Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS BENTUK PERISTIWA TUTUR (SPEECH EVENT) BERDASARKAN

MODEL SPEAKING DELL HYMES


Oleh
Dede Fatinova
1503327
dedefatinova@gmail.com

A. Peristiwa Tutur
Peristiwa tutur adalah peristiwa social dalam interaksi antara penutur dengan
mitra tutur. Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya sebuah interaksi
kebahasaan yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur. memiliki satu
pokok tuturan dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Contohnya adalah interaksi antar
pedagang, atau diskusi di ruang kuliah, ruang siding pengadilan, rapat dinas (Chaer dan
Agustina, 1995: 62). Ada beberapa syarat dimana sebuah percakapan disebut sebagai
peristiwa tutur. Dell Hymes (dalam Chaer dan Agustina, 1995: 62) menyebutkan 8
komponen persyaratan tersebut yang terbentuk dalam akronim SPEAKING. Kedelapan
komponen tersebut adalah:
S: Setting and scene
Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene
mengacu kepada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan. Waktu
tempat dan situasi tuturan yang berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi Bahasa
yang berbeda.
P: Participant
Adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, pembicara dan pendengar, penyapa
dan pesapa, atau pengirim dan penerima (pesan). Dua orang yang bercakap-cakap dapat
berganti peran sebagai pembicara atau pendengar.
E: Ends

Merujuk kepada maksud dan tujuan pertuturan. Sebagai contoh , peristiwa tutur yang
terjadi di ruang pengadilan memiliki tujuan menyelasikan suatu kasus perkara, sedangkan
Jaksa ingin membuktikan kesalahan si terdakwa.
A: Act Sequence
Mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Berkenaan dengan kata-kata yang digunakan
dan bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara apa yang dikatakan dan topik yang
dibicarakan.
K: Key
Mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan disampaikan; dengan senang
hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya.
I: Instrumentaities
Mengacu kepada jalur bahasa yang digunakan, sperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf
atau telepon. Juga mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti Bahasa, dialek
ragam, atau register.
N: Norm of interaction and interpretation
Mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Misalnya berhubungan
dengan cara berinterupsi, bertanya dan sebagainya.
G: Genre
Mengacu pada jenis bentu penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah,
doa, dan sebagainya.
B. Analisis Bentuk Peristiwa Tutur
1. Transkrip Percakapan
Pada tahap ini penulis akan menganalisis suatu percakapan dari suatu peristiwa tutur berdasarkan
model SPEAKING Dell Hymes yang sudah dipaparkan sebelumnya. Adapun peristiwa tutur
yang dijadikan objek penelitian adalah rekaman percakapan antara Indra Bekti dengan Lalu
Gigih Arsanofa. Data penulis ambil dari Youtube.
IB

: emang bener?

LGA : apanya?
IB

: ya itu laporannya.

LGA : kalau ka Indera ngerasa gak salah ngapain takut sih?


IB

: kenapa? Gimana?

LGA : kalau emang ka Indra ngerasa gak salah ngapain takut.

IB

: ya.. (tertawa) em..emang beneran kamu ngelaporin itu?

LGA : (tertawa) menurut ka Indera sendiri gimana? Misalnya .. gini aja


misalnya ka Indra ngerasa ga salah ngapain takut.
IB

: ya tapi ga perlu..aku ga mau kalua sampe seperti ini harus ke situ-

situ infotainment-infotainment segala macem gitu loh.. ini masuk polisis


soalnya, kamu beneran itu
LGA : hallo..
IB

: Kenapa..kenapa

LGA : point-nya kalua ka Indra ngerasa ga salah ngapain takut kaka..


IB

: tapii..

LGA : kaka masih di ANTV? Ga pulang?


IB

: pulang..tapi..maksud saya .. eee apa namanya ..kan kamu..apa ya

istilahnya..kita kan baik-baik aja..trus kan kalau memang misalnya


kamu..misalnya ya..yang mungkin mungkin mengenai hal itu kamu ga mau
ya udah berarti kamu mau pulang ke Lombok..ya udah aku bayarin..jangan
beginilah..aku ga mau ada itu..tu lapor-laporannya
LGA : oya..tapi kaka ngerasa ga salah? Jadi ga usah takut.
IB

: tuh..tapi kamu (tertawa) gimana? Kamu mau dikenal gitu

maksudnya? Tapi dengan cara seperti ini?


LGA : aku pengen hmm apah..pengen sederhana ngejalani kehidupan..itu
doang..
IB

: ya udah..tapi berarti ga usah ada yah..nama kamu juga nanti

tercemar juga..malah jadi jelek juga..iya maksudnya..ada apa ini..orang kan


nanti jadi bertanya.orang jadi studi kasus.. atau jadi apa..aduh jadi panjang
deh..mending kalau kamu emang bener-bener mau sederhana..ya
udah..sederhana..apa yang kita bisa bantu..aku..udah kita saling bantu
aja..aku mau urus aja deh udah..ga perlu ada yang gitu-gitu kok..
LGA : nanti berarti ka Indra gitu..jadi ka Indra ngerasa ga salah?
IB

: dibatalin aja apa yang kamu mau lakukan ini. Udah deh..

LGA : oke..maksud aku berarti ka Indra ngerasa ga salah dengan semua ini?
Selama ini?

IB

: hmm..ya..ya tapi kan..apa namanya..nama aku jadi jelek loh..

LGA : ka Indra takut kalau istri ka Indra tau?


IB

: Ya iya lah masa ga takut..(tertawa)..

LGA : emang selama ini ga tau kalau ka Indra..


IB

: ya gak taulah..

LGA : suka sama cowok kaya gitu?


IB

: ya engga lah..
2. Analisis Percakapan berdasarkan model SPEAKING Dell Hymes

Pada tahap ini, penulis menganalisis data percakapan antara IB dan LGA berdasarkan model
SPEAKING Dell Hymes yang terdiri dari delapan unsur Bahasa.
a) Setting and scene
Dari hasil percakapan yang penulis amati, scene berkaitan dengan kondisi psikologis IB
yang merasa sedih dan memohon kepada LGA. Situasi percakapan sangat informal
terlihat dari digunakannya kata kamu dan kakak, menandakan bahwa hubungan
mereka sudah begitu dekat.
b) Participant
Dalam percakapan tersebut terdiri dari dua orang pria yaitu Indra Bekti (IB) dan Lalu
Gigih Arsanofa (LGA)
c) Ends
Tujuan dari percakapan ini adalah pencabutan tuntutan lalu Gigih terhadap Indra Bekti.
Sedangkan tujuan Lalu Gigih adalah pengakuan bersalah Indra Bekti atas apa yang telah
dilakuakan dirinya terhadap Lalu Gigih. Terlihat dari ucapan Lalu Gigih yang selalu
berkata jadi Ka Indra ngerasa ga salah
d) Act Sequence
Topik yang dibicarakan dalam percakapan ini adalah mengenai tuntutan Lalu Gigih
terhadap Indra Bekti. Dimana disini Indra Bekti memohon kepada Lalu untuk mencabut
tuntutannya karena atas peristiwa tersebut dia dan Lalu sama-sama mengalami kerugian,
yaitu tercoreng nama baiknya.

e) Key
Dalam percakapan ini walaupun diselingi oleh tawa, tetapi terlihat pembicaraan ini sangat
serius. Karena disini satu pihak sedang melakukan permohonan terhadap pihak lain.
f) Instrumentalities
Instrument dalam percakapan ini adalah instrument verbal melalui media telephone,
dengan variasi Bahasa informal.
g) Norm of interaction and interpretation
Terjadi pelanggaran maksim dalam percakapan ini. Karena Lalu tidak menjawab
pertanyaan Indra sesuai yang diinginkan oleh Indra, akan tetapi Lalu selalu bertanya
kembali dan pertanyaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan Indra Bekti. situasi
pertuturan terlihat santai namun terjadi ketegangan .
h) Genre
Peristiwa tutur yang terjadi antara dua ini bersifat narasi dengan bentuk percakapannya
berupa tanya-jawab dimana salah seorang terkadang menjadi pendengan atau pihak yang
bertanya.
Berdasarkan hasil analisis berdasarkan 8 komponen SPEAKING Dell Hymes, percakapan ini
termasuk dalam peristiwa tutur.

Anda mungkin juga menyukai