Anda di halaman 1dari 12

PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN HAK ANAK

PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN HAK ANAK


MODUL 1
PENDAHULUAN
1. HAK HAK ANAK USIA DINI
Anak adalah anugerah tertinggi dari Tuhan Yang Maha Esa
Bagi orang yang baru menikah banyak yang memanjatkan harapan dan doa agar segera diberikan
anak.
Hanya saja kelahiran anak hanya seringkali dilihat hanya sebatas fisik saja, jarang rasanya yang
menerima kelahiran anak secara kodrati diikuti dengan lahirnya tuntutan memenuhi hak-haknya
secara optimal.
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA FENOMENA PENGABAIAN HAK-HAK
ANAK :
1. Kesalahan orang tua
2. Faktor ekonomi keluarga
3. Mutu pendidikan orang tua
4. Kurang pedulinya masyarakat sekitar.
APAPUN ALASANNYA YANG MENJADI KORBAN ADALAH ANAK
1. HAKIKAT ANAK
A.
HAKIKAT DAN BATASAN ANAK
Dalam memahami anak, setidaknya terdapat dua perspektif utama, yaitu :
a) Anak sebagai fenomena biologis dan psikologis
b) Anak sebagai fenomena sosial dan legal
c)
Perspektif anak dari fenomena biologis psikologis;
Anak dipersepsikan sebagai manusia yang masih dalam tahap perkembangan yang belum
mencapai tingkat yang utuh, kondisi fisik, organ reproduksi, kemampuan motorik, kemampuan
mental dan psiko-sosialnya dianggap masih belum selesai.
Untuk memahami anak dari perspektif biologis anak bisa disub-klasifikasikan kedalam
beberapa tingkat yaitu masa bayi, kanak-kanak, remaja awal, remaja akhir dst
b)
Perspektif anak dari fenomena sosial - legal;
Anak dilihat dari tingkat perkembangan mental dan psikososialnya, dianggap tidak
mempunyai kapasitas melakukan tindakan sosial dan legal tertentu.
perbedaan antara anak dan dewasa biasanya dipatok dengan batasan umur tertentu
tergantung pada jenis tindakan yang dilakukan
2. Batasan dan Karakteristik Anak
1. Karakteristik anak berdasarkan fenomena biologis dan psikologis;
Berdasarkan fenomena ini anak secara umum di kelompokan menjadi :
1.
1. Masa pertama : usia 0 sampai 1 tahun
Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia dan lingkungan dengan berbagai macam
gerakan.
Pada masa ini terjadi dua peristiwa penting yaitu belajar berbicara dan belajar berjalan

2. Masa kedua; usia 2 s/d 4 tahun


Keadaan luar makin dikuasai dan dikenal anak melalui bermain, kemajuan bahasa
dan pertumbuhan kemauannya.
Dunia luar dilihat dan dinilainya menurut keadaan dan sifat batinnya.
3. Masa ketiga; usia 5 s/d 8 tahun
Keinginan bermain anak berkembang menjadi semangat bekerja, rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi.
Pandangan terhadap dunia sekelilingnya ditinjau dan diterima secara objektif
4.
Masa keempat; usia 9 s/d 13 tahun
Keinginan maju dan memahami kenyataan mencapai puncaknya, pada usia 10 s/d
12 tahun pertumbuhan jasmani anak sangat pesat.
Kejiwaannya tampak tenang, seakan2 dia sedang bersiap2 untuk menghadapi
perubahan yang akan datang
Pada masa ini mulai timbul kritik terhadap diri sendiri, kesadaran akan kemauan,
penuh pertimbangan, mengutamakan tenaga sendiri, disertai dengan pertentangan
dengan
dunia dan lingkungannya
5.
Masa kelima; usia 14 s/d 19 tahun
Pada masa ini anak memasuki awal pubertas, pada
awal masa ini anak
kelihatan lebih subjektif.
Kemampuan dan kesadaran dirinya terus meningkat, hal ini mempengaruhi sifat
sifat dan tingkah lakunya
Anak dimasa pubernya selalu merasa gelisah karena mereka sedang
mengalami sturm and drunk
(ingin memberontak, gemar mengkritik, suka menentang dsb)
Pada akhir masa pubertasnya yaitu sekitar usia 17 tahun, anak mulai mencapai
perpaduan (sintesis), yaitu keseimbangan antara dirinya sendiri dengan pengaruh dunia
lingkungan.
B.
Karakteristik Anak berdasar Fenomena Sosial - Legal
Khusus masalah definisi anak dalam konteks legislasi Indonesia dalam hal penetapan batas
umur, Indonesia mempunyai tiga masalah utama yaitu :
pertama, penetapan batas umur dalam sistem legislasi nasional sangat tidak komprehensif,
batas umur hanya ditetapkan hanya untuk beberapa hal saja. Seperti : konsumsi alkohol, akses
pada pelayanan medis tanpa didampingi orangtua/ wali, kematangan seksual dst.
kedua, Kekacauan batas umur.
Batas umur kematangan seksual misalnya, tanpa ketentuan eksplisit menyangkut batas
umur ini. Beberapa ketentuan relevan yang ada sangat bervaritif.
Dalam KUHP, batas umur relevan ditetapkan secara ganda yaitu 12 dan 15 tahun (yang
efektif adalah 12 tahun)
Sementara dalam UU Perkawinan, batas yang relevan menunjuk pada umur 16 tahun
(perempuan) dan 19 tahun (laki-laki)
Ketiga, ketidaksesuaian atau ketidak cocokan (discrepancy) yang terlalu besar antara batas
umur untuk tindakan yang berbeda, contoh :
Batas terendah untuk tanggung jawab kriminal yaitu 8 tahun
Batas umur untuk kematangan seksual menurut KUHP adalah 12 tahun

Batas umur legal untuk bekerja (UU 1951) adalah 14 tahun


Jadi batas umur yang disebut anak dalam sistem hukum di Indonesia bervariasi antara 8 s/d
12 tahun, jarak definisi ini terlalu lebar dan karenanya membingungkan
2. KONSEP DAN BATASAN HAK ASASI MANUSIA
B.KONSEP DAN BATASAN HAK ASASI MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, anak adalah juga manusia, oleh karena itu perlu
diperlakukan secara manusiawi dan sempurna. Karena anak sebagai manusia memiliki hak asasi,
maka perlakuan yang paling benar adalah memperlakukannya sesuai dengan tuntutan hak asasi
yang melekat pada dirinya.
1. KONSEP DAN BATASAN HAK ASASI MANUSIA
Hak Asasi Manusia disingkat HAM, sesungguhnya merupakan frase yang terbentuk dari tiga kata
dasar. Yaitu :
-Pertama makna kata hak, pengertian hak sepadan dengan kata right yang bermakna kewenangan
dasar yang dimiliki/ melekat
-Kedua makna kata asasi, pengertian asasi sepadan dengan maksud dasar, pokok, pondasi, inti
yang dibawa sejak lahir bahkan secara kodrati diberikan oleh Tuhan YME.
Karena sangat asasinya, tidak ada seorangpun yang boleh merampasnya kecuali Tuhan itu sendiri
dan peraturan yang mengijinkannya.
-Ketiga makna kata manusia, manusia merupakan padanan
kata human berarti insan atau
orang/ seseorang. Secara lengkapnya adalah makhluk yang berakal budi dan merupakan makhluk
yang paling sempurna dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan
Berdasar makna inti dari kata2 yang terkandung dari akronim HAM. Maka HAM atau Hak Asasi
Manusia dapat diartikan sebagai hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan
dan berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Jadi HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-NYA yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
implikasi dari makna HAM tersebut berarti jika seseorang melanggar HAM seseorang akan
berhadapan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat
negara baik disengaja maupun tidak, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang.
2. Bidang dan Jenis Hak Asasi Manusia
Secara umum bidang-idang yang masuk kedalam HAM dan diakui oleh dunia internasional
melputi enam jenis, yaitu:
a) Hak Asasi Pribadi (personal rights)
b) Hak Asasi Politi (political rights)
c) Hak Asasi Hukum (legal equality rights)
d) Hak Asasi Ekonomi (property rights)
e) Hak Asasi Peradilan (procedural rights)
f) Hak Asasi Sosial Budaya (sosial culture rights)
a)Hak Asasi Pribadi (personal rights)

Hak hak asasi yang termasuk hak pribadi yaitu sebagai berikut :
1) Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan untuk berpindah pindah tempat.
2)Hak kebebasan untuk mengeluarkan atau menyatakan pendapat
3)Hak kebebasan untuk memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
4)Hak kebebasan untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan yang
diyakini oleh masing-masing
b) Hak Asasi Politik (political rights)
Hak hak asasi yang termasuk hak asasi politik adalah sebagai berikut :
1) Hak untuk memilih dan dipilih didalam pemilihan
2) Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
3) Hak untuk membuat dan mendirikan parpol dan organisasi politik lainnya
4) Hak untuk membuat danmengajukan suatu usulan politik
c)Hak Asasi Hukum (legal equality rights)
Hak hak asasi yang termasuk hak asasi hukum adalah sebagai berikut :
1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
2) Hak untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil/ PNS
3) Hak untuk mendapat layanan dan perlindungan hukum
d) Hak Asasi Ekonomi (property rights)
Hak hak asasi yang termasuk hak asasi ekonomi adalah sebagai berikut :
1)Hak kebebasan untuk melakukan jual beli
2) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
3) Hak kebebasan untuk menyelenggarakan kegiatan sewa menyewa atau utang piutang
4) Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu
5) Hak untuk memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
e)Hak Asasi Peradilan (procedural rights)
Hak hak asasi yang termasuk hak asasi peradilan adalah sebagai berikut :
1) Hak mendapatkan pembelaan hukum di peradilan
2) Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di
mata hukum
f) Hak Asasi Sosial Budaya (sosial culture rights)
Hak hak asasi yang termasuk hak asasi sosial budaya adalah sebagai berikut :
1) Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
2) Hak mendapatkan pengajaran
3) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
Menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menyebutkan bahwa
jenis-jenis hak asasi manusia di Indonesia meliputi
1. Hak Untuk Hidup
2.Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
3.Hak Mengembangkan Diri
4.Hak Memperoleh Keadilan
5.Hak Atas Kebebasan Pribadi
6.Hak Atas Rasa Aman
7.Hak Atas Kesejahteraan
8.Hak Turut Serta dalam Pemerintahan

9.Hak Wanita
10.Hak Anak
Secara eksplisit Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menyebutkan
bahwa tiap- tiap anak di Indonesia memiliki hak sebagai berikut :
1. Hak Untuk Hidup
2.Hak anak untuk dilindungi orang tua, keluarga, masyarakat dan negara
3.Hak anak untuk beribadah
4.Hak anak untuk dilindungi secara hukum dari kekerasan fisik, mental dan penelantaran
5.Hak pendidikan
6.Hak untuk beristirahat dan berekspresi
7.Hak memperoleh kesehatan
8.Hak untuk dilindungi dari eksploitasi sosial
Didalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang kesejahteraan anak, menyebutkan bahwa
hak anak yang harus dipenuhi adalah :
1. Hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan untuk tumbuh dan berkembang
dengan wajar (Pasal 1 ayat 1)
2.Hak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya (Pasal 1 ayat
2)
3.Hak atas pelayanan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah
dilahirkan (Pasal 1 ayat 3)
4.Perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau mampu menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar (Pasal 1 ayat 4)
5.Hak diutamakan mendapat pertolongan (Pasal 3)
6.Hak atas pengasuhan oleh negara, orang atau badan bagi anak yang hidup tetapi tidak memiliki
orang tua (Pasal 4)
7.Hak memperoleh bantuan untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar bagi anak yang tidak
mampu (Pasal 5 ayat 1)
8.Hak mendapatkan pelayanan dan asuhan guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan bagi anak yang mengalami masalah perilaku (Pasal 6 ayat 1)
9)Hak memperoleh pelayanan khusus untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan
(Pasal 7)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hak-hak setiap anak diantaranya meliputi hak untuk :
1.Dilahirkan, memiliki nama dan kewarganegaraan
2.Memiliki keluarga yang menyayangi dan mengasihi anak
3.Hidup dalam komunitas yang aman, damai dan lingkungan yang sehat
4.Mendapatkan makanan yang cukup dan tubuh yang sehat dan aktif
5.Mendapatkan pendidikan yang baik dan mengembangkan potensinya
6.Diberikan kesempatan bermain dan waktu santai
7.Dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi, penyia- nyiaan, tindak kekerasan dan dari marabahaya
8.Dipertahankan dan diberikan bantuan dari pemerintah
9.Mengekspresikan pendapat sendiri
3. KONVENSI HAK HAK ANAK
LATAR BELAKANG

LAHIRNYA KONVENSI ANAK


Konvensi sesungguhnya sama dengan kovenan yang setara dengan kata pakta (treaty) atau
perjanjian diantara beberapa negara.
Pakta biasanya mengikat, oleh karena itu pakta dapat dirujuk/ dijadikan sebagai hukum
internasional.
Secara strategis suatu konvensi ditempuh sebagai salah satu upaya untuk membulatkan tekad dari
sekelompok masyarakat (negara) dalam kerangka memecahkan permasalahan yang ada di dunia,
terutama permasalahan yang berdampak global
Latar belakang lahirnya Konvensi Hak Anak adalah merupakan suatu upaya kemanusiaan untuk
mewujudkan perlindungan dan jaminan yang nyata atas hak-hak anak di seluruh dunia
Komite Hak Anak PBB mengelompokan Konvensi Hak Anak menjadi delapan kategori berikut
ini :
1. Langkah-langkah implementasi umum
2. Definisi anak
3. Prinsip-prinsip umum
4. Hak sipil dan kemerdekaan
5. Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif
6. Kesehatan dan kesejahteraan dasar
7. Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya
8. Langkah-langkah perlindungan khusus
9. Definisi Anak
Pasal 1 Konvensi Hak Anak secara umum mendefinisikan anak sebagai orang belum
mencapai usia 18 tahun
1. Prinsip prinsip Umum
Ada empat prinsip umum yang terkandung didalam Konvensi Hak Anak, yakni
a.
Prinsip non diskriminasi
Pasal 2 Konvensi Hak Anak menyebutkan bahwa : Negara-negara peserta akan
menghormati dan menjamin hak-hak yang diterapkan dalam konvensi ini bagi setiap anak
yang berada didalam wilayah hukum mereka tanpa diskriminasi (ayat 1)
Negara-negara peserta akan mengambil semua langkah-langkah yang perlu
untuk menjamin agar anak dilindungi dari semua bentuk diskriminasi (ayat 2)
b.
Prinsip yang terbaik bagi anak (Ibest interest of the child)
Semua tindakan yang menyangkut anak hendaknya mengutamakan kepentingan
yang terbaik bagi anak
c.
Prinsip atas Hak Hidup, Kelangsungan dan
Perkembangan
Negara - negara peserta konvensi mengakui bahwa setiap anak memiliki hak yang
melekat
atas kehidupan dan akan menjamin sampai batas maksimal kelangsungan hidup dan
perkembangan anak.
d.
Prinsip Penghargaan Terhadap Pendapat Anak
Pasal 12 ayat 1 Konvensi Hak Anak menyatakan bahwa : negara-negara peserta
akan menjamin agar anak-anak yang memiliki pandangan sendiri akan memperoleh hak
untuk menyatakan pandangan-pandangannya secara
bebas dalam semua hal yang
mempengaruhi anak, dan pandangan tersebut akan dihargai sesuai dengan tingkat usia &
kematangan anak.

3.

Lingkungan Keluarga dan Pengasuh Pengganti


Keluarga atau keluarga pengganti bertanggung jawab untuk memenuhi hak-hak dasar anak
Negara berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah agar hak-hak anak untuk
memperoleh keluarga atau keluarga pengganti dapat terpenuhi, dan agar keluarga atau keluarga
pengganti dapat melaksanakan tanggung-jawabnya secara maksimal
4.
Kesehatan dan Kesejahteraan Dasar
Memberikan hak kepada anak untuk memperoleh standar kehidupan yang layak
5.
Pendidikan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya
Kelompok ini memberikan ketentuan mengenai hak anak untuk berkembang
6.
Langkahlangkah Perlindungan Khusus
Secara umum, anak - anak perlu dilindungi dari :
a.
Keadaan darurat atau keadaan yang
membahayakan jiwanya
b.
Kesewenang-wenangan hukum
c.
Eksploitasi, termasuk tindakan kekerasan (abuse) dan penelantaran
d.
Diskriminasi
Komite Hak Anak PBB mengategorikan anak yang membutuhkan perlindungan khusus
tersebut sebagai berikut :
a.
Anak yang berada dalam situasi darurat, yakni pengungsi anak dan anak yang
berada didalam situasi konflik bersenjata
b.
Anak yang mengalami masalah hukum
c.
Anak yang mengalami situasi eksploitasi, meliputi eksploitasi ekonomi, penyalahgunaan obat, eksploitasi seksual, penjualan dan perdagangan anak
d.
Anak yang berasal dari kelompok minoritas dan masyarakat adat
7.
Langkah-langkah Implementasi Umum
Suatu negara yang meratifikasi Konvensi Hak Anak wajib memenuhi semua ketentuan
Konvensi Hak Anak, kecuali bila negara tersebut melakukan reservasi ketentuan dalam Konvensi
Hak Anak.
Langkah langkah Implementasi Umum :
a.
Niat untuk menarik reservasi
b.
Upaya menyesuaikan legislasi nasional terhadap prinsip dan ketentuan Konvensi
Hak Anak
c.
Upaya perumusan strategi nasional secara
komprehensif mengacu kepada
kerangka Konvensi Hak Anak berikut penetapan tujuan tujuannya.
d.
Penerjemahan Konvensi Hak Anak kedalam bahasa
nasional dan bahasa
daerah serta penyebarluasan Konvensi
e.
Penyebarluasan laporan yang dilakukan pemerintah berikut kesimpulan dan
rekomendasi yang diberikan
oleh Komite Hak Anak terhadap laporan tersebut
IMPLIKASI KONVENSI HAK ANAK DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PBB menganjurkan beberapa hal kepada negaranegara yang ada di dunia, antara lain :
1. Negara agar menghimbau dan menyebarluaskan isi naskah Konvensi Hak Anak (KHA)
kepada warga negaranya untuk mengakui hak anak
2. Negara agar menghormati dan menjamin hak-hak anak yang ditetapkan dalam KHA tanpa
diskriminasi
3. Negara dalam melakukan semua tindakan yang menyangkut anak hendaklah

menjadikannya sebagai kepentingan terbaik dan anak harus menjadi pertimbangan utama
1. Negara agar berupaya untuk menjamin adanya perlindungan yang diperlukan untuk
kesejahteraan anak
2. Negara hendaklah mengakui bahwa setiap anak memiliki hak kodrati atas kehidupan
3. Negara hendaklah semaksimal mungkin menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak
4. Negara hendaklah menjamin hak anak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Negara hendaklah mengambil langkah-langkah legislatif, administratif, sosial dan
pendidikan yang layak dan melindungi anak dari segala bentuk kekerasan fisik atau
mental
1. Negara hendaklah mengakui bahwa anak-anak yang cacat fisik maupun mentalnya
hendaknya menikmati kehidupan yang penuh dan layak
2. Negara hendaklah mengakui hak anak atas pendidikan.
3. Negara dimana terdapat kelompok-kelompok minoritas suku bangsa, agama atau bahasa
untuk menikmati budayanya sendiri, untuk melaksanakan ajaran agamanya sendiri, dan
menggunakan bahasanya sendiri.
4. Negara agar mengakui hak anak untuk dilindungi dari tindakan eksploitasi ekonomi dan
atau pekerjaan yang membahayakan jiwanya
5. Negara agar berusaha untuk melindungi anak dari semua bentuk eksploitasi seksual dan
penyalahgunaan seksual
KONSEKUENSI BAGI INDONESIA DALAM PENEGAKAN HAK ANAK
Indonesia termasuk negara yang secara tegas ikut meratifikasi KHA, oleh karena itu Indonesia
memiliki konsekuensi dan kewajiban untuk melaksanakan hak-hak anak tanpa terkecuali.
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh negara Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Mengakui hak-hak anak yang dirumuskan dalam konvensi
2. Melakukan langkah-langkah legislatif (menyempurnakan peraturan2/ UU)
3. Langkah-langkah administratif (realisasi)
4. Langkah-langkah budgetair
5. Melakukan langkah-langkah pendidikan
6. Melakukan kerjasama internasional
7. Melibatkan dan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait
8. Tidak melakukan tindakan-tindakan yang negatif terhadap anak seperti menahan,
menghukum dan memenjarakan anak secara semena - mena, tidak manusiawi dan
merendahkan martabat.
IMPLIKASI KHA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Indonesia telah lama meratifikasi KHA, resminya sejak keluarnya Keputusan Presiden No. 36
Tahun 1990 tanggal 25 Agustus 1990 yang berisi bahwa Indonesia secara formal meratifikasi
hasil-hasil KHA.
Namun hal tersebut belum membawa dampak positif terhadap keseluruhan penanganan hak asasi
manusia.
Sumber : data resmi Komite Nasional Perlindungan Anak
Total = 40,3 Juta
Para orang tua sejak saat ini harus sudah mulai memperbaiki sikapnya kepada anak dengan
sungguh-sungguh, kebiasaan menomorduakan pemenuhan hak anak harus secara sadar di buang

jauh-jauh
Syarat mendasar untuk membangun kesadaran tersebut ialah :
1. Penuhilah hak anak atas gizi dan kesehatan dalam keluarga sebaik-baiknya
2. Penuhilah hak anak dalam pendidikan mulai dari keluarga secara baik
3. Tegakkan rasa aman dan jangan lakukan kekerasan kepada anak
4. Penuhilah fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dunianya
IMPLIKASI TERHADAP LAYANAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Pergeseran Fokus Pendidikan di Indonesia
Hasil-hasil penelitian di bidang neurologi mengungkap antara lain bahwa ukuran otak anak
pada usia 2 tahun telah mencapai 75 % dari ukuran otak ketika nanti ia dewasa dan pada usia 5
tahun telah mencapai 90 %.
Para ahli gizi menyimpulkan bahwa pembentukan kecerdasan tergantung dari asupan gizi
yang diterima tubuh, makin tinggi kualitas asupan gizi yang diterima makin tinggi pula status
kesehatan dan kecerdasan anak.
Hasil penelitian longitudinal psikologi perkembangan menunjukan bahwa kondisi
kehidupan awal memiliki pengaruh pada usia dewasa
Dorothy Law Nolte berpesan bahwa :
v Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan
v Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menantang
v Jika anak dihantui rasa ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas
v Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya
v Jika anak diolok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu
v Jika anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah
v Jika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri
v Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai
v Jika anak diterima lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi
v Jika anak diperlakukan dengan jujur, ia akan terbiasa melihat kebenaran
v Jika anak ditimang tanpa pilih kasih, ia akan terbiasa melihat keadilan
4.BATASAN PENDIDIKAN JALUR INFORMAL
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan informal
adalah pendidikan yang diselenggarakan di keluarga dan di lingkungan
Ada 2 makna yang terkandung, yaitu:
1. Pengakuan pentingnya pendidikan
2. Adanya tuntutan tertentu
Beberapa hal yang dapat mengurangi dampak-dampak negatif dalam menciptakan pendidikan di
keluarga, antara lain :
1. Carilah informasi yang banyak sebagai ilmu untuk membantu anda merawat dan
mendidik anak sebelum memutuskan memiliki keluarga atau menikah
2. Sebelum memutuskan untuk memiliki anak , calon ibu-bapak hendaknya berlatih untuk
mempersiapkan kehamilan, kelahiran serta bagaimana tata cara menangani anak
1. Kenalilah fenomena sekecil apapun yang terjadi dan berkaitan dengan anak, baik saat
masih dalam kandungan maupun setelah kelahirannya
2. Penuhilah kebutuhan perawatan dan pendidikan anak, baik secara fisik maupun non-fisik.
Hal ini penting, agar terjadi kesempurnaan perawatan dan pendidikan anak

Hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain :


1. Anak adalah praktisi dan investasi masa depan
2. Sikap dan perilaku orang tua dapat menentukan gagal atau berhasilnya anak
Agar pendidikan jalur informal dapat terlaksana dengan baik dan bermutu, maka ada 2 hal
yang harus dipenuhi
1. Orang tua harus memahami karakteristik anak dengan baik
2. Hendaklah menguasai pola asuh yang tepat sehingga dapat diterima oleh anak
1. Setiap anak unik dan berbeda satu dengan yang lain
2. Anak bukan orang dewasa dalam bentuk mini
3. Dunia anak adalah dunia bermain
4. Setiap karya anak berharga
5. Setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya
6. Setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan
7. Setiap anak memiliki naluri sebagai peneliti
1. Setiap anak memiliki potensi yang tidak bersifat tunggal, menurut Howard
Gardner terdapat sejumlah kecerdasan pada anak yaitu :
Kecerdasan linguistik (kosa kata)
Kecerdasan logika dan matematika (angka & rasional)
Kecerdasan Spasial (ruang/ tempat/ gambar)
Kecerdasan kinestetika raga (raga)
Kecerdasan musik (cerdas musik)
Kecerdasan interpersonal (diri)
Kecerdasan Naturalis (alam)
Kecerdasan Spiritual
Menurut Diana Baumrind, ada 3 type pengasuhan yaitu :
1. Type Otoriter (Authoritarian)
ialah suatu gaya pengasuhan yang membatasi, menghukum serta menuntut anak untuk
mengikuti perintah-perintah orang tua.
Type ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak-anak
1. OTORITATIF (AUTHORITATIVE)
Type ini mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan
pengendalian serta tindakan mereka. Type ini diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-anak
1. Permissive
Type ini dibagi menjadi 2 yaitu :
a)
Permissive indefferent
Pada type ini orang tua sama sekali tidak terlibat dalam kehidupan anak, type ini
diasosiasikan dengan inkompetensi sosial yang lebih lebih khusus serta kurangnya kendali diri
b)
Permissive indulgent
Pada type ini orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi
menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka. Type ini diasosiasikan dengan
inkompetensi sosial anak, serta kurangnya kendali diri.
Berikut ini merupakan gambaran dampak dari berbagai type tersebut :
1. Dari Perspektif Legal-Konstitusional
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 menyatakan bahwa

bentuk satuan pendidikan anak usia dini dikelompokan menjadi 3 yaitu jalur pendidikan formal,
non formal dan jalur pendidikan informal
1. Memiliki kedudukan sebagai bagian dari strategi pendidikan nasional, jalur informal
merupakan salah satu instrumen utama dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional
2. Memiliki kedudukan yang setara dari jalur pendidikan yang lain, maknanya bahwa jalur
informal merupakan pengganti atau pelengkap bagi anak yang tidak mendapatkan layanan
jalur pendidikan yang lain
1. Dari Perspektif Sosio - Kultural
Adalah Perspektif yang mengacu kepada kehidupan sosial-budaya yang secara nyata hidup
di masyarakat.
q Dilihat dari perspektif sosio kultural pendidikan anak usia dini dapat dilihat dari 2 perspektif,
yaitu :
1. Pendidikan jalur informal dapat merupakan bagian dari strategi suatu keluarga dalam
mewariskan sistem nilai, pengetahuan dan kecakapan tertentu
2. Pendidikan jalur informal merupakan alternatif bagi keluarga yang belum/ tidak
memungkinkan anaknya masuk pendidikan jalur lainnya
5. SASARAN DAN RUANG LINGKUP
PAUD INFORMAL
ANAK SEBAGAI SASARAN PAUD INFORMAL
Sasaran yang hendak dicapai PAUD Informal adalah untuk mengembangkan kecerdasankecerdasan yang dimiliki oleh anak (Howard Gardner ), yaitu :
1. Kecerdasan linguistik (bahasa), kemampuan ini dapat dirangsang (distimulasi) dengan
melalui berbicara, mendengar, membaca, menulis berdiskusi dan bercerita
1. Kecerdasan logika-matematika (bilangan, angka), dalam prakteknya dapat dirangsang
melalui kegiatan menghitung, membedakan bentuk dan bermain dengan benda-benda
2. Kecerdasan visual spasial (mempersepsi warna, garis, luas/ruang) dapat dirangsang
dengan bermain puzzle, menggambar, melukis dan mengamati gambar/ photo
3. Kecerdasan musikal (kepekaan terhadap alat musik) dapat dirangsang melalui irama, nada
dan musik/ lagu
1. Kecerdasan kinestetik tubuh (kemampuan untuk mengekspresikan ide dan perasaan dalam
gerak tubuh), dapat dirangsang melalui gerakan, tarian dan olah raga.
2. Kecerdasan naturalis (memahami sifat-sifat alam), dirangsang melalui pengamatan
lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang dan mengamati fenomena alam
3. Kecerdasan interpersonal (memahami orang lain), dirangsang melalui bermain bersama
teman, bekerjasama, bermain peran dan memecahkan masalah.
1. Kecerdasan intrapersonal (memahami potensi diri dan mengendalikan diri), dirangsang
melalui latihan2 agar mengenal diri sendiri, percaya diri dan diajarkan disiplin
2. Kecerdasan spiritual, dirangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama
termasuk nilai-nilai budaya
KELUARGA & ORANG TUA SEBAGAI SASARAN PAUD INFORMAL
Berikut ini adalah ciri lingkungan keluarga yang mendukung terjadinya pendidikan informal yang
efektif, antara lain:
1. Lingkungan tersebut kaya akan rangsangan yang dapat mengembangkan berbagai dimensi
kecerdasan anak

2.
1.
2.
3.

Lingkungan tersebut bebas dari tekanan dan paksaan


Lingkungan tersebut mendukung aktivitas anak yang tinggi
Lingkungan tersebut mendukung anak untuk dapat belajar bekerjasama
Lingkungan tersebut dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan
memecahkan masalah
4. Lingkungan tersebut membolehkan anak mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan
berbagai bahan dan alat-alat yang ada disekitar terutama dengan ragam alat mainan
10 hal agar dapat menjadi orang tua yang efektif dalam pendidikan informal, yaitu:
1. Orangtua harus mengenali anak dengan baik (perlakuan terhadap karakter anak)
2. Hargai perilaku baik anak (penghargaan)
3. Melibatkan anak (liburan/ tugas rumah)
4. Selalu mendekatkan diri dengan anak
5. Sediakan waktu khusus untuk anak
6. Tegakkan disiplin
7. Panutan bagi anak
8. Say I LOVE YOU
9. Komunikasi dengan tepat
10. Selesaikan masalah saat orang tua dingin
T E R I M A K AS I H
CARA ATAU MODEL POLA ASUH
Hakikat mengasuh anak adalah proses mendidik agar kepribadian anak dapat berkembang dengan
baik, berkepribadian kuat, tidak mudah putus asa, dan tangguh menghadapi tekanan hidup
Dalam pemilihan pola asuh yang terbaik bagi anak, maka harus memperhatikan beberapa hal
berikut ini :
1. Pola asuh yang dipilih adalah yang mengakomodasi hak-hak anak sepenuhnya
2. Pola asuh yang dipilih adalah yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik perkembangan
anak
3. Pola asuh yang dipilih adalah yang memungkinkan kondisi anak dapat diterima
sepenuhnya
4. Pola asuh yang dipilih adalah yang menjamin anak tidak frustasi dalam mengikutinya
Lanjutan.....................
1. Pola asuh yang dipilih adalah yang mampu menjalin terjadinya hubungan yang harmonis
antara orang tua dengan anak
2. Pola asuh yang dipilih adalah yang dapat meminimalisir dampak-dampak negatif terhadap
anak
Lanjutan.....................
1. Pola asuh yang dipilih adalah yang dapat dijalankan secara konsisten
2. Pola asuh yang dipilih adalah yang ditunjang oleh daya dukung tersedia dilingkungan
keluarga (di rumah)

Anda mungkin juga menyukai