A. Peristiwa Tutur
Peristiwa tutur adalah peristiwa social dalam interaksi antara penutur dengan
mitra tutur. Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya sebuah interaksi
kebahasaan yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur. memiliki satu
pokok tuturan dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Contohnya adalah interaksi antar
pedagang, atau diskusi di ruang kuliah, ruang siding pengadilan, rapat dinas (Chaer dan
Agustina, 1995: 62). Ada beberapa syarat dimana sebuah percakapan disebut sebagai
peristiwa tutur. Dell Hymes (dalam Chaer dan Agustina, 1995: 62) menyebutkan 8
komponen persyaratan tersebut yang terbentuk dalam akronim SPEAKING. Kedelapan
komponen tersebut adalah:
S: Setting and scene
Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene
mengacu kepada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan. Waktu
tempat dan situasi tuturan yang berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi Bahasa
yang berbeda.
P: Participant
Adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, pembicara dan pendengar, penyapa
dan pesapa, atau pengirim dan penerima (pesan). Dua orang yang bercakap-cakap dapat
berganti peran sebagai pembicara atau pendengar.
E: Ends
Merujuk kepada maksud dan tujuan pertuturan. Sebagai contoh , peristiwa tutur yang
terjadi di ruang pengadilan memiliki tujuan menyelasikan suatu kasus perkara, sedangkan
Jaksa ingin membuktikan kesalahan si terdakwa.
A: Act Sequence
Mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Berkenaan dengan kata-kata yang digunakan
dan bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara apa yang dikatakan dan topik yang
dibicarakan.
K: Key
Mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan disampaikan; dengan senang
hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya.
I: Instrumentaities
Mengacu kepada jalur bahasa yang digunakan, sperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf
atau telepon. Juga mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti Bahasa, dialek
ragam, atau register.
N: Norm of interaction and interpretation
Mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Misalnya berhubungan
dengan cara berinterupsi, bertanya dan sebagainya.
G: Genre
Mengacu pada jenis bentu penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah,
doa, dan sebagainya.
B. Analisis Bentuk Peristiwa Tutur
1. Transkrip Percakapan
Pada tahap ini penulis akan menganalisis suatu percakapan dari suatu peristiwa tutur berdasarkan
model SPEAKING Dell Hymes yang sudah dipaparkan sebelumnya. Adapun peristiwa tutur
yang dijadikan objek penelitian adalah rekaman percakapan antara Indra Bekti dengan Lalu
Gigih Arsanofa. Data penulis ambil dari Youtube.
IB
: emang bener?
LGA : apanya?
IB
: ya itu laporannya.
: kenapa? Gimana?
IB
: Kenapa..kenapa
: tapii..
: dibatalin aja apa yang kamu mau lakukan ini. Udah deh..
LGA : oke..maksud aku berarti ka Indra ngerasa ga salah dengan semua ini?
Selama ini?
IB
: ya gak taulah..
: ya engga lah..
2. Analisis Percakapan berdasarkan model SPEAKING Dell Hymes
Pada tahap ini, penulis menganalisis data percakapan antara IB dan LGA berdasarkan model
SPEAKING Dell Hymes yang terdiri dari delapan unsur Bahasa.
a) Setting and scene
Dari hasil percakapan yang penulis amati, scene berkaitan dengan kondisi psikologis IB
yang merasa sedih dan memohon kepada LGA. Situasi percakapan sangat informal
terlihat dari digunakannya kata kamu dan kakak, menandakan bahwa hubungan
mereka sudah begitu dekat.
b) Participant
Dalam percakapan tersebut terdiri dari dua orang pria yaitu Indra Bekti (IB) dan Lalu
Gigih Arsanofa (LGA)
c) Ends
Tujuan dari percakapan ini adalah pencabutan tuntutan lalu Gigih terhadap Indra Bekti.
Sedangkan tujuan Lalu Gigih adalah pengakuan bersalah Indra Bekti atas apa yang telah
dilakuakan dirinya terhadap Lalu Gigih. Terlihat dari ucapan Lalu Gigih yang selalu
berkata jadi Ka Indra ngerasa ga salah
d) Act Sequence
Topik yang dibicarakan dalam percakapan ini adalah mengenai tuntutan Lalu Gigih
terhadap Indra Bekti. Dimana disini Indra Bekti memohon kepada Lalu untuk mencabut
tuntutannya karena atas peristiwa tersebut dia dan Lalu sama-sama mengalami kerugian,
yaitu tercoreng nama baiknya.
e) Key
Dalam percakapan ini walaupun diselingi oleh tawa, tetapi terlihat pembicaraan ini sangat
serius. Karena disini satu pihak sedang melakukan permohonan terhadap pihak lain.
f) Instrumentalities
Instrument dalam percakapan ini adalah instrument verbal melalui media telephone,
dengan variasi Bahasa informal.
g) Norm of interaction and interpretation
Terjadi pelanggaran maksim dalam percakapan ini. Karena Lalu tidak menjawab
pertanyaan Indra sesuai yang diinginkan oleh Indra, akan tetapi Lalu selalu bertanya
kembali dan pertanyaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan Indra Bekti. situasi
pertuturan terlihat santai namun terjadi ketegangan .
h) Genre
Peristiwa tutur yang terjadi antara dua ini bersifat narasi dengan bentuk percakapannya
berupa tanya-jawab dimana salah seorang terkadang menjadi pendengan atau pihak yang
bertanya.
Berdasarkan hasil analisis berdasarkan 8 komponen SPEAKING Dell Hymes, percakapan ini
termasuk dalam peristiwa tutur.