KASUS
STATUS
I Identitas pasien
Nama
Umur
: 78 tahun
Alamat
: Menikah
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
: SMA
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
No. Pasien
: 3744
II Keluhan Utama
Nyeri pinggang kanan sejak 3 minggu yang lalu
III Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pinggang kanan sejak 3
minggu yang lalu dan keluhan di pinggangnya tersebut dirasakan semakin berat.
Os sering mengeluh nyeri pinggang saat duduk terlalu lama dan jalan jauh. Os
sering gampang lelah.
membungkuk, bagian kiri lebih tinggi dan pasien tampak lebih miring ke kiri
kalau sedang berjalan
IV Riwayat Penyakit Dahulu
sebelum nya os jatuh di kamar mandi dengan posisi jatuh duduk , pada tanggal
25 maret 2015 . Os mengaku sebelum jatuh, os tidak mengeluh nyeri pinggang.
Tetapi pegal pegal di pungung dan pinggang sudah di rasa sejak lama.
Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Kesadaran
: composmentis
Nadi
: 89x/menit, reguler
Pernapasan
: 21 x/ menit, regular
STATUS GENERALIS
Kepala
Mata
Hidung
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Look:
Tinggi punggung tidak simetris, punggung kiri lebih tinggi saat membungkuk
Bagian bahu tampak tidak simetris, bagian kiri lebih tinggi
2
Foto rontgen
Resume
Os datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pinggang kanan sejak 3 minggu yang
lalu dan keluhan di pinggangnya tersebut dirasakan semakin berat. Os sering
mengeluh nyeri pinggang saat duduk terlalu lama dan jalan jauh. Os sering gampang
lelah. Os juga merasa punggung os tidak rata saat membungkuk, bagian kiri lebih
tinggi dan pasien tampak lebih miring ke kiri kalau sedang berjalan. sebelum nya os
jatuh di kamar mandi dengan posisi jatuh duduk , pada tanggal 25 maret 2015 . Os
mengaku sebelum jatuh, os tidak mengeluh nyeri pinggang. Tetapi pegal pegal di
pungung dan pinggang sudah di rasa sejak lama.
pada pemeriksaan fisik didapatkan Regio Punggung bawah Tinggi punggung
tidak simetris, punggung kairi lebih tinggi saat membungkuk. Bagian bahu tampak
tidak simetris, bagian kiri lebih tinggi
pada hasil pemeriksaan radiologi di dapatkan Tampak skoliosis vertebra
lumbalis ditandai dengan vertebral rotasi pada Th 12, L1, L2,L3. pembentukan spur
di seluruh vertebra lumbal. Diskus vertebralis Th 12 L1, L1 L2, L2 L3 tampak
sempit. Foramen vertebralis Th 11- 12, Th.12-L1, L1 L2, L2- L3 tampak sempit.
Kesan : - skoliosis vertebra lumbalis dengan vertebra rotasi
- Spondiloarthrosis lumbalis
DIAGNOSIS KERJA
skoliosis vertebra lumbalis dengan vertebra rotasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Skoliosis merupakan pembengkokan kearah samping dari tulang belakang
yang merupakan suatu deformitas (kelainan).Kejadiannya 0,5% dari seluruh populasi
menderita skoliosis idiopatik. Penyakit ini dapat diturunkan secara familial. Pola
pembengkokan (kurva) dapat berupa thoracic, thoracolumbar, lumbar, gabungan
antara thoracic dan lumbar.
B. Anatomi Tulang
Belakang
(coccyx).Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang
cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Banyaknya
tulang belakang dapat saja terjadi keabnormalan. Bagian yang paling jarang terjadi
keabnormalan adalah bagian leher.
Struktur umum
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang
terdiri dari badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari
arcus vertebrae. Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua
lamina, serta didukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis,
procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang
yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan
membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di
antara
dua
tulang
punggung
dapat
ditemui
celah
yang
disebut foramen
intervertebrale.
Tulang punggung cervical
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus
spinosus (bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek, kecuali tulang ke2 dan 7 yang procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya
dari C1-C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1
atau atlas, C2 atau aksis. Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher,
seberapapun panjang lehernya.
Tulang punggung thorax
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa
gerakan memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung
dorsal' dalam konteks manusia. Bagian ini diberi nomor T1 hingga T12.
C. Definisi skoliosis
Scoliosis adalah sebuah kondisi lengkungan ke samping berbentuk kurva pada
tulang belakang yang dapat merusak ruas-ruas tulang belakang kebanyakan terjadi
pada anak-anak, remaja dan orang dewasa.
D. Deskripsi Kurva
1. Arah scoliosis ditentukan berdasarkan letak apexnya.
2. Kurva mayor/kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya
struktural. Umumnya pada scoliosis idiophatic terletak antara T4 s/d T12
3. Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa kurva struktural
maupun non struktural. Kurva ini membuat bahu penderita sama tingginya.
4. Kurva mayor double, disebut demikian jika sepadan besar dan keparahannya,
biasanya keduanya kurva struktural.
5. Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah spine.
Derajat scoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya. Makin
berat derajat scoliosis makin besar dampaknya pada sistim kardiopulmonal.
10
F. Kategori Skoliosis
Berdasarkan Etiologi
1. Scoliosis Struktural
Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra
yang menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva
bertambah
11
o Osteopatik
(i) Kongenital (didapat sejak lahir)
1. Terlokalisasi :
12
Neuropatik
(i) Kongenital
1. Spina bifida
2. Neurofibromatosis
(ii) Didapat
1. Poliomielitis
2. Paraplegia
3. Cerebral palsy
4. Friedreichs ataxia
5. Syringomielia
2. Scoliosis sedang
3. Scoliosis berat
13
G. Evaluasi Scoliosis
Prosedur Evaluasi
o Postural assessment, Evaluasi dilakukan dengan inspeksi anterior,
lateral dan posterior penderita. Perhatikan adanya :
Pelvic obliquity
c. Jika ada pelvic obliquity maka otot hip juga lemah pada sisi
convex ( hip yang lebih rendah )
14
H. Diagnosa Scoliosis
Diagnosa skoliosis dibuat berdasarkan :
1. Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap
2. Pemeriksaan Tambahan
a. Pemeriksaan dasar yang penting adalah foto polos (roentgen) tulang punggung
yang meliputi :
Foto AP dan lateral ada posisi berdiri : foto ini bertujuan untuk
menentukan derajat pembengkokan skoliosis
Foto AP telungkup
Foto force bending R and L : foto ini bertujuan untuk menentukan derajat
pembengkokan setelah dilakukan bending
Foto pelvik AP
Dilakukan pula evaluasi Risser Sign dan kalau perlu Bone Age.
b. Pada keadaan tertentu seperti adanya defisit neurologis, kekakuan pada leher,
atau sakit kepala, dapat dilakukan pemeriksaan MRI
c. Pada scoliosis sedang dan berat seringkali perlu dilakukan pemeriksaan fungsi
paru berupa vital capacity dan total lung capacity
I. Penatalaksanaan
Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :
1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2. Mempertahankan fungsi respirasi
3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
4. Kosmetik
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai The three Os adalah :
1. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu
<25o pada tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah
berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19
tahun.
Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada
waktu-waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah
15
kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang
derajat <20 dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20.
2. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal
dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
Milwaukee
Boston
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara
teratur 23 jam dalam sehari hingga 2 tahun setelah menarche.
3. Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya
operasi pada skoliosis adalah :
16
BAB III
ANALISA KASUS
DAFTAR PUSTAKA
1. De Jong, Wim, R. Sjamsuhidajat.Skoliosis. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
EGC. 2004.
2. Chairuddin, R., 1998, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Cetakan I, Penerbit
Bintang Lamumpatue, Ujung Pandang.
3. Sabiston. DC; alih bahasa: Andrianto.P; Editor Ronardy DH. Buku Ajar Bedah
Bagian 2. Penerbit EGC; Jakarta.1994.
18