Anda di halaman 1dari 56

AUTISM

SPECTRUM
DISORDER (ASD)
SMF KEDOKTERAN JIWA
RSUD CIAMIS
DR. dr IWAN ARIJANTO, SpKJ MKes
Oleh:
Wawan Yudha

TM

LATAR BELAKANG

Autisme merupakan fenomena yang masih


menyimpan banyak rahasia
Sampai saat ini belum dapat ditemukan
penyebab pasti dari gangguan autisme ini,
sehingga belum dapat dikembangkan cara
pencegahan dan penanganan yang tepat.
Pada awalnya autisme dipandang sebagai
gangguan yang disebabkan oleh faktor
psikologis
Tahun 1960 dimulai penelitian neurologis yang
membuktikan bahwa autisme disebabkan oleh
adanya abnormalitas pada otak.

TM

PENGERTIAN
Autisme berasal dari bahasa Yunani autos yang
berarti segala sesuatu yang mengarah pada diri
sendiri.
Autisme pertama kali dikemukakan oleh Dr. Leo
Kanner 1943, seorang psikiatri Amerika.
Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan
suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik
dan menonjol yang sering disebut dengan
sindroma Kanner.

TM

PENGERTIAN
Defisit perkembangan pervasif
pada awal kehidupan anak
yang disebabkan oleh gangguan perkembangan
otak
yang
ditandai
dengan
ciri
pokok
yaitu
terganggunya perkembangan interaksi sosial,
bahasa dan wicara, serta munculnya perilaku
yang bersifat repetitif, stereotipik dan obsesif.

TM

EPIDEMIOLOGI
Gangguan autisme dapat terjadi dengan angka 25 kasus/100.000 anak (0,02-0,05%) di bawah usia
12 tahun.
Jumlah anak yang terkena autisme semakin
meningkat pesat di berbagai belahan dunia.
Di Kanada dan Jepang : 40 persen sejak 1980.
Di California tahun 2002 : 9 kasus autisme perharinya.
Di Amerika Serikat : terjadi pada 15.000 60.000
anak dibawah 15 tahun.
Di Inggris pada awal tahun 2002 : dicurigai 1
diantara 10 anak menderita autisme.
Di Indonesia : diperkirakan 150-200 ribu orang.

TM

Lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan


pada anak perempuan, 3-5 : 1.
Tetapi anak perempuan yang memiliki gangguan
autistik cenderung terkena lebih serius dan lebih
mungkin memiliki riwayat keluarga gangguan
kognitif dibandingkan anak laki-laki.

TM

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Penyebab autisme sampai sekarang belum


dapat ditemukan dengan pasti.
Banyak sekali pendapat yang bertentangan
antara ahli yang satu dengan yang lainnya
mengenai hal ini.
o
o
o
o
o
o
o

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Faktor Psikodinamika dan Keluarga


Kelainan Organik-Neurologis-Biologis
Faktor Genetika
Faktor Imunologis
Faktor Perinatal
Temuan Neuroanatomi
Temuan Biokimiawi

TM

KLASIFIKASI

Menurut DSM-IV Autistic Spectrum Disorder


(ASD) merupakan bagian dari Pervasive
Developmental
Disorder
(PDD)
atau
Gangguan Perkembangan Pervasif (GPP),
GPP adalah suatu gangguan perkembangan
pada anak, dimana terutama terdapat 3
bidang perkembangan yang terganggu, yaitu:
komunikasi, interaksi sosial dan perilaku.
Gejala-gejala tersebut harus sudah ada sejak
sebelum usia 3 tahun, walaupun demikian
diagnosis ditegaskan saat anak berusia 3
tahun.

TM

Gangguan di bidang komunikasi meliputi :


o (1) tidak ada gesture ataupun mimik, (2) tidak bisa
mempertahankan bicara yang lama, (3) bahasa
stereotipik dan repetitif dan (4) tidak bisa bemain
berpura-pura (sandiwara).

Gangguan di bidang interaksi sosial meliputi :


o (1) menghindari tatap mata, (2) gagal dalam
hubungan pertemanan, (3) kurangnya spontanitas
dalam bermain,
(4) hilangnya rasa emosional.

Gangguan di bidang perilaku meliputi :


o (1) pola perilaku stereotipik tertentu, (2) melakukan
rutinitas secara ritual, (3) mannerisme seperti finger
flapping dan
(4) preokupasi terhadap bagian benda tertentu saja.

TM

Namun secara klinis di lapangan, gangguan


tersebut ditemukan secara spectrum (berbeda
kadar/derajat keparahannya).
Bila gangguan tersebut memenuhi criteria
lengkap seperti di atas maka disebut dengan
Autistic Disorder,
Sedangkan bila tidak lengkap maka disebut
sebagai Autistic Spectrum Disorder

TM

Kondisi yang dapat diklasifikasikan kedalam


Gangguan Perkembangan Pervasif, menurut ICD10(International Classification of Diseases, WHO
1993), maupun menurut DSM-IV (American
Psychiatric Association, 1994) adalah :
o 1. Autisme Masa Kanak (Childhood Autism)
o 2. Gangguan Perkembangan Pervasif
tergolongkan (GPP-YTT)

yang

tak

(Pervasif Developmental Disorder Not Otherwise


Specified (PDD-NOS)
o 3. Sindroma Rett (Retts Syndrome)
o 4. Gangguan Disintegratif Masa Kanak (Childhood
Disintegrative Disorder)
o 5. Sindroma Asperger (Aspergers Syndrome).6

TM

TETAPI DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF


MENTAL DISORDERS V (DSM V; AMERICAN
PSYCHIATRY ASSOCIATION) TELAH TERBIT. DAN
DIDALAMNYA BERISI PERUBAHAN MENGENAI
PROSES PEMBUATAN DIAGNOSA KLINIS AUTISME

TM

Ada beberapa perubahan diagnosa dalam DSM V


yang perlu dipahami oleh profesional dalam
bidang kesehatan mental.
1. Satu diagnosa gangguan Autisme Spektrum
(Autism Spectrum Disorder).
Diagnosa ASD menggantikan berbagai diagnosa
klinis terdahulu seperti Gangguan Autistik,
Asperger, dan Ganggan Pervasive yang tidak
spesifik.

TM

2. Kriteria derajat keberatan gejala.


Dalam diagnosa ASD diperkenalkan juga
kontinuum derajat keberatan autisme, dari level
1, 2, 3. Tingkatan ini didasarkan pada
sejauhmana anak membutuhkan dukungan orang
lain dalam melakukan tugas perkembangannya.
Tingkatan ini menunjukkan bahwa ada anak
dengan tingkat ASD ringan dan ada pula yang
tingkat gangguan lebih berat.

TM

3. Diagnosa ASD dari Triadic menjadi Dyadic


Sebelumnya diagnosa autisme ditegakkan jika
muncul gangguan pada 3 ranah, yaitu:
komunikasi dan bahasa, interaksi sosial dan
perilaku minat terbatas dan berulang (DSM IV TR,
2000). Namun dalam DSM V, diagnosanya
menjadi 2 ranah, yaitu: hambatan komunikasi
sosial (deficits in social communication) dan
minat yang terfiksasi dan perilaku berulang
(fixated interest and repetitive behavior).

TM

4. Profil sensoris autisme


Sebelumnya problem sensoris atau inderawi
autisme tidak disebutkan dalam DSM IV. Dalam
DSM V, profil sensoris anak dengan ASD
dimasukkan dalam gejala minat yang terfiksasi
dan perilaku berulang. Misalkan: tidak menyukai
makanan tertentu yang memiliki warna atau
tekstur tertentu.

TM

5. Gejala yang telah muncul sejak masa kanak


Menurut DSM V, diagnosa ASD bisa ditegakkan
jika anak telah menunjukkan gejala sejak masa
kanak. Walaupun gangguan ASD baru diketahui
setelah masa kanak, namun penting untuk
melihat dyadic tersebut yang menunjukkan
bahwa anak memiliki persoalan dalam hal sosial
dan perilaku dibandingkan anak-anak seusianya.

TM

6. Perbedaan diagnosa Gangguan komunikasi


sosial dan ASD
Perbedaannya adalah Gangguan komunikasi
sosial (Social Communication Behavior) tidak
mencakup problem perilaku minat terbatas dan
berulang. Karena ini adalah kriteria yang baru,
ahli klinis perlu lebih mempelajarinya agar lebih
terbiasa menggunakannya.

TM

7. Diagnosa comorbid
Dalam DSM V, dijelaskan bahwa jika anak
menampilkan gejala dari beberapa gangguan,
maka ia bisa mendapatkan diagnosa komorbid.
Diagnosa komorbid adalah jika anak
mendapatkan 2 diagnosa gangguan atau lebih.
Misalkan, anak dengan ASD dan ADHD.

TM

1. AUTISME MASA KANAK


Autisme Masa Kanak adalah gangguan perkembangan
( CHILDHOOD
pada anak yangAUTISM
gejalanya) sudah tampak sebelum

anak
tersebut
mencapai
umur
3
tahun.
Perkembangan yang terganggu adalah dalam bidang :
o komunikasi meliputi : (1) tidak ada gesture ataupun mimik,
(2) tidak bisa mempertahankan bicara yang lama, (3) bahasa
stereotipik dan repetitif dan (4) tidak bisa bemain berpurapura (sandiwara).
o interaksi sosial meliputi : (1) menghindari tatap mata, (2)
gagal dalam hubungan pertemanan, (3) kurangnya
spontanitas dalam bermain, (4) hilangnya rasa emosional.
o perilaku meliputi : (1) pola perilaku stereotipik tertentu, (2)
melakukan rutinitas secara ritual, (3) mannerisme seperti
finger flapping dan (4) preokupasi terhadap bagian benda
tertentu saja.

TM

TM

TM

2. GANGGUAN PERKEMBANGAN
PERVASIF
PDD-NOS juga
gejala gangguan
YTTmempunyai
(PDD-NOS)

perkembangan
dalam
bidang
komunikasi,
interaksi maupun perilaku,
Namun gejalanya tidak sebanyak seperti pada
Autisme Masa kanak.
Kualitas dari gangguan tersebut lebih ringan,
sehingga kadang-kadang anak-anak ini masih
bisa bertatap mata, ekspresi fasial tidak terlalu
datar, dan masih bisa diajak bergurau.

TM

3. SINDROM RETT

Adalah gangguan perkembangan yang hanya


dialami oleh anak wanita.
Kehamilannya normal, kelahiran normal,
perkembangan normal sampai sekitar umur 6
bulan. Lingkaran kepala normal pada saat
lahir.
Mulai sekitar umur 6 bulan mereka mulai
mengalami
kemunduran
perkembangan.
Pertumbuhan kepala mulai berkurang antara
umur 5 bulan sampai 4 tahun.
Gerakan tangan menjadi tak terkendali,
gerakan yang terarah hilang, disertai dengan
gangguan komunikasi dan penarikan diri
secara sosial.

TM

Gerakan-gerakan
otot
tampak
makin
tidak
terkoordinasi.
Seringkali
memasukan
tangan
kemulut, menepukkan tangan dan Yang sangat khas
adalah timbulnya gerakan-gerakan tangan yang
terus menerus seperti orang yang sedang mencuci
baju yang hanya berhenti bila anak tidur.
Hal ini terjadi antara umur 6-30 bulan.
Terjadi gangguan berbahasa, perseptif maupun
ekspresif disertai kemunduran psikomotor yang
hebat..
Gejala-gejala lain yang sering menyertai adalah
gangguan pernafasan, otot-otot yang makin kaku
timbul
kejang,
scoliosis
tulang
punggung,
pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil
(hypotrophik).
Pemeriksaan EEG biasanya menunjukkan kelainan.

TM

4. GANGGUAN DISINTEGRASI
MASA
Pada Gangguan
KANAKDisintegrasi Masa Kanak, hal yang

mencolok adalah bahwa anak tersebut telah


berkembang dengan sangat baik selama beberapa
tahun, sebelum terjadi kemunduran yang hebat.
Gejalanya biasanya timbul setelah umur 3 tahun.
Anak tersebut biasanya sudah bisa bicara dengan
sangat lancar, sehingga kemunduran tersebut
menjadi sangat dramatis.
Bukan saja bicaranya yang mendadak terhenti,
tapi
juga
ia
mulai
menarik
diri
dan
ketrampilannyapun ikut mundur.
Perilakunya menjadi sangat cuek dan juga timbul
perilaku berulang-ulang dan stereotipik.

TM

5. SINDROM
ASPERGER
Seperti pada Autisme Masa Kanak, Sindrom Asperger (SA)

juga lebih banyak terdapat pada anak laki- laki daripada


wanita.
Anak SA juga mempunyai gangguan dalam bidang
komunikasi, interaksi social maupun perilaku, namun tidak
separah seperti pada Autisme.
Pada kebanyakan dari anak-anak ini perkembangan bicara
tidak terganggu. Bicaranya tepat waktu dan cukup lancar,
meskipun ada juga yang bicaranya agak terlambat.
Namun meskipun mereka pandai bicara, mereka kurang
bisa komunikasi secara timbal balik. Komunikasi biasanya
jalannya searah, dimana anak banyak bicara mengenai apa
yang saat itu menjadi obsesinya, tanpa bisa merasakan
apakah lawan bicaranya merasa tertarik atau tidak.
Seringkali mereka mempunyai cara bicara dengan tata
bahasa yang baku dan dalam berkomunikasi kurang
menggunakan bahasa tubuh. Ekspresi muka pun kurang
hidup bila dibanding anak- anak lain seumurnya.

TM

Mereka biasanya terobsesi dengan kuat pada suatu benda/subjek


tertentu, seperti mobil, pesawat terbang, atau hal-hal ilmiah lain. Mereka
mengetahui dengan sangat detil mengenai hal yang menjadi obsesinya.
Obsesi inipun biasanya bergantiganti.
Kebanyakan anak SA cerdas, mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak
mempunyai kesulitan dalam pelajaran disekolah. mereka mempunyai
sifat yang kaku, misalnya bila mereka telah mempelajari sesuatu aturan,
maka mereka akan menerapkannya secara kaku, dan akan merasa sangat
marah bila orang lain melanggar peraturan tersebut.
Dalam interaksi sosial juga mereka mengalami kesulitan untuk
berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka lebih tertarik pada buku atau
komputer daripada teman.
Mereka sulit berempati dan tidak bisa melihat/menginterpretasikan
ekspresi wajah orang lain.
Perilakunya kadang-kadang tidak mengikuti norma sosial, memotong
pembicaraan orang seenaknya, mengatakan sesuatu tentang seseorang
didepan orang tersebut tanpa merasa bersalah (mis. Ibu, lihat, bapak itu
kepalanya botak dan hidungnya besar ). Kalau diberi tahu bahwa tidak
boleh mengatakan begitu, ia akan menjawab: Tapi itu kan benar Bu.
Anak Sindrom Asperger jarang yang menunjukkan gerakan-gerakan
motorik yang aneh seperti mengepak-ngepak atau melompat-lompat atau
stimulasi diri.6

TM

GAMBARAN KLINIS

Tanda-tanda awal pada pasien autisme


berkaitan dengan usia anak.
Usia anak dimana sindroma autism dapat
dikenal merupakan kunci untuk segera
melakukan intervensi berupa pelatihan dan
pendidikan dini.
National
Academy
of
Science
USA
menganjurkan
bahwa
pendidikan
dini
merupakan kunci keberhasilan bagi seorang
anak dengan sindroma autisme.
Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai
terlihat sejak bayi atau anak menurut usia.

TM

Gejala autisme infantil timbul sebelum


anak mencapai usia 3 tahun.
Pada sebagian anak gejala gangguan
perkembangan ini sudah terlihat sejak lahir.
Seorang ibu yang cermat dapat melihat
beberapa keganjilan sebelum anaknya
mencapai usia satu tahun.
Yang sangat menonjol adalah tidak adanya
kontak mata dan kurangnya minat untuk
berinteraksi dengan orang lain.

TM

DIAGNOSIS
BANDING
-Skizofrenia dengan onset masa anak-anak
-Retardasi mental dengan gangguan
emosional/perilaku
-Afasia didapat dengan kejang
-Ketulian
kongenital
atau
gangguan
pendengaraan parah
-Pemutusan psikososial

TM

PENATALAKSANAAN

Autisme not curable, but treatable,


kelainan yang terjadi pada otak tidak bisa
diperbaiki namun gejala-gejala yang ada
dapat
dikurangi
semaksimal
mungkin
sehingga anak tersebut nantinya dapat
berbaur dengan anak anak lain secara normal.
Keberhasilan terapi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
o
o
o
o
o

a. Berat ringannya gejala atau kelainan otak,


b. Usia,
c. Kecerdasan,
d. Bicara dan bahasa,
e. Terapi yang intensif dan terpadu.

TM

TERAPI
YANG
TERPADU

Penanganan/intervensi terapi pada anak autisme


harus dilakukan dengan intensif dan terpadu.
Terapi secara formal sebaiknya dilakukan antara 4
8 jam sehari.
Seluruh keluarga harus terlibat untuk memacu
komunikasi dengan anak.
Penanganan anak autisme memerlukan kerjasama
tim yang terpadu yang berasal dari berbagai
disiplin ilmu antara lain psikiater, psikolog,
neurolog, dokter anak, terapis bicara dan pendidik.
Beberapa terapi yang harus dijalankan antara lain :
o a. Terapi medikamentosa
o b. Terapi psikologis
o c. Terapi wicara
o d. Fisioterapi

TM

PSIKOLOGIS
TERAPI
Intervensi difokuskan pada meningkatkan
kemampuan bahasa dan komunikasi, self-help
dan perilaku sosial dan mengurangi perilaku yang
tidak dikehendaki seperti melukai diri sendiri (self
mutilation), temper tantrum
Dengan penekanan pada peningkatan fungsi
individu dan bukan menyembuhkan dalam arti
mengembalikan anak autisme ke kondisi normal.

TM

TERAPI MEDIKAMENTOSA
Obat-obat obat-obat antidepressan SSRI (Selective
Serotonin
Reuptake
Inhibitor)
yang
bisa
memberikan
keseimbangan
antara
neurotransmitter serotonin dan dopamin.
Yang diinginkan dalam pemberian obat ini adalah
dosis yang paling minimal namun paling efektif
dan tanpa efek samping.
Pemakaian obat akan sangat membantu untuk
memperbaiki respon anak terhadap lingkungan
sehingga ia lebih mudah menerima tata laksana
terapi lainnya.
Bila kemajuan yang dicapai cukup baik, maka
pemberian
obat
dapat
dikurangi
bahkan
dihentikan.

TM

TERAPI
WICARA

Umumnya hampir semua anak autisme


menderita gangguan bicara dan berbahasa.
Oleh karena itu terapi wicara pada anak autisme
merupakan keharusan.
Penanganannya berbeda dengan penderita
gangguan bicara oleh sebab lain.
Anak yang mengalami hambatan bicara dilatih
dengan proses pemberian reinforcement dan
meniru vokalisasi terapis.

TM

FISIOTERAPI

Pada anak autisme juga diberikan fisioterapi yang


berfungsi untuk merangsang perkembangan
motorik dan kontrol tubuh.

TM

ALTERNATIF TERAPI LAINNYA

menurut pengalaman Sleeuwen ( 1996 ) , yaitu :


o a. Terapi musik
o b. Son-rise program
o c. Program Fasilitas Komunikasi
o d. Terapi vitamin
o e. Diet Khusus ( Dietary Intervention)

TM

PROGNOSIS

Prognosis yang lebih baik adalah berkaitan


dengan inteligensi yang lebih tinggi, kemampuan
berbicara fungsional dan kurangnya gejala-gejala
dan perilaku aneh.
Gejala-gejala sering berubah karena anak-anak
tumbuh semakin tua.
Sebagai aturan umum, anak-anak autistik dengan
IQ diatas 70 dan mereka yang menggunakan
bahasa komunikatif pada usia 5-7 tahun memliki
prognosis yang terbaik.
Prognosis membaik jika lingkungan atau rumah
adalah suportif dan mampu memenuhi kebutuhan
anak tersebut yang sangat banyak.

DISLEKSIA

TM

Kesulitan belajar mengacu kepada sekelompok


gangguan (disfungsi sistem saraf pusat) yang
heterogen yang muncul dalam bentuk berbagai
kesulitan dalam mendengarkan, berbicara,
membaca, mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, memberi penalaran atau kemampuan
matematik, baik dalam pemerolehan maupun
penggunaannya.

TM

Jenis Kesulitan belajar


1. bersifat developmental, yang berhubungan
dengan perkembangan (gangguan motorik,
persepsi, komunikasi dan penyesuaian perilaku
sosial).
2. bersifat akademik (khusus), yang menunjuk
pada adanya kegagalan pencapaian prestasi
akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan (penguasaan ket bahasa, membaca,
mengeja, menulis dan matematika)

TM

KLASIFIKASI KESULITAN BELAJAR KHUSUS


AKADEMIS
Disphasia : mengalami kesulitan berbahasa verbal,
berbicara dan berbagai kekurangan bahasa
Disleksia : kesulitan membaca termasuk
ketakmampuan mengeja.
Disgraphia : kesulitan menulis (penyimpangan
kelancaran verbal dan menyatakan pikiran dalam
bentuk tulisan
Diskalkulia: ketakmampuan untuk berfikir
kuantitatif/berhitung (Callagher, 1987).

TM

Disleksia: segala bentuk kesulitan yang


berhubungan dengan kata-kata, spt membaca,
mengeja, menulis maupun kesulitan untuk
maupun kesulitan untuk memahami kata-kata
(Pollock & Waller, 1994)

TM

IDENTIFIKASI DISLEKSIA

Sulit membedakan huruf b dan d


Sulit mengeja
Kekurangan /kelebihan dalam menulis
Sulit mengingat arah kanan dan kiri
Sulit membedakan waktu
Sulit membedakan waktu
Sulit mengingat urutan
Sulit mengikuti instruksi verbal
Sulit berkonsentrasi, perhatian mudah beralih
Sulit berkomunikasi lisan maupun tulisan
(bahasanya kaku dan tidak berurutan)
Tulisan sulit dibaca

TM

PENANGANAN SECARA UMUM


1.Manajemen kelas kecil
2.Pendekatan multisensori
3.Pengaturan kelas
4.Reward system
5.Pelatihan keterampilan sosial
6.Belajar dengan iringan musik
7.Ekstra kurikuler

TM

STRATEGI
Membaca
Menulis
Memahami
Memahami
Memahami
Memahami

urutan
urutan
orientasi
angka

TM

MEMBACA TEKNIS (GANGGUAN PERSEPSI VISUAL)


Mulai dari hal yang sudah dikuasai anak
(pengenalan fonem/huruf-suku kata-kata)
Dikte (guru mendiktekan-anak menuliskannya,
anak mendiktekan-guru menuliskannya, anak
mendiktekan-guru menuliskan-anak membacanya
kembali).
Membuat huruf dengan lilin

TM

Mambaca wacana dan menjawab pertanyaan


bacaan (membaca buku cerita, membaca wacana
tanpa gambar, guru dan siswa membaca
bersama, lalu secara bertahap guru memperkecil
volume suaranya).
Saat waktu bebas digunakan untuk membuat
tugas-tugas yang melatih persepsi visual.

TM

Membedakan b dan d dengan bantuan ibu jari


tangan kiri dan kanan.
Pada pelajaran membaca, siswa yang mengalami
kesulitan membaca diberi giliran paling akhir,
agar dapat mendengarkan temannya. agar dapat
mendengarkan temannya.
Pada saat tes, tulisan diperbesar
Dibacakan soal pada saat tes, kemudian dikurangi
secara bertahap
Pengurangan jumlah soal

TM

MEMBACA PEMAHAMAN (GANGGUAN DALAM


BERPIKIR
MemakaiKONSEPTUAL)
media gambar
Sebelum membaca wacana, biasakan untuk
bertanya (apa, siapa, dimana, untuk bertanya
(apa, siapa, dimana, kapan, mengapa,
bagaimana)
Penjelasan langsung

TM

MENULIS (KONTROL MOTORIK YANG KURANG BAIK


DAN TEKANAN YANG KURANG SESUAI)
Latihan menulis halus
Menggunakan pensil grip
Menggunakan pensil 2B untuk anak yang
tekanannya terlalu lemah dan pensil H untuk
tekanan yang kuat
Melatih kemampuan motorik halus

TM

MEMAHAMI URUTAN
Anak diminta untuk menceritakan kembali secara
runtut apa yang telah diceritakan guru
Anak diminta bercerita secara lisan
Anak diminta bercerita secara lisan maupun
tertulis tentang kejadian yang baru dialaminya
Melakukan permainan

TM

ORIENTASI (DISORIENTASI WAKTU DAN TEMPAT)


Latihan baris berbaris
Pemberian tanda pada salah satu tangannya
Setiap hari ditekankan ttg hari dan tanggal
Pemberian permainan dengan istruksi
Pemberian permainan dengan istruksi pegang
telinga kiri dengan tangan kanan

TM

PEMAHAMAN ANGKA (KESULITAN DALAM


MENGHITUNG MUNDUR, SALAH MENEMPATKAN
ANGKA DALAM PROSES PENJUMLAHAN DAN
Menggunakan kertas berpetak untuk proses
PENGURANGAN)
penjumlahan dan pengurangan. proses
penjumlahan dan pengurangan.
Simbol < dan > digambarkan sprt mulut buaya
yang selalu menghadap ke angka yang lebih
besar

TM

Anda mungkin juga menyukai