan diperforasi).
3) Sand exclussion completion (problem kepasiran).
Tubing completion (komplesi pipa produksi) yaitu merencanakan pemasangan
atau pemilihan pipa produksi (tubing), yaitu meliputi metoda natural flow dan

artificial lift.
Well-head completion yaitu meliputi komplesi X-mastree, casing head, dan

tubing head.
2.1.1.1. Open-hole Completion
Pada metoda ini, pipa selubung produksi hanya dipasang hingga di atas zona
produktif (zona produktif terbuka). Metoda komplesi ini diterapkan jika formasi
produktif kompak dan keuntungannya adalah didapatkan lubang sumur secara
maksimum, kerusakan/skin akibat perforasi dapat diminimalisir, mudah dipasang
screen, liner, gravel packing dan mudah diperdalam apabila diperlukan. Kerugian
metoda ini adalah sulit menempatkan casing produksi pada horison yang tepat
diatas zona produktif, sukarnya pengontrolan bila produksi air atau gas berlebihan
2.1.1.2.

dan sukarnya menentukan zona stimulasi.


Conventional Perforated Completion

Pada tipe komplesi ini, casing produksi disemen hingga zona produktif,
kemudian dilakukan perforasi. Komplesi ini sangat umum dipakai, terutama
apabila formasi perlu penahan atau pada formasi yang kurang kompak.
Keuntungan metoda ini, produksi air atau gas yang berlebihan mudah
dikontrol, stimulasi mudah dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian untuk
konfigurasi multiple completion jika diperlukan. Kerugian metoda ini, diperlukan
2.1.1.3.

biaya untuk perforasi dan kerusakan (damage) akibat perforasi.


Sand Exclusion Types
Akibat telepasnya pasir dari formasi dan terproduksi bersama fluida, dapat
menyebabkan abrasi pada alat alat produksi dan kerugian lain, maka untuk
mengatasi

adanya

kepasiran

diperlukan

cara

pencegahan

pada

sistem

komplesinya, yaitu dengan menggunakan:


1.
Slotted atau screen liner.
2.
Menutup permukaan formasi dengan gravel dan ditahan dengan
screen (gravel) packing system.
A. Slotted atau Screen Liner
Cara ini dapat diterapkan baik pada open-hole maupun cased-hole, yaitu
dengan menempatkan slot atau screen didepan formasi. Terdapat tiga
bentuk/macam screen:
a.
Horizontal slotted screen.
b.
Vertical slotted screen.
c.
Wire wrapped screen.
Untuk pemasangan liner, mud cake harus dibersihkan terlebih dahulu dari
zona produktif untuk mencegah terjadinya penyumbatan (plugging) dengan
menggunakan fluida bebas clay aktif pada fluida komplesinya atau dengan air
garam.
B. Gravel Packing
Gravel pack juga dapat dikerjakan baik pada open hole maupun pada cased
hole completion. Metoda ini dilakukan baik untuk memperbaiki kegagalan screen
liner maupun sebagai metoda komplesi yang dipilih.
Sebelum menempatkan gravel, lubang harus dibersihkan sehingga ruang/gua
untuk menempatkan gravel dapat dibuat, kemudian memasukkan screen liner dan
pompakan gravel sampai mengisi seluruh ruang atau gua di muka formasi
produktif, dengan demikian pasir akan tertahan oleh gravel sehingga fluida
produksi bebas dari pasir.
2.1.2. Perforasi

Pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga terjadi


komunikasi antara formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida formasi
dapat mengalir ke dalam sumur, disebut perforasi.
2.1.2.1. Perforator
Untuk melakukan perforasi, digunakan perforator yang dibedakan atas dua
tipe perforator:
1. Bullet/Gun perforator.
2. Shape charge/Jet perforator.
1. Bullet/Gun perforator
Komponen utama dari bullet perforator meliputi :
a. Fluid seal disk: pengaman agar fluida sumur tidak masuk ke dalam
alat.
b. Gun barrel.
c. Badan gun dimana disekrupkan dan untuk menempatkan sumbu (ignitor)
dan propellant (peluru) dengan shear disk didasarnya, untuk memegang
bullet

ditempatnya

sampai

tekanan

maksimum

dicapai

karena

terbakarnya powder.
d. Electric Wire: kawat listrik yang meneruskan arus untuk pengontrolan
pembakaran powder charge.
e. Gun body terdiri dari silinder panjang terbuat dari besi yang dilengkapi
dengan suatu alat kontrol untuk penembakan. Sejumlah gun/susunan gun
ditempatkan dengan interval tertentu dan diturunkan kedalam sumur
dengan menggunakan kawat (electric wire-line cable) dimana kerja gun
dikontrol dari permukaan melalui wireline untuk melepaskan peluru
(penembakan) baik secara sendiri maupun serentak.
2. Jet Perforator
Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun perforator, bukannya gaya
powder yang melepas bullet tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk
powder chargenya menjadi suatu arus yang berkekuatan tinggi yang dapat
menembus casing, semen, dan formasi.
2.1.2.2. Kondisi kerja perforasi
a. Conventional overbalance
Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol
oleh fluida/lumpur komplesi atau dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik
lumpur (Ph) lebih besar dibandingkan tekanan formasi (Pf), sehingga

memungkinkan dilakukan perforasi, pemasangan tubing dan perlengkapan sumur


lainnya.
Cara overbalance ini, umumnya digunakan pada:
Komplesi multizona.
Komplesi gravel-pack (cased-hole).
Komplesi dengan menggunakan liner.
Komplesi pada casing intermediate.
Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik overbalance ini adalah:
Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat reaksi
antara lumpur komplesi dengan mineral mineral batuan formasi.
Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.
Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan/atau kick.
Clean-up sukar dilakukan.
b. Underbalance
Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan hidrostatik lumpur
komplesi lebih kecil dibandingkan tekanan formasi. Cara ini sangat cocok
digunakan untuk formasi yang sensitif/reaktif dan umumnya lebih baik
dibandingkan overbalance, karena:
Dengan Ph < Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik: dari formasi ke

sumur, sehingga hancuran hasil perforasi (debris) dapat segera terangkat


keluar dan tidak menyumbat hasil perforasi.
Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi antara

lumpur dengan mineral batuan.


Clean-up lebih cepat dan efektif.
2.1.2.3. Teknik/Cara Perforasi
Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik
perforasi, yaitu:
1. Teknik perforasi dengan wireline (wireline conveyed perforation).
2. Teknik perforasi dengan tubing (tubing conveyed perforation).
1. Wireline Conveyed Perforation
Pada sistem ini gun diturunkan ke dalam sumur dengan menggunakan
a.

wireline (kawat listrik).


Wireline conveyed perforation
Biasanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi
dengan teknik ini adalah overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah
perforasi dan menara pemboran dengan blow out preventer (BOP) masih tetap

terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.


b.
Wireline conveyed tubing gun

Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam sumur melalui X-mastree dan


tubing string, setelah tubing dan packer terpasang diatas interval perforasi.
Penyalaan gun dilakukan pada kondisi underbalance dan untuk operasi ini,
umumnya tidak diperlukan menara pemboran tetapi cukup dengan lubricator (alat
kontrol tekanan) atau snubbing unit.
2. Tubing Conveyed Perforator (TCP).
Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tailpipe yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah
pemasangan X-mastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan
menjatuhkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-head
yang ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi dapat dilakukan baik pada
kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah perforasi dilakukan, gun
dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan ke dasar sumur (rat hole).
2.1.3. Swabbing
Swabbing adalah pengisapan fluida sumur/fluida komplesi setelah perforasi
pada kondisi overbalance dilakukan, sehingga fluida produksi dari formasi dapat
mengalir masuk kedalam sumur dan kemudian diproduksikan ke permukaan.
Ada 2 sistem pengisapan fluida yang berbeda pada sumur sebelum
diproduksikan, yaitu:
1.
Penurunan densitas cairan.
Dengan menginjeksikan lumpur yang mempunyai densitas lebih kecil dari
fluida yang berada di sumur, sehingga densitas lumpur baru akan
memperkecil tekanan hidrostatik (Ph) fluida sumur, sehingga akan terjadi
aliran dari formasi menuju sumur produksi selanjutnya ke permukaan.
2.
Penurunan kolom cairan.
Seperti halnya penurunan densitas, untuk tujuan menurunkan tekanan
hidrostatik fluida dalam sumur agar lebih kecil dari tekanan formasi, dapat
dilakukan dengan dua cara:
a.
Pengisapan
Dengan memasukkan karet penghisap (swabb-cup) yang berdiameter
persis sama dengan tubing untuk swabbing. Dengan cara menari swabcup keatas, maka tekanan dibawah swab-cup menjadi kecil sehingga
b.

akan terjadi surge dari bawah yang akan mengakibatkan aliran.


Timba

Timba dimasukkan melalui tubing, dimana pada saat timba diturunkan,


katup pada ujung membuka dan bila ditarik katup tersebut akan menutup.
Dengan cara ini, maka suatu saat tekanan formasi akan melebihi tekanan
hidrostatik kolom lumpur.
2.2.
2.2.1.

DESKRIPSI ALAT
- Nama Alat

: Casing.
- Fungsi

: Melindungi lubang bor dari pengaruh pengaruh

fluida formasi dan tekanan tekanan di sekitarnya.


1. Melindungi lubang bor dari keguguran.
2. Memisahkan formasi produktif satu dengan yang lainnya.
3. Bersama sama memperkuat dinding lubang bor serta
mempermudah operasi produksi nantinya.
- Mekanisme :
Casing dipasang mulai dari permukaan yang
disebut dengan conductor casing. Lalu memasang surface casing,
intermediate casing dan yang terakhir pada zona formasi produktif
adalah production casing, dimana semakin dalam diameter casing
semakin kecil.

Gambar 2.1. Casing


(http://www.tjjuding.com/admin/product/upload/new/n20093231190.jpg)

- Spesifikasi

Tabel II-1
Spesifikasi Casing
Outside
Diameter
mm
inch
114.3
4.5
22.47
15.1
127
5
35.86
24.1
139.7
5.5
34.23
23
168.28
6.63
35.72
24
177.8
7
56.55
38
193.68
7.63
63.69
42.8
219.08
8.63
72.92
49
244.48
9.63
86.91
58.4
273.05
10.75
97.77
65.7
298.45
11.75
89.29
60
339.72
13.38
107.15
72

Wall Thickness
kg/m
lb/ft
14.14
9.5
22.47
15.1
17.11
11.5
35.86
24.1
20.83
14
34.23
23
29.76
20
35.72
24
25.3
17
56.55
38
35.72
24
63.69
42.8
35.72
24
72.92
49
48.07
32.3
86.91
58.4
48.73
32.75
97.77
65.7
62.5
42
89.29
60
71.43
48
107.15
72

Grade

Thread

Length

J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K
J/N/K

LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC
LTC/STC/BTC

R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3
R2/R3

10

2.2.2. - Nama Alat : Liner.


- Fungsi

: Mengatasi adanya masalah kepasiran pada komplesi sumur dan

- Mekanisme

menyaring fluida formasi yang masuk ke dalam sumur.


: Dengan menempatkan alat atau screen di depan formasi. Untuk
pemasangan liner, mud cake harus dibersihkan terlebih dahulu untuk
mencegah terjadinya penyumbatan. Dengan menggunakan fluida
bebas clay aktif pada fluida komplesinya atau dengan menggunakan
air dan garam.

Gambar 2.2. Liner


(www.made-in-china.com)

- Spesifikasi

Tabel II-2
Spesifikasi Liner
Standard:

API

11

Section Shape:
Secondary Or

Round
Non-secondary

Not:
Certification:
Alloy Or Not:
Standard:
Outer Diameter:
Application:
Surface

API
Is Alloy
API 5CT
114.3 - 244.48 mm
Oil Pipe
Painted

Treatment:
Grade:
Thickness:
Place of Origin:
Technique:
Special Pipe:

J55, K55, M65, N80-1, N80-Q, L80-1, L80-9Cr, L80-13


5.21 - 20.24 mm
China (Mainland)
Hot Rolled
API Pipe

12

2.2.3. - Nama Alat : Screen.


- Fungsi

: Mencegah ikut terproduksinya butiran pasir bersamaan dengan fluida

- Mekanisme

hidrokarbon dari formasi produktif kedalam lubang sumur.


: Dengan menempatkan screen didepan formasi. Terlebih dahulu mud
cake harus dibersihkan untuk mencegah terjadinya penyumbatan
(plugging). Dengan menggunakan fluida bebas clay aktif pada fluida
komplesi atau dengan menggunakan air garam. Jenis jenis screen:
Horizontal Slotted Screen
Vertical Slotted Screen
Wire Wrapped Screen

Conventional screen memiliki outside diameter yang sama


dengan inside diameter tubing, sehingga ketika dimasukkan
kedalam tubing akan membutuhkan tenaga dorongan yang
relatif cukup besar.

Gambar 2.3. Screen


(http://img.alibaba.com/photo/213638608/Sand_Control_Screen.jpg)

- Spesifikasi

Tabel II-3
Spesifikasi Screen
Base
OD

Pipe

Base

pipe

Weight (lb/ft)

Perforations

Perforations

Size

Hole

Screen OD
(inch)

13

(inch)
2.375
2.875
3.500
4.000
4.500
5.000
5.500
6.625
7.000

4.60
6.40
9.20
9.50
11.60
15.00
17.00
24.00
23.00

(inch)
3/8
3/8
3/8
3/8
3/8
3/8
3/8
3/8
3/8

(per ft)
48
48
60
60
72
72
84
84
96

3.24
3.74
4.35
4.86
5.40
5.90
6.40
7.53
7.93

14

2.2.4. Nama Alat


Fungsi

: Expandable Screen
: 1. Mengatasi adanya masalah kepasiran pada komplesi
sumur.

2.
Mekanisme

Menyaring fluida formasi yang masuk ke dalam


formasi.
Dengan menempatkan alat atau screen didepan formasi. Untuk
pemasangan liner, mud cake harus dibersihkan terlebih dahulu untuk
mencegah terjadinya penyumbatan. Dengan menggunakan fluida
bebas clay aktif pada fluida komplesinya atau dengan menggunakan
air dan garam.

Gambar 2.4. Expandable Screen


(http://www.bakerhughesdirect.com)

- Spesifikasi :
Tabel II-4
Spesifikasi Expandable Screen
Siz

Pipe OD-

in

Weight (lb/ft)

Threads
ends

Line OD-in

Approx.
ship.wt

15

(lbs/ft)

s
1s
1
1
2
1/1
6
3
4
5
6
5/8

1.050
1.050
4.315
1.660
1.900
2.063
3.500
4.500
5.000
6.625

1.14
1.48
2.18
2.30
2.75
3.25
9.20
9.50
13.00
14.00

14 NDT
14 NDT
NU 10 RD
NU 10 RD
NU 10 RD
19 EU
IRD
NU 10 RD
NU 10 RD
SHT CSG
SHT CSG

0.842
0.742
0.957
1.380
1.610
1.751
2.992
4.090
4.494
5.921

1.7
2.9
3.6
4.5
5.2
6.0
10.0
12.9
14.3
19.3

16

2.2.5.

- Nama Alat

: Gravel Pack.

- Fungsi

: 1. Mengatasi masalah kepasiran.

- Mekanisme

2. Memperbaiki kegagalan screen liner.


Sebelum menempatkan gravel, lubang dibersihkan sehingga ruang
atau gua untuk menempatkan gravel dapat dibuat. Masukkan
screen liner dan pompakan gravel sampai mengisi seluruh ruang
atau gua dimuka formasi produktif sehingga pasir akan tertahan
dan fluida produksi bebas dari pasir.

Gambar 2.5. Gravel Pack


(http:// api_11b_polish_rod_and.html)

Spesifikasi :
Tabel II-5
Spesifikasi Gravel Pack

17

Gradded (Non Reserved) Hickory Gravel

8-12, 10-20, 20-40, 40-70

Reseived Hickory Gravel :

mesh (VS)
4-10, 8-12, 10-16, 10-20, 1620, 20-40, 40-60 mesh

18

2.2.6.

- Nama Alat

: Coiled Tubing.
- Fungsi
:

Untuk mengalirkan fluida formasi dari

sumur ke permukaan serta untuk mengalirkan fluida injeksi


kedalam sumur.
- Mekanisme :

Fluida dari formasi yang mengalir masuk ke

dalam casing kemudian masuk ke dalam tubing untuk diallirkan


ke permukaan.

Gambar 2.6. Coiled Tubing


(http://en.huashunsteelpipe.com)

- Spesifikasi

Tabel II-6
Spesifikasi Coiled Tubing
Executive
Product Name
Specification for casing

standard
Dimension (mm)
API Spce 5 CT 26.67 - 168 x 2.17

Steel
Grade
J55, N80

19

and tubing
Specification for Line
Pipe

API Spce 5L

- 12.06
10.3 - 168 * 1.7 -

A,B,

25

X42, X52

20

2.2.7

Nama Alat
Fungsi

: Bullet Perforator.
: Di gunakan untuk melubangi casing produksi sehingga
memberikan ruang untuk mengalirkan fluida dari formasi

Mekanisme

ke lubang bor.
: Tenaga yang dihasilkan oleh bullet untuk melubangi
casing dapat dikontrol dari permukaan juga dapat di
setting sesuai dengan suhu yang diperlukan di bawah
permukaan.

Gambar 2.7. Bullet Perforator


(http://www.bakerhughesdirect.com)

21

- Spesifikasi

Tabel II-7
Spesifikasi Bullet Perforator
Description
Gun OD (in.)
Gun Length (ft)
Connector M/U Length (ft)
Fish Neck (in.)
Centralizer OD (in.)

3
2
0.97
2.76

4 1/2
5 & 5 1/2
2 7/8
3 3/8
4, 7, 11, 14, 21, 28
0.93
1.14
1.75
3.8
4.375

7 & 7 5/8
4 1/2
1.12
5.6

22

2.2.8. Nama Alat


Fungsi

: Jet Perforator.
: Sebagai pembuat lubang menembus casing sehingga
terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur yang
mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir kedalam

Mekanisme

sumur.
: Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun
perforator. Powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk
powder chargenya menjadi suatu arus yang berkekuatan
tinggi yang dapat menembus casing, semen dan formasi.

Gambar 2.8. Jet Perforator


(www.nkmz.ru/eng/part_id=42&goods_id=4)

Spesifikasi :
Tabel II-8
Spesifikasi Jet Perforator
Capacity

16 Spindles, straight & undercut machines. Slot


center to center

Distance

23

MeshRange

0, 10-0, 500

Max Saw Dia

Saw ID

Casing size

Up to 20 max

24

2.2.9. - Nama Alat


- Fungsi

:
:

Hydraulic Perforator.
Alat yang digunakan untuk mebuat hubungan antara
dasar sumur dengan formasi yang pada awalanya
tertutup oleh casing dan semen.

- Mekanisme

Tenaga

pendorong

termampatkan.

menggunakan

Prinsip

kerjanya

udara
mirip

yang
dengan

accumulator di sistem BOP yakni hidrolis akibat efek


dari liquid dan udara yang termampatkan. Tenaga yang
dibutuhkan untuk melubangi steel casing setebal 0,450
inch (maksimum) adalah 80 -90 psi.

Gambar 2.9. Hydraulic Perforator


(www.texaspipeword.com)

Spesifikasi :

Tabel II-9
Spesifikasi Hydraulic Perforator

25

Adapters for larger size casing are available. Slide shoes adapt to a 6"
perforator to perforate 8" and 10" casing and roller shoe to 12"
3" and 4" units use adapters for 5" casing. 6" units use adapters through 12"
10" units use adapters up to 26"
The steel casing perforating wheel punctures rows of approximately 1/10" x
1" slots in wall thicknesses up to 0.450"
The PVC casing perforating wheel punctures rows of approx. 0.050" x 0.400"
As a general rule, 3 to 4 columns of perforations are recommended for 6" to
8" pipe. For 10" to 12" pipe, 6 to 8 columns of perforations are recommended

26

2.2.10.

- Nama Alat
- Fungsi

: Swab Cup.
: Digunakan untuk mengeluarkan fluida yang
terakumlasi didalam yang disebabkan oleh sumur
berhenti mengalir secara alami dan dipasang

- Mekanisme

didalam rangkaian tubing.


: Peralatan swabbing yang terdiri dari wire rope
socket, sinker bar, set of jar, swabbing unit, piston
like, object yang terdiri dari cup dan valve yang
tersusun dalam mandrel diturunkan ke dalam
sumur dengan keadaan fluida valve terbuka,
sehingga swabbing unit dapat mencapai dasar
sumur. Pada saat ditarik valve akan tertutup
sehingga fluida yang terdapat pada valve akan
terperangkap dan terangkat ke permukaan.

Gambar 2.10. Swab Cup


(www.texaspipeword.com)

- Spesifikasi

Tabel II-10
Spesifikasi Swab Cup

27

Guiberson

Guiberson

Oil States

Oil States

Part Number
54511

Description
1.660" TA Aluminum

Part Number
124-R-AL

Description
1.660" RTL

N/A

Insert
N/A

124-R-ST

Aluminum Insert
1.660" RTL Steel

53689

1.900" TA Aluminum

154-RTL-AL

Insert
1.900" RTL

N/A

Insert
N/A

154-RTL-ST

Aluminum Insert
1.900" RTL Steel

53691

2.063" TA Aluminum

216-RTL-AL

Insert
2.063" RTL

N/A

Insert
N/A

216-RTL-ST

Aluminum Insert
2.063" RTL Steel

53409

2 3/8" TA Aluminum

204-RTL-AL

Insert
2 3/8" RTL

54508

Insert
2 3/8" TA Undersize

204-RTL-U

Aluminum Insert
2 3/8" RTL

61024

2 3/8" TA Steel Insert

204-RTL-ST

Undersize
2 3/8" RTL Steel

53494

2 7/8" TA Aluminum

254-RTL-AL

Insert
2 7/8" RTL

54507

Insert
2 7/8" TA Undersize

254-RTL-U

Aluminum Insert
2 7/8" RTL

254-RTL-ST

Undersize
2 7/8" RTL Steel

61025

2 7/8" TA Steel Insert

Insert

2.3. PEMBAHASAN
Sumur perlu dipersiapkan untuk komplesi setelah pemboran mencapai
formasi produktif. Komplesi ini bertujuan untuk memproduksikan hidrokarbon ke
permukaan. Adapun tipe komplesi itu terutama tergantung pada karakteristik dan
konfigurasi antara formasi produktif dengan formasi di atasnya dan di bawahnya,
tekanan formasi, jenis fluida dan metode produksi.

28

Setelah pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi, kemudian


dilakukan perforasi. Perforasi adalah pembuatan lubang menembus casing dan
semen sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur yang
mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur.
Untuk melakukan perforasi, digunakan 2 macam alat, yaitu Bullet /Gun
Perforator, dan Jet Perforator. Pada formasi yang sangat kompak, Gun Perforator
sangat cocok digunakan dari pada Jet Perforator, karena Bullet Perforator
menggunakan propellant (peluru), tetapi hal ini sangat besar kemungkinannya
mengakibatkan kerusakan formasi. Dibandingkan dengan Jet Perforator, alat ini
menggunakan Powder Charge berkekuatan tinggi, sehingga kemungkinan
kerusakan formasi sangat kecil, tetapi pada tahap perforasi menggunakan alat ini
sangat susah mengatur interval perforasinya. Dengan demikian, masing masing
alat ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing tergantung
keperluan.
Jika perforasi telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah swabbing. Alat
Swabbing yaitu swab-cup rubber dimasukkan ke dalam tubing. Saat swab-cup
ditarik ke atas, maka tekanan di bawah swab-cup menjadi kecil sehingga akan
terjadi surge dari bawah yang akan mengakibatkan aliran. Swabbing perlu
dilakukan agar fluida produksi dari formasi dapat mengalir masuk ke dalam
sumur.

2.4. KESIMPULAN
1. Setelah operasi pemboran telah mencapai formasi produktif, maka tahap
selanjutnya yang akan dilakukan adalah well completion
2. Proses komplesi ini bertujuan untuk mempersiapkan sumur agar dapat
memproduksikan fluida dari reservoir ke permukaan
3. Adapun tahapan dari komplesi sumur meliputi:
a. Tahap pemasangan serta penyemenan production casing.
b. Tahap perforasi serta pemasangan liner.
c. Tahap penimbaan (swabbing) sumur setelah perforasi pada kondisi
overbalance, dilakukan dengan tujuan agar fluida produksi dari

29

formasi dapatmengalir masuk ke dalam sumur dan selanjutnya


diproduksikan ke permukaan.
4. Klasifikasi metode well completion didasarkan pada beberapa faktor yaitu:
a. Down hole completion atau formation completion.
Dibagi atas tiga metode, yaitu:

Open hole completion


Cased hole completion atau perforated completion
Sand exclusion completion.

b. Tubing completion
c. Well head completion
5. Perforasi merupakan pembuatan lubang menembus casing dan semen
sehingga terbentuk lubang penghubung antara casing dan formasi, dari
lubang inilah alairan dari fluida formasi masuk kedalam sumur. Perforasi
dapat dilakukan dengan perforator yang dapat dibedakan atas :
a. Bullet/Gun perforator
b. Shape Charge/Jet perforator
c. Hydraulic perforator
6. Swabbing adalah pengisapan fluida sumur setelah perforasi pada kondisi
overbalance dilakukan, sehingga terjadi alian fliuida produksi dari formasi
menuju ke sumur untuk di produksikan.

Anda mungkin juga menyukai