Anda di halaman 1dari 27

KPSW

Kasus Identitas pasien


Nama

: Ny. Nur Ayu Rina Indriani, 29 thn


Pekerjaan : swasta
Alamat : Cihapit barat No. 331 B
Pendidikan : S-1

Anamnesis
KU

: keluar cairan dari jalan lahir


G1P0A0 mengaku hamil 40 minggu. 1
hari SMRSI pasien mengaku keluar cairan
dari jalan lahir. Keesokan harinya pasien
memeriksakan dirinya ke dokter, ternyata
ketuban pasien sudah pecah.
1 hr SMRSI : His + jarang
Bloody show
Gerakan janin +

Anamnesis tambahan
HPHT :

21 juli 2009
TTP : 29 april 2010
Riwayat menstruasi : teratur
Riw. PNC : rutin periksa ke dokter
Riw. KB : RPD : Ht -, DM -, Asma
RPK : DM + (ayah), Ht -, asma
Riw. Operasi : Riw. Obstetri : G1P0A0

Pemr Fisik
KU

: tampak sakit sedang


TTV : TD :110/70, N : 80x, R:20, S:36,2
Status Generalis : d.b.n.
Status Obstetrikus :
Pemr Luar :

TFU : 32 cm
LP : 96 cm
Letak janin : presentasi kepala ; puka
His : + jarang
BJA : +, 12-12-12
TBBA : 2945 gr

Pemr

Dalam :

Tidak dilakukan
D/

masuk :
G1P0A0 gravida aterm + KPSW

Usul pemeriksaan
Darah

Rutin :

Hb 11g/dL
Leuko : 11.800
GD : 88
Urine

Protein : Reduksi
Sedimen
Bakteri +

Observasi tiap jam


14.00

DJJ 12-12-12, His + jarang


Kalmethasone 3 amp IV, Clavamox 1
gr IV
Obs

lanjutkan
17.00 :
Djj : 12-12-12, His jarang
Gastrul tab SL
19.00

Obs lg

Observasi tiap jam


20.00

DJJ 12-12-12
PD : tidak dilakukan
21.30

DJJ 12-12-12, His 2X10 @<30


Gastrul tab SL
22.30

Obs
22.30 :
Djj 12-12-12, His 3x10 @<30

Observasi tiap jam


06.00

Djj : 12-12-12, His 3x10 @30


PD : tidak dilakukan
Obs

lanjut
08.00
Djj 12-12-12
His sama dgn sebelumnya
Clavamox 1 gr IV

Observasi tiap jam


09.00

Djj 12-12-12, His 2x10 @>40


PD : tidak dilakukan
10.00

Djj & His sama seperti sblmnya


Dopamet tab 250 mg
11.00

Djj 12-12-11, His 4x10 @>50


Gastrul tab

Observasi
11.45

Pasien masuk kamar bersalin


DJJ 12-12-12, His 4x10 @50
Partus

per vaginam
Episiotomi mediolateralis
Lahir bayi , aterm, LBK.
BB : 3200 gr
PB : 51 cm
APGAR : 1=9 ; 5=10

Observasi
13.45

PP : TD : 110/70, N:84x, R:20, TFU : 1 jr


dibawah pusat
2jpp : TD : 110/70, N:88x, R:20x, TFU : 2 jari
dibawah pusat.
His baik.

TEORI KPSW
Batasan

Adalah robeknya selaput chorioamnion dalam


kehamilan sebelum onset persalinan
berlangsung.
Ketuban pecah sebelum pembukaan 4 cm (fase
laten).
PPROM

: < 37 mgg
PROM : > 37 mgg
Kasus termasuk PROM (Premature rupture
of membranes)

Penyebab tersering KPSW


PAP tidak

tertutup bagian terendah anak

Coitus
Kelainan

letak
Infeksi (amnionitis)

Faktor risiko KPSW


Riwayat

KPSW sebelumnya
Persalinan preterm sebelumnya
Tindakan operasi pada cervix
Perdarahan per vaginam (t.u trimester 2/3)
Distensi uterus yang berlebihan
Inkompetensi cervix
Merokok
Defisiensi vit C, Fe, Zn
Penyakit periodontal defisiensi kolagen
Riw trauma
Frekuensi VT yang sering

Faktor risiko KPSW


Bakteriuria

: risiko 2x (prevalensi 7%)

ISK penyebab paling sering.


pH

vagina >4.5 : risiko 32% (vs 16%)


Cervix tipis/ < 39 mm : risiko 25%

Patofisiologi
Infeksi

(s/d 65%)

High virulence : bacteriodes


Low virulence : lactobacillus

/ inflamasi pean aktifitas IL-1


& PG menghasilkan kolagenase
jaringan depolimerasi kolagen pada
selaput korion/ amnion selaput ketuban
tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

Infeksi

Patofisiologi
PG

menyebabkan :

Degradasi matriks ekstraselular amnion


Perubahan struktur kolagen
Mekan iritabilitas uterus
IL-8 me MMP degradasi
Produksi glukokortikoid
Produksi relaxin degradasi

Kriteria Diagnosis
Anamnesis

: cairan ketuban?warna?
bau?jumlah?demam?
Umur kehamilan > 20 mgg
Kertas nitrazin merah biru
Inspekulo : keluar cairan dari OUE
Mikroskopis : lanugo + vernix caseosa
USG : cairan amnion berkurang
Akumulasi cairan pada fornix
posterior.

Pengelolaan KPSW
Bergantung

ada/ tidaknya infeksi


Ada infeksi (fluksus berbau, febris,
leukositosis) : langsung terminasi tanpa
melihat umur kehamilan.

Tidak ada Infeksi


Ekspektatif

Syarat :
Belum inpartu
Umur kehamilan 28-37 minggu

Pengelolaan :
Tidak boleh di PD, karena akan menambah bahaya infeksi.
Antibiotik profilaksis paling lambat 6 jam sesudah ketuban
pecah
Dapat diberikan tokolitik injeksi : Bricasma, Salbutamol,
Alupent, SM 40% (2gr)
Rawat jalan lebih dari 2x24 jam, pasien boleh pulang
dengan pesan.

Aktif

Syarat :
Sudah inpartu
Umur kehamilan <28mgg atau >37mgg atau TBBA
2500 gr.

Pengelolaan :
His - langsung pitosin drip
His + nilai kemajuan selama 6 jam sejak pasien
masuk RS, bila kemajuan kurang memadai
pitosin drip
Bila > 24 jam PTM SC
Bila pasien masuk ke dalam fase aktif,
pengelolaannya sama dengan persalinan normal.

Konservatif 2 hari dinilai :


Tidak boleh dilakukan PD karena dapat
menambah bahaya infeksi.
Tokolitik injeksi : Bricasma, Salbutamol,
Alupent (hanya berguna pada fase laten)
Observasi adanya amnionitis :
Ibu : suhu >38,50C, takikardi, leukositosis, tanda
infeksi intrauterine, rasa nyeri pada rahim, secret
vagina purulen.
Janin : Takikardi, ada tidaknya gawat janin.
Tanda-tanda

persalinan?
Antibiotik profilaksis
Eritomicin, ceftriakson, cefadroksil, metronidazole
USG
Dexametasone

pematangan paru janin

Compare with the case


Kehamilan

pasien sudah aterm (39-40


minggu) sehingga pengelolaannya sesuai
dengan ketentuan yaitu pengelolaan secara
aktif.
Pada pemr tidak ada tanda-tanda infeksi
(Amnionitis) seperti misalnya :

Febris, DJJ me, NST non reaktif


Leukositosis
Foetor/ bau
NT (+), sekret vagina purulent

Observasi

selalu dipantau DJJ janin


u/ mengetahui ada tidaknya
infeksi gawat janin.
Obat-obatan yg diberikan :
Clavamox antibiotik profilaksis
Gastrul memperkuat kontraksi
uterus

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai