EMG yang sangat mirip dengan otot orbikularis okuli selama terjadinya
pengedipan mata. Selain itu, nervus trigeminus, yang merupakan premotor dari
motoneuron nervus abducent asesorius, juga menginervasi motoneuron nervus
fasialis. Dengan mengembangkan levator palpebrae dari otot ekstraokular rektus
superior memungkinkan kelopak mata bergerak secara efisien bersamaan dengan
gerakan mata vertikal melawan gaya penutupan pasif. Jadi, sistem kelopak mata
merupakan gabungan dari sistem pengaturan gerakan mata tonik dan refleks
perlindungan fasik.
ini
diprogramkan
sehingga
stimulus
dengan
amplitudo
tertentu
dapat
Gambar 3. A: Saat stimulus diberikan dalam durasi yang konstan selama 25 ms,
cahaya dengan 3 intensitas yang berbeda disinarkan ke arah mata. B:
Saat intensitas diberikan secara konstan sebesar 5 x 10 3/ft.L, cahaya
dengan 3 durasi yang berbeda disinarkan ke arah mata kelinci.
Masing-masing trace merupakan rata-rata dari 5 respon emg
orbicularis oculi.
Walaupun mungkin terlihat bahwa aspek yang paling penting dari proses
kedipan mata adalah eksitasi yang akan memulai sebuah kedipan, ternyata
sebaliknya, aspek yang paling penting dari proses ini justru adalah inhibisi.
Perhatikan apa yang terjadi selama mata berkedip. Saat kelopak mata mulai
menutup, angin berhembus melewati sela-sela bulu mata dan kelopak mata
kemudian menyusuri permukaan kornea. Karena setiap rangsangan ini akan
mencetuskan refleks kedipan, maka setiap kedipan harus menginisiasi suatu
periode refrakter yang akan mensupresi refleks kedipan tersebut (Gambar 4A).
Supresi eksitabilitas kedipan yang paling besar terjadi segera setelah mata
mengedip, kemudian berkurang secara bertahap dalam waktu 1 hingga 2 detik
(Gambar 4B). Penyakit yang memiliki manifestasi klinis berupa spasme
penutupan kelopak mata paling sering disebabkan oleh berkurangnya proses
inhibisi-diri (self-inhibition) kedipan dibandingkan dengan peningkatan eksitasi
terhadap sirkuit refleks kedipan. Jadi, alasan mengapa suatu kedipan mata tidak
menginisiasi rangkaian kaskade kedipan setelahnya adalah karena adanya inhibisidiri setelah masing-masing kedipan (Gambar 4B). Saat sistem saraf mengurangi
atau kehilangan inhibisi-diri ini, suatu kedipan saja akan dapat menghasilkan
spasme penutupan kelopak mata (Gambar 4C).
Bahkan pada pertama, aktivitas OOemg tetap berkurang. Masingmasing poin merupakan rata-rata dari minimal 5 kali uji coba. C:
Seorang pasien dengan spasme hemifasial yang kehilangan sebagian
besar inhibisi-diri kedipan matanya sehingga satu kedipan yang
disadari (voluntary) dapat menginisiasi spasme kedipan yang
mempertahankan kelopak mata tetap dalam keadaan tertutup. Lid
pos, posisi kelopak mata atas; lid vel, kecepatan kelopak mata atas.
Kedipan mata merupakan suatu sistem model yang sangat baik untuk
meneliti tentang pengaturan saraf terhadap gerakan. Mekanisme gerakan kelopak
mata dan pengaturan sarafnya lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti
dibandingkan dengan sebagian besar sistem gerakan lainnya. Namun, kedipan
mata bukanlah suatu komponen yang remeh dari sistem aspek perilaku motorik.
Kedipan mata merupakan penanda dari suatu proses kognitif. Kedipan mata
memberikan pengetahuan yang cepat tentang perilaku motorik, dan pusat saraf
yang lebih tinggi memiliki kontrol yang signifikan terhadap proses pengedipan
mata. Dengan demikian, penelitian tentang mekanisme pengontrolan batang otak
terhadap proses pengedipan mata dapat memberikan wawasan baru tentang
bagaimana sistem saraf menginisiasi dan mengatur perilaku motorik.