Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FUNGSI MANAJEMEN PLANNING


KEPAILITAN BATAVIA AIR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Dosen : Suharyati, SE, MM

Disusun oleh:
Satrio Yudhotomo

NIM 1510111127

Nadella Kamalia R

NIM 1510111143

Nadia Bella Salsabila

NIM 1510111147

Vinda Syakiya Lubis

NIM 1510111149

Reynaldi Dhanuari

NIM 1510111152

Devita Qadrina

NIM 1510111153

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini berjudul Fungsi Manajemen Planning Kepailitan Batavia
Air. Makalah ini membahas kepailitan yang terjadi Batavia Air karena kurangnya
fungsi perencanaan.
Selanjutnya, tidak lupa ucapan terimakasih kami persembahkan kepada :
1. Orang tua
2. Suharyati, SE, MM
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh
karena itu, sumbang saran dan kritik akan diterima dengan tangan terbuka.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi suatu organisasi.

Jakarta, 6 November 2015

TIM PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. LATAR BELAKANG .......................................................................... iv
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... v
C. TUJUAN .............................................................................................. v
BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................
A. DESKRIPSI TEORI ............................................................................ 1
B. KERANGKA KONSEP ....................................................................... 2
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
A. APLIKASI KASUS DASAR DASAR PERENCANAAN............... 9
BAB IV PENUTUP ........................................................................................
A. SIMPULAN ......................................................................................... 12
B. SARAN ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Keinginan Batavia Air untuk mengikuti tender pelayanan haji dengan
menyewa (leasing) dua pesawat Airbus A330 dari ILFC. Namun, dari total
kontrak leasing selama 9 tahun, sudah 3 tahun berturut-turut Batavia Air
kalah tender di Kementerian Agama untuk mengangkut jemaah haji. Dalam
gugatan ILFC, Batavia Air memiliki tagihan sebesar USD 440rb di tahun
pertama, USD 470rb di tahun kedua, USD 500rb di tahun ketiga dan ke
empat, dan USD 520rb di tahun kelima dan keenam. Keseluruhan utang dari
ILFC sebesar USD 4,68 juta ini memiliki tanggal jatuh tempo di 13
Desember 2012. Selain gugatan dari ILFC, Batavia Air juga memiliki utang
sebesar USD 4,94 juta kepada Sierra Leasing Limited yang jatuh tempo di 13
Desember 2012 juga. Analisa dari OSK Research Sdn Bhd di bulan Oktober
2012 memperkirakan total utang Batavia Air sebesar USD 40juta. Sebagai
perusahaan swasta (private corporation) Batavia Air juga tidak memiliki
kewajiban untuk memberikan laporan keuangan nya secara publik, sehingga
dalam hal ini juga sulit untuk memberikan menyimpulkan kondisi keuangan
Batavia Air.
Menurut Dudi Sudibyo, permasalahan ini diperparah dengan ketidak
pedulian Batavia Air dalam mendayagunakan kedua pesawat A330 ini untuk
melayani rute-rute lain selama menganggur. Barangkali yang juga kurang
dipublikasikan di media cetak adalah adanya kenaikan persyaratan deposit
Travel Agent di Batavia Air per bulan April 2012. Persyaratan minimum
deposit yang sebelumnya sebesar 7.500.000, diubah menjadi minimum
15.000.000 rupiah. Kenaikan deposit ini hanya ditunjang dengan alasan untuk
mengurangi ribet nya administrasi penambahan deposit.
Di bulan Oktober 2012, Air Asia telah mengajukan rencana untuk
mengakuisisi Batavia Air senilai USD 80juta. Rencana akuisisi ini menjadi
4

polemik yang cukup populer di Indonesia karena kekuatiran akan masuk nya
pihak luar ke dalam industri penerbagan Nusantara. Namun tidak lama
berselang, rencana tersebut kandas dengan keputusan Air Asia untuk
membatalkan transaksi tersebut dikarenakan risiko bisnis dan penurunan
pendapatan.
Menurut Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti, seusai gagal nya
akuisisi Batavia Air oleh Air Asia, rute Batavia Air telah berkurang secara
drastis, yang awal nya 64 rute, menjadi 44 rute saja. Namun di tengah
pengurangan rute ini, airlines domestik lain malah memperlihatkan
penambahan rute yang cukup signifikan, terutama Air Asia, yang mulai
merambah ke rute-rute strategis Batavia Air, seperti Semarang-Singapura
yang sebelumnya hanya dilayani oleh Batavia Air.
Di penghujung akhir Januari 2013, Batavia Air mulai mengalami
penurunan secara drastis, terutama diakibatkan oleh tuntutan pailit oleh ILFC.
Kepercayaan calon penumpang pun mulai berkurang, banyak penumpang
kuatir akan terulang nya peristiwa tutup nya Adam Air dan Mandala Air.
Dalam penutupan dua airlines tersebut, tiket yang sudah dibeli oleh
penumpang banyak yg hilang tanpa pengembalian uang. Beberapa hoax
messages pun juga banyak beredar di BBM, terutama yang menyangkut akan
segera ditutup nya Batavia Air oleh Dirjen Perhubungan.
Tepat sehari menjelang keluarnya putusan pailit oleh pengadilan
negeri Jaksel (30 Jan 2013), sempat terjadi pengajuan pencabutan gugatan
pailit oleh ILFC. Namun pengajuan pembatalan ini telah ditolak langsung
oleh Batavia Air dikarenakan Batavia Air sudah merasakan dampak
penurunan kepercayaan publik secara drastis. Batavia Air pun mengakui
semua utang-utangnya tersebut. Dengan penolakan ini maka putusan
pengadilan negeri Jaksel berlanjut menjadi pailit bagi Batavia Air.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan ?
2. Apa kesalahan yang terjadi dalam perusahaan Batavia Air?
3. Rencana apa yang seharusnya diambil perusahaan?

C. Tujuan
1. Umum
Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui
masalah apa yang terjadi pada perusahaan tersebut dan mengetahui
bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
2.

Khusus
a. Mengetahui apa arti perencanaan.
b. Mengetahui kesalahan apa yang terjadi di perusahaan tersebut.
c. Mengetahui rencana apa yang harus diambil perusahaan.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1.

Pengertian Perencanaan
Perencanaan melibatkan

mendefinisian

tujuan

organisasi,

penentuan strategi untuk mencapai tujuan itu dan pengembangan rencana


untuk mengintegrasikan serta mengoordinasikan kegiatan kerja mereka.
Perencanaan berhubungan dengan hasil akhir (apa) dan sarana
(bagaimana).
Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara
lain:
a. Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan
yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang
di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan
menurut proses yang berlaku.
b. Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah
mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus
ataupun umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka
pendek.
c. Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada
beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan
semua tindakan yang kadang kala tidak efektif.
d. Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah
dianggap baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan
dengan cara kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila
dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan
sesuatu yang efektif.
7

e. Tujuan . Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang
diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam
suatu standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun
kuantitatif.
Unsur perencanaan (5W + 1H) yaitu pada umumnya
menjawab pertanyaan :
(what) Apa yang harus dikerjakan.
(who) Siapa yang akan melakukan pekerjaan.
(when) Kapan tindakan tersebut dilakukan.
(where) Dimana tindakan tersebut dilakukan.
(why) Mengapa harus dilakukan.
(how) Bagaimana cara melakukannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan
integratif yang mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara
total dari organisasi sehingga apa yang dibutuhkan tercapai.
B. Kerangka Konsep
1. Pentingnya Perencanaan
Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap
usaha mencapai tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu
pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti.
Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapa
pun baik perseorangan maupun lembaga untuk selalu
membuat

rencana.

organisasi

akan

Tanpa

kehilangan

membuat
arah

dan

perencanaan,
sulit

untuk

mengantisipasi ancaman perubahan lingkungan.


Perencanaan memberikan arah kepada para manajer
dan nonmanajer. Ketika karyawan mengetahui apa yang
berusaha dicapai oleh organisasi dan apa yang mereka
kontribusikanuntuk mencapai tujuan itu, mereka dapat
mengoordinasikan kegiatannta, saling bekerja sama dan
departemen dan perorangan harus bekerja lintas tujuan

serta mencegah organisasi mencapai tujuannya secaa


efiesien.
Berikutnya, perencanaan mengurangi ketidakpastian
dengan mendorong para manajernya memandang ke
depan, mengantisipasi perubahan, mempertimbangkan
dampak perubahan dan mengembangkan respons yang
cepat.
Selain

itu,

perencanaan

juga

meminimalkan

pemborosan dan kekosongan. Apabila aktivitas kerja


dapat dikoordinasikan sesuai rencana, ketidakefisienan
akan menjadi jelas dan dapat diperbaiki atau dihilangkan.
Terakhir, perencanaan menetapkan tujuan dan
standar yang digunakan dalam pengendalian. Ketika para
manajermelakukan

perencanaan,

mereka

mengembangkan tujuan dan rencana. Ketika mereka


melakukan pengendalian, mereka melihat apalah rencana
itu telah dilaksanakan dan tujuan terpenuhi. Tanpa
perencanaan,

tidak

aka

nada

tujuan

yang

dapat

digunakan untuk mengukur atau mengevaluasi usaha


kerja.
2.

Tujuan Atau Alasan Perlu Adanya Perencanaan


a. Memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam
mencapai tujuan.
b. Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis,karena
semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan.
c. Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang
dihadapi pada masa yang akan datang.
d. Meningkatnya presentasi kesuksesan pencapaian tujuan suatu
organisasi.
e. Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara
teratur dan bertujuan.
f. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang
seluruh pekerjaan.

g. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil


kerja.
h. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
i. Perencanaan
merupakan
usaha

untuk

menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.


j. Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna
organisasi.

3.

Rencana dan Tujuan


Rencana adalah dokumen yang menetukan kerangka
bagaimana tujuan itu akan terpenuhi. Rencana biasanya
meliputi alokasi sumber daya, jadwal dan tindakan lain
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Jenis jenis rencana
a. Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi
dua yaitu:
1)
Rencana

strategik

adalah

rencana

yang

diterapakan pada organisasi secara keseluruhan


dan menetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi.
Rencana
rencana

strategis
secara

pengalokasian

dapat

umum
sumber

dipandang

yang
daya,

sebagai

menggambarkan
prioritas,

dan

langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai


2)

tujuan strategis. Rencana strategik ini bersifat luas.


Rencana operasional adalah rencana yang meliputi
area operasional tertentu dari sebuah organisasi.

Rencana operasional ini bersifat sempit


b. Perencanaan berdasarkan kerangka waktu

terbagi

menjadi dua yaitu:

10

1)

Rencana

jangka

panjang adalah rencna

yang

mempunyai jangka waktu lebih dari tiga tahun.


2)

Rencana jangka pendek adalah rencana yang


berjangka waktu kurang dari satu tahun.

c. Perencanaan berdasarkan spesifitas terdiri dari dua


yaitu :
1)
Rencana spesifik adalah rencana yang didefinisikan
secara jelas dan tidak memberikan ruang bagi
interpretasi. Rencana itu mempunyai tujuan yang
didefinisikan secara jelas, sehingga tidak ada
ambiguitas
2)

dan

tidak

kesalahpahaman.
Rencana fleksibel

ada

yang

masalah

menentukan

tentang
panduan

umum, memberikan fokus tetapi tidak membatasi


manajer pada tujuan spesifikasi atau serangkaian
tindakan.
d. Perencanaan

berdasarkan

frekuensi

penggunaan

dibagi menjadi dua yaitu:


1)

Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang


secara spesifik ditujukan khusus untuk memenuhi
kebutuhan dalam situasi yang unik.

2)

Rencana siaga adalah rencana yang terus berjalan


dan memandu aktivitas yang dilakukan berulang
kali. Rencana siaga termasuk kebijakan, peraturan
dan prosedur.

Tujuan adalah hasil yang diinginkan atau taget. Hal itu


memandu keputusan manajemen dan membentuk kriteria
terhadap hasil kerja yang diukur. Karena itulah tujuan

11

sering disebut sebagai dasar perencanaaan. Kita harus


mengetahui target atau hasil yang diinginkan sebelum
menentukan rencana untuk mencapainya.
Jenis-jenis tujuan
a. Tujuan yang dinyatakan (stated goals)
Laporan resmi tentang apa yang

dikatakan

organisasi dan apa yang ingin diyakini oleh para


pemangku kepentingan. Tujuan yang dinyatakan dapat
ditemukan dalam piagam organisasi, laporan tahunan,
atau pengumuman hubungan masyarakat atau laporan
public yang dibuat oleh para manajer.
b. Tujuan sebenarnya (riil)
Tujuan yang secara actual

dikejar

oleh

organisasi, seperti yang didefinisikan oleh tindakan


para anggotanya.
4.

Manfaat Perencanaan
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan.
b. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

5.

lebih jelas.
Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
Menghemat waktu, usaha dan dana.
Standar pelaksanaan dan pengawasan.

Sifat perencanaan
a. Sifat sifat dari perencanaan
Kontribusi terhadap tujuan (contribution of onjective)
Yaitu perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah di
rencanakan.

12

b. Kedudukan yang istemewa dari suatu perencanaan (primacy of

planning).
Bahwa setiap perencanaan selalu mendapat tempat yang pertama
dalam suatu proses manajemen dan perencanaan harus mampu
memberikan arah terhadap proses manajemen selanjutnya.
c. Kemampuan pengisian dari planning (pervasiveness of planning)

Yaitu perencanaan merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan


dan cara pencapaiannya.
d. Efisiensi dari perencanaan (effeciency of planning)

Rencana yang telah direncanakan dapat tercapai dengan cara yang


efisien.
6.

Proses Penyusunan Perencanaan


a. Menetapkan tugas dan tujuan
Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak
dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi
tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus
dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
b. Observasi dan analisa
Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam
pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul,
maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang
digunakan.
c. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya
tujuan
Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa
kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang
telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya
penyelesian, besar biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas
dan lain sebagainya.
d. Membuat sintesa
13

Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinankemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari
kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan
yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
7. Kerangka Waktu Perencanaan
a. Rencana Jangka Panjang
1)
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak
tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
b. Rencana jangka Menengah
1)
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah
berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka
menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan
terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
c. Rencana jangka Pendek
1)
Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang
memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek
2)

(short-range plan). Terdapat dua jenis rencana jangka pendek yaitu:


Rencana tindakan (action plan)
a)
Merealisasikan semua jenis rencana. Ketika sebuah pabrik
Nissan siap untuk mengganti teknologinya, manajernya
memusatkan perhatian mereka pada penggantian peralatan
yang ada dengan peralatan baru secepat mungkin dan
seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu
produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan
dalam beberapa bulan, dan produksi hanya terhenti selama
beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan
mengkoordinasikan berbagai perubahan aktual pada suatu

3)

pabrik tertentu.
Rencana reaksi (reaction plan)
a)
Adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan
dapat bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah
satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang
diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi
lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Oleh karena itu,

14

manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang


berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih
memungkinkan tercapainya tujuan.
9. Hambatan dalam perencanaan
a. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar
deviden yang besar kepada pemegang saham mungkin tidak jika
dananya

didapatkan

dengan

mengorbankan

penelitian

dan

pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut


tidak dapat dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan untuk
memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun
depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika
tujuan itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran
kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak
tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan.
c. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan
hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif.
Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat
juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara
akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang
d. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah
tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan
tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya
rasa percaya diri atau takut akan kegagalan.
e. Penolakan terhadap Perubahan

15

Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan


adalah penolakan terhadap perubahan. Perencanaan pada intinya
terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat
dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang lain.

10. Kesalahan-Kesalahan yang Timbul dalam Perencanaan


a. Perencanaan dapat menyebabkan kekakuan.
Perencanaan formal dapat mengunci organisasi ke
tujuan spesifik yang akan dicapai dalam jangka waktu
tertentu.
b. Rencana tidak dapat dikembangkan untuk lingkungan
yang dinamis.
Lingkungan bisnis saat ini sering kali bersifat acak dan
tidak dapat diprediksi. Mengelola pada kondisi seperti
ini akan membutuhkan fleksibiltas dan hal itu dapat
berarti tidak terikat pada rencana formal.
c. Rencana formal tidak dapat mengganti intuisi dan
kreatifias.
Organisasi sering kali mengalami kesuksesan karena
visi inovatif sesorang dan usaha perencanaan mungkin
menghalangi visi seperti itu.
d. Perencanaan memfokuskan perhatian manajer pada
persaingan dewasa ini,bukan kemampuan bertahan
hidup esok.
Perencanaan formal mempunyai kecendurungan untuk
berfokus pada bagaimana mengkapitalisasi peluang
bisnis yang ada dalam sebuah industri, tetapi tidak
memungkinkan
penciptaan

manajer
atau

untuk

mempertimbangkan

penciptaan-ulang

sebuah
16

industri.konsekuensinya,

rencana

menghasilkan

yang

kesalahan

formal

mahal

pada

dapat
saat

kompetitor lain mengambil alih pimpinan.


e. Perencanaan

formal

memeperkuat

dapat menimbulkan kesalahan.


Kesuksesan
dapat
melahirkan
melahirkan

kegagalan

dalam

kesuksesan,yang
kegagalan

dalm

lingkungan

yang

tidakpasti.sulit untuk mengubah rencana yang telah


terbukti di masa lalu. Rencana yang berhasil dapat
memberikan perasaan yang palsu tentang keamanan,
yang mempertebal keercayaan diri atas rencana formal
ketimbang yang dijaminkan.
f. Hanya perencanaan belumlah cukup
Tidak cukup bagi manajer cukup hanya merencanakan.
Anda harus mencanangkan rencana ke dalam gerakan
dan melakukannya.

17

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Rencana yang Harus Diambil Perusahaan


Penyelesaian dari kasus tersebut dapat diterapkan sesuai dengan
tujuan perencanaan yaitu tujuan yang dinyatakan karena langkah PT. Batavia
berdasarkan pada pemangku kepentingan.
Sedangan berdasarkan jenis-jenis rencana, berdasarkan jangkauan
menggunakan rencana strategik karena menyangkut masalah keseluruhan dari
PT. Batavia, berdasarkan kerangka waktu menggunakan rencana jangka
panjang karena masalah tender menyangkut kelangsungan perusahaan untuk
kedepannya, berdasarkan spesifisitas menggunakan rencana spesifik karena
langkah perusahaan yang diambil harus dipikirkan secara detail dan spesifik,
berdasarkan frekuensi penggunaan menggunakan rencana sekali pakai karena
perusahaan memutuskan untuk mengambil langkan untuk ekspansi. Dengan
proses penyelesaian antara lain :
1)

Batavia Air yaitu telah diputuskan untuk diurus oleh empat kurator,
antara lain Turman M Panggabean, Permata Nauli Daulay, Andra
Reinhard Sirait, dan Alba Sumahadi. Kantor kurator bertempat di Ruko
Cempaka Mas B-24, Jl. Letjen Suprapto, Jakarta Pusat.
Beberapa aktifitas yang sudah terjadwal ada sebagai berikut:
15 Feb 2013: Rapat Kreditur di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada
pukul 09:00,
18 Feb 2013: Mengundang kreditur non-tiket dan agen untuk
mengajukan tagihan kreditur dan pajak di Kantor Kurator,
18 Feb 1 Maret 2013: Penumpang Batavia Air bisa muendaftarkan diri
sebagai kreditur Batavia Air,
14 Maret 2013: Verifikasi dan pencocokan piutang di kantor Kurator.
Namun untuk para pemegang tiket calon penumpang, salah satu Kurator
Batavia Air (Turman Panggabean) sudah menyatakan bawah penggantian
tiket calon penumpang dapat dilakukan dengan syarat ada investor baru.
18

Jadi sepertinya sudah pupus harapan bagi pemegang tiket untuk bisa
mendapatkan uang refund atau pengembalian.

2)

Dengan terjadinya kasus pailit Batavia Air, Astindo (Assosiasi


Perusahaan

Penjual

Tiket

Penerbangan)

mendesak

Departemen

Perhubungan untuk membuat peraturan baru dimana deposit travel agent


dan deposit tiket yang belum terpakai untuk ditempatkan dalam escrow
account atau akun penjaminan yang terpisah dari operasional perusahaan
penerbangan. Sehingga dalam kasus-kasus pailit seperti Batavia Air,
deposit tersebut dapat diamankan secara terpisah.
3)

Kerja sama dari Asosiasi Travel yang telah ada, antara lain Astindo,
Asita, maupun assosiasi-assosiasi lain nya, untuk membuat sebuah early
detection system. Early detection ini dapat menggunakan beberapa
indikasi, antara lain: pengurangan rute penerbangan secara signifikan,
utang yang mulai gagal bayar, analisa perbandingan uutang dengan aset
perusahaan, dll. Dengan fasilitas seperti ini, iuran tahunan assosiasiassosiasi yang terkadang berjumlah cukup besar menjadi lebih berguna.

19

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Perencanaan

merupakan

fungsimanajemen, terutama

tahapan

paling

penting

dalam menghadapi

dari

lingkungan

suatu

eksternal

yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus


lebihmengandalkan

prosedur

yang

rasional

dan

sistematis.

Dalam

perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu Perencanaan


berdasarkan

jangkauan,

Perencanaan

berdasarkan

kerangka

waktu,

Perencanaan berdasarkan spesifisitas, Perencanaan berdasarkan frekuensi


penggunaan. Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam
penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat,
sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan
keterbatasan.
Kepailitan bisa saja menimpa setiap pihak atas kelalaiannya dalam
mengoperasikan dana pinjaman dari krediturnya. Proses menuju kepailitan
tersebut dimulai dari permohonan yang diajukan kepada Pengadilan Niaga,
hingga ketok palu yang menandakan bahwa suatu debitur dinyatakan pailit.
Kepailitan menyebabkan berbagai masalah dan kerugian. Kerugian utama
dirasakan oleh debitur karena aset-aset yang dimilikinya akan dinyatakan
insolvensi dan pada akhirnya akan dieksekusi oleh bank. Kerugian juga
dialami oleh kreditur dimana bisa saja piutang-piutangnya tidak tertagih
secara penuh. Lalu, kepailitan terkadang juga merugikan pihak konsemen dari
debitur, seperti yang dialami oleh calon penumpang Batavia Air.

20

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Stephen P. Robins dan Mary Coulter. 2013. Manajemen Edisi Kesepuluh
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Internet
Batavia Air Pailit, (online), http://ekonomi.kompasiana.com,
(14 November 2013).
https://fitridtrind.wordpress.com/2014/04/19/makalahperencanaan-pengantar-manajemen/

21

Anda mungkin juga menyukai