Anda di halaman 1dari 6

MATERI PELATIHAN SOFTSKILL FMIPA ITB

RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan
Kewarganegaraan (KU2071)

Oleh :
ACHMAD ZAINUR ROZZYKIN
10314021

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


BANDUNG
2015

I.

PENDAHULUAN

Keahlian sangatlah dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan. Seperti yang kita ketahui,
keahlian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu hardskill dan softskill. Hardskill berkaitan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan teknis seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan. Dapat dikatakan jika hardskill ini berhubungan dengan akademik
seseorang selama menempuh pendidikan formal maupun nonformal. Sedangkan softskill
berkaitan dengan kemampuan leadership, perilaku, serta karakter yang melekat dalam diri
setiap individu. Kombinasi hardskill dan softskill yang bagus akan membantu meraih karir
yang diinginkan.
Hardskill dan softskill dapat dikatakan sebagai aspek yang sangat penting dan harus
dimiliki setiap individu. Namun, seringkali terdengar bahwa hardskill hanya akan
menghantarkan pelamar kerja hingga tahap seleksi wawancara. Sedangkan proses dari seleksi
wawancara hingga keberjalanan pekerjaan itu sendiri akan banyak dipengaruhi oleh softskill
seseorang. Softskill sebagaimana hardskill dimiliki setiap orang dengan kadar yang berbedabeda. Ada individu yang dikaruniai softskill yang bagus dan ada yang tidak.
Banyak perusahaan yang lebih memilih untuk menerima pekerja dengan softskill yang
bagus dibandingkan mereka dengan hardskill yang bagus. Mereka beralasan bahwa hardskill
atau kemampuan teknis seseorang dapat diasah melalui training yang berkelanjutan.
Kemampuan bekerjasama dan modal emosional lah yang dikedepankan oleh banyak
perusahaan. Memiliki keseimbangan hardskill dan softskill merupakan suatu hal yang penting
dan menjadikan pengembangan softskill sebagai salah satu kebutuhan setiap orang.

II.
CHARACTER IMPROVEMENT
Karakter dalam diri seseorang dapat diibaratkan sebagai akar pohon, sedangkan
kepribadian diibaratkan sebagai batang pohon. Karakter tertanam dalam diri seseorang tetapi
tidak langsung terlihat dalam tindakan maupun perkataan seseorang tersebut. Sedangkan
kepribadian dapat langsung dilihat dan diamati pada tindakan, perkataan, maupun pemikiran
seseorang. Dalam bahasa Inggris, kepribadian disebut sebagai personality yang diambil dari
bahasa Yunani, persona yang berarti topeng. Kepribadian diibaratkan sebagai topeng yang
dipakai setiap orang untuk beradaptasi dengan lingkungan guna menghadapi kondisi yang

berbeda-beda. Sehingga kepribadian seseorang belum tentu mencerminkan karakter orang


tersebut. Kepribadian terkadang bisa menipu atau tidak mencerminkan karakter atau moral
diri seseorang.
Pengembangan karakter mahasiswa berkaitan dengan integritas, prestasi, dan komitmen.
Ada istilah 4 Cores of Credibility yang meliputi : (1) Integritas, (2) Intent atau tujuan
positif, (3) Capabilities atau kemampuan seseorang yang berkaitan dengan potensi, dan (4)
Result atau hasil. Dalam 4 Cores of Credibility integritas digambarkan sebagai akar yang
menopang pohon yaitu tujuan, kemampuan, potensi, serta hasil kerja seseorang.
Pengembangan karakter dapat diibaratkan dengan filosofi pohon bambu Cina. Pohon
bambu tersebut membutuhkan waktu hingga 5 tahun hanya untuk menumbuhkan tunas.
Namun setelah tumbuh daun pada tunas tersebut, hanya butuh waktu 6 minggu untuk bambu
tersebut tumbuh hingga setinggi 30m. Ternyata selama 5 tahun, bambu tersebut menyiapkan
pertumbuhan dengan menguatkan akar terlebih dahulu. Demikian pula dengan karakter,
karakter perlu dikuatkan terlebih dahulu. Setelah karakter seseorang dikuatkan, maka
kepribadian akan mengikuti sebagaimana karakter tersebut berkembang.
Abraham Lincoln berkata, Character is like a tree and reputation like shadow. Hal ini
bermakna bahwa reputasi seseorang adalah sesuatu yang terlihat dan diinterpretasikan secara
subjektif oleh orang lain. Sedangkan karakter adalah sesuatu yang sebenarnya ada dalam diri
seseorang. Pentingnya karakter digambarkan oleh Albert Einstein sebagai faktor utama yang
menghasilkan ilmuwan besar, bukan intelegensi.
Karakter diri yang proaktif sangatlah diperlukan karena kesuksesan seseorang di masa
depan bergantung sepenuhnya pada diri masing-masing. Jangan pernah menunggu untuk
melakukan sesuatu. Ambil kesempatan yang ada, dan jangan menyalahkan orang lain atas
kesalahan yang diperbuat.
Ada lima pola pikir yang berguna di masa depan, yaitu : (1) disciplined mind, (2)
synthesizing atau menganalisis dan mengkritisi informasi, (3) creating, (4) respectful, (5)
ethical.
Pola pikir sangat menentukan bagaimana diri kita. Pola pikir akan berkembang menjadi
perkataan yang kemudian mendasari tindakan kita. Tindakan yang dilakukan secara terusmenerus menjadi kebiasaan yang mendasari karakter kita. Karakter ini lah yang pada
akhirnya berujung pada bagaimana kita membawakan diri.
Untuk membangun karakter yang baik, kita perlu menghilangkan kebiasaan-kebiasaan
buruk antara lain :
Tidak adanya motivasi
Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan
Belajar bersama sebagai kedok untuk bercengkrama
Mengejar nilai sebagai tujuan pendidikan

Mencoba hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti game online

Potensi dan kekuatan tersimpan dalam diri masing-masing individu. Namun banyak
orang yang hanya terfokus kepada kekurangan yang dia miliki. Kelebihan dan
kekurangan setiap orang berbeda-beda dan ada untuk saling melengkapi. Tidak ada yang
berhasil meraih tujuan dan cita-citanya dengan hanya berbekal tenaga dan usaha yang
biasa-biasa saja. Oleh karena itu, kita perlu mengambil tindakan.

III.

KNOW YOURSELF, EXTEND YOUR POTENTIAL


Sebelum kita memaksimalkan potensi yang kita miliki, kita perlu mengenal kelebihan

dan kekurangan diri kita masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita
mengenal diri kita yang sebenarnya. Untuk mempermudah, kita dapat menuliskan daftar
kelebihan dan kekurangan yang kita miliki dalam sebuah buku kecil yang berisi semua
tentang diri kita. Manfaat dari kegiatan ini adalah, dengan mengetahui kelebihan, kita
dapat memaksimalkan atau mengeksplor kelebihan kita lebih dalam lagi. Mengenali
kekurangan diri, tidak dimaksudkan untuk berlarut-larut memikirkan atau terfokus pada
kekurangan tersebut. Diharapkan dengan mengenali kekurangan tersebut kita dapat
meminimalkan kekurangan tersebut dan menutupinya dengan potensi yang kita miliki.
Otak besar manusia terbagi ke dalam dua bagian besar, yaitu otak kiri dan otak kanan.
Setiap individu menggunakan salah satu bagian otak secara dominan, bisa otak kiri
maupun otak kanan. Dominansi bagian otak bisa jadi berbeda untuk setiap individu.
Kecenderungan penggunaan bagian otak ini berpengaruh dalam cara berpikir. Otak
kanan dan otak kiri memiliki mekanisme berpikir yang berbeda. Otak kanan cenderung
berpikir kreatif dengan karakteristik: berpikir acak, menggunakan intuisi, belajar dengan
cara visual, mengingat wajah, dan emotional responses. Sedangkan otak kiri cenderung
berpikir akademik dengan karakteristik: berpikir logis dan runtut, mengingat nama,
menggunakan kata-kata, dan hubungan matematis. Kita perlu mengenal bagian otak
mana yang dominan kita pakai untuk mengenal cara belajar yang efektif bagi diri
masing-masing.
Setiap manusia akan merasa nyaman dalam suatu kondisi ideal yang berbeda-beda.
Kondisi ideal dimana seseorang merasa nyaman biasa disebut dengan zona kenyamanan.
Zona kenyamanan ini dapat diartikan ke dalam aktivitas yang disukai atau hal lain yang
lebih umum. Agar potensi kita sebagai manusia dapat dieksplor dan dikembangkan
secara lebih maksimal lagi, kita harus keluar dari zona kenyamanan ini. Dengan keluar

dari zona kenyamanan, kita akan mendapat tantangan-tantangan yang dapat memacu diri
kita untuk melakukan hal-hal baru. Zona kenyamanan ini dapat diartikan sebagai zona
kematian untuk potensi kita yang belum tergali. Hal ini dapat dianalogikan dengan
mengambil kegiatan tidur sebagai zona kenyamanan kita. Maka, kita tidak dapat
selamanya melakukan aktivitas tidur meskipun kita nyaman dan menyukai hal tersebut.
Bisa jadi kita kehilangan nyawa kita apabila kita terus-menerus tidur. Sesekali kita harus
bangun dan melakukan hal yang berbeda di luar zona kenyamanan kita. Dengan terusmenerus berada dalam zona kenyamanan ini, kita akan melakukan hal yang sama
berulang-ulang tanpa mengetahui sejauh mana hal baru yang dapat kita lakukan. Dengan
kata lain, potensi kita tidak akan pernah tergali selama kita tidak keluar dari zona
kenyamanan tersebut.
Pribadi manusia pasti berawal dari pribadi anak-anak. Anak-anak merupakan
cerminan pribadi kita yang masih memiliki sifat-sifat auntentik sebagai manusia. Sifatsifat tersebut antara lain sifat spontan, pemberani, jujur, rasa ingin tahu yang besar,
pantang menyerah, dll. Sifat-sifat tersebut pasti pernah melekat pada setiap individu
namun seiring waktu berjalan sifat-sifat tersebut terkikis oleh berbagai kejadian di
lingkungan. Contohnya, pada suatu hari seorang anak tidak sengaja memecahkan vas
bunga kesayangan ibunya. Si anak kemudian mengakui perbuatannya secara jujur.
Namun, ibunya justru memarahi si anak karena kejujurannya tersebut. Pada akhirnya, si
anak menyimpulkan bahwa kejujuran dapat berakibat buruk pada dirinya. Hal-hal seperti
ini seringkali tanpa disadari mengikis sifat-sifat auntentik yang sebenarnya bernilai
positif. Oleh karenanya, perlu dimunculkan lagi sifat-sifat auntentik yang bagus untuk
diri kita.
Dalam hidup manusia perlu ditetapkan suatu tujuan yang akan dicapai di masa depan.
Dengan memiliki tujuan hidup, diharapkan setiap kegiatan kita akan terarah pada tujuan
tersebut atau goal-oriented. Tujuan hidup ini dapat dituangkan dalam suatu vision board
yang berisi tujuan dan kejaran hidup di masa depan. Vision board ini diharapkan dapat
membantu mengingatkan serta memvisualisasikan tujuan hidup kita di masa depan.
Setiap manusia tidak ada yang dapat hidup sendiri. Dalam kehidupan kita harus
berinteraksi dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial.
Kita memerlukan seorang teman atau sahabat dekat (buddy) yang dapat membantu
menjaga kita tetap pada jalan menuju tujuan hidup kita. Buddy bisa mengingatkan kita
apabila kita mulai keluar dari tujuan kita di awal. Untuk mendapatkan buddy yang sesuai
kita perlu mengenal dan berinteraksi dengan orang lain (mingles). Dengan proses

mingles ini, kita bisa mengenal lebih banyak orang serta memilih buddy yang sesuai
dengan diri kita masing-masing.
Kisah-kisah inspiratif seperti kisah Liz Murray, seorang tunawisma yang mampu
mengejar mimpinya bersekolah di Harvard, dan kisah Team Hoyt, sepasang ayah-anak
yang tidak membatasi diri dengan kekurangan fisik, dapat menginspirasi setiap orang.
Kisah-kisah

inspiratif

tersebut

mengajarkan

kita

untuk

terus

menggali

dan

mengembangkan potensi kita selama kita bisa. Kisah-kisah di atas mengingatkan kita
bahwa selama kita mau dan mampu, tidak ada hal yang mampu menghalangi jalan kita
menuju tujuan kita. Selama kita masih mempunyai kemauan untuk mengembangkan dan
memacu diri, rintangan seperti kekurangan fisik maupun biaya tidak akan menghalangi
usaha kita hingga mencapai tujuan tersebut.
IV.

KESIMPULAN
Hardskill yang bagus harus diimbangi dengan softskill yang bagus pula guna

memperoleh kesuksesan di masa depan.


Karakter setiap manusia mendasari kegiatan dan tindakan yang akhirnya menjadi

kepribadian seseorang.
Jadilah pribadi yang proaktif karena kesuksesan seseorang di masa depan

ditentukan oleh diri sendiri bukan orang lain.


Kenalilah diri sendiri dengan lebih baik agar dapat memaksimalkan potensi dan

jangan terfokus pada kekurangan.


Maksimalkan potensi dengan berani keluar dari zona kenyamanan.
Setiap orang menyimpan potensi dan kekuatan masing-masing, berusahalah lebih

giat.
Tetapkan tujuan dan tetap berpegang teguh pada tujuan itu. Temukan sahabat

yang dapat menjaga kita tetap pada tujuan itu.


Teruslah berjuang, karena selama kita mau dan mampu maka tidak akan ada
rintangan yang dapat menghalangi jalan kita menuju tujuan.

Anda mungkin juga menyukai