Elektronika adalah teknik yang menerapkan kelakuan arus listrik yang mengalir dalam
suatu devais seperti pada tabung elektron dan devais semikonduktor (dioda, transistor, op-amp,
gerbang elektronik, dll) akibat medan listrik maupun medan magnet, seperti Hall Effect sensor
dan Hall Effect switch.
Dalam elektronika, suatu devais (komponen) elektronika bisa dikelompokkan menjadi
komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen elektronik yang tidak
terdapat sumber listrik (sumber arus/tegangan). Beberapa contoh komponen pasif adalah
hambatan, induktor, kapasitor, termistor, fotoresistor, saklar (toggle, push-button, rotary), relay,
moving coil konektor, dll.
Sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang memiliki sumber listrik
internal (sumber tegangan, sumber arus). Beberapa contoh komponen aktif adalah devais
semikonduktor (misalnya dioda, transistor, UJT (uni junction transistor), FET (field effect
transistor), op-amp, fototransistor, tabung elektron, dll ). Penggunaan devais elektronika sering
kali lebih unggul dibandingkan dengan devais mekanik maupun elektromekanik. Beberapa
keunggulan devais elektronik tsb diantaranya adalah:
pada devais elektronik tanggapan terhadap waktu jauh lebih cepat dibandingkan
dengan devais mekanik apapun. Contoh: Saklar elekronik dibandingkan dengan
saklar mekanik.
tanggap terhadap perubahan besaran fisis seperti pada perbedaan suhu, gaya, warna,
bermuatan. Dengan demikian material yang dipergunakan untuk devais elektronika harus
mampu menghasilkan sumber partikel bermuatan dan mudah dikontrol. Pada devais
semikonduktor partikel bermuatan itu adalah elektron dan hole, sedang pada tabung transistor
adalah elektron.
Perpindahan muatan terjadi akibat drift dan difusi. Arus drift adalah perpindahan
muatan akibat adanya medan listrik, sedangkan arus difusi adalah perpindahan muatan akibat
distribusi muatan yang tidak uniform (gradien konsentrasi muatan).
Perkembangan elektronika itu demikian pesatnya, barangkali perkembangan elektronika
bisa ditandai dengan dengan penemuan tabung sinar katoda oleh Hittorf dan Crookes pada
tahun 1869.
Hal 1
Perkembangan ini terus belanjut sampai saat ini sebagai akibat dari berbagai kontribusi
oleh para ilmuwan matematika, fisika, teknik dan para penemu lainnya. Perkembangan ini
diantaranya ditunjukkan dalam tabel sbb:
Tabel 1 Ringkasan Perkembangan Teknologi Elektronika
Ta
hun
18
Inventor
Catatan
Maxwell
mengembangkan
69
18
radiasi
T.A. Edison
elektromagnetik
mengamati konduksi elektronik di
Hertz
dalam vakum
mendemontrasikan
83
18
teori
88
keberadaan
J.J. Tompson
19
Marconi
oleh Maxwell
menentukan e/m dari elektron
97
01
19
Einstein
Fleming
04
Atlantik
menemukan efek fotolistrik
membuat tabung elektron
pertama,
19
DeForrest
06
yaitu
detektor
yang
dioda
yang
yang
dipakai
sebagai
19
Amstrong
12
amplifier
regeneratif detektor yang sensitif dan
oscilator
menemukan tabung gambar
19
Zworykin
19
Zworykin
menemukan fotomultiflier
Watson-Watt
ide
24
39
pembuatan
RADAR
(radio
detection and
19
46
ranging)
membuat
ENIAC
(Electronic
Numerical
Integrator and Computer) dengan
menggunakan 18.000 tabung transistor
Hal 2
19
47
19
Brattain
Townes
53
semikonduktor
memanfaatkan konsep Einstein (1917)
Untuk
membuat
MASER
(microwave
Pearson
19
Kilby
radiation)
menemukan solar-cell
54
58
19
Noyce
serentak
memberikan ide pembuatan rangkaian
19
Maiman
19
Hoff
58
60
69
Feymann.
dapat
A. Besaran Elektronik
Rangkaian listrik sangat diperlukan untuk mengatur transfer energi dari dan ke suatu
devais elektronik. Devias itu dipergunakan untuk menghasilkan, memperkuat, memodulasi
dan mendeteksi sinyal elektronik. Untuk mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lain
atau untuk mengubah suatu bentuk informasi ke bentuk informasi lain diperlukan suatu
transducer. Contohnya:
a. microphone dipakai untuk mengubah energi suara menjadi energi listrik.
b. speaker digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara.
c. tabung CRT (Cathode Ray Tube) dipakai untuk mengubah informasi yang tersimpan
di dalam memori solid-state menjadi informasi grafis di layar.
d. CCD (Charge Couple Device) dipakai untuk mengubah informasi visual menjadi
informasi listrik.
Sekumpulan devais elektronik yang membentuk suatu rangkaian untuk maksud tertentu
dikenal sebagai sistem. Contoh pada system komunikasi terdiri atas:
1. mikrofon sebagai transducer.
Hal 3
4.
5.
6.
7.
8. power supply.
9. speaker untuk mengubah sinyal arus listrik menjadi replika dari sinyal akustik aslinya.
Sistem ini direpresentasi sbb:
xxxxxxxxxxx
Besaran
Satuan
Keterangan
Hal 4
Fisis
1
otasi
Muatan
Listrik
2
Gaya
Coloumb4
Qe = - 1,602 x 1019 C
(C)
F
12= 1 Q1 Q2 e^
F
4 0 r 2 r
E=
Q
newton
Listrik
Medan
(N)
V/m, N/C
Listrik
Energi
kWh; joule
W=P t
b
Q Q
e^ .
dl
W =
F .
dl= 1 2 2
4
r
a
0 a
r
Beda
V2
volt (V)
21= V 2V 1= dV = E . ds
Tegangan
V1
(beda
potensial)
Arus
Listrik
ampere
(A) = coloumb/s
7
8
Daya
Medan
P
B
magnet
9
Fluks
.
waktu
P = V 2V 1 . I
Watt = J/s
T
Wb
B . ds
magnetic
Sedangkan Tabel 3 merupakan beberapa contoh komponen listrik pasif, berikut notasi
dan simbul yang dipakai.
Tabel 3 Beberapa Komponen Pasif
Komp
onen
No
Simbol
Satuan
Keterangan
tasi
Hal 5
Hamb
ohm =
atan
V = R.I
Untuk
hambatan
R
linear
konstan
(ohmic),
farad = F
Induk
henry = H
itor
tor
Konduktivitas Listrik
Elektron dalam metal terus-menerus bergerak, arahnya berubah jika terjadi tabrakan.
Secara netto jumlah elektron yang berpindah pada suatu luas penampang besarnya nol
akibatnya arusnya juga nol. Mudah atau sukarnya suatu bahan dialiri oleh arus listrik
bergantung pada konduktivitas listrik dari bahan tsb. Secara matematik relasi antara rapat arus
J
( J= AI )
dengan medan listrik (E) yang bersifat linear yang dinyatakan sebagai: J = E.
Dengan pemberian medan listrik ini akan berakibat elektron akan bergerak dengan kecepatan
drift sebesar v = E, dengan : mobilitas elektron.
Gambar berikut menunjukkan N elektron pada konduktor sepanjang L dengan luas
penampang A.
F eE
m m
Hal 6
eE
m
Jika kerapatan elektron di dalam konduktor itu adalah n, maka kerapatan arusnya
adalah:
n e2 E
J =nev =
m
Konduktivitas bahan bergantung pada jumlah elektron bebas dan waktu tumbukan ratarata, yaitu:
=
n e2
=ne
m
dengan : mobilitas.
Dengan cara lain, bisa diambil dari definisi kerapatan arus, yaitu
J=
I Nev
=
=nev =neE=E
A LA
ev ev
=
LA V
= ne : rapat muatan,
: konduktivitas J = E Hukum Ohm.
= nev
Resistivitas
Resistivitas adalah kebalikan dari konduktivitas,
suatu konduktor adalah integrasi dari resistivitas per unit luas penampang untuk sepanjang
suatu konduktor tsb,
R=
R=
l
A
1
=4,3 103 m2 /Vs
ne
Hal 7
A/ m 2
sebesar
E = J =1.7 106 V/m dan elektron bergerak dengan kecepatan drift sebesar
v=
J
=7,3 105 m/s
ne
mv
=2,4 1014 s
eE
Contoh: Pada kondisi tipikal cuaca normal ada medan listrik sebesar 100 V/m yang arahnya
ke bawah (menuju pusat bumi). Tentukan muatan ekivalen di pusat bumi dan resistivitas
atmosfir jika total arus yang mengalir di atmosfir itu ke bumi adalah sebesar 2000 A.
Dari medan listrik
E=
1 Q
4 0 r 2
artinya Q=4 0 r 2 E
10
10 C
2
Nm
, diperoleh
Q=4,55 105 C
1 E
4r
Resistivitas dihitung dari = = =E
J
I
mengurangi tegangan,
mengukur tegangan, dan
untuk men-discharge energi yang tersimpan di kapasitor,
segera setelah sumber daya dilepas.
hukum Ohm, yaitu resistivitas tak bergantung (konstan) terhadap medan listrik yang
diberikan atau arus kerapatan arus
E=J
atau
( VI )=( RAI )( AI )
Sehingga persamaan ini dapat dinyatakan sebagai:
V = R I,
Dalam rangkaian listrik, hukum Ohm dapat digambarkan sbb:
Persamaan di atas ini digunakan untuk sinyal arus DC, sedangkan untuk sinyal AC,
v(t) = R i(t),
dengan
Ada banyak divais atau komponen yang tidak mengikuti hokum Ohm. Berdasarkan
hukum Ohm, hubungan antara tegangan dan arus bersifat linear, jika hubungannya tidak
linear, maka devais itu dikenal sebagai devais non-ohmik. Untuk divais ini representasi grafis
diperlukan, seringkali dinyatakan sebagai kurva karakteristik V-I dari divais yang
bersangkutan.
Pada komponen RLC pasif, ada beberapa sifat yang perlu diingat, diantaranya adalah:
Hambatan adalah ukuran kemampuan dari suatu devais untuk mendisipasi energi
secara irreversibel (PR = R i2).
Induktansi adalah ukuran kemampuan dari suatu devais untuk menyimpan energi
dalam medan magnet (WL = L i2).
Kapasitansi adalah ukuran kemampuan dari suatu devais untuk menyimpan energi
dalam medan listrik (WC = C v2).
Energi yang tersimpan dalam elemen listrik bersifat kontinu terhadap waktu.
Arus dalam induktor tidak boleh berubah sesaat
Tegangan pada kapasitor tidak boleh berubah sesaat.
Hal 9
P max
R
108 V.
2. Nilai standard
Nilai komponen elektronika telah dibakukan misalnya dengan standar E12 untuk
toleransi 10% dan E24 untuk toleransi 5%. Pada standar E12 besarnya nilai komponen naik
dengan kelipatan
kelipatan
10
1/ 24
101/ 12
= 1,1. Untuk standard E3, nilai komponen yang bernilai dari 10 hingga
100 adalah:
10, 22, 47, dan 100.
Sedangkan untuk standard E6, nilai komponen yang bernilai dari 10 hingga 100 adalah:
10, 15, 22, 33, 47, 68, dan 100.
Berikut ini adalah urutan nilai untuk standar E12 untuk komponen bernilai dari 10 hingga
100.
10, 12, 15, 18, 22, 27, 33, 39, 47, 56, 68, 82 dan 100.
Sedangkan urutan untuk standar E24:
10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 43, 47, 51, 56, 62, 68, 75, 82,
91 dan 100.
Disamping itu ada standar E48 dan E96.
Umumnya bahan yang digunakan untuk membuat hambatan adalah karbon, film metal,
film karbon dan wire wound. Hambatan wire-wound memiliki presisi tinggi (0.01 1%) dan
dengan rating
Hal 10
daya yang juga tinggi, namun ukurannya besar dan bersifat induktif sehingga tidak
dapat digunakan untuk frekuensi tinggi ( <1 kHz).
Hambatan film metal juga memiliki presisi tinggi (0.1 1%) dan relatif stabil. Namun
bersifat kapasitif sehingga tidak dapat digunakan untuk frekuensi tinggi ( < 1 MHz).
Sedangkan hambatan karbon relatif umum digunakan, karena murah dan relatif dapat
digunakan untuk berbagai rentang frekuensi, namun tingkat ke-presisi-annya rendah (5
20%) dan juga relative tidak begitu stabil.
Nilai hambatan yang tersedia adalah 0,01 hingga 1012 dengan kemampuan daya
dari 1/8 watt hingga 250 watt dan dengan toleransi 0,05% hingga 20%. Standar nilai
menggunakan E24 (5%), E48(2%) dan E96(1%).
Kode warna untuk hambatan adalah sbb:
c. Wirewound
d. Ceramic or Cement
Hal 11
Tegangan pada ground dipilih sebesar 0 volt. Namun kadangkala tegangan acuan tidak
sama dengan nol, biasanya disebut tegangan acuan common (common reference voltage).
Secara skematik Ground ditunjukkan seperti pada
Gambar 2. Simbol Ground (a) ground bumi, (b) ground chasis, (c) common
B. Rangkaian Listrik
Hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel maupun rangkaian kombinasi. Pada
rangkaian kombinasi tidak dapat dikelompokkan sebagai rangkaian seri maupun paralel,
sehingga untuk menghitung/menganalisanya perlu teknik perhitungan tersendiri seperti
memanfaatkan hukum Kirchoff, atau menggunakan teorema rangkaian.
Rangkaian Seri
Ciri komponen dipasang secara seri adalah arus yang mengalir pada masing-masing
komponen besarnya sama.
( V 3V 2 ) + ( V 2V 1 )=V 3 V 1
R1 I + R2 I =R s I R s=R 1+ R 2
Atau
V = V i=I Ri
Rs = Ri
Jika seandainya ada sebuah hambatan yang bernilai
nilai hambatan lainnya, maka
Rj Rk
, dengan
Rk
adalah
Rs R j
Hal 13
R2
A
R1 V out
B
sehingga:
V out =
R1
V
R1 + R 2
R1 , R2 , dan R3
VR =
1
R1 adalah:
R1
V
R 1+ R 2 + R 3
Contoh:
Tentukan tegangan V 2 dari rangkaian pembagi tegangan berikut ini.
Ohm:
, dengan
diperoleh V = IR , dengan
V 2=
R23=
R 2 R3
R 2+ R 3
V2
R23
V
R1+R 23
R2 R 3
V
R1 R 2 + R 2 R 3 + R 3 R 1
Hal 14
Rangkaian Paralel
Ciri pada komponen dipasang secara paralel adalah beda tegangan pada masing-masing
komponen besarnya sama.
R1
R2
Rp
R3
1 1 1
: :
R 1 R2 R3
dan
1
R1
R 2 R3
I1 =
x I=
xI
1 1 1
R 1 R 2+ R 2 R 3 + R 3 R 1
+ +
R1 R2 R3
dengan
R1 , R2 , dan R3
I =I 1 + I 2+ I 3
atau
I = I i=
i
V
Ri
1 1
1
= =
Rp V
R
i
i
i Ri
R p=
Rj
i
ji
R j R k , dengan Rk
adalah nilai
Rp R j
Contoh:
Tentukan tegangan V 2 dari rangkaian pembagi tegangan berikut ini.
Hal 15
Ohm:
diperoleh V = IR , dengan
V 2=
R 2 R3
R2 + R 3
V2
R23
V
R1+ R 23
R2 R 3
V
R1 R 2 + R 2 R 3 + R 3 R 1
Rangkaian Kombinasi
Yang dimaksudkan dengan rangkaian kombinasi di sini adalah suatu rangkaian yang
tidak dapat dikelompokkan sebagai rangkaian seri maunpun rangkaian paralel. Untuk
menganalisa rangkaian kombinasi dilakukan dengan langkah menggunakan hukum Kirchoff
atau teorema Node sebagai berikut:
1. tulis titik-titik simpul
2. tentukan arah arus (sembarang). Bila nanti dihitung ternyata berharga negatif maka
berarti
Hukum Kirchoff
Dikenal ada ada dua, yaitu KCL (Kirchoff Current Law) dan KVL(Kirchoff Voltage
Law). Dasarnya adalah hukum kekekalan. Namun harus diingat bahwa penentuan kedua
persamaan Kirchoff secara sembarang tidak selalu menghasilkan satu set persamaan yang
independen. Cara berikut dapat digunakan untuk menghindari kemungkinan itu: Metoda
Titik Cabang (KCL)
a. Berikan nama semua arus di semua cabang (jangan kawatir dengan arah arus
sesungguhnya)
Hal 16
1.
I 1 =I 2 + I 3
2.
I 2 =I 4+ I 6
3.
I 3 + I 4 =I 5
4.
I 5 + I 6=I 1
Analisa Loop
I 1 =I a
Gantikan
I 2 =I b
I 3 =I a I b
I 4=I bI c
I 5 =I a I c
I 6 =I c
Dengan demikian persamaan di atas dapat diganti menjadi :
Loop a:
b.
I a R1 + ( I aI b ) R3 + ( I aI b ) R5E 0= 0
I b R2 + ( I bI c ) R 4 + ( I bI a ) R3= 0
c. ( I c I b ) R3 + I c R 6+ ( I c I a ) R5= 0
Selanjutnya diurutkan sesuai dengan jenis arus pada loop ybs menjadi
R
( 3)+ I c (R 5 )=E 0
I a ( R1+ R3 + R5 ) + I b
R
I a ( 3)+ I b ( R2 + R3 + R4 ) + I c (R 4 ) =0
R
( 5)+ I b (R4 ) + I c (R4 + R 6 + R5 )=E 0
Ia
Persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan matriks dengan persamaan matriksnya
adalah sbb:
R1R3 + R5
R 3
R5
R3
R 2+ R 4 + R 3
R 4
R5
R 4
R 4 + R 6 + R5
Ia
Ib
Ic
E0
= 0
0
Selanjutnya dihitung Ia, Ib dan Ic dengan metoda standar, misalnya dengan menggunakan
metoda Sorus.
I = V be
Hal 18
I = I b
dengan , , dan dapat berupa suatu konstanta atau suatu fungsi, sedangkan Vbe, Ib, dan
Ic adalah sumber tegangan dependen dan sumber arus dependen yang dikontrol.
IDEAL
REAL
D. Teorema Rangkaian
1. Teorema Thevenin
2. Teorema Norton
IN
sedang I N =
V th
.
RN
RN . Dengan
RN =Rth ,
V th
Rth
Hal 20
V th =I N R N
V th
=I
Rth N
Rth =R N
Contoh:
Tentukan arus yang mengalir di hambatan RL.
V th =I s R 1
Rth =R1 + R2
I L=
V th
R th + R L
3. Prinsip Superposisi
Bila terdapat dua atau lebih sumber (tegangan maupun arus), maka untuk
menganalisanya dilakukan dengan memperhatikan sumber tsb satu persatu secara bergantian
(seolah-olah berasal dari masing-masing sumber), dengan sumber lainnya seolah olah tak ada.
Sumber arus ditiadakan degan cara melepaskan/ memotong sumber arus tsb, sedangkan untuk
sumber tegangan dilakukan dengan menghubung singkatkan sumber tegangan tsb. Kemudian
dijumlahkan dari masing-masing sumber tsb.
Contoh :
Hal 21
V th1 =
R2
V
R1 + R2
Rth 1=
R1 R 2
R 1 + R2
I a=
V th 1
R th1 + R L
I b=
1
RL
1
1
+
Rth 1 RL
Rth 1=
R1 R 2
R 1 + R2
Simulasi Komputer
Hal 22
Untuk mencari tegangan Thevenin, diukur tegangan di terminal AB dengan terlebih dahulu
melepas hambatan beban RL seperti dilakukan berikut ini.
Sehingga untuk menghitung arus yang mengalir di hambatan beban RL adalah sebesar 0.5
mA, seperti dilakukan sbb:
Hal 24
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma Wijaya, Sastra. 2008. Diktat Kuliah Elektronika I. Depok : Kampus Fisika
FMIPA UI Salemba
Hal 25
Hal 26