Anda di halaman 1dari 20

Praktikum Teknik Pemboran 2014

BAB IV
LOG BOR

4.1. Tujuan
Tujuan dari pratium pemboran ini adalah untuk memproleh data yang
representatif dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen
khusus.
4.2. Dasar Teori
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan
lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat
dilakukan meliputi pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan
konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran
lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi,
pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur dan sebagainya.
Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim
dan sensor penerima sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi
kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan
pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu
sinyal (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel
nuklir dan lainya) ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan
dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi dan juga material
dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di
dalam logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat
kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh
seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data yang
diprint pada continuos paper yang dinamakan log. Kemudian log tersebut akan
diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat
penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk
tahap produksi nanti.
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-1

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
hadirlah survey geofisika tahanan jenis yang merupakan suatu metode yang
dapat memberikan gambaran susunan dan kedalaman lapisan batuan dengan
mengukur sifat kelistrikan batuan. Loke (1999) mengungkapkan bahwa survey
geofisika tahanan jenis dapat menghasilkan informasi perubahan variasi harga
resistivitas baik arah lateral maupun arah vertical. Metode ini memberikan
injeksi listrik ke dalam bumi, dari injeksi tersebut maka akan mengakibatkan
medan potensial sehingga yang terukur adalah besarnya kuat arus (I) dan
potensial (V), dengan menggunakan survey ini maka dapat memudahkan para
geologist dalam melakukan interpretasi keberadaan cebakan-cebakan batubara
dengan biaya eksplorasi yang relatif murah.
Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya untuk
mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain,
seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara, dan sifat geomekanik
batuan yang menyertai penambahan batubara. Dan juga mengkompensasi
berbagai masalah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran,
yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama
lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan
lain-lain.
4.2.1. Log Bor
Logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik
batuan reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai dengan tujuan
logging yaitu menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir
(porositas, saturasi air formasi, ketebalan formasi produktif, lithologi
batuan) maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat-sifat fisik atau
petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat listrik, sifat
radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan reservoir.

Log bor memiliki beberapa jenis dan diklasifikasikan menjadi


beberapa macam, yaitu :
a. Log Sinar Gamma
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-2

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Prinsip dari gamma ray log adalah perekaman radioaktivitas
alami bumi, dimana sinar gamma mampu menembus batuan dan
dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor
sintilasi. Setiap Gamma Ray log yang terdeteksi akan menimbulkan
pulsa listrik pada detektor. Parameter yang terekam adalah jumlah pulsa
yang tercatat per satuan waktu (cacah GR). Log Sinar Gamma adalah
log yang digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas suatu batuan.
Radioaktivitas tersebut disebabkan karena adanya unsur Uraniun,
Thorium, Kalium pada batuan.
Ketiga elemen ini secara terus menerus memancarkan gamma
ray yang memiliki energi radiasi yang tinggi. Kekuatan radiasi sinar
gamma yang paling kuat dipancarkan oleh mudstone dan yang paling
lemah dipancarkan batubara. Terutama yang dari mudstone laut
menunjukan nilai yang ekstra tinggi, sedangkan radiasi dari lapisan
sandstone lebih tinggi disbanding batubara. Log sinar gamma
dikombinasikan dengan log utama, seperti log densitas, netron dan
gelombang bunyi, digunakan untuk memastikan batas antara lapisan
penting, seperti antara lapisan batubara dengan langit-langit atau lantai.
Skala log gamma ray dalam satuan API unit (APIU). Log
gamma ray biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama sama
dengan kurva SP dan Kaliper. Skala log gamma ray dari kiri ke kanan
biasanya 0 100 atau 0 150 API. Walaupun terdapat juga suatu kasus
dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich shale.
Log gamma ray sangat efektif dalam menentukan zona permeable,
dengan dasar bahwa elemen radioaktif banyak terkonsentrasi pada shale
yang impermeable, dan hanya sedikit pada batuan yang permeable.
Pada formasi yang impermeable kurva gamma ray akan menyimpang
ke kanan, dan pada formasi yang permeable kurva gamma ray akan
menyimpang ke kiri. Log gamma ray memiliki jangkauan pengukuran 6
12 in. Dengan ketebalan pengukuran sekitar 3 ft.

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-3

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Pengukuran dilakukan dengan jalan memasukkan alat detektor
ke dalam lubang bor. Oleh karena sinar gamma dapat menembus logam
dan semen, maka logging gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor
yang telah dipasang casing ataupun telah dilakukan cementing.
Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan
tetapi energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma
pada formasi batuan disampingnya. Formasi yang mengandung unsurunsur radioaktif akan memancarkan radiasi radioaktif dimana
intensitasnya akan di terima oleh detektor dan di catat di permukaan.
Untuk

memisahkan

jenis-jenis

bahan

radioaktif

yang

berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray


spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energy dan intensitas
setiap material radioaktif tersebut berbeda-beda. Spectroscopy ini
penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan non-shale yang
memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi
uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang
mungkin terdapat pada coal dan dolomite.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan
fraksi lempungnya, misalnya batu lempung hamper seluruh terdiri dari
mineral lempung, batu pasir kwarsa sangat sedikit mengandung mineral
lempung, batu lanau cukup banyak mengandung mineral lempung dan
sebagainya. Oleh karena itu respo gamma dapat digunakan untuk
menafsirkan jenis litologinya. Beberapa contoh batuan sesuai sifat
radioaktifnya adalah sebagai berikut:
1) Radioaktifnya sangat rendah, Anhidrid, garam, batubara dan nodule
silica. Silica yang berlapis mengandung radioaktif lebih tinggi dari
berbentuk nodule.
2) Radioaktif rendah, Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir.
Batu gamping dan dolomite yang berwarna gelap lebih tinggi
radioaktifnya daripada yang berwarna terang.

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-4

Praktikum Teknik Pemboran 2014


3) Radioaktif menengah, seperti arkosa, pelapukan granit, batu lanau,
batu gamping lempunangan dan napal. Batu yang berwarna gelap
lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
4) Radioaktif sangat tinggi, Serpih, batu lempung dan abu gunung api.
Tabel 4.1
Karakteristik Respon Sinar Gamma
Radioaktif sangat

Radioaktif

Radioaktif sangat

menengah

tinggi

Batupasir

(60 100 API)


Arkose

(>100 API)
Batuan serpih

Salt

Batugamping

Batuan granit

Abu vulkanik

Batubara

Dolomit

Lempungan

Bentonit

rendah

Radioaktif rendah
(32,5 60 API)

(0 32,5 API)
Anhidrit

Pasiran
Gamping
Cara membaca repon gamma untuk mendapatkan batas litologi
adalah dengan cara mengambil sepertiga antara respon maksimal dan
respon minimal. Cara ini merupakan aturan yang ditara-ratakan untuk
mendapat ketelitian batas litologi. Biasanya aturan demikian cukup teliti
untuk lapisan batubara yang tidak banyak mengandung lapisan pemisah
(parting) di dalamnya.
Suatu hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mengkorelasi
respon gamma dari beberapa lubang bor adalah panjang probe selama
pengukuran harus tetap dan kecepatan penaikan probe ari dalam lubang
harus tetap. Selain itu perlu pula ditinjau pengarh chasing walaupun
kecil akan tetap ada.
Sebelum bekerja dengan alat pengukur radiasi gamma harus
diadakan kalibrasi alat tersebut terhadap sumber radiasi sinar gamma
yang telah diketahui dan pembacaannya disesuaikan dengan selang
waktu ynag sesuai. Apabila selang waktu tersebut terlalu cepat respon
cenderung menjadi rata dan kurang peka terhadap perubahan litologi
yang kecil. Sebaliknya apabila selang waktu tersebut terlalu lambat
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-5

Praktikum Teknik Pemboran 2014


perbedaan yang kecil terekam pada respon sehingga perbedaan besar
sukar terlihat.

*Sumber : inibumi.blogspot.com

Gambar 4.1
Log Sinar Gamma
b. Log Densitas
Awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industri explorasi
minyak sebagai alat bantu interpretasi porositas. Kemudian dalam
explorasi batubara malah dikembangkan menjadi unsur utama dalam
identifikasi ketebalan bahkan qualitas seam batubara. Dimana rapat
masa batubara sangat khas yang hampir hanya setengah kali rapat masa
batuan lain pada umumnya. Lebih extrem lagi dalam aplikasinya pada
idustri batubara karena sifat fisik ini (rapat masa) hampir linier dengan
kandungan abu sehingga pemakaian log ini akan memberikan gambaran
khas bagi tiap daerah dengan karakteristik lingkungan pengendapannya.
Dalam operasinya logging rapat masa dilakukan dengan
mengukur sinar g yang ditembakan dari sumber melewati dan
dipantulkan formasi batuan kemudian direkam kembali oleh dua
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-6

Praktikum Teknik Pemboran 2014


detector yang ditempatkan dalam satu probe dengan jarak satu sama
lain diatur sedemikan rupa. Kedua detector short dan long space
diamankan dari pengaruh sinar g yang datang langsung dari sumber
radiasi. Sehingga yang terekam oleh kedua detector hanya sinar yang
telah melewati formasi saja. Dalam hal ini efek pemendaran sinar
radiasi seperti ditentukan dalam efek pemendaran Compton.
Sinar gamma dari sumber radioaktif dipancar oleh tumbukan
dengan elektron di dalam lapisan tanah dan energi sinar gamma akan
hilang kepada elektron untuk setiap tumbukan (efek compton). Densitas
elektron di dalam material sebanding dengan densitas curahan atau
massa (bulk or mass density) material.
Logging densitas dilakukan untuk mengukur densitas batuan
disepanjang lubang bor. Densitas yang diukur adalah densitas
keseluruhan dari matriks batuan dan fluida yang terdapat pada pori.
Prinsip kerja alatnya adalah dengan emisi sumber radioaktif. Semakin
padat batuan semakin sulit sinar radioaktif tersebut ter-emisi dan
semakin sedikit emisi radioaktif yang terhitung oleh penerima
(counter).
Density Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang
ditembus oleh lubang bor sehingga berhubungan dengan porositas
batuan. Besar kecilnya density juga dipengaruhi oleh kekompakan
batuan dengan derajat kekompakan yang variatif, dimana semakin
kompak batuan maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil.
Pada batuan yang sangat kompak, harga porositasnya mendekati harga
nol sehingga densitasnya mendekati densitas matrik. Log density adalah
kurva yang menunjukkan besarnya densitas bulk density (rb) dari batuan
yang ditembus oleh lubang bor.
Log densitas digunakan untuk mengukur densitas semu formasi
menggunakan sumber radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan
sinar gamma yang tinggi dan mengukur jumlah sinar gamma rendah
yang kembali ke detektor.
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-7

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Karakteristik masing-masing batuan pada log densitas adalah
sebagai berikut:
1) Batubara mempunyai densitas yang rendah (1,20 1,80 gr/cc)
2) Konglomerat mempunyai densitas menegah (2,25 gr/cc)
3) Mudstone, batupasir, batugamping mempunyai densitas menengah
sampai tinggi (2,65 2,71 gr/cc)
4) Batuan vulkanik basa dan batuan vulkanik non basa mempunyai
densitas tinggi (2,7 2,85 gr/cc)
Tabel 4.2
Nilai Rapat Massa Batuan
Jenis batuan
Sandstone
Limestone
Dolomites
Anhidrid
Antrasite coal
Bituminous coal

Arie Dominic Timisela


H1C112018

Rapat massa

Rapat massa saat

sebenarnya (gr/cc)
2,650
2,710
2,870
2,960
1,400-1,800
1,200-1,500

logging (gr/cc)
2,684
2,710
2,876
2,977
1,355-1,796
1,173-1,514

4-8

Praktikum Teknik Pemboran 2014


*
Sum
r

be

www.odptamu.edu.

Gambar 4.2
Log Densitas
c. Log Listrik
Prinsip dasar dari log listrik (electrical log) adalah mengukur
besarnya tegangan dan arus dari suatu interval batuan dengan ketebalan
tertentu. Log listrik digunakan untuk mengetahui sifat kelistrikan batuan
serta jenis kandungan yang ada dalam pori-porinya. Daripengukuran
arus listrik dan tegangan yang di lewatkan interval batuan tersebut di
atas dapat diketahui tahanan resistivitasnya. Jadi alat yang di masukkan
dalam lubang bor berfungsi sebagai elektroda arus dan elektroda
tegangan.
Pengembangan lebih lanjut dari log listrik adalah yang disebut
sebagai log induksi (induction log). Log Induction yaitu log yang
bekerja pada lumpur air tawar dengan resistivitas formasi < 200 0hm
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-9

Praktikum Teknik Pemboran 2014


m, dan Rmf / Rw > 2.0. Alat induction menentukan resistivitas dengan
cara mengukur konduktivitas batuan. Dalam kumparan transmitter
dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitude konstan
yang akan menimbulkan medan magnet dalam batuan. Medan magnet
ini menimbulkan arus Eddy atau arus Foucault pada gambar di bawah.
Besarnya arus ini sama dengan konduktivitas batuan.
d. Log SP
SP log merupakan pencatatan perbedaan potensial antara
elektrode tetap di permukaan dengan elektrode yang bergerak di dalam
lubang bor, terhadap kedalaman lubang bor.
Pada sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu
dilakukan logging dengan berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat
berupa Log Listrik, Log Radioaktif serta berbagai jenis log lainnya.
tahap pertama dalam analisa log adalah mengenal lapisan permeable
dan serpih yang non permeable. Log yang digunakan adalah
Spontaneous Potential (SP) Log.
Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara
elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di
dalam lubang bor yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur
yang terdiri dari lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah
karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya dapat
mengalir di sekeliling perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada
lapisan serpih yang tidak terdapat aliran listrik, potensialnya adalah
konstan dengan kata lain pembacaan log SP nya rata.

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-10

Praktikum Teknik Pemboran 2014

*Sumber :
www.kgskg.edu.

Gambar 4.3
Log Spontaneous Potential
e. Log Netron
Pada Netron Log, bila konsentrasi hidrogen didalam formasi
besar maka semua partikel neutron akan mengalami penurunan energi
serta tertangkap tidak jauh dari sumber radioaktifnya. Hal yang perlu
digaris bawahi bahwa netron hidrogen tidak mewakili porositas batuan
karena penentuannya didasarkan pada konsentrasi hidrogen. Netron
tidak dapat membedakan antara atom hidrogen bebas dengan atom
hidrogen yang secara kimia terikat dengan mineral batuan, akibatnya
pada formasi lempung yang banyak mengandung atom-atom hidrogen
didalam susunan molekulnya seolah-olah mempunyai porositas tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Netron Log
adalah shale atau clay dimana semakin besar konsentrasinya dalm
lapisan

permeable

akan memperbesar

harga porositas

batuan.

Kekompakan batuan juga akan mempengaruhi defleksi kurva Netron


Log dimana semakin kompak batuan tersebut maka harga porositas
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-11

Praktikum Teknik Pemboran 2014


batuan akan menurun dan kandungan fluida yang ada dalam batuan
apabila mengandung minyak dan gas maka akan mempunyai harga
porositas yang relatif kecil, sedangkan air asin atau air tawar akan
memberikan harga porositas neutron yang mendekati harga porositas
sebenarnya.
Prinsip kerja dari alat ini yaitu menembakkan partikel neutron
berenergi tinggi kedalam formasi secara terus menerus dan konstan dari
suatu sumber radioaktif. Netron log ini dapat digunakan sebagai
porositas tool pada batuan dengan porositas rendah sampai sedang, dan
dapat juga digunakan untuk korelasi batuan.

*Sumber : www.enslikopediaseismik.com

Gambar 4.4
Log Netron
f. Log Sonik
Log sonik merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan
harga porositas batuan sebagaimana pada log densitas dan log netron.
Log sonik menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan atau
dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver.
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-12

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Kecepatan suara melalui formasi batuan tergantung terutama
oleh matriks batuan serta distribusi porositasnya. Kecepatan suara pada
batuan dengan porositas nol dinalakan kecepatan matriks
Sonik log digunakan untuk mengukur porositas batuan formasi
dengan cara mengukur interval transite time, yaitu waktu yang
dibutuhkan oleh gelombang suara untuk merambat didalam batuan
formasi sejauh satu feet.
4.2.2. RQD
Rock Quality Designation (RQD) adalah sebuah ukuran kasar
mengenai derajat keretakan pada massa batuan. RQD dikembangkan pada
tahun 1964 oleh Deere, diukur sebagai persentase drill core dengan
panjang 10 cm atau lebih. RQD merupakan salah satu parameter yang
digunakan untuk mengetahui kekuatan batuan.adalah suatu klasifikasi
kualitas batuan yang didasarkan kepada kerapatan kekar.RQD penting
untuk digunakan dalam pembobotan massabatuan (Rock Mass Rating,
RMR) dan pembobotan massa lereng (Slope Mass Rating,SMR).Metode
ini tidak memperhitungkan faktor orientasi bidang diskontinu, material
pengisi dan lainnya, sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan
keadaan massa batuan yang sebenarnya.
Perhitungan RQD biasa didapat dari perhitungan langsung dari
singkapan batuanyang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan
maupun kekar atau sesar) berdasarkan rumus Hudson (1979, dalam
Djakamihardja & Soebowo, 1996) sbb.:
RQD = 100 (0.1+ 1) e- 0.1
adalah rasio antara jumlah kekar dengan panjang scan-line
(kekar/meter). Makin besar nilai RQD, maka frekuensi retakannya kecil.
Frekuensi retakannya makin banyak, nilai RQD makin kecil.
Jika total kemajuan pemboran 130 cm, total inti bor yang diperoleh
104 cm, maka perolehan inti bor (core recovery) adalah 104/130 = 80%.
Jumlah panjang inti bor dengan panjang 10 cm atau lebih adalah 71,5 cm,
Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-13

Praktikum Teknik Pemboran 2014


sehingga besarnya RQD = 71,5/130 = 55% artinya kualitas batuan yang
bersangkutan adalah sedang.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.4
Modifikasi pengambilan ulang inti sebagai indek kualitas (RQD) massa batuan

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-14

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.5
Contoh prosedur perekaman inti RQD
Jika tidak ada core yang tersedia, maka nilai RQD daat
diperkirakan dengan menggunakan persamaan Palmstrom (1982) RQD = 115
3,3 Jv, dimana Jv adalah jumlah joint per satuan volume massa batuan. Jika
S adalah joint spacing dalam satu joint set, maka Jv dapat ditentukan dengan
persamaan:

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-15

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Hubungan antara Jv dan RQD dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.6
Grafik hubungan RQD dan Jv (Palmstorm,1982)
Dalam penilaian massa batuan (Rock Mass Rating, RMR),
presentase RQD diberikan penilaian bedasarkan tabel berikut:
Tabel 4.3
Indeks klasifikasi RQD

*Sumber :
Anonim, 2014

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-16

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.7
Perbandingan Nilai RQD dan kebutuhan penyangga untuk tunnel
Pemilihan penyangga tunnel tidak selalu bergantung pada kondisi
batuan sebenarnya. Pilihan yang lebih disukai oleh kontraktor mungkin
didasarkan pada harga baja per unit yang lebih menguntungkan atau
didasarkan kepada preferensi desain yang didasarkan pada sebuah program
safety yang terlalu berhati-hati.
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan
cepat, akan tetapi metode ini tidak memperhitung factor orientasi bidang
diskontinu, material pengisi kekar, faktor pelapukan dll, sehingga metode
ini kurang dapat menggambarkan keadaan massa batuan yang sebenarnya.
4.2.3. Core Recovery
Geophisiyal log adalah salah satunya kontrol untuk core recovery
dimana minimum core recovery harus > 90 % untuk lapisan batubara dan
> 80 % untuk lapisan bukan batubara, jika hal itu tidak diperoleh pada saat
melakukan cored, dan tidak mendapatkan alasan yang layak, maka
pemboran pada lubang bor harus dilakukan pemboran ulang.
Kesimpulannya

sebelum

melakukan

pemboran

eksplorasi

diperlukan data-data pendukung untuk menunjang kegiatan pemboran

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-17

Praktikum Teknik Pemboran 2014


eksplorasi. Adapun data-data pendukung sebelum kegiatan pemboran
ekplorasi dilakukan, yaitu :
a. Data Penyelidikan Geologi
Survey geologi terutama untuk membuat pemetaan geologi
permukaan.

Pemetaan

geologi

permukaan

dilakukan

mendapatkan gambaran umum mengenai keadaan


cekungan atau daerah yang sedang diselidiki.
penyelidikan yang

dilakukan

adalah

untuk

geologi suatu

Dalam tahap ini

pengukuran penampang

stratigrafi pada daerah yang tersingkap, biasanya terdapat pada jalur


sungai atau lereng-lereng bukit.
b. Foto Udara
Foto udara merupakan suatu gambaran perspektif dari sebagian
permukaan bumi yang dipotret dengan sumbu kamera vertikal maupun
miring tanpa memepersoalkan warna maupun kemampuan manusia
untuk dapat mengetahui perbedaan-perbedaannya. Foto udara adalah
gambaran sebenarnya dari medan, seperti mata kalau melihatnya dari
titik pemotretan. Foto udara vertikal adalah dokumen yang sangat
berharga untuk mendapatkan keterangan mengenai topografi maupun
geologi dari medan.
c. Peta Kontur
Peta kontur merupakan peta yang menggambarkan sebagian
bentuk permukaan.

4.3. Hasil dan Pembahasan


Arie Dominic Timisela
H1C112018

4-18

Praktikum Teknik Pemboran 2014


4.3.1. Hasil
Hasil perhitungan RQD dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.4
Data Hasil Pengamatan
Sampel
Kelompok 1

Sampel
Kelompok 4

No.
Ukuran
No.
Ukuran
Sampel Sampel Sampel Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
a.

10
9.5
10
8
9
6.5
20.5
19.5
25.5
12.5
7.5
16
-

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

40
19.5
11.5
10
10
11
10
8.8
8
7
5.5
5
5

Perhitungan RQD Sampel Kelompok 1

= 0.7387 x 100%
= 73.87 %
b.

Perhitungan RQD Sampel Kelompok 4

= 0.7417 x 100%
= 74.17 %

4.3.2. Pembahasan

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-19

Praktikum Teknik Pemboran 2014


RQD (Rock Quality Designation) adalah persentase panjang core
yang utuh yang ukurannya lebih dari 10 cm terhadap panjang total core
run. Secara sederhana RQD dapat dirumuskan dengan total jumah
panjang core yang lebih dari 10 cm dibagi dengan total panjang core di
kali dengan 100 %. Pada sample kelompok 3 didapatkan panjang core
yang lebih dari 10 cm yaitu 7 bagian masing masing ukurannya yaitu
10 cm, 10 cm, 20.5 cm, 19.5 cm, 25.5 cm, 12.5 cm dan 16.5 cm dengan
panjang keseluruhan sample yaitu 155 cm sehingga di dapatkan nilai
RQD adalah 73.87 %. Sedangkan pada sample kelompok 4 didapatkan 7
bagian juga yang masing masing ukurannya yaitu 40 cm, 19.5 cm, 11.5
cm, 10 cm, 10 cm, 11 cm dan 10 cm dengan panjang keseluruhan sample
yaitu 151 cm sehingga didapatkan nilai RQD sebesar 74.17 cm. Salah
satu penyebab sample patah di dalam core box adalah lapisan batuan
yang akan di ambil samplenya itu sendiri tidak memiiki stuktur yang
massif sehingga mudah untuk sample itu patah di dalam core box.

Arie Dominic Timisela


H1C112018

4-20

Anda mungkin juga menyukai